Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“JENIS JENIS KARANGAN”

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah


Bahasa Indonesia

Disusun oleh:
Tri Astina (1910803007)
Hafizd
Shindi

Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi


UIN Raden Fatah Palembang
2019
Daftar Isi
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pengertian mengarang yang dikemukakan oleh Charlina dan Sinaga (2011:125) sebagai
berikut : Mengarang berarti menyusun atau merangkai. Kegiatan mengarang tidak hanya
tertulis tetapi juga bisa berlangsung secara lisan . Seseorang yang berbicara, misalnya dalam
sebuah diskusi atau pidato secara serta merta (impromptu), otaknya terlebih dahulu harus
mengarang sebelum mulutnya berbicara. Pada saat berbicara , pembicara berusaha keras
mengorganisasikan isi pembicaraannya agar teratur atau fokus. Sambil memikir-mikirkan
susunan kata, pilihan kata, struktur kalimat, bahkan cara penyajiannya. Apa yang didengar atau
yang ditangkap orang dari penyajian lisan itu, itulah karangan lisan tidak dilanjutkan .
Mengarang lisan hanya membantu pemahaman arti kata mengarang.

B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis merumuskan
permasalahan pokok dalam makalah ini adalah: “Apa saja jenis-jenis karangan yang dipelajari
dalam Bahasa Indonesia?”

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mendeskripsikan tentang jenis-jenis karangan
. Selain itu juga untuk melaksanakan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari penyajian makalah ini yaitu agar pembaca dan penulis
bisa lebih mengetahui tentang jenis-jenis karangan.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Penggolongan Karangan Menurut Bobot Isinya


1.1 Karangan Ilmiah
Pengertian karangan ilmiah yang dikemukakan oleh Charlina dan Sinaga (2011:126)
sebagai berikut : Karangan ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuwan
yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis, dan sintesis
analitis. Karangan ilmiah ialah semua bentuk karangan berupa buku, artikel dalam buku atau
jurnal, disertasi, skripsi, dan laporan yang disajikan secara sistematis, cermat tidak emotif,
tidak persuasive, kata-katanya mudah diidentifikasi, tulus tidak mengejar kepentingan pribadi
dan semata - mata memberi informasi.
Karangan ilmiah memiliki tiga ciri yang dikemukakan oleh Charlina dan Sinaga
(2011:126) sebagai berikut. Pertama, karangan ilmiah merupakan pembahasan suatu hasil
penelitian. Kedua, tulisan ilmiah bersifat metodis dan sitematis. Ketiga tulisan ilmiah
menggunakan laras ilmiah. Penulis ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Bahasa dalam karangan itu disebut ilmiah apabila lafal, kosa kata, peristilahan, tata kalimat
dan ejaan mengikuti bahasa yang telah dibakukan (distandardisasi). Jenis-jenis karangan
ilmiah menurut Hasnah Faizah (2009:98) itu dapat dibedakan berdasarkan materi, cara yang
dipakai , susunan, tujuan, serta panjang pendeknya laporan, maka karangan ilmiah dapat berupa
makalah, paper (working paper), laporan penelitian lapangan, buku pelajaran, modul,diktat,
Skripsi, tesis, serta disertasi.

1.2 Karangan Ilmiah Populer


Pengertian karangan ilmiah populer yang dikemukakan oleh Charlina dan Sinaga
(2011:126) sebagai berikut : Bahasa dalam karangan ilmiah menggunakan bahasa yang khusus
untuk bidang ilmu tertentu, sedangkan dalam karangan ilmiah populer bahasa yang terlalu
teknis tersebut terkadang dihindari. Sebagai gantinya digunakan istilah umum, selain itu
sistematika penulisan dalam karya ilmiah populer tidak terikat pada konvesi penulisan dengan
kodifikasi secara ketat dan sistematis. Penulisan lebih condong agak longgar tetapi tetap
sistematis. Contoh karangan ilmiah populer yaitu artikel, opini, tips, reportase.

A. Karakteristik karya ilmiah populer


1. Judul karangan ilmiah harus informatif, mudah ditangkap maksudnya dan dengan
cepat menimbulkan imajinasi pada pembacanya.
2. Disajikan secara objektif dan mendalam, juga referensial, deskriptif, dan argumetatif.
3. Disajikan dengan bahasa populer, yaitu bahasa yang akrab (komunikatif),
menyenangkan, menarik, dan mudah dipahami olehrakyat (populus). Meskipun
demikian, bahasa tersebut harus tetap menggunakan istilah-istilah yang tepat, tidak
ceroboh, tidak urakan.
4. Tidak memancing pernyataan-pernyataan yang bernada meragukan.
5. Penyajian fakta objektif sering disertai oleh penyajian sejarah kerja ilmuwan
penemunya atau deskripsi fakta proses pengamatan secara sederhana.
6. Penjelasan tentang suatu masalah didramatisasikan melalui suatu cerita;metode
penjelasan biasanya tidak langsung, terutama dalam karangan yang bukan tentang
pengetahuan alam.
7. Penulis senantiasa berusaha dengan sentuhan bahasanya agar pembaca seolah-olah
melihat, merasa, atau mengalami sendiri situasi yang ditulis oleh penulis

1.3 Karangan Non Ilmiah


Pengertian karangan nonilmiah yang dikemukakan oleh Charlina dan Sinaga (2011:126)
sebagai berikut : Karangan nonilmiah adalah karangan yang tidak terikat pada aturan baku,
berbeda dengan tulisan ilmiah, sumber tulisan ilmiah, dapat sesuatu yang abstrak dan subjektif,
seperti ilusi, imajinasi, atau emosi. Unsur subjektif tersebut yang membuat kebenaran tulisan
nonilmiah sangat subjektif atau hanya berlaku untuk orang tertentu saja (tidak umum).
Sedangkan menurut Hermandra (2008:118) karangan non ilmiah yaitu karangan yang tidak
terikat pada aturan baku.Yang tergolong kedalam karangan non ilmiah antara lain anekdot,
dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi dan naskah drama.
A. Macam Karangan Non Ilmiah
1. Cerpen. Suatu bentuk naratif fiktif. Cerita pendek yang cenderung padat dan langsung
pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang.
2. Dongeng Merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata,
diakhir cerita biasanya mengandung pesan moral.
3. Roman Adalah sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau ganjaran yang isinya
melukisnya perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.
4. Novel Sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk
cerita.
5. Drama Adalah suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh
actor.

B. Sifat Karangan Non Ilmiah


1. Emotif, lebih merupakan refleksi dari sebuah perasaan yang terkadang melampui
kebenaran,
2. Persuasif, yaitu bersifat mempengaruhi pikiran pembaca,
3. Deskriptif subjektif, dalam arti tidak didukung oleh data dan fakta, dan over claiming.

C. Ciri – Ciri Karangan Non Ilmiah


1. Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
2. Fakta yang disimpulkan subyektif.
3. Gaya bahasa konotatif dan populer.
4. Tidak memuat hipotesis.
5. Penyajian dibarengi dengan sejarah.
6. Bersifat imajinatif.
7. Situasi didramatisir.
8. Bersifat persuasif.
9. Tanpa dukungan bukti.

D. Contoh
1. Contoh Dongeng Singkat
Pada suatu hari, hiduplah seekor anak rusa yang hidup sendiri di hutan belantara.
Anak rusa ini sudah ditinggal sejak kecil oleh keluarganya. Keluarganya sendiri
menghilang karena diburu oleh sejumlah pemburu yang mengincar tanduk jenis
hewan ini. Untungnya si anak rusa ini selamat setelah ditolong oleh seekor gajah yang
baik. Sayangnya, sang gajah yang menolongnya pun kini sudah tiada. Bukan karena
diburu, tapi memang usia yang sudah tak bersarang lagi di tubuh sang gajah. Sang anak
rusa pun harus bertahan hidup sendiri di hutan sunyi itu. Suatu hari, ada seekor
trenggiling yang datang ke hutan sunyi itu dan berpapasan dengan si anak rusa.
Awalnya, kedua hewan itu saling berseteru dan salah paham. Namun, akhirnya mereka
pun berbaikan, dan sejak saat itulah petualangan keduanya pun dimulai….
2. Contoh Cerpen Singkat
Masih saja aku mengingat sosoknya di bernda rumah ini. Di beranda ini memang
mengandung selaksa kenanganku dengannya. Kini, selaksa kenangan itu pun kian
menganga setiap kali aku hendak melupakannya. Mengapa demikian? Entah. Mungkin
aku terlalu merindunya. Dan di saat aku mengingati semua kenangan itu, sesosok
bayangan pun muncul di kejauhan sana….
3. Contoh Drama Singkat
Tokoh 1: Hai, kawan, setelah ini kita akan ke mana lagi?
Tokoh 2: Entahlah. Kita ikuti saja jalan setapak yang ada di depan kita ini.
Tokoh 1: Kau yakin? Bagaimana kalau jalan ini justru mengarahkan kita ke jalan yang
salah?
Tokoh 2: Sebetulnya aku juga tak yakin. Namun, masalahnya, jalan ini satu-satunya
yang ada di hadapan kita. Sudahlah, kita ikuti saja jalan setapak ini da berdoa semoga
jalan ini menghantarkan kita keluar dari tempat yang menyebalkan ini.
Kedua tokoh itu pun kemudian menyusuri setapak jalan tersebut. Jalan itu pun mereka
tapaki selangkah demi selangkah. Dan di langkah yang terakhir, mereka pun
menemukan suatu hal yang begitu mengejutkan mereka….
4. Contoh Novel Singkat
Nira masih tidak memahami keputusan yang diambil dari oleh Bayoe kepadanya. Di
masih tak paham mengapa pria berusia 24 tahun itu memutuskan untuk
meninggalkannya. Di lain tempat, Bayoe menangis terisak sambil merutuki
keputusannya tersebut. Ini adalah keputusan terberat yang harus kuambil. Maafkan
aku, Nira, rutuk Bayoe dalam hati.

2. Penggolongan Karangan Menurut cara penyajian dan Tujuan Peyampaianya


2.1 Narasi
Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian
dengan tujuan agar pembaca seolah olah mengalami kejadian yang diceritakan itu. Adapun
Pengertian narasi yang dikemukakan oleh Charlina dan Sinaga (2011:127) sebagai berikut :
Karangan narasi berasal dari (narration= Bercerita ) adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha
menciptakan , mengisahkan, merangkaikan tindak –tanduk perbuatan manusia dalam sebuah
peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam satu kesatuan waktu. Pengertian
lainnya narasi oleh http://iaibcommunity.wordpress.com/2008/04/23/jenis-jenis
karangan/sebagai berikut: Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat
peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang
menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur
pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi,
narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur. Narasi dapat berisi fakta atau
fiksi. Contoh narasi yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman.
Contoh narasi yang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam. Pola narasi
secara sederhana: awal – tengah – akhir. Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu
memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat
pembaca. Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu
diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara
berangsur-angsur cerita akan mereda. Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara
pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang
singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca
untuk menebaknya sendiri.
Ciri narasi yang dikemukakan didalam buku Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa
Indonesia (2007:7) sebagai berikut: pelaku , alur, latar dan jalan cerita runtut. Narasi dapat
dibagi dua yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Contoh karangan narasi yang
dikemukakan didalam buku Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia :
Mulyadi hanya bisa termenung melihat Tata meninggalkannya. Ia bisa saja berteriak
memanggilnya, tapi lidahnya membeku, ia bisa saja berlari mengejarnya, tapi kakinya
membatu. Harga dirinya sebagai lelaki tak mengizinkannya untuk memohon agar Tata sudi
kembali kepadanya.
Contoh lain narasi yang dikemukakan oleh Hermandra (125:2008) yaitu :
Saya cepat merasakan ada kesalahan. Seorang petugas saya tanyai, ternyata saya harus
kembali kepintu bersinar X yang telah saya lewati tadi. Akan tetapi , untuk mencari terminal
saya harus naik bus yang sudah menunggu dibawah terminal. Kalau saya jalan kaki, saya butuh
waktu satu jam. Saya agak panik juga. Pesawat ke Singapura take off 15.15 WIB sedangkan
sekarang jam menunjukkan pukul 14.30 Wib , saya pun masih diterminal. Saya langsung lari
menurut petunjuk petugas untuk mengejar bus yang ada dibawah terminal . Saya langsung lari
menurut petunjuk petugas untuk mengejar bus yang sudah ada dibawah terminal. Saya kembali
beradu pandang dengannya dipintu masuk. Tatapannya jelas menyiratkan sapaan khusus,
mungkin dia bertanya tanya. Saya memperhatikan tahi lalatnya. Ada sebersit uban dirambutnya
yang berombak. Lalu kami sama-sama menahan senyum waktu ia berdiri disebelah penjaga
pintu. Pastilah dia pimpinan atau barangkali pemilik rombongan ketoprak ini.
Narasi Dapat dibagi menjadi dua yaitu:
A. Narasi Ekspositoris
Karangan narasi ekspositoris bertujuan untuk memberi informasi kepada pembaca agar
pengetahuannya bertambah luas, selain itu juga untuk mengunggah amanah pikiran para
pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu
berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut. Sebagai
sebuah bentuk narasi, narasi ekspositoris mempersoalkan tahap-tahap kejadian,
rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para pembaca atau pendengar. Runtun kejadian
atau peristiwa yang disajikan itu dimaksudkan untuk menyampaikan informasi untuk
memperluas pengetahuan atau pengertian pembaca, tidak peduli apakah disampaikan
secara tertulis atau secara lisan.
Narasi ekspositoris dapat bersifat khas atau khusus dan dapat pula bersifat generalisasi.
Narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah narasi yang menyampaikan suatu
proses yang umum,yang dapat dilakukan siapa saja dan dapat pula dilakukan siapa saja
dan dapat pula dilakukan secara berulang-ulang. Dengan melaksanakan tipe kejadian itu
secara berulang-ulang, maka seseorang dapat memperoleh kemahiran yang tinggi
mengenai hal itu. Misalnya suatu wacana naratif yang menceritakan bagai mana seorang
menyiapkan nasi goreng, bagaimana membuat roti, bagaimana membangun sebuah kapal
dengan mempergunakan bahan fero-semen dan sebagainya.
Narasi yang bersifat khusus adalah narasi yang berusaha menceritakan suatu peristiwa
yang khas, yang hanya satu kali terjadi . Peristiwa yang khas adalah peristiwa yang tidak
dapat diulang kembali karena ia merupakan pengalaman atau kejadian pada suatu waktu
tertentu saja . Narasi mengenai pengalaman seseorang yang pertama kali masuk sebuah
perguruan tinggi, pengalaman seseorang pertama kali mengarungi samudra luas,
pengalaman seorang gadis yang pertama kali menerima curahan kasih dari seorang pria
idamannya dan sebagainya.
B. Narasi Sugestif
Pengertian
Narasi karangan narasi sugestif yang dikemukakan oleh Charlina dan Sinaga
Sugestif
(2011:129) sebagai
Menyampaikan berikut
makna atau :amanat
Narasi yang
sugestif pertama-tama bertalian dengan dengan
tersirat
tindakan
terhadapatau perbuatan yang dirangkaian didalam suatu kejadian atau peristiwa. Seluruh
pembaca.
rangkaian kejadian
Menimbulkan dayaitu berlangsung dalam satu kesatuan waktu, atau tujuan atau sasaran
imajinasi
utamanya bukan memperluas pengetahuan seseorang. Tetapi berusaha memberi makna
Penalaranatau hanya
peristiwa kejadian sebagai alat sugestif
itu, maka narasi untuk selalu melibatkan daya khayal atau
menyampaikan makna.
imajinasi.
Bahasanya cendrung
Narasi sugestif tidakbersifat figuratife
bercerita dengan komentar mengenai sebuah cerita,
atau memberikan
menggunakan
tetapi ia justru kata-kata konotatif.
mengisahkan suatu cerita atau kisah. Seluruh kejadian yang disajikan
menyiapkan pembaca kepada suatu perasaan tetentu untuk menghadapi peristiwa yang
berhadapan dimatanya. Narasi menyediakan sesuatu kematangan mental. Kesiapan
mental itulah yang melibatkan simpati atau antipasti mereka kepada kejadian itu sendiri.
Inilah yang disebut dengan makna yang tersirat dalam sebuah rangkaian kejadian itu.
Dibawah ini merupakan tabel perbedaan antara narasi ekspositoris dan narasi sugestif
yang dikemukakan oleh Tukan (2006:71) sebagai berikut:
Tabel : 2.1
Perbedaan Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif
Narasi Ekspositoris
Berfungsi memperluas pengetahuan pembaca

Menyampaikan informasi mengenai sebuah


peristiwa
Berdasarkan pada penalaran untuk mencapai
kesepakatan rasional
Bahasanya cendrung bersifat informative
dengan menggunakan kata-kata denotative

C. Ciri Ciri Karangan Narasi


1. Menyajikan suatu cerita yang berupa berita, peristiwa, pengalaman yang menarik
kepada pembaca.
2. Cerita-cerita tersebut disajikan dengan urutan kronologis yang jelas.
3. Ada konflik dan tokoh yang menjadi inti dari sebuah karangan.
4. Memiliki setting yang disampaikan dengan jelas.
5. Betujuan untuk menghibur pembaca dengan cerita-cerita yang disampaikan.

