ABSTRAK
Penelitian ini berangkat dari keprihatinan yang terjadi pada saat ini dengan alam
yang sudah mulai tidak bersahabat dengan makhluk hidup didalamnya, hal ini dapat
dirasakan seperti turunnya hujan pada musim kemarau atau sebaliknya, banyak binatang
yang mulai punah karena suhu bumi makin tinggi, lapisan ozon yang mulai menipis yang
mana panas yang terasa menyengat kulit.
Menjaga kelestarian lingkungan hidup merupakan bagian dari akhlak mulia yang
harus diterapkan di tengah-tengah kehidupan manusia. Hal ini, dilakukan dengan
menjaga keberlangsungan kehidupan di dunia dan menjauhkan kerusakan / bencana yang
bisa terjadi ditambah lagi dengan sikap manusia yang serakahdengan merusak alam
ini.Hutan yang menjadi sumber kekuatan alam ini sebagai penyimpan air, penghasil
oksigen, penyerap karbon dioksida, sumber plasma nutfah, sumberobat dan makanan,
habitat satwa liar yang jika tidak dikelola dengan benar akan punah dan keberlangsungan
kehidupan di bumi akan berakhir.
Sementara itu agama Islam selaku agama Rahmatan lil „alamin memerintahkan
umat manusia untuk menjaga dan memelihara hutan sebagai lingkungan hidup, manusia
dijadikan Tuhan di muka bumi ini sebagai khalifah, menariknya agama Islam memiliki
sudut pandang tersendiri tentang konservasi hutan.
Kata kunci : Peran Agama, konservasi hutan, Rahmatan lil alamin
ABSTRACT
This research departs from the concerns that occur at this time with the nature
that has started not friendly with living things in it, it can be felt like rainfall in the dry
season or vice versa, many animals are becoming extinct due to higher earth
temperatures, the ozone layer that began thinning which is the heat that feels stinging the
skin.
Maintaining the preservation of the environment is part of the noble character
that must be applied in the midst of human life. This is done by maintaining the
sustainability of life in the world and preventing damage, disasters that can occur coupled
with the greedy human attitude by destroying nature. These forests are the source of this
natural force as water stores, oxygen producers, carbon dioxide absorber, germplasm
sources, sources of food and food, wildlife habitats that if not properly managed will
become extinct and the survival of life on earth will end.
Meanwhile, the religion of Islam as the religion Rahmatan lil 'alamin ordered
mankind to maintain and preserve the forest as a living environment, the human being
made God on this earth as khalifah, interesting Islam Islam has its own point of view
about forest conservation.
63
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74
64
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74
65
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74
tetapi juga harus bergerak kepada aspek- yang perlu dijaga supaya tidak termasuk
aspek nyata masyarakat pemeluknya dalam orang yang fasik. Hal ini sebagaimana
hal ini kepedulian terhadap tertuang dalam firman Allah Qs. Al-
lingkungan.Adanya nilai-nilai agama, Baqarah: 26-27:
manusia akan memiliki kecakapan dalam Artinya: “…tetapi tidak ada yang Dia
mengatasi dan ketajaman membaca tanda- sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain
tanda zaman berikut kemampuan orang-orang fasik. (Yaitu) orang-orang
menciptakan seperangkat nilai untuk yang melanggar perjanjian Allah (kufur
melestarikannya dalam hukum dan akidah) dan memutuskan apa yang
sejumlah peraturan. diperintahkan Allah untuk disambungkan
Tujuan dari penciptaan manusia (kufur insaniyah/ijtima'iayah) dan berbuat
adalah untuk beribadah dan menjadi kerusakan di bumi (kufur
pengatur di muka bumi. Dengan prinsip kauniyah/ekologi). Mereka itulah orang-
ibadah dan khalifah, maka sudah orang yang rugi.”Tiga karakteristik
seharusnya manusia mengelola alam manusia dalam ayat tersebut kemudian
dengan prinsip pengabdian dan pengaturan. harus menjadi rambu-rambu bagi
Pengabdian berartimanusia mengelola keislaman dan keimanan. Berdasarkan ayat
alam dengan cara yang menunjukkan bakti di atas, terdapat tiga bentuk proses menuju
kepada Allah SWT. Sedangkan pengaturan keselamatan (Islam) dan keamanan (Iman)
berarti mengelola lingkungan untuk yang bisa diekspresikan. Pertama,
kebutuhan dirinya dengan cara menjaga mengakui ke-Esaan Allah.Kedua, menjalin
kelestarian kualitas alam. Alam sendiri hubungan yang baik dengan sesama
pada dasarnya juga mempunyai perjanjian manusia; dan Ketiga, menjalin hubungan
tersenderi dengan Allah.Al-Qur‟an yang seimbang dengan alam.
menyebutkan bahwa seluruh ciptaan yang Dengan demikian, tujuan
ada di bumi dan di langit bertasbih kepada diproyeksikannya maqashid al-syari‟ah
Allah, namun manusia tidak mengetahui adalah untuk menjaga kekayaan bumi,
5
tasbihnya. Allah SWT telah menjaga sumber-sumbernya,
mengamanahkan pada manusia tiga hal menumbuhkembangkan hasil dan produk-
produknya, menyadarkan akibat dari
5
Quraish Shihab, Membumukan Al- pengrusakan kawasan bumi, serta pola
Qur‟an: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan, 1996), h. pemerataannya pada seluruh lapisan umat
295.
66
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74
67
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74
68
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74
di dalam ala mini tampak seperti unit unit banjir di Indonesia dalam kurun waktu
yang berbeda. Semuanya berada dalam setahun terakhir ini.Bencana ala mini tidak
satu system kerja yang saling mendukung, hanya telah mengakibatkan ratusan
saling terkait, dan saling tergantung satu manusia kehilangan nyawa, tetapi ribuan
sama lain. Artinya, apabila ada satu unit manusia kehilangan nyawa juga
atau bagian yang rusak pasti menyebabkan kehilangan tempat tinggal mereka.
unit atau bagian lain menjadi rusak Bencana lingkungan seperti tsunami,
pula.Prinsif keteraturan yang serasi dan tanah longsor, lumpur, dan gempa adalah
perhitungan yang tepat semacam ini sederet bencana yang silih berganti.Tetapi,
seharusnya menjadi pegangan atau bencana-bencana tersebut tidak selamanya
landasan berpijak bagi manusia dalam disebabkan factor alam.Banjir dan tanah
menjalani kehidupan di muka bumi lonsor misalnya, merupakan bencana yang
ini.Dengan demikian, segenap tindakan tidak bisa dipisahkan dengan factor
manusia harus didasarkan atas manusia yang kurang ramah dengan alam
perhitungan-perhitungan cermat yang dan lingkungannya sendiri.
diharapkan dapat mendukung prinsip Hal ini sesuai dengan Firman Allah
keteraturan dan keseimbangan tersebut. surat Ar-Rum ayat 41 yang artinya,
Dalam Islam terdapat ketentuan “kerusakan telah terjadi di darat dan di
dasar bahwa semua makhluk mempunyai lautan karena dosa-dosa yang dilakukan
status hukum muhtaram, bukan dalam arti oleh tangan-tangan manusia, biar mereka
terhormat, tetapi harus dilindungi dapat merasakan dari apa yang mereka
eksistensinya/ jiak makhluk hidup, maka lakukan, agar mereka mau kembali
siapapun terlarang membunuhnya.Jika (taubat)”
makhluk tek bernyawa, maka siapapun Dalam pelajaran ekologi manusia,
terlarang merusak binasakannya. Dengan kita dikenalkan pada teori tentang
kata lain, semua makhluk harus dilindungi hubungan manusia dengan alam, salah
hak kepriadaanya.12Eksploitasi yang satunya adalah anthrophosentis. Di sana
berlebihan terhadap sumber daya alam dijelaskan mengenaihubungan manusia dan
dilihat sebagi penyebab untama terjadinya alam. Di mana manusia menjadi pusat dari
bencana alam seperti longsor maupun alam.Maksudnya semua yang ada di alam
12
ini adalah untuk manusia.Allah SWT. Juga
Yafie, Ali. Merintis Fiqh Lingkungan
Hidup. Jakarta: Yayasan Amanah. 2006. h 173-174 menjelaskan dalam Al-Quran, bahwa
69
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74
semua yang ada di ala mini memang sudah lingkungan hidup.Hanya saja, di antara
diciptakan untuk kepentingan manusia. yang paling bertanggung jawab dan
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala menjadi pelopor atas kewajiban iniadalah
yang ada di bumi untuk kamu” (al pemerintah.Sebab, pemerintah adalah
Baqarah: 29) pihak yang berkewajiban untuk mengurus
Ajaran islam menawarkan urusan rakyat termasuk lingkungan
kesempatan untuk memahami Sunnatullah hidup.Selain itu, pemerintah juga memiliki
serta menegaskan tanggung jawab seperangkat kekuasaan untuk
manusia. Ajaran Islam tidak hanya menggerakkan kekuatan menghalau pelaku
mengajarkan untuk mengambil manfaat kerusakan lingkungan hidup.Kewajiban
dari sumber daya alam, tetapi juga masyarakat adalah membantu pemerintah
mengajarkan aturan main dalam dalam menyelesaikan masalah lingkungan
pemanfaatannya dimana kesejahteraan hidup.
bersama yang berkelanjutan sebagai hasil
keseluruhan yang diinginkan. Salah satu 4. Peran Agama Islam
Sunnah Rasulullah SAW menjelaskan dalamKonservasiHutan
bahwa setiap warga masyarakat berhak Islam sebagai agama yang tidak
untuk mendapatkan manfaat dari suatu hanya mengatur hubungan manusia dengan
sumber daya alam milik bersama untuk Tuhannya, tetapi juga hubungan manusia
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan sesama makhluk (termasuk
sepanjang tidak melanggar, menyalahi atau lingkungan hidupnya) sebenarnya telah
menghalangi hak-hak yang saam yang juga memiliki landasan normatif baik secara
dimiliki oleh orang lain sebagai warga implisit maupun ekplisit tentang
masyarakat. Penggunaan sumber daya pengelolaan lingkungan ini.
yang langka atau terbatas harus diawasi a. Melestarikan Lingkungan Hidup
dan dilindungi. Merupakan Manifestasi Keimanan
Hukum pelestarian lingkungan hidup “Dan janganlah kamu membuat
adalah fardhu kifayah.Artinya, semua kerusakan di muka bumi sesudah
orang baik individu maupun kelompok dan Tuhan pemperbaikinya, yang
perusahaan bertanggung jawab terhadap demikian itu lebih baik bagimu jika
pelestarian lingkungan hidup, dan harus betul-betul kamu orang-orang yang
dilibatkan dalam penanganan kerusakan beriman".(QS. Al-A‟raf [7]: 85)
70
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74
71
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74
72
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74
73
Jurnal Daun, Vol. 4 No. 2, Desember 2017 : 63-74
Abu Daud Sulaimanbin Al-Asy'ats As- Muhammad bin Ya‟qub al-Fayrus Abadi,
Sijistani, Sunan Abi Daud, Beirut: 2005. Al-Qamus Al-Muhith,
Dar Al-Kitab Al-„Arabi, t.t. Juz 1, Beirut: Muassasah Ar-Risalah,.
h. 11.
Mustafa Al-Maragii, Ahmad, Tafsir Al-
Abu Ishaq al-Syatibi, al-Muwafaqat fi Maragi. Semarang: Toha Putra. 1993.
Ushul Asy-Syariah, juz 1.
Quraish Shihab, 1996.Membumukan Al-
Fathurrahman, Djamil, 1997..Filsafat Qur‟an: Fungsi dan Peran Wahyu
Hukum Islam, cet. 1, Jakarta: Dalam Kehidupan Masyarakat
Logos Wacana Ilmu, Bandung: Mizan,
Hadis 2363Kairo: Dar Al-Sya‟ab, 1987Juz Quraish Sihab, 1996. .M, Tafsir Al-Misbah
3, h 146 jilid 5.Bandung: Mizan.
74