Anda di halaman 1dari 26

RESUME

KEPERAWATAN MATERNITAS

ANGKA KEMATIAN IBU MELAHIRKAN DARI LIMA TAHUN TERAKHIR

( 2013-2017)

DISUSUN
OLEH

NAMA : BASTIAN

NIM : PO 5303203191064

TINGKAT : 2A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

TAHUN 2020/2021
A. ANGKA KEMATIAN IBU DARI LIMA TAHUN TERAKHIR (2013-2017)

Sejumlah program yang dilaksanakan Pemerintah sejak 2013 menghasilkan


peningkatan signifikan pada indeks kesehatan. Salah satunya tren penurunan angka kematian
ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).

Pada tahun 2014, kasus kematian ibu tercatat ada 711 kasus. Jumlah tersebut terus
menurun pada 2015 sebanyak 619 kasus dan 2016 sebanyak 602 kasus kematian ibu. Tahun
ini hingga 30 Juni 2017 tercatat ada 215 kasus kematian ibu.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan


penurunan pada 2016 melampaui target, sebab itu pada tahun ini juga diharapkan AKI bisa
terus menurun. Pihaknya menargetkan 117 per 100.000 kelahiran hidup pada 2016, namun
pencapaian tersebut melebihi target yakni 109,65 per 100.000 kelahiran hidup.

Kasus kematian bayi juga ikut turun. Pada 2013 kematian bayi pertahun berjumlah
5865 kasus. Tahun 2014 turun jadi 5666 kasus, pada 2015 menjadi 5571, dan 2016 jadi 5485
kasus. Tahun 2017 hingga Juni tercatat 2.182 kasus. Begitu juga dengan persentase balita gizi
buruk di Jawa Tengah yang bisa ditekan menjadi 0,03 persen dari jumlah populasi.

Tahun ini juga menurun dibandingkan tahun (periode) sebelumnya menurun sekitar
25 persen. Tapi ini kan belum sampai akhir tahun. Rata-rata sejak 2014 sampai sekarang
menurunnya 14 persen rata-rata per tahun,” kata Yulianto, Jumat (24/11/2017). Menurutnya,
banyak faktor yang menyebabkan turunnya AKI dan AKB. Antara lain meningkatnya
kesadaran masyarakat dalam memperhatikan kesehatan ibu. Selain itu utamanya yakni
gerakan 5 NG yakni Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng yang dicanangkan Gubernur
Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Surakarta pada Juli 2016 lalu.

“Gerakan Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng mulai menunjukkan hasil,


kesehatan ibu juga membaik dan kesadaran masyarakat meningkat sehingga angka kematian
ibu dan bayi bisa ditekan,” kata Yuli. Sementara itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
mengatakan AKI dan AKB perlu terus ditekan lagi. “Secara makro, jumlah AKI dan AKB
memang menurun, namun di sejumlah kabupaten/kota penurunan tersebut belum signifikan
maka harus ada koordinasi yang lebih baik dengan kabupaten kota,” tandasnya.
1. Jumlah Kematian Ibu Melahirkan Pada Lima Tahun Terakhir (2013-2017)

NO TAHUN JUMLAH KASUUS

1 2013 668 jiwa


2 2014 711 jiwa
3 2015 619 jiwa
4 2016 602 jiwa
5 2017 215 jiwa

2. Jumlah Kematian Bayi

NO TAHUN JUMLAH KASUUS

1 2013 5865 jiwa


2 2014 5666 jiwa
3 2015 5571 jiwa
4 2016 5485 jiwa
5 2017 2182 jiwa

DAFTAR PUSTAKA
Aeni, Nurul. (2013). “Faktor Risiko Kematian Ibu”, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional,
Vol. 7, No. 10, hal. 453-454.

Rahmi, Fifien Luthfia. (2016). “Implementasi Program EMAS (Expanding Maternal and
Neonatal Survival) sebagai Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di
Kabupaten Tegal”. Semarang: Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP

Sumarmi, Sri. (2017). “Model Sosio Ekologi Perilaku Kesehatan dan Pendekatan Continuum
of Care untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu”. The Indonesian Journal of Public Health,
Vol. 12, No. 1, hal. 129–141.

RESUME

MATERNITAS
TINGKAT IIA

Disusun Oleh :

BASTIAN

PO5303203191064

PELTEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PRODI KEPERAWAN WAINGAPU

TAHUN AJARAN 2020/2021

TREN/KECENDERUNGAN DAN ISSU KEPERAWATAN MATERNITAS

 Konsep Keperawatan Maternitas

1. Pengertian

Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas


pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik
dan psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir.

2. Trend Keperawatan Maternitas

 Pengembangan pendidikan keperawatan.


Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan
perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan
profesi dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan
merupakan pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan
professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus
ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana
penunjang pendidikan.
 Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi
dan sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik
keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera
di lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.
 Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan
dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu
menjadi kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian
kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya.

3. Peran Perawat

Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997):

 Pelaksana
Perawat yang bekerja member asuhan keperawatan di tempat pelayanan
kesehatan.
 Pendidik
Pendidik disini dapat sebagai dosen bagi pasien maupun perawat
memberikan pendidikan kepada klien.
 Konselor
Perawat sebagai seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan
konseling kepada klien, konselor bertanggung jawab memberikan layanan
dan konseling
 Rolemodel bagi para ibu Panutan bagi para ibu-ibu yang sedang menjalankan
keperawatan maternitas.
 Role model bagi teman sejawat Panutan sesama perawat atau saling bekerja
sama antar paerawat.
 Perumus masalah Mengetahui masalah-masalah yang muncul pada pasien
dan merumuskan masalah tersebut.
 Ahli keperawatan Perawt harus ahli dalam melaksanakan tugas
keperawatan.

4. Paradigma keperawatan Maternitas

1). Manusia

a. .Memiliki karateristik biokimiawi, fisiologi interpersonal dan kebutuhan


dasar hidup yang selalu berkembamg.

b. Perkembangan terjadi melalui interaksi dengan orang lain yang mampu


memenuhi kebutuhan dirinya / membagi pengalamannya.

c. Kebutuhan manusia di organisasikan meliputi perilaku serta berdasarkan


pengalaman masa lalu.

d. Memiliki kehidupan yang seimbang sebagai sarana pertahanan diri dan upaya
mengurangi kecemasan akibat kebutuhan yang tak terpenuhi.

2). Lingkungan

a. Merupakan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia.

b. Lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh


terhadap penyakit.

c. Perawat bertanggung jawab dalam tatanan pengobatan yang merupakan bagian


dari lingkungan fisik dan social.

3). Sehat

a. Merupakan symbol perkembangan kepribadian dan yang berlangsung secara


terus-menerus menuju kehidupan yang kreatif.
b. Perilaku sehat;perilaku pemenuhan kebutuhan kepuasan kesadaran diri dan
integrasi pengalaman , misalnya pengalaman sakit.

c. Manusia sehat berarti manusia yang tidak memiliki ansietas/ketegangan.

d. Intervensi keperawatan berfokus pada proses membina hubungan saling percaya


guna mengurangi ansietas.

4). Keperawatan maternitas

a. Keperawatan maternitas merupakan suatu instrumen pendidikan yang


memfasilitasi kebutuhan ibu hamil, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir.

b. Aktivitas keperawatan maternitas diserahkan untuk ibu hamil,dan bayi mencapai


kesehatan yang optimal.

c. Fokus aktivitas keperawatan maternitas adalah masalah yang mencerminkan ruang


lingkup aktivitas keperawatan dan kemandarian dlam proses diagnosis,tindakan
( terapi ) ,pendidikan riset

5). Tujuan keperawatan maternitas

a. Membantu klien dalam mengatasi msalah reproduksi dalam mempersiapkan diri


untuk kehamilan.

b. Memberi dukungan agar ibu hamil memandang kehamilan sebagai pengalaman


yang positif dan menyenangkan.

c. Membantu memberikan informasi yang adekuat untuk calon orang tua.

d. Memahami social budaya klien.

e. Membantu mendeteksi secara dini penyimpangan abnormal pada klien.

6). Model konsep keperawatan maternitas


1. Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua.

2. Mengikut serta keluarga dalam perawatan kehamilan, persalinan, dan nifas.

3. Mengikut sertakan keluarga dalam operasi.

4. Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah.

5. Menjalankan system kunjungan tidak ketat.

6. Pemulangan secepat mungkin.

7. Karakteristik

Karakteristik keperawatan maternitas yaitu:

1. Fokus kebutuhan dasar


2. Pendekatan keluarga
3. Tindakan khusus dengan peran perawat.
4. Terjadi interaksi
5. Kerja dalam Tim.
6. Tatanan Pelayanan

Tatanan pelayanan keperawatan maternitas yaitu:

1. Rumah Sakit
2. Puskesmas
3. Rumah bersalin
4. Komunitas
5. Polindes
 Trend dan Issue Keperawatan Maternitas
a. Masalah
1. Penyebab angka kematian bayi masih tinggi
kematian pada bayi disebabkan oleh penyakit menular seperti radang paru-
paru, diare dan malaria, Penyakit yang merenggut paling banyak korban
jiwa adalah radang paru-paru 18 persen, atau sebanyak 1,58 juta anak diare
(15 persen, 1,34 juta) dan malaria 8 persen, 0.73 juta anak.
2. Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi
Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi adalah pelayanan
kesehatanyang semakin meningkat, kurangnya pengetahuan masyarakat
progam KB.
3. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal oleh
sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas (Depkes
RI,Dirjen Binkesmas,2004). Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat
digolongkan atas faktor- factor reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan
kesehatan dan sosio-ekonomi. Penyebab komplikasi obstetrik langsung telah
banyak diketahui dan dapat ditangani, meskipun pencegahannya terbukti
sulit. Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan
antepartum dan perdarahan postpartum.

Standar Etik Dan Aspek Legal Dalam Keperawatan Maternitas


1. Pengertian
 Etika Etos (Yunani)

Merupakan model perilaku dan standar yang diharapkan. Hal yang


berhubungan dengan pertimbangan perawatan yang mengarah ke
pertanggungjawaban moral yang mendasar asuhan keperawatan.

2. Penerapan Etika Dalam Keperawatan Maternita


3. Terhadap Individu
 Wajib menghormati kepercayaan individu
 Menghormati nilai, adat, kebiasaan individu.
  Memegang teguh kerahasiaan informasi individu.
 Mempertimbangkan kemampuan individu dalam melimpahkan tanggung
jawab.
4. Terhadap pfofesi
  Membantu perkembangan profesi.
  Berperan serta dalam memperbaiki standar keperawatan.
  Meciptakan dan membina kondisi kerja yang adil ditinjau dari segi sosial
dan ekonomi.
5. Terhadap Profesi Lain
   Mampu bekerjasam dengan membina hubungan baik masyarakat, bangsa
dan negara.

 Masalah Etika Dalam Keperawatan Maternitas


 Masalah Etika Ringa
 Membicarakan rahasia klien
 Membentak klien yang gelisah
 Membantu klien partus tanpa tabir
1. Masalah Etik Kompleks
 Abortus
 Amniosintensis

 Kiat Keperawatan
Kemampuan perawat memberikan asuhan keperawatan secara konprhensif dengan
cara / pendekatan tertentu dalam upaya memberikan kepuasan dan kenyamanan
pada klien :
 Menyusi yang peduli

 Menyusui berbagi
 Menyusui tertawa
 Menyusui cryng
 Menyusui adalah menyuntuh
 Menyusui membantu
 Keperawatan adalah beliefing pada orang lain
 Keperawatan adalah diri belieping
 Keperawatan adalah percaya
 Keperawatan adalah belajar
 Keperawatan adalah menghormati
 Keperawatan mendengarkan
 Keperawatan lakukan
 Keperawatan adalah perasaan
 Keperawatan adalah menerima
 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Maternitas
 Memberikan pelayanan tenaga terlatih
 Meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat
 Meningkatkan penerimaan gerakan KB
 Memberikan pendidikan dukun beranak
 Meningkatkan system
 Peranan Perawat Dalam Keperawatan Maternitas
Suatu perilaku yang diharapkan, yang dikaitkan dengan standar, merefleksikan
tujuan dan nilai yang dilaksanakan pada situasi tertentu.

