Disusun oleh:
Tri Astina (1910803007)
Hafizd
Shindi
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis merumuskan
permasalahan pokok dalam makalah ini adalah: “Apa saja jenis-jenis karangan yang dipelajari
dalam Bahasa Indonesia?”
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mendeskripsikan tentang jenis-jenis karangan
. Selain itu juga untuk melaksanakan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari penyajian makalah ini yaitu agar pembaca dan penulis
bisa lebih mengetahui tentang jenis-jenis karangan.
BAB II
PEMBAHASAN
D. Contoh
1. Contoh Dongeng Singkat
Pada suatu hari, hiduplah seekor anak rusa yang hidup sendiri di hutan belantara.
Anak rusa ini sudah ditinggal sejak kecil oleh keluarganya. Keluarganya sendiri
menghilang karena diburu oleh sejumlah pemburu yang mengincar tanduk jenis
hewan ini. Untungnya si anak rusa ini selamat setelah ditolong oleh seekor gajah yang
baik. Sayangnya, sang gajah yang menolongnya pun kini sudah tiada. Bukan karena
diburu, tapi memang usia yang sudah tak bersarang lagi di tubuh sang gajah. Sang anak
rusa pun harus bertahan hidup sendiri di hutan sunyi itu. Suatu hari, ada seekor
trenggiling yang datang ke hutan sunyi itu dan berpapasan dengan si anak rusa.
Awalnya, kedua hewan itu saling berseteru dan salah paham. Namun, akhirnya mereka
pun berbaikan, dan sejak saat itulah petualangan keduanya pun dimulai….
2. Contoh Cerpen Singkat
Masih saja aku mengingat sosoknya di bernda rumah ini. Di beranda ini memang
mengandung selaksa kenanganku dengannya. Kini, selaksa kenangan itu pun kian
menganga setiap kali aku hendak melupakannya. Mengapa demikian? Entah. Mungkin
aku terlalu merindunya. Dan di saat aku mengingati semua kenangan itu, sesosok
bayangan pun muncul di kejauhan sana….
3. Contoh Drama Singkat
Tokoh 1: Hai, kawan, setelah ini kita akan ke mana lagi?
Tokoh 2: Entahlah. Kita ikuti saja jalan setapak yang ada di depan kita ini.
Tokoh 1: Kau yakin? Bagaimana kalau jalan ini justru mengarahkan kita ke jalan yang
salah?
Tokoh 2: Sebetulnya aku juga tak yakin. Namun, masalahnya, jalan ini satu-satunya
yang ada di hadapan kita. Sudahlah, kita ikuti saja jalan setapak ini da berdoa semoga
jalan ini menghantarkan kita keluar dari tempat yang menyebalkan ini.
Kedua tokoh itu pun kemudian menyusuri setapak jalan tersebut. Jalan itu pun mereka
tapaki selangkah demi selangkah. Dan di langkah yang terakhir, mereka pun
menemukan suatu hal yang begitu mengejutkan mereka….
4. Contoh Novel Singkat
Nira masih tidak memahami keputusan yang diambil dari oleh Bayoe kepadanya. Di
masih tak paham mengapa pria berusia 24 tahun itu memutuskan untuk
meninggalkannya. Di lain tempat, Bayoe menangis terisak sambil merutuki
keputusannya tersebut. Ini adalah keputusan terberat yang harus kuambil. Maafkan
aku, Nira, rutuk Bayoe dalam hati.
Tak berapa lama, wanita itu pergi meninggalkanku yang berdiri bodoh tanpa berani
berkenalan dengannya. Aku pun menyesal, hingga saat ini aku selalu pergi ke taman itu
dan berharap bisa bertemu, “gadis manis berbaju biru” itu sekali lagi.
E. Pengembangan Narasi
Penjelasan Pengembangan narasi tentang pengembangan narasi yang dikemukan oleh
Charlina dan Sinaga (2011:136) yaitu sebagai berikut: Mencari alur dalam karangan
narasi, kita memperhatikan prinsip-prinsip dasar narasi sebagai tumpuan berpikir bagi
terbentuknya karangan narasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: alur, penokohan, latar,
sudut pandang, dan pemilihan detail peristiwa.
1. Alur
Mencari alur dalam karangan narasi memang sulit. Alur bersembunyi dibalik jalannya
cerita bukanlah alur, jalan cerita hanyalah manifestasi, bentuk bentuk jasmaniah dari
alur cerita. Alur dengan jalan cerita memang tidak terpisahkan, tetapi harus dibedakan.
Suatu konflik dalam narasi tidak bisa dipaparkan begitu saja, harus ada dasarnya. Alur
sering dikupas menjadi elemen-elemen pengenalan, timbulnya konflik, topik
memuncak, klimaks dan pemecahan masalah.
2. Penokohan
Salah satu ciri khas narasi ialah mengisahkan tokoh cerita bergerak dalam suatu
rangkaian perbuatan.
3. Latar (Seting)
Latar adalah tempat atau waktunya tempat terjadi nya perbuatan tokoh atau peristiwa
yang dialami tokoh. Dalam karangan narasi terkadang tidak disebutkan secara jelas
tempat tokoh berbuat atau mengalami peristiwa tertentu. Sering kita menjumpai cerita
yang hanya mengisahkan latar secara umum. Misalnya disebuah pulau , disebuah desa
dan sebagainya.
4. Sudut Pandang
Sudut pandang dalam karangan narasi menjawab pertanyaan siapakah yang
menceritakan kisah itu. Apapun sudut pandang yang yang dipilih pengarang akan
menentukan menentukan sekali gaya dan corak cerita.
5. Pemilihan Detail Peristiwa
Salah satu ciri khas narasi adanya organisasi-organisasi detail-detail kedalam urutan
waktu yang menyarankan adanya bagian awal, tengah dan akhir.
2.2. Deskripsi
Hermandra (2008:124) mengungkapkan pengertian deskripsi sebagai berikut: merupakan
karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda sebagaimana adanya. Karangan
deskripsi memerlukan pengamatan dan penelitian. Hasil pengamatan dituangkan dalam kata-kata
yang kaya akan nuansa dan bentuk rangkaian kata membuat pembaca menerimanya seolah olah
melihat, mendengar, merasakan, menikmati sendiri objek itu. Deskripsi adalah bentuk tujuan yang
yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan
hakikat objek yang sebenarnya. Dalam tulisan deskripsi penulis tidak boleh mencampur adukkan
keadaan yang sebenarnya dengan interprestasinya sendiri. Agar karangan sesuai dengan tujuan
penulisnya, diperlukan pendekatan realistis dan pendekatan impresionistis.
A. Ciri-ciri karangan deskripsi dan langkah melukiskan deskripsi
1. Melukiskan suatu objek
2. Mengambarkan sesuatu secara rinci
3. Berhubungan dengan pengalaman panca indra
4. Konkret, mudah difahami, seolah olah pendengar / pembaca seperti melihat,
mendengar atau merasakan.
Adapun langkah langkah melukiskan deskripsi yaitu:
1. Menentukan tema
2. Merumuskan tujuan
3. Mengumpulkan bahan
4. Membuat kerangka karangan
5. Mengembangkan kerangka karangan
C. Pengembangan Deskripsi
1. Pendekatan Realistis
Penulis dituntut memotret objek sesuai dengan apa yang dilihatnya sehingga benar-
benar bisa dirasakan oleh pembaca sebagai sesuatu yang wajar.
2. Pendekatan Impresionistis
Berusaha mengambarkan sesuatu secara subjektif , setiap penulis bebas memberikan
pandangan terhadap bagian yang terlihat, dirasakan atau dinikmati serta mampu
mengeksppresikan setiap peristiwa yang dijumpai.
2.3. Ekposisi
Pengertian eksposisi, teknik eksposisinya dan contoh yang dikemukakan oleh charlina
dan sinaga (2011:140-143) sebagai berikut : Eksposisi dipungut dari bahasa Inggris exposition
yang berarti “membuka” atau “memulai”. Karangan eksposisi merupakan karangan yang
bertujuan untuk membantu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Dalam
karangan eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama adalah informasi. Hal atau sesuatu
yang dikomunikasikan itu mungkin berupa : (a) data faktual, misalnya tentang suatu kondisi
yang benar-benar terjadi atau bersifat historis, tentang bagaimana sesuatu, tentang bagaimana
suatu operasi diperkenalkan. Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau
menerangkan suatu hal atau objek. Dari karangan jenis ini diharapkan para pembaca dapat
memahami hal atau objek itu dengan sejelas-jelasnya. Untuk memaparkan masalah yang
dikemukakan, karangan eksposisi menggunakan contoh, grafik, serta berbagai bentuk fakta dan
lainnya. Karangan eksposisi dapat dikembangkan antara lain dengan teknik proses, teknik
sebab akibat, teknik ilustrasi, teknik perbandingan, dan teknik klasifikasi.
C. Contoh
Contoh karangan eksposisi
Cara menanam singkong
Singkong adalah tumbuhan umbi akar yang kaya akan karbohidrat. Singkong sangat
mudah untuk ditanam dengan hanya meletakan batang singkong di tanah singkong akan
tumbuh. Tak hanya itu singkong juga dapat tumbuh di semua jenis tanah. Meskipun
proses penanamannya sangat mudah, proses penanaman singkong memerlukan perhatian
khsusus untuk hasil yang maksimal sebagi berikut:
Pilihlah batang singkong yang paling bawah, potong kira-kira sekitar 15 cm dan tajamkan
ujungnya. Kemudian letakan pada tempat yang lembab selama 2 minggu hingga tumbuh
tunas kecil.
Setelah 2 mingggu, tanam singkong pada tanah yang sudah digemburkan sebelumnya.
Usahakan jangan menanam singkong saling berdekatan karena akan mengganggu umbi
yang akan dihasilkan. Tancapkan ujung singkong pada tanah jangan terlalu dalam agar
singkong mudah di cabut saat panen.
Demikianlah cara menanam singkong yang baik untuk mendapatkan hasil panen yang
maksimal dan menguntungkan.
2.4. Argumentasi
Pengertian argumentasi dikemukakan oleh Charlina dan Sinaga (2011:143) sebagai
berikut : Argumentasi bermakna ‘alasan’. Argumentasi berarti ‘pemberian alasan yang kuat dan
meyakinkan’. Dengan demikian, karangan argumentasi adalah karangan yang mengemukakan
alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan menyakinkan. Alsan-alasan, bukti, dan
sejenisnya, digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca agar mereka menyetujui
pendapat, sikap, atau keyakinan penulis. Dengan demikian, karangan argumentasi adalah
karangan yang mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan menyakinkan.
Alsan-alasan, bukti, dan sejenisnya, digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca agar
mereka menyetujui pendapat, sikap, atau keyakinan penulis.
Dalam beberapa hal, karangan argumentasi memiliki persamaan dengan karangan
ekposisi. Persaman tersebut antara lain kedua jenis karangan tersebut sama-sama memerlukan
data dan fakta yang meyakinkan. Namun demikian, terdapat pula perbedaan yang mencolok
antara keduanya. Dibawah merupakan persamaan dan perbedaan eksposisi dan argumentasi
dikemukakan oleh Charlina dan Sinaga (2011:143) sebagai berikut :
Tabel : 2.2
persamaan dan perbedaan antara ekposisi dan argumentasi
Persamaan Perbedaan
2.5. Persuasi
Pengertian persuasi yang dikemukakan oleh Charlina dan Sinaga beserta contoh
(2011:145) sebagai berikut : Istilah persuasi merupakan aliran bentuk kata persuation dalam
bahasa inggris. Dalam bahasa inggris kata to persuade berarti ”membujuk” atau “meyakinkan”.
Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan
terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian
umum, suatu pendapat/gagasan ataupun perasaan seseorang. Dalam karangan persuasi, fakta-
fakta yang relevan dan jelas harus diuraikan sedemikian rupa sehingga kesimpulannya dapat
diterima secara meyakinkan. Disamping itu, dalam menulis karangan persuasi harus pula
diperhatikan penggunaan diksi yang berpengaruh kuat terhadap emosi atau perasaaan orang
lain.
Contoh yang dikemukakan didalam buku Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia :
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak
lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama . Pestisida justru dapat mencemari
lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu penggolongan dengan biaya yang
tinggi. Oleh karena itu , hindarilah penggunaan pestida secara berlebihan.
Contoh lain yang dikemukakan oleh Charlina dan Sinaga (2011:146) sebagai berikut :
... Nokia N96 merupakan komputer multimedia canggih berkamera 5 mega pixel dari
rangkaian N-Series dengan 24 gigabyte internal memory (16 GB internal + 8 GB microSD).
Produksi ini merupakan Nokia N-Series dengan kapasitas penyimpanan terbesar yang belum
pernah ada sebelumnya untuk download, berbagi blogging, sinkronisasi dan menonton video
atau foto, mendengarkan musik dan hiburan lainnya.
“Rekam dan bagikan seketika video dan foto pribadi anda cukup dengan 1 klik untuk
unload ke share on flicker”, ucapnya. Nokia N96 dioptimalkan untuk menikmati hiburan TV
dan video dalam dunia 3G. “Anda bisa merekam video hingga durasi 40 jam dan diputar
kembali dengan kualitas DVD. Bagikan lokasi, panduan perjalanan, foto liburan anda, lengkap
dengan informasi lokasi melalui A-GPS dan Nokia Maps,” katanya.
Charlina dan Mangatur Sinaga. 2011. MKDU Bahasa Indonesia. Pekanbaru: Berhati Publishing.
Faizah, Hasnah. 2009. Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Pekanbaru: Cendikia Insani.
Redaksi Transmedia. 2010. Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia. Jakarta Selatan: Transmedia.
Tim Quantum Inovatif. 2009. Buku Panduan Super Intensive SMPTN. Pekanbaru:Quantum Inovatif.
Tukan. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira.
Widodo. 2006. Buku Latihan Siswa Star Idola Bahasa Indonesia SMA/MA. Solo: Putra Kertonatan.