Anda di halaman 1dari 15

1

MODUL PERKULIAHAN

U002100001
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
Al-QUR’AN
Dosen : Mustamah, S.Pd.I., MM.

Abstrak Sub-CPMK

Pada pertemuan ini akan Memahami dengan baik tentang


dijelaskan mengenai pengertian, kharakteristik, kandungan
pengertian, kharakteristik, dan sejarah turunnya Al-Qur’an
kandungan dan sejarah
turunnya Al-Qur’an

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

03
Mustamah, S.Pd.I., MM.
TEKNIK TEKNIK INDUSTRI
Al-Qur’an
Latar Belakang

Al-Qur'an adalah kitab suci agama Islam. Umat islam percaya bahwa Al-Qur'an
merupakan puncak dan penutup Wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, dan
bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui
perantara Malaikat Jibril. Dan sebagai Wahyu pertama yang diterima Rasulullah SAW,
sebagaimana terdapat dalam surat Al-Alaq ayat 1-5. Al-Qur'an merupakan salah satu
kitab yang mempunyai sejarah panjang yang dimiliki oleh umat Islam dan sampai
sekarang masih terjaga keasliannya. Al-Qur'an dalam pengumpulannya mempunyai dua
tahap yaitu tahap petama pengumpulan Al-qur'an dalam arti menghafal Al-Qur'an pada
masa Nabi, tahap kedua dalam arti penulisan Al-Qur'an, hal ini dinamakan penghafalan
dan pembukuan Al-Qur'an.
Dan Al-Qur'an juga memiliki multi fungsi dan selalu mempunyai hubungan
yang pasti dalam fenomena-fenomena kehidupan, hal ini diantaranya mukjizat, akidah,
ibadah, mu'amalah, akhlak, hukum, sejarah, dan dasar-dasar sains. Untuk itulah materi ini:
sangat penting untuk dipelajari, karena sangat disayangkan jika umat Islam tidak tahu apa
itu Al- Qur'an tersebut. Hal inilah penulis berkeinginan membahas tentang Al-quran.
Al-Qur’an diturunkan Allah kepada manusia untuk dibaca dan diamalkan. Ia
telah terbukti menjadi pelita agung dalam memimpin manusia mengurangi perjalanan
hidupnya. Tanpa membaca manusia tidak akan mengerti akan isinya dan tanpa
mengamalkannya manusia tidak akan dapat merasakan kebaikan dan keutamaan
petunjuk Allah dalam Al-Qur’an.
Di era globalisasi ini, banyak sekali pergeseran nilai dalam kehidupan
masyarakat dikarenakan para generasi kita masih banyak yang belum mampu untuk
membaca Al-Qur’an secara baik apalagi memahaminya. Oleh karena itu, sebagai orang
tua harus mengusahakan sedini mungkin untuk mendidik dan membiasakan membaca Al-
Qur’an. Dengan membaca Al-Qur’an atau mendengarkan bacaan AlQur’an dengan
mengambil hikmah serta meresapi isinya niscaya akan mendapat petunjuk dari Allah swt,
serta menenangkan hati. Itulah yang dinamakan rahmat dari Allah SWT. (Muhammad
Thalib, 2005:11)

Pendidikan Agama Islam


2
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pengertian Al-Qur’an
Secara etimologis, kata Al-Qur'an mengandung arti bacaan atau yang dibaca.
Lafal Al-Qur'an berbentuk isim mashdar dengan makna “isim maf’ul”. Lafal Al-Qur'an
dengan arti bacaan, misalnya terdapat firman Allah, QS. Al-Qiyaamah (75): 16-18 :

‫ر‬ ‫ر ب‬
١٨ ‫ َنبِ نَا نُنۡۡ نَنُه َنٱّتِب رۡ هُ رَۡناَنُهۥ‬١٧ ‫ إب تّ نعن رلَُنا ن رم نَُهۥ ن هُ رَۡناَنُهۥ‬١٦ ٓ‫َ بلنُ رَ نَ نَ ِببُۦ‬
‫نَ هحنّبۡۡ ِببُٓ نَاَن ن‬
16. Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-
cepat (menguasai)nya. 17. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya
(di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. 18. Apabila Kami telah selesai
membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.

Kemudian dipakai kata "Al-Qur'an" untuk Al-Qur'an yang dikenal sekarang ini. Kata
"Al-Qur'an digunakan dalam arti sebagai nama kitab suci yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Bila dilafazkan dengan menggunakan alif-lam berarti keseluruhan yang
dimaksud dengan Qur'an, sebagimana firman Allah dalam QS. al-Isra’(17):9:

٩ ‫ِ ۡن تّ نهه رۡ ۡ رنۡۡ ا نكِبر ا‬


‫َعب نٰ ب‬
‫ن‬ ‫ٱ‬ ّ ‫و‬ ‫ع‬ ََ‫إب تّ نِِا ٱ ر ُ رَۡاّ ُ رۡ بِي بعتبِ بَِ ۡن ر ُوُ ُِ بِۡ ٱ ر َ رؤبمَبن ٱت بِ َ ُ ر‬
‫ن‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫ه‬ ‫ن ن ه ن هن ّ ه ه ن ن ن ن‬ ‫نن ه ن ن ن‬
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan
memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu´min yang mengerjakan amal saleh
bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.”

Secara terminologis, definisi Al-Qur'an, yaitu sebagai berikut:

a. Menurut al-Zarqani, Al-Qur'an adalah lafal yang diturunkan kepada Nabi


Muhammad SAW, dari permulaan surah al-Faatihah sampai akhir surah an-Naas.
b. Menurut Dr. Sulaiman Abdullah, Al-Qur'an adalah kalamullah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab, riwayatnya mutawatir. Oleh
karena itu, terjemahan Al-Qur'an tidak disebut Al-Qur'an dan orang yang
mengingkarinya baik secara keseluruhan maupun bagian rinciannya, dipandang
kafir. Adapun yang merupakan sendi fundamental dan rujukan pertama bagi
semua dalil dan hukum syariat, merupakan Undang-Undang Dasar, sumber dari
segala sumber dan dasar dari semua dasar.

Pendidikan Agama Islam


3
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
c. Menurut Manna al-Qathan, Al-Qur'an adalah dasar agama dan sumber tasyri,
sebagai hujah (dalil) Allah yang cocok sepanjang zaman, yang disampaikan oleh
Rasulullah SAW kepada umatnya untuk diikuti perintahnya.
d. Menurut Suparman Usman, Al-Qur'an adalah kalamullah (firman Allah) yang
mengandung mukjizat diturunkan kepada Rasulullah SAW, dalam bahasa Arab,
yang diriwayatkan secara mutawatir, terdapat dalam mushaf, dan membacanya
merupakan ibadah yang dimulai dari surah al-Faatihah dan diakhiri dengan surah
an-Naas.
e. Menurut Bakri Syaikh Muhammad, Al-Qur'an adalah firman Allah yang diturunkan
kepada penutup para Nabi dan Rasul melalui perantaraan Al-Amin, Malaikat Jibril
AS, yang termaktub dalam mushaf-mushaf yang disimpan (dihapal) dalam dada,
yang diriwayatkan kepada kita secara mutawatir dan membacanya dianggap
ibadah, yang dimulai dengan surah al-Faatihah dan ditutup dengan surah an-
Naas."
f. Menurut Safi Hasan Abu Talib, sebagaimana dikutip oleh Romli SA, Al-Qur'an
adalah wahyu yang diturunkan dalam bahasa Arab dan maknanya dari Allah SWT,
melalui wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, ia merupakan
dasar dan sumber utama bagi syariat." (Mardani, 2019:77)

Dalam hubungan ini Allah sendiri menegaskan dalam firman-Nya dalam


QS. Yusuf (12): 2:

‫ر‬
٢ ّ‫نََ نَنُه هُ رۡنَن نً ننِۡبلّ ا ت نَعت هُ رۡ ّنُ رَ بُعهو ن‬
‫إب تًۦ ۡ ن‬

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab,


agar kamu memahaminya.”

Kharakteristik Al-Qur’an
Dari beberapa definisi Al-Qur'an di atas, jelaslah bahwa Al-Qur'an mempunyai ciri
ciri khas dan keistimewaan sebagai berikut:
1. Lafadz dan maknanya datang dari Allah dan disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW melalui malaikat Jibril dengan jalan wahyu. Nabi tidak boleh
mengubah baik kalimat maupun pengertian nya selain dari menyampaikan
seperti apa yang diterimanya. Oleh karena itu, tidak boleh meriwayatkan Al-
Qur'an dengan makna, dan dengan demikian maka Al-Qur'an berbeda dengan
hadis baik hadis Qudshi maupun Hadis Nabawi, karena keduanya merupakan

Pendidikan Agama Islam


4
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
ungkapan kalimat dari Nabi dan merupakan perkataan Nabi yang
diungkapkannya dari makna yang diilhamkan Allah atau yang di wahyukan
Allah kepadanya. Jadi dari segi ini tak berbeda antara Hadis Qudshi dan
Nabawi. Perbedaannya terletak pada bahwa Hadis Qudshi disampaikan Rasul
dengan menjelaskannya bahwa itu dari Allah, sedang Hadis Nabawi ialah yang
keluar dari lidah Nabi tanpa menghubungkannya dengan Allah.
Demikian juga halnya denga tafsir Al-Qur'an sekalipun berbahasa Arab,
tidak boleh dinamakan sebagai Al-Qur'an, karena kalimat- kalimat tafsir
sekalipun sesuai lafadz dan maknanya dengan Al-Qur'an merupakan kreasi
para ahli tafsir, bukan kalam Allah yang maha agung.

2. Bahwa Al-Qur'an diturunkan dengan lafadz dan gaya bahasa Arab (QS. Az-
Zukhruf/43: 3).
‫ر‬
٣ ّ‫إب تً نۡ نَع نَنُه هُ رۡنَن نً ننِۡبلّ ا ت نَعت هُ رۡ ّنُ رَ بُعهو ن‬
“Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu
memahami(nya).”
3. Bahwa Al-Qur'an disampaikan diterima dengan jalur tawattur yang
menimbulkan keyakinan dan kepastian tentang kebenarannya. Adapun yang
dihafal dalam hati, dibukukan dalam mushaf dan disebarkan ke seluruh negeri
Islam bertubi-tubi, tanpa berbeda dan diragukan di dalamnya, baik ayat
maupun susunannya. (QS. Al-Hijr/15:9)
‫ر‬ ‫ر‬
٩ ّ‫إب تً ن رح هَ َُنتَ َنا ٱ ّبِكنۡ ن إب تً نُهۥ نَنبنُِهو ن‬
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya.”

Cara Al-Qur’an Diturunkan


Nabi Muhammad SAW dalam menerima wahyu mengalami berbagai macam cara
dan keadaan di antaranya:
1. Malaikat memasukan wahyu itu ke dalam hatinya. Dalam hal ini Nabi
Muhammad tidak melihat sesuatu apa pun, hanya beliau merasa bahwa itu
sudah berada saja dalam kalbunya. Mengenai hal ini Nabi mengatakan: "Ruhul
Qudus mewahyukan ke dalam kalbuku. Hal ini terdapat dalam QS. asy-Syuraa
(42): 51 :

Pendidikan Agama Islam


5
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
‫ٱّ إبتَ رِلا ۡن ر بمَ َاۦ يي بَِ ب‬
‫اٍ ۡن ر ُ رۡبَُ َُو ا َنُل ب‬ ‫ب‬ ‫ب‬
َ‫وِ ن‬‫ه ن نه ه‬ ‫ن‬ ‫نن‬ ‫۞ ن نما نكا نّ ِن نِ بۡ ۡنّ ه نُعّ نَُه ته ن ن‬
‫ء‬ ‫ر‬
٥١ ۡ‫إببََببُٓ نما ن نِاۦَه إبَتُهۥ نعب يَ نِ بُل‬
51. Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata
dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau
dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya
dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi
lagi Maha Bijaksana.

2. Malaikat menampakan dirinya kepada Nabi berupa seorang laki-laki yang


mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga beliau mengetahui dan hafal
benar akan kata-kata itu. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam beberapa
ayat Al-Qur'an, sebagai berikut: QS, asy-Syu'araa' (26); 192-195:
3. Wahyu datang kepadanya seperti gemerincing lonceng. Cara ini yang amat
berat dirasakan oleh Nabi. Kadang-kadang pada kening nya berpancaran
keringat, meskipun turunnya wahyu itu di musim dingin yang sangat. Kadang-
kadang unta beliau terpaksa berhenti dan duduk karena merasa amat berat,
bila wahyu itu turun ketika beliau sedang mengendarai unta. Diriwayatkan oleh
Zaid bin Tsabit "Aku adalah penulis wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah.
Aku lihat Rasulullah ketika turun wahyu itu seakan-akan diserang oleh demam
yang keras dan keringatnya bercucuran seperti permata. Kemudian setelah
selesai turunnya wahyu, barulah beliau kembali seperti biasa".
4. Malaikat menampakan dirinya kepada Nabi, tidak berupa seorang laki-laki
seperti keadaan no.2, tetapi benar-benar seperti rupanya yang asli. (Mardani,
2019:83)

Sejarah Turunnya Al-Qur’an


Al-Quran adalah sumber agama (juga ajaran) Islam pertama dan utama. Menurut
keyakinan umat Islam yang diakui kebenarannya oleh penelitian ilmiah, al-Quran adalah
kitab suci yang memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama benar dengan yang
disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit
demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekkah kemudian di Medinah.
Tujuannya, untuk menjadi pedoman atau petunjuk bagi umat manusia dalam hidup dan
kehidupannya mencapai kesejahteraan di dunia ini dan kebahagiaan di akhirat kelak.
(Mohammad Daud Ali, 2018 )

Pendidikan Agama Islam


6
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Al Qur'an mulai dirurunkan di Mekkah, tepatnya di Gua Hiro pada tahun 6 M, dan
berakhir di Madinah pada tahun 633 M., dalam jarak waktu kurang lebih 23 tahun
beberapa bulan.Wahyu Ilahi yang diturunkan sebelumn hijrah disebut ayat Makiyah yang
merupakan 19/30 dari Al-Qur'an. Surah dan ayat-ayatnya pendek-pendek dan gaya
bahasanya singkat-padat (ijaz), karena sasaran yang pertama dan utama pada periode
Mekkah ini adalah Arab asli (suku Quraisy dan suku-suku Arab lainnya) yang sudah tentu
mereka paham benar akan bahasa Arab. Mengenai isi surat/ayat pada umumnya berupa
ajaran/seruan bertauhid yang murni (pure monoteisme) atau Ketuhanan yang Maha Esa
secara murni dan juga tentang pembinaan mental dan akhlak.
Adapun ayat Al-Qur'an yang diturunkan sesudah hijrah disebut surah/ayat
Madaniyah yang merupakan 11/30 dari Al-Qur'an. Surah dan ayat-ayatnya yang panjang
dan gaya bahasanya panjang lebar dan lebih jelas (ithnab), karena sasarannya bukan
hanya orang-orang Arab asli, melninkan juga non-Arab dari berbagai bangsa yang telah
mulai banyak masuk Islam dan sudah tentu mereka kurang/belum menguasai bahasa
Arab. Mengenai isi surat-surat/ayat Madaniyah pada umumnya berupa norma-norma
hukum untuk pembentukan dan pembinaan suatu masyarakat/umat Islam dan negara
yang adil dan makmur yang diridha'i oleh Allah SWT (Baldatun Thayyibatun wa Robbun
Ghafur).Al-Qur'an mulai diturunkan kepada Nabi Muhammad pada malam Qadar tanggal
17 Ramadhan pada waktu Nabi telah berusia 40 Tahun bertepatan denan 6 Agustus 610
M. Ayat yang pertama turun adalah al-‘Alaq(96) 1-5.
Ayat-ayat yang permulaan turun ini menunjukan bahwa Al-Qur'an mengajak
manusia untuk menguasai ilmu pengetahuan. Tema pembahasannya pun ilmu
pengetahuan, dan apa yang dibawanya dasar ilmu pengetahuan. Allah mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya.
Menurut menurut Mohd. Idris Ramulyo, ayat yang terakhir turun adalah QS. al-
Maa'idah (5): 3. Turunnya ayat ini pada waktu Rasulullah SAW di padang Arafah pada
hajjul wada’ (haji perpisahan), yang tidak lama kemudian Rasulullah SAW wafat. Dengan
sempurnanya turunnya Al-Qur’an itu, maka menjadi lengkaplah syariat Islam. (Mardani,
2019:84)

Pendidikan Agama Islam


7
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Perbedaan Ayat Makiyah dan Madaniyah
Berikut perbedaan ayat Makkiyah dan ayat Madaniyah
1. Ayat-ayat Makkiyah pada umumnya pendek-pendek, sedang ayat- ayat
Madaniyah panjang-panjang. Surat Madaniyah sebanyak 11/30 dari isi Al-Qur'an
yang berjumlah 1.456 ayat, sedang ayat Makiyah sebanyak 19/30 dari isi Al-
Qur'an yang berjumlah 4.780 ayat.
2. Dalam surat-surat Madaniyah terdapat perkataan "Ya ayyuhal ladzina amanu"
(wahai orang-orang yang beriman) dan sedikit sekali terdapat perkataan "Ya
ayyuhannas” (wahai manusia), sedang dalam surat Makiyah adalah sebaliknya.
3. Ayat-ayat Makiyah pada umumnya mengandung hal-hal yang berhubungan
dengan keimanan, ancaman, dan pahala, kisah-kisah umat terdahulu yang
mengandung pengajarann dan budi pekerti, sedang ayat-ayat Madaniyah
mengandung hukum-hukum, seperti hukum kemasyarakatan, hukum
ketatanegaraan, hukum perang, hukum internasional, hukum antar agama dan
lain-lain.(Mardani, 2019: 88)

Hikmah Diturunkannya Al-Qur’an


Al-Qur'an diturunkan oleh Allah SWT dengan tiga tahap. Pertama ke Lauhil
Mahfudz; kedua ke Baitul Izzah dan ketiga atau tahap terakhir ke bumi. Mengenai
bagaimana cara dan kapan penurunan Al-Qur'an pada tahap pertama tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Allah SWT dan yang diberi ilmu kegaiban oleh-Nya. Pada tahap
pertama Al-Qur'an diturunkan sekaligus atau tidak terpisah-pisah.
Hikmah penurunan Al-Qur'an ke Lauhil Mahfuzh, antara lain:
1. Kembali kepada hikmahnya yang umum yang berkaitan dengan wujud Lauhil
Mahfuzh itu sendiri, bahwa ia merupakan catatan yang menyeluruh mengenai
segala ketentuan Allah, baik yang telah dan akan terjadi di alam maujud. Ia
merupakan bukti nyata dan petunjuk atas keagungan, ilmu, iradat, dan
keluasan kekuasaan Allah. Meyakini hal ini akan mendorong semakin mantap
dan teguhnya iman seseorang kepada Allah, membangkitkan ketenangan
dalam dirinya dan menimbulkan rasa positif terhadap setiap apa yang telah
diberikan oleh Allah kepada makhluk-Nya, baik yang menyangkut hidayah,
syariat, kitab-kitab-Nya maupun semua ketentuan untuk hamba-hamba-Nya,
sehingga dengan begitu ia memiliki sikap hidup yang baik, baik waktu susah
maupun pada waktu senang.
2. Mengimani Lauhil Mahfuzh berikut segala yang tercatat di sana akan
berpengaruh positif terhadap konsistensi seorang mukmin untuk selalu

Pendidikan Agama Islam


8
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
berusaha ke arah yang baik, mengerjakan ketaatan, menjauhi murka dan
perbuatan yang mendurhakai Allah, karena ia yakin dan sadar bahwa
semuanya itu tercatat di sisi-Nya, dalam Lauh-Nya, sebagaimana firman-Nya
dalam QS. al-Qamar (54):53:

٥٣ ۡ‫صغبر ن نكِبر م رَلنَنر‬


‫ن هك مَ ن‬
53. Dan segala (urusan) yang kecil maupun yang besar adalah tertulis.

Penurunan tahap berikutnya adalah dari Lauhil Mahfuzh ke Baitul Izzah di


langit dunia, dengan sekaligus. Dalil Al-Qur'an yang menjelaskan penurunan
tahap ini menurut Zarqani adalah: QS. adh-Dhuhan: 2, QS. al-Qadr: 1 dan QS.
al-Baqarah (2): 185. Az-Zarqani agak berbeda dengan ulama lain yang
menggunakan ayat-ayat di atas, dalam penerapannya sebagai dalil turunnya Al-
Qur'an. Umumnya ulama menggunakan ketiga ayat di atas, justru sebagi dalil-
dalil turunya Al-Qur'an ke bumi (al-'Alaq: 1-5 ), sedangkan Zarqani mengunakan
semuanya sebagai dalil turunnya Al-Qur'an ke Baitul Izzah, dengan
argumentasi sebagai berikut:
Bahwa ayat-ayat di atas menegaskan bahwa Al-Qur'an diturunkan dalam
waktu satu malam, bukan dalam sejumlah malam. Kata Lailatun, baik dalam QS.
Adh-Dhuhan maupun dalam QS. al-Qadr sangat menunjukan arti demikian,
yakni Al-Qur'an turun pada satu malam. Padahal Al-Qur'an turun kepada Nabi
bukan dalam satu malam, tetapi pada 22 tahun, 2 bulan, 22 hari. Dengan
demikian, haruslah dipahami bahwa ayat-ayat tersebut bukanlah sebagai dalil
turunnya Al-Qur'an kepada Nabi, tetapi turunnya Al-Qur'an di tempat lain, yaitu
Baltul Izzah.
Hadis yang diriwayatkan oleh al-Hakim, berasal dari Ibnu Abbas r.a.,
Rasulullah SAW bersabda: "Al-Qur'an diturunkan dengan sekaligus ke langit
dunia pada malam al-Qadr, kemudian semudah ini diturunkan (ke bumi) dalam
waktu dua puluh tahum". (HR. al-Hakim).
Hikmah diturunkannya Al-Qur'an secara berangsur-angsur dalam 10 tahun
di Madinah, yaitu sebagai berikut:
1. Agar lebih mudah dimengerti dan dilaksanakan Orang akan enggan
melaksanakan suruhan dan larangan, sekiranya suruhan dan larangan itu
diturunkan sekaligus banyak. Hal ini disebutkan oleh Bukhari dari riwayat
Aisyah.

Pendidikan Agama Islam


9
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Di antara ayat-ayat itu ada yang nasikh dan mansukh, sesuai dengan
kemaslahatan. Ini tidak dapat dilakukan sekiranya Al-Qur'an diturunkan
sekaligus, (ini menurut pendapat yang mengatakan adanya nasikh dan
mansukh).
3. Turunnya suatu ayat sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi akan
lebih mengesankan dan akan lebih berpengaruh di hati.
4. Memudahkan penghapalan, dan menguatkan hati. Orang-orang musyrik
yang telah menanyakan mengapa Al-Qur'an tidak diturunkan sekaligus,
sebagaimana tersebut dalam QS. al-Furqaan (25): 32:
‫ك‬ ‫ٱت بِ َ نك نِۡ ا ن رونَ َُه بَنَ عن رل بُ ٱ ر هُ رَۡا هّ ه رمعنٗ ن بِ نِۚ ء نك ننِبَ ب‬
ۡ‫ِ ِببُٓ َهُ نؤ ناَ ن‬ ‫ب‬
ِ ُ ‫ن‬
‫ن ه نّ ن‬ُ َ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ّ ن‬ ‫ن ه‬ َ‫ن ن نا‬
‫ر‬
٣٢ ‫ّنُ رّۡبلع ا‬ ُ‫ن نَُّتعنَن ه‬
32. Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat
hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).
5. Di antara ayat-ayat ada yang merupakan jawaban dari pertanyaan atau
penolakan suatu pendapat atau perbuatan, sebagaimana di katakan oleh
Ibnu Abbas r.a. Hal ini tidak dapat terlaksana kalau Al-Qur'an diturunkan
sekaligus.

Renungan Al-Qur’an

Kalau saja Allah tidak menguatkan Musa Alahissalam, niscaya beliau tidak
sanggup mendengar Kalam Allah; sebagaimana gunung tidak sanggup
menahan munculnya cahaya Allah hingga hancur. Pembaca Al-Qur'an
seyogyanya mengagungkan Allah di dalam hatinya di waktu membacanya,
seakan-akan Allah berbicara kepadanya dengan kalam itu.

(Imam Al Ghazali, Ihya Ulumuddin)

Pendidikan Agama Islam


10
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Berbagai Macam Nama Al-Qur’an
1. Al-Kitab, artinya buku atau tulisan. Arti ini untuk mengingatkan kaum muslimin
supaya membukukannya menjadi buku. Al-Qur’an dalam arti kitab terdapat
dalam beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya QS. Al-Baqarah(2):2.
2. Al-Qur’an, artinya bacaan. Arti ini untuk mengingatkan supaya ia
dipelihara/dihafal bacaannya diluar kepala. QS.Al-Qiyaamah (75):17-18.
3. Al-Furqan, artinya pemisah/pembeda. Arti ini mengingatkan supaya dalam
mencari garis pemisah antara kebenaran dengan kebatilan. QS.Al-
Furqan(25):1.
4. Al-Zikr, artinya ingat. Arti ini menunjukkan bahwa ia berisikan peringatan dan
agar selalu diingat tuntunannya dalam melakukan setiap tindakan. QS. Al-Hijr
(15):9.
Selain 4 nama-nama Al-Qur’an di atas, ada lagi beberapa nama bagi Al-
Qur’an. Imam Suyuthi dalam kitabnya al-itqan, menyebutkan nama-nama Al-
Qur’an di antaranya: al-Mubin, al-Karim, al-Kalam, dan an-Nur.

Isi Kandungan Al-Qur’an


1. Tauhid (doktirn tentang kepercayaan Ketuhanan Yang Maha Esa).
Sekali pun Adam sebagai manusia pertama dan Nabi pertama adalah
seorang monoteisme/muwahhid (percaya kepada keesaan Tuhan) dan
mengajarkan tauhid kepada keturunannya/umatnya, namun kenyataan tidak
sedikit manusia keturunannya itu yang menyimpang dari ajaran tauhid. Mereka
ada yang menyembah api, matahari, dewa-dewa dan sebagainya. Untuk
meluruskan kepercayaan mereka yang telah menyimpang dari Allah itu dan
untuk membimbing mereka ke arah yang lurus yang diridhai oleh Allah, maka
diutuslah para Nabi/Rasul secara silih berganti.
2. Janji dan Ancaman Allah
Allah menjanjikan kepada setiap orang yang beriman dan selalu mengikuti
semua petunjuknya akan mendapatkan kebahagiaan hidupnya di dunia
maupun di akhirat, dan akan dijadikan khalifah (penguasa) di muka bumi ini.
Sebaliknya Allah akan mengancam kepada siapa saja yang ingkarmkepada-
Nya dan memusuhi Nabi/Rasul-Nya serta melanggar perintah-perintah dan
larangan-larangan-Nya, akan mendapatkan kesengsaraan hidupnya baik di
dunia maupun di akhirat.

Pendidikan Agama Islam


11
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
3. Ibadah
Tujuan hidup manusia di dunia adalah beribadah kepada Allah SWT, QS.
Ad-Dzaariyaat (51):56.
4. Jalan mencapai kebahagiaan
Jalan dan Cara Mencapai Kebahagiaan setiap manusia yang beriman pasti
bercita-cita ingin mendapatkan kebahagiaan hidupnya di dunia maupun di
akhirat. Allah SWT dalam Al-Qur'an telah memberikan petunjuk-Nya bahwa
manusia harus menempuh jalan yang lurus-jalan yang diridha'i oleh Allah SWT,
dengan cara menghayati dan mematuhi segala aturan agama yang telah
ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.

5. Cerita-Cerita/Sejarah Sejarah Umat Manusia Sebelum Nabi Muhammad


SAW.
Di dalam Al-Qur'an terdapat cerita-cerita tentang para Nabi dan Rasul
beseta umatnya masing-masing. Cerita-cerita tersebut diungkapkan oleh Al-
Qur'an dengan tujuan sebagai berikut:
a. Agar dijadikan pelajaran oleh umat Muhammad SAW bagaimana nasib orang
yang taat kepada Allah dan bagaimana nasib umat yang ingkar kepada-Nya.
b. Sebagai hiburan bagi Nabi Muhammad SAW dan para sahabat beliau, agar
Nabi dan sahabat-sahabatnya tetap berteguh hati/ tidak berkecil hati dalam
menghadapi segala macam hambatan dan tantangan dalam menjalankan
dakwah Islamiah.

Adab Membaca Al-Qur’an


1. Membaca ta’awudz, QS. An-Nahl(16):98
2. Dalam keadaan bersuci baik dari hadas besar maupun kecil, QS. Al-
Waqi’ah(56):79
3. Khusyu’ saat mendengar bacaan Al-Qur’an, QS. Al-‘Araf(7):204
4. Menghayati bacaannya, QS. An-nisa(4):82
5. Menangis saat membaca dan mendengar ayat Al-Qur’an, QS. Al-Maidah (5):83
6. Memperindah suara bacaan Al-Qur’an, QS. Al- Muzammil(73):4
7. Membaca Al-Qur’an dengan suara yang tidak terlalu keras dan tidak terlalu rendah,
QS. Al-Isra’(17):110.

Pendidikan Agama Islam


12
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Menurut Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, dan menurut Imam
Jalaluddin al-Suyuthi dalam kitab al-Itqan fi Ulum Al-Qur'an, sebagaimana dikutip oleh
Kementerian Agama, adab membaca Al-Qur'an yang terpenting adalah sebagai berikut:
1. Dianjurkan berwudu terlebih dahulu, karena yang dibaca wahyu Ilahi,
mengambilnya dengan tangan kanan dan membawanya dengan kedua belah
tangan.
2. Membacanya di tempat yang bersih dan yang paling utama
3. Menghadap kiblat dan dibaca dengan khusyuk, tenang serta
4. Mulut dan gigi dibersihkan, tidak sambil mengunyah/makan.
5. Membaca doa penerang hati: Allahummaftah lana hikmataka wansyur 'alaina
rahmataka min khazani rahmatika yaa arhamarrahimin.(Ya Allah bukakanlah
untuk kami hikmah-Mu, taburkanlah untuk kami rahmat-Mu dari
pembendaharaan rahmat-Mu, wahai yang maha penyayang dari segala yang
penyayang.
6. Membaca taawudz dan basmalah.

Pendidikan Agama Islam


13
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Kisah Inspiratif

Kisah Seseorang yang Sabar dan Tabah Menghadapi Ujian

Muhammad bin Muawiyah Al-Azraq bercerita kepada kami , bahwa salah


seorang gurunya pernah bercerita kepadanya; Alkisah, Nabi Yunus A.S bertemu
dengan Malaikat Jibril A.S.

“Wahai Jibril, tunjukkan kepadaku siapa penduduk bumi yang paling rajin
ibadahnya,” kata Nabi Yunus kepada Malaikat Jibril.

Lantas, Yunus dibawa kepada seorang laki-laki yang kedua tangan dan
kakinya buntung dimakan penyakit kusta. Laki-laki itu berucap, "Ya Allah Engkau
memberiku nikmat dua tangan dan dua kaki menurut kehendak-Mu. dan Engkau
mencabut nikmat itu dariku menurut kehendak-Mu, dan Engkau masih memberiku
harapan kepada-Mu."

"Wahai Jibril, yang saya minta adalah engkau memperlihatkan kepadaku


seseorang yang paling rajin puasa dan shalat," kata Yunus kepada Jibril.

Jibril berkata, "Sebelum mengalami ujian seperti itu, dia adalah sosok yang
rajin puasa dan shalat seperti yang engkau maksud. Saya juga telah diperintahkan
untuk menghilangkan penglihatannya."

Lantas, Jibril pun menunjuk ke arah kedua mata orang itu, lalu kedua matanya
pun meleleh.

Lalu, orang itu berkata, "Ya Allah, Engkau memberiku nikmat dua mata

sekehendak-Mu dan menghilangkan nikmat itu dariku sekehendak-Mu, dan Engkau


masih memberiku harapan kepada-Mu."

"Mari, silakan engkau berdoa kepada Allah dan kami juga akan berdoa
kepada-Nya bersamamu, maka Allah akan mengembalikan kedua tanganmu, kedua
kakimu dan kedua matamu seperti semula, sehingga engkau bisa kembali beribadah
seperti dulu lagi," kata Jibril kepada orang tersebut.

Orang itu berkata, "Saya tidak ingin melakukannya."

"Kenapa?" Tanya Jibril.

"Jika memang Allah mencintaiku dengan cara seperti ini, maka cinta-Nya lebih
saya sukai dari semua itu," jawab orang tersebut.

"Wahai Jibril, saya tidak pernah melihat satu orang pun yang lebih tinggi
tingkatan ibadahnya dari orang ini," kata Nabi Yunus kepada Malaikat Jibril.

"Wahai Yunus, ini adalah jalan terbaik menuju kepada Allah, tidak ada yang
lebih baik darinya," kata Jibril kepada Yunus. (Ibnu Ibnul Jauzi terj, 2017)

Pendidikan Agama Islam


14
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

Ahmad Sukardja dan Mujar Ahmad Syarif, 2012, Tiga Kategori Hukum: Syariat, Fikih dan

Kanun, Jakarta: Sinar Grafika

Amir Syarifuddin, 2008, Ushul Fiqh, Edisi 3, Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group
Ibnu Ibnul Jauzi, 2017, 500 Kisah Orang Saleh Penuh Hikmah, Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar

Mardani, 2017, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi,Depok: Prenadamedia

Group

Mohammad Daud Ali, 2018, Pendidikan Agama Islam, Depok: Rajawali Pers

Muhammad Thalib, 2005, Fungsi dan Fadhilah Membaca Al-Qur’an, Surakarta : Kaffah

Media

Pendidikan Agama Islam


15
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai