Anda di halaman 1dari 102

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN

PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN MALARIA


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JALAN GEDANG,
KECAMATAN GADING CEMPAKA KOTA BENGKULU
JANUARI-DESEMBER 2015

SKRIPSI

Oleh :
Nama : Nurul Dwi Hudatullah
NIM : 2013730080

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2016
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU
MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS JALAN GEDANG, KECAMATAN GADING CEMPAKA
KOTA BENGKULU JANUARI-DESEMBER 2015

SKRIPSI

Oleh :
Nama : Nurul Dwi Hudatullah
NIM : 2013730080

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2016
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Laporan Tugas Akhir/ Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua
sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan benar.

Nama : Nurul Dwi Hudatullah

NPM : 2013730080

Tanda Tangan :

Tanggal : 4 Januari 2017

i
Universitas Muhammadiyah Jakarta
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Muhammadiyah Jakarta, saya yang bertanda


tangan dibawah ini :
Nama : Nurul Dwi Hudatullah
NPM : 2013730080
Program Studi : Kedokteran
Fakultas : Kedokteran dan Kesehatan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Muhammadiyah Jakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-
exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah yang berjudul :
Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat dengan
Kejadian Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Jalan Gedang, Kecamatan
Gading Cempaka Kota Bengkulu Januari-Desember 2015

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Muhammadiyah Jakarta berhak menyimpan,
mengalih media/format-kan, mengolah data dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis, pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-sebenarnya

Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 4 Januari 2017
Yang Menyatakan

(Nurul Dwi Hudatullah)

ii
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU
MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS JALAN GEDANG, KECAMATAN GADING CEMPAKA
KOTA BENGKULU JANUARI-DESEMBER 2015

Nurul Dwi Hudatullah*,Nizamuddin**


*Mahasiswa Prodi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Jakarta
**Prodi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Jakarta

ABSTRAK

Latar Belakang Masalah. Di Provinsi Bengkulu, malaria adalah salah satu


penyakit menular yang masih menjadi masalah utama bidang kesehatan. Jumlah
penderita malaria tanpa pemeriksaan sediaan darah di Provinsi Bengkulu pada
tahun 2015 sebanyak 33.814. Kasus penyakit menular malaria di Puskesmas Jalan
Gedang Kota Bengkulu tahun 2015 sebanyak 2,22 per 1000 penduduk.
Tujuan. Mengetahui Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Masyarakat dengan Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Jalan Gedang
Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu Januari-Desember 2015.
Metode Penelitian. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan
Cross sectional. Populasi penelitian ini adalah masyarakat dengan gejala klinis
malaria dengan sampel sebanyak 75 orang. Data primer diperoleh dari wawancara
dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder diperoleh dari puskesmas.
Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan Chi Square.
Hasil Penelitian. Tingkat pengetahuan tentang Malaria dengan mayoritas baik
sebanyak 73,3%. Sikap masyarakat terhadap malaria dengan mayoritas baik
sebanyak 93,3%. Perilaku masyarakat terhadap malaria dengan mayoritas baik
sebanyak 53,3%. Hasil uji statistik hubungan pengetahuan dengan kejadian
malaria dengan p value 0.000, hubungan sikap dengan kejadian malaria dengan p
value 0.017, dan hubungan perilaku dengan kejadian malaria dengan p value
0.000.
Kesimpulan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, ada hubungan antara pegetahuan,
sikap dan perilaku masyarakat dengan kejadian malaria di wilayah kerja
Puskesmas Jalan Gedang Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu Januari-
Desember 2015. Pada penelitian ini bahwa pengetahuan, sikap dan perilaku yang
baik dapat menurunkan kejadian malaria.
Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Malaria

iii
CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE, ATTITUDES, AND
BEHAVIOR OF PUBLIC WITH THE INCIDENCE OF MALARIAE IN
THE PUSKESMAS JALAN GEDANG, GADING CEMPAKA DISTRICTS,
BENGKULU CITY PERIOD JANUARY-DECEMBER 2015

Nurul Dwi Hudatullah*,Nizamuddin**


*Student of Medicine Program, Faculty of Medicine and Health, University of
Muhammadiyah Jakarta
** Medicine Program, Faculty of Medicine and Health, University of
Muhamadiyah Jakarta

ABSTRACT

Background. In Province of Bengkulu, malariae is one of the infectious disease


which still an issue a major health. Amount of malariae patient without blood film
examinations in the Province of Bengkulu in 2015 as much as 33.814. Cases of
malariae at Puskesmas Jalan Gedang Kecamatan Gading Cempaka Bengkulu City
in 2015 as much as 2,22 per 1000 population.
Aim. Knowing the Knowledge, Attitude, and Practice of Public about Malaria in
Puskesmas Jalan Gedang, Gading Cempaka districts, Bengkulu City period
January-December 2015.
Methods. The study design was cross sectional and used descriptive analytic. This
research population is people with clinical symptoms of malaria by sample as
much 75 people. Primary data was obtained from interviews using questionnaires
and secondary data from Puskesmas. Data was analyzed by univariate and
bivariate. This data using Chi Square analysis.
Results. The level of knowledge about malariae with good knowledge 73.3%.
public attitudes towards malariae with good attitude 93,3%. The behavior of
majority community against malariae good behavior as much as 53,3%. The
results of statistical tests knowledge relationship with malaria incidence with p
value 0.000, relationship with malaria incidence attitude with p value 0.017, and
behavioral relationship with malaria incidence with p value 0.000.
Conclusions. Based the result obtained, there are correlation between knowledge,
attitude and behavior with the incidence of malariae. In this research good
knowledge, attitude and behavior can minimize the malaria.
Keywords: Knowledge, Attitude, Behavior , Malariae

iv
v
LEMBAR PERSETUJUAN

Disetujui untuk diajukan pada Sidang Skripsi di Program Studi Kedokteran


Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Pada hari :
Tanggal : 20 Desember 2016

Pembimbing Utama

(dr. H. Nizamuddin, MS)

vi
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Nurul Dwi Hudatullah
NPM : 2013730080
Program Studi : Kedokteran
Judul Skripsi : Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, Dan
Perilaku Masyarakat Dengan Kejadian Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas
Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu Januari-Desember
2015

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Sidang Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk menyelesaikan studi strata satu dan
memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) di Universitas Muhammadiyah
Jakarta
TIM PENGUJI

Pembimbing : dr. H. Nizamuddin, MS. ( )

Penguji : Dr. dr. Tjahaja Khaerani S, MS, Sp.ParK ( )

Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 4 Januari 2017

Ka. Prodi Kedokteran

(dr. Tri Ariguntar Wikaningtyas, Sp.PK)

vii
KATA PENGANTAR

Asalamualaikum W.r.W.b
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji dan syukur penulis ucapkan atas
kehadirat Allah Subhanahu wa Taala karena berkat rahmat, nikmat, dan karunia
serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan
Antara Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat dengan Kejadian Malaria di
Wilayah Kerja Puskesmas Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka Kota
Bengkulu Januari-Desember 2015 yang penulis ajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi Strata Satu (S1) di Program Studi Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Jakarta. Tidak lupa shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada nabi besar Muhammad Shallallahualaihi Wa
Sallam yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman yang yang
penuh ilmu pengetahuan sampai hari ini.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak
motivasi dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasi yang sebesar-besarnya kepada:
Dr. dr. Slamet Sudi Santoso, M.Pd.Ked, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan izin
untuk dapat melakukan penelitian
dr. Tri Ariguntar Wikaningtyas, Sp.PK, selaku ketua Program Studi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta
dr. H. Nizamuddin, MS, selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar,
tulus, dan sepenuh hati memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat
waktu
dr. Abdul Baktiansyah, Sp.Ok yang telah membantu penulis memberikan arahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
dr. Nur Assikin selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan
dukungan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan
kedokteran ini dengan tepat waktu dan nilai yang memuaskan.
Orang tuaku Ayah Gurti dan ibu Atmawati Malik yang telah membantu baik
secara moril maupun materil, sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai
Saudara sekandungku Mevi Primaliza dan Meltra Wahyu yang telah mendukung
proses pengerjaan skripsi
Sahabat-sahabatku yang terus memberikanku semangat, motivasi, dan selalu sabar
mendengarkan keluh kesah penulis selama proses pengerjaan skripsi, terutama

viii
Atika Satya di Bengkulu, Wisnu Surya, Jananda, Badar, Mitha, Srijayati,
Nadiya, Dera Dan Hasniar, Dian, Tias
Teman-teman sekelompok bimbingan skripsi Nurul Imaniar, Pasca Rindi dan
Paramitha Ayu yang telah banyak mendukung dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini
Pimpinan dan Seluruh Staff di Puskesmas Jalan Gedang Kecamatan Gading
Cempaka Kota Bengkulu, yang telah banyak mendukung dalam proses
pengumpulan data penelitian
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis selalu terbuka untuk menerima kritik

Jakarta,2016

Nurul Dwi Hudatullah

ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................................... ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
ABSTRACT ....................................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN ..................................................... v
LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI .......................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

1.4 Ruang Lingkup ................................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP, DAN


HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................ 7
2.1.1 Pengetahuan
2.1.1.1 Pengertian ............................................................................ 7
2.1.1.2 Tingkat Pengetahuan ........................................................... 8
2.1.1.3 Cara Pengukuran Pengetahuan ............................................ 9
2.1.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ......................... 10
2.1.2 Sikap........................................................................................ 11
2.1.2.1 Pengertian.......................................................................... 11
2.1.2.2 Struktur Sikap ................................................................... 12
2.1.2.3 Tingkatan Sikap ................................................................ 12
2.1.2.4 Pembentukan Sikap ........................................................... 13
2.1.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap ........................ 13
2.1.2.6 Cara Pengukuran Sikap ..................................................... 15
2.1.3 Perilaku ................................................................................... 16

x
2.1.3.1 Pengertian .......................................................................... 16
2.1.3.2 Bentuk Perilaku ................................................................. 17
2.1.3.3 Tingkatan Perilaku ............................................................ 17
2.1.3.4 Faktor-Faktor yang Mmpengaruhi Perilaku ...................... 17
2.1.4 Malaria .................................................................................... 19
2.1.4.1 Pengertian .......................................................................... 19
2.1.4.2 Jenis-jenis Malaria ............................................................ 20
2.1.4.3 Gejala Klinis Malaria ........................................................ 22
2.1.4.4 Siklus hidup Plasmodium.................................................. 23
2.1.4.5 Masa Inkubasi ................................................................... 25
2.1.4.6 Cara Penularan Penyakit Malaria ...................................... 26
2.1.4.7 Epidemiologi Malaria ....................................................... 27
2.1.4.8 Faktor Penyebaran Malaria ............................................... 28
2.1.4.9 Pencegahan Penyakit Malaria ........................................... 32
2.1.4.10 Pemberantasan Penyakit Malaria .................................... 33
2.2 Kerangka Teori................................................................................. 34
2.3 Kerangka Konsep ............................................................................. 35
2.4 Hipotesis Penelitian.......................................................................... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 36


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 36
3.2 Rancangan Penelitian ....................................................................... 36
3.3 Variabel dan Definisi Operasional ................................................... 36
3.4 Populasi dan Sampel ........................................................................ 37
3.5 Pengukuran dan Pengamatan Variable Penelitian............................ 39
3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 40
3.7 Alur Penelitian ................................................................................ 40
3.8 Pengolahan Data............................................................................... 40
3.9 Analisis Data .................................................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 44


4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 44
4.2 Pembahasan .................................................................................... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 59


5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 59
5.2 Saran ............................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 62

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis Malaria ......................................................................................... 21


Tabel 2.2 Masa Inkubasi Intrinsik ......................................................................... 26
Tabel 2.3 Masa Inkubasi Ekstrinsik ...................................................................... 26
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ............................................................... 36
Tabel 4.1 Variabel Dependen ................................................................................ 45
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan ................. 46
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap ............................ 46
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku ........................ 47
Tabel 4.5 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Riwayat Malaria ...... 47
Tabel 4.6 Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Riwayat Malaria ................. 48
Tabel 4.7 Distribusi Perilaku Responden Berdasarkan Riwayat Malaria ........... 4vii

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Hidup Malaria ........................................................................ 25


Gambar 2.2 Angka Kesakitan Malaria .................................................................. 28
Gambar 2.3 Skema Kerangka Teori ...................................................................... 34
Gambar 2.4 Kerangka Konsep .............................................................................. 35
Gambar 3.1 Alur Penelitian................................................................................... 40

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat persetujuan penelitian


2. Hasil penelitian
3. Data penelitian

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya
pengendalian dan penurunan kasusnya merupakan komitmen Internasional
dalam Millenium Development Goals (MDGs), target yang disepakati secara
Internasional oleh 189 negara adalah mengusahakan terkendalinya penyakit
malaria dan mulai menurunnya jumlah kasus malaria pada tahun 2015 dengan
indikator prevalensi malaria per 1.000 penduduk. 1

Penyakit malaria tersebar luas di daerah tropis dan subtropis di wilayah


sekitar khatulistiwa, termasuk wilayah Afrika Sub-Sahara, Asia, dan Amerika
Latin. Pada 2015, ada 214 juta kasus malaria di seluruh dunia.2 Angka
kematian malaria di dunia juga mengalami penurunan, pada tahun 2011 yaitu
terdapat 605.000 kematian yang diakibatkan Malaria, pada tahun 2012
terdapat 590.000 kematian yang diakibatkan malaria dan tahun 2013 menurun
menjadi 584.000 kematian. Hal ini mengakibatkan sekitar 438.000 kematian,
90% di antaranya terjadi di Afrika. Tingkat penyakit menurun dari tahun 2000
hingga 2015 sebesar 37%,3 namun meningkat dari 2014 di mana ada 198 juta
kasus. Angka kejadian malaria di dunia mengalami penurunan pada tahun
2011 sampai tahun 2013, pada tahun 2011 yaitu 203 juta kasus, tahun 2012
yaitu 202 juta kasus, pada tahun 2013 menjadi 198 juta kasus. 7 Kasus didunia
wilayah Asia Pasifik diperkirakan 134 juta (26%), 105 ribu (9,4%)
diantaranya meninggal. Kasus terbesar berada di India dan lima negara
lainnya, dan Indonesia merupakan salah satunya. 4

Angka kesakitan Malaria secara nasional cenderung menurun selama


2005-2013 yaitu dari Annual Parasit Incidence (API) 4,1 per 1.000 penduduk
berisiko pada tahun 2005 menjadi API 1,38 per 1000 penduduk pada tahun

1
2

2013, atau masih diatas target yang tetapkan yaitu <1,25 per 1000 penduduk.
Pada tahun 2011 angka kejadian malaria di Indonesia mencapai 422.447, dan
menjadi 343.527 kasus pada tahun 2013.5

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia


mentargetkan Indonesia akan bebas malaria pada tahun 2030. Langkah-
langkah yang dilakukan antara lain melakukan beberapa tahapan eliminasi
malaria. Kebijakan eliminasi malaria bertujuan untuk melakukan upaya
pengendalian malaria secara bertahap di Indonesia, yaitu eliminasi di DKI
Jakarta, Bali, Barelang Binkar pada tahun 2010. Kemudian eliminasi malaria
di Jawa, NAD, dan Kepri pada tahun 2015. Pada tahun 2020, giliran eliminasi
malaria di Sumatera, NTB, Kalimantan, Sulawesi. Tahap terakhir, upaya
eliminasi malaria di Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT pada
tahun 2030. Kegiatan eleminasi malaria dilakukan dengan kerjasama dalam
bentuk semangat kemitraan serta menjadi bagian integral dari pembangunan
nasional karena terkait dengan berbagai aspek seperti aspek parasit, aspek
lingkungan dan perilaku masyarakat, serta aspek vektor/nyamuk.6

Malaria adalah salah satu penyakit menular yang masih menjadi


masalah kesehatan di Provinsi Bengkulu, dalam upaya penurunan kasusnya
masih terkait dengan komitmen pemerintah. Angka kesakitan malaria diukur
dengan menggunakan malaria klinis dalam bentuk Angka Kesakitan
(API/Annual Paracite Incidence), artinya indikator ini menyatakan kesakitan
berdasarkan gejala klinis bukan berdasarkan pemeriksaan laboratorium.
Jumlah penderita malaria tanpa pemeriksaan sediaan darah di Provinsi
Bengkulu pada tahun 2014 sebanyak 39.014 sedangkan dengan pemeriksaan
darah sebanyak 34.108 penderita, dari hasil pemeriksaan terdapat 4.666 positif
malaria (14%). Angka kesakitan malaria dalam bentuk API di Provinsi
Bengkulu pada tahun 2014 sebesar 2,53 per 1000 penduduk, sedangkan Case
Fatality Rate (CFR) nya adalah 0 dan untuk angka kesakitan (API) tersebut
mengalami penurunan cukup signifikan dimana pada tahun 2013 sebesar
14,17 per 1000 penduduk.7
3

Jumlah penderita malaria tanpa pemeriksaan sediaan darah di Provinsi


Bengkulu pada tahun 2015 sebanyak 33.814 sedangkan dengan pemeriksaan
sediaan darah sebanyak 28.333 penderita, dari hasil pemeriksaan terdapat
2.631 positif malaria (9%). Angka kesakitan malaria dalam bentuk API di
Provinsi Bengkulu pada Tahun 2015 sebesar 1,40 per 1000 penduduk,
sedangkan Case Fatality Rate (CFR)nya adalah 0,04 dan untuk angka
kesakitan (API) tersebut mengalami penurunan dimana pada tahun 2014
sebesar 2,53 per 1000 penduduk.8

Kota Bengkulu merupakan daerah endemis malaria dari tahun ke


tahun menunjukkan tren peningkatan, tahun 2014 jumlah suspek penderita
malaria adalah 11.862, suspek yang diperiksa laboratorium berjumlah 10,301
dan penderita positif berdasarkan pemeriksaan laboratorium adalah 105
orang.9

Pada data telah didapatkan di Puskesmas Jalan Gedang untuk API


pada tahun 2014 menunjukkan 3,2 per 1000 penduduk sedangkan tahun 2015
adalah 2,22 per 1000 penduduk.8

Masalah penularan malaria di Indonesia berkaitan erat dengan


perilaku kesehatan tiap individu. Faktor perilaku ini mempunyai pengaruh
yang besar terhadap status kesehatan individu maupun masyarakat. Perilaku
kesehatan individu merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta
interaksi individu dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap, dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.10
Interaksi antara pengetahuan, sikap, dan perilaku yang selaras akan
mempengaruhi proses pembentukan dan perubahan perilaku yang mendukung
pemberantasan malaria pada tiap individu maupun masyarakat di Indonesia.11

Berdasarkan data Departemen Kesehatan, di Indonesia terdapat 22


dari 80 spesies nyamuk Anopheles sp yang ditetapkan sebagai vektor malaria.
Beberapa vektor malaria antara lain : An. sundaicus (sebagai vektor malaria di
daerah pantai), An. aconitus (sebagai vektor malaria di daerah persawahan),
4

dan An. maculatus (sebagai vektor malaria di daerah perbukitan dan


pegunungan). Plasmodium merupakan parasit malaria terdiri dari 4 spesies
yaitu P. falciparum, P. vivax, P. malariae, dan P. ovale. Lebih dari 90% kasus
malaria di Indonesia disebabkan oleh P. falciparum dan P. vivax. Kasus
Malaria yang disebabkan oleh parasit P. malariae jarang dijumpai, sedangkan
P. ovale hanya ditemukan pada beberapa tempat di Papua.12 Plasmodium
falciparum merupakan parasit berbahaya karena dapat menimbulkan kematian,
sedangkan P.vivax menyebabkan morbiditas tinggi. Di Indonesia besarnya
masalah malaria disebabkan berbagai faktor antara lain tingginya tingkat
mobilitas penduduk dan pengaruh sosial budaya serta rendahnya pengetahuan
tentang malaria. Faktor- faktor tersebut menjadi risiko atau pajanan
masyarakat terhadap kejadian malaria.10

Pemberantasan malaria merupakan prioritas nasional dan prioritas


daerah karena sifatnya endemis. Setiap kabupaten memiliki masalah
lingkungan yang khas dengan prioritasnya sendiri, memiliki masalah perilaku
hidup sehat spesifik lokal, memiliki kondisi geografis yang berpengaruh
terhadap kondisi kesehatan setempat, seperti kondisi lingkungan, perilaku
penduduk yang mengikuti kondisi lingkungannya, serta akses terhadap
pelayanan kesehatan. Pemutusan mata rantai penularan malaria merupakan
strategi pemberantasan penyakit yang harus dilakukan berbasis wilayah secara
spesifik.10

Surat at-Thalaq ayat 12







)(
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah
Allah Berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar
meliputi segala sesuatu.
5

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Berapakah prevalensi kejadian malaria di wilayah Puskesmas Jalan
Gedang, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu Januari-Desember
Tahun 2015 ?
2. Bagaimana karakteristik pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat
dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Jalan Gedang,
Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu ?
3. Apakah ada hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat
dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Jalan Gedang,
Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu Januari-Desember Tahun
2015 ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1. Tujuan Umum
Diketahuinya ada hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku
masyarakat dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Jalan
Gedang, Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu Januari-Desember
Tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya prevalensi kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas


Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu Januari-
Desember Tahun 2015.
b. Diketahuinya karakteristik pengetahuan, sikap, dan perilaku
masyarakat dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Jalan
Gedang, Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu Januari-
Desember Tahun 2015.

1.4 RUANG LINGKUP


Ruang lingkup penelitian ini adalah masyarakat wilayah kerja Puskesmas
Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu.
6

1.5 MANFAAT PENELITIAN


1. Bagi Akademisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi
perpustakaan FKK UMJ dan peneliti selanjutnya.

2. Bagi instansi penyelenggara pelayanan kesehatan


- Hasil penelitian berguna untuk Puskesmas Jalan Gedang, Kecamatan
Gading Cempaka dalam melaksanakan penanggulangan malaria.
- Sebagai masukan kepada pemerintah melalui dinas kesehatan di
Provinsi Bengkulu.

3. Bagi Peneliti
Sebagai sarana menambah pengalaman, wawasan dan pengetahuan
peneliti terutama mengenai hubungan antara pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas
Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu Januari-
Desember Tahun 2015.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

2.1 TINJAUAN PUSTAKA


2.1.1 Pengetahuan
2.1.1.1 Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan
terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan
diperoleh melalui mata dan telinga.13

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting


dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum
orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang
tersebut terjadi proses yang berurutan, yang disebut AIETA, yaitu: 14

a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti


mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini
sikap objek sudah mulai timbul.
c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik
lagi.
d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan
apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

7
8

2.1.1.2 Tingkat pengetahuan

Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan sebagai berikut:14


1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu adalah
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa
orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan.

2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,
dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari, misalnya dapat menjelaskan
mengapa harus datang ke Posyandu.

3) Analisis (analysis)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi,
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat
bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan.

4) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus, metode, dan prinsip
9

5) Sintesis (synthesis).
Sintesis menunujuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan bagian-
bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu
teori atau rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian ini
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteria yang ada .

2.1.1.3 Cara Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan


seperangkat alat tes/kuesioner tentang objek pengetahuan yang akan diukur.
Selanjutnya dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing-
masing pertanyaan diberi nilai 1 jika salah diberi nilai 0.13,14

Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban


dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dilakukan 100% dan
hasilnyaberupa persentasi dengan rumus yang digunakan sebagai
berikut:13,14

P = x 100%

Keterangan :
P = persentasi
f = frekuensi dari seluruh alternatif jawaban yang menjadi pilihan yang
telah dipilih responden atas pernyataan yang diajukan
10

n = jumlah frekuensi seluruh alternatif jawaban yang menjadi pilihan


responden selaku peneliti

100% = bilangan genap


Selanjutnya pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diiterpretasikan
dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

1. Kurang (<60%)
2. Cukup (60-75%)
3. Baik (>75%) (Arikunto, 2009)

2.1.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:15


1) Umur

Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-


penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi
pengetahuan. Umur adalah lamanya hidup seseorang dalam tahun yang
dihitung sejak dilahirkan. Semakin tinggi umur seseorang, maka semakin
bertambah pula ilmu atau pengetahuan yang dimiliki karena pengetahuan
seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman yang
diperoleh dari orang lain.

2) Pendidikan

Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh


kemampuan dan perilaku manusia melalui pengetahuan, sehingga dalam
pendidikan perlu dipertimbangkan umur (proses perkembangan
klien) dan hubungan dengan proses belajar. Tingkat pendidikan juga
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang atau
lebih mudah menerima ide-ide dan teknologi. Pendidikan meliputi peranan
penting dalam menentukan kualitas manusia. Dengan pendidikan manusia
dianggap akan memperoleh pengetahuan implikasinya. Semakin tinggi
pendidikan, hidup manusia akan semakin berkualitas karena pendidikan
11

yang tinggi akan membuahkan pengetahuan yang baik yang menjadikan


hidup yang berkualitas.

3) Paparan media massa

Melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik maka


berbagai ini berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga
seseorang yang lebih sering terpapar media massa akan memperoleh
informasi yang lebih banyak dan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan
yang dimiliki.

4) Sosial ekonomi (pendapatan)

Dalam memenuhi kebutuhan primer, maupun skunder keluarga, status


ekonomi yang baik akan lebih mudah tercukupi dibanding orang dengan
status ekonomi rendah, semakin tinggi status sosial ekonomi seseorang
semakin mudah dalam mendapatkan pengetahuan, sehingga menjadikan
hidup lebih berkualitas

5) Hubungan sosial

Faktor hubungan sosial mempengaruhi kemampuan individu


sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi
media. Apabila hubungan sosial seseorang dengan individu baik maka
pengetahuan yang dimiliki juga akan bertambah.

6) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu sumber pengetahuan atau suatu cara untuk


memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Pengalaman seseorang
individu tentang berbagai hal biasanya diperoleh dari lingkungan kehidupan
dalam proses pengembangan misalnya sering mengikuti organisasi.
12

2.1.2 Sikap
2.1.2.1 Pengertian

Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan


cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud disini adalah kecenderungan
potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan
pada stimulus yang menghendaki adanya respon. Sikap dapat berupa positif
dan negatif.16

1. Sikap positif
Sikap positif adalah apabila timbul persepsi yang positif terhadap
stimulus yang diberikan dapat berkembang sebaik-baiknya karena orang
tersebut memiliki pandangan yang positif terhadap stimulus yang diberikan.
2. Sikap negatif
Sikap negatif apabila terbentuk persepsi negatif terhadap stimulus yang
telah diberikan. Sikap mungkin terarah benda-benda, orang-orang tetapi juga
peristiwa-peristiwa, pandangan-pandangan, lembaga-lembaga, terhadap
norma-norma, nilai-nilai dan lain-lain.

2.1.2.2 Struktur Sikap

Struktur sikap dibagi menjadi tiga komponen yang saling menunjang. Ketiga
komponen pembentukan sikap tersebut yaitu sebagai komponen kognitif
(kepercayaan), emosional (perasaan), dan komponen konatif (tindakan).16

1. Komponen Kognitif
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang
berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.
2. Komponen Afektif
Komponen afektif menyangkut masalah emosional subyektif seseorang
terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan
dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.
3. Komponen Konatif
13

Komponen ini menunjukkan bagaimana kecenderungan berprilaku yang


ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek sikap yang
dihadapinya.

2.1.2.3 Tingkatan sikap


Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni;13,16
1) Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek). Misalnya : sikap orang terhadap
lingkungan dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap
ceramah-ceramah tentang malaria.
2) Merespon (Responding)
Merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas
yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah.
3) Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap menghargai.
4) Bertanggung jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan segala
resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2.1.2.4 Pembentukan sikap

Terbentuknya sikap pada seseorang pada dasarnya ditandai norma-norma


sebelumnya, sehingga norma tersebut beserta pengalaman dimasa lalu akan
membentuk suatu sikap, bahkan bertindak. Dengan demikian sikap terbentuk
setelah individu mengadakan internalisasi, yakni:16

1. Observasi serta pengalaman partisipasi dengan kelomopok yang dihadapi.


2. Perbandingan pengalaman yang mirip dengan respon atau reaksi yang
diberikan, serta hasil dari reaksi terhadap dirinya.
14

3. Pengalaman yang sama melibatkan emosi, karena suatu kejadian yang


telah menyerap perasaannya sulit dilupakan sehingga reaksi akan
merupakan reaksi berdasarkan usaha menjauhi situasi yang diharapkan.
4. Mengadakan perbandingan antara sesuatu yang dihadapinya dan
pengalaman orang lain yang dianggap lebih berpengalaman, lebih ahli dan
sebagainya.

2.1.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi social yang dialami oleh
individu. Dalam berinteraksi social, individu beraksi membentuk pola sikap
tertentu terhadap berbagai objekpsikologis yang dihadapinya. Faktor-faktor
yang mempengaruhi sikap terdiri dari :13,16

1. Pengalaman pribadi
Pengalaman terjadi secara tiba-tiba atau mengejutkan yang
meninggalkan kesan paling mendalam pada jiwa seseorang. Kejadian-
kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus-
menerus, lama-kelamaan secra bertahap diserap kedalam individu dan
mempengaruhi terbentuknya sikap.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Dalam pembentukan sikap pengaruh orang lain sangat berperan.
Misalnya dalam kehidupan masyarakat yang hidup di pedasaan, mereka
akan mengikuti apa yang diberikan oleh tokoh masyarakatnya.
3. Kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup mempunyai pengaruh yang besar
terhadap pembentukan sikap. Dalam kehidupan masyarakat, sikap
masyarakat diwarnai dengan kebudayaan yang ada di daerahnya.
4. Media masa
Media masa elektronik maupun media cetak sangat besar
pengaruhnya terhadap pembentukan opini dan kepercayaan seseorang.
15

Dengan pemberian informasi melalui media masa mengenai sesuatu hal


akan memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap.
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Dalam lembaga pendidikan dan lembaga agama berpengaruh dalam
pembentukan sikap, hal ini dikarenakan keduanya meletakkan dasar
pengertian dan konsep moral dalam diri individual.
6. Faktor emosional
Sikap yang didasari oleh emosi yang fungsinya hanya sebagai
penyaluran frustasi, atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego,
sikap yang demikian merupakan sikap yang sementara, dan segera berlalu
setelah frustasinya hilang, namun dapat juga menjadi sikap yang lebih
persisten dan bertahan lama.

2.1.2.6 Cara Pengukuran sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap


seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan
sesuatu mengenai objek sikap yang hendak diungkap. Pernyataan sikap
mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai objek sikap,
yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau memihak pada objek sikap.
Pernyataan ini disebut dengan pernyataan yang favourable. Sebaiknya
pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal negatif mengenai objek sikap
yang bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap objek sikap.
Pernyataan seperti ini disebut dengan pernyataan yang tidak favourable.
Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan
favourable dan tidak favourable dalam jumlah yang seimbang. Dengan
demikian pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua
negatif yang seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung sama
sekali objek sikap.13

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.


Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat/pernyataan responden
16

terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan


pernyataan-pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan pendapat responden
melalui kuesioner.13

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran sikap yaitu:13

Keadaan objek yang diukur


Situasi pengukuran
Alat ukur yang digunakan
Penyelenggaraan pengukuran

2.1.3 Perilaku
2.1.3.1 Pengertian

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup)


yang bersangkutan. Jadi yang dimaksud dengan perilaku manusia pada
hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan sangat luas antara lain, berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Hal ini berarti
bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk
menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Dengan demikian,
maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku
tertentu. Perilaku adalah aktifitas yang timbul karena adanya stimulus dan
respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku
manusia tidak timbul dengan sendirinya, tetapi akibat adanya rangsangan
(stimulus), baik dalam dirinya (internal) maupun dari luar individu
(eksternal).17

2.1.3.2 Bentuk Perilaku


Menurut Notoatmodjo 2007, bentuk perilaku manusia diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu:
1. Perilaku tertutup (Covert behaviour)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tertutup (covert).
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
17

persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang


menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh
orang lain.
2. Perilaku terbuka (Overt behaviour)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
praktek yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
Contoh: seseorang menganjurkan orang lain cepat berobat bila sakit,
seperti yang ia lakukan selama ini.

2.1.3.3 Tingkat Perilaku


a. Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil merupakan praktik tingkat pertama.
b. Respon Terpimpin
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan
contoh adalah indicator praktik tingkat dua.
c. Mekanisme
Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,
atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai
praktik tingkat tiga.
d. Adaptasi
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik.

2.1.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku


1. Faktor genetik atau endogen
Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk
kelanjutan perkembangan perilaku mahluk hidup itu. Faktor genetik berasal
dari individu (endogen) antara lain:
Jenis ras, setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik, saling
berbeda satu dengan yang lainnya. Tiga kelompok ras terbesar, yaitu:
18

Ras kulit putih atau ras kaukasia~ciri-ciri fisik: warna kulit putih,
bermata biru, berambut pirang. Perilaku yang dominan: terbuka,
senang akan kemajuan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Ras kulit hitam atau ras negroid~ciri-ciri fisik: berkulit hitam,
berambut keriting, dan bermata hitam. Perilaku yang dominan:
tabiatnya keras, tahan menderita, dan menonjol dalam kegiatan
olahraga keras.
Ras kulit kuning atau ras mongoloid~ciri-ciri fisik: berkulit kuning,
berambut lurus, dan bermata cokelat. Perilaku yang dominan:
keramahtamahan, suka gotong royong, tertutup, dan senang dengan
upacar ritual.
Jenis Kelamin, perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara
berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Pria berperilaku atas dasar
pertimbangan rasional atau akal, sedangkan wanita atas dasar pertimbangan
emosional atau perasaan. Perilaku pada pria disebut maskulin, sedangkan
pada wanita disebut feminin.

Sifat fisik, kalau kita amati perilaku individu akan berbeda beda karena
sifat fisiknya, misalnya perilaku individu yang pendek dan gemuk berbeda
dengan individu yang memiliki fisik tinggi kurus.18

2.Faktor eksogen atau faktor dari luar individu


Faktor Lingkungan. Lingkungan disini menyangkut segala sesuatu yang
ada di sekitar individu, baik fisik, biologis maupun sosial. Ternyata ligkungan
sangat berpengaruh terhadap perilaku individu karena lingkungan merupakan
lahan untuk perkembangan perilaku.
Pendidikan. Secraa luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan
individu sejka dalam ayunan hingga liang lahat, berupa interaksi individu
dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal. Proses dan
kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku individu
19

maupun kelompok. Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus


pada proses belajar mengajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku,
yaitu dari tidak tahu , menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan
dari tidak dapat menjadi dapat.
Agama, merupakan tempat mencari makna hidup yang terakhir atau
penghabisan. Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk kedalam
konstruksi kepribadian seseorang sangat berpengaruh dalam cara berfikir,
bersikap, beraksi, dan berperilaku individu. Seseorang yang mengerti dan
rajin melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan, akan berperilaku akan
berbudi luhur sesuai dengan ajaran agama yang diyakininya. Penganut agama
tertentu, akan menunjukkan perilaku berbeda dengan penganut agama yang
lain. Sosial ekonomi, lingkungan sosial dapat menyangkut sosial budaya dan
sosial ekonomi. Khusus menyangkut lingkungan sosial ekonomi, sebagai
contoh keluarga yang status ekonominya berkecukupan, akan mampu
menyediakan segala fasilitas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Hal ini akan berpengaruh terhadap perilaku individu-individu yang
ada di dalam keluarga tersebut. Sebaliknya keluarga yang sosial ekonominya
rendah, akan mengalami kesulitan di dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Oleh karena itu, keluarga tersebut akan berusaha memenuhi dengan berbagai
cara , misalnya: menggadaikan barang, meminjam uang, bon ke took di dekat
rumahnya, dan lain-lain.
Kebudayaan, menurut Mac Iver sebagaimana dikutip oleh Soerjono
Soekanto (2001) Ekspresi jiwa terwujud dalam cara-cara hidup dan berpikir,
pergaulan hidup, seni kesusastraan, agama, rekreasi, dan hiburan.
Koentjoroningrat (1990) memberi batasan kkebudayaan adalah Keseluruhan
gagasan dan karya manusia yang harus di biasakannya dengan belajar, serta
dari hasil budi dan karyanya itu. Dalam arti sempit kebudayaan diartikan
sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban manusia. Ternyata hasil
kebudayaan manusia akan mempengaruhi perilaku manusia itu sendiri.18

2.1.4 Malaria
20

2.1.4.1 Pengertian

Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat


intraseluler dari genus Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles
sp betina. Selain oleh gigitan nyamuk, malaria dapat ditularkan secara
langsung melalui transfuse darah atau jarum suntik serta dari ibu hamil
kepada bayinya dengan karakteristik utama dari infeksi malaria adalah
demam periodik, anemia dan splenomegaly dengan manifestasi penyakit
tergantung dari jenis Plasmodium yang menyebabkan infeksi, dan
Plasmodium falciparum adalah yang paling berbahaya.19

2.1.4.2 Jenis Malaria

Penyebab malaria di Indonesia sampai saat ini ada empat spesies parasit
malaria yang diketahui :20

1. Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tropika yang sering


menyebabkan malaria yang berat hingga menyebabkan kematian. Gejala
serangannya timbul berselang setiap dua hari (48 jam) sekali.
2. Plasmodium malariae menyebabkan malaria quartiana. Gejala
serangannya timbul berselang setiap empat hari sekali.
3. Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana. Gejala serangannya
timbul berselang setiap tiga hari sekali.
4. Plasmodium ovale (jarang dijumpai), umumnya di Afrika.
5. Plasmodium knowlesi menyebabkan malaria knowlesi, gejala malaria
menyerupai malaria falciparum.

Seorang penderita dapat terinfeksi lebih dari satu jenis Plasmodium


yang disebut dengan infeksi campuran (mixed infection), biasanya paling
banyak dua jenis parasit yaitu campuran antara P.falciparum dengan
Plasmodium lainnya. P.falciparum mempunyai masa infeksi paling pendek
21

tetapi parasitemia tinggi, gejala paling berat dan masa inkubasi paling
pendek.20

Pada tahun 2010, di pulau Kalimantan telah dilaporkan adanya jenis


Plasmodium baru yang sebelumnya hanya menginfeksi hewan
primata/monyet, namun sekarang telah dapat menginfeksi manusia. Spesies
baru yaitu Plasmodium knowlesi dan sampai saat ini masih dilakukan
penelitian.20
Saat ini ada empat spesies dari genus Plasmodium yang menginfeksi
manusia, dan ada tambahan spesies yaitu parasit ke-lima dengan nama
spesies Plasmodium knowlesi. Parasit ini juga merupakan penyebab penting
dari penyakit malaria yang dapat menginfeksi manusia di pulau Kalimantan
dan Malaysia.21
Di Provinci Aceh Kotamadya Sabang, pada tahun 2010 parasit yang
ditemukan adalah P.falciparum dan P.vivax,dengan P. falciparum yang lebih
dominan.22
Pada tahun 2014 di Provinsi Sumatera Barat Kabupaten Pesisir Selatan,
pada penelitian ditemukan jenis Plasmodium yaitu Plasmodium falciparum
dan Plasmodium vivax. Sedangkan Plasmodium ovale dan Plasmodium
malariae tidak ditemukan.23
Dan di Manna Bengkulu Selatan pada penelitian oleh Satari (2002)
Plasmodium penyakit malaria yang paling banyak adalah Plasmodium
vivax.24

Tabel 2.1.
P. P. vivax P. ovale P. P.
falciparum malariae knowlesi

Eksoeriterositik 5,5 8 9 15 5-7


(hepatik)
pengembang
fase (hari)
22

Siklus 2 2 2 3 1
Eritrositik
(hari)
Hipnozoit Tidak Ya Ya Tidak Tidak
(kambuh)
Jumlah 30.000 10.000 15.000 2000 ?
merozoit per
skizon hati
Pilihan RBCs Retikulos Retikul RBCs tua Tidak
Eriterositik muda it osit teridentifi
dapat kasi
menyeran
g semua
umur*
Durasi 2 4 4 40 ?
maksimal
infeksi yang
tidak di obati
(tahun)
*karena parasit malaria tidak selektif menginvasi sel darah merah
Sumber : Irianto K. Parasitologi Medis (Medical Parasitology). Bandung: Alfabeta cv.2013

2.1.4.3 Gejala Klinis Malaria


Gejala klinis malaria meliputi keluhan dan tanda klinis, yang dipengaruhi
oleh jenis Plasmodium, imunitas tubuh dan jumlah parasit yang menginfeksi.
Gejala klasik malaria biasa terdiri dari tiga stadium yang sering disebut trias
malaria, yaitu:25

1. Periode dingin
Dimulai dari mengigil, kulit dingin dan kering, seluruh badan bergetar dan
gigi-gigi gemeretak, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Pada
periode ini berlangsung 15 menit sampai satu jam yang diikuti dengan
naiknya temperature.
2. Periode panas
Periode ini penderita akan mengalami gejala seperti muka merah, kulit panas
dan kering, nadi cepat dan panas badan tetap tinggi dapat mencapai 400C atau
23

lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retro-orbital, muntah-muntah,


dan dapat mengalami syok. Periode ini biasanya lebih lama dari fase dingin,
dapat mencapai 2 jam atau lebih diikuti dengan keadaan berkeringat.
3. Periode berkeringat
Pada periode ini penderita akan mulai berkeringat sampai temporal dan
diikuti seluruh tubuh, sampai basah, temperature tubuh menurun, penderita
juga akan merasa lelah, dan sering tertidur. Dan apabila penderita bangun
akan merasa sehat dan bias melakukan aktifitas seperti biasa.

Di daerah endemik malaria, gejala yang paling umum yaitu demam.


Malaria non-spesifik gejalanya termasuk sakit kepala, kelelahan, nyeri otot,
dan tidak nyaman pada perut dan diikuti dengan demam yang tidak teratur.
Gejala mual muntah dan hipotensi ortostatik juga sering terjadi.19 Kejang
general berhubungan dengan malaria falciparum dan mungkin diikuti koma
(malaria serebral). Kebanyakan pasien dengan infeksi tanpa komplikasi
memiliki beberapa temuan fisik yang abnormal selain demam, anemia ringan,
dan terabanyanya limpa, yaitu ditemukannya pembesaran hati terutama pada
anak-anak, sedangkan icterus ringan lebih mungkin pada dewasa. Pada anak-
anak yang tinggal di daerah transmisi, infeksi berulang menyebabkan anemia
kronis dan splenomegaly.
Manifestasi malaria falciparum berat tergantung pada usia. Anemia
berat dan hipoglikemia lebih sering terjadi pada anak-anak, sedangkan edema
paru akut, cedera ginjal akut, dan penyakit kuning lebih umum pada orang
dewasa, koma (malaria serebral) dan asidosis terjadi pada kematian ketika
proporsi eritrosit yang terinfeksi (parasitemia) melebihi 2 %, meskipun
hubungan antara parasit dan prognosis dalam malaria falciparum sangat
bervariasi.27
Periodesitas malaria diidentifikasikan dengan pola demam.
Plasmodium malariae memiliki siklus hidup 72 jam, dan infeksi yang tidak
diobati serangan tiba-tiba yang terjadi pada hari ke-empat. Ini disebut malaria
quartana. Malaria yang lainnya disebut malaria tertian (demam pada hari
24

ketiga, siklus aseksual 48 jam). Plasmodium knowlesi memiliki siklus hidup


24 jam (yang terjadi setiap hari). Plasmodium falciparum sering dihubungkan
pada demam lonjakan harian (demam yang terjadi setiap hari).21

2.1.4.4 Siklus Hidup Plasmodium

Dalam daur hidupnya Plasmodium mempunyai dua hospes, yaitu vertebrata


dan nyamuk. Siklus seksual yang berbentuk sporozoit di dalam nyamuk
sebagai sporogoni dan siklus aseksual di dalam hospes vertebrata dikenal
sebagai skizoni.

a. Sporogoni (Seksual)
Siklus sporogoni disebut siklus seksual karena menghasilkan bentuk
sporozoit yang siap ditularkan ke manusia, terjadi di dalam tubuh nyamuk.
Siklus ini juga disebut siklus ekstrinsik karena masuknya gametosit ke
dalam tubuh nyamuk hingga menjadi sporozoit yang terdapat di dalam
kelenjar ludah nyamuk. Gametosit yang masuk ke dalam bersama darah,
tidak dicernakan bersama sel-sel darah lain. Dalam waktu 12 sampai 24
jam setelah nyamuk mengisap darah, zigot berubah bentuk menjadi
ookinet yang dapat menembus dinding lambung. Di lambung ini berubah
menjadi ookista yang besarnya lima kali lebih besar dari ookinet. Di dalam
ookista dibentuk ribuan sporozoit, dengan pecahnya ookista, sporozoit
dilepaskan ke dalam rongga badan dan bergerak ke seluruh jaringan
nyamuk. Bila nyamuk sedang menusuk manusia, sporozoit masuk ke
dalam darah dan jaringan, dan mulailah siklus eritrositik.28
b. Skizoni (Aseksual)
Sporozoit infektif dari kelenjar ludah nyamuk Anopheles sp, dimasukkan
ke dalam aliran darah hospes vertebrata (manusia). Dalam waktu 30 menit
memasuki sel parenkim hati, memulai siklus eksoeritrositik. Pada P.vivax
dan P.ovale ada yang ditemukan dalan sel hati yang disebut hipnosoit.
Hipnosoit ini merupakan suatu fase dari siklus parasit yang nantinya dapat
menyebabkan kumat/kambuh/rekurensi (long term relapse). P. vivax dapat
25

kambuh berkali-kali bahkan sampai jangka waktu 3-4 tahun. Sedangkan


P.ovale dapat kambuh sampai bertahun-tahun apabila pengobatannya tidak
dilakukan dengan baik. Kumat pada P.falciparum disebut rekrudensi
(short term relapse), karena siklus di dalam sel darah merah masih
berlangsung sebagai akibat pengobatan yang tidak teratur. Dalam sel hati
parasit tumbuh menjadi skizon. Pembelahan inti skizon menghasilkan
merozoit di dalam satu sel hati. Siklus eritrositik dimulai pada waktu
merozoit hati memasuki sel darah merah. Merozoit berubah bentuk
menjadi tropozoit. Tropozoit tumbuh menjadi skizon muda yang kemudian
matang menjadi skizon matang dan membelah menjadi banyak merozoit.
Kemudian sel darah merah pecah dan merozoit, pigmen dan residu keluar
serta masuk ke dalam plasma darah. Parasit ada yang masuk sel darah
merah lagi untuk mengulang siklus skizoni. Beberapa merozoit yang
memasuki eritrosit tidak membentuk skizon, tetapi membentuk gametosit,
yaitu stadium seksual. Pada waktu masuk ke dalam tubuh manusia, parasit
malaria dalam bentuk sporozoit.28

Gambar 2.1 Siklus Hidup Malaria

Sumber : http://www.medicinenet.com/malaria/article.htm
26

2.1.4.5 Masa Inkubasi

Masa inkubasi adalah parameter kunci dalam studi epidemiologi dan klinis
malaria, didefinisikan sebagai waktu sejak terpapar ventor Anopheles
terinfeksi malaria sampai timbul demam. Periode pra paten dihitung antara
terjadinya infeksi sampai ditemukannya parasite malaria di dalam darah.29
Menurut Depkes RI, 1999 masa inkubadi terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Masa Inkubasi Ekstrinsik

Masa inbubasi ektrinsik dipengaruhi oleh suhu udara sehingga berbeda untuk
tiap spesies pada suhu 26,7C :25

Tabel 2.2
Masa Inkubasi Ekstrinsik
Jenis Plasmodium Masa Inkubasi

Plasmodium falciparum 12-14 hari


Plasmodium vivax 8-11 hari
Plasmodium malariae 14 hari
Plasmodium ovale 15 hari

b. Masa Inkubasi Intrinsik

Masa inkubasi intrinsik adalah waktu mulai saat masuknya sporozoit ke


dalam darah sampai timbulnya gejala klinis/demam atau sampai pecahnya
sizon. Masa inkubasi intrinsik berbeda tiap spesies.25
27

Tabel 2.3
Masa Inkubasi Intrinsik
Jenis Plasmodium Masa Inkubasi

Plasmodium falciparum 9-14 hari (12)


Plasmodium vivax 12-17 hari (15)
Plasmodium malariae 18-40 hari (28)
Plasmodium ovale 16-18 hari (17)

2.1.4.6 Cara Penularan Penyakit Malaria

Malaria pada umumnya dapat ditularkan secara alamiah dan tidak alamiah.25

1. Penularan secara alamiah (natural infection) Malaria ditularkan oleh


nyamuk anopheles. Nyamuk Anopheles sp ini jumlahnya lebih dari 80
jenis, dan dari 80 jenis itu hanya kurang lebih 16 jenis yang menjadi
vektor penyebar malaria di Indonesia.

2. Penularan secara tidak alamiah

a. Malaria bawaan (congenital) Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena
ibunya menderita malaria. Penularan terjadi melalui tali pusat atau
placenta. Malaria congenital lebih sering terjadi pada kehamilan pertama
pada kelompok masyarakat yang imunitasnya kurang.28

b. Secara mekanik Penularan terjadi melalui transfusi darah atau melalui


jarum suntik. Penularan banyak terjadi pada morfinis yang menggunakan
jarum suntik yang tidak steril.

c. Secara oral (melalui mulut) Cara penularan ini pernah dibuktikan pada
burung, ayam (P.gallinasum), burung dara (P.relection) dan monyet
(P.knowlesi).

2.1.4.7 Epidemiologi Malaria


28

Di daerah penularan malaria, yang terjadi di sebagian besar Asia,


Amerika Latin, dan beberapa bagian di dunia endemis malaria, intensitas
penularan berfluktuasi secara luas, disebabkan karena musim dan tahun serta
jarak yang relatif dekat. Plasmodium vivax merupakan penyebab penting dari
malaria di wilayah ini. Tingkat inokulasi serangga biasanya <5 per tahun dan
sering <1 per tahun, meskipun biasanya transmisi yang lebih tinggi di daerah-
daerah yang mana parasitemia tampak gejala yang umum. Epidemik
bermanifestasi sebagai insiden malaria yang sangat tinggi pada semua
kelompok umur dan dapat memenuhi pelayanan kesehatan.26
Malaria adalah salah satu penyakit menular yang masih menjadi
masalah kesehatan di Provinsi Bengkulu, dalam upaya penurunan kasusnya
masih terkait dengan komitmen pemerintah. Angka kesakitan malaria diukur
dengan menggunakan malaria klinis dalam bentuk Angka Kesakitan (API),
artinya indikator ini menyatakan kesakitan berdasarkan gejala klinis bukan
berdasarkan pada pemeriksaan laboratorium. Jumlah penderita malaria tanpa
pemeriksaan sediaan darah di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 sebanyak
39.014 sedangkan dengan pemeriksaan sediaan darah sebanayak 34.108
penderita, dari hasil pemeriksaan terdapat 4.666 positif malaria (14%). Angka
kesakitan malaria dalam bentuk API di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014
sebesar 2,53 per 1000 penduduk, sedangkan Case Fatality Rate (CFR)nya
adalah 0 dan untuk angka kesakiatan (API) tersebut mengalami penurunan
cukup signifikan dimana pada tahun 2013 sebesar 14,17 per 1000 penduduk.
29

Gambar 2.2

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu

2.1.4.8 Faktor Penyebaran Malaria

Kejadian atau penularan penyakit menular ditentukan oleh faktor-faktor


yang disebut host, agent, dan environment. Demikian pula epidemiologi
malaria, ada hubungan yang saling berkaitan antara host (manusia dan
nyamuk Anopheles), agent atau (parasit Plasmodium) dan environment
(lingkungan fisik,kimiawi, biologik, sosial) pada kejadian atau penularan
malaria. Dengan demikian, ketiga faktor tersebut di atas mempengaruhi
persebaran kasus malaria dalam suatu wilayah tertentu.

A. Faktor Agent
Agent penyebab malaria adalah protozoa dari genus Plasmodium. Penyakit
malaria adalah suatu penyakit akut atau sering kronis yang disebabkan oleh
parasit genus Plasmodium (kelas Sporozoa). Penyebab penyakit ini adalah
parasit genus Plasmodia, famili Plasmodiidae, orde Coccidiidae dan sub-
orde Haemosporididae. Sampai saat ini dikenal hampir 100 spesies dari
Plasmodia yang terdapat pada burung, monyet, binatang melata, dan pada
manusia hanya empat spesies yang dapat berkembang yaitu : P.falciparum,
30

P.vivax, P. malariae, P. ovale (Bruce-Chwatt, 1985). Agar dapat hidup terus


sebagai spesies , parasit malaria harus ada di dalam tubuh manusia untuk
waktu yang cukup lama dan menghasilkan gametosit jantan dan betina pada
saat yang sesuai untuk penularan. Parasit juga harus menyesuaikan diri
dengan sifat-sifat spesies nyamuk Anopheles yang anthropofilik agar
Sporogami dimungkinkan dan menghasilkan Sporozoit yang infektif.

B. Faktor Host
Ada dua macam host terkait penularan penyakit malaria, yaitu manusia (host
intermediate) dan nyamuk Anopheles betina (host definitif)
1. Faktor manusia (Host intermediate)
Perbedaan prevalensi menurut umur dan jenis kelamin, ras, dan riwayat
malaria sebelumnya sebenarnya berkaitan dengan perbedaan tingkat
kekebalan karena variasi keterpaparan terhadap gigitan nyamuk.
Penyakit malaria dapat menginfeksi setiap manusia, ada beberapa faktor
intrinsik yang dapat mempengaruhi manusia sebagai penjamu penyakit
malaria antar lain: umur, jenis kelamin, ras, riwayat malaria sebelumnya, pola
hidup, status gizi.
2. Vektor malaria (Host definitif)
Diseluruh dunia, terdapat lebih dari 500 spesies nyamuk Anopheles, tetapi
kurang dari 50 spesies yang merupakan vektor malaria. Hanya nyamuk dari
jenis Anopheles yang dapat menentukan perkembangan sporogoni parasit
malaria manusia. Kehidupan nyamuk sangat ditentukan oleh keadaan
lingkungan yang ada, seperti suhu, kelembaban, curah hujan, dan sebagainya.
Tingginya penularan tergantung dari densitas (kepadatan) frekuensi gigitan,
lamanya hidup vektor,lamanya siklus sporogoni, angka sporozoit (parasit
yang terdapat dalam kelenjar air liur nyamuk) dan adanya reservoir parasit
(manusia yang mempunyai parasit dalam darah).
Semua vektor hidup sesuai dengan kondisi setempat, anatar lain ada
nyamuk yang hidup di air payau pada tingkat salinitas tertentu (Anopheles
sundaicus, Anopheles subpictus). Ada yang hidup di sawah (Anopheles
31

Aconitus), air bersih di pegunungan (Anopheles maculatus), genangan air


yang dapat sinar matahari (Anopheles puncutulatus, Anopheles farauti).
Nyamuk Anopheles betina mengigit antara waktu senja dan subuh,
dengan jumlah yang berbeda-beda menurut spesiesnya. Sedangkan kebiasaan
makan dan istirahat nyamuk Anopheles dapat dikelompokkan sebagai:
a). Endofilik : suka tinggal di dalam rumah atau bangunan
b). Eksofilik : suka tinggal di luar rumah
c). Endofagik : suka menggigit di dalam rumah atau bangunan
d). Eksofagik : suka menggigit di luar rumah
e). Antroprofilik : suka menggigit manusia
f). Zoofilik : suka menggigit binatang
Vektor utama di Pulau Jawa dan Sumatera adalah A. sundaicus, A.
maculatus, A. aconitus dan A. balabacensis. Sedangkan di luar pulau
tersebut, khususnya Indonesia wilayah tengah dan timur adalah A.barbirostis,
A. farauti, A. koliensis, A. punctulatus, A. subpictus dan A. Balabacensis.30

C. Faktor Environment
1) Lingkungan fisik
Faktor geografi dan metereologi di Indonesia sangat menguntungkan
transmisi malaria di Indonesia.
a. Suhu
Suhu mempengaruhi perkembangan parasit dalam nyamuk. Suhu optimum
berkisar antara 200C dan 300C. Makin tinggi suhu (sampai batas tertentu)
makin pendek masa inkubasi ekstrinsik (sporogoni) dan sebaliknya makin
rendah suhu makin panjang masa inkubasi ekstrinsik.
b. Kelembaban udara
Kelembaban udara yang rendah akan memperpendek umur nyamuk,
meskipun berpengaruh pada parasit. Tingkat kelembaban 60% merupakan
batas paling rendah untuk memungkinkan hidupnya nyamuk. Pada
kelembaban lebih tinggi nyamuk menjadi lebih aktif dan lebih sering
menggigit, sehingga menuingkatkan penularan malaria.
32

c. Curah hujan
Besar kecilnya pengaruh tergantung pada jenis, dan curah hujan, jenis
vektor dan jenis tempat perindukan. Hujan yang diselingi panas matahari
akan memperbesar kemungkinan berkembang biaknya nyamuk Anopheles.
d. Topografi (ketinggian)
Secara umum malaria berkurang pada ketinggian yang semakin
bertambah, hal ini berkaitan dengan menurunnyasuhu rata-rata.
e. Angin
Kecepatan dan arah angina dapat mempengaruhi jarak terbang nyamuk
dan ikut menentukan jumlah kontak antara nyamuk dengan manusia.
f. Sinar matahari
Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda-
beda. Seperti Anopheles sundaicus lebih menyukai tempat teduh.
g. Arus air
Anopheles barbirostris lebih menyukai perindukan yang airnya
statis/mengalir lambat. Sedangkan Anopheles minimus lebih menyukai
aliran air yang deras dan Anopheles letifer lebih menyukai air yang
tergenang.
2). Lingkungan Biologik
Nyamuk sebagai vektor malaria merupakan serangga sukses yang
memanfaatkan air lingkungan. Semua nyamuk akan mengalami
metamorfosa sempurna (holometabola) mulai dari telur, jentik, pupa dan
dewasa. Jentik dan pupa hidup di air, sedangkan dewasa hidup di darat.
Dengan demikian nyamuk dikenal memiliki dua macam alam
kehidupannya, yaitu didalam air dan diluar air.
Adanya berbagai jenis ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah
(panchx spp), gambusia, nila, mujair, dan lain-lain akan mempengaruhi
populasi nyamuk di suatu daerah dataran tinggi dan dataran rendah.
3). Lingkungan Sosial-Budaya
Lingkungan sosial-budaya merupakan bentuk kehidupan sosial, budaya,
ekonomi, politik, sistem organisasi serta peraturan yang berlaku bagi
33

setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut. Kebiasaan manusia


untuk berada di luar rumah sampai larut malam akan memudahkan tergigit
oleh nyamuk, karena sifat vektor eksofilik dan eksofagik untuk manusia
yang terbiasa berada di luar rumah sampai larut malam akan mudah digigit
nyamuk.

2.1.4.9 Pencegahan Penyakit Malaria


Pencegahan penyakit malaria secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kegiatan :
1. Pencegahan terhadap parasit yaitu dengan pengobatan profilaksis atau
pengobatan pencegahan.
a. Orang yang akan berpergian ke daerah-daerah endemis malaria harus
minum obat antimalaria sekurang-kurangnya seminggu sebelum
keberangkatan sampai empat minggu setelah orang tersebut
meninggalkan daerah endemis malaria.
b.Wanita hamil yang akan berpergian ke daerah endemis malaria
diperingatkan tentang risiko yang mengancam kehamilannya. Sebelum
berpergian, ibu hamil disarankan untuk berkonsultasi ke atau rumah sakit
dan mendapatkan obat antimalaria.
c. Bayi dan anak-anak berusia di bawah empat tahun dan hidup di daerah
endemis malaria harus mendapat obat anti malaria karena tingkat
kematian bayi/anak akibat infeksi malaria cukup tinggi.

2. Pencegahan terhadap vektor/gigitan nyamuk.


Daerah yang jumlah penderitanya sangat banyak, tindakan untuk
menghindari gigitan nyamuk sangat penting. Maka dari itu disarankan
untuk memakai baju lengan panjang dan celana panjang saat keluar rumah
terutama pada malam hari, memasang kawat kasa di jendela dan ventilasi
rumah, serta menggunakan kelambu saat tidur. Masyarakat juga dapat
memakai minyak anti nyamuk saat tidur dimalam hari untuk mencegah
34

gigitan nyamuk malaria, karena biasanya vektor malaria menggigit pada


malam hari.20

2.1.4.10 Pemberantasan Penyakit Malaria

Penyebaran penyakit malaria disebabkan oleh tiga komponen yang saling


berkaitan yaitu host, agent, dan environment merupakan mata rantai
penularan. Pemberantasan malaria harus ditujukan untuk memutus penularan
penyakit malaria, dengan sasaran antara lain :

1. Penemuan penderita

Penemuan penderita secara dini merupakan salah satu cara memutus


penyebaran penyakit malaria. Kegiatan tersebut antara lain dilakukan
dengan penemuan penderita malaria secara aktif (ACD = Active Case
Detection) dilakukan oleh petugas juru malaria desa yang mengunjungi
rumah secara teratur. Penemuan penderita secara pasif (PCD = Passive
Case Detection) yakni berdasarkan kunjungan pasien di unit pelayanan
kesehatan (puskesmas pembantu, puskesmas, dan rumah sakit) yang
menunjukkan gejala klinis malaria.

2. Pengobatan penderita

Kegiatan pengobatan penderita antara lain :

a. Pengobatan malaria klinis, adalah pengobatan penderita malaria


berdasarkan diagnosa klinis tanpa pemeriksaan laboratorium.

b. Pengobatan radikal, adalah pengobatan penderita malaria berdasarkan


diagnosa secara klinis dan pemeriksaan laboratorium sediaan darah.

c. Pengobatan MDA (Mass Drug Administration), adalah pengobatan


massal pada saat KLB, mencakup > 80% jumlah penduduk di daerah
tersebut yang diobati.
35

d. Profilaksis, adalah pengobatan pencegahan dengan sasaran warga


transmigrasi dan ibu hamil di daerah endemis malaria.

3. Pemberantasan vektor

Pemberantasan vektor dilakukan antara lain dengan penyemprotan rumah


menggunakan insektisida untuk membunuh nyamuk dewasa, membunuh
jentik melalui kegiatan anti larva atau larvasiding dan menghilangkan atau
mengurangi tempat perindukan nyamuk untuk mengurangi jumlah
nyamuk.25

2.2 KERANGKA TEORI

Karakteristik Faktor predisposisi


(Predisposing Factors) :
a. Pendidikan
b. Pengetahuan
c. Sikap

Faktor pemungkin (Enabling


Factors) :
a. Ketersediaan fasilitas dan
Perilaku
petugas kesehatan
b. Keterjangkauan pelayanan Kesehatan
kesehatan
c. Kebijakan pemerintah di
bidang kesehatan

Faktor penguat (Reinforcing


Factors) :
a. Keluarga
b. Tokoh masyarakat

Gambar 2.3 Skema Kerangka Teori


Sumber : Green, WW. 1991. Health Promotion Planning An Educational and
Environmental Approach. Second Edition. Columbia: Mayfield Publishing Company.
36

2.3 KERANGKA KONSEP


Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitam
antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variable yang
satu dengan variable yang lain dari masalah yang ingin diteliti.33,34
Berdasarkan tinjauan pustaka, maka peneliti mengambil beberapa variable
yang akan di teliti diantaranya variable independen (resiko) dan variable
dependen (efek). Variable independen dalam penelitian ini yaitu tingkat
pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat. Dan variable dependen dalam
penelitian ini yaitu kejadian Malaria di wilayah Puskesmas Jalan Gedang,
Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu Tahun 2015. Sehingga dapat
digambarkan dalam kerangka konsep sebagai berikut :

Variabel Independen
Variabel Dependen

1. Pengetahuan
2. Sikap Kejadian Malaria di
wilayah Puskesmas
3. Perilaku Jalan Gedang,
Kecamatan Gading
Cempaka, Kota
Bengkulu Tahun 2015

Gambar 2.4. Kerangka Konsep

2.4 HIPOTESIS PENELITIAN


Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ada hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan kejadian penyakit
Malaria di wilayah Puskesmas Jalan Gedang, Kecamatan Gading
Cempaka, Kota Bengkulu Tahun 2015
37

2. Ada hubungan antara sikap masyarakat tentang Malaria dengan kejadian


Malaria di wilayah Puskesmas Jalan Gedang, Kecamatan Gading
Cempaka, Kota Bengkulu Tahun 2015
3. Ada hubungan antara perilaku terhadap Malaria di wilayah Puskesmas
Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu Tahun 2015
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Jalan Gedang,
Kecamatan Gading Cempaka pada bulan Oktober-November 2016.

3.2 RANCANGAN PENELITIAN


Penelitian ini merupakan jenis penelitian analisis observasional dan
desain yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode cross-
sectional, dimana tiap subjek hanya diobservasi sekali atau dilakukannya
pengamatan sewaktu. Rancangan penelitian dengan desain korelasi mengkaji
hubungan antara variable. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu
hubungan, memperkirakan, menguji dengan teori yang ada. Hubungan
korelasi mengacu pada kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti
variabel yang lain, dengan demikian dalam rancangan penelitian korelasi,
peneliti melibatkan dua variabel.32

3.3 VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL

Tabel.3.1. Definisi Operasional Variabel


N Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
o Operasional Ukur
1 Pengetahua Hal-hal yang Kuesioner Kuesioner 4. Baik (>75%) Ordinal
. n diketahui 5. Cukup (60-75%)
responden 6. Kurang (<60%)
berkaitan (Arikunto, 2009)
dengan
penyakit
Malaria dan
Pencegahannya

38
37

2 Sikap Sikap Kuesioner Kuesioner 1. Baik (>75%) Ordinal


. merupakan 2. Cukup (60-75%)
reaksi atau 3. Kurang (<60%)
respon (Arikunto, 2009)
seseorang yang
masih tertutup
terhadap suatu
stimulus atau
objek

3. Perilaku Perilaku adalah Kuesioner Kuesioner 1.) Baik (>75%) Ordinal


tanggapan atau 2.) Cukup (60-75%)
reaksi individu 3.) Kurang (<60%)
yang terwujud 1.) (Arikunto, 2009)
dalam gerakan,
tidak hanya
badan namun
juga ucapan
4. Riwayat Suatu penyakit Kuesioner, Wawancara Pernah Malaria Nominal
Malaria yang lembar terpimpin Tidak pernah
disebabkan checklist dan lembar Malaria
oleh protozoa checklist
obligat
intraseluler
dari genus
Plasmodium
yang
ditularkan oleh
nyamuk
Anopheles sp
betina.

3.4 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN


1. Populasi
Populasi penelitian adalah kepala keluarga atau anggotanya yang
tinggal di wilayah kerja Puskesmas Jalan Gedang, Kecamatan Gading
Cempaka Kota Bengkulu Tahun 2015 yang memiliki gejala klinis
malaria.
38

2. Sampel

a. Cara Pengambilan
Pemilihan subjek penelitian dilakukan secara non probability
sampling yaitu dengan menggunakan simple random sampling.
Menurut Sutoyo, simple random sampling yaitu pengambilan
sampel sederhana yang dilakukan secara acak dengan pengundian,
dikatakan sederhana karena pemilihan sampel dilakukan tanpa harus
memperhatikan strata yang ada pada populasi tersebut. Simple
random sampling dilakukan pada saat pengambilan data di
Puskesmas Jalan Gedang. Selain itu pengambilan data juga
dilakukan secara door to door.32
b. Kriteria Inklusi
1. Kepala keluarga atau anggotanya dari pasien yang bersedia
menjadi responden.
2. Kepala keluarga atau anggotanya terduga (suspek) menderita
Malaria dari bulan Januari sampai Desember 2015
c. Kriteria Ekslusi
1. Subjek tidak bersedia menjadi responden.
2. Penderita Malaria tidak tinggal lagi di Kecamatan Gading
Cempaka.
d. Perhitungan Jumlah Sampel
Sampel adalah masyarakat yang bersedia mengikuti penelitian ini.
Sampel didapatkan dengan melakukan kunjungan kerumah
responden wilayah kerja Puskesmas Jalan Gedang Kecamatan
Gading Cempaka, Kota Bengkulu. Besar sampel dihitung sesuai
dengan rumus besar sampel minimal untuk cross sectional study.
Rumus yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan cara
Taro Yamane/Slovin sebagai berikut:33

Universitas Muhammadiyah Jakarta


39

Keterangan :
n = jumlah sampel minimum.
N = jumlah populasi
d2 = presisi (10%)
Dengan demikian, maka :

Setelah dilakukan perhitungan dengan mengetahui jumlah populasi


gejala klinis malaria pada Wilayah Kerja Puskesmas Jalan Gedang,
Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu adalah 219 orang maka
didapatkan besar sampel 68,6 orang. Untuk mengantisipasi terjadinya drop
out perlu dilakukan dengan menambahkan sejumlah subjek agar besar sampel
minimal tetap dapat terpenuhi dengan menambahkan 10% menjadi 75
sampel.

3.5 PENGUKURAN DAN PENGAMATAN VARIABEL PENELITIAN


Cara pengukuran yang dilakukan adalah sesuai dengan variable yang ada :
1. Pengetahuan : Data pengetahuan dikumpulkan melalui responden dengan
mengisi kuesioner yang sudah diuji validitasnya. Kuesioner yang
dibagikan kepada responden berisi 10 pertanyaan dengan
menggelompokkan jawaban menjadi 2 yaitu jawaban benar diberi kode 1
dan jawaban salah diberi kode 0. Jadi total nilai berkisar antara 10-0.
Pengetahuan responden diukur dari kemampuan responden menjawab
pertanyaan dengan benar yang dikelompokkan menjadi 3 yaitu
pengetahuan baik, pengetahuan cukup, dan pengetahuan kurang.
2. Sikap : Data sikap dikumpulkan melalui responden dengan mengisi
kuesioner yang sudah diuji validitasnya. Kuesioner yang dibagikan
kepada responden berisi 10 pertanyaan dengan mengelompokkan jawaban

Universitas Muhammadiyah Jakarta


40

menjadi 4 yaitu sangat setuju diberi kode 4, setuju diberi kode 3, kurang
setuju diberi kode 2 dan tidak setuju diberi kode 1. Jadi total nilai berkisar
antara 40-10. Sikap responden diukur dari kemampuan responden
menjawab pertanyaan dengan benar yang dikelompokkan menjadi 3 yaitu
sikap baik, sikap cukup, dan sikap kurang.
3. Perilaku : Data perilaku dikumpulkan melalui responden dengan mengisi
kuesioner yang sudah diuji validitasnya. Kuesioner yang dibagikan
kepada responden berisi 10 pertanyaan dengan menggelompokkan
jawaban menjadi 3 yaitu jawaban selalu diberi kode 3, jawaban kadang-
kadang diberi kode 2 dan jawaban tidak pernah diberi kode 1. Jadi total
nilai berkisar antara 30-10. Perilaku responden diukur dari kemampuan
responden menjawab pertanyaan dengan benar yang dikelompokkan
menjadi 3 yaitu perilaku baik, perilaku cukup, dan perilaku kurang.
4. Kejadian Malaria : Data yang dikumpulkan dari Puskesmas Jalan
Gedang, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.

3.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dengan cara kunjungan ke rumah responden dengan menggunakan
kuesioner yang telah diuji validitasnya, dan data sekunder diperoleh dari data
profil kesehatan Puskesmas Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka Kota
Bengkulu. Pengumpulan data pada seluruh sampel penelitian dengan
melakukan wawancara yang berbentuk kuesioner dan data kejadian malaria
setiap tahunnya yang ada di Puskesmas Jalan Gedang, Kecamatan Gading
Cempaka Kota Bengkulu.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


41

3.7 ALUR PENELITIAN

Masyarakat wilayah kerja Puskesmas Jalan


Gedang,Kecamatan Gading Cempaka

Bersedia Tidak Bersedia


- -

Kuesioner Keluar dari penelitian


-
Analisa Data

Gambar 3.1. Alur Penelitian


3.8 PENGOLAHAN DATA
Proses pengolahan data ini melalui tahap-tahap sebagai berikut :34
1. Editing
Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau kuesioner.
2. Coding
Melakukan pengkodean yakni mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan.
3. Entry Data
Setelah mengubah data dalam bentuk kode, kemudian data dimasukan
di dalam komputer.
4. Cleaning Data
Data yang sudah dimasukan perlu di cek kembali untuk kemungkinan
adanya kesalahan kode dan ketidaklengkapan, kemudian dilakukan
pembetulan atau koreksi.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


42

3.9 ANALISIS DATA


1. Analisis Univariat
Tujuan dilakukannya analisis univariat adalah untuk menjelaskan dan
mendeskripsikan variabel dan hasil penelitian, dalam analisis hanya
menggunakan distribusi dan persentase dari tiap variabel. Analisis univariat
menggunakan distribusi frekuensi relatif dimana frekuensi tiap kelas diubah
dalam bentuk persen (%). Perubahan menjadi persen dilakukan dengan
membagi frekuensi (f) dengan jumlah hasil observasi (n) dan dikalikan 100%
(Arikunto, 2006) dengan rumus :

P = x 100%

Keterangan :
P = Persentase
f = frekuensi
n = Jumlah Responden

2. Analisis Bivariat
Tujuan dilakukannya analisis bivariat adalah untuk menguji
hubungan antara variabel dependen dan independen serta memberikan
gambaran kemungkinan adanya hubungan yang signifikan antara masing-
masing variabel. Analisa ini juga memberikan hasil tentang pembuktian
hipotesis yang diajukan.
Penelitian ini menggunakan Uji Statistik Chi-Square dengan derajat
kepercayaan 95% (CI 95%) dengan p = 0,05. Apabila p < , maka terdapat
hubungan bermakna antar variabel. Sedangkan, jika p > maka artinya
tidak ada hubungan yang bermakna antar variabel. OR (Odds Ratio) untuk
menyatakan seberapa besar risiko antara salah satu variabel terhadap
variabel dependen.
Pembuktian hipotesis ini menggunakan uji statistik Chi-square yaitu,
membandingkan frekuensi yang diamati (observed) dengan frekuensi yang
diharapkan (expected). Rumus uji chi-square:34

Universitas Muhammadiyah Jakarta


43

Keterangan
X2 : Uji Chi Square
O : Observed
E : Expected
Untuk mengetahui nilai p-value tergantung pada besarnya derajat
kepercayaan (degree of freedom) yang dinyatakan dalam:

Keterangan:
b : Jumlah baris di dalam tabel silang
k : Jumlah kolom di dalam tabel silang

Dengan menggunakan derajat kemaknaan () 5% dengan kekuatan uji


(Conident Interval) 95% sehingga :
a) Bila nilai p-value lebih kecil atau sama dengan 0,05, maka hipotesis
alternatif diterima, artinya secara statistik terdapat hubungan yang
bermakna (signifikan) antara kedua variabel yang diteliti.
b) Bila nilai p-value lebih besar dari 0,05, maka hipotesis alternatif
ditolak, artinya secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna
(signifikan) antara kedua variabel yang diteliti.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini mengenai hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku


masyarakat dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Jalan
Gedang Kecamatan Gading Cempaka dilakukan pada bulan Oktober-
November 2015. Pada penelitian ini sampel berjumlah 75 orang dengan
menjawab kuesioner yang telah diberikan pada saat kunjungan.

4.1.1 Analisis Univariat


Analisis univariat ini dilakukan untuk melihat gambaran distribusi
variabel-variabel yang diteliti meliputi variabel dependen yaitu pengetahuan,
sikap, dan perilaku masyarakat, untuk variabel independen yaitu kejadian
malaria.

4.1.1.1 Gambaran Tingkat Pengetahuan tentang Malaria

Pada penelitian ini pengetahuan dibedakan atas pengetahuan baik,


pengetahuan cukup, dan pengetahuan kurang.

Tabel 4.1

Variabel Independen

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

No Tingkat Pengetahuan N Persentase (%)

1. Baik 55 73,3

2. Cukup 17 22,7

3. Kurang 3 4

44
45

Total 75 100%

Berdasarkan tabel 4.1 dari hasil penelitian bahwa tingkat


pengetahuan responden mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 55
responden (73,3%). Untuk pengetahuan cukup sebanyak 17 responden
(22,7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 3 responden (4%)

4.1.1.2 Gambaran Sikap Responden tentang Malaria

Pada penelitian ini sikap dibedakan atas sikap baik, sikap cukup, dan
sikap kurang.

Tabel 4.2

Variabel Independen

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap

No Sikap N Persentase (%)

1. Baik 70 93,3

2. Cukup 4 5,3

3. Kurang 1 1,3

Total 75 100%

Berdasarkan tabel 4.2 dari hasil penelitian bahwa sikap responden


mayoritas baik sebanyak 70 responden (93,3%). Untuk sikap cukup
sebanyak 4 responden (5,3) dan sikap kurang sebanyak 1 responden
(1,3%).

Universitas Muhammadiyah Jakarta


46

4.1.1.3 Gambaran Perilaku Responden tentang Malaria

Pada penelitian ini perilaku dibedakan atas perilaku baik, perilaku


cukup, perilaku kurang.

Tabel 4.3

Variabel Independen

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku

No Perilaku N Persentase (%)

1. Baik 40 53,3

2. Cukup 33 44

3. Kurang 2 2,7

Total 75 100%

Berdasarkan tabel 4.2 dari hasil penelitian bahwa perilaku responden


mayoritas berperilaku baik sebanyak 40 responden (53,3%). Untuk
perilaku cukup sebanyak 33 responden (44%) dan perilaku kurang
sebanyak 2 responden (2,7%).

Universitas Muhammadiyah Jakarta


47

4.1.1.4 Gambaran Kejadian Malaria

Tabel 4.4
Variabel Dependen
Distribusi Kejadian Malaria
Riwayat N Persentase(%)

Positif Malaria 13 17,3

Negatif Malaria 62 82,7

Hasil data yang diperoleh dari Puskesmas Jalan Gedang Kecamatan


Gading Cempaka Kota Bengkulu menunjukkan bahwa penderita positif
malaria sebanyak 13 orang dengan persentase 17,3 % dan negatif malaria
sebanyak 62 orang dengan persentase 82,7 %. Menurut teori, hasil ini
menunjukkan situasi Angka Kesakitan Malaria (API) masuk kedalam
kategori sedang, hal ini menunjukkan bahwa temuan malaria di Puskesmas
Jalan Gedang masih endemik malaria.35

4.1.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel


independen dengan variabel dependen, yaitu hubungan pengetahuan, sikap
dan perilaku masyarakat sebagai variabel independen dengan kejadian
malaria sebagai variabel dependen.

Uji statsistik yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan chi-


square dengan derajat kepercayaan 95%, p value = 0,05 sehingga dapat
diartikan jika p value lebih kecil dari (p < ) maka terdapat hubungan
yang bermakna pada variabel independen dan variabel dependen yang
diteliti dan sebaliknya, jika p value lebih besar dari (p > ) artinya tidak
terdapat hubungan pada variebel independen dan variabel dependen.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


48

Penyajian hasil analisis bivariat masing-masing variabel dapat dilihat pada


tabel berikut ini :

4.1.2.1 Hubungan Antara Pengetahuan Responden Berdasarkan


Riwayat Sakit Malaria

Tabel 4.5
Hubungan Antara Pengetahuan Responden Berdasarkan Riwayat
Sakit Malaria
Riwayat Sakit Malaria

Positif Negatif Total p value

n % N % N %

Pengetahuan Baik 4 5,3% 51 68,0% 55 73,3% 0,000


Responden
Cukup 6 8,0% 11 14,7% 17 22,7%

Kurang 3 4,0% 0 0% 3 4,0%

Total 13 17,3% 62 75% 75 100%

Pada tabel diatas dari hasil uji chi-square menunjukkan bahwa dari
75 responden yaitu responden dengan pengetahuan baik dengan positif
malaria sebanyak 4 responden (5,3%), sedangkan pengetahuan baik
dengan negatif malaria 51 responden (68%). Kemudian responden dengan
pengetahuan cukup dengan positif malaria sebanyak 6 responden (8%),
sedangkan pengetahuan cukup dengan negatif malaria sebanyak 11
responden (14,7%) dan pengetahuan kurang dengan positif malaria
sebanyak 3 responden (4%), sedangkan pengetahuan kurang dengan
negatif malaria sebanyak 0 responden (0%).

Universitas Muhammadiyah Jakarta


49

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa nilai p-value adalah 0,000 maka
lebih kecil dari yaitu 0,05 (0,000 < 0,05) artinya terdapat hubungan yang
bermakna antara tingkat pengetahuan malaria terhadap kejadian malaria.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


49

4.1.2.2 Hubungan Antara Sikap Responden Berdasarkan


Riwayat Sakit Malaria

Tabel 4.6
Hubungan Antara Sikap Responden Berdasarkan Riwayat Sakit
Malaria
Riwayat Sakit Malaria p value

Positif Negatif Total

n % N % N % 0,017

Sikap Baik 10 13,3% 60 80,0% 70 93,3%


Responden
Cukup 2 2,7% 2 2,7% 4 5,3%

Kurang 1 1,3 0 0,0% 1 1,3%

Total 13 17,3% 62 82,7% 75 100%

Pada tabel diatas dari hasil uji chi-square menunjukkan bahwa dari
75 responden keseluruhan yaitu, responden sikap baik dengan positif
malaria sebanyak 10 responden (13,3%) ,sedangkan responden sikap baik
dengan negatif malaria sebanyak 60 responden (80%). Kemudian
responden sikap cukup dengan positif malaria sebanyak 2 responden
(2,7%), sedangkan responden sikap cukup dengan negatif malaria
sebanyak 2 responden (2,7%). lalu responden sikap kurang dengan positif
malaria sebanyak 1 responden (1,3%) dan responden sikap kurang dengan
negatif malaria sebanyak 0 responden (0%).

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa nilai p-value adalah 0,017 maka
lebih kecil dari yaitu 0,05 (0,017 < 0,05) artinya terdapat hubungan yang
bermakna antara sikap responden terhadap kejadian malaria.
50

4.1.2.3 Hubungan Antara Perilaku Responden Berdasarkan Riwayat


Sakit Malaria

Tabel 4.7
Hubungan Antara Perilaku Responden Berdasarkan Riwayat Sakit
Malaria
Riwayat Sakit Malaria

Positif Negatif Total p value

n % N % N %

Perilaku Baik 1 1,3% 39 52,0% 40 53,3% 0,000


Responden
Cukup 10 13,3% 23 30,7% 33 44,0%

Kurang 2 2,7% 0 0,0% 2 2,7%

Total 13 17,3% 62 82,7% 75 100%

Pada tabel diatas dari hasil uji chi-square menunjukkan bahwa dari
75 responden keseluruhan yaitu, responden perilaku baik dengan positif
malaria sebanyak 1 responden (1,3%) , sedangkan responden perilaku baik
dengan negatif malaria sebanyak 39 responden (52%). Kemudian
responden perilaku cukup dengan positif malaria sebanyak 10 responden
(13,3%), sedangkan responden perilaku cukup dengan negatif malaria
sebanyak 23 responden (30,7%). lalu responden perilaku kurang dengan
positif malaria sebanyak 2 responden (2,7%) dan respoden perilaku
kurang dengan negatif malaria sebanyak 0 (0%).

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa nilai p-value adalah 0,000 maka
lebih kecil dari yaitu 0,05 (0,000 < 0,05) artinya terdapat hubungan yang
bermakna antara perilaku responden terhadap kejadian malaria.
51

4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Univariat
4.2.1.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Berdasarkan analisis univariat diketahui pada tingkat pengetahuan


responden (tabel 4.1) diperoleh data bahwa responden memiliki tingkat
pengetahuan baik sebanyak 73,3%, kemudian tingkat pengetahuan cukup
sebanyak 22,7%, dan responden dengan tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 4%. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan bapak atau ibu
yang tinggal di Kecamatan Gading Cempaka mengenai malaria sudah
baik. Terbukti bahwa dari pihak responden mengakui pernah mendapatkan
penyuluhan mengenai malaria dan pencegahannya. Sehingga pengetahuan
bapak atau ibu yang tinggal di Kecamatan Gading Cempaka tersebut
sebagian besar dalam kategori baik.

Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo yaitu pengetahuan


merupakan hasil tahu, ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera yaitu
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007
: 143).

4.2.1.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap


Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui hasil jawaban
pertanyaan sikap (tabel 4.2), maka diperoleh hasil responden dengan sikap
baik sebanyak 93,3%, kemudian responden dengan sikap cukup sebanyak
5,3%, dan responden dengan sikap kurang sebanyak 1,3%. Hasil ini
menunjukkan bahwa sikap bapak atau ibu yang tinggal di Kecamatan
Gading Cempaka mengenai malaria sudah baik.
Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo positifnya sikap keluarga dalam
bertindak disebabkan oleh perasaan-perasaan tertentu dalam menghadapi
objek yang terbentuk atas pengalaman-pengalaman didalam hubungan
dengan orang lain atau objek-objek yang lain yang ada diluar dirinya.
52

Seseorang akan digerakkan oleh sikap itu, karena suatu objek atau
stimulus, maka sikap itu akan timbul dari individu dan keluarga. Sikap
akan mendorong seseorang untuk menimbulkan perbuatan atau tindakan.
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, maka
individu itu sendri akan berpendapat terhadap apa yang akan diketahuinya.
Oleh sebab itu sikap positif perlu untuk selalu dimotifasi dalam diri sendiri
untuk selalu hidup sehat dan bersih. Ada beberapa ciri sikap yaitu :
1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya.
Sifat ini membedakan dengan sifat motif-motif biogenetis seperti lapar,
haus, kebutuhan akan istirahat.
2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan karena
itu pula sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-
keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada
orang itu.
3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan
tertentu terhadap suatu objek. Dengan kata lain, sikap itu terbentuk,
dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek
tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
4. Objek sikap itu merupakan satu hal tertentu tetapi dapat juga
merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. Sikap mempunyai segi
motivasi dan perasaan, sifat inilah yang membedakan sikap dari
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki
kepala keluarga atau anggota keluarga lainnya yang tinggal di
Kecamatan Gading Cempaka tentang malaria dalam kategori baik
menjadi dominan dipengaruhi oleh adanya faktor tertentu seperti segi
motivasi yang membedakan dari pengetahuannya atau faktor saat
pengisian kuesioner yang cenderung menjawab kearah yang
dianggapnya positif yaitu jawaban setuju dan sangat setuju.
(Notoatmodjo, 2007)
53

4.2.1.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku

Berdasarkan hasil univariat diketahui dari jawaban pertanyaan


kuesioner perilaku (tabel 4.3), maka diperoleh hasil responden dengan
perilaku baik sebanyak 53,3%, kemudian responden dengan perilaku
cukup sebanyak 44%, dan responden dengan perilaku kurang sebanyak
2,7%. Hasil ini menunjukkan bahwa perilaku bapak atau ibu yang tinggal
di Kecamatan Gading Cempaka mengenai malaria sudah baik.

Hal ini sesuai dengan teori perilaku itu dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa
(berpendapat, berfikir, bersikap, dan sebagainya) untuk memberikan
sebuah response terhadap situasi diluar subjek tersebut. Response tersebut
dapat bersikap pasif (tanpa tindakan) dan dapat juga bersifat aktif (dengan
tindakan atau action). Bentuk operasional dari sebuah perilaku dapat
dibagi dalam tiga jenis yaitu :

1). Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yakni dengan mengetahui situasi


atau rangsangan dari luar.

2). Perilaku terhadap sikap yakni tanggapan batin terhadap keadaan atau
rangsangan dari luar diri subjek.

3). Perilaku dalam bentuk tindakan yang sudah konkrit, yaitu berupa
perbuatan (action) terhadap situasi atau rangsangan dari luar
(Notoatmodjo, 2007).

4.2.1.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian


Malaria

Berdasarkan hasil univariat diketahui dari data Puskesmas Jalan Gedang


(tabel 4.4), maka diperoleh hasil responden dengan positif malaria
sebanyak 13 responden (17,3%) dan negatif malaria sebanyak 62
responden (82,7%). Hasil ini menunjukkan bahwa responden dengan
negatif malaria lebih banyak dibandingkan dengan responden dengan
54

positif malaria. Pada data yang didapatkan pada Profil Kesehatan Provinsi
Bengkulu pada tahun 2014 jumlah penderita malaria tanpa pemeriksaan
sediaan darah di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 sebanyak 39.014
sedangkan dengan pemeriksaan sediaan darah sebanayak 34.108 penderita,
dari hasil pemeriksaan terdapat 4.666 positif malaria (14%). Hal ini seiring
dengan penelitian yang dibuat dikarenakan setelah dilakukan pemeriksaan
laboratorium didapatkan positif malaria dengan jumlah sedikit.

4.2.2 Analisis Bivariat


4.2.2.1 Hubungan Antara Pengetahuan Responden Berdasarkan
Riwayat Sakit Malaria

Berdasarkan hasil analisis bivariat Tabel 4.5 diketahui bahwa dari


75 responden keseluruhan, yaitu responden dengan pengetahuan baik
dengan positif malaria sebanyak 4 responden (5,3%), sedangkan
pengetahuan baik dengan negatif malaria 51 responden (68%). Kemudian
responden dengan pengetahuan cukup dengan positif malaria sebanyak 6
responden (8%), sedangkan pengetahuan cukup dengan negatif malaria
sebanyak 11 responden (14,7%) dan pengetahuan kurang dengan positif
malaria sebanyak 3 responden (4%), sedangkan pengetahuan kurang
dengan negatif malaria tidak ada.

Dari hasil uji statistik tampak bahwa nilai hitung chi-square adalah
nilai p-value < (0,000 < 0,05) artinya Ha diterima dan Ho ditolak yang
berarti ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan masyarakat
dengan kejadian malaria di wilayah kerja puskesmas Jalan Gedang,
Kecamatan Gading Cempaka. Hal ini sesuai dengan teori apabila penerima
perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut
akan bersifat lama. Sebaliknya apabila perilaku tidak didasari pengetahuan
dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Berdasarkan teori
55

keluarga yang menyatakan bahwa keluarga memiliki lima tugas kesehatan


yang harus dilakukan meliputi :

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga


2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
3. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi
keluarga

Lima tugas kesehatan tersebut akan dilaksanakan keluarga apabila


keluarga memiliki pengetahuan tinggi tentang penyakit malaria, dimana
pengetahuan yang baik akan mempengaruhi sikap dan perilaku keluarga
dan berupaya dalam pengendalian penyakit malaria (Suprajitno, 2004:17).

Kemaknaan penelitian ini juga didukung oleh penelitian


sebelumnya yang dilakukan oleh Febriyanti, dkk (2012) yang
menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan
responden dengan kejadian malaria, dengan hasil uji chi-square
menunjukkan p =0,001. Pada penelitian yang dilakukan Eka Swardini
(2008) didapatkan ada hubungan antara pengetahuan responden tentang
pengendalian vektor dengan kejadian malaria dengan nilai p = 0,002.36

Dapat disimpulkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan


kurang memiliki kecenderungan terkena penyakit malaria dan responden
yang memiliki pengetahuan baik memiliki kecenderungan tidak terkena
penyakit malaria.
56

4.2.2.2 Hubungan Antara Sikap Responden Berdasarkan Riwayat


Sakit Malaria

Berdasarkan analisis bivariat Tabel 4.6 diketahui bahwa dari 75


responden keseluruhan yaitu, responden sikap baik dengan positif malaria
sebanyak 10 responden (13,3%) ,sedangkan responden sikap baik dengan
negatif malaria sebanyak 60 responden (80%). Kemudian responden sikap
cukup dengan positif malaria sebanyak 2 responden (2,7%), sedangkan
responden sikap cukup dengan negatif malaria sebanyak 2 responden
(2,7%). lalu responden sikap kurang dengan positif malaria sebanyak 1
responden (1,3%) dan responden sikap kurang dengan negatif malaria
sebanyak 0 responden (0%).

Dari hasil uji statistik tampak bahwa nilai hitung chi-square adalah
nilai p-value < (0,017 < 0,05)artinya Ha diterima dan Ho ditolak yang
berarti ada hubungan yang bermakna antara sikap masyarakat dengan
kejadian malaria di wilayah kerja puskesmas Jalan Gedang, Kecamatan
Gading Cempaka.

Hal ini berdasarkan teori menurut Newcomb (dalam


Notoadmodjo, 2003:124) sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi
terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud
disini adalah kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu
apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya
respon. Sikap dapat berupa positif dan negatif. Terbentuknya sikap pada
seseorang pada dasarnya ditandai norma-norma sebelumnya, sehingga
norma tersebut beserta pengalaman dimasa lalu akan membentuk suatu
sikap, bahkan bertindak.10

Kemaknaan penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya


yang dilakukan Rahayu Budi Utami dikatakan bahwa responden dengan
sikap yang baik lebih berpeluang untuk mewujudkan atau berperilaku yang
baik. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ajzen (1988)
57

dikutip oleh Azwar yang menyatakan bahwa keyakinan atau sikap


seseorang berasal dari pengalaman masa lalu yang dipengaruhi oleh
informasi tidak langsung mengenai perilaku dan faktor-faktor lain untuk
melakukan perbuatan atau tindakan secara sistematis. Pada penelitian yang
dilakukan Eka Swardini (2008) ada hubungan sikap responden tentang
pengendalian vektor dengan kejadian malaria dengan nilai p = 0,001.38

Dapat disimpulkan bahwa semakin baik sikap responden maka semakin


kecil peluang terjadinya penyakit malaria.

4.2.2.3 Hubungan Antara Perilaku Responden Berdasarkan


Riwayat Sakit Malaria

Berdasarkan analisis bivariat Tabel 4.7 diketahui bahwa dari 75


responden keseluruhan yaitu, responden perilaku baik dengan positif
malaria sebanyak 1 responden (1,3%) , sedangkan responden perilaku baik
dengan negatif malaria sebanyak 39 responden (52%). Kemudian
responden perilaku cukup dengan positif malaria sebanyak 10 responden
(13,3%), sedangkan responden perilaku cukup dengan negatif malaria
sebanyak 23 responden (30,7%). lalu responden perilaku kurang dengan
positif malaria sebanyak 2 responden (2,7%) dan respoden perilaku
kurang dengan negatif malaria sebanyak 0 (0%).

Dari hasil uji statistik tampak bahwa nilai hitung chi-square adalah
nilai p-value < (0,000 < 0,05) artinya Ha diterima dan Ho ditolak yang
berarti ada hubungan yang bermakna antara perilaku masyarakat dengan
kejadian malaria di wilayah kerja puskesmas Jalan Gedang, Kecamatan
Gading Cempaka.

Hal ini sesuai dengan teori dalam buku Azwas S, (2007) Perilaku
adalah aktifitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon serta dapat
diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku manusia tidak
timbul dengan sendirinya, tetapi akibat adanya rangsangan (stimulus), baik
58

dalam dirinya (internal) maupun dari luar individu (eksternal).11 Menurut


Notoatmodjo 2007, bentuk perilaku manusia diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu:
1. Perilaku tertutup (Covert behaviour)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tertutup (covert).
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh
orang lain.
2. Perilaku terbuka (Overt behaviour)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
praktek yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
Contoh: seseorang menganjurkan orang lain cepat berobat bila sakit,
seperti yang ia lakukan selama ini.

Kemaknaan penelitian ini didukung oleh penelitian Oktofira dkk,


(2015) yang menyatakan adanya hubungan antara perilaku responden
terhadap kejadian malaria dengan uji statistik chi-square didapatkan p =
0,012.38 Dapat disimpulkan bahwa semakin baik perilaku responden maka
semakin besar peluang tidak terkena penyakit malaria.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
Hubungan Pengetahuan,Sikap, Perilaku Masyarakat dengan
Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Jalan Gedang,
Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu Januari-
Desember 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut :

5.1.1 Hasil pengukuran tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku


masyarakat terhadap malaria :
1) Responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik
sebanyak 55 responden (73,3%).
2) Responden yang memiliki sikap yang baik sebanyak 70
responden (93,3%).
3) Responden yang memiliki perilaku yang baik sebanyak 40
responden (53,3%).

5.1.2 Hasil analisis hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku


masyarakat dengan kejadian malaria :
1) Tingkat pengetahuan masyarakat berhubungan dengan kejadian
malaria. Hasil analisis bivariat menunjukkan nilai p value =
(0,000 < 0,05) yaitu p value lebih kecil dari pada 0,05 artinya
pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan dengan
kejadian malaria.
2) Tingkat sikap masyarakat berhubungan dengan kejadian
malaria. Hasil analisis bivariat menunjukkan nilai p value =
(0,017 < 0,05) yaitu p value lebih kecil dari pada 0,05 artinya
sikap memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian
malaria.

59
60

3) Tingkat perilaku masyarakat berhubungan dengan kejadian malaria.


Hasil analisis bivariat menunjukkan nilai p value = (0,000 < 0,05) yaitu
p value lebih kecil dari pada 0,05 artinya perilaku memiliki hubungan
yang signifikan dengan kejadian malaria.

Saran
5.2.1 Bagi Petugas Kesehatan
a. Dinas Kesehatan Kota Bengkulu melalui Puskesmas Jalan
Gedang Kecamatan Gading Cempaka perlu memberikan
perhatian terhadap pengetahuan, sikap, perilaku masyarakat
tentang bahayanya malaria.
b. Kepala dinas kebersihan agar mengelola lebih baik lagi
terhadap pengelolaan sampah warga dan mengurangi tempat
pembuangan sampah yang dekat dengan pemukiman padat
penduduk.
c. Bagi Puskesmas Jalan Gedang Kecamatan Gading Cempaka
dalam melaksanakan penyuluhan perlu lebih memberikan
penjelasan terhadap masyarakat tentang penyakit malaria, cara
pencegahan penyakit, dan bekerja sama dengan tokoh
masyarakat terkait untuk melakukan kebersihan lingkungan
agar masyarakat tidak terjangkit malaria

5.2.2 Bagi Masyarakat


a. Memperbaiki pengetahuan untuk setiap keluarga dengan cara
selalu mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang diberikan oleh
dinas kesehatan setempat.
b. Memperbaiki perilaku setiap individu untuk hidup sehat
terutama menghindari perilaku yang mendukung adanya
perkembangbiakan nyamuk Anopheles.
61

c. Memperbaiki sikap setiap individu untuk hidup sehat terutama


menghindari sikap yang dapat mendukung timbulnya vektor
penyebab malaria.

5.2.3 Bagi peneliti Lain


Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat tingkat
pengetahuan masyarakat tentang penyakit malaria, sikap
masyarakat tentang penyakit malaria, serta tindakan masyarakat
tentang penyakit malaria, dan melakukan penelitian lebih spesifik
dan mendalam dengan metode serta desain yang berbeda.
62

DAFTAR PUSTAKA

1. Indonesia Sehat. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia
2. Caraballo H (2014). "Emergency department management of mosquito-borne
illness: Malaria, dengue, and west nile virus". Emergency Medicine Practice
16 (5).
3. "Malaria Fact sheet N94". WHO. Diakses tanggal 2 February 2016.
4. WHO (2014). World Malaria Report 2014. Geneva, Switzerland: World
Health Organization. pp. 3242. ISBN 978-92-4156483-0.
5. Greenwood BM, Bojang K, Whitty CJ, Targett GA (2005). "Malaria". Lancet
365 (9469): 148798. doi:10.1016/S0140-6736(05)66420-3. PMID 15850634.
6. Kemenkes RI. Menkes canangkan eliminasi Malaria [Internet]. (2009).
Tersedia dari : (http://www.depkes.go.id/index.php?option=new
s&task=viewarticle& sid =3427) [Diunduh Juni 2016]
7. Indonesia Sehat. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
8. Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. 2015. Profil Kesehatan Provinsi
Bengkulu.
9. Dinas Kesehatan Kota Bengkulu. 2014. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu.
10. Sarwono, Solita. Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya
Yogyakarta : Penerbit Gadjah Mada University Press 2007:1-2
11. Kurniawan, Liliana.Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Wisatawan yang
Terinfeksi Malaria Tentang Pencegahan dan Pengobatan Malaria. Buletin
Penelitian Kesehatan 2003 : 31 (2) ; 9510

12. Sutanto I. Berbagai tantangan dalam diagnosis dan pengobatan malaria pada
permulaan abad ke-21. Majalah Kedokteran Indonesia 2005; 55: 559-564.
13. Wawan A, Dewi M. 2007. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
63

14. Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat:Ilmu dan Seni. Jakarta:


Rieneka Cipta.
15. Wahid MI, et al. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu
16. Azwas S. 2011. Sikap Manusia dan Teori Pengukurannya. Pustaka Pelajar
Offset.
17. Sunaryo. 2006. Psikologi Untuk Kesehatan. Jakarta: EGC.
18. Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
19. Harijanto. 2010. Malaria Dari Molekuler-Klinis. Edisi 2. EGC: Jakarta
20. Prabowo A. 2004. Malaria, Mencegah dan Mengatasinya.Cetakan 1. Jakarta:
Puspa Swara.
21. Mansons. Tropical didease. Twenty second ed. Cook GC, Zumla AL, Editor.
Saunders Elsevier. 2008. P.1202
22. Asih et al. The Baseline Distribution of Malaria in the Initial Phase of
Elimination in Sabang Municipality, Aceh Province, Indonesia. Malaria J
2012, 11: 291
23. Gusra T, Irawati N, Sulastri D. Gambaran Penyakit Malaria di Puskesmas
Tarusan dan Puskesmas Balai Selasa Kabupaten Pesisir Selatan Periode
Januari-Maret 2013. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(2) : 234-237
24. Satari HI. Pola Penyakit Malaria pada Anak di RSU Manna, Bengkulu
Selatan. Sari Pediatri. 2002 dec;4(3): 141-146
25. Departemen Kesehatan RI Dirjen PPM & PLP. Modul Epidemiologi Malaria.
Jakarta: 1999
26. World Health Organization. Guidelines for the Treatmentof Malaria. 3rd ed.
Geneva;2015.
27. White NJ, Pukrittayakamee Sasithon, et al. Malaria. Lancet 2014;383:723-35
28. Susana, Dewi (2011). Dinamika Penularan Malaria. UI Press.
29. Departemen Kesehatan R.I Dirjen PPM & PLP. Pedoman Penatalaksanaan
Kasus Malaria di Indonesia. Jakarta.2008.
30. Achmadi, U.F. 2005. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Cetakan 1.
Jakarta:Kompas Media Nusantara, p 228-248.
64

31. Nursalam. 2002. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta:


Rineka Cipta
32. Suyanto, Susila. 2015. Metodologi Penelitian Cross Sectional. Klaten:
Bosscript. P.102
33. Notoadmodjo, Soekidjo. 2012. Metode Penelitian Kesehatan . Jakarta : PT.
Rineka Cipta
34. Sabri, Luknis.2013. Statistik Kesehatan Edisi I. Cetakan Ketujuh. PT. Raja
Grafindo Persada
35. Profil Puskesmas Jalan Gedang, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. 2015
36. Nurlette Febriyanti, dkk. 2012. Hubungan Perilaku Masyarakat dengan
Kondisi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Malaria Di Wilayah Kerja
Puskesmas Rijali Kecamatan Sirimau Kota Ambon Tahun 2012.
37. Swardini, Eka. 2008. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Praktik Tentang
Pengendalian Vektor dengan Kejadian Malaria Di Desa Mabat Kecamatan
Bakam Kabupaten Bangka.
38. Oktofira dkk. 2015. Analisis Hubungan Antara Faktor Perilaku dengan
Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Mayumba Provinsi Sulawesi
Tengah
Lampiran
Lampiran
Lampiran

KUESIONER PENELITIAN

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Jakarta
INFORMED CONSENT
Disusun Oleh : Nurul Dwi Hudatullah (2013730080)
Assalamualaikum Wr.Wb
Saya Nurul Dwi Hudatullah, Mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Guna
memenuhi tugas akhir, saya melakukan penelitian mengenai HUBUNGAN
ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT
DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
JALAN GEDANG, KECAMATAN GADING CEMPAKA KOTA BENGKULU
JANUARI-SEPTEMBER TAHUN 2016 oleh sebab itu saya mengharapkan
kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner yang telah saya buat. Kami sangat
mengharapkan kejujuran dalam mengisi kesioner ini. Jawaban dan identitas
Bapak/Ibu akan saya jaga kerahasiaannya. Atas kesediaan dan partisipasinya saya
mengucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Dengan ini saya bersedia mengikuti penelitian ini dan bersedia mengisi kuesioner
yang telah disediakan di bawah ini.

Responden

( )
KUESIONER

NO
Identitas Responden
a. Umur :
b. Jenis kelamin :
c. Pekerjaan :
d. Alamat :

I. Pendidikan Terakhir : (Lingkari angka yang dipilih)


1. Tidak pernah sekolah
2. Tamat SD/Sederajat
3. Tamat SLTP/Sederajat
4. Tamat SLTA/Sederajat
5. Tamat Akademi/PT
II. Pengetahuan : (Lingkari huruf yang dipilih)

1. Menurut anda , apakah penyakit malaria?


a. Penyakit menular yang dapat menyerang semua orang
b. Penyakit yang menular dari orang ke orang
c. Penyakit tidak menular

2. Menurut anda, bagaimana cara penularan penyakit malaria?


a. Melalui gigitan nyamuk anopheles
b. Melalui gigitan nyamuk
c. Melalui angin/udara

3. Menurut anda , bagaimana gejala penyakit malaria?


a. Demam panas, menggigil, berkeringat dan disertai sakit kepala, mual,
muntah
b. Demam panas, menggigil
c. Demam panas, bintik-bintik merah di kulit

4. Menurut anda siapakah yang bisa terkena malaria?


a. Penyakit malaria bisa terjadi pada semua golongan umur.
b. Bisa terjadi pada bayi dan ibu hamil
c. Hanya terjadi pada orang yang bekerja di hutan

5. Menurut anda , bagaimana cara pencegahan gigitan nyamuk malaria?


a. Memasang kawat kasa pada ventilasi rumah, menggunakan kelambu
saat tidur malam hari, menggunakan obat nyamuk bakar atau semprot,
keluar rumah malam hari menggunakan obat nyamuk oles,
menghindari keluar rumah di malam hari.
b. Memasang kawat kasa pada ventilasi rumah dan menggunakan obat
nyamuk bakar/semprot waktu tidur malam hari.
c. Menutup tempayan dan mengubur barang-barang bekas dan menimbun air
yang tergenang.

6. Menurut anda dimana tempat nyamuk malaria bisa berkembang biak?


a. Pada tempat yang ada air yang tergenang seperti, bekas jejak kaki atau
roda kenderaan, sawah, kolam, saluran irigasi tambak dan lain-lain.
b. Pada tempat-tempat yang rimbun dan gelap
c. Dalam bak mandi dan tempat-tempat penampungan air

7. Apabila anda atau anggota keluarga sakit malaria, kemana dibawa berobat ?
a. Puskesmas, dokter, petugas kesehatan
b. Beli obat malaria di warung
c. Dukun

8. Menurut anda, bagaimana penyakit malaria dapat disembuhkan?


a. Dengan obat malaria dari petugas kesehatan yang diminum secara teratur
b. Dengan obat malaria yang dijual di warung
c. Dengan pengobatan sendiri /dukun

9. Menurut anda, apa akibatnya bila obat tidak diminum sampai habis secara
teratur?
a. Penyakit tidak akan sembuh sempurna dan sewaktu-waktu bisa kambuh
lagi
b. Penyakit tidak akan sembuh
c. Bisa menyebabkan cacat

10. Menurut anda bagaimana cara mencegah supaya gejala malaria tidak
kambuh atau berulang?
a. Minum obat malaria secara teratur sesuai dosis dan petunjuk dokter atau
petugas kesehatan serta menhindari gigitan nyamuk.
b. Menjaga kebersihan lingkungan dan memakai kelambu saat tidur malam
c. Pantang makanan tertentu seperti ketan dan nasi goreng.
III. Sikap(beri tanda yang dipilih)

No Pernyataan SS S KS TS
.
1. Penyakit malaria dapat di cegah dengan cara menghindari gigitan nyamuk
malaria
2. Memelihara kebersihan rumah dan lingkungan dapat mengurangi sarang
dan tempat perkembangbiakan nyamuk.
3. Setiap ventilasi pintu dan jendela serta lubang di dinding rumah perlu
dipasang kawat kasa untuk menghindari masuknya nyamuk ke dalam
rumah.
4. Memasang kelambu perlu saat tidur malam hari untuk menghindari
gigitan nyamuk malaria.
5. Anggota keluarga yang bekerja atau keluar rumah malam hari perlu
menggunakan pakaian tertutup dan obat nyamuk oles.
6. Penyemprotan dinding dalam rumah dengan insektisida perlu dilakukan
untuk mencegah gigitan nyamuk.
7. Anggota keluarga yang menderita demam menggigil (malaria) perlu segera
dibawa ke petugas kesehatan atau puskesmas .
8. Anggota keluarga yang menderita demam menggigil (malaria), harus
minum obat malaria secara teratur sesuai anjuran dokter atau petugas
kesehatan.
9. Agar penyakit malaria tidak kambuh penderita harus minum obat
sampai habis meskipun sudah tidak demam
10. Penyuluhan malaria di desa perlu untuk meningkatkan kesadaran
dan pemahaman masyarakat dalam pemberantasan malaria.

Keterangan
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
IV. Perilaku (Lingkari huruf yang dipilih)
1. Apakah ventilasi rumah anda keseluruhan dipasang kawat kasa ?
a. Semua
b. Sebagian
c. Tidak ada

2. Apakah di rumah, anda selalu menggunakan obat nyamuk


bakar/semprot/oles malam hari?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah

3. Ketika anda keluar rumah malam hari, apakah selalu menggunakan


pakaian lengan panjang/tertutup ?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah

4. Ketika anda keluar rumah malam hari, apakah selalu menggunakan


obat nyamuk oles?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah

5. Apakah anda dan keluarga selalu menggunakan kelambu saat tidur


malam hari?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah

6. Apakah di rumah anda tidak ada kain kotor yang bergantungan?


a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
7. Ketika anda atau anggota keluarga sakit, apakah berobat ke puskesmas
atau petugas kesehatan ?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
8. Apakah anda mengikuti petunjuk dan aturan minum obat dari
dokter/petugas puskesmas ?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
9. Setelah sembuh dari sakit malaria apakah anda berusaha untuk
menghindari gigitan nyamuk?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
10. Apakah anda mengikuti kegiatan penyuluhan tentang
kesehatan/penyakit malaria?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
PERTANYAAN VARIABEL PENGETAHUAN
Responden JML
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8
3 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
12 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 6
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
14 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
21 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
23 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8
24 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
25 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8
26 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8
27 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
29 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7
30 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
31 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
32 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8
33 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7
34 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8
35 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
36 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
39 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7
40 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7
41 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 5
42 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
43 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
44 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 7
45 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 6
46 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 7
47 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8
48 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8
49 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
51 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
53 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
54 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 7
55 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 7
56 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8
57 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8
58 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8
59 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
61 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 7
62 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7
63 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8
64 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8
65 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
66 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 5
67 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 7
68 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7
69 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 7
70 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 5
71 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
72 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
73 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7
74 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7
75 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9

PERTANYAAN VARIABEL SIKAP


Responden JML
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 36
2 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 32
3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39
4 2 4 3 2 3 3 4 4 4 3 32
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
6 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 38
7 3 4 4 3 3 3 4 4 2 4 34
8 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 30
9 4 4 3 3 2 2 4 3 2 3 30
10 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
11 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 36
12 3 4 3 3 2 2 4 3 2 3 29
13 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 36
14 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
15 3 3 3 4 2 2 4 4 3 3 31
16 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 35
17 4 4 2 2 2 2 2 4 2 3 27
18 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 36
19 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 38
20 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 38
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
22 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 37
23 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
25 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 37
26 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 35
27 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 35
28 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
29 3 4 3 2 2 3 4 4 3 3 31
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
32 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 38
33 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 38
34 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
36 3 4 3 4 3 2 4 3 3 4 33
37 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 37
38 3 4 4 3 2 4 4 4 1 3 32
39 4 4 4 4 3 3 4 4 4 1 35
40 4 4 3 2 2 4 3 3 3 4 32
41 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 23
42 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 34
43 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 36
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
45 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 35
46 3 4 3 3 2 4 4 4 4 4 35
47 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 34
48 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 38
49 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 34
50 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 37
51 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 31
52 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 37
53 4 4 3 3 3 2 4 4 3 4 34
54 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 37
55 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 35
56 3 3 3 3 3 1 4 3 4 3 30
57 3 3 3 3 3 1 1 4 3 4 28
58 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 35
59 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 33
60 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 33
61 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 32
62 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 34
63 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 37
64 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39
65 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 36
66 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
67 3 2 2 3 2 3 4 3 3 3 28
68 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39
69 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 36
70 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 34
71 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 36
72 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 33
73 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 34
74 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 36
75 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 35

PERTANYAAN VARIABEL PERILAKU


Responden JML
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 2 2 1 3 1 2 3 3 3 23
2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 28
3 2 2 3 1 2 2 3 3 2 2 22
4 2 2 2 2 1 2 3 3 3 1 21
5 3 3 3 2 1 2 3 3 3 2 25
6 1 2 2 2 3 1 2 3 2 2 20
7 2 3 2 1 3 1 2 3 3 1 21
8 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 16
9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 19
10 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
12 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 21
13 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29
14 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29
15 2 1 2 1 3 2 3 3 2 2 21
16 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 22
17 2 2 2 1 1 2 3 2 3 1 19
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29
19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
20 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28
21 2 2 2 2 3 1 3 3 3 2 23
22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
23 2 3 1 1 3 1 2 3 3 1 20
24 3 3 2 2 3 1 3 3 3 2 25
25 2 2 2 1 3 2 3 3 3 2 23
26 3 2 2 1 1 1 3 3 3 2 21
27 2 3 2 1 1 2 3 3 3 1 21
28 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 23
29 3 3 2 2 1 1 3 3 3 2 23
30 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 28
31 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 26
32 3 3 2 2 1 1 2 3 3 1 21
33 2 3 2 1 3 2 3 3 3 2 24
34 3 3 2 2 2 1 3 3 3 3 25
35 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 28
36 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 25
37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
38 3 2 2 1 2 1 3 3 2 1 20
39 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 27
40 1 3 2 1 1 2 3 2 3 2 20
41 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 16
42 2 2 2 1 2 1 3 3 3 2 21
43 3 2 1 1 1 1 2 3 3 1 18
44 3 2 2 1 1 1 2 3 3 1 19
45 1 1 2 1 3 1 3 3 3 3 21
46 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 22
47 2 1 2 2 1 2 3 3 2 2 20
48 3 3 2 2 2 1 3 3 2 1 22
49 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 22
50 3 2 2 2 1 1 3 3 3 2 22
51 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 20
52 3 3 2 2 3 1 3 3 3 3 26
53 2 3 2 2 1 2 3 3 3 3 24
54 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 25
55 3 2 3 1 3 2 3 3 3 1 24
56 1 1 3 1 3 2 3 3 3 1 21
57 1 1 3 1 3 2 3 3 3 1 21
58 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 23
59 2 2 2 1 3 2 3 3 3 2 23
60 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 23
61 2 2 2 3 1 3 3 2 2 3 23
62 3 2 2 2 3 1 3 3 3 2 24
63 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 25
64 2 1 1 1 1 2 3 3 3 3 20
65 3 2 2 2 3 2 1 3 3 3 24
66 3 3 1 1 3 2 3 3 3 3 25
67 3 3 3 1 1 1 3 3 3 3 24
68 3 1 3 1 1 1 2 3 3 3 21
69 3 1 3 1 3 1 1 3 3 2 21
70 1 1 1 3 3 3 2 3 3 1 21
71 3 1 2 2 3 2 3 3 3 3 25
72 2 2 2 1 3 2 3 3 2 2 22
73 3 3 3 2 2 1 2 3 3 2 24
74 3 3 3 2 2 1 1 2 3 3 23
75 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 22

KATEGORI JENIS PENDIDIKAN


Responden UMUR PEKERJAAN
HASIL DDR KELAMIN TERAKHIR
TAMAT
1 NEGATIF
32 P SWASTA SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
2 NEGATIF
38 L SWASTA SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
3 NEGATIF
58 P PNS SLTA/SEDERAJAT
4 NEGATIF 46 P PNS TAMAT AKADEMI/PT
5 NEGATIF 50 P PNS TAMAT AKADEMI/PT
TAMAT
6 NEGATIF
52 P IRT SLTP/SEDERAJAT
TAMAT
7 NEGATIF
43 L PEDAGANG SD/SEDERAJAT
TAMAT
8 POSITIF
47 P SWASTA SD/SEDERAJAT
TAMAT
9 POSITIF
42 P PEDAGANG SD/SEDERAJAT
10 NEGATIF 36 P PNS TAMAT AKADEMI/PT
TAMAT
11 NEGATIF
57 P IRT SLTP/SEDERAJAT
TAMAT
12 NEGATIF
58 P PEDAGANG SLTP/SEDERAJAT
TAMAT
13 NEGATIF
62 P PENSIUNAN SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
14 NEGATIF
50 L SWASTA SLTA/SEDERAJAT
15 NEGATIF 33 P PNS TAMAT AKADEMI/PT
TAMAT
16 NEGATIF
21 P PEDAGANG SLTA/SEDERAJAT
17 POSITIF 65 L PENSIUNAN TAMAT AKADEMI/PT
TAMAT
18 NEGATIF
63 L PENSIUNAN SLTP/SEDERAJAT
TAMAT
19 NEGATIF
40 P IRT SLTP/SEDERAJAT
TAMAT
20 NEGATIF
42 P PEDAGANG SLTA/SEDERAJAT
21 NEGATIF 45 L PNS TAMAT AKADEMI/PT
22 NEGATIF 60 L PNS TAMAT AKADEMI/PT
TAMAT
23 NEGATIF
46 P IRT SD/SEDERAJAT
TAMAT
24 NEGATIF
44 P SWASTA SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
25 NEGATIF
34 P IRT SD/SEDERAJAT
TAMAT
26 NEGATIF
28 L SWASTA SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
27 NEGATIF
40 P PEDAGANG SLTA/SEDERAJAT
28 NEGATIF 32 P SWASTA TAMAT AKADEMI/PT
29 NEGATIF 41 P SWASTA TAMAT AKADEMI/PT
TAMAT
30 NEGATIF
43 L SWASTA SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
31 NEGATIF
38 L SWASTA SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
32 NEGATIF
39 L BURUH SLTP/SEDERAJAT
TAMAT
33 NEGATIF
44 L SWASTA SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
34 NEGATIF
44 L PEDAGANG SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
35 NEGATIF
45 L SWASTA SLTA/SEDERAJAT
36 NEGATIF 38 P PNS TAMAT AKADEMI/PT
TAMAT
37 NEGATIF
34 P IRT SD/SEDERAJAT
TAMAT
38 NEGATIF
24 L SWASTA SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
39 NEGATIF
30 L SWASTA SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
40 POSITIF
25 L SWASTA SLTA/SEDERAJAT
41 POSITIF 60 P IRT TIDAK TAMAT SD
TAMAT
42 NEGATIF
23 P IRT SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
43 NEGATIF
50 P IRT SLTP/SEDERAJAT
TAMAT
44 POSITIF
44 L SWASTA SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
45 POSITIF
35 P IRT SLTP/SEDERAJAT
TAMAT
46 POSITIF
32 L SWASTA SLTA/SEDERAJAT
47 NEGATIF 51 P IRT TAMAT
SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
48 NEGATIF
16 P PELAJAR SLTP/SEDERAJAT
TAMAT
49 NEGATIF
41 P IRT SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
50 NEGATIF
42 P PEDAGANG SLTA/SEDERAJAT
51 NEGATIF 28 L PEDAGANG TAMAT AKADEMI/PT
TAMAT
52 NEGATIF
39 P IRT SLTP/SEDERAJAT
53 NEGATIF 34 P IRT TAMAT AKADEMI/PT
54 NEGATIF 43 L SWASTA TAMAT AKADEMI/PT
TAMAT
55 NEGATIF
32 P IRT SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
56 NEGATIF
44 P IRT SLTP/SEDERAJAT
TAMAT
57 POSITIF
47 P HONORER SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
58 NEGATIF
26 P SWASTA SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
59 NEGATIF
38 P SWASTA SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
60 NEGATIF
36 P IRT SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
61 NEGATIF
29 P PETANI SLTP/SEDERAJAT
62 NEGATIF 26 P HONORER TAMAT AKADEMI/PT
TAMAT
63 NEGATIF
72 L SWASTA SLTP/SEDERAJAT
TAMAT
64 NEGATIF
63 L PNS SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
65 NEGATIF
42 P PETANI SLTP/SEDERAJAT
TAMAT
66 POSITIF
50 P IRT SD/SEDERAJAT
TAMAT
67 NEGATIF
67 P IRT SLTP/SEDERAJAT
TAMAT
68 POSITIF
67 P IRT SLTP/SEDERAJAT
TAMAT
69 POSITIF
60 P IRT SLTP/SEDERAJAT
TAMAT
70 POSITIF
39 P SWASTA SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
71
NEGATIF 27 L SWASTA SLTA/SEDERAJAT
TAMAT
72
NEGATIF 23 P IRT SLTP/SEDERAJAT
73 NEGATIF 36 L SWASTA TAMAT AKADEMI/PT
74 NEGATIF 29 P IRT TAMAT AKADEMI/PT
TAMAT
75
NEGATIF 44 P IRT SLTA/SEDERAJAT
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nurul Dwi Hudatullah

Tempat, Tanggal Lahir : Bengkulu, 7 September 1995

Agama : Islam

Nama Orang Tua

Ayah : Gurti, SE, M.Kes

Ibu : Atmawati Malik, S.Pd

Alamat :JL. Zainul Arifin RT 09 RW 03 NO 32 Kecamatan


Singaran Pati Kelurahan Padang Nangka, Kota
Bengkulu

Email : nuruldwi2@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. Tahun 2001 Lulus Taman Kanak-Kanak Witri 1


Kota Bengkulu
2. Tahun 2007 Lulus Sekolah Dasar Negeri 20
Kota Bengkulu
3. Tahun 2010 Lulus Sekolah Menengah Pertama
Negeri 4 Kota Bengkulu
4. Tahun 2013 Lulus Sekolah Menengah Atas
Negeri 5 Kota Bengkulu

Anda mungkin juga menyukai