1.Analisis Dampak Rempang Ecocity terhadap Prinsip Keadilan Antar Generasi
a) Conservation of Options (Konservasi Pilihan) Dampak Positif Rencana pengembangan Rempang Ecocity dapat menciptakan lebih banyak peluang ekonomi dan pekerjaan untuk generasi saat ini dan mendatang. Dampak Negatif Pembangunan tersebut mengharuskan relokasi warga, yang dapat mengurangi pilihan hidup mereka dan membatasi akses terhadap sumber daya alam yang dulu mereka nikmati. b) Conservation of Quality (Konservasi Kualitas) Dampak Positif Jika pembangunan dilakukan secara berkelanjutan, dapat meningkatkan kualitas hidup bagi generasi mendatang melalui peningkatan infrastruktur, pendidikan, dan pelatihan. Dampak Negatif Risiko terhadap degradasi lingkungan, penggusuran masyarakat lokal, dan perubahan gaya hidup dapat mengurangi kualitas hidup generasi yang tinggal di Pulau Rempang. c) Conservation of Access (Konservasi Akses) Dampak Positif Pembangunan Rempang Ecocity dapat meningkatkan akses terhadap fasilitas modern, pendidikan, dan peluang ekonomi bagi generasi mendatang. Dampak Negatif Relokasi masyarakat dapat mengakibatkan hilangnya akses mereka terhadap tanah, sumber daya alam, dan gaya hidup tradisional yang dapat merugikan generasi saat ini.
2.Analisis Dampak Lingkungan dalam Pembangunan terhadap Prinsip Keadilan dalam
Satu Generasi Pembangunan Rempang Ecocity memunculkan beberapa isu lingkungan yang perlu diperhatikan dalam konteks keadilan dalam satu generasi: a) Mencemari Lingkungan Sekitar Pengembangan industri dan perdagangan dapat meningkatkan risiko pencemaran air, udara, dan tanah, berpotensi merugikan kesehatan masyarakat saat ini. b) Kehilangan Habitat dan Kepunahan
b) Kehilangan Habitat dan Kepunahan
Pembangunan kawasan industri dapat menyebabkan hilangnya habitat alam,
mengancam keberlanjutan ekosistem dan keanekaragaman hayati.
JAWABAN NOMOR 2 A. Perbedaan AMDAL,UKL/UPL dan SPPL AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
Dokumen AMDAL merupakan instrumen pengelola lingkungan yang wajib
disusun oleh penyelenggara kegiatan/usaha yang melakukan kegiatan/usaha yang termasuk dalam daftar wajib AMDAL, seperti diatur pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.05 thn 2012 ttg Jenis Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi AMDAL. AMDAL terdiri dari :
1. Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)
2. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) 3. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 4. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) UKL/UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan)
UKL-UPL sama halnya seperti AMDAL, berfungsi sebagai panduan pengelolaan
lingkungan bagi seluruh penyelenggara suatu kegiatan. Namun, skala kegiatan yang diwajibkan UKL-UPL relatif cukup kecil dan dianggap memiliki dampak terhadap lingkungan yang tidak terlalu besar dan penting. Hal ini menyebabkan kegiatan tersebut tidak tercantum dalam daftar wajib AMDAL. Namun demikian, dampak lingkungan yang dapat terjadi tetap perlu dikelola untuk menjamin terlaksananya pengelolaan lingkungan yang baik.
SPPL (Surat Pernyataan Kesangupan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup) SPPL adalah kesanggupan dari penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup atas dampak lingkungan hidup dari usaha dan/ atau kegiatannya di luar Usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL. Oleh karena itu, dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, diatur bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib AMDAL wajib memiliki UKL-UPL dan wajib SPPL. Jadi, UKL/UPL, AMDAL, SPPL adalah jenis dokumen yang harus diajukan untuk mendapatkan Izin Lingkungan. Dokumen AMDAL terdiri dari KA-ANDAL dan RKL/RPL. Dokumen AMDAL wajib disusun jika kegiatan/usaha termasuk dalam daftar wajib AMDAL (wajib karena berdampak lingkungan besar), jika tidak termasuk, maka diwajibkan menyusun UKL/UPL (berdampak lingkungan lebih kecil). Setelah mendapatkan izin lingkungan, suatu usaha/kegiatan/proyek baru boleh dimulai. Prosedur ini (kalau dilaksanakan dengan baik dan bukan sekedar formalitas), merupakan upaya mencegah/mengurangi dampak buruk dari usaha/kegiatan/proyek ini kepada lingkungan Dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Pasal 2 ayat (2) disebutkan bahwa Amdal, UKL-UPL dan SPPL merupakan “Dokumen Lingkungan Hidup.” Walaupun SPPL hanya terdiri dari satu sampai dua lembar (karena hanya berupa surat pernyataan) dalam peraturan tersebut tetap disebut sebagai dokumen lingkungan. B. Kasus Posisi Pelanggaran Amdal dalam pada Mega Proyek Wisata Pulau Komodo Nusa Tenggara Timur JAWABAN Pada dasarnya, setiap rencana aktivitas manusia, khususnya dalam kerangka pembangunan selalu membawa dampak dan perubahan terhadap lingkungan, karena itu dibutuhkan alat untuk merencanakan tindakan preventif terhadap kerusakan lingkungan yang timbul oleh suatu aktivitas pambangunan. Penelitian ini menggunakan studi literatur untuk mengidentifikasi dampak yang bermanfaat maupun yang merugikan bagi kehidupan manusia dengan mengkaji rencana kegiatan Proyek Mega Wisata Pulau Komodo yang memerlukan kajian AMDAL untuk melihat besarnya anggaran serta lokasinya yang bertempatan dengan lahan konservasi hewan komodo. Dalam UU Nomor 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup secara jelas mengatur upaya perlindungan suatu wilayah yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi. Aturan ini memuat secara lebih rinci upaya melindungi flora dan fauna yang ada di wilayah konvervasi seperti, Taman Nasional Komodo. Sebagai wilayah konservasi, secara detail ada tuntutan bagi pemerintah dan masyarakat untuk menjaga hewan dan tumbuhan serta ekosistem pendukung yang ada dalam kawasan konservasi. Maka dari itu secara hukum, proyek ini telah melanggar beberapa pasal dan asas, sehingga pembangunan tidak boleh dilanjutkan dan diperlukannya proses hukum.