Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)


“Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pelayanan KB”

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Anisah Agustin (R.16.03.001)


2. Devi Nurindah Sari (R.16.03.005)
3. Eka Wiranti (R.16.03.010)
4. Ika Damayanti P. (R.16.03.015)
5. Titi Widiarti (R.16.03.031)
6. Widia Putri Kusuma (R.16.03.036)

YAYASAN INDRA HUSADA (YASINDA) INDRAMAYU


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDRAMAYU
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang alat kontrasepsi IUD.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai alat kontrasepsi IUD ini. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Indramayu, 20 april 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I...................................................................................................................................1

PENDAHULUAN................................................................................................................1

A. Latar belakang..................................................................................................................1

A. Tujuan..............................................................................................................................2

BAB II..................................................................................................................................3

PEMBAHASAN...................................................................................................................3

A. Pengertian IUD............................................................................................................3

B. Tipe – Tipe IUD...........................................................................................................4

C. Mekanisme kerja IUD..................................................................................................5

D. Nilai Efektifitas IUD....................................................................................................7

E. Jenis- Jenis IUD...........................................................................................................7

F. Profil............................................................................................................................9

G. Kerugian...........................................................................................................................9

H. Keuntungan...................................................................................................................12

I. Yang dapat memakai IUD/AKDR..............................................................................13

J. Yang tidak bisa memakai IUD/AKDR.........................................................................13

ii
K. Waktu pemasangan IUD..............................................................................................14

L. Yang perlu diingat jika menggunakan KB IUD............................................................14

M. Cara memeriksa benang IUD........................................................................................15

BAB III...............................................................................................................................16

PENUTUP..........................................................................................................................16

A. Kesimpulan....................................................................................................................16

B. Saran..............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committee 1970:
keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Suratun, 2008).
Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan
UNFPA (2005) dan pelaksanaan program KB masih mengalami beberapa
hambatan. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-
2003, masih sekitar 40% Pasangan Usia Subur (PUS) yang belum menjadi
akseptor KB (Saroha, 2009).
Berdasarkan data survey demografi dan kesehatan Indonesia pada tahun 2007
pengguna kontrasepsi IUD menduduki peringkat ke empat, dari sejumlah 746.702
peserta KB dan yang menggunakan IUD sebanyak (2,74%) (BKKBN, 2007).
Angka kesuburan total atau TFR di Indonesia turun dari 5,6% menjadi 2,6%.
Tahun 2002 sampai 2003 menurut BPS (Biro Pusat Statistik), DepKes, 2003.
Sebagai aspek kebutuhan kesehatan reproduksi perempuan banyak yang belum
terpenuhi karena ketidak tersediaan konseling dan pelayanan KB yang merupakan
hal terpenting dalam menurunkan resiko. Pada tahun 2003 yaitu 2/3 atau
(66,67%) perempuan menikah di Indonesia menggunakan kontrasepsi modern
atau IUD/AKDR 14,8%, (Departemen Kesehatan, 2009).
IUD atau Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah satu alat kontrasepsi
modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan
masa aktif fungsi kontrasepsinya), bentuknya bermacam-macam. IUD adalah alat

1
kontrasepsi yang efektiftasnya sangat tinggi, yaitu 0,6-0,8 kehamilan/100
perempuan dalam 1 tahun pertama pemakaian, 1 kegagalan dalam 125-170
kehamilan (Hidayati, 2009).

A. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui definisi dari kontrasepsi Intrauterine Device
2. Agar mahasiswa mengetahui jenis-jenis kontrasepsi IUD
3. Agar mahasiswa memahami kelebihan dan kekurangan alat kontrasepsi IUD
4. Agar mahasiswa mengetahui efek samping dan kontra indikasi KB IUD
5. Agar mahasiswa memahami cara pemasangan IUD

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian IUD
IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern. Merupakan alat kontrasepsi
yang telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif
fungsi kontrasepsinya) yang diletakan dalam cavum uteri sebagai usaha
kontrasepsi, menghalangi fertilisasi d an menyulitkan telur berimplantasi dalam
uterus.(Eva Ellya dkk, 2010)
IUD singkatan dari Intra Uterin Device yang merupakan alat kontasepsi yang
paling banyak digunakan, karena dianggap sangat efektif dalam mencegah
kehamilan dan memiliki manfaat yang relatif banyak dibanding alat kontrasepsi
lainnya. Diantaranya, tidak menggangu saat koitus (hubungan badan), dapat
digunakan sampai menopause dan setelah IUD di keluarkan dari rahim, bisa
dengan mudah subur (nina dkk,2013)
IUD terbuat dari material dalam berbagai bentuk, umumnya berbahan dasar
polyethylene yang merupakan plastik yang insert. IUD memilik cervical
tambahan berupa benang yang dianalogikan sebagai dawai/dasi yang
memudahkan pengontrolan keberadaan IUD ataukanh telah mengalami
translokasi serta memudahkan pelepasan IUD saat akseptor ingin melepaskannya.

3
B. Tipe – Tipe IUD
1. Tipe yang secara kimiawi bersifat lengai (tidak menimbulkan reaksi kimia
apapun) terbuat dari bahan yang tidak bisa diserap, yakni paling sering terbuat
dari polyethylene yang diimpregnasi oleh barium sulfat untuk memberikan
radiopasitas. (contoh spiral/lippes loop).
2. Tipe yang kurang lebih akan menghasilkan elusi dari alat dengan substansi
kimia yang aktif, seperti alat yang mengandung unsure tembaga atau preparat
progestasional . (contoh progestasert berbentuk huruf T yang melepaskan
kurang lebih 65 ug progesterone/hari melalui batang vertical yang terbuat dari
kopolimer vinil. Seperti coper T ) (Eva Ellya dkk, 2010)
Jenis IUD ini bermacam-macam, paling umum dulu di kenal dengan spiral.
Jenis-jenis dari IUD tersebut dapat terlihat pada gambar dibawah ini

4
a. Lippes-Loop
b. Saf-T-Coi
c. Dana-Super
d. Copper-T (Gyne-T)
e. Copper-7 (Gravigard)
f. Multiload
g. Progesterone IUD

C. Mekanisme kerja IUD


Sampai saat ini mekanisme kerja IUD belum diketahui secara pasti. Kini
pendapat yang terbanyak menyatakan bahwa IUD dalam cavum uteri
menimbulkan reaksi peradangan setempat (endometrium) yang disertaoi dengan
sebukan leukosit yang dapat menghancurkan blas-tokista atau sperma.
Pemeriksaan cairan uterus pada akseptor IUD sering kali di jumpai pula sel-sel
makrofag (fagosit) yang mengandung spermatozoa.
Kar dkk selanjutnya menemukan sifat-sifat dan isi cairan uterus mengalami
perubahan-perubahan pada akseptor IUD yang menyebabkan blastokista tidak
dapat hidup dalam uterus walaupun sebelumnya terjadi nidasi. Penyelidik-
penyelidik lain menemukan sering terjadinya proses nidasi uterus pada pemakaian
IUD sehingga dapat menghalangi proses nidasi, kontraksi ini terjadi di duga

5
karena adanya peningkatan kadar prostaglandin dalam uterus pada wanita
tersebut.
Pendapat lain mengatakan bahwa pada IUD bioaktif mekanisme kerjanya selain
menimbulkan peradangan seperti pada IUD biasa, juga oleh karena ion logam
atau bahan lain yang melarit dari IUD mempunyaoi pengaruh terhadap sperma.
Logam-logam tertentu, khususnya tembaga, sangat meningkatkan kerja
kontrasepsi pada alat-alat yang lengai. Alvare dkk (1988) menunjukan bahwa
sebagian IUD juga mencegah terjadi fertilisasi.
Menurut penyelidikan, ion logam yang paling efektif adalah ion logam tembaga
(Cu).
Tembaga (Cu) juga menghambat khasiat anhidrase karbon-karbon dan
fosfatase alkali, memblok bersatunya sperma-ovum mengurangi jumlah sperma
yang mencapai tuba falopi dan mengaktifkan sperma.
Mekanisme kerja IUD secara kimiawi bersifat lengai, belum dapat di tentukan
dengan tepat. IUD yang mengeluarkan hormone juga menebalkan lendir cervix
hingga menghalangi pergerakan sperma untuk masuk melewati cervix.
Kembali dapat di tekankan kembali disini bahwa secara umum mekanisme
kerja IUD ialah bahwa mungkin hambatan implantasi blastokositbdalam
endometrium tampaknya merupakan mekanisme kerja yang paling menonjol dari
jenis kontrasepsi ini, hambatan nidasi tersebut terjadi karena adanya respon
inflamasi setempat (pada area terdapatnya IUD endometrium) yang selanjutnya
mengakibatkan terpacunya kerja lisosom pada blastokist dan mungkin pula
fagositiosis spermatozoa (population reports, 1982)
Keberadaan alat dalam rongga uterus memungkinkan untuk mencegah
implantasi telur dalam uterus, menjadiakn sperma sulit masuk kedalam alat
reproduksi dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi. (Eva Ellya dkk,
2010)

Cara Kerja
6
 Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke Tuba falopi.
 Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai Kacum uteri.
 AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
 Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uteru.
(abdul bari saifudin, 2003 )
Cara Kerja IUD
1. Cara kerja utam mencegah sperma bertemu sel telur.
2. Mencegah implantasi atau tertanamnya sel telur dalam rahim.
3. Untuk IUD Mirena ada tambahan cara kerjanya yaitumengentalkan lendir
rahim karena pengaruh hormon Levonolgestrel yang dilepaskannya. (nina
dkk,2013)
D. Nilai Efektifitas IUD
Berkisar 0,6-0,8 kehamilan /100 perempuan dalam 1 tahun pertama
pemakaian. (terdapat 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
E. Jenis- Jenis IUD
Ada beberapa jenis IUD yang beredar /dipakai di Indonesia. Secara umum,
IUD terdiri dari 3 jenis yaitu :
1. Inert terbuat dari plastic (ippes loop) atau baja anti karat (the Chinese ring)
2. Mengandung tembaga, seperti TCu 380A, TCu 200C, multiload (MLCu
250dan 375), Nova T, CuT-380A berbentuk kerangka plastic kecil, fleksibel,
menyerupai huruf T diselubungi oleh kawat tembaga halus, sangat efektif,
reversible dan berjanhka panjang (dapat sampai jenjang 10 tahun).
3. Menggandung hormone streroid, seperti progesaesert (hormone progesterone )
dan levonol (levonorgestrel) (Eva Ellya dkk, 2010)
Dari berbagai jenis IUD diatas, saat ini yang umum beredar dipakai di Indonesia
ada 3 macam jenis yaitu:

7
1. IUD Copper-T
Terbentuk dari rangka plastik yang lentur dan tembaga yang berada pada
kedua lengan IUD dan batang IUD.

2. IUD Nova T
Terbentuk dari rangka plastik dan tembaga. Pada ujung lengan IUD bentuknya
agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada batang IUD.

3. IUD Mirena
Terbentuk dari rangka plastik yang dikelilingi oleh silinder pelepas hormon
levonolgestrel (hormon progesteron) sehingga IUD ini dapat dipakai oleh ibu
menyusui karena tidak menghambat ASI. (nina dkk,2013).

8
F. Profil
1. IUD dapat segera efektif segerah setelah pemasangan
2. Efektifitas tinggi 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam setahun pertama
dalam pemakaian (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan)
3. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A) pada
umumnya aman dan efektif.
4. Dapat di pasang segera setelah partus/aborsi selama tidak ada infeksi
5. Dapat digunakan digunakan hingga menopause
6. Dapat di lepas kapanpun sekehendak klien dan kesuburan dapat segera
kembali.
7. Plaid menjadi lebih lama dan lebih banyak.
8. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan.
9. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi.
10. Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada Infeksi
Menular Seksual (IMS) (Eva Ellya dkk, 2010)

G.Kerugian
Setelah pemasangan IUD, beberapa ibu mungkin mengeluh merasakan nyeri
di bagian perut dan perdarahan sedikit-sedikit (spotting). Ini bisa berjalan selama
3 bulan setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya

9
setelah itu keluhan akan hilang denga sendirinya. Tetapi apabila setelah 3
bulankeluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk memeriksanya ke dokter. Pada
saat pemasangan sebaiknya ibu tidak terlalu tegang, karena ini juga bisa
menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan harus segera ke klinik jika :
1. Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan, mual,
pusing, mumtah-muntah
2. Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat,
menggigil, dan jika ibu merasa tidak sehat
3. Terjadi perdarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa
4. Sakit misalnya di perut pada saat melakukan seggama segeralah pergi ke
dokter. Jika ibu menemukan gejala-gejala diatas.
IUD bukanlah alat kontrasepsi yang sempurna sehingga masih terdapat beberapa
kerugian antara lain:
1. Pemeriksaan dalam penyaringan infeksi saluran genetalia diperlukan sebelum
pemasangan IUD
2. Perdarahan diantara haid (Spotting)
3. Setelah pemasangan, kram dapat terjadi dalam beberapa hari
4. Dapat meningkatkan resiko penyakit radang panggul
5. Memerlukan prosedur pencegahan infeksi sewaktu memasang dan
mencabutnya
6. Haid semakin banyak, lama dan rasa sakit selama 3 bulan pertama pemakaian
IUD dan berkurang setelah 3 bulan
7. Pasien tidak dapat mencabut sendiri IUDnya
8. Tidak melindungi pasien terhadap PMS (Penyakit Menular Seksual,
AIDS/HIV)
9. IUD dapat keluar rahim melalui kanalis hingga keluar vagina (Saifudin,2003)
(nina dkk,2013)
a. Efek samping yang umum terjadi:

10
 Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan
berkembang setelah 3 bulan).
 Haid lebih lama dan banyak.
 Perdarahan (spotting) antar menstruasi.
 Saat haid lebih sakit.
b. Komplikasi lain:
 Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan.
 Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan
penyebab anemia.
 Performansi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar).
c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang
sering berganti pasangan.
e. Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai
AKDR. PRP dapat memicu infertilitas.
f. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan
AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan.
g. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan
AKDR. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari.
h. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri.
Petugas kesehatan terlatih yang harus melepaskan AKDR.
i. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila
AKDR dipasang segera sesudah melahirkan).
j. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk
mencegah kehamilan normal.
k. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.
Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina,
sebagian perempuan tidak mau melakukan ini. (Eva Ellya dkk, 2010).

11
H. Keuntungan
Menurur Dr David Grimes dari Family Health International di Chapel Hill,
Carolina Utara, sperti dikutip News yahoo, dokter seringkali melupakan manfaat
IUD dalam pengobatan endometriosis. Laporan tersebut diungkapkan dalam
pertemuan di De American College of Obstertrician and Ginecologies, New
Orleans. David mengatakan, IUD mampu mengurangi resiko kanker endometrium
hingga 40%. Perlindungan terhadap kanker ini setara dengan menggunakan alat
kontrasepsi secara oral. Berikut ini adalah keuntungan dari IUD:
1. Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi (satu kegagalan dalam 125-170
kehamilan)
2. Dapat efektif segera setelah pemasangan
3. IUD merupakan metode kontrasepsi jangka panjang
4. Tidak tergantung pada daya ingat
5. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
6. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
7. Membantu mencegah kehamilan diluar kandungan (kehamilan ektopik)
Untuk IUD selain IUD mirena tidak ada efek samping hormonal seperti
kenaikan BB, flek pada kulit, flek diantara haid (spotting). (nina dkk, 2013)
 Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi
 Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
 AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
 Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti).
 Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
 Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
 Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
 Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A).

12
 Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
 Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak
terjadi infeksi).
 Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
 Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
 Membantu mencegah kehamilan ektopik. (Eva Ellya dkk, 2010)
I. Yang dapat memakai IUD/AKDR
1. Usia reproduktif
2. Keadaan nulipara (yang belum mempunyai anak)
3. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang
4. Ibu yang sedang menyusui
5. Setelah mengalami keguguran dan terlihat tidak terlihat adanya infeksi
6. Resiko rendah IMS
7. Tidak menghendaki metode kontrasepsi hormonal
J. Yang tidak bisa memakai IUD/AKDR
1. Kemungkinan hamil
2. Setelah melahirkan (2-28 hari pasca melahirkan), pemasangan IUD hanya
boleh dilakukan sebelum 48 jam dan setelah 4 minggu pasca persalinan
3. Memiliki resiko IMS (termasuk HIV), yang beresiko terinfeksi IMS/HIV
yaitu:
a. Yang mempunyai lebih lebih dari 1 pasangan tidak selalu memakai
kondom
b. Yang memiliki pasangan dengan HIV/IMS dan tidak selalu memakai
kondom
c. Memakai jarum suntik bersama, atau pasangan memakai jarum suntik
(hanya untuk HIV tetapi tidak untuk IMS)
4. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
5. Sedang menderita infeksi alat genital

13
6. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita penykit radang
panggul atau infeksi setelah keguguran
K. Waktu pemasangan IUD
1. IUD dapa dipasang kapan saja dalam siklus haid selama yakin tidak hamil
2. Pemasangan setelah persalinan: boleh dipasang dalam waktu 48 jam setelah
persalinan
3. Dapat pula dipasang setelah 4 minggu pasca persalinan, dengan dipastikan
tidak hamil
4. Antara 48 jam sampai 4 minggu pasca persalinan, tunda pemasangan,
gunakan metode lain
5. Setelah keguguran atau aborsi: jika mengalami keguguran dalam 7 hari
terakhir, boleh dipasang jika tidak ada infeksi. Jika keguguran lebih dari 7 hari
terakhir, boleh dipasang jika dipastikan tidak hamil
6. Jika terjadi infeksi, boleh dipasang 3 bulan setelah sembuh. Pakai metode
kontrasepsi yang lain
7. Jika ganti dari metode yang lain: jika telah memakai metode lain dengan
benar atau tdak bersenggama sejak haid terakhir, AKDR boleh dipasang.
(tidak hanya selama haid, termasuk melakukan MAL dengan benar)
L. Yang perlu diingat jika menggunakan KB IUD
1. Jenis AKDR yang dipakai
2. Waktu untuk melepas AKDR
3. Perubahan menstruasi dan kram adalah hal biasa: datang kembali ke tenaga
kesehatan jika mengganggu
4. Kembali dalam 306 minggu, atau setelah masa haid berikutnyauntuk
pemeriksaan ke bidan atau tenaga kesehatan jika:
a. Terlambat haid, atau merasa hamil
b. Mungkin terinfeksi IMS atau HIV
c. Benang AKDR berubah panjang atau hilang
d. Sangat nyeri pada bagian perut
14
M. Cara memeriksa benang IUD
1. Ibu datang ke tenaga kesehatan
2. Memeriksa sendiri dengan cara:
a. Cuci tangan
b. Duduk dalam posisi jongkok
c. Masukan jari kedalam vagina dan rasakan benang di mulut rahim
d. Cuci tangan setelah selesai

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR / IUD ) merupakan alat kontrasepsi
yang dipasang dalam rahim yang relatif lebih efektif bila dibandingkan dengan
metode pil, suntik dan kondom. Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari plastik

15
elastik, dililit tembaga atau campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam
menyebabkan reaksi anti fertilitas dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-
10 tahun, dengan metode kerja mencegah masuknya sprematozoa/sel mani ke
dalam saluran tuba. Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini harus
dilakukan oleh tenaga medis (dokter atau bidan terlatih), dapat dipakai oleh
semua perempuan usia reproduksi namun tidak boleh dipakai oleh perempuan
yang terpapar infeksi menular seksual. Jenis-jenis IUD yaitu : Copper-T, Copper-
7 dan lain-lain .

B. Saran
Diharapkan calon akseptorn Kb lebih memahami lagi kekurangan dan kelebihan
jenis-jenis alat kontrasepsi sehingga calon akseptor dapat menentukan alat
kontrasepsi yang tepat unuk dirinya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sibagariang Ellya Eva dkk, 2010 Kesehatan Reproduksi Wanita Trans Info Media :
Jakarta
Saifudin Bari Abdul Dkk, 2003 Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta

Mulyani siti nina dkk, 2013 keluarga berencana dan alat kontrasepsi nuha medika :
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai