Kelompok 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Usman
Supriyadi
Musrifah Tahar
Diana Sanda Salu
Fauziah Nur Usfa
Rismauli Simanjuntak
H311 12 007
H311 13 013
H311 13 035
H311 13 311
H311 13 326
H311 13 504
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR
Tiada untaian kata yang lebih indah selain ucapan syukur ke hadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan karunia, taufik, hidayah, serta inayah-Nya,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tidak lupa pula senantiasa kita
panjatkan salawat serta salam kepada junjungan dan panutan kita Muhammad
SAW. Dalam
penyusunan
makalah
ini,
disadari
bahwa
dalam
tahap
PENYUSUN
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULi
KATA PENGANTAR.ii
DAFTAR ISI...iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........1
1.2 Rumusan Masalah...........2
1.3 Tujuan.....................2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Rumput Laut........................... ...3
2.2 Rumput laut (Eucheuma spinosum)............................................................6
2.3 Rumput laut (Eucheuma spinosum) Sebagai Anti Bakteri.............8
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan...13
3.2 Saran.....13
DAFTAR PUSTAKA.....iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan panjang garis pantai 81.000
km serta terdiri dari 70% perairan dan 30% daratan merupakan kawasan pesisir
lautan yang memiliki berbagai sumber daya hayati yang sangat besar
dan beragam. Berbagai sumber daya hayati tersebut merupakan potensi
pembangunan yang sangat penting sebagai sumber-sumber pertumbuhan
ekonomi baru.Indonesia merupakan pemasok utama rumput laut dunia yaitu
sekitar 60-70 % kebutuhan pasar dunia (Fatmawati, dkk., 2013).
Indonesia mempunyai potensi yang baik untuk mengembangkan dan
memanfaatkan kekayaan lautnya, termasuk rumput laut (Sulistyowati, 2003).
Rumput laut memiliki kandungan metabolit primer dan sekunder. Kandungan
metabolit primer seperti vitamin, mineral, serat, alginat, karaginan dan agar
banyak dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik untuk pemeliharaan kulit. Selain
kandungan primernya yang bernilai ekonomis, kandungan metabolit sekunder
dari rumput laut berpotensi sebagai produser metabolit bioaktif yang beragam
dengan aktivitas yang sangat luas sebagai antibakteri, antivirus, antijamur dan
sitotastik (Zainuddin dan Malina, 2009)
Rumput laut sudah banyak dibudidayakan dengan tujuan untuk memenuhi
permintaan pasar yang terus meningkat. Eucheuma spinosum merupakan salah
satu jenis algae merah menghasilkan karagenan yang banyak dimanfaatkan
dalam bidang
budidaya dilakukan secara intensif akan memberikan hasil yang baik, yaitu
meningkatnya produksi dan ekspor rumput laut.
Pencegahan terhadap serangan infeksi
dapat
dilakukan
dengan
dari
senyawa
bioaktif
salah satunya dari rumput laut. Senyawa bioaktif diperoleh dengan cara ekstraksi.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan dengan pelarut yang melibatkan
perpindahan zat terlarut ke dalam pelarut. Maka disusunlah makalah ini untuk
mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak kasar rumput laut terhadap bakteri uji
M. Tuberculosis
karboksilat
dapat
menghambat
pertumbuhan M. Tuberculosis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sifat Eucheuma Spinosum sebagai anti mikroba.
2. Untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam
Eucheuma spinosum dan cara mengidentifikasinya.
3. Untuk mengetahui kereaktifat senyawa Triterpenoid Asam karboksilat
terhadap M. Tuberculosis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Rumput Laut
Rumput laut (seaweed) adalah ganggang berukuran besar (macroalgae)
yang merupakan tanaman tingkat rendah dan termasuk kedalam divisi thallophyta.
Dari segi morfologinya, rumput laut tidak memperlihatkan adanya perbedaan
antara akar, batang dan daun, Secara keseluruhan, tanaman ini mempunyai
morfologi yang mirip, walaupun sebenarnya berbeda. Bentuk-bentuk tersebut
sebenarnya hanyalah thallus belaka. Bentuk thallus rumput laut ada bermacammacam, antara lain bulat, seperti tabung, pipih, gepeng, dan bulat seperti kantong
dan rambut dan sebagainya (Alam, 2011).
Thallophyta adalah tanaman yang morfologinya hanya terdiri dari thallus,
tanaman ini tidak mempunyai akar, batang dan daun sejati. Fungsi ketiga bagian
tersebut digantikan oleh thallus. Tiga kelas utama rumput laut dari thallophyta
adalah Rhodophyceae (ganggang merah), Phaeophyceae (ganggang coklat),
Chlorophyceae (ganggang hijau) yang ketiganya dibedakan oleh kandungan
pigmen dan klorofil. Rhodophyceae yang umumnya berwarna merah, coklat, nila
dan bahkan hijau mempunyai sel pigmen fikoeritrin. Phaeophyceae umumnya
berwarna kuning kecoklatan karena selselnya mengandung klorofil a dan c.