D. Contoh karangan narasi


Pertemuan yang Terindah
Pagi hari itu aku duduk termenung di sebuah taman. Ku pandangi semua bunga-bunga
indah yang sedang bermekaran dengan indahnya. Ketika aku sedang menikmati
pemandangan dalam kesunyian, tiba-tiba aku mendengar jeritan seorang wanita dari arah
belakangku. Aku pun terdiam dan heran, lalu dengan penasaran aku segera menuju
sumber suara tersebut.
Betapa terkejutnya diriku ketika mengetahui bahwa jeritan tersebut berasal dari seorang
wanita manis berbaju biru. Lalu aku dekati wanita itu, “Kamu baik-baik saja?” tanyaku.
“Kamu siapa?” jawab wanita itu. Suaranya sangat lembut dan wajahnya yang manis
membuat aku terpana oleh pendangan sesat itu. Tanpa sadar bibirku mengeluarkan kata,
“Aku mendengar suara teriakan, jadi ku kira Anda sedang dalam masalah,” “oh, aku tidak
apa-apa, hanya terkena duri yang ada di tumbuhan ini” jawabnya. Lalu terjadi hening
yang panjang dan terjadi pergolakan di dalam hatiku, ingin rasanya berkenalan dengan
dirinya, tetapi aku takut.

Tak berapa lama, wanita itu pergi meninggalkanku yang berdiri bodoh tanpa berani
berkenalan dengannya. Aku pun menyesal, hingga saat ini aku selalu pergi ke taman itu
dan berharap bisa bertemu, “gadis manis berbaju biru” itu sekali lagi.

E. Pengembangan Narasi
Penjelasan Pengembangan narasi tentang pengembangan narasi yang dikemukan oleh
Charlina dan Sinaga (2011:136) yaitu sebagai berikut: Mencari alur dalam karangan
narasi, kita memperhatikan prinsip-prinsip dasar narasi sebagai tumpuan berpikir bagi
terbentuknya karangan narasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: alur, penokohan, latar,
sudut pandang, dan pemilihan detail peristiwa.
1. Alur
Mencari alur dalam karangan narasi memang sulit. Alur bersembunyi dibalik jalannya
cerita bukanlah alur, jalan cerita hanyalah manifestasi, bentuk bentuk jasmaniah dari
alur cerita. Alur dengan jalan cerita memang tidak terpisahkan, tetapi harus dibedakan.
Suatu konflik dalam narasi tidak bisa dipaparkan begitu saja, harus ada dasarnya. Alur
sering dikupas menjadi elemen-elemen pengenalan, timbulnya konflik, topik
memuncak, klimaks dan pemecahan masalah.
2. Penokohan
Salah satu ciri khas narasi ialah mengisahkan tokoh cerita bergerak dalam suatu
rangkaian perbuatan.
3. Latar (Seting)
Latar adalah tempat atau waktunya tempat terjadi nya perbuatan tokoh atau peristiwa
yang dialami tokoh. Dalam karangan narasi terkadang tidak disebutkan secara jelas
tempat tokoh berbuat atau mengalami peristiwa tertentu. Sering kita menjumpai cerita
yang hanya mengisahkan latar secara umum. Misalnya disebuah pulau , disebuah desa
dan sebagainya.
4. Sudut Pandang
Sudut pandang dalam karangan narasi menjawab pertanyaan siapakah yang
menceritakan kisah itu. Apapun sudut pandang yang yang dipilih pengarang akan
menentukan menentukan sekali gaya dan corak cerita.
5. Pemilihan Detail Peristiwa
Salah satu ciri khas narasi adanya organisasi-organisasi detail-detail kedalam urutan
waktu yang menyarankan adanya bagian awal, tengah dan akhir.

2.2. Deskripsi
Hermandra (2008:124) mengungkapkan pengertian deskripsi sebagai berikut: merupakan
karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda sebagaimana adanya. Karangan
deskripsi memerlukan pengamatan dan penelitian. Hasil pengamatan dituangkan dalam kata-kata
yang kaya akan nuansa dan bentuk rangkaian kata membuat pembaca menerimanya seolah olah
melihat, mendengar, merasakan, menikmati sendiri objek itu. Deskripsi adalah bentuk tujuan yang
yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan
hakikat objek yang sebenarnya. Dalam tulisan deskripsi penulis tidak boleh mencampur adukkan
keadaan yang sebenarnya dengan interprestasinya sendiri. Agar karangan sesuai dengan tujuan
penulisnya, diperlukan pendekatan realistis dan pendekatan impresionistis.
A. Ciri-ciri karangan deskripsi dan langkah melukiskan deskripsi
1. Melukiskan suatu objek
2. Mengambarkan sesuatu secara rinci
3. Berhubungan dengan pengalaman panca indra
4. Konkret, mudah difahami, seolah olah pendengar / pembaca seperti melihat,
mendengar atau merasakan.
Adapun langkah langkah melukiskan deskripsi yaitu:
1. Menentukan tema
2. Merumuskan tujuan
3. Mengumpulkan bahan
4. Membuat kerangka karangan
5. Mengembangkan kerangka karangan

B. Contoh karangan deskripsi di Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia:


Malam itu indah sekali, bintang-bintang dilangit berkerlap kerlip memancarkan
cahaya. Udara dingin menusuk kulit. Sesekali terdengar suara jangkrik mengusik sepinya
malam.
Contoh lain
Hari masih pagi-pagi dan diperkuburan dekat pacet, tidak beberapa jauh dari rumah
sakit, sunyi senyap. Tempat itu sebenarnya merupakan tempat peristirahatan yang sunyi
dan aman. Tak ada suatu bunyi ataupun suara yang ganjil yang mengusik ketenangan
yang mulia dan kudus itu. Celah-celah kembang Flamboyan yang merah - merah , turun
melandai ketanah. Cahaya matahari , laksana hujan yang jatuh ditiup angin, menyirami
tanah kuning kelabu.

C. Pengembangan Deskripsi
1. Pendekatan Realistis
Penulis dituntut memotret objek sesuai dengan apa yang dilihatnya sehingga benar-
benar bisa dirasakan oleh pembaca sebagai sesuatu yang wajar.
2. Pendekatan Impresionistis
Berusaha mengambarkan sesuatu secara subjektif , setiap penulis bebas memberikan
pandangan terhadap bagian yang terlihat, dirasakan atau dinikmati serta mampu
mengeksppresikan setiap peristiwa yang dijumpai.

2.3. Ekposisi
Pengertian eksposisi, teknik eksposisinya dan contoh yang dikemukakan oleh charlina
dan sinaga (2011:140-143) sebagai berikut : Eksposisi dipungut dari bahasa Inggris exposition
yang berarti “membuka” atau “memulai”. Karangan eksposisi merupakan karangan yang
bertujuan untuk membantu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Dalam
karangan eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama adalah informasi. Hal atau sesuatu
yang dikomunikasikan itu mungkin berupa : (a) data faktual, misalnya tentang suatu kondisi
yang benar-benar terjadi atau bersifat historis, tentang bagaimana sesuatu, tentang bagaimana
suatu operasi diperkenalkan. Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau
menerangkan suatu hal atau objek. Dari karangan jenis ini diharapkan para pembaca dapat
memahami hal atau objek itu dengan sejelas-jelasnya. Untuk memaparkan masalah yang
dikemukakan, karangan eksposisi menggunakan contoh, grafik, serta berbagai bentuk fakta dan
lainnya. Karangan eksposisi dapat dikembangkan antara lain dengan teknik proses, teknik
sebab akibat, teknik ilustrasi, teknik perbandingan, dan teknik klasifikasi.

A. Teknik Dalam Eksposisi


1. Teknik Proses
Proses merupakan suatu tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu atau perurutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Untuk
menyusun sebuah proses, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
a. Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara jelas.
b. Penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
c. Penulis menjelaskan tiap urutan ke dalam detail-detail yang tegas sehingga
pembaca dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas.
2. Teknik Sebab –Akibat
Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dengan mempergunakan pola
sebab-akibat. Dengan mempergunakan pola sebab-akibat. Dalam hal ini, sebab bisa
bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian
pengembangannya. Namun demikian, dapat juga terbalik: akibat dijadikan gagasan
utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu peru dikemukakan
sejumlah sebab sebagai perinciannya. Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat
hubungannya dengan proses. Bila disusun untuk mencari hubungan antara bagian-
bagiannya, maka proses itu dapat disebut proses kausal.
Contoh yang diungkapkan oleh Charlina dan Sinaga (2011:141) yaitu:
Saat ini, tidak bisa dipungkiri, televisi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-
hari. Kebutuhan mendapat berbagai informasi dan hiburan memang sangat tergantung
pada televisi, walau tak jarang ada dampak negatif yang bisa ditimbulkannya, terutama
bagi anak-anak. Asyik menikmati berbagai acara sehingga malas belajar, meniru
adegan berbahaya, serta mengucapkan kata-kata kasar dan kotor merupakan sebagian
dampak negatif televisi terhadap anak-anak. Belum lagi masalah kesehatan organik
pada anak seperti terganggunya penglihatan karena menonton televisi dengan jarak
pandang yang terlalu dekat, atau berubahnya perilaku anak yang menjadi lebih agresif
akibat program-program yang seharusnya tidak dipertontonkan.
3. Teknik Ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasi-ilustrasi kongkret. Dalam
karangan ekposisi, ilustrasi-ilustrasi tersebut untuk membuktikan suatu pendapat.
Ilustrasi-ilustrasi tersebut dipakai untuk sekedar menjelaskan maksud penulis. Dalam
hal ini, pengalaman-pengalaman pribadi merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif
dalam menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut.
4. Teknik Perbandingan
Pengembangan karangan ekposisi dapat juga dilakukan dengan teknik perbandingan.
Teknik perbandingan dalam ekposisi mengemukakan uraian yang membandingkan
antara hal-hal yang kita tulis dengan sesuatu yang lain. Perbandingan ini kita lakukan
dengan menunjukkan persamaan-persamaan dengan perbedaan-perbedaan antara
keduanya. Yang dapat dibandingkan atau dipertentangkan adalah dua hal yang
tingkatnya sama dan kedua hal itu mempunyai kesamaan dan perbedaan.
Contoh:
Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di
muka umum seperti yang diharapkan rakyatnya. Kalau keluar kota paling senang
menggunakan pakaian yang praktis. Ia menyenangi topi dan scarf. Lain halnya dengan
Margareth Thatcher. Sejak menjadi pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya
berpakaian dan rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih
cenderung berbelanja di tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi ke
pernikahan, ke pemakaman, dan ke upacara resmi misalnya ke parlemen.
5. Teknik Klasifikasi
Dalam pengembangan paragraf, kadang-kadang kita mengelompokkan hal-hal yang
mempunyai persamaan. Pengelompokkan ini biasanya diperinci lagi lebih lanjut
kedalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Dengan klasifikasi suatu pokok
masalah yang majemuk dipecah atau diuraikan menjadi bagian-bagian, dan kemudian
digolong-golongkan secara logis dan jelas menurut dasar penggolongan yang berlaku
sama bagi tiap bagian tersebut.
Contoh:
Dalam karangan-mengarang atau tulis-menulis, dituntut beberapa kemampuan
antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan pengembangan atau
penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan ialah kemampuan menerapkan
ejaan, pungtuasi, kosa kata, diksi, dan kalimat. Yang dimaksud dengan kemampuan
pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan pokok
bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan
yang sistematik.
B. Ciri Ciri Karangan Eksposisi
1. Menyajikan atau menyampaikan sebuah informasi kepada pembacanya.
2. Informasi yang disajikan bersifat fakta atu benar-benar terjadi.
3. Tidak berusaha mempengaruhi pemabaca
4. Menjelaskan sebuah proses atau analisa suatu topik.

