BAB II
HIPOTESIS
2.1.1 Akuntansi
2.1.1.1 Pengertian Akuntansi
Menurut Hanafi dan Abdul Halim (2016:27) akuntansi yaitu sebagai
berikut:
“Sebagai proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan
(2011:1):
17
ini:
“Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan
adalah:
informasi tersebut akan dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam pengambilan
terdiri dari:
“1. Neraca
Neraca meringkas proses keuangan suatu perusahaan pada tanggal
tertentu. Neraca menampilkan sumber daya ekonomis (aset),
kewajiban ekonomis (hutang), dan modal saham.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi meringkas hasil dari kegiatan perusahaan selama
periode tertentu. Laporan ini sering dipandang sebagai laporan
akuntansi yang paling penting dalam laporan tahunan. Kegiatan
perusahaan dalam periode tertentu mencakup aktivitas rutin atau
operasional.
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal merekonsiliasi saldo awal dan akhir semua
akun yang ada dalam seksi ekuitas pemegang saham dalam neraca.
Laporan perubahan modal menggambarkan jumlah modal yang
dimiliki perusahaan saat ini, kemudian laporan ini juga menunjukkan
perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas memberikan informasi tentang arus kas masuk dan
keluar dari kegiatan operasi, pendanaan, dan investasi selama suatu
periode tertentu.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan memberikan informasi tentang
penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada
sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya.”
2.1.3 Perpajakan
21
2.1.3.1Pengertian Pajak
Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) yaitu:
“Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Menurut Rochmat Soemitro dalam Mardiasmo (2011:1), pengertian pajak
adalah:
sebagai berikut:
“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak
mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang
gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan.”
yaitu:
dari berbagai definisi, terlihat adanya dua fungsi utama pajak menurut Diana Sari
“Surat pemberitahuan untuk suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak
yang meliputi SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi
(SPT 1770, SPT 1770 S, SPT 1770 SS), SPT Tahunan Pajak Penghasilan
25
Wajib Pajak Badan (SPT 1771 dan SPT 1771/S) termasuk SPT Tahunan
Pembetulan.”
Nomor 80 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Kewajiban
Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
Dalam Resmi (2014:42) fungsi SPT bagi Wajib Pajak adalah sebagai
berikut:
1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
adalah:
27
diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi Keuangan
karena itu, jika terdapat perbedaan antara ketentuan akuntansi dengan ketentuan
Tabel 2.1
Perbedaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Perpajakan
c. Materialitas tidak
digunakan
Fiskal
31
Perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal yang timbul akibat standar
rekonsiliasi fiskal.
Jenderal Pajak Nomor: Kep. 214/PJ/2001 tanggal 15 Maret 2001, dengan tegas
dinyatakan bahwa:
dan perbedaan temporer. Jenis koreksi fiskal ada dua, yaitu koreksi fiskal positif
dan koreksi fiskal negatif. Koreksi fiskal positif adalah koreksi fiskal yang
menambah besarnya laba kena pajak, sedangkan koreksi fiskal negatif adalah
Trisnawati (2013:238):
biasanya timbul karena perbedaan metode yang dipakai antara fiskal dengan
“1. Penghasilan yang tidak termasuk objek pajak (Pasal 4 ayat (3) UU
PPh).
2. Penghasilan yang dikenakan PPh bersifat final (Pasal 4 ayat (2) UU
PPh).
3. Penyusutan komersial lebih kecil daripada penyusutan fiskal.
4. Amortisasi komersial lebih kecil daripada amortisasi fiskal.
5. Penghasilan yang ditangguhkan pengakuannya.
6. Penyesuaian fiskal negatif lainnya.”
“Penghasilan kena pajak dan laba akuntansi memiliki dasar hukum yang
berbeda. Pajak dikenakan dan dihitung berdasarkan ketentuan perpajakan,
sedangkan laba akuntansi dihitung sesuai dengan kaidah dalam standar
akuntansi. Perbedaan antara keduanya berlaku umum hampir di semua
peraturan perpajakan di berbagai negara. Walaupun letak perbedaan
tersebut sebenarnya relatif umum dan sama, namun memiliki cara
pengaturan yang berbeda.Perbedaan yang muncul misalnya terkait dengan
perhitungan depresiasi, pengaturan beberapa beban dan penghasilan yang
menurut pajak diakui dengan basis kas, pengaturan atas penghasilan yang
menurut pajak diatur dengan ketentuan khusus dan pengaturan beberapa
beban yang menurut pajak tidak diperkenankan sebagai pengurang
penghasilan kena pajak. Perbedaan tersebut dapat diklasifikasikan atas
perbedaan temporer dan permanen. Namun jika dilihat dari dampak
akhirnya dapat diklasifikasikan atas perbedaan positif atau negatif.
Perbedaan positif terjadi jika laba akuntansi lebih besar dari laba pajak dan
sebaliknya. Perbedaan yang mengandung konsekuensi pengakuan pajak
tangguhan menurut akuntansi adalah perbedaan tempore”.
Diana Sari (2014:289) pajak tangguhan, yaitu:
diartikan:
Dimana:
BBPTit = Besaran Beban Pajak Tangguhan Perusahan Perusahaan i tahun t
(2014:317) adalah:
“Akun pajak tangguhan dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva pajak
tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan yang diklasifikasi sebagai
jumlah lancar neto (net current amount) dan jumlah tidak lancar neto
(net noncurrent amount). Masing-masing aktiva pajak tangguhan dan
kewajiban pajak tangguhan tersebut dikalsifikasikan sebagai current atau
noncurrent didasarkan kepada keterkaitan dengan klasifikasi aktiva atau
kewajiban yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Dianggap ada
keterkaitan apabila terdapat reduksi aktiva atau kewajiban yang akan
menyebabkan timbulnya perbedaan waktu pemulihan atau sebaliknya.
Apabila terdapat pajak tangguhan yang tidak terkait dengan aset atau
kewajiban yang spesifik, maka klasifikasinya apakah termasuk akun
40
lancar atau akun tidak lancar akan sangat tergantung pada antisipasi
jangka waktu pemulihan atas perbedaan temporer tersebut:
1. Apabila pemulihannya diperkirakan dalam jangka waktu setahun atau
kurang, maka diklasifikasikan sebagai akun lancar.
2. Apabila pemulihannya diperkirakan dalam jangka waktu lebih dari
setahun, maka diklasifikasikan sebagai akun tidak lancar.
Sebelum disajikan di neraca antara aktiva pajak tangguhan dengan
kewajiban pajak tangguhan dilakukan saling menghapus (offset) terlebih
dahulu sehingga akan menghasilkan (1) net current atau (2) net
noncurrent dengan catatan antara akun lancar (current account) dan akun
tidak lancar (noncurrent account) tidak dapat saling menghapus”.
“Beda temporer dapat berupa koreksi fiskal positif dan koreksi fiskal
negatif. Dalam menghitung pajak tangguhan koreksi fiskal positif
menimbulkan adanya pengakuan income dan koreksi fiskal negatif
menimbulkan adalah pengakuan expense. Rugi fiskal yang terdapat pada
SPT PPh Badan masih dapat dikompensasi kepada perhitungan PPh
badan tahun berikutnya, diperlukan untuk menambah aktiva pajak
tangguhan”.
berikut:
43
sumber daya”.
bahwa:
berlaku, agar pajak yang dibayar tidak lebih dari jumlah yang seharusnya
dibayarkan.
Dimana:
suatu perencanaan pajak umumnya bersumber dari tiga unsur perpajakan, yaitu:
45
perencanaan pajak yang dilakukan dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun tahapan-tahapan dalam membuat perencanaan pajak menurut Erly
tersebut”.
sebelumnya”.
memerlukan analisis dengan beberapa tolak ukur seperti rasio dan indeks
sehingga dua data keuangan bisa terhubung antara satu dengan yang lain”.
Menurut Subramanyam dkk (2005:108) Menyebutkan bahwa:
“Analisis keuangan Merupakan Penggunaan laporan keuangan untuk
menganalisi posisi dan kinerja keuangan perusahaan dan untuk menilai
kinerja keuangan perusahaan dan untuk menilai kinerja keuangan di masa
depan. Analisi laporan keuangan dilakukan dengan cara menelaah neraca,
laporan laba rugi, atau laporan arus kas yang berurutan dari satu period eke
periode berikutnya”.
baik perusahaan dengan mengandalkan sumber daya yang ada. Suatu perusahaan
dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai standar dan tujuan yang telah
ditetapkan.
untuk:
“(1) Memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan
pentingmengenai asset yang digunakan dan untuk memacu para manajer
untuk membuat keputusan yang menyalurkan kepentingan perusahaan.
(2) mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas usaha.”
laporan keuangan (Irham Fahmi, 2014:46). Rasio keuangan atau financial ratio ini
untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan (Irham
Fahmi, 2014:47)
Menurut Irham Fahmi (2015:49) rasio keuangan adalah:
“Suatu kajian yang melihat perbandingan antara jumlah-jumlah yang
keuangan sebagai alat analisi. Hal ini akan membantu analisis dalam
menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis sebagai mana dinyatakan oleh
jatuh temponya.”
persedian yang dianggap aktiva lancer yang sedikit tidak likuid dan
Rasio Cepat =
total asset.”
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio utang menurut
Rasio utang =
Long tern
e. debt
RasiotoMenutup
total capitalization
Beban Tetap = (Fixed charge Coverage)
Menurut Irham Fahmi (2015:76)
“Rasio menutup beban tetap adalah ukuran yang lebih luas dari
3. Rasio Aktivitas
Menurut Hanafi dan Halim (2012:76) rasio aktivitas adalah:
“Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa tingkat
efesiensi atas pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan atau untuk
Perputaran Persedian =
b. Day Sales Outsatnding
Menurut Irham Fahmi (2015:78):
“Rasio Day Sales Outstanding disebut juga dengan rata-rata periode
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio day sales
Day
c. Perputaran Sales
Aset Outstanding
Tetap (fixed Asset= Turnover)
Menurut Irham Fami (2015:79):
“Rasio ini melihat sejauh mana aktiva tetap yang dimiliki oleh suatu
Perputaran
e. Long Term Asset Turnover Total Aset =
Menurut Irham Fahmi (2015:80):
“Rasio Long Tern Asset Turnover disebut juga dengan rasio perputaran
Rasio Profitabilitas mempunyai tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pemilik
usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak yang memiliki hubungan atau
Sementara itu, manfaat yang diperoleh menurut kasmir (2015:198) adalah untuk:
a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu
periode.
b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
d. Mengetahui besarnya laba bersih suseudah pajak dengan modal sendiri
e. Mengetahui produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik
modal pinjaman maupun modal sendiri.
f. Manfaat lainnya.
Halim (2012:81):
ROA
b. Hasil Pengembalian atas = (Return on Equity)
Ekuitas
Menurut Irham Fahmi (2015:82):
“Rasio return on equity (ROE) disebut juga dengan laba atas equity. Rasio
sebagai rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan alat ukur yang digunakan
hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain.
atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya
(Yunanto:2008).
57
diukur dengan:
diukur dengan:
Return on Assets =
diukur dengan:
ROE =
ROI =
keseluruhan atau atas kontribusi dari masing-masing sub divisi dari suatu
(evaluasi manajerial).
3. Memotivasi para manajer divisi supaya konsisten mengoperasikan divisinya
Ada tiga hipotesis dalam teori akuntansi positif yang dipergunakan untuk
menguji perilaku etis seseorang dalam mencatat transaksi dan menyusun laporan
manajemen program secara keseluruhan, karena kinerja yang dapat diukur akan
yang penting dalam upaya perbaikan secara terus menerus dan mencapai
perusahaan adalah mengukur hasil akhir, hal ini biasanya dikaitkan dengan
finansial. Jika hal tersebut tidak memenuhi target yang telah direncanakan maka
kinerja, yaitu:
ditetapkan karena pengukuran kinerja memiliki sasaran dan tujuan yang lebih dari
yang ada.
bahwa kinerja organisasi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, secara
Pengukuran kinerja tersebut ada yang bersifat umum dan ada pula yang bersifat
yaitu:
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Kinerja
Perusahaan (Y)
sebagai manfaat pajak yang jumlahnya merupakan jumlah estimasi yang akan
dipulihkan dalam periode yang datang sebagai akibat adanya perbedaan sementara
antara standar akuntansi keuangan dengan peraturan perpajakan dan akibat adanya
saldo kerugian yang dikompensasi pada periode mendatang. Bila dampak pajak di
masa mendatang tersebut tidak tersaji dalam laporan posisi keuangan dan laporan
bahwa:
“Ketika perusahaan mampu melakukan manajemen pajak yang baik, dapat
membantu untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Dan juga
mengindikasikan perlunya para investor untuk mempertimbangkan pajak
tangguhan dalam suatu perusahaan sebelum memutuskan untuk
berinvestasi. Semakin besar pajak tangguhan maka akan semakin baik
kinerja perusahaan”.
Kevin Aris Pranata (2016) berdasarkan hasil penelitiannya menemukan
dalam manajemen pajak, pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian
Pajak Tangguhan
Harnanto (2013:115)
Kinerja Perusahaan
Irham Fahmi (2015:185)
Perencanaan pajak
Marpaung (2016:27)
Gambar 2.1
69
Kerangka Pemikiran
perusahaan.
Kinerja perusahaan.