Chlorophyceae umumnya berwarna hijau karena sel-selnya mengandung klorofil a
dan b dengan sedikit karoten (Alam, 2011).
Rumput laut bukanlah suatu hal yang asing. Bagi masyarakat yang
bermukim di daerah pesisir, masyarakat telah mengenal dan memanfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai bahan obat tradisonal maupun bahan
makanan. Adanya kemajuan teknologi dibidang penelitian rumput laut,
mendorong pemanfaatan rumput tidak terbatas pada aspek kesehatan tetapi
memasuki ke segala bidang (Siregar, dkk., 2012).
Rumput laut merupakan multiseluler yang berpotensi sebagai sumber daya
terbarukan dibidang lingkungan maupun komersil. Rumput laut mengandung
senyawa bioaktif farmakologi penting seperti, flavonoid, karatenoid, protein, serat
makanan, asam lemak esensial, vitamin dan mineral. Rumput laut saat ini banyak
digunakan sebagai suplemen makanan diet dalam kehidupan sehari-hari dan
mengatur kesehatan manusia dengan mengendalikan berbagai kondisi patogen. Di
akhir jalur metabolisme jika terdapat jumlah radikal bebas yang berlebih akan
berbahaya bagi manusia dan akan merusak sel (Foon, dkk., 2013).
Rumput laut mempunyai fungsi baik secara langsung maupun tidak
langsung. Secara langsung atau dikenal secara ekologi rumput laut menyediakan
makanan bagi ikan dan invertebrta terutama thallus muda. Sedangkan secara
tidak
langsung
rumput
laut
digunakan
dalam
berbagai
industri
yaitu
merupakan
yang
digunakan
dalam
uji
klinis untuk aktivitas anti kanker diisolasi dari sumber alami seperti rumput laut
dan rempah-rempah. Sejumlah senyawa aktif seperti flavonoid, terpenoid, dan
alkaloid telah terbukti memiliki aktifitas anti kanker. Menurut laporan dari
National Cancer Institute (NCI), kriteria aktivitas anti kanker untuk ekstrak kasar
tumbuhan adalah IC50<30 g/ml (Sujatha, dkk., 2015).
Menurut Kordi
(2010)
oleh masyarakat pesisir sebagai obat luar, salah satunya sebagai bahan
antiseptik alami. Hasil penelitian menunjukkan potensi rumput laut sebagai
antibakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit infeksi. Salah satu
laut
merah
merupakan
jenis
yang
paling
banyak
di
Eucheuma spinosum termasuk dalam kelas Rhodophyceae atau alga merah dengan
klasifikasi sebagai berikut:.
Kingdom : Plantae
Divisi
: Rhodophyta
Kelas
: Rhodophyceae
Ordo
: Gigartinales
Famili
: Solieracea
Genus
: Eucheuma
hewan dengan lebih dari 150.000 rumput laut ditemukan di zona intertidal
dan perairan tropis lautan, sebagai sumber produk alami. Penelitian hasil
produk alam telah memberikan sejumlah obat dan senyawa baru, yang
diisolasi dari alga laut ditemukan menjadi aktif terhadap MDR TB. Mengingat
potensi dan keanekaragaman hayati flora alami di Indonesia terutama
ganggang laut, penting untuk menjelajahinya untuk prototipe obat baru untuk
penyakit TBC (Ahmad dan Massi, 2013).
Menurut (Ahmad dan Massi, 2013),
13
untuk menetralkan radikal bebas tersebut. Rumput laut merah merupakan salah
satu tanaman yang mengandung anti oksidan yang dapat diperoleh dari ekstrak
pelarut organik (Dotulong, dkk., 2013)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Jenis rumput laut merah (Eucheuma spinosum) mempunyai banyak
manfaat salah satunya dapat digunakan sebagai anti bakteri.
2. Eucheuma spinosum mengandung senyawa metabolit sekunder aktif
yang telah di identifikasi dengan menggunakan FTIR, NMR dan
pengujian titik leleh.
3. Senyawa Triterpenoid Asam Karboksilat yang diisolasi dari rumput
laut merah (Eucheuma spinosum) bersifat aktif terhadap M.
Tuberkulosis.
B. Saran
Dengan
adanya
makalah
ini
diharapkan
para
pembaca
dapat
mengetahui lebih banyak lagi tentang alga merah khususnya Eucheuma spinosum
serta manfaat-manfaatnya guna menambah wawasan untuk pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA