Anda di halaman 1dari 115

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN PEMBERIAN TERAPI MURROTAL AL-QURAN


PADA NY. N DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT
DENGAN DIAGNOSA STROKE INFARK DI RUANGAN GICU B
RSUP DR. HASAN SADIKIN PROVINSI JAWA BARAT

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan untuk Menyelesaikan Pendidikan Profesi Ners

Disusun Oleh :

Laura Rosalia Juanda, S.Kep

4006220018

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAAN DAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG

2023
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua

sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya

nyatakan dengan benar.

Nama : Laura Rosalia Juanda

NIM : 4006220018

Tanda Tangan :

i
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN PEMBERIAN TERAPI MURROTAL AL-QURAN
PADA NY. N DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT
DENGAN DIAGNOSA STROKE INFARK DI RUANGAN GICU B
RSUP DR. HASAN SADIKIN PROVINSI JAWA BARAT

Laura Rosalia Juanda, S.Kep

NIM 4006220018

Bandung, Juni 2023

Mengesahkan,

Pembimbing,

Hilman Firmansyah, S.Kep., Ners., M.H.Kes


NIK 432120906045

ii
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN PEMBERIAN TERAPI MURROTAL AL-QURAN
PADA NY. N DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT
DENGAN DIAGNOSA STROKE INFARK DI RUANGAN GICU B
RSUP DR. HASAN SADIKIN PROVINSI JAWA BARAT

Laura Rosalia Juanda, S.Kep

NIM 4006220018

Bandung, Juni 2023

Mengesahkan,

STIKes Dharma Husada Bandung Program Studi Sarjana


Ketua, Keperawatan dan Profesi
P l h Ketua,

Dr. Dra. Suryani, Dipl. Mid, M.M. Dr. Suparni, S.T., M.K.K.K.
NIK 432120801001 NIK 432120602009

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kehendak dan
kasih sayang-Nya saya diberikan kemampuan untuk menyelesaikan KIAN yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Dengan Pembeerian Terapi Morotal Al-Quran
Terhadap Penurunan Nyeri Pada Ny. N Dengan Masalah Stroke Infark Di
Ruangan GICU B Rumah Sakit Hasan Sadikin Kota Bandung”. Penulisan KIAN
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapi gelar
Profesi Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung.

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan, perhatian, bimbiangan arahan dan


kesabaran dari berbagai pihak dalam proses penyusunan KIAN ini. Oleh sebab
itu, saya mengucapkan penghargaan dan terimakasihh kepada :

1. Dr.Dra. Suryani, Dpl. Mid, MM. selaku Ketua STIKes Dharma Husada
Bandung.
2. Dr. Suparni, ST., M.K.K.K. selaku Wakil Ketua I dan PLH Ketua
Program Studi S1 keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung.
3. Putri Puspitasari , M.Kep selaku Koordinator mata kuliah Profesi Ners
4. Hilman Firmansyah, S.Kep., Ners., M.H.Kes selaku Pembimbing utama
yang telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, arahan, dan
nasehat dengan penuh kesabaran selama proses pembuatan KIAN.
5. Terimakasih kepada staf dosen yang selalu memberikan arahan dan
bimbingan.
6. Bapak Encang Juanda dan Ibu Euis Yuliawati selaku orang tua saya yang
selalu mendoakan dan memberikan semangat.
7. Sandi Radiansah Juanda selaku kakak saya yang selalu memberikan
dukungan.
8. Terimakasih kepada sahabat-sahabat saya yaitu CEMARA yang selalu
mendukung.
9. Alfi Khoiri Romansyah yang selalu memberikan semangat.

iv
Akhir kata saya berharap kepada Tuhan Yang Maha Esa berkenan
membalas segala kebaikan-kebaikan semua pihak yang telah membantu.
Semoga KIAN ini dapat membawa manfaat bagi pengmbangan ilmu.

Bandung, 05 Juni 2023

Penulis

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik STIKes Dharma Husada Bandung, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : Laura Rosalia Juanda, S.Kep
NIM : 4006220018
Program Studi : Profesi Ners
Jenis Karya : Karya Ilmiah Akhir Ners

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


STIKes Dharma Husada Bandung Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non4
exclusive Royalty4 Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
“ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMBERIAN TERAPI
MURROTAL AL-QURAN PADA NY. N DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN NYERI AKUT DENGAN DIAGNOSA STROKE
INFARK DI RUANGAN GICU B RSUP DR. HASAN SADIKIN PROVINSI
JAWA BARAT”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini STIKes Dharma Husada Bandung berhak menyimpan,
mengalihmedia/format& kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Bandung
Pada Tanggal : Juni 2023
Yang menyatakan,

vi
(Laura Rosalia Juanda, S.Kep)

Program Profesi Ners


STIKes Dharma Husada Bandung
2023
ABSTRAK

Laura Rosalia Juanda


ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMBERIAN TERAPI
MURROTAL AL-QURAN TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA NY.
N DENGAN MASALAH STROKE INFARK DI RUANGAN GICU B
RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN KOTA BANDUNG
V Bab + XV + 121 Halaman + 8 abel + 1 Bagan + 3 Lampiran
Berdasarkan Rikesdas tahun 2018 prevalensi penyakit stroke meningkat
dibandingkan tahun 2013 yaitu dari (7%) menjadi (10,9%). Secara nasional,
prevalensi stroke di Indonesia tahun 2018 berdasarkan diagnosis dokter pada
penduduk umur ≥ 15 tahun sebesar (10,9%) atau diperkirakan sebanyak 2.120.362
orang. Berdasarkan kelompok umur kejadian penyakit stroke terjadi lebih banyak
pada kelompok umur 55-64 tahun (33,3%) dan proporsi penderita stroke paling
sedikit adalah kelompok umur 15-24 tahun. Laki-laki dan perempuan memiliki
proporsi kejadian stroke yang hampir sama. Sebagian besar penduduk yang
terkena stroke memiliki pendidikan tamat SD (29,5%). Stroke merupakan
penyakit atau gangguan fungsi otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologis)
akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Secara sederhana storeke akut
didefinisikan sebagai penyakit otak akibat terhentinya suplai darah ke otak karena
sumbatan (stroke infark) atau pendarahan (storek hemoragik) (Junaidi, 2011).
Tujuan Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
pemberian Terapi Morotal Al-Quran Terhadap Penurunan Nyeri Pada Ny. N
Dengan Masalah Stroke Infark Di Ruangan GICU B Rumah Sakit Hasan Sadikin
Kota Bandung. Hasil Intervensi inovasi adalah terapi murrutal al-quran dilakukan
pada pasien stroke dirungan GICU DI Rumah Sakit Hasan Sadikin Kota Bandung.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan terapi murrutal al-quran pasien
mengatakan nyerinya berkurang dari skala 5 menjadi . dari hasil itu menunjukan
bahwa selama pemberian terapi murrutal al-quran selama 3 hari adanya pengaruh
untuk nyeri pada Ny. N.

Kata Kunci : Stroke, Asuhan keperawatan critis, Nyeri, Terapi murotal al-quran

vii
Nurse Professional Program
STIKes Dharma Husada Bandung
2023

ABSTRACT

Laura Rosalia Juanda


NURSING CARE WITH GIVING MURROTAL AL-QURAN THERAPY
TO REDUCE PAIN IN NY. N WITH INFARK STROKE PROBLEMS IN
THE GICU B ROOM HASAN SADIKIN HOSPITAL, BANDUNG CITY
V Chapter + XV + 121 Pages + 8 tables + 1 Chart + 3 Appendices
Based on the 2018 Basic Health Research, the prevalence of stroke increased
compared to 2013, namely from (7%) to (10.9%). Nationally, the prevalence of
stroke in Indonesia in 2018 based on a doctor's diagnosis in the population aged
≥ 15 years (10.9%) or an estimated 2,120,362 people. Based on the age group,
the incidence of stroke was more in the age group of 55-64 years (33.3%) and the
least proportion of stroke patients was in the age group of 15-24 years. Men and
women have almost the same proportion of stroke events. Most of the population
affected by stroke have graduated from elementary school (29.5%). Stroke is a
disease or disorder of brain function in the form of nerve paralysis (neurological
deficit) due to obstruction of blood flow to the brain. In simple terms, acute stroke
is defined as brain disease due to cessation of blood supply to the brain due to
blockage (stroke infarction) or bleeding (hemorrhagic stroke) (Junaidi, 2011).
Objectives Able to carry out nursing care to patients by administering Al-Qur'an
Morotal Therapy for Reducing Pain in Ny. N With Infarction Stroke Problems in
GICU B Room, Hasan Sadikin Hospital, Bandung City. The results of the
innovative intervention were murrutal al-Quran therapy performed on stroke
patients in the GICU at Hasan Sadikin Hospital, Bandung City. After the nursing
action of Murrutal Al-Quran therapy was carried out, the patient said that the
pain had decreased from a scale of 5 to . the results showed that during the
administration of murrutal al-Quran therapy for 3 days there was an effect on
pain in Mrs. N.

Keywords: Stroke, Critical nursing care, Pain, Al-Quran murotal therapy

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...........................................................

LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................................

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN.........................................................

PUBLIKASI TUGAS AKHIR ....................................................................................

ABSTRAK..................................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................

DAFTAR TABEL.......................................................................................................

DAFTAR BAGAN......................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................

A. Judul Tugas Akhir..............................................................................................

B. Latar Belakang...................................................................................................

C. Tujuan................................................................................................................

1. Tujuan Umum.................................................................................................

2. Tujuan Khusus................................................................................................

D. Manfaat..............................................................................................................

1. Manfaat Keilmuan..........................................................................................

2. Manfaat Aplikatif............................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................

A. Terapi Murrotal Al-Quran.................................................................................

1. Definisi............................................................................................................

2. Manfaat Terapi Murrotal yaitu:......................................................................

ix
3. Surat-surat Al-Quran untuk Terapi Murrotal yaitu:........................................

4. Teknik Murrotal..............................................................................................

B. Konsep Medis....................................................................................................

1. Pengertian.......................................................................................................

2. Etiologi............................................................................................................

3. Manifestasi Klinis...........................................................................................

4. Parthway.......................................................................................................

5. Penatalaksanaan............................................................................................

C. Konsep Dasar Masalah Keperawatan..............................................................

1. Pengertian Nyeri...........................................................................................

2. Data Mayor dan Minor..................................................................................

3. Faktor Penyebab............................................................................................

4. Penatalaksanaan............................................................................................

D. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori........................................................

1. Fokus pengkajian..........................................................................................

2. Diagnosa Keperawatan.................................................................................

3. Intervensi Keperawatan................................................................................

4. Implementasi Keperawatan.............................................................................

5. Evaluasi keperaawatan..................................................................................

E. Evidence Base Practice....................................................................................

1. Review Methode...........................................................................................

2. Result............................................................................................................

BAB III METODE KARYA ILMIAH AKHIR NERS..............................................

A. Desain Karya Ilmiah Akhir Ners........................................................................

B. Subjek Studi Kasus..............................................................................................

x
C. Lokasi dan Waktu Studi Kasus...........................................................................

D. Fokus Studi Kasus...........................................................................................

E. Definisi Operasional........................................................................................

F. Instrument Studi Kasus....................................................................................

G. Metode Pengumpulan Data..............................................................................

H. Analisis Data dan Penyajian Data....................................................................

I. Etika Studi Kasus.............................................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................

A. Profil Lahan Praktik.........................................................................................

B. Proses Asuhan Keperawatan............................................................................

I. PENGKAJIAN..............................................................................................

3. Observasi dan Pemeriksaan Fisik.................................................................

4. Pemeriksaan dan Penatalaksanaan................................................................

4. ANALISA DATA.........................................................................................

5. DIAGNOSA KEPERAWATAN..................................................................

6. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN..............................................

7. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN.........................................................

8. EVALUASI...................................................................................................

C. Hasil Penerapan Tindakan Keperawatan.........................................................

D. Pembahasan.....................................................................................................

E. Keterbatasan Studi Kasus................................................................................

BAB V PENUTUP......................................................................................................

A. Kesimpulan......................................................................................................

B. Saran................................................................................................................

DAFTAR PUTAKA....................................................................................................

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4 1 Penilaian Resiko Dekubitas..............................................................................44


Tabel 4 2 Pengkajian Resiko Jatuh...................................................................................45
Tabel 4 3 Pemeriksaan Gas Darah...................................................................................47
Tabel 4 4 Pemberian Obat................................................................................................48
Tabel 4 5 Analisa Data.....................................................................................................49
Tabel 4 6 Rencana Tindakan Keperawatan......................................................................54
Tabel 4 7 Implementasi Keperawatan..............................................................................57
Tabel 4 8 Evaluasi............................................................................................................67

xii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2 1 Pathway..........................................................................................................11

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SOP.............................................................................................................89
Lampiran 2 Dokumentasi...............................................................................................93
Lampiran 3 Catatan Bimbingan......................................................................................94
BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Tugas Akhir

Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Terapi Morotal Al-Quran


Terhadap Penurunan Nyeri Pada Ny. N Dengan Masalah Stroke Infark Di
Ruangan GICU B Rumah Sakit Hasan Sadikin Kota Bandung

B. Latar Belakang

Menurut WHO Stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang


berkembang cepat akibat gangguan fungsi otaak fokal atau global dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vasikuler. Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi
gangguan peredaran darah di otak yang menyababkan terjadinya kematian
jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan
atau kematian (Purwanto, 2016) .
Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsi otak berupa
kelumpuhan saraf (deficit neurologis) akibat terhambatnya aliran darah ke
otak. Secara sederhana storeke akut didefinisikan sebagai penyakit otak
akibat terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke infark)
atau pendarahan (storek hemoragik) (Junaidi, 2011). Stroke merupakan
penyakit gangguan funsional otak berupa kelumpuhan pada saraf (deficit
neurologic) akibat gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak.
Stroke hemoragik adalah kejadian dimana pembuluh darah pecah sehingga
aliran darah menjadi tidak normal. Pada stroke iskemik, aliran darah ke
otak terhenti karena adanya bekuan darah yang menyumbat pembuluh
darah (Adib, 2011).

1
2

Adapun jumlah penderita stroke Prevalensi stroke menurut data


World Stroke Organization menunjukkan bahwa setiap tahunnya ada 13,7
juta kasus baru stroke, dan sekitar 5,5 juta kematian terjadi akibat penyakit
stroke. Sekitar 70% penyakit stroke dan 87% kematian dan disabilitas
akibat stroke terjadi pada negara berpendapatan rendah dan menengah.
Selama 15 tahun terakhir, rata-rata stroke terjadi dan menyebabkan
kematian lebih banyak pada negara berpendapatan rendah dan menengah
dibandingkan dengan negara berpendapatan tinggi. Prevalensi stroke
bervariasi di berbagai belahan dunia. Prevalensi stroke di Amerika Serikat
adalah sekitar 7 juta (3,0%), sedangkan di Cina prevalensi strokeberkisar
antara (1,8%) (pedesaan) dan (9,4%) (perkotaan). Di seluruh dunia, Cina
merupakan negara dengan tingkat kematian cukup tinggi akibat stroke
(19,9% dari seluruh kematian di Cina), bersama dengan Afrika dan
Amerika Utara (Mutiarasari, 2019). Di negara Indonesia sendiri
berdasarkan hasil Rikesdas tahun 2018 prevalensi penyakit stroke
meningkat dibandingkan tahun 2013 yaitu dari (7%) menjadi (10,9%).
Secara nasional, prevalensi stroke di Indonesia tahun 2018 berdasarkan
diagnosis dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun sebesar (10,9%) atau
diperkirakan sebanyak 2.120.362 orang. Berdasarkan kelompok umur
kejadian penyakit stroke terjadi lebih banyak pada kelompok umur 55-64
tahun (33,3%) dan proporsi penderita stroke paling sedikit adalah
kelompok umur 15-24 tahun. Laki-laki dan perempuan memiliki proporsi
kejadian stroke yang hampir sama. Sebagian besar penduduk yang terkena
stroke memiliki pendidikan tamat SD (29,5%).
Prevalensi penyakit stroke yang tinggal di daerah perkotaan lebih
besar yaitu (63,9%) dibandingkan dengan yang tinggal di pedesaan sebesar
(36,1%) (Kemenkes RI, 2018)..Prevalensi stroke di Indonesia tahun 2018
berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun sebesar
(10,9%) atau diperkirakan sebanyak 2.120.362 orang. (Kemenkes RI,
2018). Di RSHS Bandung lebih dari 500 orang pertahun dirawat karena
stroke. Secara umum disebutkan bahwa kjadian stroke infark adalah

2
3

sekitar 85% dan pendarahan 15%. Di Negara asia (Thailand, Cina)


didapatkan angka kejadian perdarahan yang lebih banyak. Secara umum
disebutkan bahwa kejadian stroke infark adalah sekitar 85% .
Stroke dibagi menjadi dua kategori, yakni stroke sumbatan
(iskemik) dan stroke perdarahan (hemoragik). Stroke sumbatan adalah
stroke yang terjadi karena sumbatan pembuluh darah otak akibat adanya
trombus atau embolus. Stoke merupakan gangguan perederan darah pada
otak yang menyebabkan deficit neurologis mendadak sebagai akibat
iskemia atau hemoragik sirkulasi saraf otak. Istilah ini digunakan secara
spesifik untuk menjelaskan infark serebrum (Huda & Kusuma, 2016).
Stroke iskemik /infark adalah aliran darah ke otak terhenti karena
aterosklerosis (penumpukan kolestrol pada dinding pembuluh darah yang
telah menyumbat suatu pembuluh darah diotak (Tiw, 2011). Faktor risiko
kejadian sroke iskemik dibagi menjadi faktor yang tidak dapat
dimodifikasi (non- modifiable risk factors) seperti umur, jenis kelamin,
ras, genetik, dan riwayat TIA (Transient Ischemic Attack), dan faktor yang
dapat dimodifikasi (modifiable risk factors) seperti hipertensi, diabetes,
kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia), perilaku merokok, obesitas,
penyakit jantung, konsumsi alkohol berlebihan, aterosklerosis,
penyalahgunaan obat, dan gangguan pernapasan saat tidur (Hernanta,
2013).
Stroke iskemik adalah penyakit tidak menular yang menjadi
penyebab utama disabilitas dan kematian di dunia. Ischemia akan
menyebabkan gangguan dalam fungsi sel, dan jika dibiarkan maka sel otak
akan mengalami nekrosis dalam beberapa menit. disertai perubahan fungsi
dan struktur otak yang irreversibel (infark). Infark pada jaringan otak
mengakibatkan perubahan hemostasis. Perubahan hemostasis atau
viskositas pada pasien dengan kenaikan hematokrit dapat meningkatkan
kejadian stroke.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan asuhan
keperawatan (ASKEP) dengan menerapkan salah satu tindakan

3
4

keperawatan yaitu Terapi Murrotal Al-Quran pada pasien dengan masalah


keperawatan nyeri akut dengan diagnose medis Stroke Di Ruangan GICU
B RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
pemberian Terapi Murrotal Al-Quran Terhadap Penurunan Nyeri Pada
Ny. N Dengan Masalah Stroke Infark Di Ruangan GICU B Rumah
Sakit Hasan Sadikin Kota Bandung

2. Tujuan Khusus
a) Mampu melaksanakan pengkajian pada pasien dengan Terapi
Murrotal Al-Quran Terhadap Penurunan Nyeri Pada Ny. N
Dengan Masalah Stroke Infark Di Ruangan GICU B Rumah
Sakit Hasan Sadikin Kota Bandung
b) Mampu menetapkan diagnose keperawatan pada pasien dengan
pemberian Terapi Murrotal Al-Quran Terhadap Penurunan Nyeri
Pada Ny. N Dengan Masalah Stroke Infark Di Ruangan GICU B
Rumah Sakit Hasan Sadikin Kota Bandung
c) Mampu menyusun perencanaan keperawatan pada pasien dengan
pemberian Terapi Morotal Al-Quran Terhadap Penurunan Nyeri
Pada Ny. N Dengan Masala Stroke Infark Di Ruangan GICU B
Rumah Sakit Hasan Sadikin Kota Bandung. Mampu
melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan
pemberian Terapi Morotal Al-Quran Terhadap Penurunan Nyeri
Pada Ny. N Dengan Masalah Stroke Infark Di Ruangan GICU B
Rumah Sakit Hasan Sadikin Kota Bandung
d) Mampu melkasanakan evaluasi pada pasien dengan pemberian
Terapi Murrotal Al-Quran Terhadap Penurunan Nyeri Pada Ny. N
Dengan Masalah Stroke Infark Di Ruangan GICU B Rumah
Sakit Hasan Sadikin Kota Bandung

4
5

e) Mampu memaparkan hasil pemberian Terapi Murrotal Al-Quran


Terhadap Penurunan Nyeri Pada Ny. N Dengan Masalah Stroke
Infark Di Ruangan GICU B Rumah Sakit Hasan Sadikin Kota
Bandung

D. Manfaat
1. Manfaat Keilmuan
Untuk pengembangan ilmu keperawatan terkait Asuhan Keperawatan
pada pasien dengan Terapi Murrotal Al-Quran Terhadap Penurunan
Nyeri Pada Ny. N Dengan Masalah Stroke Infark Di Ruangan GICU B
Rumah Sakit Hasan Sadikin Kota Bandung

2. Manfaat Aplikatif
a) Penulis
Diharapkan seteleah mengetahui hasil laporan ini, penulis dapat
menambah wawasan dan memprkaya pengetahuan
b) Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperoleh dalam
pelaksanaan praktek keperawatan yang tepat khususnya untuk
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
Stroke Infark Di Ruangan GICU B Rumah Sakit Hasan Sadikin
Kota Bandung
c) Pasien
Hasil laporan ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan perawatan
yang terima oleh pasien/penderita

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Terapi Murrotal Al-Quran


1. Definisi
Mengenai terapi murottal atau pembacaan ayat Al-Qur’an beberapa
studi menyebutkan efek yang sama dengan terapi usik. Pada penelitian
tiga pria dan dua perempuan, Robb (2000) menemukan bahwa mereka
mendapatkan ketenangan sebanyak 65% ketika mendengarkan
murottal meski tidak memahami Bahasa Arab dan tidak diberi tahu
bahwa yang diperdengarkan adalah ayat Al Quran. Responden hanya
mendapatkan ketenangan sebanyak 35% ketika mendengarkan alunan
bahasa Arab yang bukan dari Al Quran. Izzat dan Arif (2011)
mengatakan bahwa terapi murottal dapat menurunkan tekanan darah.
Di Pakistan, mendengarkan Al Quran telah dijadikan sebagai salah
satu terapi pengobatan untuk berbagai penyakit. Al-Quran merupakan
sarana pengobatan untuk mengembalikan keseimbangan sel yang
rusak. Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi
kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ), maka bacaan
Al Quran juga memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ) (Shihab, 1998).
Pemberian terapi Al-Quran memberikan efek non farmakologi adjuvan
dalam mengatasi nyeri. Hal ini sejalan dengan teori nyeri:
Keseimbangan antara analgesik dan efek samping dari Good yang
menyatakan bahwa pemberian analgetik akan memberikan efek
samping sehingga dibutuhkan terapi komplementer (Rachmawati,
2018).
Terapi murottal adalah rekaman suara Al-Qur‟an yang dilantunkan
oleh seorang qori (pembaca Al-Qur‟an). Suara pada murottal dapat
menurunkan kadar hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon
endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan

6
perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia
tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat

7
8

pernapasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak.


Keadaan rileks tersebut mampu mendistraksi nyeri sehingga nyeri
yang dirasakan berkurang (Siswantinah, 2011).

2. Manfaat Terapi Murrotal yaitu:


Selain menurunkan ketegangan fisiologis, terapi murottal juga
dapat mempengaruhi kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan
emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ) (Hady, Wahyuni, &
Purwaningsih, 2012). Seseorang dengan spiritulitas tinggi, sakit dan
penderitaan yang dialaminya tidak dirasakan sebagai beban karena
mereka mampu melupakan penderitaanya dan mengarahkan pikiran
dan perhatiannya pada hal positif (Cahyono, 2011). Pikiran positif
dapat berpengaruh pada fisik dan kondisi kesehatan. Pasien yang
berpikiran positif selama sakitnya, mampu mengubah respon
emosional sehingga rasa sakit yang dideritanya dapat berkurang hingga
60% (Elfiky, 2009)

3. Surat-surat Al-Quran untuk Terapi Murrotal yaitu:


Ayat Al-Qur’an yang sering dilatunkan sebagai terapi murottal
adalah surat Al-Faatihah, Al Ikhlas, Al Falaq, An Naas, ayat Qursy,
surat Yaasin ayat ke 58 dan Al An’am ayat 1-3, dan 13. Semua surat
itu mengaktifkan energi Ilahiyah dalam diri pasien yang dapat
mengusir penyakit dan rasa sakit yang diderita (Ramadhani, 2017).

4. Teknik Murrotal
Teknik pemeberian murrutal al-quran meliputi :
1) Persiapan
a) Memperkenalkan diri
b) Persiapan pasien bina hubungan saling percaya diberi
penjelasan tentang
c) Persiapan alat Handphone dan Mp3/Tablet berisikan murrotal
d) Persiapan Perawat menyiapkan alat dan mendekatkan kea rah
pasien
9

e) Perawat mencuci tangan dan menutup tirai memastikan privasi


pasien terjaga
f) Mengatur posisi posisi nyaman klien

2) Cara melakukan murrotal al-quran adalah :


a) Menanyakan kesiapan pasien untuk pemberian terapi
b) Menyalakan handphone yang berisi murrotal
c) Dengarkan murrotal selama 15/20 menit (Nurjamiah, 2015).

B. Konsep Medis
1. Pengertian

Menurut WHO stroke adalah keadaan dimana ditemukan tanda-


tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit neurologis fokal
maupun global, yang dapat memberat dan berlangsung selama 24 jam
atau lebih dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain penyebab vaskuler. Stroke berdasarkan
pemahaman terkini tentang patofisiologi, implikasi untuk praktik klinis,
penelitian, dan kebijakan public. Bedasarkan definisi universal baru
yang telah ditetapkan ini, stroke infark akut didefinisikan sebagai
episode disfungsi neurologi yang disebabkan oleh infark serebral fokal,
tulang belakang, atau retinal (Sacco et al., 2013).
Stroke merupakan penyakit yang perlu perhatian, terutamabagi
pasien dan keluarganya kerap kali tanpa menyadari sama sekali,
meskipun kita barngkali mengenal serangan stroke sebagai kelumpuhan
separuh badan yang terjadi mendadak. Stroke infark atau infark serebral
adalah kondisi ketika aliran darah di otak terhambat, sehingga
menyebabkan kerusakan jaringan otak. Kerusakan ini terjadi karena
jaringan otak tidak mendapatkan cukup oksigen yang disebabkan oleh
adanya hambatan di pembuluh darah arteri otak (Yankes.kemkes, 2022)
10

Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan


peredaran darah di otak yang menyababkan terjadinya kematian
jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita
kelumpuhan atau kematian (Purwanto, 2016) . Stroke merupakan
penyakit atau gangguan fungsi otak berupa kelumpuhan saraf (deficit
neurologis) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Secara sederhana
storeke akut didefinisikan sebagai penyakit otak akibat terhentinya
suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke infark) atau pendarahan
(storek hemoragik) (Junaidi, 2011).

2. Etiologi
Penyebab stroke menurut (Pamar, 2018) yaitu :
a) Usia
b) Jenis kelamin
c) Factor kturunan
d) Ras/etnisitas
e) Penyakit kardiovaskular
f) Riwayat hipertensi
g) Diabetes melitus
h) Hiperkolestrolemia
i) Merokok
j) Obesitas dan aktivitas fisik yang rendah

3. Manifestasi Klinis
Menurut Brunner & Suddarth (2008), tanda dan gejala stroke
berdasarkan penyebab utama stroke, yakni :
a) Trombsis serebral
Tanda dan gejala thrombosis serebral bervariasi seperti sakit kepala,
pusing, perubahan kognitif, atau kejang. Secara umum trombosis
serebral tidak terjadi tiba-tiba dan kehilangan berbicara sementara,
hemiplegia, atau parese pada setengah tubuh dapat memendahului
awitan paralisis berat pada beberapa jam atau hari.
11

b) Embolisme serebral
Karakteristik tanda dan gejala emboli serebral adalah hemiparese atau
hemiplegia (kelemahan anggota gerak) tiba-tiba dengan atau tanpa
afasia atau kehilangan keasadaran pada pasien dengan pemberat
seperti penyakit jantung dan pulmonal
c) Iskemia serebral
Iskemia srebral terutama terjadi karrena penyumbatan atheroma pada
arteri yang menyuplai darah ke otak. Tanda dan gejala yang biasanya
muncul adalah kehilangan penglihatan tanpa nyeri yang tiba-tiba pada
salah satu mata atau penurunan lapang pandang penglihatan pada
salah satu mata, vertigo, diplopia, gangguan kesadaran, kebas atau
kelemahan pada tangan atau kak, dan kemungkinan ada kesulitan
bicara atau memahami bicara yang terjadi biasanya tidak lebih dari 24
jam.
d) Hemoragi serebral
Tanda dan gejala dari hemoragi serebral biasanya adalah sakit kepala
hebat, serta terjadi deficit neurologic seperti penurunan kesadaran
yang nyata (Stupor/koma) dan abnormalitas pada tanda-tanda vital.
12

4. Parthway
Bagan 2 1 Pathway

Diabetes mellitus, pnyakit kardiovaskuler, hipertensi, obesitas

Peningkatan visikositas
(kekentalan) darah Peningkatan tekanan intravaskuler

Pendarahan ventrikel
Pembuluh darah serebral pecah

Hematoma serebral Penurunan suplai darah ke otak

Pendarahan Intra Serebral (PIS) Perpusi jaringan serebral tidak


adekuat

Darah masuk jaringan otak Iskemik jaringan otak

Hematoma serebral Resiko perpusi serebral tidak


efektif
Peningkatan Tekanan Intrakranial
(TIK) Arteri vertebra basilaris dan
disfungsi (asesorius)

Nyeri Akut
Penurunan fungsi anggota gerak

Gangguan mobilitas Fisik Kelemahan anggota gerak

Sumber:Putri Geofani. (2017)


13

5. Penatalaksanaan
a) Penatalaksanaan Medis
Tindakan medis terhadap pasien stroke meliputi diuretik untuk
menurunkan edema serebral, yang mncapai tingkat maksimum 3
sampai 5 hari setelah infark srebral. Antikoagulan dapat diresepkan
untuk mencegah terjadinya atau memberatnya thrombosis atau
embolisasi dari tempat lain dalam sistem kardiovaskular. Medikasi
antitrombosit dapat diresepkan karena trombosit memainkan peran
sangat penting dalam pembentukan tronmbus dan embolisasi Brunner
& Suddarth (2008).
b) Penatalaksaan Keperawatan
Implementasi dalam bidang keperawatan dalam tahap rehabilitas
pasien stroke meliputi perbaikan mobilitas, menghindari nyeri bahu ,
pencapaian perawatan diri, mendapatkan control kandung kemih,
perbaikan proses pikir, pencapaian beberapa bentuk komunikasi,
pemeliharaan integritas kulit, perbaikan fungsi keluarga, dan tidak ada
komplikasi.

C. Konsep Dasar Masalah Keperawatan


1. Pengertian Nyeri
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat
yang berlangsung kurang dari 3 bulan (SDKI PPNI, 2017). Nyeri
merupakan pengalaman manusia yang paling kompleks dan
merupakan fenomena yang dipengaruhi oleh interaksi antara emosi,
perilaku, kognitif, dan factor-faktor sensori fisiologi. Nyeri sebagai
suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyengkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau
14

potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian yang


dilukiskan dengan istilah kerusakan (KEMENKES, 2022)
Nyeri juga dirtikan sebagai suatu kondisi dimana yang membuat
seseorang menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang dapat
menimbulkan ketegangan (Hidayat, 2012). Selain itu menurut Potter
&perry (2010) teknik koping mempengaruhi perhatian terhadap nyeri
ke stimulus yang lain. Teknik distraksi bekerja memberi pengaruh
paling baik untuk jangka waktu yang singkat, serta untuk mengatasi
nyeri intensif yang hanya berlangsung beberapa menit. Salah satu
teknik distraksi yang efektif adalah terapi murottal (mendengarkan
bacaan ayat-ayat suci Al-Quran), yang dapat menurunkan nyeri
fisiologis, stress, dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian
seseorang dari nyeri (Mulyani, 2016).

2. Data Mayor dan Minor


Menurut SDKI PPNI (2017) data mayor dan data minor nyeri
sebagai berikut :
a) Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif

 Mengeluh nyeri  Tampak


meringis
 Bersikap
protektif (mis.
Waspada, posisi
menghindari
nyeri)
 Gelisah
 Frekuensi nadi
meningkat
 Sulit tidur
15

Sumber : Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia,


PPNI,

3. Faktor Penyebab
Faktor Penyebab Fisiologi menurut SDKI PPNI (2017) :
a) Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neeoplasma)
b) Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)
c) Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik
berlebih)

4. Penatalaksanaan
Terapi Morotal Al-Quran membantu otak dalam memproduksi
zat kimia yakni neuropepside yang dapat menguatkan reseptor tubuh
dan memberikan umpan balik berupa kenikmatan dan kenyamanan
(Indrajati, 2013, Sholikah, 2014). Adapun teknik pemberian terapi
murottal al-quran meliputi :
a. Persiapan
1) Memperkenalkan diri
2) Persiapan pasien bina hubungan saling percaya, diberi
penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan, tujuan terapi
3) Persiapan alat earpoone dan handphone
4) Persiapkan perawat menyiapkan alat dan mendekatkan kea rah
pasien
5) Perawat mencuci tangan dan menutup tirai memastikan privasi
pasien terjaga
6) Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
b. Pelaksanaan
Cara melakukan murottal Al-Quran adalah :
1) Menanyakan kesiapan pasien untuk pemberian terapi
2) Menghubungkan earphone dengan handphone berisikan
murottal
16

3) Letakan earphone di telingan kiri dan kanan


4) Dengarkan murottal selama 20 menit (Nurjamiah, 2015).

D. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori


1. Fokus pengkajian
Pengkajian Keperawatan dilakukan dengan cara pengumpulan data
secara subjektif (data yang didapatkan dari pasien/keluarga) melalui
metode anamnesa dan data objektif (data hasil pengukuran atau
observasi). Menurut Nurarif (2018), pengkajian yang harus dilakukan
adalah :

a) Indentitas:

Nama, usia, jenis kelamin,

b) Riwayat sakit dan kesehatan

1) Keluhan utama: pada pasien stroke hemoragik sakit kepala

2) Riwayat penyakit yang sekarang: pada awalnya keluhan sakit


kepala yang sangat hebat

3) Riwayat penyakit dahulu: dikaji apakah pasien pernah


menderita penyakit hipertensi, dan diabetes melitus. Hal ini
diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor
predisposisi

4) Riwayat penyakit keluarga: dikaji apakah ada anggota


keluarga yang mengalami penyakit yang sama atau penyakit
yang disinyalir sebagai penyebab hipertensi, diabetes
melitus, dan lain sebagainya.

5) Riwatyat alergi: dikaji apakah pasien memiliki alergi


terhadap obat, makanan, udara, dan debu

c) Pemeriksaan umum

Menurut pemeriksaan yang mungkin muncul pada pasien


17

stroke hemoragik:

1) Keadaan umum: tampak meringis kesakitan, lemas

2) Kesadaran: tergantung tingkat keparahan penyakit, biasa


somnolen

3) Tanda-tanda vital

 TD: Tekanan Darah Tinggi

 Nadi: takikardi

 RR: takipneu, dipsneu, napas dangkal

 Suhu: hipertermi

4) Sistem kardiovaskuler (jantung):

 Infeksi : biasanya simetris, tidak


adaasite

 Palpasi :biasanya ictus cordis teraba

 Perkusi : biasanya batas jantung


normal

 Auskultasi :biasanya suaranya


vesikuler
5) Sistem Ekstermitas
a. Atas
Biasana terpasang infuse bagian dextra/sinistra.
CRT biasanya normal yaitu < 2 detik. Pada
pemeriksaan nervus XI (aksoserius) :biasanya pasien
stroke hmpragik tidak dapat melawan tahanan pada
bahu yang diberikan perawat. Pada pemeriksaan reflek,
biasanya saat siku diketuk tidak ada respon apa-apa
dari siku, tidak flksi maunpun ekstensi (reflek bicep
18

(-) ) dan pada pemeriksaan tricep respon tidak ada


fleksi dan supinasi (reflek bicep (-) ). Sedangkan pada
pemeriksaan reflek Hoffman tromer biasanya jari tidak
mengembang ketika diberika rangsangan.
b. Bawah
Pada pemeriksaan reflek, biasanya saat
pemeriksaaan pada telapak kaki digores biasanya jari
tidak ada mengembang (reflex babinsky (+). Dan pada
betis saat diremas dengan kuat tidak ada
respon/rangsangan.
19

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul dengan masalah


sroke hemoragik (Putri Geofanni, 2017) dan (Tim Pokja SDKI PPNI,
2017) :

a. Nyeri Akut

1) Definisi

Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang


berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional,
dengan onset mendadak atau lambat dan berintegritas ringan
hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan

2) Gejala dan tanda mayor

Subjektif : mengeluh nyeri

Objektif :

a) Tampak meringis
b) Bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri)
c) Gelisah
d) Frekuensi nadi meningkat
e) Sulit tidur
3) Gejala dan tanda minor
Subjektif :-
Objektif :
a) Tekanan darah meningkat
b) Pola napas berubah
c) Proses berpikir terganggu
d) Menarik diri
e) Berfokus pada diri sendiri
f) Diaforesis
b. Resiko perpusi serebral tidak efektif
20

1) Definisi
Resiko perpusi serebral tidak efektif adalah berisiko
mengalami penurunan sirkulasi
2) Factor risiko
a) Keabnormalan masa protombin/dan atau amsa tromboplastin
parsial
b) Penurunan kinerja ventrikel kiri
c) Atorsklerosis
d) Tumor otak
e) Diseksi arteri
f) Stenosis karotis
3) Kondisi klinis
a) Stroke
b) Cedera kepala
c) Infark miokard akut
d) Embolisme
e) Hipertensi
c. Bersihan jalan napas tidak efektif
1) Gejala dan tanda mayor
Subjektif :-
Objektif :
a) Batuk tidak efektif
b) Tidak mampu batuk
c) Sputum berlebih
d) Mengi, wheezing, dan ronkhi kering
e) Meconium dijalan napas
2) Gejala dan tanda minor
Subjektif ; dyspnea, sulit berbicara
Objektif :
a) Gelisah
b) Sianosis
21

c) Bunyi napas menurun


d) Frekuensi napas berubah
e) Pola napas berubah
d. Gangguan Mobilitas Fisik
1) Definisi ; keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih
ekstermitas secara mandiri.
2) Gejala dan tanda mayor
Subjektif : mengeluh sulit menggerakan ekstermitas
Objektif :
a) Kekuatan otot menurun
b) Rentan gerak menurun (ROM)
3) Gejala dan tanda minor
Subjektif :
a) Nyeri saat bergerak
b) Enggan untuk melakukan gerakan
c) Merasa cemas saat bergerak

Objektif :

a) Sendi kaku
b) Gerakan tidak terkoordinasi
c) Gerakan terbatas
d) Fisik lemah
e. Resiko intoleransi aktivitas
1) Definisi : berisiko mengalami ketidak cukupan energi untuk
melakukan aktivitas sehari-hari.
2) Faktor Risiko
a) Gangguan sirkulasi
b) Ketidak bugaran status fisik
c) Riwayat intoleransi aktivitas sebelumnya
d) Tidak berpengalaman dengan suatu aktivitas
e) Gangguan pernapasan
22

3) Kondisi klinis terkait


a) Anemia
b) Gagal jantung kongestif
c) Penyakit katup jantung
d) Aritmia
e) Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
f) Gangguan metabolic
g) Gangguan muskuloskletal
23

3. Intervensi Keperawatan
Tabel 2 1 Intervensi Keperawatan

N
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
O

1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri akut Manajemen nyeri akut
cedera biologis keperawatan nyeri akut teratasu 1. Identifikasi kesiapan dan 1. Untuk mengetahui
Tujuan pendek : kemampuan menerima kesiapan tentang
Setelah dilakukan tindakan informasi informasi
keperawatan 3x24 jam nyeri akut 2. Sediakan materi dan media 2. Untuk berikan pndidikan
berkurang. Dengan kriteria hasil : pendidikan kesehatan kesehatan
1. Skala nyeri berkurang 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan 3. Agar menyesuaikan
2. Pasien tidak terlihat sesuai kesepakatan dengan jadwal pasien
meringis kesakitan 4. Berikan kesempatan untuk atau keluarga
3. Pasien terlihat rileks bertanya 4. Agar pasien/keluarga
5. Jelaskan penyebab, periode, untuk bertanya keetika
ddan strategi meredakan nyeri ada yg tidak mengerti
6. Anjurkan memonitor nyeri 5. Untuk memberitahu
secara mandiri mengenail penyebab
7. Anjurkan menggunakan anlgetik nyeri
secara tepat 6. Agar pasien mengetahui
8. Ajarkan teknih non farmakologi apakah nyeri berkurang
untuk mengurangi nyeri atau tidak
7. Agar pasien meminum
obat secara teratur
8. Untuk mengurangi nyeri
tanpa meminum obat

2. Bersihan Jalan Setelah dilakukan tindakan Mengidentifikasi dan mengelola Mengidentifikasi dan mengelola
Napas Tidak keperawatan gangguan mobilitas fisik kepatenan jalan napas kepatenan jalan napas
Efektif teratasu 1. Monitor pola napas (frekuensi, 1. Untuk mengetahui pola
nadi, uusaha napas)
24

Tujuan pendek : 2. Monitor bunyi napas tambahan napas pasien


Setelah dilakukan tindakan (mis.gunggling,wheezing, 2. Untuk mengetahui suara
keperawatan 3x24 jam gangguan ronkhi) napas pasien
mobilitas teratasi sebagian Dengan 3. Monitor sputum 3. Untuk mengetahui
kriteria hasil : 4. Pertahankan kepatenan jalan kondisi sputum pasien
1. napas 4. Agar pasien tetap
5. Posisikan semi-fowler bernapas dengan tenang
6. Melakukan penghisapan lender 5. Agar pasien tidak sesak
kurang drai 15 detik 6. Agar sputum tidak
menghalangi jalan napas
pasien

3. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Manajement kenyamanan lingkungan Manajement kenyamanan


mobilitas fisik b.d keperawatan gangguan mobilitas fisik 1. Identifikasi sumber 1. untuk mengetahui
ketidak bugaran teratasu ketidaknyamanan seumber
fisik Tujuan pendek : 2. Monitor kondisi kulit, terutama ketidaknyamanan
Setelah dilakukan tindakan diarea tonjolan 2. untuk mengetahui apakah
keperawatan 3x24 jam gangguan 3. Berikan penerimaan dan terjadnya kerusakan kulit
mobilitas teratasi sebagian Dengan dukungan perpindahan ke 3. agar pasien tetap nyaman
kriteria hasil : lingkungan baru 4. agar pasien
1. Pasien bisa mobilitas dini 4. Letakkan bel pada tempat yang menjangkaunya
seperti menggerakan kaki mudah dijangkau 5. agar pasien tetap tenang
atau meindahkan kai 5. Sediakan ruangan yang tenang dan nyaman
2. Pasien bisa membalik kan dan mendukung 6. untuk memberitahukan
tubuh kanan kiri 6. Jadwalkan kegiatan sosial dan pada keluarga pasien
kunjungan memilki kegiatan
7. Fasilitasi kenyamanan 7. agar pasein merasakan
lingkungan nyaman
8. Aatur posisi yang nyaman 8. untuk pasien tetap
9. Hindari paparan kulit iritasi nyaman dan aman
9. agar pasien tidak
mengalami kulitnya
rusak
25

4. Risiko persepsi Setelah dilakukan tindakan Manajement peningkatan tekanan Manajement peningkatan tekanan
serebral tidak keperawatan Risiko persepsi serebral intracranial intracranial
efektif b.d tidak efektif teratasi 1. Identifiikasi penyebab 1. Untuk mengetahui
pendarahan Tujuan pendek : peningkatan tik penyebab peningkatan tik
Setelah dilakukan tindakan 2. Monitor tanda/gejala 2. Untuk memgetahui ada
keperawatan 3x24 jam n Risiko peningakatanttik tanda/gejala tik pada
persepsi serebral tidaktidak terjadi 3. Monitor status prnapasan pasien atau tidak
Dengan kriteria hasil : 4. Monitor intake dan output cairan 3. Untuk mengetahui pasien
1. Tidk terjadi yang bznyak 5. Monitor cairan serebro-spinalis mengalami peningkatan
2. Menghindari terjadinya 6. Minimalkan stimulus dengan perpanapasan
pendarahan yang banyak menyediakan lingkungan yang 4. Agar tetap terpantau
tenang intake output cairan
7. Berikan posisi semi fowler pasien
8. Cegah terjadinya kejang 5. Untuk mengetahui pasien
mengalami peningkatan
spinalis
6. Agar pasien merasakan
tenang dan nyaman
7. Agar tidak terjadi
peningkatan tik
26

4. Implementasi Keperawatan
Implemetasi keperawatan adalah serangakaian yang dilakukan oleh
perawatan untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan pada klien terkait
dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi,
pendidikan untuk klien/keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah
kesehatan yang muncul dikemudian hari (padia, 2017).

Beberapa pedoman dalam pelaksanaan implementasi keperawatan (padia,


2017) adalah sebagai berikut :

a. Berdasarkan respon klien


b. Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan, standar
pelayanan professional, hokum dank ode etik keperawatan.
c. Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia
d. Sesuai dengan tanggung jawab dan tangguang gugat profesi keperawatan
e. Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam rencana intervensi
keperawatan
f. Harus dapat mciptakan adapatasi dengan klien sbagai individu dalam
upaya meningkatkan peran serta untuk merawat diri sendiri
g. Menekankan pada aspek pencgahan dan upaya peningkatan status
kesehatan. Dapat menjaga rasa aman, harag diri dan menlindungin klien
h. Memberikan pendidikan, dukungan dan batuan
i. Bersifat holistic
j. Kerjasama dan profesi lain
k. Melakukan dokumentasi
27

5. Evaluasi keperaawatan
Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditatapkan, dilakukan
keseimbangan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi
dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan
yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara
optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.

Menurut (padila, 2017), evaluasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a) Evaluasi struktur
Evaluasi struktur focus pada kelengkapan tata cara atau keadaan
sekeliling tempat pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan
secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi fdalam pemberian
pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan secara langsung atau
tidak langsung mempengaruhi dalam pemberian pelayanan. Persediaan
perlengkapan, fasilitas fisik, ratio perawat-klien, dukungan administrasi,
pemeliharaan dan pengembangan kompetensi staf keperawatan dalam area
yang diinginkan.

b) Evaluasi proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa
tekanan, dan sesuai wewenng. Area yang menjadi perhatian pada evaluasi
proses mencakup jenis informasi yang didapat pada saat wawancara dan
pemeriksaan fisik, validasi dari perumusan diagnose keperawatan, dan
kemampuan tehnikal perawat.
c) Evaluasi hasil
Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Respons
perilaku klien merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan
terlihat pada pencapaian tujuan dan kriteria hasil. Adapun ukuran
pencapaian tujuan pada tahap evaluasi meliputi:
28

1) Masalah teratasi, jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan


tujuan dan kriteria hasil yang tlah ditetapkan.
2) Masalah sebagaian teratasi, jika klien menunjukkan perubahan sebagian
dari kriteria hasil yang telah ditetapkan

E. Evidence Base Practice


1. Review Methode
Proses pencarian Literatur dilakukan dengan cara mngakses
internet melalui database elektronik menggunakan Google Scholar dan
Science Direct dengan kata kunci Stroke Hemoragik, Terapi Murrotal
Al-Quran, Stroke Hemoragik. Keyword : Stroke Hmoragik, Terapi
Murrotal Al-Quran. Didapatkan dari Google Scholar ditemukan 99.65
artikel dan Scient Direct 95.32 artikel. Kriteria yang dihasilkan
sebanyak 36 artikel, daris sesuai judul yang diambil tema dan yang
diambil 2 artikel, berikut 2 artikel tersebut.
29

2. Result
Tabel 2 2 Result

Judul Penelitian/
No Peneliti/ Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Kesimpulan
Tahun

1. Perbedaan Pengaruh Penelitian ini bertujuan Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian ini terdiri Secara statistik terdapat
Terapi Murottal untuk menetukan perbedaan desain penelitian quasi dari karakteristik perbedaan yang signifikan
selama 15 Menit dan efek terapi murrotal selama experimental dengan responden berupa usia, antara sekala nyeri
25 Menit terhadap 15 menitdan 25 menit pada rancangan non-randomized jenis kelamin, dan jenis sebelum dan sesudah
Penurunan Skala pengurangan skala nyeri pretestposttest with control kanker; gambaran skala diberi terapi murottal pada
Nyeri pada Pasien pada pasien kanker pasca group design. nyeri sebelum dan sesudah kedua kelompok. Namun,
Kanker Pasca operasi diberi terapi murottal pada tidak ada perbedaan yang
Bedah. Nani Sri kelompok 15 menit dan signifikan antara
Mulyani, Iwan kelompok 25 menit; penurunan skala nyeri
Purnawan, Arif perbedaan skala nyeri pada kelompok 15 menit
Setyo Upoyo (2019) sebelum dan sesudah dan kelompok 25 menit.
diberi terapi murottal pada
kelompok 15 menit dan
kelompok 25 menit; dan
perbedaan penurunan
skala nyeri pada kelompok
15 menit dan kelompok 25
menit.

2. Asuhan Penelitian ini bertujuan Penelitian studi kasus Setelah dilakukan Intevensi keperawatan
Keperawatan Pasien mendeskripsikan asuhan pendekatan asuhan tindakan keperawatan head up, terapi murrotal
Stroke Non keperawatan pasien stroke keperawatan yang selama tiga hari berupa dan Range Of Motion
Hemoragik Dengan dengan masalah gangguan mencakup pengkajian, manajemen jalan nafas mampu memperbaiki
Masalah Pola Nafas pola nafas, nyeri akut dan diagnosa, rencana dengan pemberian posisi masalah pola nafas, nyeri
Tidak Efektif, Nyeri gangguan mobilitas fisik. keperawatan, tindakan head up, manajemen nyeri dan mobilitas pasien
Akut Dan Gangguan Metode: penelitian studi keperawatan dan evaluasi. dengan terapi murrotal al
30

Mobilits Fisik. Jaza kasus pendekatan asuhan Subjek studi kasus quaran dan dukungan stroke non hemoragik
Khoirul Amalia, keperawatan yang berjumlah satu orang mobilisasi dengan
Danang Tri mencakup pengkajian, dengan diagnose stroke non pemberian ROM (range of
Yudhono (2022). diagnosa, rencana hemoragik yang ditentukan motion) didapatkan
keperawatan, tindakan secara purposive sampling penurunan sesak nafas,
keperawatan dan evaluasi. nyeri dan peningkatan
Subjek studi kasus anggota gerak bagian
berjumlah satu orang kanan.
dengan diagnose stroke non
hemoragik yang ditentukan
secara purposive sampling.

3. Aplikasi Terapi Diketahui pengaruh terapi Dalam Karya Tulis Ilmiah Setelah diberikan terapi Pengkajian Hasil
Murottal Al-Quran murottal Al-Quran terhadap ini, penulis menggunakan murottal Al-Quran satu pengkajian pada TN. N
Terhadap Tekanan tekanan darah pada metode pengumpulan data kali sehari selama 7 hari telah disimpulkan,
Darah Pada penderita hipertensi di sebagai berikut: berturut-turut di dapatkan berdasarkan teori dan
Penderita Hipertensi wilayah kerja Puskesmas 1. Observasi Pengamatan hasil tekanan darah konsepnya dapat
Di Wilayah Kerja Nagrak Cianjur Dalam penelitian ini menurun yaitu dari disimpulkan klien
Puskesmas Nagrak peneliti melakukan 160/100 mmhg menjadi mengeluh nyeri di bagian
Cianjur. Ega pemeriksaan fisik dengan 155/100 mmHg, kepala sebelah kanan dan
Apriliani, pendekatan IPPA: pertemuan kedua dari melakukan pengkajian
Burhanuddin Basri, Insfeksi, Palpasi, Perkusi, 150/100 mmHg menjadi dengan cara observasi,
Egi Mulyadi (2021) Auskultasi pada sistem 140/90 mmHg, pertemuan wawancara dan
31

tubuh klien. Peneliti juga ketiga dan keempat dari pemeriksaan fisik. Dengan
menggunakan metode 140/100 mmHg menjadi pengkajian 13 Domain
pengumpulan data 130/90 mmHg, pertemuan Nanda.. dan untuk bagian
observasi yang meninjau kelima dari 140/90 mmHg Diagnosa Keperawatan
langsung keadaan menjadi 130/90 mmHg Diagnosa prioritas yang
responden. Dalam hal ini dan pada pertemuan di ditegakkan pada TN. N
peneliti dapat mengetahui hari keenam dan ketujuh adalah nyeri akut
kondisi, tempat tinggal, dari 130/90 mmHg berhubungan dengan
status kesehatan dan menjadi 120/90 mmHg peningkatan tekanan
keadaan psikologis vaskuler serebral dan
responden. iskemia.. dan untuk
2. Wawancara Dalam Intervensi Intervensi yang
metode ini peneliti telah diberikan penulis
melakukan anamnesis mengacu pada beberapa
dengan fokus pertanyaan: teori dan hasil penelitian.
pengkajian identitas Rencana yang diberikan
pasien, keluhan utama, antara lain monitor TTV
riwayat kesehatan sebelum dan sesudah
sekarang, riwayat diberikan terapi murottal
kesehatan dahulu, Al-Quran, Lakukan
riwayat kesehatan pengkajian nyeri secara
keluarga, serta pola komperehensif termasuk
aktivitas sehari-hari dan lokasi, karakteristik,
lain-lain. durasi, frekuensi, kualitas
3. Studi Pustaka Penulis dan factor presipitasi,
memperoleh sumber- ajarkan tentang teknik
sumber kepustakaan non-farmakologis untuk
melalui jurnal, buku, mengurangi rasa nyeri
internet, yang memiliki (teknik relaksasi nafas
hubungan dengan konsep dalam), berikan teknik
dan teori yang terkait non-farmakologi dengan
dengan hipertensi dan terapi Murottal Al-Quran
aplikasi terapi murottal surah Ar-Rahman selama
± 15 menit.. untuk
32

Al-Quran. Implementasi
Implementasi yang
dilakukan selama 7 hari,
dilakukan 7 kali
pertemuan untuk
melakukan aplikasi terapi
murottal Al-Quran
terhadap tekanan darah
pada hipertensi. 5.
Evaluasi Evaluasi untuk
diagnosa prioritas nyeri
akut berhubungan dengan
peningkatan tekanan
vaskuler serebral dan
iskemia. Setelah diberikan
implementasi selama 7
hari yang dilakukan 7 kali
pertemuan masalah teratasi
dengan hasil karakteristik
tekanan darah menurun,
dalam pertemuan hari
pertama, sedikit terjadi
penurunan tekanan darah
yaitu dari 160/100 mmhg
menjadi 155/100 mmHg,
dengan skala 4 menjadi 3,
pertemuan kedua dari
150/100 mmHg menjadi
140/90 mmHg, dengan
skala 3, pertemuan ketiga
dan keempat didapatkan
hasil tekanan darah yang
menetap yaitu dari
140/100 mmHg menjadi
33

130/90 mmHg, dengan


skala 2, pertemuan kelima
dari 140/90 mmHg
menjadi 130/90 mmHg,
dengan skala 1 dan pada
pertemuan di hari keenam
dan ketujuh didapatkan
hasil penurunan tekanan
darah yang menetap yaitu
dari 130/90 mmHg
menjadi 120/90 mmHg,
dengan skala 0

4 Pengaruh Terapi Tujuan penelitian ini untuk Penelitian ini menggunakan Analisa data Hal ini dapat disimpulkan
Murrotal Surat Ar - Mengetahui pengaruh terapi rancangan penelitian menggunakan uji berdasarkan penelitian
Rahman Terhadap murrotal surat Ar - Rahman eksperimen semu (quasi normalitas shapiro-wilk yang dilakukan dilakukan
Status terhadap status experiment) dengan design dan uji wilcoxon. Hasil uji di Ruang ICU RS
Hemodinamika Pada hemodinamika pada pasien penelitian time series. Wilcoxon menunjukkan Universitas Negeri
Pasien Stroke stroke hemoragik di ruang Teknik sampel bahwa terdapat pengaruh Surakarta didapatkan hasil
Hemoragik Di ICU. menggunakan sampel non respiratory rate dan tidak bahwa terdapat pengaruh
Ruang Icu. Fitria probability sampling dengan ada nya pengaruh Heart antara Terapi Murrotal
Waladun Karomah teknik total sampling rate (HR), SPO2, MAP Surat Ar-Rahman terdapat
(2022). dengan jumlah sampel 30 sebelum dan sesudah Status Hemodinamika
responden. Uji analisa data terapi murottal surat Ar- dalam pengukuiran RR.
menggunakan uji normalitas Rahman P value 0,000 (< Akan tetapi juga terdapat
shapiro-wilk dan uji 0,05 ) dan 0,854, 0,051, 0, tidak ada pengaruh antara
wilcoxon. 820 (> 0,05). Simpulan Terapi Murrotal Surat Ar-
penelitian bahwa terapi Rahman terdapat Status
murotal Al– Qur’an surat Hemodinamika dalam
Ar – Rahman dapat pengukuran SpO2, HR,
mempengaruhi respiratory dan MA
rate dan tidak dapat
mempengaruhi Heart rate
(HR), SPO2, MAP pasien
34

stroke non hemorogik


dikarenakan terapi ini
dapat merasakan
ketenangan vitalitas yaitu
pernafasan paru.
Sedangkan sebagian besar
responden menerima obat
norepinephrine dan
dobutamine obat ini dapat
mempengaruhi
hemodinamika pasien.

5 Terapi Murottal Penelitian ini bertujuan Penelitian kuasi eksperimen Hasil penelitian Terapi musik dan terapi
Efektif Menurunkan untuk mengidentifikasi dengan pendekatan Pretest- menunjukkan terdapat murottal memiliki efek
Tingkat Nyeri perbandingan efektivitas Posttest Control Group ini perbedaan antara terapi terhadap penurunan
Dibanding Terapi terapi musik dan terapi melibatkan 36 responden. murottal dan terapi musik tingkat nyeri tetapi tidak
Musik Pada Pasien murottal terhadap Pengukuran tingkat nyeri pada penurunan tingkat memiliki efek yang
Pasca Bedah. penururunan tingkat nyeri menggunakan Numerik nyeri. Rerata penurunan signifikan terhadap
Eldessa Vava Rilla, dan kestabilan tanda-tanda Rating Scale. nyeri pada kelompok kestabilan tanda-tanda
Helwiyah Ropi, Aat vital pada pasien terapi murottal lebih besar vital pada pasien
Sriati (2014) pascabedah. dibandingkan dengan pascabedah. Terapi
penurunan nyeri dengan murottal memiliki
pada kelompok terapi efektivitas lebih baik
musik. Akan tetapi, dibandingkan terapi musik
penelitian ini tidak terhadap penurunan
menemukan perbedaan tingkat nyeri tetapi tidak
pada kestabilan tanda- memiliki efek terhadap
tanda vital antara kestabilan tanda-tanda
kelompok yang diberikan vital pasien pascabedah
terapi murottal dan terapi (YS, INR).
musik. Terapi murottal
dapat menjadi
pertimbangan sebagai
terapi non farmakologis
35

untuk menurunkan tingkat


nyeri pada pasien muslim
setelah tindakan
pembedahan.
BAB III

METODE KARYA ILMIAH AKHIR NERS

A. Desain Karya Ilmiah Akhir Ners


Desain Karya tulis akhir ini menggunakan metode deskkriptif yaitu
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabl atau lebih (independen) tanpa membuat (independen) tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2020).
Dengan metode pendekatan studi kasus. Studi kasus (studi case) adalah suatu
kegiatan untuk mengamati dan mengambil data dari seseorang, benda, atau
objek lain secara intensif sebagai bagian dalam proses penelitian dengan tujuan
tertentu (Sugiyono, 2020).

B. Subjek Studi Kasus


Subjek pada studi kasus ini adalah Ny. N berusia 21 tahun dengan
diagnose medis Stroke Infark dengan masalah keperawatan utama Nyeri Akut
yang akan dilakukan tindakan inovasi Terapi Murrotal Al-Quran.

C. Lokasi dan Waktu Studi Kasus


1. Lokasi studi kasus

Tempat studi kasus dilaksanakan di Ruangan Geriatric Intensive Care Unit


(GICU) Rumah Sakit Hasan Sadikin

2. Waktu penelitian
Waktu penelitian studi kasus dilakukan pada tanggal 13 November 2022
sampai dengan selesai studi kasus.

D. Fokus Studi Kasus


Penulisan studi kasus ini berfokus pada asuhan keperawatan pasien
dengan diagnose medis Stroke infark yang mengalami Nyeri Akut merupakan
masalah utama dengan nyeri dibagian kepala dan kaki pasien tidak bisa
berbicara hanya bisa mengguk karena terpasang ventilator.

36
37

E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefiniskan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang duamati yang memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek.
Nurdin dan Hartati (2019) Menambahkan bahwa proses mendefinisikan berarti
menggambarkan variabel dengan sedemikianrupa sehingga variabel tersebut
hanya memiliki satu makna atau tidak memiliki makna ganda. Makna ganda
akan membuat variabel tersebut biasa dan mempengaruhi penelitian yang ada.
(Nurdin, 2019

Tabel 2 3 Definisi Operasinal

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur

1. Terapi morrotala Suara bacaan Al-Quran SOP -


Al-Quran yang mengandung unsur
suara manusia
merupakan sebuah
instrumen penyembuh,
Suara tersebut dapat
menurunkan hormon
stress, mengaktifkan
hormon endorphin,
meningkatkan rileks,
mengalihkan rasa takut,
cemas dan tegang
(Yuniarsih,2017).

2. Penurunan nyeri Merupakan yang dapat VAS (Visual Dengan Kriteria :


mengurangi nyeri Analog Scale)
dengan cara farmakologi 0 : tidak sakit
atau non farmakologi. 2 : sedikit sakit
(Yankes, 2022)
4 : agak
mengganggu
6 : mengganggu
aktivitas
8 : sangat
menggangu
10 : tak tertahan
38

F. Instrument Studi Kasus


Instrument pada Terapi Murrotal Al-Quran yaitu menggunakan mp3
atau handphone, menggunakan headset dan SOP Terapi Murrotal Al-
Quran untuk menurunkan nyeri.

G. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan penulisan (Nurdin, 2019)
1. Meminta ijin kepada kepala ruangan GICU B Rumah Sakit Hasan
Sadikin untuk melakukan Asuhan Keperawatan
2. Melalkukan pengkajian terhadap pasien dan mengumpulkan data pasien
baik dari hasil objektif, subjektif dan rekam medis pasien
3. Merumuskan diagnosa keperawatan
4. Melakukan intervensi keperawatan (Terapi Murrotal Al-Quran)
5. Melakukan implementasi keperawatan (Terapi Murrotal Al-Quran)
6. Mengevaluasi penurunan nyeri setelah diberikan (Terapi Murrotal Al-
Quran)

H. Analisis Data dan Penyajian Data


Data dianalisi secara deskriptif dalam bentuk asuhan keperawatan
mulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, membuat
perencanaan keperawatan (intervensi), melakukan pelaksanaan
perencanaan (implementasi) dan evalausi.
39

I. Etika Studi Kasus


Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapatkan surat kelayakan etik
dari Komite Etik Jurusan Sarjana Keperawatan Stikes Dharma Huasada
Bandung. Dalam melaksanakan penelitian empat prinsip yang harus
diimplementasikan oleh penelitian yaitu (Natoadmodjo, 2012) :
1. Respect for privarcy and confidentiality (menghormati privasi dan
kerahasiaan subjek penelitian)
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak tujuan peneliti
melakukan penelitian untuk memberikan informasi atau tidak
berpartisipasi. Peneliti menghormati harkat dan martabat subjek
penelitian, peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subjek
(informed consent) yang mencakup:
a. Penjelasan manfaat penelitian
b. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang
ditimbulkan
c. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan subjek berkaitan dengan prosedur penelitian
d. Jaminan annimitas dan kerahasiaan terhadap identitas dan informasi
yang diberikan oleh responden
2. Respect for privacy and confidentiality (menghormati privasi dan
kerahasiaan subjek penelitiaan)
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi
dan kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang
berhak untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang
lain. Peneliti meniadakan identitas informam, kemudian diganti dengan
kode tertentu.
3. Respect for justice an inclusiveness (keadilan dan keterbukan)
Prinsip keterbukaan dan adil juga perlu dijaga oleh peneliti dengan
kejujuran, keterbukaan, dan kehati-hatiaan..
4. Balancing harm and benefit (memperhitungkan manfaat kerugiaan)
40
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Lahan Praktik


1. Visi dan Misi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin
a. Visi
Menjadi Rumah Sakit yang mandiri dengan Layanan Prima pada
Tahun 2024
b. Misi
1) Menyelanggaraakan Pelayanan Kesehatan Paripurna dan
Prima, yang Terintegrasi dengan Pendidikan dan Penelitian.
2) Meningkatkan pelayanan revenue center rumah sakit.
3) Menyelenggarakan pengampuan strata layanan rumah sakit
jejaring.
2. Gambaran ruangan GICU B Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung didirikan pada tahun 1920
dan diresmikan pada tanggal 15 oktober 1923 dengan nama “Het
Algmeene Bandoengsche Ziekenhuijs”. Pada tanggal 30 april 1927
namanya diubah menjadi “Het Gemeente Ziekenhuijs Juliana” dengan
kapasitas 300 tempat tidur. Selama penjajahan Jepang, rumah sakit ini
dijadikan Rumah Sakit Militer. Setelah Indonesia Merdeka, dikelola
oleh pemerintah daerah, yang dikenal oleh masyarakat Jawa Barat
dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak”. Namun pada tanggal 8
oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak diubah menjadi Rumah
Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) memliki beberapa
pelayanan diantaranya yaitu pelayanan Intensive Care Unit (ICU) atau
Geriatric Intensive Care Unit (GICU) . Dimana GICU B terdapat 8 bad
dan untuk GICU A terdapat bad.
3. Jumlah Kasus

41
42

Pada saat praktek di ruangan GICU B Rumah Sakit Dr. Hasan


Sadikin Bandung pada bulan Desember Stroke Heoragik, post operasi,
pneumonia, dan beberapa yang mengalami penurunan kesadaran.
4. Upaya Pelayanan dan Penanganan
Upaya pelayanan dalam menangani pasien penulis melakukan
tindakan sesuai dengan SOP yang ada di Rumah Sakit, memberikan
asuhan keperawatan yang komprehensif, dan berkolaborasi dengan
tenaga medis lainnya dalam menyelsaikan masalah yang terjadi pada
klien.

B. Proses Asuhan Keperawatan


I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
1) Nama inisial : Ny. N
2) No RM : 0002092820
3) Usia : 21 tahun
4) Status perkawinan : Menikah
5) Pekerjaan : IRT
6) Agama : Islam
7) Pendidikan : SMA
8) Suku : Sunda
9) Alamat rumah : Kp. Sawah Lega Cianjur
10) Sunber biaya : BPJS
11) Tanggal masuk : 26 Novmber 2022
12) Diagnose Medis : Stroke Infark
b. Identitas Penanggung jawab
1) Nama : Sobari Hidayat
2) Umur : 27
3) Hubungan dengan pasien : Suami
43

4) Pendidikan :SMA
5) Alamat : Kp. Sawah Lega Cianjur
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Klien mengatan nyeri
b. Riwayat kesehatan saat pengkajian/riwayat penyakit sekarang
(PQRST) :
Kien di rawat di GICU B sejak tanggal 01 desember 2022 dengan
alasan masuk penurunan kesadaram. Namun pasien mengalami
perbaikan kesadaran pada saat di kaji pasien mengataka nyeri
walaupun tidak jelas sakit kepala dengan Skala 5. Terpasang infus
triway dibagian tangan kanan, terpasang NGT, terpasang kateter,
dan dilakukan trakeostomi, tampak bagian kaki kanan bengkak
dan susah untuk digerakan, TD : 140/94 mmHg, N:113x/mnt,
S:37,0, RR : 28 x/mnt , SPO2: 98%
c. Riwayat kesehatan lalu
Pasien tidak mempunya riwayat alergi, keluarga pasien
mengatakan tidak mempunyai riwayat keecelakaan sebelumnya,
pasien setelah melahirkan tiba-tiba tubuhnya mengalami
kelemahan dibagian sebelah kiti tubuh, pasien mempunyai riwayat
hipertensi tidak terkontrol.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien mengatakan didalam keluarga tidak ada satu pun
keluarga yang memliki penyakit yang sama dengan klien dan
didalam anggota keluarga yang mempunyai penyakit keturunan
seperti : stroke, hipertensi, pneumonia, jantung dan asma.
e. Riwayat psikososial dan spiritual
Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit masih berkomunikasi
baik dengan tetangganya, sebelum sakit pasien melakukan ibadah
sholat. Setelah sakit pasien dapat berkomunikasi namun tidak
jelas.
44

f. Lingkungan
1. Rumah
 Kebersihan : bersih
 Polusi : tidak ada polusi udara
2. Pekerjaan
 Kebersihan : pasien tidak bekerja
 Polusi, bahaya: -
3. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
1. Tanda tanda vital
 TD : 140/94 mmHg, N:113x/mnt, S:37,0, RR : 28 x/mnt,
SPO2: 98%
 Skala GCS :E4 M5 V5 (Composmetris)
2. Sistem Pernapasan (B1)
a. RR : 28 x/mnt
b. Keluhan:
Pasien terpasang, ventilator mode SIMV.PC, teradapat secret
dari mulut, ronchi, irama napas teratur, pola napas eupneu
(normal)
c. Suara napas : ronchi
d. Pola napas: regular
e. Penggunaan dinding dada: ada
f. Menggunakan alat bantu napas jenis ventilator mode SIMV
g. Penggunaan WSD : tidak menggunakan wsd
h. Tracheostomy: dilakukan trackeostomy
3. Sistem Kardiovaskuler (B2)
a) TD: 140/94 mmHg
b) N : 113x/mnt
c) Keluhan nyeri dada : -
d) Irama jantung: regular sinus takikardi
e) Suara jantung: Lup Dup
45

f) CRT:<2detik
g) Akral: hangat
h) Sirkulasi prifer: menurun
i) Konjungtiva: anemia
4. Sistem Persyarafan (B3)
 GCS : E4 M5 V5 (Composmetris)
a) Keluhan pusing : kadang-kadang
b) Pemeriksaan saraf kranial :

N1 : Normal

N2 : Normal

N3 : Normal

N4: Normal

N5: Normal

N6: Normal

N7: Normal

N8: Normal

N9: Normal

N10 : Normal

N11: Normal

N12 : Normal

c) Pupil Diameter: 3-5 mm


d) Istirahat Tidur Gangguan Tidur : tidak
5. Sistem Perkemihan (B4)
a) Kebersihan genital :bersih
b) Keluhan kencing :tidak ada
c) Kemampuan berkemih: -
46

d) Alat bantu: menggunakan kateter urine


Jenis : silion 100%
Ukuran : 16Fr
Hari ke : 3
e) Produksi urine : 1500ml/24jam
Warna : kuning
Bau : khas bau urine
f) Kandung kemih : tidak membesar
g) Nyeri tekan : tidak ada
h) Intake cairan oral : klien tidak bisa mengonsumsi air melalui
oral dikarnakan
i) Intake cairan enteral : 400ml/hari
6. Sistem Percernaan (B5)
a) TB : 160cm BB: 80 kg
b) Mulut : terlihat pecah-pecah dan pucat
c) Membrane mukosa: tampak kering
d) Tenggorokan : kesulitan menelan
e) Abdomen : kembung
f) Luka operasi: ada luka sesar
g) Peristaltic: 10 x/menit
h) BAB : 1x/hari
i) Konsistensi :cair
j) Diet :MC (makanan cair)
k) Diet khusus : MC (makanan cair)
l) Frekuensi makan : 3x/hari
m) Porsi makan : habis
7. Sistem Pendengaran
a) Tes pendengaran : pasien masih bisa mendengar
b) Keluhan nyeri : -
c) Alat bantu dengar : tidak terdapat penggunaan alat bantu
dengar
47

8. Sistem Penglihatan
a) Tes penglihatan : pasien masih bisa melihat
b) Keluhan nyeri : -
c) Alat bantu : tidak terdapat penggunaan alat bantu penglihatan
9. Sistem Integumen
a) Penilaian resiko decubitus

Tabel 4 1 Penilaian Resiko Dekubitas

Kriteria Penilaian
Aspek Yang
Nilai
Dinilai
1 2 3 4

Persepsi Terbatas Sangat Keterbatasan Tidak ada 1


Sensori sepenuhnya terbatas ringan gangguan

kelembaban Tterus Sangat Kadang-kadang Jarang basah


menerus basah lembab basah

Aktifitas bedfast chairfast Kadang-kadang Lebih sering 1


jalan jalan

Mobilitas Immobile Sangat Keterbatasan Tidak ada 1


sepenuhnya terbatas ringan keterbatasan

Nutrisi Sangat buruk Kemungki adekuat Sangat baik 4


nan tidak

Gesekan & bermasalah Potensial Tidak 3


pergeseran bermasalah menimbulkan
masalah

NOTE : Pasien dengan nilai total <12 maka dapat dikatakan bahwa Total Nilai 10
pasien beresiko mengalami dekubitusus

b) Warna : kuning langsat


c) Pitting edema : -
d) Ekskoriasis : -
e) Psoriasis : -
f) Urtikaria : -
10. Sistem musculoskeletal
a) Pergerakan sendi : terbatas
b) Kekuatan otot : 1 1

1 1
48

c) Kelainan ekstermitas : lemah


d) Kelainan tulang belakang : tidak ada kelainan tulang belakang
e) Fraktur: tidak ada fraktur
f) Traksi : tidak ada traksi
g) Penggunna spalk/gips : tidak ada penggunaan spalk/gips
h) Keluhan : tidak ada
i) Kulit : terlihat sedikit kering
j) Tugor kulit : elastis< 2 detik
k) ROM : pasif
Riwayat luka sebelumnya : tidak ada
Riwayat amputasi sebelumnya : tidak ada

Pengkajian Resiko Jatuh


MORSE FALL SCALE (MFS)
Tabel 4 2 Pengkajian Resiko Jatuh
NO Pengkajian Skala Nilai KET

Riwayat jatuh : Apakah Tidak 0 0


pasien pernah jatuh dalam 3 bulan
terakhir?
Ya 25

Diagnosa sekunder : Apakah pasien Tidak 0 15


memiliki lebih dari
satu penyakit? Ya 15

Alat Bantu Jalan : Bedrest/ dibantu 0 0 0


perawata

Kruk/ tongkat/ walker 15

Berpegangan pada benda- benda 30


sekitarnya (Kursi, lemari, meja)
49

Terapi intravena : Apakah Tidak 0 20


saat ini pasien terpasang infus?
Ya 20

Gaya berjalan/ cara berpindah 0 10


:Normal/ Bedrest/ immobile

Lemah tidak bertenaga 10

Gangguan atau tidak normal (pincang 20


atau disetet)

Status mental: Pasien 0 0


menyadari kondisi dirinya

Pasien mengalami 15
keterbatasan daya ingat

45

Klasifikasi dan Intervensi

Tingkat resiko Nilai MPS Tindakan


Tingkat beresiko 0-24 Perawatan dasar
Resiko rendah 25-50 Pelaksanaan intervensi
pencegahan jatuh standar
Resiko tinggi >51 Pelaksanaan intervensi
pencegahan jatuh resiko tinggi

4. Pemeriksaan dan Penatalaksanaan


a. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan diagnostic :
a) CT-Scan
b) Thorax photo
c) USG
50
51

2) Pemeriksaan laboratorium :

Tabel 4 3 Pemeriksaan Gas Darah

NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN KETERANGAN
RUJUKAN

Ph 7,5 % 7,35-7,45 Turun

PCO2 24,7 mmHg 35,0-45,0 turun

PO2 149,6 mmHg 83,0-108,0 Naik

HCO3 70,1 Mmol/L 22,0-26,0 Naik

SO2 97,8 % 95,0-99,0

BE -5,40 mmol/L -2,00-3,00

TCO2 20,8 Mmol/L 23,0-27,0 Turun

Temperatur 37,3 Celcius

Waktu 19,35 Wib


pengambilan sample

Waktu terima 19,50 Wib


sample

Tipe sample ARTERI Wib

3) Penatalaksanaan medis
a. Tindakan medis yang dilakukan :
Pasien dipasang infus ditangan sebelah kanan, pasien terpasang
ventilator mode SIMPV, terpasang Traekeostomi, dan kateter
52

b. Pemberian Obat :

Tabel 4 4 Pemberian Obat

Nama Obat Dosis Fungsi

Paracetamol 1gr/6 jam Untuk memenurunkan rasa nyeri

Inj.ceftriaxone 1x2gr Untuk pengobatan sejumlah infeksi


bakteri
Inj. 1x75 Untuk penyakit akibat infeksi bakteri
Levoflo 0 mg seperti pneumonia
xacin
Inj. 1x4 Untuk menangani penyakit asam
Omepr 0 lampung
azole mg
Inj.perdipine 1mcg/kgbb/unt Untuk perawatan darurat krisis hipertensi
akut selama op, keadaan darurat
hipertensi
Po.metidop 500 Untuk anti hipertensi, bekerja dan
a mg/8jam melebarkan pembuluh darah dan
menurunkan tekanan darah
Po. romphi 10 mg/24 jam Untuk penyempitan pembuluh darah

Ketoconazole 2x/ Untuk anti jamur jenis ozole untuk


hari mengobati infeksi jamur kulit
Inj. Bol Untuk mengatasi penumpukan cairan
Furose us dalam tubuh
mide 200
mg
53

4. ANALISA DATA
Tabel 4 5 Analisa Data

No Symptom Etiologi Problem


1 DS : pasien tidak bisa berbicara Hipertensi Nyeri Akut
dikarnakan terpasang TC namun
pasien pada saat ditanya pasien Peningkatan
hanya bisa mengagukan kepala dari visikosita (kekentalan
skala nyerinya yaitu 5 darah)
DO :
 Pasien tampak terlihat Peningkatan tekanan intravaskuler
kadang-kadang meringis
 RR: 40 x/ menit
Pembuluh darah serebral pecah
 SPO2: 98%
 125 x/menit
 TD : 150/100 mmHg Pendarahan ventrikel
 GCS: E4 M5 V5
 Kesadaran:
Composmetris Hematoma serebral
 Terpasang NGT
 Terpasang Infus
Pendarahan intra serebral (pis)
 Terpasang Tracheostomi
 Terpasang Kateter

Darah masuk ke jaringan otak

Peningkatan Tekanan Intrakranial


(TIK)
54

Nyeri Akut

2 Hipertensi Resiko
DS : pasien tidak bisa berbicara
persepsi
dikarnakan terpasang TC namun
Peningkatan serebral
pasien pada saat ditanya pasien
visikosita (kekentalan tidak
hanya bisa mengagukan kepala dari
darah) efektif
skala nyerinya yaitu 5
DO :
Peningkatan tekanan intravaskuler
 RR: 40 x/ menit
 SPO2: 98%
 125 x/menit Pembuluh darah serebral pecah
 TD : 150/100 mmHg
 GCS: E4 M5 V5
 Kesadaran: Pendarahan ventrikel

Composmetris
 Terpasang NGT
Hematoma serebral
 Terpasang Infus
 Terpasang Tracheostomi
 Terpasang Kateter Penurunan supalai
darah ke otak

Perpusi jaringan
serebral tidak adekuat

Iskemik jaringan otak

Resiko perfusi serebral


tidak efektif
55

3 DS : keluarga pasien Hipertensi Gangguan


mengatakan tiba-tiba tubuh Mobilitas
sebelah kiri lemas Peningkatan Fisik
DO : visikosita (kekentalan
 Terlihat bagian tubuh darah)
sebelah kiri pasien
mengalami kelemahan Peningkatan tekanan intravaskuler
 Terlihat pasien hanya
bisa terbaring
Pembuluh darah serebral pecah
 RR: 40 x/ menit
 SPO2: 98%
 125 x/menit Pendarahan ventrikel
 TD : 150/100 mmHg
 GCS: E4 M5 V5
 Kesadaran: Hematoma serebral
Composmetris
 Terpasang NGT Penurunan supalai
 Terpasang Infus darah ke otak
 Terpasang Tracheostomi
 Terpasang Kateter Perpusi jaringan
serebral tidak adekuat

Iskemik jaringan otak

Arteri vertebra basilaris dan


disfungsi (assorius)
Penurunan fungsi anggota gerak

Kelemahan anggota gerak


56

Gangguan Mobilitas Fisik

5. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri Akut b.d Hipertensi
b. Resiko perfusi serebral tidak efektif b.d Pendarahan
c. Gangguan Mobilitas Fisik b.d Ketidakbugaran Fisik
57

6. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Inisial klien/Ruang : Ny.N/GICU B No. RM/Dx.Medis: 0002092820/Stroke Infark

Tabel 4 6 Rencana Tindakan Keperawatan

NO DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan tindakan Manajement nyeri akut Manajement nyeri akut
Hipertensi keperawatan nyeri akut 1. Identifikasi kesiapan dan 1. Agar klien siap dan mampu
teratasu kemampuan menerima mengetahui kesiapan tentang
Tujuan pendek : informasi informasi
Setelah dilakukan tindakan 2. Jadwalkan pendidikan 2. Agar memberitahu mengenai
keperawatan 3x24 jam kesehatan sesuai penyebab nyeri
nyeri akut berkurang. 3. Ajarkan teknih non 3. Untuk mengurangi nyeri secara
Dengan kriteria hasil : farmakologi untuk non farmakologi
1. Skala nyeri berkurang mengurangi nyeri (terapi
2. Pasien tidak terlihat murrutal aluran)
meringis kesakitan
3. Pasien terlihat rileks

2 Resiko perfusi serebral Setelah dilakukan tindakanManajement peningkatan tekananManajement peningkatan tekanan
58

tidak efektif b.d keperawatan Risiko persepsi intracranial intracranial


Pendarahan serebral tidak efektif teratasi 1. Identifiikasi penyebab 1. Untuk mengetahui penyebab
Tujuan pendek : peningkatan TIK peningkatan tik
Setelah dilakukan tindakan 2. Monitor tanda/gejala 2. Untuk mengetahui ada
keperawatan 3x24 jam n peningakatanttik tanda/gejala tik pada pasien atau
Risiko persepsi serebral 3. Monitor status prnapasan tidak
tidaktidak terjadi Dengan 4. Monitor intake dan output 3. Untuk mengetahui pasien
kriteria hasil : cairan mengalami peningkatan
1. Tidak terjadi yang 5. Monitor cairan serebro- perpanapasan
bznyak spinalis 4. Agar tetap terpantau intake
2. Menghindari 6. Minimalkan stimulus dengan output cairan pasien
terjadinya pendarahan menyediakan lingkungan yang 5. Untuk mengetahui pasien
yang banyak tenang mengalami peningkatan spinalis
7. Berikan posisi semi fowler 6. Agar pasien merasakan tenang
8. Cegah terjadinya kejang dan nyaman
7. Agar tidak terjadi peningkatan
TIK

3 Gangguan Mobilitas Setelah dilakukan tindakan Manajement kenyamanan lingkungan Manajement kenyamanan
Fsiki b.d keperawatan gangguan 1. Identifikasi sumber 1. untuk mengetahui seumber
59

Ketidakbugaran Fisik mobilitas fisik teratasu ketidaknyamanan ketidaknyamanan


Tujuan pendek : 2. Monitor kondisi kulit, 2. untuk mengetahui apakah
Setelah dilakukan tindakan terutama diarea tonjolan terjadnya kerusakan kulit
keperawatan 3x24 jam 3. Berikan penerimaan dan 3. agar pasien tetap nyaman
gangguan mobilitas teratasi dukungan perpindahan ke 4. agar pasien menjangkaunya
sebagian Dengan kriteria hasil lingkungan baru 5. agar pasien tetap tenang dan
: 4. Letakkan bel pada tempat nyaman
1. Pasien bisa mobilitas yang mudah dijangkau 6. untuk memberitahukan pada
dini seperti 5. Sediakan ruangan yang tenang keluarga pasien memilki kegiatan
menggerakan kaki atau dan mendukung 7. agar pasein merasakan nyaman
meindahkan kai 6. Jadwalkan kegiatan sosial dan 8. untuk pasien tetap nyaman dan
2. Pasien bisa membalik kunjungan aman
kan tubuh kanan kiri 7. Fasilitasi kenyamanan 9. Agar pasien tidak mengalami
lingkungan kulitnya rusak
8. Aatur posisi yang nyaman
9. Hindari paparan kulit iritasi
60

7. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Inisial klien/Ruang : Ny.N/GICU B No.RM/Dx.Medis : 0002092820/Stroke Infark

Tabel 4 7 Implementasi Keperawatan

DX. KEP HARI/TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON PARAF


Nyeri Akut b.d Selasa/13-12- 2023 Laura RJ
Hipertensi
09.00 1. Mengidentifikasi skala Nyeri S: pasien mengatakan (walaupun tidak jelas )
09.05 2. Memonitor TTV nyeri berkurang sedikit menjadi skala 4
09.10 3. Mengajarkan non farmakologi dari skala 5
(tarik napas dalam) O: pasien tampak tertidur
12.00 4. Memberikan kesempatan TTV
untuk bertanya TD: 150/95 mmHg
RR : 26x/mnt
10.00 5. Mengajarkan teknih non N: 87x/mnt
farmakologi untuk mengurangi S: 37,2
nyeri (terapi murrotal al-quran) SPO2 : 100%
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
I: Memberikan Terapi murrutal al-quran
E: Pasien masih merasakan nyeri
R: Lanjutkan terapi murrutal
61

DX. KEP HARI/TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON PARAF


Nyeri Akut b.d Rabu/14-12-2023 Laura RJ
Hipertensi 09.00 1. Mengidentifikasi Nyeri S: pasien mengatakan (walaupun tidak jelas )
09.05 2. Memonitor TTV nyeri berkurang sedikit menjadi skala 3
09.10 3. Mengajarkan non dari skala 4
farmakologi (tarik napas O: pasien tampak tertidur
dalam) TTV
12.00 4. Mengajarkan teknih non TD: 146/92 mmHg
farmakologi untuk RR : 24x/mnt
mengurangi nyeri (terapi N: 83x/mnt
murrotal al-quran) S: 37,0
SPO2 : 100%
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
I: Memberikan Terapi murrutal al-quran
E: Pasien masih mengatakan nyeri berkurang
R: Lanjutkan terapi murrutal
62

DX. KEP HARI/TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON PARAF


Nyeri Akut b.d Kamis/15-12-202 Laura RJ
Hipertensi 09.00 1. Mengidentifikasi Nyeri S: pasien mengatakan (walaupun tidak jelas )
10.00 2. Memonitor TTV nyeri berkurang sedikit menjadi skala 2
11.00 3. Mengajarkan non farmakologi dari skala 3
(tarik napas dalam) O: pasien tampak tertidur
4. Mengajarkan teknih non TTV
12.00
farmakologi untuk TD: 145/92 mmHg
mengurangi nyeri (terapi RR : 24x/mnt
murrotal al-quran) N: 86x/mnt
S: 37,1
SPO2 : 100%
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dihentikan
I: Memberikan Terapi murrutal al-quran
E: Pasien masih merasakan nyeri
R: Dihentikan terapi murrutal
63

DX. KEP HARI/TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON PARAF


Resiko persepsi Selasa/13-12- 2023 Laura RJ
serebral tidak 09.00 1. Mengidentifiikasi S: pasien mengatakan nyeri sedikit dan
efektif b.d penyebab peningkatan pusing
Pendarahan TIK O: pasien bisa berbicara namun tidak jelas
09.05 2. Memonitor tanda/gejala dikarnakan menggunakan tracheostomi
peningakatanttik TTV
09.10 3. Memonitor status TD: 150/95 mmHg
pernapasan RR : 26x/mnt
12.00 4. Memonitor intake dan N: 87x/mnt
output cairan S: 37,2
5. Memonitor cairan SPO2 : 100%
10.00
serebro-spinalis GCS: E4 M5 V5 (Composmetris)
6. Meminimalkan stimulus A: Masalah teratasi sebagian
08.30 dengan menyediakan P: Intervensi dilanjutkan
lingkungan yang tenang I: Memberikan posisi semi fowler
09.30 7. Memberikan posisi semi E: Pasien mengatakan nyaman
fowler R: Lanjutkan Intervensi
11.00 8. Cegah terjadinya kejang

DX. KEP HARI/TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON PARAF


64

Resiko persepsi Rabu/ 14-12 -2023 Laura RJ


serebral tidak 1. Mengidentifiikasi penyebab S: pasien mengatakan nyeri sedikit dan
09.00
efektif b.d peningkatan tik pusing
09.05
Pendarahan 2. Memonitor tanda/gejala O: pasien bisa berbicara namun tidak jelas
peningakatanttik dikarnakan menggunakan tracheostomi
09.10
3. Memonitor status prnapasan TTD
12.00
4. Memonitor intake dan output TD: 146/92 mmHg
cairan RR : 24x/mnt
10.00 5. Memonitor cairan serebro- N: 83x/mnt
spinalis S: 37,0
08.30 6. Meminimalkan stimulus SPO2 : 100%
dengan menyediakan GCS: E4 M5 V5 (Composmetris)
lingkungan yang tenang A: Masalah teratasi sebagian
09.30 7. Memberikan posisi semi P: Intervensi dilanjutkan
fowler I: Memberikan posisi semi fowler
11.00 8. Cegah terjadinya kejang E: Pasien mengatakan nyaman
R: Lanjutkan Intervensi
65

DX. KEP HARI/TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON PARAF


Resiko persepsi Kamis/15-12- 2023 Laura RJ
serebral tidak 09.00 1. Mengidentifiikasi penyebab S: pasien mengatakan nyaman
efektif b.d peningkatan tik O: pasien bisa berbicara namun tidak jelas
Pendarahan 2. Memonitor tanda/gejala dikarnakan menggunakan tracheostomi
09.05
peningakatanttik TTD
3. Memonitor status prnapasan TD: 145/92 mmHg
09.10
4. Memonitor intake dan output RR : 24x/mnt
12.00
cairan N: 86x/mnt
10.00 5. Memonitor cairan serebro- S: 37,1
spinalis SPO2 : 100%
08.30 6. Meminimalkan stimulus GCS: E4 M5 V5 :14 (Composmetris)
dengan menyediakan A: Masalah teratasi
lingkungan yang tenang P: Intervensi dihemtikan
09.30 7. Memberikan posisi semi I: Memberikan posisi semi fowler
fowler E: Pasien mengatakan nyaman
R: Lanjutkan Intervensi
8. Cegah terjadinya kejang
11.00
66

DX. KEP HARI/TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON PARAF


Gangguan Selasa/13-12- 2023 Laura RJ
Mobilitas Fisik 1. Mengidentifikasi sumber S: pasien mengatakan bahwa tubuh sebelah
09.00
b.d ketidaknyamanan kirinya mengalami lemas
Ketidakbugaran 2. Memonitor kondisi kulit, O: pasien tampak tidak bisa melakukan
Fisik terutama diarea tonjolan aktivitas
09.05 3. Memnerikan penerimaan dan TTD
dukungan perpindahan ke TD: 150/95 mmHg
lingkungan baru RR : 26x/mnt
09.10 4. Meletakkan bel pada tempat N: 87x/mnt
yang mudah dijangkau S: 37,2
5. Menyediakan ruangan yang SPO2 : 100%
tenang dan mendukung GCS: E4 M5 V5 (Composmetris)
12.00 6. Menjadwalkan kegiatan A: Masalah teratasi sebagian
sosial dan kunjungan P: Intervensi dilanjutkan

10.00 7. Memfasilitasi kenyamanan I: Memberikan mengatur posisi nyaman


lingkungan E: Pasien mengatakan nyaman
8. Mengatur posisi yg nyaman R: Lanjutkan Intervensi
67

08.30

09.30

11.00
68

DX. KEP HARI/TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON PARAF


Gangguan Rabu/ 14-12 -2023 Laura RJ
Mobilitas Fsiki b.d 1. Mengidentifikasi sumber S: pasien mengatakan bahwa tubuh sebelah
09.00
Ketidakbugaran ketidaknyamanan kirinya mengalami lemas

Fisik 2. Memonitor kondisi kulit, O: pasien tampak tidak bisa melakukan


terutama diarea tonjolan aktivitas
09.05
09.10 3. Memnerikan penerimaan dan TTD
dukungan lingkungan baru TD: 146/92 mmHg
4. Meletakkan bel pada tempat RR : 24x/mnt
12.00
yang mudah dijangkau N: 83x/mnt
10.00
5. Menyediakan ruangan yang S: 37,0
08.30 tenang dan mendukung SPO2 : 100%
6. Menjadwalkan kegiatan GCS: E4 M5 V5 (Composmetris)
09.30
sosial dan kunjungan A: Masalah teratasi sebagian
11.00 7. Memfasilitasi kenyamanan P: Intervensi dilanjutkan
lingkungan I: Memberikan posisi nyaman
12.00
8. Mengatur posisi nyaman E: Pasien mengatakan nyaman
9. Hindari paparan kulit iritasi R: Lanjutkan Intervensi
69

DX. KEP HARI/TGL/ IMPLEMENTASI RESPON PARAF


JAM
Gangguan Mobilitas Kamis/15-12 - Laura RJ
2023
Fsiki b.d 1. Mengidentifikasi sumber S: pasien mengatakan bahwa tubuh
09.00
Ketidakbugaran ketidaknyamanan sebelah kirinya mengalami lemas
Fisik 2. Memonitor kondisi kulit, terutama O: pasien tampak tidak bisa
09.00
diarea tonjolan melakukan aktivitas
3. Memnerikan penerimaan dan dukungan TTD
09.10
perpindahan ke lingkungan baru TD: 145/92 mmHg
4. Meletakkan bel pada tempat yang RR : 24x/mnt
12.00
mudah dijangkau N: 86x/mnt
10.00 5. Menyediakan ruangan yang tenang dan S: 37,1
mendukung SPO2 : 100%
6. Menjadwalkan kegiatan sosial dan GCS: E4 M5 V5 (Composmetris)
08.30
kunjungan A: Masalah teratasi sebagian

09.30 7. Memfasilitasi kenyamanan lingkungan P: Intervensi dihentikan


11.00 8. Mengatur posisi nyaman I: Memberikan posisi nyaman
12.00 9. Hindari paparan kulit iritasi E: Pasien mengatakan nyaman
R: Lanjutkan intervensi
70
71

8. EVALUASI
Tabel 4 8 Evaluasi

Diagnosa
Hari /Tanggal/Jam Evaluasi Paraf
Keperawatan

Nyeri Akut b.d Selasa/13-12-2023 S: pasien mengatakan (walaupun tidak jelas ) nyeri berkurangLaura RJ
Hipertensi 07.00-14.00 WIB sedikit menjadi skala 4 dari skla 5
O:pasien tampak ketiduran
TTV
TD: 150/95 mmHg
RR : 26x/mnt
N: 87x/mnt
S: 37,2
SPO2 : 100%
GCS: E4 M5 V5
Kesadaran: Composmetris
Terpasang NGT
Terpasang Infus
Terpasang Tracheostomi
72

Terpasang Kateter
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi Nyeri
2. Memonitor TTV M
3. Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
4. Mengajarkan non farmakologi (tarik napas dalam)
5. Memberikan kesempatan untuk bertanya
6. Mengajarkan teknih non farmakologi untuk mengurangi nyeri
(terapi murrotal al-quran)

Rabu/14-120-2023 S: pasien mengatakan (walaupun tidak jelas ) nyeri berkurang Laura RJ


07.00-14.00 WIB sedikit menjadi skala 3 dari skala 4
O: pasien tampak ketiduran
TTV
TD: 146/92 mmHg
RR : 24x/mnt
N: 83x/mnt
S: 37,0
73

SPO2 : 100%
GCS: E4 M5 V5
Kesadaran: Composmetris
Terpasang NGT
Terpasang Infus
Terpasang Tracheostomi
Terpasang Kateter
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi Nyeri
2. Memonitor TTV M
3. Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
4. Mengajarkan non farmakologi (tarik napas dalam)
5. Memberikan kesempatan untuk bertanya
6. Mengajarkan teknih non farmakologi untuk mengurangi nyeri
(terapi murrotal al-quran)
74

Kamis/ 15-12-2023 S: pasien mengatakan (walaupun tidak jelas ) nyeri berkurang


07.00-14.00 WIB sedikit menjadi skala 2 dari skala 3
O: pasien tampak ketiduran
TTV
TD: 145/92 mmHg
RR : 24x/mnt
N: 86x/mnt
S: 37,1
SPO2 : 100%
GCS: E4 M5 V5
Kesadaran: Composmetris
Terpasang NGT
Terpasang Infus ditangan bagian kanan
Terpasang Tracheostomi
Terpasang Kateter
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dihentikan

Resiko perfusi Selasa/13-12-2023 S: pasien mengatakan nyeri sedikit dan pusing


serebral tidak efektif O: pasien bisa berbicara namun tidak jelas dikarnakan
75

b.d Pendarahan 07.00-14.00 WIB menggunakan tracheostomi


TTV
TD: 150/95 mmHg
RR : 26x/mnt
N: 87x/mnt
S: 37,2
SPO2 : 100%
GCS: E4 M5 V5
Kesadaran: Composmetris
Terpasang NGT
Terpasang Infus ditangan bagian kanan
Terpasang Tracheostomi
Terpasang Kateter
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifiikasi penyebab peningkatan tik
2. Memonitor tanda/gejala peningakatanttik
3. Memonitor status pernapasan
76

4. Memonitor intake dan output cairan


5. Memonitor cairan serebro-spinalis
6. Meminimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang
tenang
7. Memberikan posisi semi fowler

8. Cegah terjadinya kejang


Rabu/14-120-2023 S: pasien mengatakan nyeri sedikit dan pusing
07.00-14.00 WIB O: pasien bisa berbicara namun tidak jelas dikarnakan
menggunakan tracheostomi
TTV
TD: 146/92 mmHg
RR : 24x/mnt
N: 83x/mnt
S: 37,0
SPO2 : 100%
GCS: E4 M5 V5
Kesadaran: Composmetris
Terpasang NGT
77

Terpasang Infus ditangan bagian kanan


Terpasang Tracheostomi
Terpasang Kateter
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifiikasi penyebab peningkatan tik
2. Memonitor tanda/gejala peningakatanttik
3. Memonitor status pernapasan
4. Memonitor intake dan output cairan
5. Memonitor cairan serebro-spinalis
6. Meminimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang
tenang
7. Memberikan posisi semi fowler

8. Cegah terjadinya kejang

Kamis/ 15-12-2023 S: pasien mengatakan nyeri sedikit dan pusing


O: pasien bisa berbicara namun tidak jelas dikarnakan
78

07.00-14.00 WIB menggunakan tracheostomi


TTV
TD: 145/92 mmHg
RR : 24x/mnt
N: 86x/mnt
S: 37,1
SPO2 : 100%
GCS: E4 M5 V5
Kesadaran: Composmetris
Terpasang NGT
Terpasang Infus ditangan bagian kanan
Terpasang Tracheostomi
Terpasang Kateter
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Gangguan Mobilitas Selasa/13-12-2023 S: pasien mengatakan bahwa tubuh sebelah kirinya mengalami
Fsiki b.d 07.00-14.00 WIB lemas
Ketidakbugaran Fisik O: pasien tampak tidak bisa melakukan aktivitas
TTD
79

TD: 150/95 mmHg


RR : 26x/mnt
N: 87x/mnt
S: 37,2
SPO2 : 100%
GCS: E4 M5 V5
Kesadaran :Composmetris
Terpasang NGT
Terpasang Infus ditangan bagian kanan
Terpasang Tracheostomi
Terpasang Kateter
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi sumber ketidaknyamanan
2. Memonitor kondisi kulit, terutama diarea tonjolan
3. Memnerikan penerimaan dan dukungan perpindahan ke
lingkungan baru
4. Meletakkan bel pada tempat yang mudah dijangkau
80

5. Menyediakan ruangan yang tenang dan mendukung


6. Menjadwalkan kegiatan sosial dan kunjungan
7. Memfasilitasi kenyamanan lingkungan
8. Mengatur posisi yang nyaman

9. Hindari paparan kulit iritasi


Rabu/14-120-2023 S: pasien mengatakan bahwa tubuh sebelah kirinya mengalami
07.00-14.00 WIB lemas
O: pasien tampak tidak bisa melakukan aktivitas
TTD
TD: 146/92 mmHg
RR : 24x/mnt
N: 83x/mnt
S: 37,0
SPO2 : 100%
GCS: E4 M5 V5
Kesadaran :Composmetris
Terpasang NGT
Terpasang Infus ditangan bagian kanan
81

Terpasang Tracheostomi
Terpasang Kateter
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi sumber ketidaknyamanan
2. Memonitor kondisi kulit, terutama diarea tonjolan
3. Memnerikan penerimaan dan dukungan perpindahan ke
lingkungan baru
4. Meletakkan bel pada tempat yang mudah dijangkau
5. Menyediakan ruangan yang tenang dan mendukung
6. Menjadwalkan kegiatan sosial dan kunjungan
7. Memfasilitasi kenyamanan lingkungan
8. Mengatur posisi yang nyaman
9. Hindari paparan kulit iritasi

Kamis/ 15-12-2023 S: pasien mengatakan bahwa tubuh sebelah kirinya mengalami


07.00-14.00 WIB lemas
O: pasien tampak tidak bisa melakukan aktivitas
82

TTD
TD: 146/92 mmHg
RR : 24x/mnt
N: 83x/mnt
S: 37,0
SPO2 : 100%
GCS: E4 M5 V5
Kesadaran :Composmetris
Terpasang NGT
Terpasang Infus ditangan bagian kanan
Terpasang Tracheostomi
Terpasang Kateter
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi sumber ketidaknyamanan
2. Memonitor kondisi kulit, terutama diarea tonjolan
3. Memnerikan penerimaan dan dukungan perpindahan ke
lingkungan baru
83

4. Meletakkan bel pada tempat yang mudah dijangkau


5. Menyediakan ruangan yang tenang dan mendukung
6. Menjadwalkan kegiatan sosial dan kunjungan
7. Memfasilitasi kenyamanan lingkungan
8. Mengatur posisi yang nyaman
9. Hindari paparan kulit iritasi
84

C. Hasil Penerapan Tindakan Keperawatan


Setelah diberikan penerapan tindakan Terapi Murrutal Al-Quran
selama 3 hari terdapat perubahan dimana nyeri pasien berkurang dari skala
5 menjadi skala 1, bahkan pasien mengatakan merasa tenang juga setelah
diberikannya Terapi Murrutal Al-Quran selama 3 hari itu.
Tindakan Terapi Murrutal Al-Quran ini dilakukan selama 15 menit
dilakukan 1x dalam 3 hari dengan memberikan Terapi Murrutal Al-Quran
dengan menggunakan handphone dan mp3 atau youtube murrutal al-quran
nya. Dimulai dari menyiapkan alat atau handphonenya, menyiapkan posisi
nyaman pasien, menyalakan murrutal al-quran surat yasin atau surah ar-
rahman, dan atur suara murrutal agar terdengar oleh pasien. Setelah
dilakukan selama 3 hari berturut-turut dengan hasil pemberian terapi
murrutal al-quran ini diberikan. Adanya penurunan nyeri pada pasien yang
awalnya skala nyeri pasien 5 menjadi skala nyeri 1. Karena pasien
mengatakan nyerinya berkurang setelah diberikannya Terapi Murrutal Al-
Quran ini. Bahkan tanda-tanda vita pada pasien mulai mengalami
penurunan, tidak mengalami peningkatan.

D. Pembahasan
1. Pengkajian
Asuhan keperawatan pada Ny.N berjenis kelamin peremouan
dengan usia 21 tahun dengan No. RM 0002092820, Ny. N dirawat
sejak 26 November dengan diagnose medis stroke dengan mengalami
kelemahan bagian tubuh kiri dan adanya nyeri dibagian kepala seperti
ditusuk-tusuk dengan skala nyeri awal 5, pasien terpasang ventilator,
terpasang trachostomi, terpasang infus dibagian tangan kanan, dan
terpasang kateter urine. Dan untuk tanda-tanda vitalnya TD: 150/95
mmHg, RR : 26x/mnt, N: 87x/mnt, S: 37,2, SPO2 : 100%, GCS: E4
M5 V5, dan Kesadaran :Composmetris.
Secara teori menurut WHO stroke adalah suatu keadaan dimana
ditemukan tanda-tandaklinis yang berkembang cepat berupa deficit
85

neurologic fokal dan global, yang dapat memberat dan berlangsung


lama selama 24 jan atau lebih dan atau dapat menyebabkan kematian,
tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vascular. Ada juga stroke
adalah penyakit pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau
pecah akibat adanya sebagian otak tidak mendapatkan pasokan darah
yang membawa oksigen yang diperlukan sehingga mengalami
kematian sel/jaringan. (P2PTM Kemenkes RI, 2018).
2. Diagnosa Keperawatan
Dalam kasus asuhan keperawatan pada Ny. N dengan diagnose
Stroke, penulis menegakan dan mengambil 3 diagnosa utama 4
diagnosa yang pada teori yaitu : Nyeri Akut b.d Agen Cedera Biologis,
Bersihan Jalan Napas b.d Penumpukkan Sputum, Gangguan Mobilitas
Fsiki b.d Ketidakbugaran Fisik, dan Resiko persepsi serebral tidak
efektif b.d Pendarahan. Penulis memfokuskan 3 diagnosa keperawatan
yang menjadi diagnose utama yaitu : Nyeri Akut b.d Agen Cedera
Biologis, Resiko persepsi serebral tidak efektif b.d Pendarahan, dan
Gangguan Mobilitas Fsiki b.d Ketidakbugaran Fisik
Diagnosa keperawatan yang sama pada teori dengan ditemukan
dikasus sebagai berikut :
a) Nyeri Akut b.d Agen Cedera Biologis hal ini ditandai dengan
Keluhan : pasien yang mengeluh nyeri dibagian kepala dengan
skala 5 dan kadang-kadang pasien meringis kesakitan, dan untuk
tanda-tanda vitanya TD: 150/95 mmHg, RR : 26x/mnt, N:
87x/mnt, S: 37,2, SPO2 : 100%, GCS: E4 M5 V5, dan
Kesadaran : Composmetris. Dan pasien pasien terpasang ventilator,
terpasang trachostomi, terpasang infus dibagian tangan kanan, dan
terpasang kateter urine.
b) Resiko perfusi serebral tidak efektif b.d Pendarahan. Hal ini
ditandai dengan keluhan utama dimana pasien sering mengeluh
nyeri dibagian kepala, tanda-tanda vital TD: 150/95 mmHg, RR :
26x/mnt, N: 87x/mnt, S: 37,2, SPO2 : 100%, GCS: E4 M5 V5,
86

dan Kesadaran : Composmetris. Dan pasien terpasang ventilator,


terpasang trachostomi, terpasang infus dibagian tangan kanan, dan
terpasang kateter urine.
c) Gangguan Mobilitas Fisik b.d Ketidakbugaran Fisik. Hal ini
ditandai dengan pasien mengalami kelemahan tubuh dibagian kiri
dikarnakan pasien mengalami stroke. Pasien terpasang bedplang,
gelang resiko jatuh, ventilator, terpasang trachostomi, terpasang
infus dibagian tangan kanan, dan terpasang kateter urine.

Diagnosa keperawatan yang disebutkan pada tinjuan teori namun


ada beberapa tidak ditemukan pada kasus yaitu bersihan jalan napas
tidak efektif. Data ini yang diperlukan untuk mengangkat diagnose
keperawatan ini menjadi masalah muncul tanda dan gejala meliputi
merasakan tidak nyaman setelah beraktivitas, merasa lemah atau
mengeluh lemah, takanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat,
adanya sianosis (Tim Pokja SDKI PPNI, 2017). Sedangkan untuk
pada kasus tidak ditemukan tanda dan gejala tersebut sehingga penulis
tidak mencantumkan diagnose tersebut.

3. Perencanaan keperawatan
Pada tahap ini penlis akan membahas intervensi keperawatan
sesuai dengan diagnosa yang muncul, perencanaan ini ssuai dengan
teori meliputi tujuan, kriteria hasil, intervensi dan rasional. Intervensi
menurut Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SIKI
DPP PPNI, 2018). Pada diagnose utama adalah Nyeri Akut yaitu :
identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri, identifikasi skala nyeri, identifikasi respons nyeri no verbal,
identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri, berikan
terapi non farmakologis untuk mengurangi nyeri.
Resiko perfusi serebral tidak efektif dengan intervensi yaitu :
identifiikasi penyebab peningkatan tik, memonitor tanda/gejala
peningakatanttik, monitor status pernapasan, monitor intake dan
87

output cairan, monitor cairan serebro-spinalis, minimalkan stimulus


dengan menyediakan lingkungan yang tenang, berikan posisi semi
fowler, dan cegah terjadinya kejang.
Gangguan Mobilitas Fisik intervensi yaitu : identifikasi sumber
ketidaknyamanan, monitor kondisi kulit, terutama diarea tonjolan,
berikan penerimaan dan dukungan perpindahan ke lingkungan baru,
etakkan bel pada tempat yang mudah dijangkau, menyediakan
ruangan yang tenang dan mendukung.
4. Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini penulis akan membahas mengenai dari perencanaan
yang telah disusun akan dilakukan atau diberikan kepada pasien,
suapaya kebutuhan pasien sesuai masalahnya dapat terpenuhi .
meliputi Nyeri Akut yaitu : mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, mengidentifikasi skala
nyeri, mengidentifikasi respons nyeri no verbal, mengidentifikasi
factor yang memperberat dan memperingan nyeri, memberikan terapi
non farmakologis untuk mengurangi nyeeri.
Resiko perfusi serebral tidak efektif dengan intervensi yaitu :
mengidentifiikasi penyebab peningkatan tik, memonitor tanda/gejala
peningakatanttik, memonitor status pernapasan, memonitor intake dan
output cairan, memonitor cairan serebro-spinalis, meminimalkan
stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang, Mmmberikan
posisi semi fowler, dan mencegah terjadinya kejang.
Gangguan Mobilitas Fisik intervensi yaitu : mengidentifikasi
sumber ketidaknyamanan, memonitor kondisi kulit, terutama diarea
tonjolan,memberikan penerimaan dan dukungan perpindahan ke
lingkungan baru, meletakkan bel pada tempat yang mudah dijangkau,
menyediakan ruangan yang tenang dan mendukung.
5. Evaluasi
Pada tahap ini evalusi dimulai berdasarkan perkembangan yang
terjadi pada pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan, mengacu
88

pada tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi
pada Ny. N pada tanggal Kamis, 15-12-2023 sebagai berikut :
a. Nyeri Akut b.d Agen Cedera Biologis. Evaluasi yang didapatkan
pada diagnose ini telah dibandingkan dengan kriteria hasil, penulis
menetapkan bahwa masalah teratasi karena adanya penurunan rasa
nyeri pada pasien setelah diberikan Terapi Murrutal Al-Quran.
Oleh karena itu penulis menghentikan pemberian terapi murrutal
al-quran pada pasien
b. Resiko perfusi serebral tidak efektif b.d Pendarahan. Evaluais
diagnose ini dibandingkan dengan kriteria hasil, penulis
menetapkan bahwa masalah belum teratasi dengan adanya keluhan
nyeri dibagian kepalanya kemungkinan dari terjadinya pendarahan.
Oleh karena itu, penulis melanjutkan tindakan keperawatan sesuai
dengan rencana tindakan.
c. Gangguan Mobilitas Fisik b.d Ketidakbugaran Fisik . Evaluais
diagnose ini dibandingkan dengan kriteria hasil, penulis
menetapkan bahwa masalah belum teratasi karena pasien masih
merasakan lemas dibagian tubuh sebelah kirinya. Oleh karena itu,
penulis melanjutkan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
tindakan.
6. Analisis tindakan inovasi keperawatan
Tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu terapi murrutal al-
quran. Penulis melakukan tindakan selama 3 hari kepada Ny. N Terapi
Murrutal Al-Quran dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien
yang mengalami stroke, dilakukan terapi murrutal al-quran agar pasien
mengalami penurunan rasanyeri yang dialami oleh pasien. Setelah
diberikan terapi murrutal al-quran skala nyeri pasien berkurang yang
awalnya 5 skalanya menjadi skala 1 dari hasil ukur itu trdapat adanya
perubahan menjadi berkurang nyerinya.
Dalam penelitian Nani Sri Mulyani,DKK dari hasil penelitiannya
bahwa ada pengaruh terhadap penurunan nyeri pada penelitian ini juga
89

dapat dipengaruhi oleh pikiran yang positif dari responden. Pikiran


positif tersebut bisa didapatkan melalui terapi murottal. (Nani Sri
Mulyani,DKK, 2019).
Adapun penelitian lain mengatakan penelitian yang dilakukan oleh
Irman, Dhea Natashia (2021) menyatakan bahwa salah satu stimulus
auditori adalah menggunakan bacaan ayat-ayat suci AlQur’an seperti
Surat Ar-Rahman. Lantunan ayat suci Al-Qur’an yang merdu dapat
memberikan rasa nyaman sehingga dapat menurunkan nyeri (Irman,
Dhea Natashia , 2021).
Dari hasil penjelasan bebrapa penelitian diatas bahwa terapi
murruta al-quran pada pasien yang mengalami nyeri bahwa dapat
menurunkan rasa nyeri seperti pada pasien dengan diagnose stroke atau
penyakit lainnya yang mengeluh nyeri.

E. Keterbatasan Studi Kasus


Dalam penerapan intervensi terapi murrutal al-quran dengan
diagnose keperawatan Nyeri Akut : terapi murrutal al-quran terdapat
hambatan karena suka bentrok pada saat akan pemberian terapi dengan
intervensi lain. Jadi ketika akan memberikan terapi murrutal al-quran ini
harus nunggu dulu intervensi yang lain dulu.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pemebahasan pada bab sebelumnya,


dapat disimpulkan bahwa :
1. Gambaran umum pasien dirawat di gicu b sejak tanggal 26 Novmber
2022 dengan alas an bagian tubuh pasien mengalami kelemahan secara
tiba-tiba dibagian tubuh kiri sampai selesai tindakan tubuh bagian
kirinya masih mengalami kelemahan, GCS: E4 M5 V5 ,
kesadaran :Composmetris, terpasang NGT, terpasang Infus ditangan
bagian kanan, terpasang Tracheostomi, terpasang Kateter, terlihat
pasien sering berkomunikasi melalui gerak tubuh, TD: 146/92 mmHg,
RR : 24x/mnt, N: 83x/mnt, S: 37,0, SPO2 : 100%.
2. Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakan pada Ny. N adalah Nyeri
Akut b.d agen cedera biologis dan Resiko perfusi serebral tidak efektif
b.d Pendarahan dan Gangguan Mobilitas Fisik b.d Ketidakbugaran
Fisik.
3. Perencanaan keperawatan yang telah disusun berdasarkan prioritas
masalah yang muncul telah dsusun sesuai dengan yang telah
disebutkan pada teori.
4. Pada tahap implementasi penulis melaksnakan tindakan sesuai dengan
rencanakan tindakan yang telah disusun sesuai dengan rencana
tindakan yang telah disusun berdasarkan yang ada pada teoru.
5. Dalam melakukan evaluasi Ny. N, dimana ada 3 evaluasi setiap
diagnose keperawatan yaitu :
a) Nyeri Akut b.d Agen Cedera Biologis berdasarkan hari ketiga yaitu
dimana Ny. N mengatakan nyerinya berkurang menjadi skala 1.

90
b) Resiko perfusi serebral tidak efektif b.d Pendarahan hari ketiga
yaitu dimana Ny. N mengatakan masih suka rasanya nyerinya
hilang

91
92

timbul. Namun pada saat diberikan terapi murrutal al-quran nyeri


berkurang..
c) Gangguan Mobilitas Fisik b.d Ketidakbugaran Fisik hari ketiga
yaitu dimana Ny. N masih mengalami kelemahan bagian tubuh
kirinya.
6. Intervensi inovasi adalah terapi murrutal al-quran dilakukan pada
pasien stroke dirungan GICU DI Rumah Sakit Hasan Sadikin Kota
Bandung. Setelah dilakukan tindakan keperawatan terapi murrutal al-
quran pasien mengatakan nyerinya berkurang dari skala 5 menjadi .
dari hasil itu menunjukan bahwa selama pemberian terapi murrutal al-
quran selama 3 hari adanya pengaruh untuk nyeri pada Ny. N.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian, maka dapat penulis kemukakan


saran kepada :
1. Bagi Penulis Selanjutnya
Penulis selanjutnya diharapkan mampu membuat kombinasi dari
teraou murrutal al-quran dan karya ilmiah akhir ini ners ini bisa
menjadi referensi penulis selanjutnya menjadi lebuh baik.
2. Bagi Rumah Sakit
Bagi Rumah Sakit dapat membuat sebuah satuan standar operasional
prosedur terapi murutal al-quran untuk mengurangi nyeri pada pasien.
3. Bagi Pasien
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemandirian dalam
perawatan dan proses pemulihan pada pasien yang stroke.
DAFTAR PUTAKA

Adib, M. (2011). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung


dan Stroke. Yogyakarta : Dianloka Printika.
Dian Handayani, Dwi Dominica (2018). Gambaran Drug Related Problems
(DRP’s) pada Penatalaksanaan Pasien Stroke Hemoragik dan Stroke Non
Hemoragik di RSUD Dr M Yunus Bengkulu
Dwi Nur Aini, Priharyanti Wulandari, Sri Puji Astuti (2019). PENGARUH
TERAPI MUROTTAL AL-QUR’AN TERHADAP TEKANANDARAH
PADA PASIEN HIPERTENSIDI RUANG CEMPAKA RSUD dr. H.
SOEWONDO KENDAL
Ega Apriliani, Burhanuddin Basri, Egi Mulyadi (2021). Aplikasi Terapi Murottal
Al-Quran Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Nagrak Cianjur
Eldessa Vava Rilla, Helwiyah Ropi, Aat Sriati (2014). TERAPI MUROTTAL
EFEKTIF MENURUNKAN TINGKAT NYERI DIBANDING TERAPI
MUSIK PADA PASIEN PASCABEDAH
Elvara Dianni Yusnita, Devi Darliana, Riski Amalia (2022). Nursing
Management on Hemorrhagic Stroke Patient in Neurology Ward : A Case
Study
Fitria Waladun Karomah (2022). PENGARUH TERAPI MURROTAL SURAT
AR - RAHMAN TERHADAP STATUS HEMODINAMIKA PADA
PASIEN STROKE HEMORAGIK DI RUANG ICU
Hernanta, I (2023). Ilmu Kedokteran Lengkap tentang Neurosains. Yogyakarta.
Medika
Irman, Dhea Natashia, Dewi Gayatri (2021). STIMULASI AUDITORI
MENGGUNAKAN MUROTTAL TERHADAP VITAL SIGNS PASIEN
STROKE FASE AKUT
Jaza Khoirul Amalia, Danang Tri Yudhono (2022). ASUHAN
KEPERAWATAN PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DENGAN
MASALAH POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF, NYERI AKUT DAN
GANGGUAN MOBILITS FISIK
Kemenkes RI. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018 Kementrian Kesehatan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
http://www.litbang.kemkes.go.id/wpcontent/uploads/riskesdas/hasil-
riskesdas-2018.pdf.

Nani Sri Mulyani, Iwan Purnawan, Arif Setyo Upoyo (2019). Perbedaan
Pengaruh Terapi Murottal selama 15 Menit dan 25 Menit terhadap
Penurunan Skala Nyeri pada Pasien Kanker Pasca Bedah
SDKI, SIKI,SLKI. (2017). Edisi 1 Cetakan III (Revisi). PPNI. JAKARTA
Novianita, Rita Wati (2019). TEHNIK RELAKSASI DENGAN MURATTAL
AL-QURAN TERHADAP PENURUNAN NYERI KEPALA PADA
PASIEN LANSIA HIPERTENSI
Putri Geofani. (2017). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Stroke
Hemoragik Do Bangsal Syaraf RSUD Dr. M DJAMIL.PADANG
Purwanto Hadi (2016). Keperawatan Medical Bedah II. Jakarta : Kementrian
Republik Indonesia.
Rachmawati. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Riset Keperawatan.
Jakarta: Rajawali Pers
Rifha Audya Ningsi. (2022). Penerapan Terapi Mrrottal terhadap Intensitas Nyeri
Persalinan Kala I Fase Aktif di Praktif Mandiri Bidan Siti Juleha
Pekanbaru
Siswantinah. (2011). Pengaruh Terapi Murrotal Terhadap Kecemasan Pasien
Gagal Ginjal Kronikk yang Dilakukan Tindakan Hemodialisa di RSUD
Kraton Kabupaten Pekalongan. Skripsi Univrsitas Muhammadiyah
Semarang
Lampiran 1 SOP

STANDAR OPERASIONAL PELAKSANAAN


SOP TERAPI MURRUTAL AL-QURAN

A. Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan terapi murottal al-
qur’an diharapkan dapat menurunkan intensitas
nyeri persalinan kala I fase aktif di Praktik
Mandiri Bidan Dince Pekanbaru.
2. Tujuan Khusus

a. Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

b. Nyeri yang dirasakan ibu pada saat persalinan


mengalami penurunan.

B. Alat atau media

1. Mp3 atau flashdisk yang berisikan murottal al-qur’an.

2. Rekaman al-qur’an di YouTube yang ada di Handphone.

C. Instruktur

Peneliti
D. Langkah Kegiatan

No Tahapan Kegiatan Kegiatan

1 Persiapan 1. Persiapan alat

2. Persiapan responden

3. Memperkenalkan diri kepada responden

4. Menjelaskan kegiatan yang akan


dilaksanakan
2 Pelaksanaan Peneliti memberikan atau memutarkan murottal
al-qur’an kepada responden dengan
posisi yang nyaman.
3 Terminasi 1. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada
responden karena telah mengikuti kegiatan
dengan baik.
2. Peneliti menanyakan kepada responden
setelah diberikan terapi murottal.
3. Peneliti mengisi lembar observasi kepada
responden.

A. Evaluasi

1. Evaluasi struktur

Peralatan yang dibutuhkan sudah lengkap.

2. Evaluasi proses

a. Evaluasi dilakukan saat kegiatan


mendengarkan murottal al-qur’an
berlangsung.
b. Klien melakukan kegiatan mendengarkan
murottal dari awal sampai akhir.
3. Evaluasi hasil

a. Klien merasa rileks.

b. Klien merasa nyaman.


c. Rasa nyeri pasa persalinan menurun.

Sumber : Rifha Audya Ningsi. (2022). Penerapan Terapi Mrrottal terhadap


Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif di Praktif Mandiri Bidan Siti
Juleha Pekanbaru
Lampiran 2 Dokumentasi

DOKUMENTASI
Lampiran 3 Catatan Bimbingan

CATATAN BIMBINGAN

Anda mungkin juga menyukai