Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Daun, Vol. 4 No.

2, Desember 2017 : 63-74

PERAN AGAMA ISLAM DALAM KONSERVASI HUTAN


ROLE OF RELIGION FOR FOREST CONSERVATION
Oleh
Ariyadi, SHI., MH. dan Siti Maimunah, S.Hut.,M.P.2
1
1
( Dosen Tetap Universitas Muhammadiah pada Fakultas Agama Islam
2
Dosen Tetap Universitas Muhammadiah pada Fakultas Pertanian dan Kehutanan)

ABSTRAK

Penelitian ini berangkat dari keprihatinan yang terjadi pada saat ini dengan alam
yang sudah mulai tidak bersahabat dengan makhluk hidup didalamnya, hal ini dapat
dirasakan seperti turunnya hujan pada musim kemarau atau sebaliknya, banyak binatang
yang mulai punah karena suhu bumi makin tinggi, lapisan ozon yang mulai menipis yang
mana panas yang terasa menyengat kulit.
Menjaga kelestarian lingkungan hidup merupakan bagian dari akhlak mulia yang
harus diterapkan di tengah-tengah kehidupan manusia. Hal ini, dilakukan dengan
menjaga keberlangsungan kehidupan di dunia dan menjauhkan kerusakan / bencana yang
bisa terjadi ditambah lagi dengan sikap manusia yang serakahdengan merusak alam
ini.Hutan yang menjadi sumber kekuatan alam ini sebagai penyimpan air, penghasil
oksigen, penyerap karbon dioksida, sumber plasma nutfah, sumberobat dan makanan,
habitat satwa liar yang jika tidak dikelola dengan benar akan punah dan keberlangsungan
kehidupan di bumi akan berakhir.
Sementara itu agama Islam selaku agama Rahmatan lil „alamin memerintahkan
umat manusia untuk menjaga dan memelihara hutan sebagai lingkungan hidup, manusia
dijadikan Tuhan di muka bumi ini sebagai khalifah, menariknya agama Islam memiliki
sudut pandang tersendiri tentang konservasi hutan.
Kata kunci : Peran Agama, konservasi hutan, Rahmatan lil alamin

ABSTRACT

This research departs from the concerns that occur at this time with the nature
that has started not friendly with living things in it, it can be felt like rainfall in the dry
season or vice versa, many animals are becoming extinct due to higher earth
temperatures, the ozone layer that began thinning which is the heat that feels stinging the
skin.
Maintaining the preservation of the environment is part of the noble character
that must be applied in the midst of human life. This is done by maintaining the
sustainability of life in the world and preventing damage, disasters that can occur coupled
with the greedy human attitude by destroying nature. These forests are the source of this
natural force as water stores, oxygen producers, carbon dioxide absorber, germplasm
sources, sources of food and food, wildlife habitats that if not properly managed will
become extinct and the survival of life on earth will end.
Meanwhile, the religion of Islam as the religion Rahmatan lil 'alamin ordered
mankind to maintain and preserve the forest as a living environment, the human being
made God on this earth as khalifah, interesting Islam Islam has its own point of view
about forest conservation.

