JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2017
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2017
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang dengan Nama-Nya bumi
dihamparkan yang dengan Namanya langit ditinggikan. Segala puji bagi Allah
SWT Sang Maha Cahaya Penguak Hidayah yang semua jiwa digenggam-Nya.
kasih sayang-Mu yang mulia, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis
Oksigenasi Pada Pasien PPOK di Ruang VI Paru Rumah Sakit TK III Dr.
Reksodiwiryo Padang”.
bantuan dan masukan dari berbagai pihak, dan pada kesempatan ini penulis ingin
semangat, do’a restu dan kasih sayang. Tiada kata yang dapat Ananda
utarakan selain do’a semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan
kekurangan dan masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu peneliti mengharapkan
Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khusunya profesi keperawatan.
Peneliti
HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i
LEMBARAN PENGESAHAN……………………………………………… ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. iii
LEMBARAN ORINSINALITAS…………………………………………… v
LEMBARAN PERSETUJUAN……………………………………………… vi
ABSTRAK…………………………………………………………………… vii
DAFTAR ISI………………………………………………………………… viii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… x
DAFTAR TABEL…………………………………………………………… xi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………................ 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………… 6
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………. 6
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………… 7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Data prevalensi PPOK yang terkait dengan usia dan merokok bervariasi
pada setiap negara di seluruh dunia. Berdasarkan pada kriteria yang
ditetapkan oleh British Thoracic Society (BTS) prevalensi PPOK sebesar
7,6%, sedangkan menurut Europe Respiratory Society (ERS) dan Global
Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) prevalensinya
berkisar antara 14% sampai 14,1%. Menurut WHO 2015, PPOK yang saat
ini merupakan penyebab kematian ke-5 di seluruh dunia dan diperkirakan
akan menjadi penyebab kematian ke-3 pada tahun 2020 (Murray, 2010).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Aplikatif
b. Bagi Peneliti
a. Bagi Institusi
Data dan hasil yang diperoleh dari laporan karya tulis ilmiah ini
PPOK.
c. Bagi Penelitian
2. Konsep Oksigenasi
a. Pengertian Oksigenasi
b. Proses Oksigenasi
3) Transportasi Gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke
jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses
transportasi, O2 akan berikatan dengan Hb membentuk
oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%), sedangkan
CO2 akan berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin
(30%), larut dalam plasma (5%), dan sebagian menjadi HCO3
yang berada dalam darah (65%). Transportasi gas dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu curah jantung (cardiac
output), kondisi pembuluh darah, latihan (exercise), perbandingan
sel darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta
eritrosit dan kadar Hb. (Alimul Hidayat, 2009).
c. Terapi Oksigenasi
secara rawat jalan atau rawat inap, unit gawat darurat, atau ruang ICU
(PDPI, 2009).
(bronkosol, bronkometer)
b) Pada PPOK derajat berat yaitu terapi oksigen di rumah pada waktu
aktivitas atau terus menerus selama 15 jam terutama pada waktu tidur,
3) Ventilasi Mekanik
dan ke arah kanan untuk membersihkan paru bagian kiri dan kanan.
bersih.
2008).
e. Pemeriksaan diagnostic
1) Radiologi Thoraks foto (AP dan lateral)
Menunjukkan adanya hiperinflasi paru, pembesaran jantung, dan
bendungan area paru. Pada emfisema paru didapatkan diafragma
dengan letak yang rendah dan mendatar.
2) Bronkografi
Menunjukkan dilatasi bronkus, kolap bronkhiale pada ekspirasi
kuat.
3) Pengukuran Fungsi Paru
Kapasitas inspirasi menurun, volume residu meningkat pada
emfisema, bronchitis, dan asma.
4) Analisa Gas Darah
PaO2 menurun, PCO2 meningkat, sering menurun pada asma.
Nilai pH normal, asidosis, alkalosis, respiratorik ringan sekunder.
Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan
b) Airway
Management
a) Posisikan
pasien untuk
memaksimalk
an ventilasi
b) Lakukan
fisioterapi
dada bila perlu
c) Keluarkan
sekret dengan
batuk atau
suction
d) Auskultasi
suara napas,
catat bila ada
suara
tambahan
e) Berikan
bronkodilator
bila perlu
Poltekkes
Kemenkes
Padang
f) Monitor status
respirasi dan
status O2
c) Respiratory
Monitoring
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Desain
penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan
tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan objektif. Metode
penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Setiadi,2007).
Desain Penelitian deskriptif dilakukan pada satu kasus yaitu penerapan asuhan
keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien dengan
Penyakit Paru Obstruktif Kronis di Ruang VI Paru Rumah Sakit TK III Dr.
Reksodiwiryo Padang Tahun 2017.
F. Jenis-jenis data
1. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari pasien seperti
pengkajian kepada pasien meliputi : identitas pasien, riwayat kesehatan
pasien, pola aktifitas pasien sehari-hari dirumah dan pemeriksaan fisik
etrhadap pasien.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh langsung
dari rekam medic, serta dari dokumentasi di ruang Inap Paru RSUP Dr. M.
Djamil Padang. Data sekunder umumnya berupa bukti, data penunjang,
catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang tidak
dipublikasikan.
H. Rencana Analisis
Rencana analisa yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis
semua teman pada tahapan proses keperawatan dengan menggunakan konsep
dan teori keperawatan pada pasein dengan PPOK (Penyakit Paru Obstruksi
Kronis). Data yang telah didapatkan dari hasil melakukan asuhan keperawatan
melalui dari pengkajian, penegakan diagnose, merencakan tindakan,
A. Deskripsi Kasus
1. Pengkajian
Tn.M (Partisipan 1) berumur 67 tahun datang ke IGD RS TK. III Dr.
Reksodiwiryo Padang pada tanggal 2 Juni 2017 pukul 17.30 WIB melalui
IGD dengan keluhan sesak nafas(+) sejak 2 hari sebelum masuk rumah
sakit, demam (+). Pasien datang ke Rumah Sakit dengan anaknya, dengan
x/menit, suhu :37,3 0C. pasien di diagnose dengan penyakit PPOK. Pada
saat dilakukan pengkajian pada tanggal 3 Juni 2017, pasien tampak lemah,
sesak dan sesak akan bertambah saat melakukan aktivitas dan saat tidur,
Reksodiwiryo Padang pada tanggal 2 Juni 2017 pukul 17.35 WIB melalui
lebih kurang 2 jam sebelum dibawa ke rumah sakit, bunyi menciut (+),
batuk (+) Sudah 3 hari yang lalu, pilek (-), serta nyeri di ulu hati (+).Pasien
pengkajian pada tanggal 3 Juni 2017, pasien tampak lemah, pasien tidak
mengatakan batuk dan juga berdahak. Metode penelitian ini yaitu dengan
Tabel 4.1
Pengkajian Deskripsi Kasus
2. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.2
Diagnosa Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan 2
Berdasarkan hasil pengkajian, Berdasarkan hasil pengkajian,
masalah keperawatan yang muncul masalah keperawatan yang
pada Tn. M diantaranya ketidak muncul pada Tn.M diantaranya
efektif besehan jaklan nafas Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan dengan berhubungan dengan perubahan
peningkatan produksi mucus yang membrane alveolar-kapiler yang
ditandai dengan a) pasien ditandai dengan a) pasien
mengatakan batuk, b) batuk mengatakan sesak nafas,
berdahak dan sulit untuk
3. Intervensi Keperawatan
pada table diatas, maka peneliti dapat merumuskan tindakan yang akan
Table 4.3
Intervensi Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan 2
Setelah dilakukan penegakkan Setelalah dilakukan penegakkan
4. Implementasi Keperawatan
Table 4.4
Implementasi Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan 2
Implementasi keperawatan pada Implementasi keperawatan pada
diagnosa ketidakefektifan bersihan diagnosa kedua gangguan
jalan nafas berhubungan dengan pertukaran gas berhubungan
peningkatan produksi mukus dengan perubahan membran
dilakukan selama 5 hari yaitu alveolar-kapiler dilakukan
mengukur tanda tanda vital pasien, selama 5 hari yaitu mengatur
tekanan darah 110/80 mmHg, nadi peralatan oksigen dan mengatur
88 x/menit, frekuensi pernafasan aliran oksigen binasal kanul 3
23x/menit, suhu 36,8 derajat L/menit, mempertahankan posisi
Celcius. Implementasi selanjutnya pasien semi fowler, dan melihat
yaitu memberikan posisi semi adanya kecemasan pasien
fowler pada pasien, posisi pasien terhadap oksigenasi.