C. Contoh
Contoh karangan eksposisi
Cara menanam singkong
Singkong adalah tumbuhan umbi akar yang kaya akan karbohidrat. Singkong sangat
mudah untuk ditanam dengan hanya meletakan batang singkong di tanah singkong akan
tumbuh. Tak hanya itu singkong juga dapat tumbuh di semua jenis tanah. Meskipun
proses penanamannya sangat mudah, proses penanaman singkong memerlukan perhatian
khsusus untuk hasil yang maksimal sebagi berikut:
Pilihlah batang singkong yang paling bawah, potong kira-kira sekitar 15 cm dan tajamkan
ujungnya. Kemudian letakan pada tempat yang lembab selama 2 minggu hingga tumbuh
tunas kecil.
Setelah 2 mingggu, tanam singkong pada tanah yang sudah digemburkan sebelumnya.
Usahakan jangan menanam singkong saling berdekatan karena akan mengganggu umbi
yang akan dihasilkan. Tancapkan ujung singkong pada tanah jangan terlalu dalam agar
singkong mudah di cabut saat panen.
Demikianlah cara menanam singkong yang baik untuk mendapatkan hasil panen yang
maksimal dan menguntungkan.

2.4. Argumentasi
Pengertian argumentasi dikemukakan oleh Charlina dan Sinaga (2011:143) sebagai
berikut : Argumentasi bermakna ‘alasan’. Argumentasi berarti ‘pemberian alasan yang kuat dan
meyakinkan’. Dengan demikian, karangan argumentasi adalah karangan yang mengemukakan
alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan menyakinkan. Alsan-alasan, bukti, dan
sejenisnya, digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca agar mereka menyetujui
pendapat, sikap, atau keyakinan penulis. Dengan demikian, karangan argumentasi adalah
karangan yang mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan menyakinkan.
Alsan-alasan, bukti, dan sejenisnya, digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca agar
mereka menyetujui pendapat, sikap, atau keyakinan penulis.
Dalam beberapa hal, karangan argumentasi memiliki persamaan dengan karangan
ekposisi. Persaman tersebut antara lain kedua jenis karangan tersebut sama-sama memerlukan
data dan fakta yang meyakinkan. Namun demikian, terdapat pula perbedaan yang mencolok
antara keduanya. Dibawah merupakan persamaan dan perbedaan eksposisi dan argumentasi
dikemukakan oleh Charlina dan Sinaga (2011:143) sebagai berikut :
Tabel : 2.2
persamaan dan perbedaan antara ekposisi dan argumentasi

Persamaan Perbedaan

1. Argumentasi dan eksposisi sama- 1.Tujuan eksposisi hanya menjelaskan


sama menjelaskan pendapat, gagasan, dan menerangkan sehingga pembaca
dan keyakinan kita. memperoleh informasi yang sejelas-
jelasnya. Argumentasi bertujuan
untuk mempengaruhi pembaca
sehingga pembaca menyetujui bahwa
pendapat, sikap, dan keyakinan kita
benar.
2. Argumentasi dan eksposisi sama-sama 2. Eksposisi menggunakan contoh,
memerlukan fakta yang diperkuat atau grafik, dan lain-lainnya untuk
diperjelas dengan angka, peta, diagram, menjelaskan sesuatu yang kita
grafik, gambar, dan lain-lainnya. kemukakan. Argumentasi mem
berikan contoh, grafik, dan lain-
lainnya itu untuk membuktikan bahwa
sesuatu yang kita kemukakan itu
benar.

3. Argumentasi dan eksposisi sama-sama 3. Penutup akhir pada eksposisi


memerlukan analisis dan sintesis dalam biasanya menegaskan lagi dari sesuatu
pembahasannya. yang telah diuraikan sebelumnya.
Penutup pada akhir argumentasi
biasanya berupa kesimpulan atas
sesuatu yang telah diuraikan
sebelumnya.

4.Argumentasi dan eksposisi sama-sama


menggali idenya dari pengalaman,
pengamatan dan penelitian, sikap dan
keyakinan.

Contoh sebagai berikut:


Memelihara ayam itu sangat mudah . Bukti bahwa memelihara ayam itu mudah , dapat kita
lihat dengan menjamurnya usaha pertenakan ayam dibeberapa daerah. Banyak orang yang
berhasil dalam usaha berternak ayam. Memelihara ayam tidak banyak mengalami gangguan
yang berarti. Adapun munculnya beberapa penyakit atau gangguan-gangguan kecil lainnya,
anggaplah sebagai variasi untuk mendorong perkembangan usaha perternakan kearah yang
lebih maju.
Pengembangan karangan argumentasi dapat dilakukan dengan dua jenis karangan Argumentasi
yaitu teknik induktif dan teknik deduktif yang dikemukakan oleh charlina dan sinaga beserta
contohnya (2011:144-145) sebagai berikut :
1. Teknik induktif
Pengembangan argumentasi dengan teknik induktif adalah penyusunan argumentasi yang
dilakukan dengan mengemukakan terlebih dahulu bukti-bukti yang berkaitan dengan
topik. Berdasarkan bukti-bukti itu kemudian diambil sebuah kesimpulan yang bersifat
umum. Bukti-bukti yang dikemukakan dapat berupa contoh-contoh, fakta-fakta,
pengalaman, laporan-laporan, data statistik, dan sebagainya.
Contoh :
Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa yang dipakai dengan fungsi pemakaian
bahasa. Bahasa yang difungsikan untuk menulis karangan ilmiah disebut laras ilmiah.
Bahasa yang difungsikan untuk menulis karya sastra disebut laras sastra. Laras ilmiah
yang selalu memakai ragam itu tentulah tidak cocok dipakai untuk menulis karya sastra,
misalnya dongeng yang memakai ragam nonformal. Contoh lain, “bahasa iklan” yang
umumnya memakai ragam semiformal, bahkan banyak yang nonformal, tentu tidak pas
kalau disajikakn dengan “bahasa ilmiah”. Jadi, bahasa dengan ciri tertentu yang
dipakai (difungsikan) untuk keperluan tertentu itulah yang dinamakan laras
bahasa.
2. Teknik Deduktif
Pengembangan argumentasi dengan teknik deduktif ini dimulai dengan suatu kesimpulan
umum yang kemudian disusul uraian mengenai hal-hal yang khusus. Pengembangan
karangan argumentasi dengan teknik deduktif juga memerlukan bukti-bukti untuk
mendukung uraian yang disajikan. Alasan-alasan atau bukti-bukti yang memperkuat atau
mendukung kesimpulan dalam argumentasi deduktif ini disebut premis.
Contoh :
Kata merupakan salah satu unsur dasar bahasa yang sangat penting. Dengan kata-kata
kita berfikir, menyatakan perasaan, serta gagasan. Dengan kata-kata orang menjalin
persahabatan, dua bangsa melakukan perjanjian perdamaian dan kerja sama. Tetapi
sebaliknya, dengan kata-kata pula mungkin suatu pertengkaran bahkan peperangan
dimulai.

A. Ciri Ciri Karangan Argumentasi


1. Terdapat pendapat-pendapat penulis mengenai suatu topik yang sedang di bahas.
2. Pendapat-pendapat tersebut di lengkapi dengan pembuktian-pembuktian yang berupa
fakta, data, contoh, maupun grafik.
3. Bertujuan untuk menyakinkan pembaca.
4. Pengarang menghindari keterlibatan emosi dalam menyampaikan pendapatnya.

B. Contoh Karangan Argumentasi


Smart Phone Stupid People
Saat ini kita telah mamasuki zaman tekhnologi yang luar biasa perkembangannya. Semua
urusan manusia sekarang sudah dimudahkan oleh hadirnya tekhnologi ini. Salah satu
tekhnologi yang sangat berkembang saat ini adalah alat komunikasi atau telephone pintar.
Namun, tanpa kita sadari telephone pintar selama ini membuat manusia menjadi bodoh
dan malas.
Kenapa bisa seperti itu? Hal ini bisa terjadi karena kita telah dimanjakan dengan fitur-
fitur yang ada. Kemudahan informasi yang bisa didapatkan manusia tersebut membuat
manusia semakin malas untuk mencari atau mempelajari suatu informasi sehingga
mereka akan terbiasa untuk mengandlkan smart phone.
Tak hanya itu, smart phone juga membuat manusia menjadi pasif dan acuh tak acuh
dengan lingkungannya. Ada banyak fitur-fitur yang dapat mengalihkan manusia dari
dunianya seperti game, social media, video, dan musik, fitur-fitur tersebut membuat
manusia sibuk terhadap smart phone bahkan saat kumpul bersama teman pun mereka
saling sibuk dengan smart phonenya masing-maing.
Yang terakhir adalah smart phone menghilangkan budaya-budaya yang ada di dalam
masyarakat. Saat ini ada fitur peta atau GPS yang memudahkan manusia mencari tempat,
kemudahan itu membuat nilai menyapa seseorang di jalan untuk bertanya menjadi hilang.
Padahal dengan bertanya mereka bisa saja menjadi teman yang baik.
Demikianlah pengaruh buruk smart phone yang tidak kita sadari telah membuat mansia,
malas, bodoh, dan pasif. Padahal manusia adalah makhluk sosial yang harus bersosialisasi
dan berinteraksi dengan manusia lainnya.

2.5. Persuasi
Pengertian persuasi yang dikemukakan oleh Charlina dan Sinaga beserta contoh
(2011:145) sebagai berikut : Istilah persuasi merupakan aliran bentuk kata persuation dalam
bahasa inggris. Dalam bahasa inggris kata to persuade berarti ”membujuk” atau “meyakinkan”.
Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan
terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian
umum, suatu pendapat/gagasan ataupun perasaan seseorang. Dalam karangan persuasi, fakta-
fakta yang relevan dan jelas harus diuraikan sedemikian rupa sehingga kesimpulannya dapat
diterima secara meyakinkan. Disamping itu, dalam menulis karangan persuasi harus pula
diperhatikan penggunaan diksi yang berpengaruh kuat terhadap emosi atau perasaaan orang
lain.
Contoh yang dikemukakan didalam buku Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia :
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak
lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama . Pestisida justru dapat mencemari
lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu penggolongan dengan biaya yang
tinggi. Oleh karena itu , hindarilah penggunaan pestida secara berlebihan.

Contoh lain yang dikemukakan oleh Charlina dan Sinaga (2011:146) sebagai berikut :
... Nokia N96 merupakan komputer multimedia canggih berkamera 5 mega pixel dari
rangkaian N-Series dengan 24 gigabyte internal memory (16 GB internal + 8 GB microSD).
Produksi ini merupakan Nokia N-Series dengan kapasitas penyimpanan terbesar yang belum
pernah ada sebelumnya untuk download, berbagi blogging, sinkronisasi dan menonton video
atau foto, mendengarkan musik dan hiburan lainnya.
“Rekam dan bagikan seketika video dan foto pribadi anda cukup dengan 1 klik untuk
unload ke share on flicker”, ucapnya. Nokia N96 dioptimalkan untuk menikmati hiburan TV
dan video dalam dunia 3G. “Anda bisa merekam video hingga durasi 40 jam dan diputar
kembali dengan kualitas DVD. Bagikan lokasi, panduan perjalanan, foto liburan anda, lengkap
dengan informasi lokasi melalui A-GPS dan Nokia Maps,” katanya.

A. Ciri Ciri Karangan Persuasi


1. Karangan ini bersifat mengajak para pembacanya
2. Memiliki alasan-alasan yang kuat berupa data, fakta, dan lain-lain untuk meyakinkan
pembaca.
3. Karangan ini berusaha menghindari konflik agar pembaca tidak kehilangan
kepercayaan.
4. Karangan ini berusaha mendapatkan kesepakatan atau kepercayaaan antara penulis dan
pembaca.

B. Contoh Karangan Persuasi


Ayo Hidup Bersih
Hidup bersih merupkan dambaan bagi semua orang, Dengan perilaku hidup bersih, akan
menciptakan lingkungan yang sehat sehingga akan berdampak baik pula bagi
penghuninya. Seperti yang ada pada pepatah latin, di dalam tubuh yang sehat terdapat
jiwa yang kuat, oleh karena itu, marilah jaga lingkungan kita agar menjadi bersih.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk berperilaku hidup bersih yaitu, bersihkanlah
lingkungan terdekat seperti rumah, halaman, dan lingkungan sekitar rumah. Dengan
lingkungan yang bersih, semua bibit penyakit tidak akan tumbuh dan berkembang.
Kemudian jaga pula kebersihan diri sendiri seperti, mandi yang teratur, menyikat gigi,
dan memotong kuku. Menjaga kebersihan tubuh dengan teratur membuat kita terhindar
dari berbagai macam penyakit. Dan yang terakhir konsumsilah makanan sehat dan bergizi
agar tubuh menjadi sehat dan kuat.
Perilaku hidup bersih di atas sangat penting untuk dilaksanakan agar kita sehat dan
terhindar dari penyakit. Oleh karena itu, mulai dari sekarang marilah kita semua menjaga
kebersihan lingkungan, kebersihan diri dan kebersihan makanan kita.

C. Alat Pengembangan Karangan Persuasi


Untuk dapat menyusun karangan persuasi yang efektif diperlukan kemampuan
menciptakan persuasi, yaitu kemampuan memanfaatkan alat-alat persuasi sebagai berikut
:
1. Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi. Sebagai alat, bahasa sangat luwes dalam menjalankan
fungsinya. Artinya, bahasa dapat dipakai oleh pemakainya untuk kepentingan apa saja
dalam batas-batas fungsinya sebagai alat komunikasi.
2. Nada
Nada yang dimaksud adalah nada pembicaraan. Nada berkaitan dengan sikap
pengarang dalam menyampaikan gagasannya. Sebagai pengarang, tentunya kita harus
menentukan nada karangan persuasi kita. Kita harus bisa membayangkan respon apa
yang ada pada pembaca. Sebuah karangan akan direspon oleh pembaca dengan rasa
kasihan, maka persuasi harus disampaikan dengan nada sedih. Bila pembaca merasa
takut, maka nada persuasi haruslah nada marah dan menakutkan.
3. Detail
Detail adalah uraian terhadap ide pokok sampai ke bagian yang sekecil-kecilnya.
Dalam karangan persuasi, detail cukup penting dalam kedudukannya sebagai alat
persuasi.
4. Organisasi
Organisasi menyangkut masalah pengaturan detail dalam sebuah karangan. Dalam
persuasi, pengaturan detail menggunakan prinsip mengubah keyakinan dan
pandangan. Artinya, detail-detail itu bagaimana pun pengaturannya harus kita
usahakan mampu mengarahkan keyakinan dan pandangan pembaca. Penataan detail-
detail ini ada beberapa cara, antara lain, cara induktif, cara deduktif, cara kronologi,
dan cara penonjolan.
10.Kewenangan
Kewenangan (autority) dapat kita sebut sebagai alat persuasi. Kewenangan dalam
persuasi tidak selalu berkaitan dengan kewenangan hukum. Kewenangan menyangkut
“penerimaan atau kesadaran” pembaca terhadap pengarang. Seorang pengarang
diyakini pembacanya sebagai orang yang berwenang apabila dia : (a) mempunyai
dasar hukum menduduki jabatan-jabatan tertentu, (b) berkecimpung dalam bidang-
bidang ilmu pengetahuan tertentu, dan (c) mampu menunjukkan pola pikir yang
bermutu.

D. Analisis Singkat dan Implikasi (Ilmu Pemerintahan)


Bagaimanapun juga hal yang berkaitan dengan penulisan karangan itu sangat
dibutuhkan didalam Ilmu Pemerintahan. Hal-hal yang berkaitan tentang aspek
pemerintahan itu melalui sebuah karya yang dituangkan melalui tulisan setelah adanya
komunikasi, biasanya dalam ilmu pemerintahan yang diutamakan adalah komunikasinya,
tapi selain itu juga tidak terlepas dalam adanya tulisan karena dengan adanya tulisan yaitu
baik yang berbentuk narasi, deskripsi, skripsi dan lain-lain, itu semua memerlukan suatu
karya yang bagus dan optimal agar karya tersebut diterima dan agar tujuannya dapat
terlaksana. Komunikasi lewat lisan dan tertulis harus selaras dan berjalan lurus agar dalam
kegiatan ilmu pemerintahan itu berjalan afektif dan baik. Pastinya dalam membuat
kebijakan dalam pemerintahan itu memerlukan suatu tindakan tertulis maupun lisan.
Untuk itu menulis karangan itu dibutuhkan dalam implementasi pemerintahan.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1. KESIMPULAN
Mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat dan alinia untuk menjabarkan dan
mengulas topik dan tema terentu guna memperoleh hasil akhir sebuah karangan. Karangan
adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok
bahasaan . Karangan pada prinsipnya lebih tinggi daripada alinia. Seorang pengarang dapat
menyampaikan suatu pokok persoalan melalui banyak cara sesuai dengan tujuannya.
3.2. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya dan digunakan sebaik-baiknya. jika
terdapat kesalahan dalam penulisan makalah. Tim penulis mohon maaf dan jika ada kritik dan
saran kami terima agar memperbaiki makalah-makalah berikutnya.
DAFTAR PURSTAKA

Charlina dan Mangatur Sinaga. 2011. MKDU Bahasa Indonesia. Pekanbaru: Berhati Publishing.

Faizah, Hasnah. 2009. Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Pekanbaru: Cendikia Insani.

Hermandra. 2008. Bahasa Indonesia Diperguruan Tinggi. Pekanbaru: Cendikia Insani.

HTTP://iaibcommunity .wordpress . com /2008/04/23/ jenis-jenis-karangan

Redaksi Transmedia. 2010. Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia. Jakarta Selatan: Transmedia.

Tim Quantum Inovatif. 2009. Buku Panduan Super Intensive SMPTN. Pekanbaru:Quantum Inovatif.

Tukan. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira.

Widodo. 2006. Buku Latihan Siswa Star Idola Bahasa Indonesia SMA/MA. Solo: Putra Kertonatan.

Anda mungkin juga menyukai