Anda di halaman 1dari 16

Nilam Aisyah Nurrahma

Nilamaisyah82@gmail.com

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

ABSTRACT

Kondisi ekonomi tidak stabil, perusahaan ini diperlukan untuk mengambil keuntungan dari
kemampuan yang ada sebanyak mungkin dalam rangka untuk maksimum dan kompetisi yang ketat
dengan, perusahaan harus memiliki manajemen yang baik dan mengidentifikasi permasalahan dan
menjadikan proses memilih dan manajer, untuk meningkatkan kinerja maksimal.Manajemen
activity-based meliputi dua dimensi dari biaya biaya memberikan informasi tentang kegiatan
sumber daya produk, pelanggan, pemasok dan jalur pendistribusian.Activity-based biaya sangat
bermanfaat untuk meningkatkan akurasi biaya.Dimensi proses memberikan informasi tentang apa
yang harus dilakukan alasan mengapa hal tersebut harus dilakukan bagaimana sebuah kegiatan
dilaksanakan dalam rangka untuk mengurangi biaya.Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan
efek dari penggunaan akuntansi manajemen informasi data hanya berfokus pada hal yang frekuensi
publikasi laporan reguler, frekuensi publikasi laporan update dan akuntansi manajemen mutu
informasi serta kepribadian management, Cost efficiency, ketepatan waktu membawa dampak
nyata pada kinerja keuangan.

ABSTRACT

In economic unstable conditions, the company is required to take


advantage of existing capabilities as much as possible in order to maximum and
tough competition,the company should have good management and identify the
problems and selecting and implies a process manager, to improve performance
to the maximum. Activity-based management includes two dimensions of the costs
of providing cost information about resource activity products, customers,
suppliers and distribution channels. Activity-based costing is useful to improve
accuracy of charges. Dimension process of providing information about what to
do why it should be carried out how an activity should be implemented in order to
reduce costs. This research aims to demonstrate the effect of the use of accounting
information management is focused on the frequency of publication of regular
reports, the frequency of the publication of the report update and quality
management accounting information as well as the personality of the manager of
financial performance on PT.Surya Success. The population used in this study is
the manager PT.Surya Success. This data used is secondary data types. This
study is based on a quantitative approach to the techniques of multiple linear
regression analysis with SPSS. According to the research done can be seen that
the quality of information didn’t significantly affect financial performance,
Management Accounting, Cost Efficiency, Timeliness real impact on financial
performance.

Keywords : Accounting Management , Information Quality , Cost Efficiency ,


Accuracy of Financial Performance Against Time.
1
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Manajemen berdasarkan aktivitas mencakup dua dimensi yaitu dimensi
biaya dan dimensi proses. Dimensi biaya memberikan informasi biaya mengenai
sumberdaya aktivitas produk, pelanggan, pemasok dan saluran distribusi.
Aktivitas berbasis biaya ini berguna memperbaiki akurasi pembebanan biaya.
Dimensi proses memberikan informasi tentang apa yang dilakukan mengapa harus
dilaksanakan bagaimana sebaiknya suatu aktivitas dilaksanakan dengan tujuan
untuk mengurangi biaya.
Informasi merupakan suatu komponen yang sangat penting bagi
perusahaan karena informasi adalah input dasar dalam setiap pengambilan
keputusan, oleh karena itu informasi yang relevan, tepat waktu, akurat dan
lengkap sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan. Akuntansi manajemen
merupakan jaringan penghubung yang sistematis dalam penyajian informasi yang
berguna dan dapat membantu pimpinan perusahaan dalam usaha mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Informasi akuntansi manajemen
dibutuhkan oleh manajemenberbagai jenjang organisasi, untuk menyusun rencana
aktivitas perusahaan dimasa yang akan datang. Informasi akuntansi manajemen
memiliki fungsi sebagai sistem pengolahan informasi akuntansi dan sebagai tipe
informasi.
Tuntutan perusahaan terhadap kinerja keuangan yang terbaik adalah untuk
menjaga ekstensi atau kelangsungan operasional perusahaan,kinerja yang baik
dapat dilihat dari hubungan timbal balik antara manajer dan bawahan,dengan
demikian terjadi hubungan yang erat antara akuntansi manajemen termasuk
kualitas informasi, efesiensi biaya dan ketepatan waktu terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas dan banyaknya faktor
yang mempengaruhi dalam mencapai kinerja perusahaan yang efektif dan efisien
pada perusahaan saat ini, maka pada kesempatan ini dilakukan penelitian “
Pengaruh Akuntansi Manajemen, Kualitas Informasi, Efensiensi Biaya Dan
Ketepatan Waktu Terhadap Kinerja Keuangan “

Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan atau aktivitas manusia baik secara individu maupun
kelompok pada dasarnya mempunyai tujuan, tujuan merupakan suatu obyek
dalam usaha untuk memperoleh sesuatu yang telah ditetapkan. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah :
a. Untuk menganalisis secara empiris pengaruh akuntansi manajemen terhadap
kinerja keuangan
b. Untuk menganalisis secara empiris pengaruh kualitas informasi terhadap
kinerja keuangan
c. Untuk menganalisis secara empiris pengaruh efesiensi biaya terhadap kinerja
keuangan
d. Untuk menganalisis secara empiris pengaruh ketepatan waktu terhadap kinerja
keuangan

2
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA

2.1 Akuntansi Manajemen


2.1.1 Pengertian Akuntansi Manajemen
Menurut Blocher & Cokins ( 2011 : 5) mendefinisikan bahwa :
akuntansi manajemen adalah suatu profesi yang melibatkan kemitraan dalam
pengambilan keputusan manajemen, menyusun perencanaan dan sistem manajemen
kinerja, serta menyediakan keahlian dalam pelaporan keuangan dan pengendalian untuk
membantu manajemen dalam memformulasikan dan mengimplementasikan suatu
strategi organisasi.

Sedangkan menurut Simamora ( 2012:13) adalah sebagai berikut :


Akuntansi Manajemen adalah Proses pengidentifikasian, pengukuran penghimpunan,
penganalisaan, penyusunan, penafsiran dan pengkomunikasian informasi keuangan
yang digunakan oleh manajemen untuk merencanakan, mengevaluasi dan
mengendalikan kegiatan usaha di dalam sebuah organisasi, serta untuk memastikan
penggunaan dan akuntabilitas sumber daya yang tepat.

Menurut Siregar, Suripto, dkk (2013 : 1) mendefinisikan bahwa :


Akuntansi Manajemen adalah proses mengidentifikasi, mengukur, mengakumulasi,
menyiapkan, menganalisis, menginterpretasikan, dan mengomunikasikan kejadian
ekonomi yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan perencanaan,
pengendalian, pengambilan keputusan dan penilaian kinerja dalam organisasi.

Menurut Hansen dan Mowen ( 2013:7) adalah :


Akuntansi Manajemen adalah proses mengidenfitikasi, mengumpulkan, mengukur,
mengklasifikasi dan melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna internal
dalam merencanakan, mengendalikan dan mengambil keputusan.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : akuntansi


manajemen sebagai suatu sistem pengolahan informasi keuangan
ialah “suatu proses pengolahan informasi untuk memenuhi semua kebutuhan manajemen
dalam menjalankan fungsi dari sebuah perencanaan, pengkoordinasian dan juga pengendalian
perusahaan atau organisasi”.

3
6

2.1.2 Informasi Akuntansi Manajemen


Akuntansi Manajemen ditujukan untuk menyediakan informasi akuntansi yang
akurat bagi manajemen yang dalam pelaksanaan fungsi pokoknya sangat memerlukan
informasi ini, terutama untuk perencanaan dan pengendalian bagi perusahaan.
Menurut Mulyadi (2001:16) informasi akuntansi manajemen dibagi menjadi 3
tipe, yaitu :
1. Informasi akuntansi penuh (Full accounting information)
Informasi akuntansi penuh dapat mencakup informasi masa lalu maupun
informasi yang akan datang dan mencakup informasi mengenai biaya,
pendapatan dan aktiva. Informasi akuntansi penuh selalu dihubungkan
dengan kesatuan usaha, produk atau departemen karena informasi ini
digunakan untuk pelaporan informasi keuangan dan analisis kemampuan
menghasilkan laba rugi suatu divisi atau bagian secara khusus, pada bagian
inilah informasi akuntansi perusahaan yang berisi informasi masa lalu
digunakan.
2. Informasi akuntansi pertanggungjawaban (Full Responsibility Information)
Tiap manajer dalam organisasi merencanakan aktiva, pendapatan dan biaya
yang menjadi tanggungjawabnya dibawah koordinasi manajemen puncak
dan menyusun program berdasarkan informasi akuntansi
pertanggungjawaban. Informasi akuntansi pertanggungjawaban juga
digunakan untuk mengamati pelaksanaan anggaran dan menilai seberapa
jauh manajer melaksanakan rencananya.
3. Informasi Akuntansi Diferensial ( Differential accounting information)
Informasi akuntansi diferensial mempunyai dua ciri utama, pertama
informasi akuntansi merupakan informasi masa yang akan datang. Kedua,
informasi akuntansi merupakan informasi yang berbeda diantara berbagai
macam alternatif yang dihadapi oleh berbagai keputusan. Informasi
akuntansi diferensial ini sangat diperlukan pihak manajemen dalam
pengambilan keputusan sebagai pemilihan alternatif tindakan yang terbaik
diantara alternatif yang tersedia, ditinjau dari segi pengorbanan dan manfaat
yang diperoleh bila suatu alternatif tersebut diambil.

2.2 Akuntansi Diferensial


Akuntansi manajemen menjalankan fungsinya sebagai perencaan yang baik
dalam menghadapi pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan berbagai
alternatif yang tersedia sebagai tindakan. Di dalam proses pengambilan keputusan,
manajemen sering sekali menghadapi ketidakpastian dalam menghadapi situasi apapun.
Untuk itulah manajemen memerlukan sebuah informasi yang relevan dan dapat
diandalkan sehingga meminimalkan ketidakpastian tersebut dan membantu manajemen
dalam menentukan pilihan yang tepat. Salah satu informasi yang diperlukan pihak

6
7

manajemen didalam pengambilan sebuah keputusan adalah informasi akuntansi


diferensial.
Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva,
pendapatan, dan/atau biaya dalam alternatif tindakan yang lain.Informasi akuntansi
diferensial mempunyai dua unsur pokok: merupakan informasi masa yang akan datang
dan berbeda di antara alternatif yang dihadapi oleh pengambil keputusan. Informasi
akuntansi diferensial yang hanya bersangkutan dengan biaya disebut biaya diferensial
(differential costs), yang hanya bersangkutan dengan pendapatan disebut dengan
pendapatan diferensial (differential revenue), dan yang bersangkutan dengan aktiva
disebut aktiva diferensial (differential assets).

2.2.1 Biaya Diferensial


2.2.1.1 Pengertian Biaya
Menurut Bustami dan Nurlela, (2010: 7-8) Biaya merupakan hal yang tidak
dapat dipisahkan dalam suatu proses produksi karena biaya merupakan salah satu
komponen utama. Dalam hal ini biaya (cost) berbeda dengan beban (expense).
Seringkali biaya didefinisikan sama dengan beban oleh masyarakat pada umumnya
tetapi kenyataannya kedua hal tersebut sangatlah berbeda. Biaya adalah pengorbanan
sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan beban adalah
biaya yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis.
Keduanya jelas berbeda jika kita dapat memahami dengan baik perbedaan
antara biaya dengan beban.
Pengertian biaya menurut Mulyadi (2014:8) adalah sebagai berikut:
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu. Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut:
1. Biaya merupakan pengorbana sumber ekonomi,
2. Diukur dalam satuan uang,
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi,
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
Dalam arti sempit biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi
untuk memperoleh aktiva. Untuk membedakan pengertian biaya dalam arti luas,
pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva ini disebut dengan istilah
kos.

7
8

Sedangkan definisi biaya menurut Hansen dan Mowen (2009:40) adalah:


“Biaya didefinisikan sebagai kas atau nilai ekuivalen kas yang
dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan
manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi.”

2.2.1.2 Pengertian Biaya Diferensial


Biaya diferensial didefiniskan oleh Halim dan Supomo (2005:76) sebagai
berikut :
Biaya diferensial adalah biaya yang berbeda dalam suatu kondisi, dibandingkan
dengan kondisi-kondisi yang lain.

Sedangkan menurut Sunarto (2004:60) menyatakan :


Biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan
berbeda atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan di antara
berbagai alternatif. Biaya tersebut relevan dengan analisis yang dilakukan oleh
manajemen untuk pengambilan keputusan.

Biaya diferensial juga dinamakan biaya relevan (relevant cost). Selanjutnya


dikeukakan bahwa biaya diferensial merupakan informasi masa yang akan datang.
Informasi masa yang akan datang tidak seluruhnya merupaka biaya yang relevan unutk
pengambilan keputusan hanya di masa yang akan datang yang berbeda diantara
alternatif tindakan saja, yang merupakan biaya relevan untuk pengambilan keputusan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya diferensial merupakan
biaya masa yang akan datang (future cost) karena berhubungan dengan pengambilan
keputusan yang menyangkut masa yang akan datang. Fokus utama dari biaya
diferensial adalah adanya perbedaan – perbedaan yang muncul dari dua atau lebih
alternatif yang ada.
Perilaku biaya diferensial dalam hubungannya dengan perubahan volume
kegiatan. Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat
digolongkan menjadi :
a. Biaya variabel
adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan.

8
9

b. Biaya tetap
adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan
tertentu.
Berdasarkan tujuan pengambilan keputusan manajemen, biaya dapat
dikelompokkan ke dalam (Supriyono, 2011 32) :
a. Biaya Relevan (relevant cost)
Biaya relevan merupakan biaya yang terjadi pada suatu alternatif
tindakan tertentu, tetapi tidak terjadi pada alternatif tindakan lain.
Biaya relevan akan mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh
karena itu biaya relevan harus dipertimbangkan dalam pembuatan
keputusan. Biaya relevan mempunyai ciri khusus, yaitu :
 Biaya relevan merupakan biaya masa yang akan datang
(future cost), bukan biaya masa lalu.
 Biaya yang berbeda antara dua alternatif atau lebih yang
mempengaruhi pengambilan keputusan.
b. Biaya Tidak Relevan (irrelevant cost)
Biaya tidak relevan merupakan biaya yang tidak berbeda diantara
alternatif tindakan yang ada. Irrelevant cost tidak mempengaruhi
pengambilan keputusan dan akan tetap sama jumlahnya tanpa
memperhatikan alternative yang dipilih. Oleh karena itu biaya tidak
relevan tidak harus dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan.

2.2.2 Pendapatan Diferensial


Halim dan Supomo (2005:76) mengatakan :
Pendapatan diferensial merupakan pendapatan yang berbeda dalam suatu
kondisi, dibandingkan dengan kondisi-kondisi yang lalu.
Pendapat ini tidak jauh berbeda dengan pendapatan yang dikemukakan samryn
(2001:279) yaitu :
Pendapatan diferensial yaitu suatu perbedaan atau selisih pendapatan
antara dua alternatif umumnya berupa atau suatu kenaikan atau tambahan
pendapatan karena memilih incremental revence suatu alternatif.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pendapatan diferensial adalah informasi masa yang akan datang yang berupa
pendapatan yang berbeda pada alternatif keputusan dengan alternatif keputusan yang
lain.

9
10

2.2.3 Pengertian Aktiva Diferensial


Menurut IAI (2002:13) dalam bukunya yang berjudul “Standar Akuntansi
Keuangan”, aktiva adalah:
“Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan darinya manfaat ekonomi di masa depan diharapkan
akan diperoleh perusahaan.”
Menurut Mulyadi (2001:116) dalam bukunya “Akuntansi Manajemen, Konsep,
Manfaat, dan Rekayasa”, menyatakan bahwa aktiva diferensial adalah :
“Aktiva diferensial (differential assets) adalah informasi akuntansi diferensial
yang hanya berkaitan dengan aktiva.”
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat diketahui bahwa aktiva
diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva yang akan terjadi di masa yang akan
datang yang diperkirakan akan berbeda untuk setiap alternatif.

2.3 Pengambilan Keputusan Taktis


Menurut Hansen dan Mowen (2011: 64) Keputusan Taktis merupakan suatu
tindakan berskala kecil yang bermanfaat untuk tujuan jangka panjang. Pengambilan
keputusan taktis terdiri atas pemilihan diantara berbagai alternatif dengan hasil yang
langsung atau terbatas.
Enam langkah yang mendeskripsikan proses pengambilan keputusan yang
direkomendasikan adalah sebagai berikut :
1. Kenali dan definisikan masalah
2. Identifikasi alternatve sebagai solusi yang memungkinkan dari masalah,
mengeliminasi alternative terhadap kemungkinan yang belum jelas.
3. Meng-identifikasi biaya-biaya dan manfaat yang terkait dengan masing-masing
alternatif. Mengelompokkan biaya-biaya dan manfaat yang relevant atau tidak
relevan, dan meng-eliminasi ketidak relevan biaya dengan menggunakan
pertimbangan.
4. Hitunglah total biaya dan manfaat yang relevan dari masing-masing alternatif.
5. Nilailah faktor-faktor kualitatif.
6. Pilihlah alternatif yang menawarkan manfaat terbesar secara keseluruhan.

10
11

2.4 Manfaat Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan


a. Membeli / Membuat Sendiri
Keputusan membeli atau membuat sendiri dihadapi oleh manajemen terutama
dalam perusahaan yang produknya terdiri dari berbagai komponen dan yang
memproduksi berbagai jenis produk.
Keputusan membeli atau membuat sendiri dibagi menjadi dua macam yaitu :
 Keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh
perusahaan yang sebelumnya memproduksi sendiri produknya, kemudian
akan mempertimbangkan akan membeli produk tersebut dari pemasok.
 Keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh
perusahaan yang sebelumnya membeli produk tertentu dari pemasok
luar, kemudian mempertimbangkan akan memproduksi sendiri produk
tersebut.
b. Menjual / Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk
Dalam pengambilan keputusan macam ini, Informasi akuntansi diferensial yang
diperlukan oleh manajemen adalah pendapatan diferensial dengan biaya diferensial
jika alternatif memproses lebih lanjut dipilih.

c. Menghentikan atau Melanjutkan Produksi Produk Tertentu.


Dalam mengahadapi kondisi ini, manajemen perlu mempertimbangkan
keputusan menghentikan atau tetap melanjutkan produksi produk atau kegiatan
usaha departemen yang mengalami kerugian tersebut. Dengan dihentikannya
produksi produk tertentu suatu perusahaan akan kehilangan kesempatan dalam
memperoleh pendapatan dari produk/departemen tertentu. Pendapatan yang hilang
ini merupakan pendapatan mengenai informasi diferensial dan pengorbanan yang
ditanggung akibat pemilihan alternatif menghentikan produksi produk tersebut.

d. Menerima / Menolak Pesanan Khusus.


Dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesana khusus,
informasi akuntansi diferensial yang relevan adalah pendapatan diferensial dan
biaya diferensial. Jika pendapatan diferensial ( yaitu tambahan pendapatan dengan
diterimanya pesanan khusus tersebut ) lebih tinggi dibandingkan dengan biaya

11
12

diferensial ( yaitu tambahan biaya karena memenuhi pesanan khusus tersebut maka
pesanan khusus sebaiknya diterima ). Di lain pihak, jika pendapatan diferensial lebih
rendah dibandingkan dengan biaya diferensial, maka pesanan khusus sebaiknya
ditolak.

2.5 Pesanan Khusus


Salah satu informasi biaya diferensial adalah menerima atau menolak pesanan
khusus. Dalam pengambilan keputusan perusahaan sering sekali mengalami fasilitas
produksi yang menganggur sehingga menimbulkan pemikiran untuk menerima pesanan
khusus dari pihak luar. Namun jika merugikan maka pesanan khusus tersebut juga dapat
ditolak oleh perusahaan. Karena perusahaan merasa kurang efisiensi dan biaya yang
dikeluarkan terlalu tinggi dibandingkan dengan pendapatan yang akan diterima
perusahaan.
Pesanan khusus merupakan pesanan diluar pesanan normal sehingga adanya
permintaan harga jual yang rendah dibandingkan dengan harga jual normal pada
umumnya. Namun adakalanya juga perusahaan memperoleh pesanan penjualan dengan
harga yang khusus tetapi tentu saja sudah ditetapkan oleh perusahaan karena tidak
berdampak pada penjualan normal, dan perusahaan biasanya juga melakukan pemisahan
antara penjualan regular dengan penjualan melayani pesanan khusus. Apabila
perusahaan beroperasi dengan kapasitas penuh maka pengerjaan pesanan khusus
tersebut menyebabkan kenaikan biaya produksi tetap dan variabel. Untuk membuat
keputusan dalam pesanan khusus perusahaan harus memperhatikan biaya diferensial.
Biaya diferensial dalam menerima atau menolak pesanan khusus merupakan
biaya yang dapat dihindari (avoidable cost) jika perusahaan menerima pesanan khusus
dibandingkan dengan harga jual jika perusahaan menolak pesanan khusus tersebut.
Akan tetapi jika kegiatan perusahaan masih dibawah kapasitas pabrik, maka biaya
produksi yang bersifat variabel merupakan biaya diferensial. jika dengan melakukan
penerimaan pesanan khusus kenaikan biaya usaha, selain biaya produksi yang berubah
maka biaya tersebut juga merupakan biaya diferensial yang harus dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan.

12
13

Adapun kriteria pesanan khusus sebagai berikut :


1. Biasanya konsumen yang melakukan pesanan khusus ini meminta harga
dibawah harga jual normal bahkan sering kali harga yang diminta konsumen
berada dibawah biaya penuh.
2. Ada kapasitas produksi atau mesin yang belum seluruhnya terpakai atau
menganggur dan masih mampu untuk melayani pesanan khusus.
3. Pertambahan biaya tidak melebihi pertambahan penghasilan dari pesanan
khusus tersebut.
Priyatin (2014), Adapun Tahap perhitungan dan penyusunan informasi akuntansi
diferensial dalam rangka menerima atau menolak pesanan khusus yaitu :
1. Perhitungan harga pokok produksi pesanan regular
2. Perhitungan harga pokok produksi pesanan regular dengan metode Full
Costing.
3. Perhitungan harga pokok produksi pesanan regular dengan metode Variabel
Costing.
4. Perhitungan informasi akuntansi diferensial pesanan khusus
5. Perhitungan informasi akuntansi diferensial dalam penentuan harga jual produk
pesanan khusus
6. Laporan diferensial Dengan atau Tanpa pesanan khusus
7. Pengambilan keputusan atas alternatif tindakan menerima atau menolak
pesanan khusus

2.6 Penggolongan Metode Biaya Full Costing dan Variable Costing


2.6.1 Pengertian Metode Full Costing dan Variable Costing
Full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan
semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel
maupun tetap.
Variabel costing merupakan metode penentuan kos produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam kos produksi,
yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik variabel.
Informasi biaya dengan menggunakan full costing seringkali mengalami
ketidaksesuaian dalam mengambil keputusan untuk jangka pendek. Oleh karena itu,
pesanan khusus sering kali ditolak oleh perusahaan karena tidak menghasilkan laba bagi

13
14

perusahaan. Sedangkan variabel costing sangat tepat digunakan untuk jangka waktu
pendek karena biaya tetap tidak berubah sehubungan dengan perubahan jumlah volume
produksi sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan.

2.6.2 Perbedaan Full Costing dan Variabel Costing


Metode yang digunakan dalam menghitung harga pokok produksi terdiri dari
dua cara yaitu : metode full costing dan metode variabel costing. Perbedaan metode full
costing dan variabel costing menurut Mulyadi dalam buku “Akuntansi Biaya” adalah
sebagai berikut :
1. Perbedaan penentuan kos Produk
Metode full costing adalah metode penentuan kos produksi yang
membebankan seluruh biaya produksi baik tetap maupun variabel terhadap
produk. Kos produksi dengan metode full costing sebagai berikut :
Biaya Bahan Baku Xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung Xxx
Biaya Overhead Pabrik Variabel Xxx
Biaya Overhead Pabrik Tetap Xxx
Kos Produksi xxx
Biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap dibebankan
kepada produk yang diproduksi berdasarkan biaya tarif yang akan ditentukan di
muka pada kapasitas normal atau berdasarkan biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya jika digunakan metode full costing.
Metode Variabel costing merupakan penentuan kos produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi variabel saja ke dalam pokok produksi. kos
produksi dengan metode variabel costing adalah :
Biaya Bahan Baku Xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung Xxx
Biaya Overhead Pabrik Variabel Xxx
Kos Produksi xxx

14
15

Biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period cost bukan sebagai
unsur harga pokok produk sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan
sebagai biaya dalam periode terjadinya.
Pada metode full costing adanya pemisahan antara biaya produksi
dengan period cost. Untuk biaya yang termasuk dalam period cost metode full
costing adalah biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum ( baik yang
tetap maupun variabel). Sedangkan period cost dalam metode variabel costing
adalah biaya untuk mempertahankan tingkat kapasitas tertentu guna
memproduksi dan menjual produk period cost terdiri dari seluruh biaya tetap
dan seluruh biaya kapasitas.
2. Perbedaan Penyajian Laporan Laba Rugi
Perbedaan utama dalam metode full costing dan variabel costing adalah
terletak pada klasifikasi pos-pos yang disajikan di dalam laporan laba rugi. Pada
metode full costing biaya disajikan berdasarkan penggolongan fungsi-fungsi
pokok dalam perusahaan yaitu : fungsi produksi, pemasaran, dan administrasi
dan umum. Pada metode variabel costing penyusunan laporan laba rugi
dititikberatkan pada penyajian biaya berdasarkan hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan.
Perbedaan laporan laba rugi metode full costing dan variabel costing
yaitu sebagai berikut :

Full Costing
Penjualan Kos penjualan Laba xxx
bruto ( xxx )
Biaya adminstrasi dan umum xxx
Biaya pemasaran
Biaya non produksi
Laba bersih usaha sebelum pajak xxx
xxx

( xxx )
xxx

Sumber : Mulyadi “Akuntansi Biaya” (2014)

15
16

Variable Costing

Penjualan xxx

Dikurangi biaya-biaya variabel :

Biaya produksi xxx

Biaya Pemasaran xxx

Biaya administrasi dan umum xxx

Total biaya variabel ( xxx )

Laba kontribusi xxx

Dikurangi biaya-biaya tetap :

Biaya produksi xxx

Biaya Pemasaran xxx

Biaya administrasi dan umum xxx

Total biaya tetap ( xxx )

Laba bersih xxx

Sumber : Mulyadi “Akuntansi Biaya” (2014)

16
17

PENUTUP

Simpulan
Setelah mengetahui permasalahan, meneliti dan membahas hasil
penelitian tentang Akuntansi Manajemen,Kualitas Informasi,Efisiensi Biaya dan
Ketepatan Waktu Terhadap Kinerja Keuangan maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Akuntansi Manajemen tidak berkontribusi terhadap Keuangan
2. Kualitas Informasi memberi kontribusi terhadap Kinerja Keuangan
3. Efisiensi Biaya memberi kontribusi terhadap Kinerja Keuangan
4. Ketepatan Waktu memberi kontribusi terhadap Kinerja Keuangan

Saran
Dari hasil pembahasan, maka saran yang dapat disampaikan adalah
sebagai berikut :
1. Pada hasil penelitian ini, Efisiensi Biaya pada Perusahaan berpengaruh paling
dominan terhadap kinerja keuangan oleh karena itu perlu adanya perhatian
2. Peneliti selanjutnya perlunya disertakan faktor-faktor seperti intensitas
persaingan, struktur dan ukuran industri, dan tingkat perubahan teknologi juga
mungkin bisa mempengaruhi kinerja keuangan disarankan untuk menambah
variabel lain.
3. Bagi perusahaan diharapkan lebih meningkatkan pelaksanaan Akuntansi
Manajemen guna perbaikan kinerja keuangan baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.

17
18

DAFTAR PUSTAKA

Govindarajan dan Anthony, 2009, Sistem Pengendalian Manajemen,


Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Guy et al. 2002. Auditing Jilid 1. 5th edition. Erlangga. Jakarta. Indonesia.
Hansen dan Mowen.2006. Management Accounting. Edisi Ketujuht:
Salemba Empat, Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai