Anda di halaman 1dari 3

Tugas Keterampilan Berbahasa 2:

Analisis penggunaan bahasa (bentuk, piihan kata, kalimat efektif, dan penggunaan ejaan)
penggalan teks berikut ini!
Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa Inggris Problem Based Learning
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi
untuk menyelesaikan masalah itu siswa memerlukan pengetahuan baru untuk dapat
menyelesaikannya. Problem Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah adalah
metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para siswa
belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch,
1995). Problem Based Learning dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk pengembangan
kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan
masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para siswa dalam
peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik. Dua
definisi di atas mengandung arti bahwa PBL merupakan setiap suasana pembelajaran yang diarahkan
oleh suatu permasalahan sehari-hari.
Terdapat tiga ciri utama dari pembelajaran berbasis masalah. Pertama, pembelajaran
berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi
pembelajaran berbasis masalah ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. pembelajaran
berbasis masalah tidak hanya mengharapkan siswa sekedar mendegarkan mencatat, kemudian
menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui pembelajaran berbasis masalah siswa aktif berpikir,
berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitas
pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. pembelajaran berbasis masalah
menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka
tidak mungkin ada proses pebelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan
pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah
adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan
empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu; sedangkan
empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Adapun kriteria pemilihan bahan pelajaran dalam Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu
sebagai berikut.
1. Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu tentang konflik (conflict issue) yang bisa bersumber
dari berita, rekaman video dan yang lainnya.
2. Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa, sehingga setiap siswa dapat
mengikutinya dengan baik.
3. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak
(universal), sehingga terasa manfaatnya.
4. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi yang harus
dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
5. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa perlu untuk
mempelajarinya.
Prinsip dasar impelementasi Problem Based Learning adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran bersifat student-centered yang aktif.
b. Pembelajaran dilaksanakan melalui diskusi kelompok kecil dan semua anggota kelompok
memberikan kontribusinya secara aktif.
c. Diskusi dipicu oleh masalah yang bersifat integrasi interdisiplin yang didasarkan pada
pengalaman/kehidupan nyata.
d. Diskusi secara aktif merangsang siswa untuk menggunakan prior knowledge.
e. Siswa terlatih untuk belajar mandiri dan diharapkan dapat menjadi dasar bagi pembelajaran
seumur hidup.
f. Pembelajaran berjalan secara efisien, karena informasi yang dikumpulkan melalui belajar mandiri
sesuai dengan apa yang dibutuhkannya (need to know basis).
g. Feedback dapat diberikan sewaktu tutorial, sehingga dapat memacu siswa untuk meningkatkan
usaha pembelajarannya;
h. Latihan keterampilan diberikan secara paralel.
Untuk menerapkan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning), perlu
disusun dengan tahapan-tahapan sebagai berikut.
a. Mengorganisasikan siswa terhadap masalah
b. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Herminarto, 2017:48)
Beberapa keuntungan dari pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut
(Johnson & Johnson, 1984: 23-33):
(1) Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah.
Problem Based Learning menekankan siswa terlibat dalam tugas-tugas pemecahan masalah dan
perlunya pembelajaran khusus bagaimana menemukan dan memecahkan masalah. Problem
Based Learning ini membuat siswa lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang
kompleks;
(2) Meningkatkan Kecakapan Kolaboratif.
Pembelajaran Problem Based Learning mendukung siswa dalam kerja tim. Dalam kerja tim ini,
mereka menemukan keterampilan merencanakan, mengorganisasi, negosiasi dan membuat
konsensus isu tugas, penugasan masing-masing tim, pengumpulan informasi dan penyajian.
Keterampilan pemecahan masalah secara kolaboratif kerja tim inilah yang nantinya akan
dipakai ketika bekerja;
(3) Meningkatkan Keterampilan Mengelola Sumber.
Problem Based Learning memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi proyek, alokasi waktu dan sumber-sumber lain untuk penyelesaian tugas.
Hal lain yang menjadi kekurangan Problem Based Learning yaitu meskipun Problem Based
Learning sudah lama diterapkan akan tetapi masih menjadi barang baru di dunia pendidikan
Indonesia. Perlu adanya training dan pelatihan sebelum pelaksanaannya sehingga guru menguasai
proses dan juga tujuan dari PBL dalam pembelajaran itu sendiri (Wagiran, 2017:59).

Anda mungkin juga menyukai