 Peran Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Maternitas


Peranan atau tingkah laku perawatan yang diharapkan dan dinilai oleh masyarakat
dalm memberikan pelayanan ibu dan bayi baru lahir:

 Sebagai pelaksana keperawatan (caregiver)


 Sebagai communicator
 Sebagai penasehat (counselor)
 Sebagai researcher
 Sebagai pembela (advocate)
 Sebagai manajer

 Lingkup Peran Maternitas

 Membantu klien memperoleh kembali kesehatannnya


 Membantu yang sehat memelihara kesehatannya
 Membantu yang tidak bias disembuhkan untuk mencegah masalah lebih lanjut

 Kegiatan Dalam Keperawatan Maternitas


 Promotif
 Preventif
 Kuratif
 Rehabilitatif
 Pelayanan Keperawatan Maternitas Terlambat
 Identifikasi risiko tinggi dan komplikasi obstetri (provider)
 Pengambilan keputusan (pasien/klien dan keluarga)
 Dating ke pusat rujukan (geografi, transportasi)
 Penanganan di tempat rujukan (rumah sakit)
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Data
Tanggal Pengkajian : 5 Juli 2020
1. Data subyektif
a. Biodata
Istri/Suami
Nama : Ny. A/Tn. R
Umur : 31 tahun /33 tahun
Agama : Islam /Islam
Pekerjaan : IRT/Wiraswasta
Alamat : Silaut
Pendidikan : SMA
Dx : G3P2A0H2
HPHT : 15-3-2018
b. Alasan Masuk
Klien masuk dengan keluhan hamil trimester II, mengeluh pusing, mual,
badan terasa lemas, nafsu makan berkurang, suhu : 37,5 0C, TD : 110/80 mmHg,
konjungtiva sedikit anemis.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan yang lalu Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
menular. Ibu juga tidak pernah memderita penyakit menahun dengan gejala
seperti sesak nafas, mengi (asma), sering pusing, mudah lelah, dan wajah pucat
(Anemia).
2) Riwayat kesehatan sekarang Ibu mengatakan saat ini tidak menderita penyakit
menular, klien mengatakan matanya berkunang-kunang, klien tampak pucat
3) Pengobatan yang sedang/ pernah dialami Ibu mengatakan tidak sedang / tidak
pernah menjalani pengobatan tertentu, Ibu mengatakan tidak pernah dirawat di
rumah sakit.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada riwayat keturunan kembar,
tidak ada yang menderita cacat bawaan.
e. Riwayat kebidanan
1) Haid
Ibu mengatakan pertama kali haid saat usia 14 tahun, siklus 28 – 30 hari,
teratur, lamanya 7 hari. Warna darah haid merah segar, hari pertama biasanya
agak bergumpal dan selanjutnya encer. Pada hari 1 sampai hari ke 3 ganti
pembalut 2 – 3 kali sehari. Selanjutnya hanya ganti 2 kali. Saat haid tidak
mengeluh nyeri, tidak pusing, tetapi kadang-kadang nyeri pinggang. Tidak
terjadi keputihan sebelum haid.
2) Keluarga berencana
Ibu mengatakan belum pernah KB dan merencanakan akan memilih KB
apa setelah persalinan nanti.
3) Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan hamil ketiga usia 5 bulan. Ini adalah kali ke 2 ibu
memeriksakan kehamilannya. Ibu mendapatkan imunisasi TT. Ibu merasakan
pergerakan janin tepat setelah mengetahui bahwa ibu hamil. Ibu telah
mendapatkan tablet Fe dan Kalk dan diminum rutin setiap hari, Ibu juga
mendapatkan penyuluhan tentang gizi dan pola aktivitas selama hamil. Ibu
mengatakan mual dan muntah, cepat lelah, lemah, nafsu makan berkurang dan
sering pusing.

f. Pola kebiasaan sehari-hari

1) Nutrisi

Sebelum hamil : Ibu makan 3 kali sehari, komposisi nasi, sayur (bayam, kacang
panjang, wortel, kol, sawi, kangkung, dll), lauk (tahu, tempe, telur, ikan), buah
(papaya, jeruk, pisang, dll) dan air putih 8 gelas sehari.

Selama hamil : Ibu makan 3 kali sehari komposisi nasi, sayur (bayam, kacang
panjang, wortel, kol, sawi, kangkung, dll), lauk (tahu, tempe, telur, ikan), buah
(papaya, jeruk, pisang, dll) dan air putih 6 – 8 gelas sehari.
2) Eliminasi

Sebelum hamil : BAB 1 kali sehari pada pagi hari bangun tidur, konsistensi
lunak, warna kuning trengguli, tidak ada keluhan. BAK 6-7 kali sehari , tidak ada
keluhan, warna kuning jernih.

Selama hamil : BAB 1 kali sehari pada pagi hari bangun tidur, konsistensi lunak,
warna kuning trengguli, tidak ada keluhan. BAK 4x pada siang hari. Malam hari
2-3x, warna kuning jernih dan tidak ada keluhan.

3) Istirahat

Sebelum hamil : Ibu tidur sekitar 10 jam sehari. Tidak ada keluhan.

Selama hamil : Ibu tidur malam 8 jam sehari. Ibu merasa terganggu karena sering
kencing, dan setelah kencing ibu langsung bisa tidur kembali. Ibu tidur siang
mulai pukul 11.00-13.00 WIB dan tidak ada keluhan

4) Aktifitas dan olahraga


Sebelum hamil : Ibu tidak pernah melakukan olahraga fisik apapun, kegitan ibu
sehari-hari dirumah adalah memasak, bersih-bersih rumah, menyapu, mengepel,
mencuci dan pekerjaan rumah tangga lainnya.
Selama hamil : kadang-kadang ibu melakukan jalan santai selama + 30 menit. Ibu
tetap melakukan pekerjaan rumah tangga seperti sewaktu sebelum hamil.
5) Personal hygiene
Sebelum hamil : Mandi 2 kali sehari pagi dan sore hari, gosok gigi 2 kali sehari
setiap mandi. Keramas 2x seminggu, membersihkan genetalia setiap selesai BAK
dengan air bersih dari depan ke belakang, dan setelah BAB dengan air bersih dari
belakang ke depan. Memotong kuku 1 minggu sekali.
Selama hamil : Mandi 3 kali sehari (pagi, siang, malam), gosok gigi 2 kali sehari
seperti sebelum hamil, keramas 3 hari sekali, membersihkan genetalia setiap
selesai BAK dengan air bersih dari depan ke belakang, dan setelah BAB dengan
air bersih dari belakang ke depan. Memotong kuku 1 minggu sekali
6) Rekreasi
Sebelum hamil : Ibu jarang pergi untuk rekreasi. Hanya pada hari libur saja ibu
pergi ke tempat orang tua di desa sebelah. Di rumah ibu biasa nonton TV atau
main ke rumah tetangga.
Selama hamil : Ibu lebih sering pergi ke rumah orang tua selama hamil. Di rumah
biasa nonton TV atau ikut ngobrol ke rumah tetangga.
g. Riwayat ketergantungan/alergi
Sebelum dan selama hamil ibu tidak tergantung pada jenis obat-obatan
tertentu, tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang, tidak minum kopi, dan tidak
minum-minuman keras. Ibu tidak merokok tetapi suami meroko.
h. Latar Belakang Sosial Budaya

Ibu mengatakan dalam keluarga ibu tidak ada kebiasaan periksa dan pijat
perut ke dukun, minum jamu-jamuan, minum ramuan, dan pantang terhadap
makanan tertentu. Tidak ada kebiasaan minum ramuan seperti rumput fatimah untuk
mempercepat proses persalinan, tidak ada kebiasaan memberi ramuan pada pusar
bayi setelah bayi lahir.

i.Psikologis

Klien tampak tenang dengan penyakitnya, klien tidak tampak cemas dengan
penyakitnya yang dideritanya, klien tampak bersahaja untuk mengobati sakitnya.

j. Spiritual

Klien tampak rajin shalat dan berdoa untuk kesembuhannya, klien yakin
bahwa akan sembuh dan melahirkan dengan selamat.

k. Data penunjang

TD=110/80mmHg
Hb=8 gr/dl
S=37,5 0C

l. Data pengobatan

Tablet Fe
Vit C
m. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos Mentis
BB/TB : 70 Kg/165 cm
TTV :
TD=110/80 mmHg, N=80x/i, P=22x/i, S=37,5 0C
– Kepala
Rambut : Bersih, kulit tidak berketombe, tidak ada luka, tidak ada kutu,
rambut tidak mudah rontok.
Kulit : Bersih, tidak ada luka
Muka : Tidak sembab, tidak ada cloasma gravidarum, tidak pucat.
Mata : Sklera putih, tidak ada kekeruhan pada retina, konjungtiva sedikit
anemis, kelopak mata tidak oedema.
Hidung : Lubang hidung bersih, secret tidak berlebihan
Mulut: Bibir lembab, sedikit pucat, keadaan mulut bersih, tonsil tidak
membesar, tidak ada stomatitis, lidah bersih, gusi tidak berdarah
Gigi : Tidak ada karies gigi

- Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe, tidak ada bendungan
vena jugularis

- Thorax dan payudara

Paru-paru : Pernafasan teratur, tidak ada retraksi otot intercosta, tidak ada
wheezing dan ronchi
Jantung : Irama denyut jantung teratur
Aksila : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe
Mammae : Payudara bersih, pembesaran kedua payudara simetris, papilla
mammae menonjol, terdapat hiperpigmentasi papilla dan areola mammae,
tidak terdapat benjolan abnormal, colostrum sudah keluar saat dipencet
areola mammae.

-Abdomen

Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, pembesaran membujur, perut


tidak mengkilat, ada striae lividae, terdapat linea nigra, tidak ada luka
bekas operasi
- Genitalia
Vulva bersih, fluor albus sedikit, tidak ada condiloma talata dan condiloma
akuminata, tidak ada varises, tidak oedem, vulva merah kebiruan, tidak ada
pembengkakan kelenjar skene dan bartolini, tidak ada bekas jahitan.
- Anus

Bersih, tidak hemoroid

- Ekstremitas

Atas : simetris, tidak ada clubbing finger


Bawah : simetris, tidak oedema, tidak ada varices
a. Pemeriksaan khusus
1) TFU Mc Donald : 28 cm
TBJ (Johnson-Tausack) : (28-12)x155 =2480 gr
2) Palpasi
L I : TFU pertengahan pusat – Px. Pada fundus teraba bagian
yang besar, lunak dan tidak melenting
L II: Pada dinding perut sebelah kanan teraba bagian yang keras,
dan memanjang seperti papan. Pada dinding perut sebelah kiri
teraba bagian kecil janin
L III : Pada perut bagian terbawah teraba bagian yang bundar,
keras dan melenting (kepala belum masuk PAP)
Lain-lain :
- Ibu tidak kesakitan saat di palpasi
- Bagian-bagian janin tidak mudah teraba - Tidak ada bagian
kecil di smping janin
- Tidak ada sudut fibrie
3) Auskultasi
DJJ + , kuat, teratur 11-12-11 (136 x/menit), punctum maksimum
1 jari kanan bawah pusat
4) Pemeriksaan Penunjang
Hb : 8 g/dl
5) Terapi yang diperoleh
Tablet Fe 1x1
Vit C 3 x50 mg
n. Data Fokus
1. Subjektif
- Klien mengeluh pusing - Klien mengeluh mual
- Klien mengeluh badan terasa lemas
- Klien mengeluh nafsu makan berkurang - Klien mengeluh matanya
berkunang-kunang
2. Objektif
- Konjungtiva sedikit anemis
- Klien tampak mual
- Klien tampak lemah dan lesu
- Nafsu makan klien berkurang
- Klien tampak pusing
- Klien tampak pucat
- Hb : 8 g/dl
- Terapi yang diperoleh Tablet Fe 1x1, vit C 3x50 mg
- TD=110/80 mmHg, N=80x/i, P=22x/i, S=37,5 0C
B. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


1 DS : Mual Distensi gaster
 Klien mengeluh Mual
 Klien mengeluh badan
terara lemas
DO :
 Klien tampak mual
 Klien tampak lemas dan
lesu
 Klien tampak pucat
 TD=110/80 mmHg,
 N=80x/1,
 P=22x/1,
 S=37,5 Oc

2 DS :
 Klien mengeluh nafsu Perubahan nutrisi Peningkatan asam
makan berkurang kurang dari lambung
 Klien mengeluh badan kebutuhan tubuh
terasa lemas
DO :
 Nafsu makan klien
berkurang
 Konjungtiva sedikit
animis
 Hb : 8 g/dl
 Terapi yang diperoleh
Tablet Fe 1x1, vit C
3x50 mg
 TD= 110/80 mmHg,
 N=80x/1
 P=22x/1
 S=37,5 oC

3 DS :
 Klien mengeluh pusing Resiko Injury Disfungsi sensorik
 Klien mengeluh matanya
berkunang-kunang
DO :
 Klein tampak pusing
 Mata klien berkunang
-kunang
 TD=110/80x1,
 N=80x/1,
 P=22x/1,
 S=37,5Oc
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Mual berhubungan dengan distensi gaster
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan peningkatan asam
lambung
3. Resiko injury berhubungan dengan Disfungsi sensorik

D. INTERVENSI

DIAGNOSA NOC NIC


Mual berhubungan o Comfprt level o Pencetakan inteka
dengan distensi gaster o Hidrasi output secara
o Nutrisitional status akurat
setelah dilakukan o Monitar status
tindakan nutrisi
keperawaran selama o Monitor status
Mual pasien teratasi hidrasi
dengan kriterial hasil (kelembapan
o Melaporkan bebas membrane
dari mual mukosa, vital sign
o Mengidentifikasikan adekuat)
hal-hal yang o Anjurkan untuk
mengurngi mual makan pelan-pelan
o Nutrisi adekuat o Jeleskan untuk

o Status hidrasi : menggunakan

hidrasi kulit membra nafas dalam untuk

mukosa baik, tidak menentukan reflek

ada rasa haus yang mual

abnormal, panas, o Batasi minum 1

urin output normal, jam sebelum, 1


td, hct normal jam sesudah dan
selama makan
o Instruksikan untuk
menghindari bau
makan yabg
menyengak
o Berikan terapi iv
kalua perlu
o Kelola pemberian
anti emetic
Perubahan nutrisi o Nutritional status : o Kaji adanya alergi
kurang dari kebutuhan adequqcy of nutrient makan
tubuh berhubungan o Nutritional status : o Kalaborasi dengan
dengan peningkatan food and fluid intake ahli gizi untuk
asam lambung o Weight control menentukan
setelah dilakukan jumlah kalori dan
tindakan nutrisir yang
keperawatan selama dibutuhkan pasien
nutrisi kurang teratai o Yakinkan diet
dengan indicator: yang dimakan
o Albumi serum mengandung tinggi
o Pre albumin seru serat untuk
o Hematokrit mencegah

o Hemoglobin konstipasi
o Ajarkan pasien
o Total iron binding
bagaimana
capacity
membuat catatan
o Jumlah limfosit
makanan harian
o Monitor adanya
penurunan bb dan
gula darah
o Monitor selama
makan
o Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam makan
o Monitor turgor
kulit
o Monitor
kekeringan ,
rambut kusam,
total protein, hb
dan kadar ht
o Monitor mual dan
muntah
o Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
o Monitor intake
nutrisi
o Informasikan pada
klien dan keluarga
tentang manfaat
nutrisi
o Kaloborasi dengan
dokter tentang
kebutuhan
suplemen
makanan seperti
ngt/tpn sehingga
intake cairan yang
adekuat dapat
dipertahankan
aturan posisi semi
fowler atau folwer
tinggi
o Kelola pemberan
anti emetic
o Anjurkan banyak
minum
o Pertahankan terapi
iv line
Risiko anjury Risk control immune status Environmrnt
Berhubungan dengan Safety behaviour Management
disfusi sensorik Setelah dilakukan tindakan (menajemen lingkungan)
keperawatan selama klien o Sediakan
tidak mengalami injury lingkungan yang
dengan kriterial hasil ; aman untuk pasien
o Klien terbebas dari o Identifikasi
cedera kebutuhan
o Klien mampu keamanan pasien,
menjelaskan sesuaikan dengan
cara/metode untuk kondisi fisik dan
mencegah fungsi kognitif
injury/cedera pasien dan riwayat
o Klien mampu penyakit terlebih
menjelaskan factor dahulu
risiko dari o Menghindari
lingkungan/perilaku lingkungan yang
personal berbahaya
o Mampumemodifikasi (misalnya
gaya hidup untuk memindahkan
mencegah injury perobatan)
o Menggunakan o Memasang side
fasilitas kesehatan rail tempat tidur
yang ada o Menyediakan
o Mampu menganali tempat tidur yang
perubahan status nyaman dan bersih
kesehatan o Menemptkan
saklar lampu
ditempat yang
mudah dijangkau
pasien
o Membatasi
pengunjung
o Memberikan
penerangan yang
cukup
o Menganjurkan
keluarga untuk
menemani pasien
o Mengontrol
lingkungan dari
kebersihan
o Memindahkan
barang-barang
yang dapat
membahayakan
o Berikan penjelasan
pada pasien dan
keluarga atau
pengunjung adanya
perubahan status
kesehatan dan
penyebeb penyakit

Anda mungkin juga menyukai