63
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74

Keywords: Role of Religion, forest conservation, Rahmatan lil 'alamin

A. Pendahuluan dengan keserasian alam yang diciptakan


oleh Tuhan. Untuk memenuhi ambisi dan
Sudah bukan rahasia setiap tahun nafsunya, manusia dengan serakahnya
ketika musim hujan tiba maka bencana menebang habis hutan, mengganti areal
alam yang melanda di sebagian besar hutan dan pertanian dengan areal
wilayah yang ada di negara ini, baik itu pemukiman dan lain lain sehingga alam
berupa banjir, tanah longsor dan tidak dapat lagi kita saksikan seperti
sebagainya. Hal tersebut menimbulkan dulukala.
kepanikan serta keresahan yang luar biasa. Dalam hal ini pentingnya mengkaji
menjadi penting masalah ini, sampai – permasalahan lingkungan dari berbagai
sampai pemerintah membentuk lembaga aspeknya.Salah satu aspek yang dapat
khusus beserta menterinya untuk dijadikan dasar untuk permasalahan
mengurusi malaslah lingkungan. Namun lingkungan adalah aspek agama.Aspek
apa yang terjadi saat ini pemerintah daerah agama menjadi penting, mengingat agama
maupun pusat belum mampu memberikan tidak bisa dilepaskan dari kehidupan umat
solusi yang dapat mengatasi bencana manusia.Islam sebagai agama yang
tersebut. Sementara itu yang dilakukan bersumber dari kalam Allah memberikan
pemerintah hanya menghimbau masyarakat beberapa petunjuk penting tentang
agar waspada terhadap bencana yang berbagai peristiwa alam termasuk dalam
sewaktu – waktu dapat menimpa mereka hal ini adalah bencana alam dan masalah
dan memberikan bantuan yang sifatnya lingkungan.Allah menciptakan alam
sementara bagi korban bencana.Pada semesta ini dengan rapi dan sistematik dan
klimaknya ketika alam sudah tidak manusia diberi tanggungjawab untuk
bersahabat lagi, siapakah yang memelihara dan memakmurkannya. Tiga
salah?alamkah atau manusia yang terlalu konsep dasar Islam (aqidah, syari‟ah,
serakah? Sebagian masyarakat ahlak) memberikan petunjuk jelas tentang
menyalahkan alam yang dianggap sudah pemeliharaan lingkungan.1
tidak lagi bersahabat.Padahal kalau kita
mau jujur, kejadian itu tidak lepas dari ulah 1
DR. Marzuki, M. Ag, Melestarikan
tangan manusia yang tidak peduli lagi lingkungan hidup dan mensikapi bencana alam
dalam perspektif islam, hal:1.

64
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74

B. Metode Penelitian yang diambil dari dalil-dalil tafshili


Penelitian ini bertujuan untuk (terperinci).3Adapun kata “Al-Bi`ah” dapat
mengetahui bagaimana peranan agama diartikan dengan lingkungan hidup, yaitu:
Islam dalam konservasi hutan.Dengan Kesatuan ruang dengan semua benda,
demikian, setidaknya yang selama ini daya, keadaan, dan makhluk hidup,
menjadi titik masalah dapat terungkap dan termasuk manusia dan perilakunya, yang
dapat menjadi informasi ilmiah yang mempengaruhi alam itu sendiri,
mencerahkan. kelangsungan perikehidupan, dan
PenelitianinimerupakanpenelitianPer kesejahteraan manusia serta makhluk
pustakaan(Library research),penelitian hidup lain.4 Dari sini, dapat kita berikan
inibersifatdeskriptif,dimanadata- pengertian bahwa fikih lingkungan adalah
datayangdikumpulkandianalisissecara ketentuan-ketentuan Islam yang bersumber
kualitatif.Untukmemperolehdatayangdiperl dari dalil-dalil yang terperinci tentang
ukan. Tim peneliti melakukanobservasi prilaku manusia terhadap lingkungan
keberbagai perpustakaan baik perpustakaan hidupnya dalam rangka mewujudkan
digital maupun perpustaan yang ada di kemashlahatan dan menjauhkan kerusakan.
kota Palangka Raya. 2. Pentingnya Lingkungan dalam
agama Islam
1. Pengertian Fiqh Lingkungan Krisis lingkungan kian hari
Dalam bahasa arab fikih lingkungan semakin memburuk tidak mampu diatasi
hidup dipopulerkan dengan istilah fiqhul dengan seperangkat sains, teknologidan
bi`ah, yang terdiri dari dua kata (kalimat hukum sekuler, pada dasarnya masyarakat
majemuk; mudhaf dan mudhaf ilaih), yaitu dunia membutuhkan peran agama agar
kata fiqh dan al-bi`ah. Secara bahasa menumbuhkan kesadaran dalam diri
“Fiqh” berasal dari kata Faqiha-Yafqahu- manusia, yaitu nilai-nilai agama.Artinya,
Fiqhan yang berarti al-„ilmu bis-syai`i pemahaman agama saat ini tidak lagi
(pengetahuan terhadap sesuatu) al-fahmu berkutat pada masalah-masalah spiritual,
2
(pemahaman) . Sedangkan secara istilah,
fikih adalah ilmu pengetahuan tentang 3
Jamaluddin Abdurrahim bin Hasan Al-
hukum-hukum syara‟ yang bersifat praktis Asnawi, Nihayatu As-Sul Fi Syarhi Minhaji Al-
Wushul `ila „Ilmi Al-Ushul, (Beirut: Dar Ibnu
Hazm, 1999) cet. 1 juz 1 hlm. 16
2
Muhammad bin Ya‟qub al-Fayrus Abadi, 4
Undang-Undang Republik Indonesia No.
Al-Qamus Al-Muhith, (Beirut: Muassasah Ar- 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Risalah, 2005) cet. VIII hlm. 1250 Pengelolaan Lingkungan Hidup.