setengah duduk. Implementasi Implementasi berikutnya melihat
berikutnya mengauskultasi suara pola nafas, dan irama nafas
nafas pasien. Tindakan pasien, memperhatikan gerakan
keperawatan berikutnya dan kesimetrisan serta
mendemonstrasikan pasien menggunakan otot bantu dan
mengeluarkan sputum dengan cara adanya retraksi otot intercostals
batuk efektif. melaksanakan dan supraclavicular,
kolaborasi pemberian bronkodilator mengauskultasi nafas pasien.
yaitu combivent nebu 4x1 pada Kemudian implementasi
pukul 10.00 Wib keperawatan yang dilakukan
yaitu memantau kembali
Implementasi keperawatan pada kemampuan pasien dalam batuk
5. Evaluasi Keperawatan
Berdasarkan tindakan yang telah dilakukan terhadap Tn.M dan Tn.S,
didapatkan perkembangan pasien yaitu :
Tabel 4.5
Evaluasi Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan 2
Evaluasi keperawatan pada Tn.M Evaluasi keperawatan pada Tn.M
diagnosa, hasil evaluasi yang diagnosa, hasil evaluasi yang
dilakukan pada hari ke-5 dengan dilakukan pada hari ke-5 dengan
menggunakan metode SOAP yang menggunakan metode SOAP yang
dihasilkan adalah pasien mengatakan dihasilkan adalah pasien
sesak napas, sesak berkurang dengan mengatakan sesak napas, sesak
posisi duduk dan batuk berdahak berkurang dengan posisi duduk dan
yang masih sulit dikeluarkan, batuk berdahak yang masih sulit
evaluasi objektif pasien tampak sesak dikeluarkan, evaluasi objektif
napas dan batuk, frekuensi pasien tampak sesak napas dan
pernapasan 25 x/menit, posisi pasien batuk, frekuensi pernapasan 26
semi fowler, sekret tampak sulit x/menit, posisi pasien semi fowler,
dikeluarkan, sekret berwarna putih, sekret tampak sulit dikeluarkan,
suara napas ronkhi, dari semua sekret berwarna putih, suara napas
tindakan keperawatan yang telah ronkhi, dari semua tindakan
dilakukan didapatkan hasil masalah keperawatan yang telah dilakukan
keperawatan ketidakefektifan didapatkan hasil masalah
bersihan jalan napas belum teratasi keperawatan ketidakefektifan
sehingga intervensi dilanjutkan untuk bersihan jalan napas belum teratasi
mempertahankan posisi pasien semi sehingga intervensi dilanjutkan
fowler dan mengajarkan cara untuk mempertahankan posisi
mengeluarkan sekret dengan batuk pasien semi fowler dan
efektif, pemberian bronkodilator. mengajarkan cara mengeluarkan
sekret dengan batuk efektif,
pemberian bronkodilator.
Evaluasi diagnosa keperawatan
gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan perubahan Evaluasi pada diagnosa ketiga
membran alveolar-kapiler pada hari intoleransi aktivitas berhubungan
ke-5didapatkan hasil evaluasi dengan dengan ketidakseimbangan antara
metode SOAP yang dihasilkan kebutuhan dan suplai oksigen pada
adalah pasien mengeluh sesak napas, hari ke-5 didapatkan hasil evaluasi
B. Pembahasan Kasus
1. Pengkajian
a. Keluhan utama
Pada saat dilakukan pengkajian pada partisipan 1 (Tn.M), klien
mengatakan sesak nafas. Klien juga mengatakan sesak pada saat
beraktivitas. Dan klien juga mengatakan klien juga demam. Pada
partisipan 2 (Tn.S) saat dilakukan pengkajian mengatakan masih sesak
nafas(+) disertai dengan batuk (+)dan nyeri dibagian ulu hati pasien.
Pasien juga mengatakan pasien juga memiliki riwayat ASMA
sebelumnya.
Untuk lebih mendukung tanda dan gejala yang muncul pada pasien
PPOK perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium (hemoglobin,
hematokrit, jumlah darah merah, eosinofil, pulse oksimetri),
pemeriksaan sputum (Muttaqin, 2008). Pemeriksaan laboratorium pada
Tn. M didapatkan hasil kadar Hb 8,2 g/dl, leukosit 25000/mm3 ,
trombosit 314000/mm3 , hematokrit 27%, gula darah sewaktu 150
mg/dl, sputum berwarna putih, dari hasil pemeriksaan penunjang pada
pasien telah sesuai dengan teori. Pasien mendapatkan terapi IVFD RL
12 jam/kolf fungsinya untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit.
Aminophylin per drip 50 mg/8 jam fungsinya untuk obat saluran nafas.
Ranitidine 2x1 gr yang berfungsi untuk pengobatan jangka pendek
tukak lambung. Amilodipin 1x5 mg berfungsi untuk menurunkan
tekanan darah. Injeksi cefoperazone 2x1 gr, merupakan obat antibiotic
digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri, namun
tidak bekerja pada infeksi virus seperti pilek dan flu. Injeksi
methilprednisolone 2x125 mg merupakan kelompok obat
kortikosteroid. Combivent nebu 4x1, bekerja dengan cara melebarkan
saluran nafas bawah (bronkus). Sukralfat sirup 3x1, obat jangka
pendek yang bekerja dengan membentuk lapisan pelindung pada
dinding duodenum sehingga melindungi tukak dari asam lambung
(ISO dalam Febraska, 2014).
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil penelitian pada partisipan I diagnosa pertama yaitu
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Menurut Hidayat (2009) evaluasi keperawatan merupakan tahapan terakhir
dalam proses asuhan keperawatan dengan cara melakukan identifikasi
sejauh mana keberhasilan rencana asuhan keperawatan yang telah disusun.
Evaluasi yang dilakukan selama 5 hari pada kedua partisipan tidaklah
sama. Pada partisipan I pada diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan
nafas dengan menggunakan metode SOAP yang dihasilkan adalah pasien
mengatakan sesak nafas masih ada, sesak berkurang dengan posisi duduk,
pasien masih batuk dengan dahak yang sudah mulai mudah dikeluarkan
dengan batuk efektif, dari hasil observasi pasien tampak sesak nafas dan
batuk, frekuensi pernafasan 25x/menit, posisi pasien semi fowler, sekret
dapat dikeluarkan dengan batuk efektif, sekret berwarna putih, suara nafas
vesikuler dan ekspirasi memanjang, dari semua tindakan keperawatan
yang telah dilakukan didapatkan hasil masalah keperawatan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi sebagian sehingga intervensi
dilanjutkan untuk observasi tanda-tanda vital dan menganjurkan pasien
untuk selalu menggunakan teknik terapi batuk efektif, kolaborasi
pemberian bronkodilator. Dari hasil evaluasi tersebut pasien masih
mengeluh sesak nafas dan batuk yang disertai pengeluaran sputum. Dalam
teori terdapat kriteria hasil yaitu dapat mendemonstrasikan batuk efektif,
tidak ada sesak nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang yang normal,
mampu mengeluarkan sputum, tidak ada suara nafas abnormal (Nuraif dan
Khusuma, 2015). Sehingga diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan peningkatan produksi mukus teratasi sebagian karena
pasien masih terdapat tanda gejala sesak nafas, frekuensi nafas dalam
rentang tidak normal, terdapat suara nafas dengan ekspirasi memanjang.
A. Kesimpulan
oksigenasi pada pasien dengan PPOK di Ruang VI Paru Rumah Sakit TK III
sebagai berikut :
1. Pengkajian pada pasien didapatkan hasil bahwa terdapat tanda dan gejala
sesak napas, batuk disertai sputum yang sulit dikeluarkan, sesak napas
meningkat saat beraktivitas dan pasien mengatakan badan lemas dan letih.
dan kiri, irama napas ireguler, tampat retraksi dinding dada, palpasi vokal
pemberian posisi pasien semi fowler dan pemberian terapi batuk efektif
pertukaran gas adalah monitor keadaan napas yaitu pola napas, irama,
kemampuan.
melihat pola napas, irama, kesimetrisan serta adanya retraksi otot bantu
sebagian.
B. Saran
teknik batuk efektif, memberikan posisi semi fowler pada pasien sesak
kemampuannya.
gangguan pemenuhan oksiganasi pada pasien PPOK secara tepat dan dapat
Astika, JR Said. 2016. Hubungan Derajat PPOK terhadap Kualitas hidup pada
pasien PPOK di Poliklinik Paru RSUP Dr.M.Djamil Padang dan Rumah Sakit
Khusu Paru Sumatera Barat. Diploma thesis Universitas Andalas. Tersedia
pada scholar.unand.ac.id diakses pada tanggal 30 Maret 2017
Dini, M.W., Agustina S.P., Dewi, S. 2009. Studi Tingkat Kepatuhan Perawat
dalam Pemberian Oksigen Melalui Nasal Kanul sesuai SOP Oksigenasi di
Ruang Rawat Inap Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN. 2085-3742. Tersedia Pada
https://adysetiadi.files.wordpress.com/2012/03/jurnal-pdf-vol-1-stikes1.pdf.
Diakses Pada 24 Maret 2017
Fauzi, Farida Luthfi. 2014. Pemberian Batuk Efektif dalam Pengeluaran Sputum
pada asuhan Keperawatan Tn.S dengan PPOK di Ruang Bugenvil RSUD
Dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Studi Kasus. Prodi DIII
Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta.
Febraska, Anastasia Indah. 2014. Pemberian Posisi semi Fowler Terhadap Sesak
Nafas pada Asuhan Keperawatan Tn. A dengan Penyakit Paru Obstruktif
Kronis di Bangsal Mawar 1 RSUD Karanganyar. Studi Kasus. Prodi DIII
Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta.
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease. 2014. Global Strategy For
The Diagnosis Management And Prevention Of Chronic Obstructive
Pulmonary Disease: USA.
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease Pocket. 2015. Global
Strategy For The Diagnosis Management And Prevention Of Chronic
Obstructive Pulmonary Disease: USA.
Hudoyo, Achmad. 2014. Penatalaksanaan Asma dan PPOK Pada Orang Dewasa
Berdasar Pedoman GINA dan GOLD. Departemen Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi FK UI /SMF Paru RS. Persahabatan. Jakarta Timur
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc, Edisi Revisi Jilid 3.
Yogyakarta: Mediaction Jogja
Potter, Patricia A dan Perry Anne Griffin. 2010. Buku Ajar Fudamental
Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC
Price and Wilson. 2012. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC
Susanto, Agus Dwi, Prasenohadi, dan Faisal Yunus. 2010: The Year of The Lung.
Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas
Kedokteran UI-RS Persahabatan Jakarta
WHO (2015). Global health risks: mortality and burden of disease attributable to
selected major risks. WHO Library Cataloguing-in-Publication Data
1. Identitas klien
Nama : Tn. M
Umur : 67 Tahun
Nama : Ny. A
Hubungan : Etek
4. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama :
Tn. M memiliki riwayat sesak nafas dan batuk sejak 4 tahun yang lalu.
obat OAT tahun 2013 diminum selama 9 bulan dari dokter yang
selama 40 tahun dan sudah berhenti sejak 2 tahun yang lalu. Tn. M
penyakit yang sama yaitu PPOK dengan pasien. Keluarga juga tidak
a. Makan
Sakit : Makan : 3 kali sehari dengan nasi dan lauk pauk serta
sayur dan
b. Minum
c. Tidur
Sakit : Siang : 2-3 jam sehari (sering terbangun) Malam : 8-9 jam
d. Eliminasi :
Sakit : BAB : 1 kali dua hari, tekstur lembek BAK : ± 4-5 kali
dalam sehari
e. Aktifitas :
teratur
Melakukan olahraga.
karena
dan
6. Pemeriksaan fisik
TB / BB : 162 cm / 56 Kg
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernafasan : 23 x/menit
Kepala :
Kulit kepala.
Rambut :
Mata :
Simetris kiri dan kanan, konjungtiva sub anemis, sclera tidak ikterik,
Hidung :
Simetris, hidung tampak bersih, tidak ada nyeri tekan disekitar hidung,
Telinga :
Leher :
kelenjer tiroid.
Thorax :
tampak
P : sonor
Jantung
P : Pekak
Abdomen :
kulit
A : timpani
dengan
cepat,
Ektremitas :
dan kiri masih utuh dan dapat digerakkan, tidak ada udema.crt < 2
detik
7. Data psikologis
a. Status emosional :
b. Kecemasan :
c. Pola koping :
d. Gaya komunikasi :
e. Konsep diri :
9. Data spiritual :
karena merasa sesak nafas bila sholat berdiri dan berdoa untuk
kesembuhan penyakitnya.
B. ANALISA DATA
mengatakan demam.
DO : Pasien tampak
dengan RR 24x/menit,
irregular.
(dispnea), RR 24x/menit,
ekspirasi memanjang.
mmHg, Takikardi HR :
106x/menit
Pasien mengatakan
beraktifitas.
dibantu keluarga.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : Tn. S
Umur : 66 Tahun
Nama : Tn. A
Hubungan : Anak
3) Keluhan utama :
batuk berdahak yang sukar dikeluarkan dan nyeri ulu hati serta
pernafasan : 33 x/i.
Tn. S memiliki riwayat sesak nafas dan batuk sejak 4 tahun yang lalu.
ASMA sejak 3 tahun yang lalu. Tn. S mempunyai riwayat minum obat
penyakit yang sama yaitu PPOK dengan pasien. Keluarga juga tidak
f. Makan
Sakit : Makan : 3 kali sehari dengan nasi dan lauk pauk serta
sayur dan
g. Minum
h. Tidur
Sakit : Siang : 2-3 jam sehari (sering terbangun) Malam : 8-9 jam
i. Eliminasi
Sakit : BAB : 1 kali dua hari, tekstur lembek BAK : ± 4-5 kali
dalam sehari
j. Aktifitas
teratur
Melakukan olahraga.
karena
dan
TB / BB : 164 cm / 58 Kg
Kesadaran : CMC
TD : 120 / 70 mmHg
Nadi : 93 x/i
Suhu : 36,5 0C
Pernafasan : 33 x/i
Kepala :
Kulit kepala.
Rambut :
Mata :
Simetris kiri dan kanan, konjungtiva sub anemis, sclera tidak ikterik,
Hidung :
Simetris, hidung tampak bersih, tidak ada nyeri tekan disekitar hidung,
Telinga :
Leher :
kelenjer tiroid.
Thorax :
tampak
P : sonor
Jantung
P : Pekak
Abdomen :
Kulit :
Ektremitas
dan kiri masih utuh dan dapat digerakkan, tidak ada udema.
a. Status emosional :
b. Kecemasan :
c. Pola koping :
d. Gaya komunikasi :
e. Konsep diri :
karena merasa sesak nafas bila sholat berdiri dan berdoa untuk
kesembuhan penyakitnya.
D. ANALISA DATA
mengatakan demam.
DO : Pasien tampak
dengan RR 33x/menit,
(dispnea), RR 33x/menit,
ekspirasi memanjang.
mmHg, Takikardi HR :
93x/menit
Pasien mengatakan
beraktifitas.
dibantu keluarga.
G. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN