Anda di halaman 1dari 11

“ANGKATAN 45”

Kelompok 3 :
Tani Derita Butar-Butar(200920001)
Reslin(200920003)
A. Pengertian Angkatan 45

Istilah Angkatan 45 pertama kali disebutkan oleh


Rosihan Anwar pada 9 Januari 1949, dalam Majalah
Siasat. Angkatan 45 disebut juga Angkatan
Kemerdekaan.

Dilansir dari pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin,


Angkatan 45 ialah nama yang diberikan kepada para
sastrawan kesusastraan modern indonesia yang
berkarya di sekitar zaman penjajahan Jepang,masa
kemerdekaan dan beberapa tahun sebelumnnya.
Karya Angkatan 45 memiliki kedekatan yang intim
dengan realitas politik. Ini sangat berbeda dengan
Angkatan Pujangga Baru yang cenderung romantik-
idealistik. Lahir dalam lingkungan yang sangat keras
dan memprihatinkan.
B.Ciri-ciri karya sastra Angkatan 45

Ciri-ciri karya sastra Angkatan 45 yang membedakan


dengan periode lainnya adalah sebagai berikut:

Bentuknya bebas, tidak terikat kaidah kebahasaan.

Temanya diangkat dari realitas, sehingga terkesan


natural.

Lebih ekspresif.

Menyiratkan perjuangan memperebutkan


kemerdekaan.
Mendapat banyak pengaruh dari sastra asing

Sastrawan angkatan ini lebih menonjol, dinamis, dan


kritis. Hal ini menyebabkan individualisme mereka tinggi.

Karya sastra dalam bentuk puisi mendominasi angkatan


ini. Maka karya-karyanya menggunakan penghematan
kata.

Mengandung sinisme dan sarkasme terhadap Belanda,


Jepang, maupun pemerintahan yang sewenang-wenang.
C. Karya Sastra Angkatan 45

Beberapa karya sastra yang dihasilkan angkatan 45, di


antaranya adalah sebagai berikut:
Kerikil Tajam (Chairil Anwar)
Deru Campur Debu (Chairil Anwar)

Tiga Menguak Takdir (Asrul Sani, Rivai Apin dan Chairil Anwar)
 Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma ( Idrus)

 Atheia (Achdiat K.
Mihardja)
Katahati dan Perbuatan ( Trisno Sumardjo)

Suling (Utuy Tatang


Sontani)
 Tambera ( Utuy Tatang Sontani)

Anda mungkin juga menyukai