Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH ILMU KEPERAWATAN DASAR II

“KONSEP DASAR NUTRISI DAN


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK A
SILVI TRIANA HELMI (1911311002)
GINA FAYZAH ZEIN (1911311005)
BERLIANA SINTYA PUTRI (1911311008)
ALISA RAHMI (1911311011)
MONIKA DIARA PUTRI (1911311014)
APRIANNUR (1911311017)
HERMA DESMILLENIA BINTARI LIJANG (1911311020)
WESTY AYUNINGTYAS (1911311023)
SILVIA AZNI (1911311025)
SILSA YAHYA YOGIHAZ (1911311029)
DINDA YUNISEL (1911311032)
ELMA SOVIA ZAIDIR (1911311044)
FERAWATI (1911311050)
ROTUA LASTRI MANURUNG (1911311035)
SILSA YAHYA YOGIHAZ (1911311029)
SITI MASITAH (1911311041)
KELAS : 2A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, penulis ucapkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini kiranya tak akan selesai tanpa bantuan dari beberapa pihak yang terus
mendorong penulis untuk menyelesaikannya.

Terima kasih penulis haturkan kepada dosen pembimbing yang senantiasa


membimbing penulis di dalam kelas dan penyusunan makalah ini. Tanpa adanya bimbingan
dari beliau, penulis kiranya tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini. Tak lupa, penulis
juga ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dan membantu
penyelesaian makalah ini. Berbagai bantuan dari kalian membantu penyelesaian makalah ini.

Penyusunan makalah yang berjudul “Konsep Dasar Nutrisi dan Asuhan Keperawatan
pada Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi” memang tidaklah mudah. Sebab, bilamana ada
beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan penulis menghaturkan
permohonan maaf. Sebab, makalah ini tiada sempurna dan masih memiliki banyak
kelemahan. Besar harapan penulis, di kemudian hari, makalah ini bisa menjadi patokan atau
tolak ukur pembuatan makalah selanjutnya. Adapun, penulis juga berharap semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi pembacanya ataupun penulis selanjutnya.

Padang, 1 April 2020

Penulis

Kelompok A
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI ...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................

1.1 Latar Belakang................................................................................


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................
1.3 Tujuan..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................

2.1 Konsep Dasar Nutrisi .....................................................................


2.2 Asuhan Keperawatan Pemenuhan Nutrisi..................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................

3.1 KESIMPULAN ...............................................................................


3.2 SARAN.............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nutrisi merupakan pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi / gizi sangat erat
kaitannya dengan kesehatan yang optimal dan peningkatan kualitas hidup.
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan makanan dan minuman
terhadap kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami penyakit gangguan gizi, di mana
gangguan gizi sendiri adalah sebuah penyakit yang diakibatkan oleh kurangnya zat-zat
vitamin tertentu sehingga mengakibatkan tubuh kita mengalami gangguan gizi.
Nutrisi digunakan untuk makanan sebagai pembentuk energi, dimana setiap jaringan
dalam tubuh bekerja dengan baik. Gizi merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan
perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi
optimal terpenuhi.
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara
asupan nutrisi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel
pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan atau panjang badan, lingkar kepala, lingkar
lengan, dan panjang tungkai. Jika keseimbangan tadi terganggu, dimana keadaan berat
badan lebih rendah daripada berat yang adekuat menurut usianya disebut gizi kurang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah konsep dasar dari nutrisi?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar dari nutrisi.
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang tepat untuk pemenuhan nutrisi.
BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Konsep Dasar Nutrisi

2.1.1 Definisi Nutrisi


Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-
proses kehidupan (Soenarjo,2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses
dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energy,
mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal
setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.
Sedangkan menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti,
absorbs, transportasi, penyimpanan, metabolism dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi.

2.1.2 Jenis-jenis nutrisi


a. Protein
Asupan protein yang cukup diperlukan untuk mendapatkan glikogen yang
nantinya akan diolah menjadi sumber energi tubuh. Mendapatkan asupan
protein yang cukup saat sahur juga akan membuat kamu merasa kenyang lebih
lama. Ini karena protein bernama peptida bekerja menghalangi syaraf MOR
(Muopioid Receptor) yang berfungsi mengirim sinyal lapar kepada otak
sehingga mengonsumsi makanan kaya protein di bulan Ramadan akan
membantumu menjalankan puasa tanpa rasa lapar yang mengganggu.
Asupan protein sendiri bisa didapatkan dari telur, kacang-kacangan, daging,
atau produk susu. Tubuh manusia memerlukan protein setidaknya 10 hingga
20% dari kebutuhan kalori harian.
a. Karbohidrat
Tubuh membutuhkan karbohidrat sebagai sumber energi utama. Tanpa
asupan karbohidrat yang cukup, kamu akan merasa kurang bertenaga dan lesu.
Agar puasa berjalan lancar, pastikan mengonsumsi karbohidrat kompleks
seperti nasi merah, gandum utuh, atau nasi cokelat saat sahur. Sedangkan saat
berbuka, disarankan mengonsumsi jenis karbohidrat sederhana yang mudah
dicerna tubuh agar tubuh dapat kembali berenergi dengan cepat. 
b. Serat
Serat merupakan salah satu nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga tubuh
merasa kenyang lebih lama. Selain itu, serat juga membantu menurunkan
kolesterol dan menjaga keseimbangan kadar gula dalam darah sehingga tubuh
akan menjadi lebih sehat dan terlindungi dari berbagai risiko penyakit. Jenis
makanan yang menjadi sumber serat terbaik adalah sayur-sayuran dan buah
segar. Bahan makanan seperti beras merah dan beras cokelat juga merupakan
sumber serat yang baik, sehingga bisa dijadikan opsi lain untuk memenuhi
kebutuhan serat tubuh. 
c. Lemak
Beberapa orang mungkin menganggap lemak merupakan zat yang rentan
menyebabkan penyakit dan obsesitas. Padahal, lemak sebenarnya tetap
memiliki peran penting untuk menjaga kesehatan tubuh, terutama saat berpuasa.
Lemak yang baik untuk dikonsumsi adalah jenis lemak sehat atau lemak HDL
yang bisa diperoleh dari ikan, biji-bijian, atau minyak zaitun. Tak hanya itu,
beberapa jenis buah segar seperti alpukat juga dapat menjadi sumber HDL.
Pastikan Lemonizen mengolah bahan makanan yang mengandung lemak sehat
dengan cara yang tepat ya, yakni bebas dari gula, garam, dan minyak yang
berlebihan.
d. Vitamin dan Mineral
Tubuh membutuhkan vitamin dan mineral agar metabolisme dapat berjalan
dengan lancar. Di antara sekian banyak jenis vitamin dan mineral, ada beberapa
yang kehadirannya sangat dibutuhkan oleh tubuh, terutama saat Lemonizen
sedang berpuasa. Beberapa di antaranya yakni vitamin C, vitamin A, dan zinc.
Mineral zinc bermanfaat melawan bakteri dan virus penyebab penyakit.
Vitamin C bermanfaat menjaga sistem kekebalan tubuh, dan bisa didapatkan
dari aneka buah segar seperti jeruk, kiwi, atau sayuran. Sementara itu, vitamin
A yang bisa didapatkan dari hati sapi, susu, bayam, atau wortel sangat berguna
untuk menjaga kekebalan tubuh. 

2.1.3 Masalah kebutuhan nutrisi


a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau risiko penurunan berat badan akibat
ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
 Berat badan 10-20% dibawah normal.
 Tinggi badan di bawah ideal.
 Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
 Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
 Adanya penurunan albumin serum.
 Adanya penurunan transferrin.
Kemungkinan penyebab :
 Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker.
 Disfagia karena adanya kelainan persarafan.
 Penurunan absorbs nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.
 Nafsu makan menurun.
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolism secara berlebihan.

Tanda klinis :

 Berat badan berlebih dari 10% berat ideal.


 Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
 Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita.
 Adanya jumlah asupan berlebihan, aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
 Perubahan pola makan.
 Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
c. Obesitas
Merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi keutuhan asupan
kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori .
d. Malnutrisi
Merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak
sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang
cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan
penurunan energy, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain-
lain.
e. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin
atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta
asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
g. Penyakit jantung coroner
Merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung coroner
sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,
obesitas dan lain-lain.
h. Kanker
Merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
i. Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,
ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen,
kedinginan, alergi, dan kelebihan energi.
2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsumsi makanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi
dapat mempengaruhi gizi seseorang.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
tertentu dapat mempengaruhi status gizi.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh
zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi
biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarga dibandingkan
masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
f. Usia
Pada usia 0-10 tahun, kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan
cepat. Hal ini sehubungan dengan faktor pertumbuhan dan perkembangan
yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative
konstan.
g. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolism basal pada laki-laki lebih besar dibandingkan
dengan wanita. Pada laki-laki kebutuhan BMR 1 kkal/kg BB/jam dan pada
wanita 0,9 kkal/kg BB/jam.
h. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh,
semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas
sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
i. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia bisanya gejala
penyakit atau karena efek samping obat.
j. Faktor psikologis
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi
individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai
nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (misalnya susu menyimbolkan
kelemahan dan daging menyimbolkan kekuatan).
k. Alkohol dan obat
Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada
defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelanjakan untuk alkohol daripada
makanan. Alkohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal.
Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi
esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan
mengurangi absorbsi zat gizi di dalam intestine.

2.1.5 Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Nutrisi


Hidayat & Uliyah (2015), Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi adalah sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ
aksesori. Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal,
sedangkan organ aksesori terdiri dari hati, kantong empedu, dan pankreas. Ketiga
organ ini membantu terlaksananya sistem pencernaan makanan secara kimiawi.

1. Saluran Pencernaan
Menurut Amalia (2013), saluran pencernaan terdiri dari, yaitu:
a. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan yang terdiri atas dua
bagian luar (vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, dan pipi, serta bagian
dalam yang terdiri dari rongga mulut.
b. Faring dan esophagus
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang
hidung, mulut, dan laring. Faring berbentuk kerucut dengan bagian terlebar
dibagian atas yang berjalan hingga vertebrae servikal keenam. Faring langsung
berhubungan dengan esophagus, sebuah tabung yang memiliki otot dengan
panjang ±20-25 cm yang terletak di belakang trachea dan di depan tulang
punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang
berhubungan langsung dengan abdomen dan menyambung dengan lambung.
Esophagus merupakan bagian yang menghantarkan makanan dari faring
menuju lambung, bentuknya seperti silinder yang berongga dengan panjang 2 cm.
Kedua ujungnya dilindungi oleh sphincter. Dalam keadaan normal sphincter
bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam lambung.
Keadaan ini bertujuan untuk mencegah gerakan balik ke organ bagian atas, yaitu
esophagus. Proses penghantaran makanan dilakukan dengan kerja peristaltik.
c. Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian atas
(disebut fundus), bagian utama, dan bagian bawah yang horizontal (disebut
antrum pilorik). Lambung ini berhubungan langsung dengan esophagus melalui
orifisium kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik.

Fungsi Lambung, yaitu sebagai berikut :

1. Fungsi motoris adalah menampung makanan, memecsssah makanan menjadi


partikel kecil, dan mencampurnya dengan asam lambung.
2. Fungsi sekreasi dan pencernaan adalah mensekresi pepsinogenrennin, dan
lipase. Pepsinogen diaktifkan oleh HCl menjadi pepsin yang dapat memecah
protein menjadi proteosa dan peptone.
d.  Usus halus
Usus halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar. Usus
halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang ± 2,5 m dalam keadaan
hidup. Pada dinding usus halus, khususnya mukosa, terdapat beberapa nodula
jaringan limfa yang disebut kelenjar soliter yang berfungsi sebagai pelindung
terhadap infeksi. Pada umumnya, fungsi usus halus adalah mencerna dan meng
absorpsi chime dari lambung. Zat makanan yang telah halus diabsorpsi di dalam
usus halus, yakni pada duodenum. Di sini terjadi absorpsi besi, kalsium dengan
bantuan vitamin D, serta vitamin A,D,E dn K dengan bantuan empedu dan asam
folat.
e. Usus besar
Usur besar (kolon) merupakan kelanjutan dari usus halus, mulai dari katup
ileokolik atau ileosaekal sebagai tempat lewatnya makanan. Fungsi utama usus
besar adalah mengabsorsi air (± 90%), elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa.

2. Organ aksesori
Menurut Hidayat dan Uliyah (2015), Organ aksesori terdiri dari, yaitu :
a. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar didalam tubuh yang terletak di bagian paling
atas rongga abdomen, disebelah kanan di bawah diafragma, dan memiliki berat
kurang lebih 1.500 gram (kira-kira 2,5% orang dewasa). Hati terdiri atas dua lobus,
yaitu lobus kanan dan kiri yang dipisahkan oleh ligamen falsiformis. Pada lobus
kanan bagian belakang kantong empedu terdapat sel yang bersifat fagositosis terhadap
bakteri dan benda asing lain dalam darah. Fungsi hati adalah menghasilkan cairan
empedu, fagositosis bakteri, dan benda asing lainnya, memproduksi sel darah merah,
dan menyimpan glikogen.
b. Kantong empedu
Kantong empedu merupakan sebuah organ berbentuk seperti kantong yang
terletak dibawah kanan hati atau lekukan permukaan bawah hati sampai pinggiran
depan yang memiliki panjang 8-12 cm dan berkapasitas 40-60 cm3.
Fungsi kantong empedu adalah tempat menyimpan cairan empedu,
memekatkan cairan empedu yang berfungsi memberi pH sesuai dengan pH optimum
enzim-enzim pada usus halus, mengemulsi garam-garam empedu, mengelmusi lemak,
mengekskresi beberapa zat yang tak digunakan oleh tubuh, dan memberi warna pada
feses, yaitu kuning kehijau-hijauan (dihasilkan oleh pigmen empedu). Cairan empedu
mengandung air, garam empedu, lemak, kolesterol, pigmen fosfolipid, dan sedikit
protein.
c. Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar yang strukturnya sama seperti kelenjar ludah
dan memiliki panjang kurang lebih 15 cm. Pankreas memiliki dua fungsi, yaitu fungsi
eksokrin yang dilaksanakan oleh sel sekretori yang membentuk getah pankreas berisi
enzim serta elektrolit dan fungsi endokrin yang tersebar diantara alveoli pankreas.
2.1.6 Cara Pemberian Nutrisi
1. Nutrisi enteral

Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi diberikan
melaui tube ke dalam lambung (gastric tubuh), nasogastrik tube (NGT), atau
jejunum dapat secara manual maupun dengan bantuan pompa mesin (At Tock,
2007).

Menurut Wiryana (2007), nutrisi enteral adalah faktor resiko independent


pnemoni nosokomial yang berhubungan dengan ventilasi mekanik. Cara
pemberian sedini mungkin dan benar nutrisi enteral akan menurunkan kejadian
pneumonia, sebab bila nutrisi enteral yang diberikan secara dini akan membantu
memelihara epitel pencernaan, mencegah peningkatan distensi gaster, kolonisasi
kuman, dan regurgitasi.

Posisi pasien setengah duduk dapat mengurangi resiko regurgitasi aspirasi.


Diare sering terjadi pada pasien di Intensif Care Unit (ICU) yang mendapat 
nutrisi enteral, penyebabnya multifaktorial, termasuk terapi antibiotik, infeksi
clostridium difficile, impaksi feses, dan efek tidak spesifik akibat penyakit kritis.
Komplikasi metabolik yang paling sering berupa abnormalitas elektrolit dan
hiperglikemi (Wiryana, 2007).

2. Nutrisi Parenteral

Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan


langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan (Wiryana,
2007). Nutrisi parenteral diberikan apabila usus tidak dipakai karena suatu hal,
misanya : malformasi kongenital intestinal, enterokolitis nekrotikans, dan distress
repsirasi berat. Nutrisi parsial parenteral diberikan apabila usus dapat dipakai,
tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi untuk pemeliharaan dan
pertumbuhan (Setiati, 2000).
Tunjangan nutrisi perenteral diindikasikan bila asupan enteral tidak dapat
dipenuhi dengan baik. Terdapat kecenderungan untuk memberikan nutrisi enteral
walaupun parsial dan tidak adekuat dengan suplemen nutrisi parenteral.
Pemberian nutrisi parenteral pada setiap pasien dilakukan dengan tujuan untuk
dapat beralih ke nutrisi enteral secepat mungkin. Pada pasian IRIN, kebutuhan
dalam sehari diberikan lewat infus secara kontinyu dalam 14 jam. Monitoring
terhadap faktor biokimia dan klinis harus dilakukan secara ketat. Hal yang paling
ditakutkan pada pemberian nutrisi parenteral total (TPN) melalui vena sentral
adalah infeksi (Ery Leksana, 2000).

Berdasarkan cara pemberian nutrisi parenteral dibagi atas :

a. Nutrisi parenteral sentral (untuk nutrisi parenteral total)


Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan
nutrisi sepenuhnya melalui cairan infus karena keadaan saluran
pencernaan klien tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan
adalah cairan yang mengandung karbohidrat, seperti Triofusin E 1000,
cairan ini yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan
yang mengandung lemak seperti intralipid.
b. Nutrisi parenteral perifer (untuk nutrisi parenteral parsial)
Merupakan pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena.
Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat dipenuhi melalui
interal. Cairannya yang biasa digunakan dalam bentuk dektrosa atau cairan
asam amino.

Indikasi Nutrisi Parenteral :

a. Gangguan absorbsi makanan seperti pada fistula enterokunateus, atresia


intestinal, colitis infeksiosa, obstruksi usus halus.
b. Kondisi dimana usus harus diistirahatkan seperti pada pancreatitis berat,
status pre operatif dengan malnutrisi berat, angina intestinal, diare
berulang.
c. Gangguan motilitas usus seperti pada ileus yang berkepanjangan.
d. Makan, muntah terus-menerus, gangguan hemodinamik, hiperemisis
gravidarum (Wiryana, 2007).
2.2 Asuhan Keperawatan pada Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
2.2.1 Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat
meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum
yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.

1. Riwayat makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola
makanan, tipe makanan yang dihindari atau diabaikan, makanan yang lebih
disukai, yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan
untuk sekarang dan rencana makanan untuk masalah selanjutnya.

2. Kemampuan makanan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makanan, antara
lain kemampuan mengunyah, menelan dan makan sendiri tanpa bantuan orang
lain.
3. Pengetahuan tentang nutrisi
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan
tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.
4. Nafsu makan, jumlah asupan
5. Tingkat aktivitas
6. Pengonsumsian obat
7. Penampilan fisik
Penampilan fisik dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik dalam aspek-
aspek berikut :

 Rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering dan tidak
mengalami kebotakan bukan karena faktor usia.
 Daerah diatas kedua pipi dan bawah kedua mata tidak berwarna gelap.
 Mata cerah dan tidak ada rasa sakit atau penonjolan pembuluh darah.
 Daerah bibir tidak kering, pecah-pecah ataupun mengalami
pembengkakan.
 Lidah berwarna gelap, tidak berwarna merah terang dan tidak ada luka
pada permukaannya.
 Gusi tidak bengkak, tidak mudah berdarah dan gusi yang mengelilingi
gigi harus rapat serta erat tidak tertarik kebawah sampai dibawah
permukaan gigi.
 Gigi tidak berlubang dan tidak berwarna.
 Kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak kemerahan atau
tidak terjadi pendarahan yang berlebihan.
 Kuku jari kuat dan berwarna merah muda.
8. Pengukuran Antropometri
Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar
lengan.
9. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, HB
glukosa, elektrolit, dll.

2.2.2 Diagnosis Keperawatan


A. Analisis data

Data focus Etiologi Problem


Ds : Ketidakmampuan Ketidakseimbangan nutrisi
-Mengeluh badan memasukan makanan kurang dari kebutuhan
panas tubuh
- Mual muntah
- Tidak nafsu makan
Do :
- Klien tampak lemas
- Klien tampak pucat
- BMI = 19,5
- BB awal = 55 kg
- BB sekarang = 50 kg

Ds : Gangguan pernafasan Gangguan menelan


- Klien mengeluh
sakit perut
- Klien mengatakan
mual
- Nyeri dada
- Sakit tenggorokan

Do :
- Batuk
- Pucat
- Muntah
- Edema
- RR 90x/menit

B. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan NOC NIC

Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan Nutrition management :


kurang dari kebutuhan keperawatan selama 1x24
 Kaji adanya alergi
tubuh dan ketidakmampu- jam diharapkan nutrisi
makanan
an memasukkan makanan klien dapat terpenuhi
 Kolabirasi dengan ahli
Kriteria hasil : gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan
Indikator IR ER
nutrisi yang
Intake zat 3 5
dibutuhkan pasien
gizi
 Anjurkan pasien untuk
(nutrien)
meningkatkan protein
Energi 4 5 dan vitamin C
Berat badan 3 5  Berikan makanan

Keterangan : yang terpilih (sudah


dikonsultasikan
1. Keluhan ekstrim
dengan ahli gizi)
2. Keluhan berat
 Monitor jumlah nutrisi
3. Keluhan sedang
dan kandungan kalori
4. Keluhan ringan
 Berikan informasi
5. Tidak ada keluhan tentang kebutuhan
nutrisi

Gangguan menelan Setelah dilakukan tindakan Swallowing therapy :


berhubungan dengan keperawatan selama 1x24
 Monitor lidah
gangguan pernafasan jam diharapkan kemampu-
pergerakan pasien saat
an menelan pasien normal.
makan
Kriteria hasil : swallowing  Instruksikan pasien
status untuk membuka dan
menutup mulut saat
Indikator IR ER
persiapan makan
Mempertah 3 5
 Bantu posisikan
ankan
kepala pasien untuk
makanan di
persiapan menelan
mulut
 Bantu pasien duduk
Kemampua 4 5 dengan posisi tegak
n menerima  Pantau tanda dan
makanan gejala aspirasi
Batuk 3 5

Kemampua
n
mengunyah

Keterangan :

1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

2.2.3 Pelaksanaan (tindakan) Keperawatan


1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nutrisi melalui oral ini merupakan tindakan keperawatan
yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi
secara sendiri dengan cara membantu memberikan makan/nutrisi melalui oral
(mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan
selera makan pada pasien.

a. Alat dan bahan :


 Piring
 Sendok
 Garpu
 Gelas
 Serbet
 Mangkok cuci tangan
 Pengalas
 Jenis diet

b. Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi pasien
4. Pasang pengalas
5. Anjurkan pasien berdoa sebelum makan
6. Bantu untuk melakukan dengan cara menyuapkan secara sedikit demi
sedikit dan berikan minuman sesudah makan.
7. Setelah makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan untuk duduk
sebentar.
8. Catat hasil atau respon pemenuhan terhadap makanan.
9. Cuci tangan

2. Pemberian nutrisi melalui Pipa Penduga / Lambung


Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang
tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak mampu
menelan dengan cara memberi makanan melalui pipa lambung atau pipa
penduga. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhaan nutrisi pasien.
Alat dan bahan :

a. Alat penduga dalam tempatnya


b. Corong spui
c. Spuit 20 cc
d. Pengals
e. Bengkok
f. Plester, gunting
g. Makanan dalam bentuk cair
h. Air matang
i. Obat stetoskop
j. Klem
k. Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
l. Vaselin

Prosedur kerja :

a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Atur posisi pasien dengan posisi semi fowler
d. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada.
e. Letakkan bengkok didekat pasien
f. Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari
epigustrium sampai hidung kemudian di bengkokkan ke telinga dan beri tanda
batasnya.
g. Berikan vaselin atau pelikan pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut,
lalu masukkan melalui hidung secara perlahan – lahan sambil pasien
dianjurkan untuk menelannya.
h. Tentukan apakah pipa – pipa tersebut benar – benar sudah masuk ke lubang
dengan cara :
 Menekan ujung selang yang sudah diklem ke dalam baskom yang
sudah terisi air (klem dibuka), perhatikan bila ada gelembung maka
pipa masuk ke dalam lambung. Setelah itu, diklem dan dilipat kembali.
 Masukkan udara dengan spuit ke lambung melalui pipa tersebut dan
dengarkan melalui stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi berarti
pipa tersebut sudah masuk, setelah itu keluarkan udara yang ada di
dalam sebanyak jumlah yang dimasukkan.
 Setelah selesai, pasang corong atau spuit pada pangkal paha
i. Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan cara
dituangkan pada pangkal paha.
j. Masukkan air matang 15 cc pada awal dengan cara di tuangkan lewat
pinggirnya.
k. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila da obat
masukan beri minum pipa penduga klien.
l. Cata hasil atau respon pasien sebelum pemberian makanan.
m. Cuci tangan

3. Naso Gastric Tube (NGT)


Digunakan untuk:
 Mengurangi isi perut dengan cara menghisap apa yang ada di dalam
lambung (cairan, udara, darah).
 Untuk memasukkan cairan (memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi)
 Untuk membantu memudahkan diagnose klinik melalui analisa substansi
isi lambung.
Indikasi :

1. Pasien dengan distensi abdomen karena gas, darah, atau cairan.


2. Keracunan makanan atau minuman.
3. Pasien yang membutuhkan nutrisi melalui NGT.
4. Untuk diagnosis atau analisis lambung.
5. Persiapan oprasi dengan general anestesi.

Kontra indikasi :

1. Pasien dengan riwayat esophageal stricture dan esophageal fracture.


2. Pasien dengan gatric by pass surgery.
3. Pasien koma (tanpa tindakan oproteksi airway).
4. Pasien dengan maxilo facial injuri atau anterior fossa skull fracture.

4. Pengukuran Antropometri
Pengukuran antropometri ialah pengukuran yang digunakan untuk
menentukan keadaan gizi seseorang. Agar memperoleh hasil yang tepat,
diperlukan suatu patokan sebagai pedoman. Adapun pedoman antropometri
bagi penentuan gizi merupakan parameter yang dipilih dan dianjurkan serta
memiliki penilaian terhadap usia, berat badan, panjang badan / tinggi badan,
lingkar lengan atas.
Pengukuran ini menggunakan standar referensi untuk Indonesia.
Batasan usia yang digunakan bulan usia penuh (completed month).
Penimbangan atau pengukuran berat badan, macam atau jenis timbangan berat
badan, timbangan injak otomatis atau tidak otomatis, timbangan untuk bayi
otomatis atau tidak otomatis, timbangna gantung, timbangan yang lengkap
dengan pengukur tinggi badan.
a. Cara menggunakan timbangan :
1) Timbangan diletakkan di tempat yang rata, sedangkan timbangan gantung
digantung pada dahan atau palang rumah yang kuat dan di pasang celana
timbangan.
2) Timbangan disetel sampai menunjukan angka (0).
3) Timbangan bayi diberi pengalas, dan ditimbang berapa beratnya,
kemudian dicatat. Bila bayi ditimbang usahakan dalam keadaan tidak
berpakaian atau memakai baju yang berbahan dasar ringan. Sandal atau
sepatu dibuka.
4) Waktu ditimbang bayi atau anak dalam keadaan tenang, pada anak yang
sulit ditimbang dapat dilakukan penimbangan pada ibunya terlebih dahulu,
kemudian ibu bersama anaknya.
5) Anak berdiri di tengah–tengah timbangan tanpa menggenggam atau
menyentuh sesuatu.
6) Ketelitian penimbangan 1.0 kg.
7) Setelah di krtahui beratnya kemudian dicatat.

b. Cara mengukur panjang atau tinggi badan anak / remaja


1. Sepatu atau sandal di buka.
2. Anak berdiri tegak, kaki sejajar dengan alat pengukur, tumit, bokong dan
bagian kepala belakang menempel ke dinding atu tiang dengan sikap tegak
memandang ke depan.
3. Letakkan penggaris di atas puncak kepala sehingga membentuk sudut siku
– siku dengan didnding atutiang pengukur.
4. Lihat hasilnya dan catat.
5. Ketelitian 1 cm.

Cara interpretasi hasil pengukuran yang di oeroleh di cocokkan dengan


standar referensi apabila 85% tinggui badan termasuk gizi normal. Apabila
70% - 85% termasuk gizi kurang. Apabila 70% tinggi badan termasuk gizi
buruk.
1) Pengukuran lingkar lengan atas.
2) Di ukur padapertengahan lengan kiri bagian atas.
3) Lengan dalam keadaan tergantung bebas.
4) Pita pengukur di pasang melingkari lengan, tidak longgar dan tidak ketat

c. Pengukuran antropometri pada bayi

Cara menggunakannya :

1. Pita AB di lingkari dibagian lengan atas yang kiri, tangan dalam keadaan
lurus ke bawah
2. Ujung B masuk lubang 0 (titik 0)
3. B ditarik sehingga pas melingkar lengan
Cara membaca pita :

a. Bila lingkar lengan di bawah angka 12 cm (warna merah ) termasuk gizi buruk
b. Bila lingkar lengan atas antara 12 – 13,5 cm (warna kuning ) termasuk gizi
kurang
c. Bila lingkar lengan atas diatas angka 13,5 cm (warna hijau) termasuk gizi
normal.

2.2.4 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam :
1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukan dengan adanya kemampuan dalam
makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari
kebutuhan
2. Terpenuhi kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda
kekurangan atau kelebihan berat badan
3. Mempertahannkan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan
adanya prosespencernaan makanan yang adekuat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Nutrisi merupakan pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan.

Nutrisi merupakan kebutuhan umum pasien kritis dan nutrisi enteral lebih baik dari
parenteral karena lebih mudah, murah, aman, fisiologis dan penggunaan nutrient oleh
tubuh lebih efisien. Pemberian nutrisi bisa melalui oral, pemberian nutrisi melalui NGT
dan pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri adalah pengukuran yang
digunakan untuk menentukan keadaan gizi seseorang. Agar memperoleh hasil yang tepat,
diperlukan suatu patokan sebagai pedoman.

3.2 Saran
Diharapkan pembaca mampu memberikan kritik dan saran kepada penulis yang
bersifat membangun. Untuk memperbaiki dalam penulisan maupun pengetahuan isi
makalah.

3.1
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta
: Salemba Medika.

Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta : EGC.

Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta :EGC.

Sulistia Rini. 2016. Askep kebutuhan nutrisi. di https : // www .slideshare .net /chulie
csztstefanerszt/askep-kebutuhan-nutrisi ( di akses pada tanggal 30 maret ).

Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar dan Proses Keperawatan. Edisi 3. Jakarta :
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai