Anda di halaman 1dari 6

Kelompok : B1

Prodi : S1 Keperawatan Semester 6


Nama : Fetti Nur Diyanti
Nim : 119041 / B

Modul C1-10 Keperawatan Komunitas

SKENARIO
Seorang perempuan, 72 tahun memiliki riwayat penyakit athritis sejak 2 tahun yang lalu. Lansia mengatakan
sering bengkak di area lutut sehingga susah untuk berjalan. Saat ini perawat sedang melakukan pengkajian
dengan menggunakan pengkajian khusus pada lansia. Hasil pengkajian: klien tinggal bersama anak dan
cucunya, kondisi rumah berantakan, dan penerangan kurang. Apakah intervensi keperawatan yang tepat bagi
klien?

SESI PERTAMA :

STEP 1
1. Arthritis (vety) : arthritis merupakan radang sendi (azizah)

2. Lasia ( Erlike ) : Lansia merupakan orang yang berusia lebih dari 60th (anggun)

STEP II

1. Apa yang menyebabkan bengkak pada area lutut sehingga lansia susah berjalan? (erlike,ira,dewi mur)

2. Intervensi apa yang dilakukan untuk pasien yang susah berjalan? (putri)

3. Cara mencegah pasien susah berjalan? (ira)

4. berdasarkan hasil pengkajian pada kasus, apa masalah yang dapat muncul? (aggu)

5. Pengkajian khusus seperti apa yang dilakukan pada lansia? (ririn)

6. Setelah melihat riwayat kesehatan masalalu pasien menderita arthritis, apa yang sudah di lakukan
perawat untuk mengatasi masalah tersebut? (tita)
STEP III

1. - Kurangnya protein, albumin dalam darah (diah)

- Dikarenakan pasien mengalami peradangan sendi (atritis) (meli)

2. - melatih ROM (novisa)

- Fasilitasi mobilisasi pasien(tita)

- kompres air hangat (ira )

3. -Melakukan olahraga rutin, 30 menit setiap hari (dafid )

- ruti senam lansia (erlike)

- Terapi diit tinggo protein dan juga kalsium (melia)

- makan,makanan yang mengandung protein (ira)

4. – Ganggua moilisasi fisik (tita)

5. - pengkajian khusus lansia dapat menggunakan instrumen pengkajian keperawatan gerontik dengan
melakukan wawancara mendalam (anggun)

- Pengkajian rom ( putri)

6. - Menghindari aktivitas berlebihan dan terus-menerus, yang melibatkan persendian. ( ririn)

- Memberikan edukasi pendkes terkait penyakit yang dialaminya kepada keluarga dan pasien (melia)

STEP IV

Pasien mengalami peradangan sendi di karenakan kurang nya protein dan albumin dalam darah

pembengkakan lutut pada pasien disebabkan oleh peradangan sendi (arthritis)

Diberikan Fasilitas mobilisasi pasien berupa kompres air hangat dan melatih Room

Melakukan olahraga rutin 30 menit setiap hari, rutin melakukan senam lansia, terapi diit tinggi
protein dan juga kalsium, itu dapat mencegah lansia yang susah berjalan

Masalah yang dapat muncul dalam kasus tersebut adalah gangguan mobilitas fisik

Pengkajian khusus yang dilakukan pada lansia yaitu dapat menggunakan instrumen
pengkajian keperawatan gerontik dengan cara melakukan wawancara yang mendalam

Pengkajian rom termasuk pengkajian khusus yang bisa dilakukan pada pasien tersebut
Yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah tersebut setelah mengetahui riwayat
kesehatan lalu Menghindari aktivitas berlebihan dan terus menerus yang melibatkan persendian

setelah melihat riwayat kesh masalalu pasien ,perawat melakukan tindakan edukasi, penkes
terkait penyakit yang dialami kepada keluarga serta pasien

STEP V

1. apa diangnosa yang muncul pada kasus tersebut ? (ira)

2. Apa penyebab penyakit Arthritis? ( tita)

3. Apa pengertian arthritis (zuh)

4. sebutkan pengkajian khusus pada lansia (novisa)

5. Apa tanda gejala arhtitis (dafid)

6. Apa yang harus dilakukan agar terhindar dari arthritis (fety)

7. Bagaimana penatalaksanaan pada arthritis?(ririn)

8. Sebutkan pendkes yang bisa diberikan pada pasien dan keluarga penderita atritis. (meli)

STEP VI

1) - Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis (Inflamasi)

- Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi

2) Penyebab radang sendi berbeda-beda, tergantung pada masing-masing jenis artritis. Misalnya, jenis
osteoarthritis bisa terjadi karena adanya kerusakan pada tulang rawan yang melapisi bagian ujung tulang,
sementara rheumatoid arthritis (RA) muncul akibat adanya kesalahan pada sistem kekebalan atau imun
tubuh. Yaitu faktor genetik (keturunan), Usia, Jenis Kelamin, Perokok, Obesitas, Pernah cedera atau
kecelakaan, peristiwa atau hal yang terjadi selama hidup seseorang, serta gaya hidup

3) Artritis adalah peradangan pada satu atau lebih persendian, yang disertai dengan rasa sakit, kebengkakan,
kekakuan, dan keterbatasan bergerak.

4) pengkajian khusus pada lansia dapat dilakukan dengan cara melakukan pengkajian status fungsional dan
status kognitif.

a. Pengkajian Status Fungsional dengan pemeriksaan Index Katz


Pada pengkajian status fungsional menggunkan pemmeriksaan index Katz dapat dilakukan pemberian skor
sebagai berikut:

A: Kemandirian dalam hal makan, minum, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan mandi

B: Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi tersebut

C: Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan

D: Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan

E: Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi
tambahan

F: Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi
tambahan

G: Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan.

b. Pengkajian status kognitif

Pengkajian status kognitif dapat dilakukan dengan SPMSQ (Short Portable Mental Status Questionaire)
adalah penilaian fungsi intelektual lansia dengan memberikan pertanyaan seperti Tanggal berapa hari ini ?
Hari apa sekarang ? Apa nama tempat ini? Dimana alamat anda? Berapa umur anda ? dsb. Selain itu
pengkajian status kognitif dapat dilakukan dengan MMSE (Mini Mental State Exam) yaitu menguji aspek
kognitif dari fungsi mental, orientasi, registrasi, perhatian dan kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa.

5) Kesulitan menggerakkan otot di sekitar sendi yang terkena, Nyeri Sendi, Kaku pada sendi, Bengkak pada
sendi, Penurunan kekuatan otot, dan kemerahan pada sendi yang mengalami peradangan, rasa kesemutan
dan mati rasa, jangkauan gerak yang berkurang, dan penurunan berat badan, rasa lelah yang tak biasa yang
diikuti dengan rasa tidak enak badan.

6) - Rutin Mengonsumsi Ikan. Ikan yang mengandung asam lemak omega-3 memiliki sejumlah manfaat
kesehatan, salah satunya dapat mengurangi peradangan dalam tubuh.

- Jaga Berat Badan Sehat. Lutut berfungsi menopang berat badan.

- Rajin Olahraga

- Hindari Cedera

- Lindungi Persendian.
7) Tujuan pengobatan rheumatoid arthritis adalah menekan aktivitas penyakitnya sehingga menghambat
progresifitas penyakit serta mencegah kecacatan, mengatasi nyeri, dan memperbaiki kualitas hidup (Kalim,
2019).

1. Penatalaksanaan farmakologi

Pengobatan dengan obat OAINS (Obat Anti-Inflamasi NonSteroid) diberikan sejak dini untuk mengatasi
nyeri sendi akibat inflamasi yang sering dijumpai.

a. Aspirin

Pasien dengan umur dibawah 65 tahun dapat dimulai dengan pemberian dosis 3 - 4x1 g/hari, kemudian
dinaikkan 0,3 - 0,6 g/minggu sampai terjadi perbaikan atau gejala toksik. Dengan dosis terapi 20-30 mg/dl.

b. Ibuprofen, diklofenak dan meloksikam.

Penatalaksanaan Non Farmakologi

Pengobatan dengan non farmakologi mencakup suatu intervensi perilaku kognitif dan dengan penggunaan
agen-agen fisik. Tujuannya adalah mengubah persepsi penderita tentang penyakit, mengubah perilaku, dan
memberikan rasa pengendalian yang lebih besar (Kalim, 2019). Penatalaksanaan non farmakologi meliputi:

a. Edukasi pada pasien mengenai penyakitnya, perjalanan penyakit, obat- obatan, dan efek samping
pengobatan.

b. Terapi fisik dan rehabilitasi penting untuk mempertahankan fungsi sendi dan kekuatan otot.

c. Diet, umumnya penderita rheumatoid arthritis memiliki komorbiditas atau penyakit penyerta
kardiovaskular, sehingga penting untuk melakukan diet rendah gula dan rendah lemak.

d. Olahraga dan Istirahat

Ketika lansia merasakan nyeri, maka lansia diharuskan untuk beristirahat. Istirahat tidak boleh berlebihan
karena akan menyebabkan kekakuan pada sendi. Aktivitas atau latihan gerak merupakan terapi latihan untuk
memelihara serta meningkatkan kekuatan otot.

8) Memberikan penkes yaitu mengenai kompres jahe hangat dapat menurunkan nyeri rheumatoid arthritis.
Kompres jahe merupakan pengobatan tradisional atau terapi alternative untuk mengurangi nyeri rheumatoid
arthritis. Kompres jahe hangat memiliki kandungan enzim siklo- oksigenasi yang dapat mengurangi
peradangan pada penderita rheumatoid arthritis, selain itu jahe juga memiliki efek farmakologis yaitu rasa
panas dan pedas, dimana rasa panas ini dapat meredakan rasa nyeri, kaku, dan spasme otot atau terjadinya
vasodilatasi pembuluh darah, mamfaat yang maksimal akan dicapai dalam waktu 20 menit sesudah
pengaplikasian
DAFTAR PUSTAKA

Purwanza, S. W., Diah, A. W., & Nengrum, L. S. (2022). Faktor Penyebab Kekambuhan Rheumatoid
Arthritis pada Lansia (55–85 Tahun). Nursing Information Journal, 1(2), 61-66.

Sidik, A. B. (2018). Pengalaman Lansia Dalam Mengatasi Nyeri Arthritis Rheumatoid. Jurnal'Aisyiyah
Medika, 2(1).

Safilla, D. S. (2015). Faktor risiko terjadinya rematik Artritis pada lansia. Institut Ilmu Strada Indonesia.

Kaharuddin, A. S. B., Nuddin, A., & Hengky, H. K. (2021). PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP
KEJADIAN PENYAKIT ARTHRITIS PADA LANJUT USIA DI KECAMATAN BACUKIKI
BARAT KOTA PAREPARE. Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan, 4(1), 155-163

Anda mungkin juga menyukai