Kelompok A (Tugas Ikd Ii Nutrisi Dan Askep)
Kelompok A (Tugas Ikd Ii Nutrisi Dan Askep)
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK A
SILVI TRIANA HELMI (1911311002)
GINA FAYZAH ZEIN (1911311005)
BERLIANA SINTYA PUTRI (1911311008)
ALISA RAHMI (1911311011)
MONIKA DIARA PUTRI (1911311014)
APRIANNUR (1911311017)
HERMA DESMILLENIA BINTARI LIJANG (1911311020)
WESTY AYUNINGTYAS (1911311023)
SILVIA AZNI (1911311025)
SILSA YAHYA YOGIHAZ (1911311029)
DINDA YUNISEL (1911311032)
ELMA SOVIA ZAIDIR (1911311044)
FERAWATI (1911311050)
ROTUA LASTRI MANURUNG (1911311035)
SILSA YAHYA YOGIHAZ (1911311029)
SITI MASITAH (1911311041)
KELAS : 2A
Pertama-tama, penulis ucapkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini kiranya tak akan selesai tanpa bantuan dari beberapa pihak yang terus
mendorong penulis untuk menyelesaikannya.
Penyusunan makalah yang berjudul “Konsep Dasar Nutrisi dan Asuhan Keperawatan
pada Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi” memang tidaklah mudah. Sebab, bilamana ada
beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan penulis menghaturkan
permohonan maaf. Sebab, makalah ini tiada sempurna dan masih memiliki banyak
kelemahan. Besar harapan penulis, di kemudian hari, makalah ini bisa menjadi patokan atau
tolak ukur pembuatan makalah selanjutnya. Adapun, penulis juga berharap semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi pembacanya ataupun penulis selanjutnya.
Penulis
Kelompok A
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Nutrisi merupakan pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi / gizi sangat erat
kaitannya dengan kesehatan yang optimal dan peningkatan kualitas hidup.
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan makanan dan minuman
terhadap kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami penyakit gangguan gizi, di mana
gangguan gizi sendiri adalah sebuah penyakit yang diakibatkan oleh kurangnya zat-zat
vitamin tertentu sehingga mengakibatkan tubuh kita mengalami gangguan gizi.
Nutrisi digunakan untuk makanan sebagai pembentuk energi, dimana setiap jaringan
dalam tubuh bekerja dengan baik. Gizi merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan
perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi
optimal terpenuhi.
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara
asupan nutrisi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel
pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan atau panjang badan, lingkar kepala, lingkar
lengan, dan panjang tungkai. Jika keseimbangan tadi terganggu, dimana keadaan berat
badan lebih rendah daripada berat yang adekuat menurut usianya disebut gizi kurang.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar dari nutrisi.
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang tepat untuk pemenuhan nutrisi.
BAB II
KERANGKA TEORI
Tanda klinis :
1. Saluran Pencernaan
Menurut Amalia (2013), saluran pencernaan terdiri dari, yaitu:
a. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan yang terdiri atas dua
bagian luar (vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, dan pipi, serta bagian
dalam yang terdiri dari rongga mulut.
b. Faring dan esophagus
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang
hidung, mulut, dan laring. Faring berbentuk kerucut dengan bagian terlebar
dibagian atas yang berjalan hingga vertebrae servikal keenam. Faring langsung
berhubungan dengan esophagus, sebuah tabung yang memiliki otot dengan
panjang ±20-25 cm yang terletak di belakang trachea dan di depan tulang
punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang
berhubungan langsung dengan abdomen dan menyambung dengan lambung.
Esophagus merupakan bagian yang menghantarkan makanan dari faring
menuju lambung, bentuknya seperti silinder yang berongga dengan panjang 2 cm.
Kedua ujungnya dilindungi oleh sphincter. Dalam keadaan normal sphincter
bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam lambung.
Keadaan ini bertujuan untuk mencegah gerakan balik ke organ bagian atas, yaitu
esophagus. Proses penghantaran makanan dilakukan dengan kerja peristaltik.
c. Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian atas
(disebut fundus), bagian utama, dan bagian bawah yang horizontal (disebut
antrum pilorik). Lambung ini berhubungan langsung dengan esophagus melalui
orifisium kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik.
2. Organ aksesori
Menurut Hidayat dan Uliyah (2015), Organ aksesori terdiri dari, yaitu :
a. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar didalam tubuh yang terletak di bagian paling
atas rongga abdomen, disebelah kanan di bawah diafragma, dan memiliki berat
kurang lebih 1.500 gram (kira-kira 2,5% orang dewasa). Hati terdiri atas dua lobus,
yaitu lobus kanan dan kiri yang dipisahkan oleh ligamen falsiformis. Pada lobus
kanan bagian belakang kantong empedu terdapat sel yang bersifat fagositosis terhadap
bakteri dan benda asing lain dalam darah. Fungsi hati adalah menghasilkan cairan
empedu, fagositosis bakteri, dan benda asing lainnya, memproduksi sel darah merah,
dan menyimpan glikogen.
b. Kantong empedu
Kantong empedu merupakan sebuah organ berbentuk seperti kantong yang
terletak dibawah kanan hati atau lekukan permukaan bawah hati sampai pinggiran
depan yang memiliki panjang 8-12 cm dan berkapasitas 40-60 cm3.
Fungsi kantong empedu adalah tempat menyimpan cairan empedu,
memekatkan cairan empedu yang berfungsi memberi pH sesuai dengan pH optimum
enzim-enzim pada usus halus, mengemulsi garam-garam empedu, mengelmusi lemak,
mengekskresi beberapa zat yang tak digunakan oleh tubuh, dan memberi warna pada
feses, yaitu kuning kehijau-hijauan (dihasilkan oleh pigmen empedu). Cairan empedu
mengandung air, garam empedu, lemak, kolesterol, pigmen fosfolipid, dan sedikit
protein.
c. Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar yang strukturnya sama seperti kelenjar ludah
dan memiliki panjang kurang lebih 15 cm. Pankreas memiliki dua fungsi, yaitu fungsi
eksokrin yang dilaksanakan oleh sel sekretori yang membentuk getah pankreas berisi
enzim serta elektrolit dan fungsi endokrin yang tersebar diantara alveoli pankreas.
2.1.6 Cara Pemberian Nutrisi
1. Nutrisi enteral
Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi diberikan
melaui tube ke dalam lambung (gastric tubuh), nasogastrik tube (NGT), atau
jejunum dapat secara manual maupun dengan bantuan pompa mesin (At Tock,
2007).
2. Nutrisi Parenteral
1. Riwayat makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola
makanan, tipe makanan yang dihindari atau diabaikan, makanan yang lebih
disukai, yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan
untuk sekarang dan rencana makanan untuk masalah selanjutnya.
2. Kemampuan makanan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makanan, antara
lain kemampuan mengunyah, menelan dan makan sendiri tanpa bantuan orang
lain.
3. Pengetahuan tentang nutrisi
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan
tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.
4. Nafsu makan, jumlah asupan
5. Tingkat aktivitas
6. Pengonsumsian obat
7. Penampilan fisik
Penampilan fisik dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik dalam aspek-
aspek berikut :
Rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering dan tidak
mengalami kebotakan bukan karena faktor usia.
Daerah diatas kedua pipi dan bawah kedua mata tidak berwarna gelap.
Mata cerah dan tidak ada rasa sakit atau penonjolan pembuluh darah.
Daerah bibir tidak kering, pecah-pecah ataupun mengalami
pembengkakan.
Lidah berwarna gelap, tidak berwarna merah terang dan tidak ada luka
pada permukaannya.
Gusi tidak bengkak, tidak mudah berdarah dan gusi yang mengelilingi
gigi harus rapat serta erat tidak tertarik kebawah sampai dibawah
permukaan gigi.
Gigi tidak berlubang dan tidak berwarna.
Kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak kemerahan atau
tidak terjadi pendarahan yang berlebihan.
Kuku jari kuat dan berwarna merah muda.
8. Pengukuran Antropometri
Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar
lengan.
9. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, HB
glukosa, elektrolit, dll.
Do :
- Batuk
- Pucat
- Muntah
- Edema
- RR 90x/menit
B. Diagnosa keperawatan
Kemampua
n
mengunyah
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
b. Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi pasien
4. Pasang pengalas
5. Anjurkan pasien berdoa sebelum makan
6. Bantu untuk melakukan dengan cara menyuapkan secara sedikit demi
sedikit dan berikan minuman sesudah makan.
7. Setelah makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan untuk duduk
sebentar.
8. Catat hasil atau respon pemenuhan terhadap makanan.
9. Cuci tangan
Prosedur kerja :
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Atur posisi pasien dengan posisi semi fowler
d. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada.
e. Letakkan bengkok didekat pasien
f. Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari
epigustrium sampai hidung kemudian di bengkokkan ke telinga dan beri tanda
batasnya.
g. Berikan vaselin atau pelikan pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut,
lalu masukkan melalui hidung secara perlahan – lahan sambil pasien
dianjurkan untuk menelannya.
h. Tentukan apakah pipa – pipa tersebut benar – benar sudah masuk ke lubang
dengan cara :
Menekan ujung selang yang sudah diklem ke dalam baskom yang
sudah terisi air (klem dibuka), perhatikan bila ada gelembung maka
pipa masuk ke dalam lambung. Setelah itu, diklem dan dilipat kembali.
Masukkan udara dengan spuit ke lambung melalui pipa tersebut dan
dengarkan melalui stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi berarti
pipa tersebut sudah masuk, setelah itu keluarkan udara yang ada di
dalam sebanyak jumlah yang dimasukkan.
Setelah selesai, pasang corong atau spuit pada pangkal paha
i. Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan cara
dituangkan pada pangkal paha.
j. Masukkan air matang 15 cc pada awal dengan cara di tuangkan lewat
pinggirnya.
k. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila da obat
masukan beri minum pipa penduga klien.
l. Cata hasil atau respon pasien sebelum pemberian makanan.
m. Cuci tangan
Kontra indikasi :
4. Pengukuran Antropometri
Pengukuran antropometri ialah pengukuran yang digunakan untuk
menentukan keadaan gizi seseorang. Agar memperoleh hasil yang tepat,
diperlukan suatu patokan sebagai pedoman. Adapun pedoman antropometri
bagi penentuan gizi merupakan parameter yang dipilih dan dianjurkan serta
memiliki penilaian terhadap usia, berat badan, panjang badan / tinggi badan,
lingkar lengan atas.
Pengukuran ini menggunakan standar referensi untuk Indonesia.
Batasan usia yang digunakan bulan usia penuh (completed month).
Penimbangan atau pengukuran berat badan, macam atau jenis timbangan berat
badan, timbangan injak otomatis atau tidak otomatis, timbangan untuk bayi
otomatis atau tidak otomatis, timbangna gantung, timbangan yang lengkap
dengan pengukur tinggi badan.
a. Cara menggunakan timbangan :
1) Timbangan diletakkan di tempat yang rata, sedangkan timbangan gantung
digantung pada dahan atau palang rumah yang kuat dan di pasang celana
timbangan.
2) Timbangan disetel sampai menunjukan angka (0).
3) Timbangan bayi diberi pengalas, dan ditimbang berapa beratnya,
kemudian dicatat. Bila bayi ditimbang usahakan dalam keadaan tidak
berpakaian atau memakai baju yang berbahan dasar ringan. Sandal atau
sepatu dibuka.
4) Waktu ditimbang bayi atau anak dalam keadaan tenang, pada anak yang
sulit ditimbang dapat dilakukan penimbangan pada ibunya terlebih dahulu,
kemudian ibu bersama anaknya.
5) Anak berdiri di tengah–tengah timbangan tanpa menggenggam atau
menyentuh sesuatu.
6) Ketelitian penimbangan 1.0 kg.
7) Setelah di krtahui beratnya kemudian dicatat.
Cara menggunakannya :
1. Pita AB di lingkari dibagian lengan atas yang kiri, tangan dalam keadaan
lurus ke bawah
2. Ujung B masuk lubang 0 (titik 0)
3. B ditarik sehingga pas melingkar lengan
Cara membaca pita :
a. Bila lingkar lengan di bawah angka 12 cm (warna merah ) termasuk gizi buruk
b. Bila lingkar lengan atas antara 12 – 13,5 cm (warna kuning ) termasuk gizi
kurang
c. Bila lingkar lengan atas diatas angka 13,5 cm (warna hijau) termasuk gizi
normal.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nutrisi merupakan pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan.
Nutrisi merupakan kebutuhan umum pasien kritis dan nutrisi enteral lebih baik dari
parenteral karena lebih mudah, murah, aman, fisiologis dan penggunaan nutrient oleh
tubuh lebih efisien. Pemberian nutrisi bisa melalui oral, pemberian nutrisi melalui NGT
dan pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri adalah pengukuran yang
digunakan untuk menentukan keadaan gizi seseorang. Agar memperoleh hasil yang tepat,
diperlukan suatu patokan sebagai pedoman.
3.2 Saran
Diharapkan pembaca mampu memberikan kritik dan saran kepada penulis yang
bersifat membangun. Untuk memperbaiki dalam penulisan maupun pengetahuan isi
makalah.
3.1
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta
: Salemba Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta : EGC.
Sulistia Rini. 2016. Askep kebutuhan nutrisi. di https : // www .slideshare .net /chulie
csztstefanerszt/askep-kebutuhan-nutrisi ( di akses pada tanggal 30 maret ).
Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar dan Proses Keperawatan. Edisi 3. Jakarta :
Salemba Medika.