Anda di halaman 1dari 28

BAB 1

GAMBARAN UMUM
DAN RUANG LINGKUP AKUNTANSI
A. PENGERTIAN AKUNTANSI
Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke
dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi
digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil
keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.
Akuntansi menurut American Institute of Certified Public Accounting (AICPA),
“Accounting is the art of recording, classifying and summarizing in a significant manner
and terms of money, transaction and events which are, in part at least, of finacial
character, and interpreting the result there of”. Akuntansi adalah seni pencatatan,
penggolongan, peringkasan yang tepat dan dinyatakan dalam satuan mata uang,
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya bersifat finansial dan
penafsiran hasil-hasilnya.
Menurut American Accounting Association (AAA), Accounting is the process of
identifying, measuring, and communicating economic information to permit information
judgment and decision by users of the information. Akuntansi adalah proses
mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan
adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang
menggunakan informasi tersebut.
Berdasarkan kedua defenisi akuntansi diatas, dapat disimpulkan pengertian
akuntansi sebagai berikut:
 Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan
pelaporan informasi ekonomi keuangan.
 Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna untuk
penilaian dan pengambilan keputusan bagi pihak yang memerlukan

Secara umum terdapat tiga aktivitas dalam akuntansi, yaitu sebagai berikut:
1. Aktivitas identifikasi transaksi (identifying). Dalam aktivitas iniakan dilakukan
identifikasi terhadap transaksi yang terjasi dalam suatu entitas. Dalam proses ini
akan dapat diklasifikasi apakah suatu transaksi merupakan transaksi
ekonomi/keuangan atau nonekonomi,
2. Aktivitas pencatatan (recording). Dalam aktivitas ini semua transaksi ekonomi yang
telah diidentifikasi pada tahap pertama akan dicatat secara kronologis dan
sistematis dengan ukuran nilai moneter tertentu,
3. Aktivitas komunikasi (communicating). Dalam aktivitas ini akan dilakukan
pelaporan dan distribusi terhadap informasi akuntansi yang berupa laporan
keuangan kepada para pemakai laporan keuangan. Pemakai laporan keuangan
terdiri atas:
a. Pemakai di dalam perusahaan (internal user); manajemen dan karyawan;
b. Pemakai di luar perusahaan (external user); investor dan calon investor, kreditur
dan calon kreditur, pemerintah dan kelompok masyarakat.

B. PERBEDAAN PEMBUKUAN DENGAN AKUNTANSI


Banyak orang yang bingung dan belum memahami perbedaan antara akuntansi
dan pembukuan. Seringkali orang berfikir bahwa akuntansi adalah persamaan kata dari
pembukuan. Padahal antara akuntansi dan pembukuan memiliki banyak perbedaan
pengertian.
Pembukuan adalah aktivitas pencatatan data usaha suatu perusahaan dengan
cara tertentu. Seorang pemegang pembukuan mungkin bertanggung jawab atas seluruh
catatan usaha perusahaan, tetapi mungkin juga hanya bertanggung jawab atas sebagian
kecil tertentu, seperti catatan penjualan kepada pelanggan perusahaan saja. Sebagian
besar pekerjaan pembukuan bersifat klerikal, dan kalaupun terjadi peningkatan
biasanya akan dibantu computer.
Akuntansi terutama mementingkan aktivitasnya pada mendesain system
pencatatan, menyiapkan laporan keuangan berdasarkan data yang ada, dan
menginterpretasikan laporan tersebut. Akuntansi seringkali memeriksa pekerjaan para
pemegang pembukuan. Di perusahaan besar, akuntan memiliki tanggung jawab dan
otoritas yang lebih besar dibandingkan pemegang pembukuan. Memang pekerjaan
akuntansi pada tahap awalnya juga mencakup pembukuan. Namun, pada tahap
berikutnya akuntan harus memiliki pengetahuan yang lebih banyak, pemahaman
konsep yang lebih baik, dan kemampuan analitis yang lebih tinggi dibandingkan
pemegang pembukuan.

C. SEJARAH SINGKAT AKUNTANSI


Akuntansi disebut sebagai “bahasa perusahaan” (languange of business).
Perkembangannya sangat erat secara paralel dengan kebutuhan yang timbul dari
pelaporan transaksi perusahaan dan transaksi ekonomi yang semakin kompleks.
Diantara catatan akuntansi yang paling tua (awal) adalah catatan yang diselenggarakan
sebagai bagian dari sistem feodal selama permulaan abad-abad pertengahan. Para
bangsawan (tuan-tuan tanah), pemilik rumah-rumah memungut pajak dari para
penyewanya dan memakai hasilnya untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka. Suatu
laporan kepengurusan dipersiapkan oleh para bangsawan dengan penuh kesadaran
untuk direview oleh para penyewanya.
Pencatatan akuntansi secara sebagian-sebagian telah dilakukan oleh masyarakat
pada masa yang lalu, misalnya di Babilonia, Arab Saudi dan Yunani, dan juga di Inggris
abad ke-11. Suatu cara pencatatan yang sistematis atas semua aktivitas dari suatu
perusahaan dikembangkan di Italia, yang dikenal dengan sistem akuntansi berpasangan
(double entry accounting) atau debit dan kredit. Sistem akuntansi dasar ini sampai
sekarang masih terus digunakan dan dinyatakan bahwa sistem ini merupakan salah satu
penemuan yang paling indah dari manusia, dan dinyatakan bahwa setiap pengusaha
yang baik harus menggunakan penemuan ini dalam kegiatan usahanya. Sistem ini
ditemukan oleh Luca Paciolo pada tahun 1494 dan diberi judul “Summa de Aritmatica
Geometria Proportiono et Proportionalita”.
Revolusi industri yang terjadi di Inggris pada pertengahan abad ke-18 sampai dengan
pertengahan abad ke-19 membawa banyak perubahan dari akuntansi. Salah satu yang
menonjol adalah perubahan metode memproduksi barang dari metode keterampilan tangan
ke sistem pabrik yang menggunakan mesin. Produktivitas mesin berfungsi dengan cara
yang lebih efisien. Pada periode awal jaman industri, di mana perusahaan relatif masih
kecil dan terpisah secara geografis, persaingan umumnya belum begitu ketat. Akuntansi
biaya masih sangat sederhana dan semata-mata hanya diarahkan untuk menyajikan
catatan dan laporan mengenai operasi yang telah lewat kepada pihak manajemen.
Keputusan yang diambil terutama hanya didasarkan pada informasi keuangan historis ini,
ditambah dengan intuisi dan dugaan akan berhasilnya tindakan yang direncanakan itu.
Ketika perusahaan industri semakin maju dan semakin kompleks serta persaingan antar
industri semakin meningkat muncullah konsep-konsep akuntansi yang lebih canggih,
yang menyajikan kepada manajemen suatu teknik analisis untuk mengukur tingkat
efisiensi operasi yang sedang berjalan dan merencanakan operasi yang akan datang.
Kecenderungan perkembangan ini dipercepat pada abad ke-20 ini dengan munculnya
komputer elektronik yang memiliki kemampuan untuk mengolah data serta kemampuan
untuk menentukan pengaruh potensial dari tindakan alternatif.
Di Indonesia, pada saat kemerdekaan putra-putri Indonesia dikirim ke Amerika
Serikat untuk memperdalam ilmu akuntansi. Pada tahun 1952 dibuka jurusan
Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang kemudian diikuti oleh
Perguruan Tinggi Negeri yang lain. Mulai saat itulah akuntansi sistem Kontinental
bergeser ke sistem Anglo-Saxon Amerika Serikat.
Untuk mengembangkan Akuntansi, pada tahun 1957 berdiri organisasi Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI). Namun, pada tahun 1967 dengan dibukanya penanaman
modal asing, akuntansi di Indonesia berkembang pesat. Jasa besar IAI adalah
penyusunan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 1996 sebagai dasar penyusunan
laporan keuangan perusahaan di Indonesia.

D. PENGGUNA DAN MANFAAT INFORMASI AKUNTANSI


Akuntansi akan menghasilkan informasi yang dituangkan dalam laporan keuangan
(financial statement) dan berguna baik bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya
maupun pihak - pihak luar. Kegunaan tersebut terutama berhubungan dengan media
komunikasi, oleh karena itu akuntansi sering disebut “bahasanya dunia usaha (business
language)”.
Kegunaan Akuntansi dapat dibagi menjadi dua yaitu kegunaan bagi pihak di dalam
perusahaan (internal user) dan kegunaan bagi pihak di luar perusahaan (external user).
1. Bagi pihak di dalam perusahaan (internal user)
 Perencanaan : berdasarkan Informasi ekonomi yang tepat dapat disusun rencana
kerja yang baik untuk pelaksanaan kegiatan tahap berikutnya.
 Pengendalian : berdasarkan rencana dan penerapan sistem akuntansi yang
baik dapat dikontrol atau dinilai jalannya kegiatan perusahaan.
 Pertanggung jawaban : setelah diadakan pencatatan terhadap semua transaksi
dan kejadian pada akhir periode disusun laporan keuangan untuk disampaikan
kepada pemilik atau pihak eksternal lain untuk mendapatkan penilaian.
2. Bagi pihak di luar perusahaan (external user), digunakan sebagai alat bantu
untuk mengambil keputusan ekonomi bagi pihak yang memerlukan.

Akuntansi menyediakan cara-cara untuk mengumpulkan dan melaporkan data


ekonomis kepada bermacam-macam individu dan pihak-pihak yang membutuhkannya,
yaitu:
1. Pihak di dalam perusahaan (internal user) ; adalah pihak yang menyelenggarakan
usaha dan berhubungan langsung dengan perusahaan.
 Manajer atau Pimpinan Perusahaan
Manajer sebagai pihak yang berkepentingan langsung terhadap laporan keuangan
akan menggunakan informasi tersebut sebagai pengendalian, pengkoordinasian,
perencanaan operasi perusahaan dan pengambilan keputusan. Seorang manajer
adalah seseorang yang diserahi tugas untuk memimpin sebuah perusahaan. Dalam
sebuah perusahaan perseroan, manajer merangkap juga sebagai pemilik
perusahaan.

 Para pekerja/Karyawan/Serikat karyawan


Para pekerja/karyawan/serikat karyawan membutuhkan informasi akuntansi untuk
mengetahui keadaan perusahaannya, karena mereka berkepentingan atas kelangsungan
hidup perusahaannya dan jaminan sosial yang mereka harapkan. Karyawan secara
perorangan berkepentingan terhadap kondisi dan prospek perkembangan perusahaan
sebagai tempat mencari nafkah yang erat kaitannya dengan keterjaminan kerja (job
security). Juga mereka dapat memanfaatkan informasi akuntansi untuk
mengevaluasi prospek kerja di perusahaan tempat mereka bekerja. Serikat karyawan
juga sering membutuhkan informasi akuntansi untuk dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan perjanjian kerja dengan pimpinan perusahaan mengenai
upah, kondisi kerja, jaminan sosial, dan lain-lain untuk kepentingan karyawan

2. Pihak di luar perusahaan (external user); adalah pihak yang berkepentingan


dengan perusahaan tetapi tidak terlibat secara langsung dalam membuat berbagai
keputusan dan kebijakan operasional perusahaan. Yang termasuk pihak ekstren
adalah: investor dan calon investor, kreditur dan calon kreditur, pemerintah dan
kelompok masyarakat.
 Investor dan calon investor
Pemilik perusahaan (investor) perlu mengetahui perkembangan dan kondisi
perusahaan, mereka memerlukan laporan mengenai kedua hal tersebut dari
pimpinan perusahaan (manajer). Sebagian dari laporan itu adalah laporan
keuangan itu adalah laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban
keuangan formal oleh pimpinan tertinggi perusahaan kepada para pemilik
(pemegang saham). Laporan keuangan ini berisi informasi yang mereka perlukan
untuk secara tidak langsung mengendalikan jalannya peprusahaan dan untuk
mengawasi perilaku pimpinan perusahaan. Laporan keuangan tersebut juga
dibutuhkan oleh para calon investor (calon penanam modal) sebagai salah satu
sumber informasi yang diperlukan dalam mengambil keputusan untuk
menanamkan modal (investasi) pada saham perusahaan.
 Kreditur atau calon kreditur
Kreditur atau calon kreditur berupa lembaga kredit ataupun bank membutuhkan
informasi akuntansi untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pemberian
kredit. Mereka ingin sekali mengetahui posisi dan prospek keuangan suatu
perusahaan sebelum mereka memberikan kredit (pinjaman) atau berapa jumlah
kredit yang akan diberikan dan bagaimana persyaratannya. "Para calon kreditur
sangat memperhatikan likuiditas dan solvabilitas perusahaan yang akan diberikan
kredit selama jangka waktu yang direncanakan”. Setelah kredit diberikan,
informasi akuntansi juga mereka pergunakan untuk memantau kondisi dan
perkembangan keuangan perusahaan agar senantiasa terlindungi kepentingan
mereka di perusahaan.
 Pemerintah
Pemerintah berkepentingan dengan informasi akuntansi untuk tujuan penentuan
besarnya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan dan untuk pengawasan pajak.
Selain itu, juga mempunyai kepentingan lain yang memerlukan informasi akuntansi dari
kalangan pengusaha, seperti pemantauan atau pengawasan pelaksanaan suatu
peraturan, data melalui sensus perusahaan, pengumpulan data statistik, dan
sebagainya.
 Kelompok Masyarakat
Kelompok masyarakat tertentu juga memerlukan informasi akuntansi, misalnya
para nasabah bank ingin mengetahui sampai sejauh mana jaminan keselamatan
terhadap simpanan mereka di bank. Apakah simpanan nasabah sewaktu-waktu
dapat dikembalikan oleh bank yang bersangkutan. Hal tersebut dapat terlihat dari
informasi akuntansi mengenai likuiditas dan solvabilitas dari bank tersebut. Begitu
juga masyarakat pencari kerja yang telah memiliki keterampilan yang sangat
dibutuhkan oleh perusahaan, memerlukan informasi akuntansi sebagai bahan
pertimbangan dalam memilih perusahaan mana yang sesuai dengan harapan
mereka. Jadi, informasi akuntansi mempunyai kepentingan yang berbeda,
tergantung dari masyarakat yang membutuhkannya.

E. BIDANG KHUSUS AKUNTANSI


Akuntansi yang kita kenal tidak hanya terdiri dari satu bidang saja, tapi terdiri
dari berbagai bidang. Dalam perkembangannya bidang-bidang akuntansi tersebut
dikelompokkan dalam kelompok berikut:
1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting), adalah bidang bidang akuntansi
yang menyediakan laporan keuangan untuk pihak luar perusahaan, seperti
laporan laba rugi, laporan perubahan laba ditahan, laporan posisi keuangan, dan
laporan arus kas.
2. Akuntansi Biaya (Cost Accounting), adalah bidang akuntansi yang memberikan
informasi kepada manajemen mengenai pengumpulan biaya dan harga pokok
produksi, perencanaan dan pengendalian biaya.
3. Akuntansi Manajemen (Management Accounting), adalah bidang akuntansi
yang memberikan informasi pada manajemen untuk mencapai tujuan-tujuan
perusahaan. Umumnya infomasi ini lebih mendalam dan digunakan sebagai
pengambil keputusan dan tidak dipublikasikan. Sebagai contoh, menyediakan data
biaya guna penentuan harga jual produk tertentu dan pertimbangan terkait.
4. Sistem Informasi Akuntansi (Information System Accounting), adalah bidang
akuntansi yang mempelajari rancang bangun (desain) prosedur-prosedur untuk
pengumpulan, penciptaan, dan pelaporan data akuntansi yang paling sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Bidang ini menyediakan informasi keuangan
maupun non keuangan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan organisasi
secara efektif. Melalui sistem ini proses informasi yang diperlukan untuk
menyusun laporan kepada pemegang saham, kreditur badan-badan pemerintah,
pimpinan perusahaan, pegawai, dan pihak-pihak lain.
5. Pemeriksaan (auditing), adalah bidang akuntansi yang mempelajari prinsip,
prosedur, dan teknik pemeriksaan laporan keuangan untuk memberikan pendapat
tentang kewajaran laporan keuangan.
6. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting), adalah bidang akuntansi yang
mempelajari peraturan perpajakan dan pengaruh transaksi terhadap peraturan
prpajakan dan memberikan pertimbangan atas tax planing (perencanaan pajak)
serta memberikan alternatif meminimalkan pajak selama tidak bertentangan
dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
7. Akuntansi Anggaran (Budgeting), adalah bidang akuntansi yang berhubungan
dengan penyusunan rencana keuangan untuk jangka waktu tertentu serta
menganalisa dan mengontrolnya untuk masa yang akan datang.
8. Akuntansi Pemerintahan atau Sektor Publik (Govermental Accounting),
adalah bidang akuntansi yang memberikan informasi kepada kepala
pemerintahan atas unit-unit organisasi pemerintahan mengenai keuangan negara
sehingga dapat dilakukan pengawasan terhadap keuangan negara.
9. Akuntansi Syariah (Sharia Accounting), adalah bidang akuntansi yang
mengolah transaksi keuangan yang dilakukan berlandaskan hukum Islam yaitu Al-
Qur’an dan Al-Sunnah.
10. Akuntansi Internasional (International Accounting). adalah salah satu bagian
yang akan mencakup suatu masalah – masalah yang sedang terjadi dalam suatu
transaksi perdagangan internasional atau lintas negara yang sering terjadi di
perusahaan – perusahaan yang sudah multi nasional.
11. Konsultasi Manajemen (Management Consulting), merupakan jasa yang dapat
diberikan oleh akuntan selain yang berhubungan dengan akuntansi seperti studi
kelayakan, susunan organisasi, analisis data ekonomi dan lain-lain
12. Akuntansi sosial (Social Accounting) ini adalah salah satu bidang bidang
akuntansi yang terbaru dan akuntansi sosial ini paling sulit untuk di jelaskan jika
di bandingkan dengan bagian bagian akuntansi yang lainnya, karena secara
menyeluruh bahwa akuntansi sosial ini akan menyangkut dana – dana
kesejahteraan suatu masyarakat.
13. Akuntansi Perilaku (Behavior Accounting), adalah bidang yang berhubungan
dengan akuntan dan pihak manajemen dalam mensikapi hasil laporan keuangan
kepada perusahaan yang sedang menanganinya.
14. Akuntansi Forensik adalah bidang keahlian yang mumpuni atau menuntut
kemampuan dalam bidang akuntansi, audit serta investigasi dari pengelolaan
dana. Bidang ini dikatakan karir favorit di bidang akuntansi yang akan datang.
Kegiatannya meliputi penelusuran money laundering (pencucian uang) dan
termasuk kegiatan yang mencurigakan lainnya seperti penggelapan pajak, harta
wasit dan insurance fraud.
15. Pengajaran akuntansi (Education Accounting), yang dimaksudkan dengan
pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan akuntan (pemeriksaan, riset, dan lain-lain) pada
waktu tertentu oleh akuntan pendidik sebagai pekerjaan sampingan disamping
mengajar).

F. PROFESI AKUNTANSI
Orang yang mempunyai keahlian dalam bidang akuntansi disebut akuntan. Profesi
akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang
akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja
pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah,
dan akuntan sebagai pendidik.
1. Akuntan publik (Public Accountant)
Akuntan publik, yaitu akuntan yang memiliki posisi independen dan bekerja untuk
berbagai pihak yang membutuhkan jasa mereka dalam memeriksa dan menilai
kewajaran laporan keuangan perusahaan.
Profesi akuntan publik memberikan jasanya kepada masyarakat berupa:
a. Pemeriksaan secara independen atas laporan keuangan untuk memberikan
pendapat atas kewajaan laporan keuangan.
b. Pembuatan sistem akuntansi
c. Konsultasi pajak dan
d. Konsultasi manajemen
e. Konsultasi studi kelayakan proyek untuk investasi
Untuk dapat berprofesi sebagai akuntan publik seseorang harus lulus dari
Perguruan Tinggi jenjang strata satu (S1) akuntansi, lulus dari pendidikan profesi
akuntansi dan bersertifikasi sebagai akuntan publik melalui ujian sertifikasi akuntan
publik (USAP).

2. Akuntan Intern (Internal Accountant)


Adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan, organisasi, atau lembaga
tertentu dan bertugas khusus di bidang akuntansi intern perusahaan untuk
membantu pengelola perusahaan.

3. Akuntan Manajemen/ Perusahaan


Adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. Tugas yang
dikerjakan adalah penyusunan sistem akuntansi, penyusunan laporan akuntansi
kepada pihak intern maupun ekstern perusahaan, penyusunan anggaran, menangani
masalah perpajakan dan melakukan pemeriksaan intern.

4. Akuntan Pemerintah (Government Accountant)


Akuntan pemerintah yaitu profesi akuntansi yang bekerja pada lembaga
pemerintahan. Tugasnya adalah memeriksa pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan negara. Akuntan pemerintah meliputi : BPK, BPKP dan Dirjend pajak.

5. Akuntan pendidik (Education Accountant)


Akuntan pendidik yaitu profesi akuntansi yang bekerja sebagai pendidik terutama
yang bekerja dalam dunia pendidikan akuntansi yaitu mengajar, menyusun
kurikulum, melakukan penelitian dan pengembangan dibidang akuntansi.

6. Konsultan Sistem Informasi Akuntansi/ Sistem Informasi Manajemen, dan


lain-lain.
Salah satu profesi atau pekerjaan yang bisa dilakukan oleh akuntan di luar pekerjaan
utamanya adalah memberikan konsultasi mengenai berbagai hal yang berkaitan
dengan sistem informasi dalam sebuah perusahaan. Seorang konsultan SIA/ SIM
dituntut harus mampu menguasai sistem teknologi komputerisasi disamping
mengusai ilmu akuntansi. Biasanya jasa yang disediakan oleh konsultan SIA/ SIM
hanya pihak-pihak tertentu saja yang menggunakan jasanya ini.

G. JENIS DAN BENTUK USAHA


1. Jenis-jenis Perusahaan
Berdasarkan karakteristik jenis usahanya, perusahaan diklasifikasikan menjadi tiga
yaitu perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur.
 Perusahaan jasa, adalah perusahaan yang menghasilkan jasa dan bukan barang atau
produk untuk pelanggan.
Berikut ini contoh nama perusahaan jasa dan jenis jasa yang ditawarkan kepada
pelanggan.
Nama Perusahaan Jenis Jasa
Bank Syariah Mandiri Keuangan
Citylink Air Lines, Damri Transportasi
Hotel Garuda Plaza Hotel dan Penginapan
Smart Fren Telekomunikasi
Hill Park Hiburan
Joni Andrean Salon Kecantikan
Ernest & Youngs Kantor Akuntan Publik
Nasehat keuangan, pemasaran Konsultan

 Perusahaan Dagang, adalah perusahaan yang kegiatan usahanya adalah membeli


barang dagangan dari pemasok (supplier) kemudian menjual kembali kepada
pelanggan.
Berikut contoh nama perusahaan dagang dan jenis produk yang ditawarkan kepada
pelanggan.
Nama Perusahaan Produk
Sogo Dept Store Pakaian
Toko Buku Gramedia Buku-buku & Bahan Bacaan
Galeri Batik Keris Pakaian
Hypermart Super Market, Indomaret Barang-barang Konsumsi

 Perusahaan manufaktur, merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya adalah


membeli bahan baku (input) kemudian mengubahnya menjadi barang yang dijual
kepada pelanggan.
Berikut contoh nama perusahaan manufaktur dan jenis produk yang
ditawarkannya.
Nama Perusahaan Produk
Aqua Minuman
Boeing Pesawat Terbang
ST Ives Pakaian & Sepatu
Samsung Televisi, Stereo, dll
Indofood Makanan
Sido Muncul Jamu
Kimia Farma Obat-obatan

2. Bentuk Usaha
Selain terdapat beberapa jenis usaha pada suatu perusahaan, dalam praktik sering
kita jumpai klasifikasi perusahaan berdasarkan bentuk badan hukumnya. Terdapat tiga
bentuk perusahaan berdasarkan badan hukumnya, yaitu perusahaan perseorangan,
perusahaan persekutuan dan perusahaan perseroan.
 Perusahaan Perorangan (Proprietorship), adalah perusahaan yang modalnya
dimiliki oleh satu orang pemilik. Pemilik umumnya merangkap juga sebagai
manajer.
Contoh perusahaan perorangan adalah usaha kecil atau UKM (Usaha Kecil
Menengah) seperti bengkel, binatu (laundry), salon kecantikan, rumah makan,
persewaan komputer dan internet.
 Perusahaan Persekutuan (Partnership), adalah perusahaan yang modalnya
dimiliki oleh dua orang atau lebih untuk menyelenggarakan usaha dengan nama
bersama. Perusahaan persekutuan yang banyak dijumpai dalam dunia bisnis di
Indonesia adalah Firma dan CV.
 Perusahaan Perseroan (Corporation), adalah perusahaan yang modalnya terdiri
atas saham-saham. Setiap pemegang saham adalah pemilik perusahaan. Pemegang
saham dapat perorangan atau perusahaan lain.
Perseroan dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah sebagai suatu badan hukum
yang terpisah dari pemiliknya. Pemegang saham bertanggung jawab terbatas
sebesar saham yang dimilikinya. Perusahaan perseroan dibedakan menjadi dua
yaitu perseroan tertutup (PT) dan perseroan terbuka (Tbk). Perbedaaan kedua
perseroan adalah dapat tidaknya saham perusahaan tersebut diperjual-belikan
secara umum melalui pasar sekuritas (Bursa Efek).
 Koperasi (Cooperative), adalah sebuah organisasi ekonomi yang dimiliki dan
dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan
kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan.

H. KONSEP DASAR AKUNTANSI


Secara umum akuntansi memiliki konsep dasar yang menjadi acuan dalam
menyusun standar akuntansi yang ditujukan bagi praktek akuntansi. Basis postulat
akuntansi inilah yang kemudian muncul konsep-konsep dasar dalam penyajian maupun
pelaporan keuangan entitas. Berikut akan disajikan beberapa konsep dasar akuntansi
dalam berbagai versi.

Konsep dasar ini diperlukan mengingat manfaatnya yaitu:


1. Konsep dasar akan memberikan definisi yang luas mengenai tujuan, istilah serta
konsep konsep yang terdapat dalam praktek penyusunan dan penyajian laporan
keuangan saat ini. Penentuan definisi, istilah, tujuan dan konsep dasar maka
kerangka dasar dapat memberikan penjelasan mengenai batas batas akuntansi dan
pelaporan keuangan. Dengan demikian akan memberikan kesamaan pemahaman
antara penyusun maupun pemakai dalam menginterpretasikan laporan keuangan.
2. Konsep dasar berguna untuk pengembangan standar baru dan peninjauan atas
standar yang pernah ada. Hal ini disebabkan oleh lingkungan usaha yang selalu
berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan lingkungan usaha secara otomotis akan menimbulkkan berbagai
jenis transaksi baru yang memerlukan pengaturan cara melaporkan dan
menyajikannya dalam laporan keuangan.
3. Konsep dasar juga bermanfaat untuk memilih metode yang paling tepat untuk
pelaporan aktivitas perusahaan. Hal ini disebabkan standar untuk penyusunan dan
penyajian laporan keuangan yang ada menyediakan lebih dari satu pilihan
pelaporan untuk transaksi tertentu.

Konsep dasar akuntansi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Kerangka
Dasar Penyajian dan Pelaporan Keuangan (KDPPLK) paragraf 22 dan 23 menyatakan
bahwa asumsi dasar akuntansi berdasarkan dasar akrual dan kelangsungan usaha
(going concern). Menurut International Financial Reporting Standards (IFRS) pada The
Conceptual Framework for Financial Reporting paragraf 4.1, sebagai asumsi dasar
akuntansi adalah hanya kelangsungan usaha. Sedangkan menurut Paton dan Littleton
yang dikutip Suwardjono (2005), konsep dasar akuntansi terdiri dari, konsep kesatuan
usaha (Entity Theory), kontinuitas usaha (going concern), penghargaan sepakatan, kos
melekat(cost attach), upaya dan hasil(effort and accomplishment), bukti terverifikasi,
dan asumsi.

Menurut FASB terdapat empat asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi
yaitu:
1) Entitas ekonomi (economic entity),
Asumsi ini mengandung arti bahwa perusahaan dipandang sebagai sebuah unit
usaha yang berdiri sendiri terpisah dari pemiliknya dan dari kesatuan usaha lainnya
dimana akuntansi itu berada. Artinya akuntansi hanya akan melaporkan aktivitas
ekonomis yang dialami perusahaan itu sendiri bukan melaporkan aktivitas ekonomi
pemiliknya sehingga ada pemisahan yang jelas antara perusahaan dengan pemilikyna.
Demikian pula misalnya aktivitas dan unsur unsur perusahaan X dapat dibedakan
dengan aktivitas dan unsur unsur perusahaan Y sehingga dimungkinkan untuk menilai
atau membandingkan kinerja kedua perusahaan tersebut untuk mengetahui mana yang
mempunyai kinerja yang lebih baik dikarenakan setiap perusahaan akan melaporakan
aktivitas usahanya sendiri sendiri.
Asumsi ini tidak hanya berlaku untuk memisahkan atau membedakan aktivitas
antar dua perusahaan, antar perusahaan dengan pemiliknya, antar perusahaan dengan
pemiliknya tetapi juga bisa digunakan untuk memisahkan individu, sebuah departemen
atau divisi atau sebuah industri secara keseluruhan sebagai satu entitas tersendiri.
2) Kelangsungan Hidup (Going Concern),
Asumsi ini mengandung arti bahwa setiap perusahaan akan memiliki umur yang
panjang atau tidak akan dilikuidasi di masa yang akan datang untuk memenuhi tujuan
dan komitmen mereka, meskipun pada kenyataannya umur perusahaan adalah tidak
pasti berapa lama. Asumsi ini berpengrauh terhadap prinsip penilaian atas pos pos
laporan keuangan misalnya aset dimana aset umumnya dinilai dengan menggunakan
prinsip biaya historis daripada menggunakan nilai likuidasi. Asumsi ini tidak akan
berlaku jika suatu entitas usaha didirikan dengan batasan umur yang telah ditetapkan.
3) Unit moneter (Monetery Unit/Unit of Measure),
Asumsi ini mengandung arti bahwa setiap transaksi yang terjadi akan dicatat
dengan menggunakan satuan uang (unit moneter) meskipun dapat dicatat dengan
menggunkan satuan ukuran yang lain. Misalnya jika perusahaan membeli sebidang
tanah, maka perusahaan sebetulnyan dapat mencatat aset tersebut dengan
menggunakan ukuran meter persegi katakanlah 800 meter persegi. Tetapi perusahaan
dapat pula mencatatnya dengan menggunakan satuan ukuran yang lain yaitu dengan
satuan uang, katakanlah sebesar harga perolehannya Rp. 800 juta. Penggunaan asumsi
ini memungkinkan semua aset, kewajiban, modal, pendapatan dan biaya untuk dicatat
dengan satuan ukuran yang sama atau seragam. Sedangkan satuan uang (unit moneter)
yang digunakan untuk pencatatan dan pelaporannya tergantung pada mata uang negara
dimana perusahaan itu berada. Misalnya kalau perusahaan itu di Indonesia
menggunakan rupiah, tetapi jika di Malaysia menggunakan Ringgit.
4) Periode akuntansi (Accounting Period).
Asumsi ini menyatakan bahwa laporan keuangan harus disusun dan disajikan
secara periodik. Asumsi ini diterapkan karena perusahaan dianggap beroperasi secara
terus menerus dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Kalau ada pihak pihak yang
membutuhkan informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan, sebetulnya
cara yang paling akurat adalah dengan menghentikan aktivitas operasi perusahaan
tersebut dalam jangka waktu tertentu. Cara ini tentu saja tidak mungkin dilakukan,
mengingat pihak pihak yang membutuhkan informasi tadi harus segera dipenuhi untuk
membuat keputusan. Untuk itu aktivitas ekonomi sebuah perusahaan harus dapat
dipisahkan kedalam periode waktu yang ditetapkan batasannya, misalnya tahunan,
semesteran atau bulanan. Oleh karena itu akuntansi atau laporan keuangan dapat
disusun dan disajikan secara periodik untuk memberikan informasi baik posisi
keuangan maupun kinerja perusahaan.

I. PRINSIP AKUNTANSI BERLAKU UMUM


Di bidang akuntansi dan keuangan terutama audit di Indonesia, dikenal istilah
“prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia” (merupakan padanan dari frasa
“generally accepted accounting principles”) adalah suatu istilah teknis akuntansi yang
mencakup konvensi aturan, dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik
akuntansi yang berlaku umum di wilayah tertentu pada saat tertentu.
Prinsip akuntansi yang berlaku umum di suatu wilayah tertentu mungkin berbeda
dari prinsip akuntansi yang berlaku di wilayah lain. Oleh karena itu, untuk laporan
keuangan yang akan didistribusikan kepada umum di Indonesia, harus disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Sesuai standar pelaporan
pertama dari standar auditing, auditor dalam laporannya akan mengungkapkan dalam
apakah laporan keuangan yang diaudit telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.
Prinsip Akuntansi Adalah peraturan umum, yang dijabarkan dari tujuan laporan
keuangan, atau konsep teoritis akuntansi yang menjadi dasar dalam pengembangan
teknik akuntansi.

Prinsip dasar akuntansi dapat dikemukakan di bawah ini:


1. Prinsip biaya (The cost principles), adalah dasar penilaian yang tepat untuk
mencatat perolehan barang, jasa, biaya, harga pokok dan equity. Dengan kata lain
setiap perkiraan dinilai berdasarkan harga pertukarannya pada tanggal perolehan.
2. Prinsip pendapatan (The revenue perinciples), Prinsip ini menjelaskan 3 hal, yaitu:
2.1. Sifat dan komponen pendapatan.
Pendapatan telah diinterprestasikan sebagai : arus masuk Aset bersih yang
dihasilkan dari penjualan barang atau jasa; arus keluar barang dan jasa dari
perushaan ke pelanggan; produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan
barang atau jasa oleh usaha selama periode waktu tertentu.
2.2. Pengukuran pendapatan.
Pendapatan diukur menurut nilai produk atau jasa yang ditukar dengan cara
transaksi yang objektif (wajar).

Dua interprestasi utama yang timbul dari konsep pendapatan ini adalah:
a) Potongan harga dan pengurangan lain dari harga tetap seperti piutang tak
tertagih. Hal ini perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang
sebenarnya atas nilai diskonto uang yang diklaim yang harus dikurangi
untuk menghitung pendapatan. Pendapatan ini bertentangan dengan
anggapan bahwa cash discount dan piutang tak tertagih dianggap sebagai
beban.
b) Untuk transaksi yang bukan melalui kas, nilai tukarnya dianggap sama
dengan nilai pasar wajar dari jumlah yang akan diterima yang mana
paling mudah dan paling jelas untuk dihitung.
2.3. Bukti Pengakuan pendapatan.
Secara umum diakui bahwa pendapatan dan laba diakui sepanjang tahap
(siklus) operasi yaitu selama masa diterima, diproduksi, dijual, dan ditagih.
3. Prinsip Pengaitan (The Matching Principle), prinsip ini mengatur agar pembebanan
biaya harus dilakukan pada periode yang sama dengan periode pengakuan hasil.
Hasil diakui pada periode menurut prinsip pengakuan hasil dan biaya akan
dibebankan sesuai periode itu.
4. Prinsip Objektivitas (The objectivity Principle), kegunaan dari informasi keuangan
sangat bergantung pada keandalan dari prosedur pengukuran yang digunakan.
Karena memastikan keandalan maksimum sering kali sulit untuk dilakukan, maka
akuntan telah menggunakan prinsip objektifitas untuk membenarkan pilihan
prosedur pengukuran.

Prinsip objektifitas memiliki penafsiran yang berbeda-beda sebagai berikut:


a) Objektivitas merupakan realitas yang dikemukakan pihak luar yang
independent dari orang-orang yang merasakan
b) Objektivitas dianggap sebagai suatu ukuran yang dapat diperiksa yang
didasarkan pada bukti
c) Tingkat objektivitas dapat diukur melalui penentuan batasan limit tertentu.
5. Prinsip Konsisten (The Consistency Principle), Menurut prinsip konsistensi kejadian
ekonomis yang sejenis harus dicatat, dilaporkan secara konsisten dari satu periode
ke periode yang lain. Artinya prosedur, prinsip akuntansi yang sama harus
diterapkan dala periode-periode itu.
6. The Disclousere Principle, Laporan keuangan harus disajikan secara full (penuh) fair
(wajar), dan adequate (cukup). Konsep disclousere mewajibkan agar laporan
keuangan didesain dan disajikan sebagai kumpulan potret dari kejadian ekonomi
yang mempengaruhi perusahaan untuk suatu periode dan berisi cukup informasi
sehingga membuat orang baik umum atau investor faham dan tidak salah tafsir
terhadap laporan keuangan tersebut.
7. The Conservatism Principle, Prinsip ini merupakan pengecualian atau prinsip yang
mengubah consensus umum. Dikatakan mengubah karena prinsip ini membuat
pembatasan pada penyajian data akuntansi yang relevan dan terpercaya. Menurut
prinsip ini apabila kita dihadapkan untuk memilih diantara dua atau lebih
prinsip/teknik akuntansi yang sama-sama diterima maka kita harus mengutamakan
pilihan yang memberikan pengaruh keuntungan paling kecil pada Equity Pemilik.
Lebih khusus lagi kita harus memilih nilai yang paling rendah untuk melaporkan pos
Aset dan hasil, dan nilai yang paling tinggi untuk melaporkan pos kewajiban dan
biaya yang akan dibayar.
8. The Materiallity Principle, Prinsip ini juga termasuk pengecualian atau prinsip yang
mengubah prinsip akuntansi yang lain. Menurut prinsip ini transaksi dan kejadian
yang memiliki pengaruh ekonomi yang penting dapat dicatat dengan cara yang
dipermudah tanpa melihat apakah sesuai dengan prinsip akuntansi dan perlu
tidaknya diungkapkan. Masyarakat berperan sebagai pedoman diam-diam bagi
akuntan dalam menentukan sesuatu apakah perlu atau tidak dilaporkan ditinjau
dari segi biaya pembukuan, ketepatan laporan keuangan dan relevansinya kepada
para pemakai laporan keuangan.
9. The Uniformity Dan Comparability Principle, Prinsip ini menggunakan prosedur yang
sama untuk perusahaan yang berbeda. Salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh
penyusunan prinsip adalah agar laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang
berbeda dapat diperbandingkan. Hal ini hanya dapat dicapai dengan cara
mengurangi atau meniadakan penggunaan prosedur/prinsip akuntansi yang
berbeda untuk perusahaan yang berbeda
J. METODE PENCATATAN AKUNTANSI
Secara umum terdapat dua jenis metode pencatatan akuntansi dalam upaya
mempertemukan/memandingkan antara pendapatan dan biaya, yaitu:
 Akuntansi Dasar Kas (Cash Basis Accounting); dan
 Akuntansi Dasar Akrual (Accrual Basis Accounting)
Metode mana yang dipilih akan menentukan suatu perusahaan dalam melakukan
pencatatan transaksi dalam menjalankan bisnisnya. Perbedaan dari metode tersebut
diatas adalah terletak pada saat pencatatan kas masuk dan kas keluar. Dalam metode
cash basis, adalah metode menandingkan antara pendapatan dan biaya, dimana
pendapatan dilaporkan pada saat uang telah diterima dan biaya dilaporkan pada saat
uang telah dibayarkan.

Berikut ini adalah ilustrasi sederhana:


PT. JODA menyelesaikan suatu proyek pada tanggal 30 September 2018, tetapi PT.
JODA menerima pembayaran pada tanggal 7 Oktober 2018 atas jasa yang telah
dilakukan. Akuntan lalu mencatat pendapatan kas tersebut dibulan Oktober tahun 2018
(pada saat kas diterima) bukan pada tanggal 30 September 2018 saat proyek selesai
dikerjakan, Sedangkan dalam metode accrual basis, adalah metode menandingkan
antara pendapatan dan biaya, dimana pendapatan dilaporakan pada saat terjadinya
transaksi dan biaya dilaporkan pada saat biaya tersebut diperlukan untuk
menghasilkan pendapatan usaha.
Berdasarkan ilustrasi diatas bila metode pencatatan yang digunakan adalah
metode accrual basis pencatatan pendapatan dilakukan pada bulan 30 September
2018, pada saat pada saat proyek selesai dikerjakan bukan pada saat kas diterima
begitu pula dengan pencatatan beban perusahan. Mengacu pada PSAK yang berlaku
umum di Indonesia, perusahaan harus melakukan pencatatan menggunakan metode
accrual basis. Secara umum laporan keuangan yang ada di Indonesia di catat
berdasarkan metode accrual basis.
Pencatatan akuntansi dengan metode cash basis juga mempunyai beberapa
keunggulan dan kelemahan yaitu sebagai berikut :
1) Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis
a) Metode Cash basis digunakan untuk pencatatan pengakuan pendapatan, belanja
dan pembiayaan.
b) Beban/biaya belum diakui sampai adanya pembayaran secara kas walaupun
beban telah terjadi, sehingga tidak menyebabkan pengurangan dalam
penghitungan pendapatan.
c) Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas,sehingga benar-benar
mencerminkan posisi yang sebenanya.
d) Penerimaan kas biasanya diakui sebagai pendapatan.
e) Laporan Keuangan yang disajikan memperlihatkan posisi keuangan yang ada
pada saat laporan tersebut.
f) Tidak perlunya suatu perusahaan untuk membuat pencadangan untuk kas yang
belum tertagih.
2) Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis
a) Metode Cash basis tidak mencerminkan besarnya kas yang tersedia.
b) Akan dapat menurunkan perhitungan pendapatan bank, karena adanya
pengakuan pendapatan sampai diterimanya uang kas.
c) Adanya penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya
estimasi piutang tak tertagih.
d) Biasanya dipakai oleh perusahaan yang usahanya relative kecil seperti toko,
warung, mall (retail) dan praktek kaum spesialis seperti dokter, pedagang
informal, panti pijat (malah ada yang pakai credit card-tapi ingat credit card
dikategorikan juga sebagai cash basis).
e) Setiap pengeluaran kas diakui sebagai beban.
f) Sulit dalam melakukan transaksi yang tertunda pembayarannya, karena
pencatatan diakui pada saat kas masuk atau keluar.
g) Sulit bagi manajemen untuk menentukan suatu kebijakan kedepannya karena
selalu berpatokan kepada kas.

Pencatatan akuntansi dengan metode cash basis juga mempunyai beberapa


keunggulan dan kelemahan yaitu sebagai berikut :
1) Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis
a) Metode aacrual basis digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas
dana.
b) Beban diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih
handal dan terpercaya.
c) Pendapatan diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan
lebih handal dan terpecaya walaupun kas belum diterima.
d) Banyak digunakan oleh perusahan-perusahana besar (sesuai dengan Ketentuan
Standar Akuntansi Keuangan dimana mengharuskan suatu perusahaan untuk
menggunakan basis akural).
e) Piutang yang tidak tertagih tidak akan dihapus secara langsung tetapi akan
dihitung kedalam estimasi piutang tak tertagih.
f) Setiap penerimaan dan pembayaran akan dicatat kedalam masing-masing akun
sesuai dengan transaksi yang terjadi.
g) Adanya peningkatan pendapatan perusahaan karena kas yang belum diterima
dapat diakui sebagai pendapatan.
h) h)Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai pedoman manajemen dalam
menentukan kebijakan perusahaan kedepanya.
i) Adanya pembentukan pencandangan untuk kas yang tidak tertagih, sehingga
dapat mengurangi risiko kerugian.
2) Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis
a) Metode acrual basis digunakan untuk pencatatan.
b) Biaya yang belum dibayarkan secara kas, akan dicatat efektif sebagai biaya
sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaan.
c) Adanya resiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat membuat
mengurangi pendapatan perusahaan.
d) Dengan adanya pembentukan cadangan akan dapat mengurangi pendapatan
perusahaan.
e) Perusahaan tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas yang belum
dibayarkan oleh pihak lain dapat diterima.

Metode Mana yang Lebih Baik? Metode akuntansi yang digunakan suatu
perusahaan dapat mempengaruhi pendapatan total suatu perusahaan pada laporan
keuangannya, begitu pula dengan biaya perusahaan. Didalam metode cash basis biaya
tidak diakui sampai uang dibayarkan walaupun biaya terjadi pada bulan itu. Demikian
juga dengan pendapatan, tidak diakui sampai dengan uang diterima. Sehingga metode
cash basis tidak mencerminkan besarnya uang yang ada sebenarnya. Pada metode
accrual basis biaya dan pendapatan diakui pada saat terjadinya transaksi. Sehingga
informasi yang disediakan lebih handal dan terpercaya tentang seberapa besar suatu
perusahaan mengeluarkan uang atau menerima uang dalam setiap bulannya.
Pencatatan menggunakan metode ini mengakui biaya pada saat transaksi terjadi
walaupun kas belum dibayarkan. Begitu pula dengan pendapatan, dicatat pada saat
transaksi terjadi walaupun kas atas transaksi pendapatan tersebut baru diterima bulan
depan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pencatatan menggunakan metode accrual
basis lebih mencerminkan keadaan keuangan perusahaan sebenarnya. Tetapi metode
pencatatan accrual basis lebih sulit untuk diterapkan karena akuntan harus melakukan
pencatatan lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan metode cash basis.

K. PENGENALAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL : IFRS


Perkembangan terbaru di Indonesia, bahwa Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
sebagai regulator dan pembuat standar akuntansi keuangan di Indonesia menetapkan
bahwa Indonesia melakukan adopsi penuh IFRS pada 1 Januari 2012. IFRS adalah
singkatan dari International Financial Reporting Standards atau Standar Pelaporan
Keuangan Internasional. IFRS adalah bagian akuntansi internasional di mana untuk
mengatur dan melaporkan informasi keuangan. Hal ini berasal dari pernyataan dari
Akuntansi yang berbasis di London International Standards Board (IASB). Saat ini
merupakan bagian akuntansi yang diperlukan dalam lebih dari 120 negara.
Perkembangan standar akuntansi Indonesia mulai dari awal sampai dengan saat
ini yang menuju konvergensi dengan IFRS (Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, 2008).
 di Indonesia selama dalam penjajahan Belanda, tidak ada standar Akuntansi yang
dipakai. Indonesia memakai standar (Sound Business Practices) gaya Belanda.
 sampai Thn. 1955 : Indonesia belum mempunyai undang – undang resmi /
peraturan tentang standar keuangan.
 Tahun. 1974 : Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat oleh IAI
yang disebut dengan prinsip Akuntansi.
 Tahun. 1984 : Prinsip Akuntansi di Indonesia ditetapkan menjadi standar
Akuntansi.
 Akhir Tahun 1984 : Standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar yang
bersumber dari IASC (International Accounting Standart Committee)
 Sejak Tahun. 1994 : IAI sudah committed mengikuti IASC / IFRS.
 Tahun 2008 : diharapkan perbedaan PSAK dengan IFRS akan dapat diselesaikan.
 Tahun. 2012 : Ikut IFRS sepenuhnya.

Penerapan IFRS ini bertujuan agar daya informasi laporan keuangan dapat terus
meningkat sehingga laporan keuangan dapat semakin mudah dipahami dan dapat
dengan mudah digunakan baik bagi penyusun, auditor, maupun pembaca atau
pengguna lain.
Konvergensi IFRS di Indonesia perlu didukung agar Indonesia memperoleh
pengakuan maksimal dari komunitas Internasional khusunya di mata investor global.
Dengan diadopsinya IFRS di Indonesia, maka proses rekonsiliasi bisnis dalam bisnis
lintas negara akan semakin mudah. Dapat dikatakan demikian karena diterapkannya
suatu standar internasional akan meningkatkan kepercayaan internasional untuk
berinvestasi di Indonesia.
Manfaat International Financial Reporting Standards (IFRS), antara lain adalah:
 Meningkatkan daya banding laporan keuangan.
 Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional
 Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan
dalam ketentuan pelaporan keuangan.
 Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya
untuk analisis keuangan bagi para analis.
 Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.

Proses menghasilkan informasi keuangan suatu organisasi bagi berbagai pihak


yang memerlukan tidak bisa dilakukan sesuai dengan selera setiap orang dan berbeda
satu dengan lainnya. Proses menghasilkan informasi keuangan ini diatur sesuai standar
yang menjadi patokan bersama yang digunakan oleh para pengelola organisasi di
wilayah negara tertentu. Di Indonesia, patokan tersebut disusun oleh IAI (Ikatan
Akuntan Indonesia) dan diberi nama Standar Akuntansi Keuangan (SAK), sejak tahun
2012, SAK dipilah menjadi dua jenis standar, yaitu:
1. SAK-IFRS (Standar Akuntansi Keuangan – International Financial Accounting
Standard).
SAK disusun dengan mengadaptasi dari IFRS. SAK ini disusun dan diperuntukkan
bagi organisasi yang memiliki akuntabilitas publik. Karena itu, setiap badan usaha
yang memiliki akuntabilitas pulik wajib menggunakan standar ini. Entitas
dianggap memiliki akuntabilitas publik adalah entitas yang sudah terdaftar di
pasar modal Bursa Efek Indonesia atau proses akan menjual sahamnya kepada
masyarakat umum (go–public), oleh karena itu memiliki pertanggungjawaban
kepada publik.

2. SAK- ETAP (Standar Akuntansi Keuangan - Entitas Tanpa Akuntabilitas


Publik)
SAK-ETAP dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik,
yaitu entitas yang:
a. Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan, tidak listed atau akan
listed, tidak menerbitkan instrumen pasar modal, dan
b. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah
pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelola usaha, kreditur, dan
lembaga pemeringkat kredit. Badan usaha yang tergolong sebagai entitas
tanpa akuntabilitas publik adalah: Entitas Perorangan, Persekutuan Perdata,
Firma, Commanditaire Vennootschap (CV), Perseroan Terbatas (PT) yang
tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan, Koperasi.

Perbedaan laporan keuangan SAK-IFRS dan SAK-ETAP adalah sebagai berikut:

SAK – IFRS SAK - ETAP


1. Laporan Posisi Keuangan 1. Laporan Neraca
 Liabilitas  Kewajiban
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif 2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas 4. Laporan Arus Kas
(metode langsung dan tidak langsung) (metode tidak langsung)
5. Catatan atas Laporan Keuangan 5. Catatan atas Laporan Keuangan
6. Laporan Posisi Keuangan Pada Awal Periode
Komparatif Untuk Penyajian Kembali.

L. SIKLUS AKUNTANSI
Dalam akuntansi terdapat siklus akuntansi (accounting cycle) yang terdiri dari
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan suatu proses pengidentifikasian,
pengukuran, pelaporan informasi ekonomi. Definisi siklus akuntansi, yang dikemukakan
Michell Suharli (2006:49) bahwa pengertian Siklus akuntansi adalah urutan transaksi,
peristiwa, aktivitas, dan proses dari awal sampai akhir dimulai dari awal seperti
lingkaran yang tidak akan pernah putus.”
Sedangkan pengertian siklus akuntansi menurut Sofyan Syafri Harahap (2003:16)
dalam bukunya Teori Akuntansi bahwa “Proses akuntansi adalah proses pengolahan
data sejak terjadinya transaksi, kemudian transaksi ini memiliki bukti yang sah sebagai
dasar terjadinya transaksi kemudian berdasarkan data atau bukti ini, maka diinput
keproses pengolahan data sehingga menghasilkan output berupa informasi laporan
keuangan.”
Kesimpulan dari kedua definisi diatas, siklus akuntansi merupakan suatu proses
pengolahan data yang terdiri dari urutan transaksi yang berdasarkan bukti transaksi,
sehingga dapat menghasilkan informasi laporan keuangan.
Dalam proses menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh berbagai pihak yang
berkepentingan, akuntansi harus melewati beberapa tahapan proses. Proses tersebut
dimulai dari menumpulkan dokumen dasar transaksi, mengklasifikasikan jenis
transaksi, menganalisis, meringkasnya dalam catatan, hingga melaporkannya dalam
bentuk laporan keuangan yang dibutuhkan.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan akuntansi,
yaitu aktivitas mengumpulkan dan mengolah suatu data keuangan untuk disajikan
dalam format laporan keuangan atauikhtisar-ikhtisar laporan keuangan lainnya yang
dapat digunakan untuk membantu dalam membuat atau mengambil suatu keputusan
atau analisa keuangan.

Di bawah ini akan disajikan ringkasan tahapan-tahapan proses akuntansi.


TAHAPAN PROSES SIKLUS AKUNTANSI
(ACCOUNTING CYCLE)

EVALUASI
SOAL 1. Jelaskan definisi akuntansi dan apa pula perbedaan akuntanasi dan
pembukuan!
SOAL 2. Jelaskan perbedaan profesi dan bidang khusus akuntansi!
SOAL 3. Apa yang dimaksud dengan cash basis dan accrual basis, berikan contoh!
SOAL 4. Jelaskan apa yang dimaksud Prinsip Akuntansi Berlaku Umum!
SOAL 5. Jelaskan perbedaan SAK ETAP dan SAK IFRS. Carilah contoh perusaahaan di
Indonesia yang menggunakan SAK ETAP dan SAK IFRS.
SOAL 6. Gambarkan dan jelaskan tahapan-tahapan proses siklus akuntansi!

PARAF
EVALUASI CAPAIAN PEMBELAJARAN NILAI
DOSEN
Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan sejarah singkat akuntansi
2. Membedakan pembukuan dan akuntansi
3. Menjelaskan Sejarah Akuntansi
4. Mengidentifikasi para pengguna dan manfaat informasi
akuntansi
5. Menjelaskan bidang pekerjaan yang ada di dalam dunia
akuntansi
6. Memahami jenis dan bentuk perusahaan
7. Memahami metode pencatatan akuntansi
8. Memahami Prinsip Akuntansi Berlaku Umum dan
Standar Akuntansi
9. Memahami Siklus Akuntansi.
10. Penyelesaian Soal Latihan:
SOAL 1.
SOAL 2.
SOAL 3.
SOAL 4.
SOAL 5.
SOAL 6.

CATATAN

Anda mungkin juga menyukai