Anda di halaman 1dari 34

PERBANDINGAN PROFIL

KANDUNGAN KIMIA ANTARA


EKSTRAK DAN DEKOKTA DARI
HERBAL SELEDRI (APIUM
GRAVEOLENS L.)
Vitra Sodik
201051065
Pembimbing I
: DR. Tisno
Suwarno DEA., Apt.
Pembimbing II
: Nabil Anas Yamin
S.Si., Apt.
P R O G R AM S T U D I FAR M AS I
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AL KAMAL
JAKARTA
2014

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Menurut Farmakope Indonesia Edisi 4, ekstrak
adalah

sediaan

mengekstraksi

kental
senyawa

yang
aktif

diperoleh
dari

dari

simplisia

nabati atau hewani menggunakan pelarut yang


sesuai, kemudian semua atau hampir semua
pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa

diperlakukan

sedemikian

hingga

memenuhi baku yang telah ditetapkan.


Dekokta

adalah

proses

penyarian

pada

Salah satu tumbuhan yang sering di gunakan


sebagai anti hipertensi adalah Seledri (Apium
graveolens).
Akar dan daun Seledri berkhasiat memacu
enzim

pencernaan

dan

peluruh

kencing

(diuretik), berkhasiat antihipertensi, buah


dan

biji

sebagai

pereda

kejang

(antispasmodik) dan menurunkan kadar asam


urat (antireumatik, gout).

Perumusan
Masalah

Belum pernah dilakukan perbandingan


antara ekstrak dari simplisia seledri
(Apium

graveolens)

yang

dibuat

dengan proses perebusan (dekokta)


dengan proses maserasi.

Penelitian

Batasan
Masalah
ini

dibatasi

pada

pengamatan profil kandungan kimia


antara ekstrak dengan dekokta dari
herbal

seledri

(Apium

graveolens)

menggunakan
Spektrofotometri

metoda
UV-visibel

pengukuran Rf secara KLT.

dan

Tujuan
Penelitian
Untuk
membandingkan
kandungan

kimia

antara

profil
ekstrak

dengan dekokta dari herbal seledri


(Apium graveolens) menggunakan
metoda Spektrofotometri UV-visibel
dan pengukuran Rf secara KLT.

TINJAUAN PUSTAKA

Seledri (Apium graveolens)

Klasifikasi
Divisi
: Magnoliophyta
Super Divisi : Spermatophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub kelas : Rosidae
Ordo
: Apiales
Famili
: Apiaceae
Bangsa : Planteae
Genus
: Apium
Spesies : Apium graveolens L.

Seledri (Apium
graveolens)
Manfaat
Akar dan daun
seledri

Seledri berkhasiat

memacu

enzim

peluruh

kencing

pencernaan

dan

(diuretik)

dan

berkhasiat antihipertensi.
Buah
kejang

dan

biji

sebagai

(antispasmodik)

pereda
dan

Morfologi Seledri (Apium graveolens)


Daun majemuk menyirip, tipis, rapuh,
warna

hijau

kecokelatan;

tua

jumlah

sampai
anak

hijau

daun

sampai 7 helai; panjang anak daun 2


cm sampai 7,5 cm; lebar 2 cm sampai 5
cm.

pangkal

runcing;
sampai

dan

panjang
12,5

cm,

ujung
ibu

anak

daun

tangkai

daun

terputar,

beralur;

Maserasi
Proses penyarian simplisia dengan
menggunakan pelarut yang sesuai
dengan beberapa kali pengadukan
pada suhu kamar.

Dekokta
Dekokta adalah ekstraksi dengan pelarut air
pada temperatur 90c selama 30 menit (Depkes
RI, 2000).

METODOLOGI
PENELITIAN

SKEMA EKSTRAKSI &


DEKOKTA
Simplisia Seledri

Simplisia bersih

Maserat

Ekstrak kental

Simplisia bersih

Dekokta

Ekstrak kental

ALAT PENELITIAN
Alat-alat
rotary
(silica

gelas

laboratorium,

evaporator,
gel

60

plat

F254),

KLT

pompa

vakum, spektrofotometer uv-vis


(Shimadzu 1800 series)

BAHAN
Simplisia yang di pakai pada penelitian ini
adalah seledri (Apium graveolens).
Aquadest, etanol 96%, n-hexana, etil asetat
.

WAKTU DAN TEMPAT


PENELITIAN
TEMPAT
PENELITIAN
Penelitian dilakukan

di

laboratorium

farmasi Institut Sains dan Teknologi AlKamal (ISTA)

WAKTU PENELITIAN
Januari 2014 sampai dengan Maret
2014

HASIL
PENGAMATAN

Ekstrak
Herbal
Seledri

Simplisia
basah berat :
10kg

Rendemen
simplisia kering
terhadap
simplisia basah
= 7/10x100%
Simplisia
kering berat : =70%
7kg

Maserat
volume :
5liter

Ekstrak
seledri
kental ,
volume :

Rendemen
ekstrak kental
terhadap
maserat =
5000ml/1300
ml x 70ml =
269ml/5000ml
= 0.05 x
100%= 5%

Simplisia
basah
berat : 1kg

Volume
dekokta
kasar: 1liter

Di dapat
Volume dekokta
kental : 20ml

Dekokta
Herbal Seledri

Rendemen
dekokta kental
terhadap
dekokta kasar :
20ml / 1000ml
x 100% = 2%

Organoleptis & PH
Identifik
asi
Warna
Bau
Rasa
Bentuk
pH

Ekstrak
Hijau Tua
Khas
aromatik
seledri
Pahit
Cairan
Kental
pH 5,4

Dekokta
Cokelat
Khas
aromatik
seledri
Pahit
Cairan
Kental
pH 5,8

Uji Reaksi Warna


Senya
wa
Saponin
Flavonoid
Tanin

Reage
n

Hasil

Aquadest Buih
HCl
Merah
bata
Frohde Hijau tua
NaOH
Merah
bata
H2SO4 Merah
violet
FeCl3
Biru tua

(+/-)
+
+
+
+
+
+

Uji kadar abu dan susut


pengeringan

Sampel

Susut
Kadar Abu
Pengeringan

Ekstrak

20% b/b

5% b/b

Dekokta

28% b/b

7% b/b

Nb : Kadar abu seledri berdasarkan


literatur Materia Medika <12%

Rendemen
Sampel

Rendemen
ekstrak
terhadap
simplisia
kering

Rendemen
ekstrak
terhadap
simplisia
basah

Ekstrak

70% b/b

5.4% b/b

Dekokta

2% b/b

TABEL Rf (RANGE 0-1)


DENGAN ELUEN ETIL ASETAT

1c
1b

No

RF a

RF b

RF c

0.58

0.72

0.81

0.44

0.62

0.72

2c
2b

1a
2a

Kesimpulan
Dari

hasil

penelitian

disimpulkan
perbedaan
senyawa
yang

profil
kimia

dibuat

maserasi
dibuat

bahwa

dapat
terdapat

kandungan

antar

ekstrak

dengan

dengan
secara

cara

ekstrak

yang

dekokta

Saran
Untuk

bisa

mengidentifikasi

senyawa

secara pasti diperlukan penelitian lebih


lanjut dengan melakukan elusidasi struktur
yang di dalamnya termasuk analisa unsur
(untuk mengetahui komposisi dan unsur
pembentuk

molekul),

spektrofotometri

massa (untuk menentukan fraksi molekul


dan

berat

IR(untuk

molekul),

menentukan

spektrofotometri
gugus

gugus

TERIMA KASIH

Daftar Pustaka

EKSTRAK

Ekstrak adalah sediaan pekat yang


diperoleh dengan mengekstraksi zat
aktif dari simplisia nabati atau simplisia
hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir
semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk tersisa diperlakukan sedemikian
hingga memenuhi baku yang di tetapkan
(Depkes RI, 1995).

PERKOLASI
Adalah ekstraksi dengan pelarut yang
selalu baru sampai terjadi penyarian
sempurna yang umumnya di lakukan
pada temperatur kamar. Proses perkolasi
terdiri dari tahapan pengembangan
bahan, tahap maserasi antara, tahap
perkolasi
sebenarnya(penetesan/penampungan
ekstrak), terus-menerus sampai
diperoleh ekstrak (Depkes RI, 2000).

Kandungan kimia

Seluruh herba seledri mengandung glikosida


apiin (glikosida flavon), isoquersetin, dan
umbelliferon. Juga mengandung mannite, inosite,
asparagine, glutamine, choline, linamarose, pro
vitamin A, vitamin C, dan B. Kandungan asamasam dalam minyak atsiri pada biji antara lain :
asam-asam resin, asam-asam lemak terutama
palmitat, oleat, linoleat, dan petroselinat.
Senyawa kumarin lain ditemukan dalam biji,
yaitu bergapten, seselin, isomperatorin, osthenol,
dan isopimpinelin(Sudarsono dkk., 1996).

Anda mungkin juga menyukai