65
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74

tetapi juga harus bergerak kepada aspek- yang perlu dijaga supaya tidak termasuk
aspek nyata masyarakat pemeluknya dalam orang yang fasik. Hal ini sebagaimana
hal ini kepedulian terhadap tertuang dalam firman Allah Qs. Al-
lingkungan.Adanya nilai-nilai agama, Baqarah: 26-27:
manusia akan memiliki kecakapan dalam Artinya: “…tetapi tidak ada yang Dia
mengatasi dan ketajaman membaca tanda- sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain
tanda zaman berikut kemampuan orang-orang fasik. (Yaitu) orang-orang
menciptakan seperangkat nilai untuk yang melanggar perjanjian Allah (kufur
melestarikannya dalam hukum dan akidah) dan memutuskan apa yang
sejumlah peraturan. diperintahkan Allah untuk disambungkan
Tujuan dari penciptaan manusia (kufur insaniyah/ijtima'iayah) dan berbuat
adalah untuk beribadah dan menjadi kerusakan di bumi (kufur
pengatur di muka bumi. Dengan prinsip kauniyah/ekologi). Mereka itulah orang-
ibadah dan khalifah, maka sudah orang yang rugi.”Tiga karakteristik
seharusnya manusia mengelola alam manusia dalam ayat tersebut kemudian
dengan prinsip pengabdian dan pengaturan. harus menjadi rambu-rambu bagi
Pengabdian berartimanusia mengelola keislaman dan keimanan. Berdasarkan ayat
alam dengan cara yang menunjukkan bakti di atas, terdapat tiga bentuk proses menuju
kepada Allah SWT. Sedangkan pengaturan keselamatan (Islam) dan keamanan (Iman)
berarti mengelola lingkungan untuk yang bisa diekspresikan. Pertama,
kebutuhan dirinya dengan cara menjaga mengakui ke-Esaan Allah.Kedua, menjalin
kelestarian kualitas alam. Alam sendiri hubungan yang baik dengan sesama
pada dasarnya juga mempunyai perjanjian manusia; dan Ketiga, menjalin hubungan
tersenderi dengan Allah.Al-Qur‟an yang seimbang dengan alam.
menyebutkan bahwa seluruh ciptaan yang Dengan demikian, tujuan
ada di bumi dan di langit bertasbih kepada diproyeksikannya maqashid al-syari‟ah
Allah, namun manusia tidak mengetahui adalah untuk menjaga kekayaan bumi,
5
tasbihnya. Allah SWT telah menjaga sumber-sumbernya,
mengamanahkan pada manusia tiga hal menumbuhkembangkan hasil dan produk-
produknya, menyadarkan akibat dari
5
Quraish Shihab, Membumukan Al- pengrusakan kawasan bumi, serta pola
Qur‟an: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan, 1996), h. pemerataannya pada seluruh lapisan umat
295.

66
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74

manusia. Setiap tindakan yang menafikan harapan dan anugrah-Nya, termasuk


tujuan-tujuan tersebut sama halnya pengabulan do‟a kamu. Sesungguhnya
menghilangkan tujuan-tujuan syariat Islam rahmat Allah amat dekat kepada al-
dan menodai prinsip-prinsip kepentingan muhsinin, yakni orang-orang yang berbuat
yang terkandung di dalamnya.6 baik.7 Dalamkajian Ushul fiqh, ketika kita
dilarang melakukan sesuatu berarti kita
3. Ancaman bagi Perusak Lingkungan diperintahkan untuk melakukan
dalam Islam kebalikannya. Misalnya, kita dilarang
Firman Allah SWT surta Al-A‟rof merusak alam berarti kita diperintah untuk
ayat 56 melestarikan alam.Adapun status perintah
Dan jangan lah kamu membuat tersebut tergantung status
kerusakan di muka bumi, sesudah(Allah) larangannya.Contoh, status larangan
memperbaikinya dan berdoalah kepada merusak alam adalah haram, itu
Allah, dengan rasa takut dan harapan. menunjukan perintah melestarikan alam
Sesungguhnya rahmat dan hukumnya wajib.8
harapan.Sesungguhnya rahmat Allah amat Sementara itu, fakhruddin al-Raziy
dekat kepada orang-orang yang berbuat dalam menanggapi ayat di atas,
baik. berkomentar bahwa, ayat di atas
Ayat ini melarang pengrusakan di mengindikasikan larangan membuat
muka bumi.Pengrusakan adalah salah satu madharat.Pada dasarnya, setiap perbuatan
bentuk pelanggaran atau bentuk yang menimbulkan madharat itu dilarang
pemlampauan batas.Karena itu. Ayat ini agama.Al-Qurtubi menyebutkan dalam
melanjutkan tutunan ayat yang lalu dengan tafsirnya bahwa, penebangan pohon juga
menyatakan : dan janganlah kamu merupakan tindakan pengrusakan yang
membuat kerusakan di muka bumi, mengakibatkan adanya madharat.Beliau
sesudah perbaikannya yang dilakukan juga menyebutkan bahwa mencemari air
kamu oleh Allah SWT dan atau siapapun juga masuk dalam bagian
9
dan berdoalah serta beribadah kepada-Nya pengrusakan. Alam semesta telah
dalam keadaan takut sehingga kamu lebih diciptakan Allah swt.Dalam keadaan yang
mentataati-Nya dalam keadaan penuh 7
Quraish Sihab, M, Tafsir Al-Misbah jilid
5. h 123
Lihat Jam‟ul Jawami‟, Juz I. h. 390
8
6 9
Quraish Shihab, Membumukan Al- Lihat al-Tafsir al-Kabir, Juz IV, h. 108-
Qur‟an, h 297. 109; dan Liat Tafsir Al-Qurtubi, juz II, h 226

67
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74

sangat harmonis, serasi, dan memenuhi pribadi maupun social, sarana-sarana


kebutuhan makhluk.Allah telah penghidupan, dan hal-hal yang bermanfaat
menjadikannya baik, bahkan untuk umum, seperti lahan-lahan pertanian,
memerintahkan hamba-hambanya untuk perindustrian, perdagangan dan sarana-
memperbaikinya.Salah satu bentuk sarana kerja sama untuk sesame manusia.
perbaikan yang dilakukan Allah, adalah Adapun perbaikan Allah Ta‟ala
dengan mengutus para Nabi untuk terhadap keadaan manusia adalah berupa
meluruskan dan memperbaiki kehidupan petunjuk agama dan diutusnya Nabi dan
yang kacau dalam masyarakat.Siapa yang Rasul, yang hal itu disempurnakan dengan
tidak menyambut kedatangan Rasul, atau dibangkitkannnya Nabi dan Rasul terakhir,
menghambat misi mereka, maka dia telah yang merupakan rahmat bagi seluruh alam.
melakukan salah satu bentuk pengrusakan Dengan diutusnya itu, akidah umat islam
di bumi. telah diperbaiki, akhlak dan tata kesopanan
Merusak setelah diperbaiki, jauh mereka telah dibimbing. Sebab beliau telah
lebih buruk daripada merusaknya sebelum menghimpun akhlak dan kesopanan itu
diperbaiki, atau pada saat dia buruk.Kerena bagi umat manusia.Segala kemaslahatan
itu, ayat ini secara tegas menggaris bawahi ruh dan jasad maka telah disyari‟atkan pula
larangan tersebut, walaupun tentunya bagi mereka saling menolong dan saling
memperparah kerusakan atau merusak mengasihi telah pelihara bagi
yang baik juga amat tercela.10Kerusakan mereka.Keadilan dan persamaan telah
ini mencakup kerusakan jiwa dengan cara disyari‟atkan bagi mereka.Musyawarah
membunuh dan memotong anggota tubuh, yang terkait dengan suatu kaidah, menolak
kerusakan harta dengan cara gasab dan hal yang merusak, dan memelihara hal-hal
mencuri, kerusakan agama dan kafir yang maslahat.Dengan demikian, agama
dengan melakukan kemaksiatan- mereka melebihi agama-agama lainnya.11
kemaksiatan, kerusakan nasab dengan Kehidupan alam dalam pandangan
melakukan zina dan kerusakan akal dengan islam berjalan di atas prinsip keselarasan
meminum minuman yang memabukkan dan keseimbangan. Alam semesta berjalan
dan semisalnya.Kesimpulannya bahwa, atas dasar pengaturan yang serasi dan
perusakan itu mencakup kerusakan dengan perhitungan yang tepat.Sekalipun
terhadap akal, akidah, tata kesopanan,
11
Mustafa Al-Maragii, Ahmad, Tafsir Al-
10
Ibid, h. 123-124 Maragi. Semarang: Toha Putra. 1993, h 314-315

68
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74

di dalam ala mini tampak seperti unit unit banjir di Indonesia dalam kurun waktu
yang berbeda. Semuanya berada dalam setahun terakhir ini.Bencana ala mini tidak
satu system kerja yang saling mendukung, hanya telah mengakibatkan ratusan
saling terkait, dan saling tergantung satu manusia kehilangan nyawa, tetapi ribuan
sama lain. Artinya, apabila ada satu unit manusia kehilangan nyawa juga
atau bagian yang rusak pasti menyebabkan kehilangan tempat tinggal mereka.
unit atau bagian lain menjadi rusak Bencana lingkungan seperti tsunami,
pula.Prinsif keteraturan yang serasi dan tanah longsor, lumpur, dan gempa adalah
perhitungan yang tepat semacam ini sederet bencana yang silih berganti.Tetapi,
seharusnya menjadi pegangan atau bencana-bencana tersebut tidak selamanya
landasan berpijak bagi manusia dalam disebabkan factor alam.Banjir dan tanah
menjalani kehidupan di muka bumi lonsor misalnya, merupakan bencana yang
ini.Dengan demikian, segenap tindakan tidak bisa dipisahkan dengan factor
manusia harus didasarkan atas manusia yang kurang ramah dengan alam
perhitungan-perhitungan cermat yang dan lingkungannya sendiri.
diharapkan dapat mendukung prinsip Hal ini sesuai dengan Firman Allah
keteraturan dan keseimbangan tersebut. surat Ar-Rum ayat 41 yang artinya,
Dalam Islam terdapat ketentuan “kerusakan telah terjadi di darat dan di
dasar bahwa semua makhluk mempunyai lautan karena dosa-dosa yang dilakukan
status hukum muhtaram, bukan dalam arti oleh tangan-tangan manusia, biar mereka
terhormat, tetapi harus dilindungi dapat merasakan dari apa yang mereka
eksistensinya/ jiak makhluk hidup, maka lakukan, agar mereka mau kembali
siapapun terlarang membunuhnya.Jika (taubat)”
makhluk tek bernyawa, maka siapapun Dalam pelajaran ekologi manusia,
terlarang merusak binasakannya. Dengan kita dikenalkan pada teori tentang
kata lain, semua makhluk harus dilindungi hubungan manusia dengan alam, salah
hak kepriadaanya.12Eksploitasi yang satunya adalah anthrophosentis. Di sana
berlebihan terhadap sumber daya alam dijelaskan mengenaihubungan manusia dan
dilihat sebagi penyebab untama terjadinya alam. Di mana manusia menjadi pusat dari
bencana alam seperti longsor maupun alam.Maksudnya semua yang ada di alam

12
ini adalah untuk manusia.Allah SWT. Juga
Yafie, Ali. Merintis Fiqh Lingkungan
Hidup. Jakarta: Yayasan Amanah. 2006. h 173-174 menjelaskan dalam Al-Quran, bahwa

69
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74

semua yang ada di ala mini memang sudah lingkungan hidup.Hanya saja, di antara
diciptakan untuk kepentingan manusia. yang paling bertanggung jawab dan
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala menjadi pelopor atas kewajiban iniadalah
yang ada di bumi untuk kamu” (al pemerintah.Sebab, pemerintah adalah
Baqarah: 29) pihak yang berkewajiban untuk mengurus
Ajaran islam menawarkan urusan rakyat termasuk lingkungan
kesempatan untuk memahami Sunnatullah hidup.Selain itu, pemerintah juga memiliki
serta menegaskan tanggung jawab seperangkat kekuasaan untuk
manusia. Ajaran Islam tidak hanya menggerakkan kekuatan menghalau pelaku
mengajarkan untuk mengambil manfaat kerusakan lingkungan hidup.Kewajiban
dari sumber daya alam, tetapi juga masyarakat adalah membantu pemerintah
mengajarkan aturan main dalam dalam menyelesaikan masalah lingkungan
pemanfaatannya dimana kesejahteraan hidup.
bersama yang berkelanjutan sebagai hasil
keseluruhan yang diinginkan. Salah satu 4. Peran Agama Islam
Sunnah Rasulullah SAW menjelaskan dalamKonservasiHutan
bahwa setiap warga masyarakat berhak Islam sebagai agama yang tidak
untuk mendapatkan manfaat dari suatu hanya mengatur hubungan manusia dengan
sumber daya alam milik bersama untuk Tuhannya, tetapi juga hubungan manusia
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan sesama makhluk (termasuk
sepanjang tidak melanggar, menyalahi atau lingkungan hidupnya) sebenarnya telah
menghalangi hak-hak yang saam yang juga memiliki landasan normatif baik secara
dimiliki oleh orang lain sebagai warga implisit maupun ekplisit tentang
masyarakat. Penggunaan sumber daya pengelolaan lingkungan ini.
yang langka atau terbatas harus diawasi a. Melestarikan Lingkungan Hidup
dan dilindungi. Merupakan Manifestasi Keimanan
Hukum pelestarian lingkungan hidup “Dan janganlah kamu membuat
adalah fardhu kifayah.Artinya, semua kerusakan di muka bumi sesudah
orang baik individu maupun kelompok dan Tuhan pemperbaikinya, yang
perusahaan bertanggung jawab terhadap demikian itu lebih baik bagimu jika
pelestarian lingkungan hidup, dan harus betul-betul kamu orang-orang yang
dilibatkan dalam penanganan kerusakan beriman".(QS. Al-A‟raf [7]: 85)

70
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74

b. Merusak Lingkungan Adalah Sifat d. Manusia adalah khalifah untuk


Orang Munafik dan Pelaku menjaga kemakmuran lingkungan
Kejahatan hidup
“ Dan apabila ia berpaling (dari Dan Dia lah yang menjadikan
kamu), ia berjalan di bumi untuk kamu penguasa-penguasa di bumi
Mengadakan kerusakan padanya, dan Dia meninggikan sebahagian
dan merusak tanam-tanaman dan kamu atas sebahagian (yang lain)
binatang ternak, dan Allah tidak beberapa derajat, untuk mengujimu
menyukai kebinasaan”.(QS. Al- tentang apa yang diberikan-Nya
Baqarah [2]: 205) kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu
c. Alam semesta merupakan anugerah Amat cepat siksaan-Nya dan
Allah untuk manusia Sesungguhnya Dia Maha
Tidakkah kamu perhatikan Pengampun lagi Maha
Sesungguhnya Allah telah Penyayang.(QS. Al-An‟am [6]:
menundukkan untuk 165)
(kepentingan)mu apa yang di langit e. Kerusakan yang terjadi di muka
dan apa yang di bumi dan bumi oleh karena ulah tangan
menyempurnakan untukmu nikmat- manusia
Nya lahir dan batin. (QS. Luqman “Dan apa saja musibah yang
[31]: 20) menimpa kamu Maka adalah
Dan Dia telah menundukkan disebabkan oleh perbuatan
bahtera bagimu supaya bahtera itu, tanganmu sendiri, dan Allah
berlayar di lautan dengan memaafkan sebagian besar (dari
kehendak-Nya, dan Dia telah kesalahan-kesalahanmu).”(QS. As-
menundukkan (pula) bagimu Syuura [42]: 30)
sungai-sungai. Dan Dia telah “Dan janganlah kamu membuat
menundukkan (pula) bagimu kerusakan di muka bumi, sesudah
matahari dan bulan yang terus (Allah) memperbaikinya dan
menerus beredar (dalam orbitnya); Berdoalah kepada-Nya dengan
dan telah menundukkan bagimu rasa takut (tidak akan diterima)
malam dan siang.(QS. Ibrahim dan harapan (akan dikabulkan).
[14]: 32-33) Sesungguhnya rahmat Allah Amat

71
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74

dekat kepada orang-orang yang menimbulkanlaknat; buang air


berbuat baik.”(QS. Al-A‟raf [7]: besar di saluran air (sumber air),
56) di tengah jalan dan di tempat
teduh15
Selaras dengan ayat-ayat di atas,
Rasulullah saw melalui hadis-hadis beliau d. Berlaku Ihsan Terhadap Binatang
juga telah menanamkan nilai-nilai Abu Huruairah ra.meriwayatkan,
implementatif pemeliharaan dan Rasulullah saw bersabda: “Ketika
pelestarian lingkungan hidup ini, antara seorang laki-laki sedang dalam
lain: perjalanan, ia kehausan. Ia masuk
ke dalam sebuah sumur itu, lalu
a. Penetapan Daerah Konservasi minum di sana. Kemudian ia
“Sesungguhnya Rasulullah telah keluar. Tiba-tiba ia mendapati
menetapkan Naqi‟ sebagai daerah seekor anjingdi luar sumur yang
konservasi, begitu pula Umar sedang menjulurkan lidahnya dan
menetapkan Saraf dan Rabazah menjilat-jilat tanah lembab karena
sebagai daerah konservasi”. 13
kehausan. Orang itu berkata,
b. Anjuran Menanam Pohon dan „Anjing ini telah merasakan apa
Tanaman yang baru saja saya rasakan.‟
Rasulullah saw bersabda: Kemudian ia kembali turun ke
“Tidaklah seorang muslim sumur dan memenuhi sepatunya
menanam sebuah pohon atau dengan air lalu membawanya naik
sebuat tanaman, kemudian dimakan dengan menggigit sepatu itu.
oleh burung, manusia, atau Sesampainya di atas ia minumi
binatang, melainkan ia akan anjing tersebut. Karena
mendapat pahala sedekah”.14 perbuatannya tadi Allah
c. Larangan Melakukan Pencemaran berterimakasih kepadanya dan
Rasulullah saw bersabda: mengampuni dosanya.”Para
“Takutilah tigaperkara yang sahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah, apakah kalau kami
13
Ibid, Hadis 2320 (Kairo: Dar Al-Sya‟ab,
15
1987) Juz 3, h. 135 Abu Daud Sulaimanbin Al-Asy'ats As-
14
Ibid, Hadis 2320 (Kairo: Dar Al-Sya‟ab, Sijistani, Sunan Abi Daud, (Beirut: Dar Al-Kitab
1987) Juz 3, h. 135 Al-„Arabi, t.t.) Juz 1, h. 11.

72
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74

mengasihi binatang kami mengenai ekosistem dan memandang baik


mendapatkan pahala?”Beliau perbuatannya yang salah tersebut tanpa
bersabda, “Berbuat baik kepada pengetahuan, dalam Al-Qur‟an disebutkan
setiap makhluk pasti mendapatkan sebagai manusia yang dzalim.
pahala.”16 Sebagaimana Allah mengingatkan :
Tentunya, masih banyak ayat dan hadis “Tetapi orang-orang yang zalim,
seumpama di atas yang kesemuanya mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu
memuat pesan akan pentingnya kesadaran pengetahuan, maka siapakah yang akan
untuk menjaga dan melestarikan menunjuki orang yang telah disesatkan
lingkungan hidup. Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang
penolong pun”. (Q.S Ar-Rum 30:29)
C. Kesimpulan Bahaya yang diakibatkan menurutkan
Telah dijelaskan diatas, kehendak nafsu sangat jelas dampaknya
sesungguhnya semua menjadi alasan pada kehancuran bumi. Hal ini dapat
mengapa Allah menyebutkan secara berupa ekspliotasi yang berlebihan dan
eksplisit dalam Al-Qur‟an tentang tidak memepertimbangkan daya dukung
pentingnya lingkungan hidup dan cara-cara lingkungan,pemborosan, menguras sesuatu
Islami dalam mengelola dunia ini. Kualitas yang tidak penting dan tidak efisien,
sebagai indikator pembangunan dan ajaran bermewah-mewahan dalam konsumsi dan
Islam sebagai teknologi untuk mengelola gaya hidup dan seterusnya. Manusia yang
dunia jelas merupakan pesan strategis dari melakukan cara seperti itu tentu
Alloh SWT untuk diwujudkan dengan mengelola bumi tanpa landasan dan
sungguh-sungguh oleh setiap muslim. petunjuk Allah sesuai dengan apa yang
Adanya bencana lebih karena diisyaratkan kepadanya selaku hamba
manusia melakukan ekspliotasi Tuhan. Syariat adalah fitrah di mana bumi
berdasarkan kemauan hawa nafsunya hanya dapat diatur dengan ilmu syariatnya
untuk memperoleh keuntungan yang tersebut. Bila sesuatu menyalahi fitrah,
sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan maka akibatnya dapat terjadi
bencana yang ditimbulkannya. Manusia kefatalan.Tanpa standar nilai-nilai syariat
tersebut tidak mempunyai pengetahuan tersebut, manusia cenderung melihat
kebenaran menurut hawa nafsu.
16
Ibid, Hadis 2363 (Kairo: Dar Al-Sya‟ab,
1987) Juz 3, h 146

73
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74

Daftar Pustaka: „Ilmi Al-Ushul, Beirut: Dar Ibnu


Hazm,
Abu Ishaq Ibrahim bin „Ali ibn Yusuf al-
Fayruzabadi asy-Syiradzi, al- Marzuki, M. Ag, Melestarikan lingkungan
Muhadzdzab di Fiqh al-Imam asy- hidup dan mensikapi bencana
Syafi‟i Beirut: Dar al-Fikr, t.t. alam dalam perspektif islam, t.y

Abu Daud Sulaimanbin Al-Asy'ats As- Muhammad bin Ya‟qub al-Fayrus Abadi,
Sijistani, Sunan Abi Daud, Beirut: 2005. Al-Qamus Al-Muhith,
Dar Al-Kitab Al-„Arabi, t.t. Juz 1, Beirut: Muassasah Ar-Risalah,.
h. 11.
Mustafa Al-Maragii, Ahmad, Tafsir Al-
Abu Ishaq al-Syatibi, al-Muwafaqat fi Maragi. Semarang: Toha Putra. 1993.
Ushul Asy-Syariah, juz 1.
Quraish Shihab, 1996.Membumukan Al-
Fathurrahman, Djamil, 1997..Filsafat Qur‟an: Fungsi dan Peran Wahyu
Hukum Islam, cet. 1, Jakarta: Dalam Kehidupan Masyarakat
Logos Wacana Ilmu, Bandung: Mizan,

Hadis 2363Kairo: Dar Al-Sya‟ab, 1987Juz Quraish Sihab, 1996. .M, Tafsir Al-Misbah
3, h 146 jilid 5.Bandung: Mizan.

Imam al-Mawardi,2000..Al-Ahkam as- Yafie, Ali. 2006. Merintis Fiqh


Shulthoniyyah, terj. Fadhli Lingkungan Hidup. Jakarta: Yayasan
Bahri,Jakarta: Darul FalahImam Amanah.
Taqiy ad-Din Abu Bakr bin
Jawami‟, Juz I.T.th
Muhammad al-Husyani al-Hishni
ad-Dimasyqi, kifayat al-Akhyar fi Al-Tafsir al-Kabir, Juz IV
Himl Ghayat al-Ikhtishar, Jakarta:
Nur Asia,t.t. Tafsir Al-Qurtubi, juz II.

Jamaluddin Abdurrahim bin Hasan Al- Undang-Undang Republik Indonesia No.


Asnawi, 1999..Nihayatu As-Sul Fi 32 Tahun 2009 Tentang
Syarhi Minhaji Al-Wushul `ila Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.

74

Anda mungkin juga menyukai