Anda di halaman 1dari 117

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN TINGKAT PENGETAHUAN

PASIEN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN TERAPI INSULIN


PADA PASIEN DM TIPE 2 DI RUANG AZALEA
RS MITRA KELUARGA KALIDERES

SKRIPSI

Disusun Oleh:

Felita Rahayu
1914201137

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020/2021

i
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN TINGKAT PENGETAHUAN
PASIEN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN TERAPI INSULIN
PADA PASIEN DM TIPE 2DI RUANG AZALEA
RS MITRA KELUARGA KALIDERES

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi Sarjana


Keperawatan

Disusun Oleh:

Felita Rahayu
1914201137

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020/2021

HALAMAN PENGESAHAN

i
Proposal ini diajukan oleh
Nama : Felita Rahayu
NIM : 1914201137
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Judul Proposal : Hubungan Antara Motivasi Dan Tingkat
Pengetahuan Pasien Dengan Kepatuhan
Penggunaan Terapi Insulin Pada Pasien Dm
Tipe 2 Di Rumah Sakit Swasta Kalideres

Tanggal Sidang Skripsi : 9/ Oktober /2021


Telah berhasil dipertahankan dihadapan Sidang Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana keperawatan pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Tangerang

Tanda Tangan
Pembimbing 1
Elang Wibisana,S.Kep.,Ners.M.Kep (………………………)
NIDN 0401078601
Pembimbing 2
Lilis Rayatin.S.Kep.,M.Kep (………………………)
NIDK 8889350017
Penguji 1
Elang Wibisana,S.Kep.,Ners.M.Kep (………………………)
NIDN 0401078601
Penguji 2
Lilis Rayatin.S.Kep.,M.Kep (………………………)
NIDK 8889350017
Penguji 3
Annisaa F.Umara, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.MB. (..….………………….)
NIDN0413058803

Mengesahkan,
Dekan Fikes UMT Ka.Prodi Sarjana Keperawatan

Dr.Hj.Rita Sekarsari,S.Kp.,MHSM.,Sp.KV.,FISQua Kartini, M.Kep., Ns.Sp. Kep.Mat


NBM:973.007 NBM:116.2223

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

ii
Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Felita Rahayu


NIM : 1914201137
Program Studi : S1 Keperawatan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Hubungan Antara
Motivasi Dan Tingkat Pengetahuan Pasien Dengan Kepatuhan Penggunaan
Terapi Insulin Pada Pasien Dm Tipe 2 Di Ruang Azalea Rs Mitra Keluarga
Kalideres”, adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun, Sumber informasi berasal atau dikutip
dari karya tulis yang diterbitkan atau tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal :

Yang Menyatakan

Felita Rahayu
1914201137

iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai Civitas Akademik Universitas Muhammadiyah Tangerang, saya yang


bertandatangan dibawah ini:

Nama : Felita Rahayu


NIM : 1914201137
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Muhammadiyah Tangerang hak bebas Royalti Non-Eksklusif atas
karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN TINGKAT PENGETAHUAN


PASIEN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN TERAPI INSULIN
PADA PASIEN DM TIPE 2 DI RUANG AZALEA RS MITRA KELUARGA
KALIDERES

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Royalti Non-Eksklusif ini
Universitas Muhammadiyah Tangerang berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal :

Yang Menyatakan

Felita Rahayu
1914201137

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

iv
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

Hubungan Antara Motivasi Dan Tingkat Pengetahuan Pasien Dengan


Kepatuhan Penggunaan Terapi Insulin
Pada Pasien Dm Tipe 2 Di Ruang Azalea
Rs Mitra Keluarga Kalideres

Felita Rahayu
Fakultas kesehatan, Universitas Muhammadiyah Tangerang;
Felitarahayu117@gmail.com
ABSTRAK

Latar Belakang: Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang kompleks


membutuhkan perawatan medis terus-menerus Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
memperlihatkan peningkatan angka prevalensi Diabetes yang cukup signifikan,
yaitu dari 6,9% ditahun 2013 menjadi 8,5% ditahun 2018. Tingkat rehospitalisasi
rumah sakit yang tinggi diakibatkan oleh kurangnya motivasi, rendahnya level
edukasi dan ketidakpatuhan pengobatan selama di rumah. Reshospitalisasi sering
memberikan dampak negatif pada mortalitas dan kualitas hidup pasien DM, serta
menimbulkan biaya yang cukup besar bagi sistem pelayanan maysarakat Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi dan pengetahuan
dengan kepatuhan penggunaan terapi insulin pada pasien Diabetes Type II di
Ruang Azalea Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres. Metode Penelitian:
Merupakan penelitian korelasi dengan desain Cross Sectional. Sampel terdiri 60
responden DM tipe II yang dipilih menggunakan teknik Purposive Sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tingkat motivasi,
pengetahuan dan kepatuhan pada pasien DM tipe II yang mendapatkan terapi
insulin. Teknik analisa data menggunakan chi-square dan linkelihood Ratio.
Hasil: Hubungan motivasi dengan kepatuhan penggunaan insulin pada pasien DM
tipe II di Ruang Azalea Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres diperoleh hasil p =
0,000 (p<0,05) dan hubungan pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan insulin
pada pasien DM tipe II p = 0,000 (p<0,05). Kesimpulan: Ada hubungan motivasi
dan pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan insulin pada pasien DM Tipe II
di Ruang Azalea Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres. Saran: Bagi perawat di
Ruang Azalea lebih meningkatkan edukasi kesehatan tentang DM dan memotivasi
untuk menggunakan insulin kepada responden sehingga tingkat pengetahuan dan
kepatuhan responden semakin bertambah.
Kata Kunci : Diabetes, Insulin, Motivasi, Tingkat Pengetahuan dan
Kepatuhan.

v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

Relationship Between Patient'S Motivation An Knowledge Level And


Compliance With The Use Of Insulin Therapy In Type 2 Dm Patients In The
Azalea Room In Hospital Mitra Keluarga Kalideres
Rahayu Felita
Health Faculty Muhammadiyah University of Tangerang:
Felitarahayu117@gmail.com

ABSTRAK

Backround: Diabetes is a complex chronic disease that requires continuous


medical care with multifactorial risk reduction strategies beyond glycemic
control. The Basic Health Research (Riskesdas) shows a significant increase in
the prevalence of Diabetes, from 6.9% in 2013 to 8.5%. in 2018. Purpose: This
study aims to find the relationship between motivation and knowledge with
adherence insulin therapy to Type II Diabetes patients in Azalea Room of Mitra
Keluarga Kalideres Hospital Methods:The samples were consisted of 60
respondents who had type II DM. they were selected by total Sampling technique.
The data were collected by questionnaire of the motivation and knowledge patient
who recevied insulin therapy in Azalea Room of Mitra Keluarga Kalideres
Hospital.The Data were analysis by chi-square dan linkelihood Ratio. Result:
The result of the correlation between motivation with insulin use compliance in
type II DM patientsin Azalea Room of Mitra Keluarga Kalideres Hospital was =
0.000 (p<0.05) and knowledge with insulin use compliance in patients DM type II
p = 0.000 (p<0.05).Conclusion: There is a relationship of motivation and
knowledge with adherence to insulin use in Type II DM patients in Azalea Room
of Mitra Keluarga Kalideres Hospital. Sugestion: In the future nurses in the
Azalea Room Mitra Keluarga Kalideres can improved health education about
DM and motivate use insulin to respondents that level of knowledge and
compliance of respondents is increasing.

Keywords: Diabetes, Insulin, Motivation, Knowledge Level and Compliance

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirabbil ‘alamin’. Puji syukur saya panjatkan kepada Allah


SWT, atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan
skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
gelar Sarjana keperawatan, pada Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes), Universitas
Muhammadiyah Tangerang (UMT). Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena
itu, saya mengucapkan terima kasih banyak kepada:
1. Dr.H. Ahmad Amarullah, S.Pd., M.Pd. SelakuRektor Universitas
Muhammadiyah Tangerang yang memiliki kebijakan yang baik dan berguna
bagi mahasiswa.
2. Dr.Hj.Rita Sekarsari,S.Kp.,MHSM.,Sp.KV.,FISQua selaku Dekan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang yang memberikan
fasilitas dan kesempatan saya untuk belajar.
3. Imas Yoyoh, S.kep.,M.Kep selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Kesehatan
Universita Muhammadiyah Tangerang.
4. Fauzan Hakim, S.E., MM selaku Wakil Dekan II dan Dosen Penasehat
Akademik Fakultas Ilmu Kesehatan Universita Muhammadiyah Tangerang
5. Kartini,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Mat selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Tangerang yang mengarahkan dan proses belajar mengajar.
6. Hera Astuti, M.Kep., Ns.,Sp.Kep.Kom, selaku ketua Program Studi Profesi
Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang.

vii
7. Elang Wibisana,S.Kep.,Ners.M.Kep, selaku dosen pembimbing pertama yang
selalu menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk selalu mensuport,
mengarahkan dalam proses pembuatan skripsi ini.
8. Lilis Rayatin.S.Kep.,M.Kep, selaku pembimbing kedua saya yang telah selalu
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk selalu membantu,
mengarahkan dan memberi masukan dalam proses pembuatan skripsi ini.
9. Annisaa F. Umara, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.MB. Selaku dosen penguji yang telah
memberikan banyak sekali masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini
10. Pihak Akademik Fakultas Kesehatan Univesitas Muhammadiyah Tangerang
yang telah banyak membantu dalam memperoleh data selama proses
penelitian.
11. Bapak / Ibu dosen Program sarjana Keperawatan yang telah memberikan doa
dan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti kegiatan perkuliahan.
12. Kepada Direktur Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres (Dr.Yudistira) dan
Manager keperawatan (Ns.Maryati sembiring S.Kep) yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Tersebu
t.
13. Keluarga besar saya terutama kedua orang tua (Bapak cholid dan Ibu
Sumiyem), sahabat dan teman teman rekan kerja saya, yang telah
memberikan dukungan moral dan material dalam pembuatan skripsi ini serta
selalu memberikan semangat dan motivasi agar saya selalu rajin mengerjakan
skripsi.
14. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini.
15. Teman-teman Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas M
uhammadiyah Tangerang yang telah senantiasa menjadi teman seperjuangan.
Akhir kata, saya selalu berdoa kepada Allah SWT semoga membalas
semua kebaikan yang telah membantu. Saya berharap semoga dengan doa,
dukungan, dan nasehat yang telah diberikan, dapat bermanfaat bagi saya untuk
menjadi orang yang lebih baik, dan semoga dengan disusunnya skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

viii
Jakarta, September 2021
Peneliti

(Felita Rahayu)
1914201137

DAFTARISI

ix
Halaman Judul...........................................................................................
i
Halaman Pengesahan.................................................................................
ii
Pernyataan Orisinalitas..............................................................................
iii
Pernyataan Persetujuan Publikasi..............................................................
iv
Abstrak......................................................................................................
v
Kata Pengantar...........................................................................................
vii
Daftar Isi....................................................................................................
x
Daftar Singkatan........................................................................................
xii
Daftar Tabel...............................................................................................
xiii
Daftar Skema............................................................................................
xiv
Daftar Lampiran.......................................................................................
xv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................
1
A.Latar Belakang..................................................................................
1
B.Identifikasi Masalah..........................................................................
4
C.Pembatasan Masalah.........................................................................
4
D.Rumusan Masalah.............................................................................
5
E.Tujuan Penelitian...............................................................................

x
5
1.Tujuan Umum...............................................................................
5
2.Tujuan Khusus..............................................................................
5
F.Manfaat Penelitian.............................................................................
6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................


7
A.Konsep Motivasi...............................................................................
7
B.Konsep Pengetahuan.........................................................................
10
C.Konsep Kepatuhan............................................................................
15
D.Konsep Diabetus Mellitus.................................................................
17
E.Penelitian Terkait..............................................................................
35

F.Kerangka Teori.................................................................................
36
G.Kerangka Konsep.............................................................................
37

H.Hipotesis Penelitian..........................................................................
38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................


39
A.Desain Penelitian.............................................................................
39
B.Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................
39
C.Populasi dan Sampel.........................................................................
39

xi
D.Definisi Operasional.........................................................................
40
E.Alat Pengumpulan Data.....................................................................
41
F.SkalaPengukuran...............................................................................
43
G. Pengujian Instrumen Penelitian.......................................................
43
H.Teknik Pengumpulan Data.....................................................................
45
I.Teknik Analisa Data..........................................................................
46
J.Etika Penelitian.................................................................................
48
K.Jadwal Kagiatan Penelitian.............................................................
51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................


52
A.Hasil Penelitian.................................................................................
52
B.Pembahasan.......................................................................................
61
C.Keterbatasan Penelitian......................................................................
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................
69
A.Kesimpulan........................................................................................
69
B.Saran..................................................................................................
69

DAFTARPUSTAKA..............................................................................
71

LAMPIRAN...........................................................................................
75

xii
DAFTARSINGKATAN

DM Diabetus mellitus

PARKENI Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

IDF International Diabetes Federation

HIV Human Immunodeficiency Virus

PVD Prefabricated Vertical Drain

SMBG Self Monitoring Blood Glucose


OHO Obat hipoglikemi oral

ADA American Diabetic association

MMS-6 Modify Morisk Scale

MIAS-8 Morisky’s Insulin adrerenece scale

WHO WorldHealthOrganization

DKQ-24 Diabetes Knowledge Questionaire

PSBB Pembatasan Sosial Berskala besar

PPKM Peberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

NIDDN Insulin Non-Dependent Diabetes Mellitus

HBA1c Hemoglobin A 1c

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman


Tabel 2.1 Penelitian Terkait 34
Tabel 3.1 Definisi Operasional 40
Tabel 3.2 Kisi - Kisi Instrumen 42
Tabel 3.3 Skoring Skala Guttman 43
Tabel 3.4 Jadwal Kegiatan Penelitian 50
Tabel 4.1 Uji Normalitas Hubungan Motivasi Dengan 53
Kepatuhan Penggunaan Terapi Insulin
Tabel 4.2 Uji Normalitas Hubungan Pengetahuan 54
Dengan Kepatuhan Penggunaan Terapi
insulin
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis 55
kelamin,umur,pekerjaan, pendidikan dan
status pernikahan
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi motivasi responden 56
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi pengetahuan responden 57
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi kepatuhan 57

Tabel 4.7 Hubungan Motivasi Dengan Tingkat 58


Kepatuhan Penggunaan Terapi Insulin Di
Ruang Azalea
Tabel 4.8 Uji Chi Square Hubungan Antara Motivasi 59
Dengan Tingkat Kepatuhan
Tabel 4.9 Hubungan pengetahuan dengan tingkat 60
kepatuhan penggunaan terapi insulin di
ruang azalea
Tabel 4.10 Uji Likelihood Ratio Hubungan 60
Pengetahuan Dengan Tingkat Kepatuhan

xiv
DAFTAR SKEMA

Skema2.1 KerangkaTeori........................................................ 36

Skema2.2 Kerangka Konsep.................................................... 37

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Persetujuan Ujian Sidang Akhir Skripsi Pembimbing 1


Lampiran 2 Surat Persetujuan Ujian Sidang Akhir Skripsi Pembimbing 2
Lampiran 3 Lembar Bimbingan Pembimbing 1
Lampiran 4 Lembar Bimbingan Pembimbing 2
Lampiran 5 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 6 Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 7 Surat Ijin Uji Etik
Lampiran 8 Kuesioner Penelitian
Lampiran 9 Data kuesioner
Lampiran 10 Hasil Output SPSS
Lampiran 11 Curiculum Vitae Peneliti

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang

penderitanya mengalami gangguan metabolik ditandai adanya peningkatan

kadar gula darah (Hiperglikemi), disebabkan pankreas yang tidak dapat

menghasilkan cukup hormon insulin (LeMone, Burke, & Bauldoff, 2015).

Diabetes adalah penyakit kronis yang kompleks membutuhkan perawatan

medis terus-menerus dengan strategi pengurangan risiko multifaktorial di luar

kendali glikemik (ADA, 2016).

Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah

di dalam tubuh. Jadi jika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang

diproduksi secara efektif akibatnya terjadi peningkatan kadar gula dalam darah

(Hiperglikemia) (Smeltzer & Bare, 2013).

Diabetes saat ini telah menjadi ancaman serius kesehatan global.

Dikutip dari data WHO 2016, 70% dari total kematian di dunia dan lebih dari

setengah beban penyakit. Sekitar 90-95% dari kasus Diabetes adalah Diabetes

Tipe 2 yang sebagian besar dapat dicegah karena disebabkan oleh gaya hidup

yang tidak sehat. Indonesia juga menghadapi situasi ancaman diabetes serupa

dengan dunia. International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2017

melaporkan bahwa epidemi diabetes di Indonesia masih menunjukkan

kecenderungan meningkat. Indonesia negara peringkat keenam di dunia

setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko dengan jumlah

1
penyandang Diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang. Sejalan dengan

hal tersebut, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) memperlihatkan peningkatan

angka prevalensi Diabetes yang cukup signifikan, yaitu dari 6,9% di tahun

2013 menjadi 8,5% di tahun 2018; sehingga estimasi jumlah penderita di

Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang yang kemudian berisiko terkena

penyakit lain, seperti: serangan jantung, stroke, kebutaan dan gagal ginjal

bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian.

Pengobatan diabetes mellitus (DM) bertujuan untuk mencegah

komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien (Ambarwati, 2012). Pada

pasien diabetes melitus untuk mencapai tujuan penatalaksanaan terapi maka

perlu dilakukan pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat badan, dan

profil lipid (Perkeni, 2011). Kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat

menyebabkan berbagai komplikasi pada kerusakan organ seperti ginjal, mata,

saraf, jantung, dan peningkatan risiko kardiovaskuler (Loghmani,2005).

konsesus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) tahun 2015

tentang pengelolaan dan pencegahan DM tipe 2 di Indonesia menghasilkan

standar penatalaksanaan yang juga memiliki tujuan hampir sama dengan

WHO yaitu memperbaiki kualitas hidup, dan mencegah atau menghambat

komplikasi dengan tujuan akhir turunnya angka morbiditas dan mortalitas DM

di Indonesia. Penatalaksanaan yang di gagas PERKENI berupa 5 pilar

penatalaksanaan khusus untuk DM tipe 2 yaitu edukasi, terapi nutrisi (diet

DM), latihan jasmani, terapi farmakologi dan monitoring (Perkeni, 2015).

2
Rehospitalisasi merupakan masukannya kembali pasien ke rawat inap

setelah diperbolehkan pulang dari rawat inap dalam jangka waktu kurang dari

dua minggu. Pasien yang tidak memiliki kepatuhan dalam menjalankan

pengobatan lanjutan dirumah memungkinkan memiliki peluang untuk

rehospitalisasi pada bulan bahkan minggu yang sama dibandingkan dengan

pasien yang patuh menjalankan pengobatan selama dirumah (Heslin &

Weiss,2015).

Tingkat rehospitalisasi rumah sakit yang tinggi diidentifikasi sebagai

indikator potensial buruknya self care pada pasien DM. Faktor yang dapat

dikaitkan dengan buruknya self care pada pasien DM antara lain kurangnya

motivasi dan level edukasi yang rendah, persepsi yang buruk tentang

kepatuhan penggunaan terapi selama di rumah (Smith et al.2015).

Reshospitalisasi sering memberikan dampak negatif pada mortalitas dan

kualitas hidup pasien DM. Menimbulkan biaya yang cukup besar bagi sistem

pelayanan dan bagi maysarakat (Nakane et al.2021).

Keberhasilan terapi pengobatan pasien DM tidak hanya meliputi

ketepatan dosis, ketepatan pemilihan obat, tetapi juga kepatuhan dalam

pengobatan. Kepatuhan pengobatan sangat penting pada terapi jangka panjang

untuk beberapa penyakit kronis. Kepatuhan yang tinggi, pengobatan DM

dapat terlaksana secara optimal dan kualitas kesehatan bisa tetap stabil

(Saifunurmazah, 2013). Ketidakpatuhan pengobatan pada pasien DM akan

berdampak negatif pada kualitas hidup pasien dan memperparah penyakit

3
yang diderita (Anna, 2011). Hasil terapi tidak akan mencapai tingkat optimal

tanpa adanya kesadaran dari pasien itu sendiri (Ramadona, 2011).

Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah pengetahuan.

Pengetahuan yang baik sangat membantu meningkatkan keikutsertaan

keluarga dalam upaya penatalaksanaan DM guna mencapai hasil yang lebih

baik. Pengetahuan penderita DM tentang penyakitnya dapat meningkatkan

peran aktif mereka untuk ikut serta dalam pengelolaan dan pengendalian DM

(Perkeni,2015).

Selain pengetahuan, salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan

penggunaan terapi insulin adalah motivasi. Motivasi merupakan keyakinan

dari dalam diri seseorang bahwa ia sanggup untuk melakukan tugas atau

tanggung jawab tertentu yang harus ia lakukan atau keyakinan yang datang

dari dalam diri sendiri karena ada dorongan dari lingkungan (Risty,2017).

Motivasi yang baik akan meningkatkan kepatuhan penderita dalam

penggunaan terapi insulin (Nisa, 2017).

Berdasarkan pengamatan selama bekerja di Ruang Azalea Rumah

Sakit Mitra Keluarga Kalideres didapatkan jumlah penderita DM sebanyak

150 orang pada bulan Februari - Mei 2021, dengan metode wawancara dan

status rekam medis pasien didapatkan sebesar 60% (90 orang) adalah pasien

lama yang kembali menjalani perawatan di Rumah Sakit dikarenakan tidak

teratur/ketidakpatuhan pasien dalam menggunakan terapi insulin. Berdasarkan

fenomena diatas, peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Antara Motivasi

Dan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan Terapi Insulin Pada

4
Pasien DM Tipe II Di Ruang Azalea Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres

Tahun 2021.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat ditetapkan identifikasi masalah

yang ada, peneliti memliki pernyataan sebagai berikut :

1. Pengetahuan pasien DM tentang kepatuhan penggunaan terapi insulin

2. Motivasi pasien DM untuk lebih patuh dalam penggunaan terapi

insulin.

3. Dampak rehospitalisasi bagi pasien DM.

4. Kepatuhan pasien DM dalam penggunaan terapi insulin.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka batasan malasah dalam penelitian

ini meliputi motivasi, tingkat pengetahuan pasien dan kepatuhan pasien dalam

penggunaan terapi insulin.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara

motivasi dan tingkat pengetahuan pasien dengan kepatuhan penggunaan terapi

insulin pada pasien DM Tipe II di Ruang Azalea RS Mitra Keluarga

Kalideres?

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara motivasi dan

tingkat pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan terapi insulin pada

pasien DM Tipe II di Ruang Azalea RS Mitra Keluarga Kalideres.

5
2. Tujuan Khusus

a) Diketahui distribusi frekuensi data demografi pasien berdasarkan jenis

kelamin, umur, pekerjaan, tingkat pendidikan dan status perkawinan

pasien DM tipe II.

b) Diketahui distribusi frekuensi tingkat motivasi pasien DM Tipe II

c) Diketahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan pasien DM Tipe II

d) Diketahui distribusi frekuensi tingkat kepatuhan penggunaan terapi

insulin pasien DM Tipe II

e) Diketahui hubungan antara motivasi dengan kepatuhan penggunaan

terapi insulin pasien DM Tipe II

f) Diketahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan

penggunaan terapi insulin pasien DM Tipe II

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan referensi serta menambah pengetahuan dan pengalaman

kepada peneliti dalam melaksanakan penelitian, khususnya penelitian

hubungan antara motivasi dan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan

penggunaan terapi insulin pada pasien DM Tipe II di Ruang Azalea RS

Mitra Keluarga Kalideres.

2. Bagi Institusi Kesehatan

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah

sakit, menurunkan angka rehospitalisasi pasien.

6
3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi mahasiswa keperawatan untuk melanjutkan

penelitian dengan metode penelitian yang berbeda.

4. Bagi Pasien DM Tipe II

Sebagai sumber pengetahuan dan wawasan bagi pasien dan keluarga

tentang kepatuhan dalam penggunaan terapi insulin, serta pentingnya

motivasi dengan kepatuhan penggunaan terapi insulin.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Motivasi

1. Definisi Motivasi

Motivasi dalam Bahasa latin disebut movere yang berarti dorongan

dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Kata motivasi tidak

terlepas dari kata kebutuhan. Kebutuhan merupakan suatu potensi dalam

diri manusia yang ditanggapi dan direspon. Jika kebutuhan terpenuhi,

maka akan muncul kembali keinginan untuk memenuhinya ( Notoatmodjo,

2010).

Motivasi merupakan karakteristik psikologis manusia yang memberi

kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Perasaan atau pikiran yang

dapat mendorong seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan atau

menjalan kekuasaan dalam berperilaku merupakan salah satu definisi dari

motivasi. Ada tiga hal yang terpenting dalam motivasi, yaitu hubungan

antara kebutuhan, dorongan dan tujuan (Nursalam,2015).

2. Bentuk-bentuk motivasi

Sardiman (2018), sesuai dengan bentuknya motivasi terdiri atas:

1) Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari diri

seseorang. Motivasi ini biasanya timbul karena ada harapan, tujuan

dan keinginan seseorang terhadap sesuatu sehingga dia memiliki

semangat untuk mencapai itu.

8
2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah sesuatu yang diharapkan akan diperoleh

dari luar diri seseorang. Motivasi ini biasanya dalam bentuk nilai dari

suatu materi, misalnya imbalan dalam bentuk uang atau intensif

lainnya yang diperoleh atas suatu upaya yang telah dilakukan.

3. Teori motivasi

Motivasi dalam pendekatan modern pada teori dan praktik terbagi

menjadi lima kategori : (Stoner & Freeman , 2015)

1) Teori kebutuhan

Teori kebutuhan berfokus pada kebutuhan seseorang untuk hidup

berkecukupan. Dalam praktiknya, teori kebutuhan berhubungan

dengan apa yang dilakukan seseorang untuk memenuhi

kebutuhannya. Menurut teori ini, motivasi akan dimiliki seseorang

pada saat belum mencapai tingkat kepuasan tertentu pada

kehidupan, sehingga kebutuhan yang telah terpuaskan tidak akan

lagi menjadi motivasi untuk melakukan sesuatu. Faktor yang

memotivasi atau faktor yang menjadi penyebab kepuasaan

diantaranya adakah prestasi, pengakuan, tanggung jawab, dan

kemajuan.

2) Teori keadilan

Teori keadilan didasarkan pada asumsi. Dalam teori ini yang

menjadi faktor utama adalah evaluasi individu atau keadilan dari

suatu penghargaan yang diterima. Teori ini menjelaskan bahwa

9
individu akan termotivasi jika apa yang mereka dapatkan seimbang

dengan usaha yang telah dilakukan.

3) Teori harapan

Teori ini menjelaskan tentang cara memilih dan bertindak atau

bertingkah laku berdasarkan harapan.

4) Teori penguatan

Teori penguatan menunjukkan tentang bagaimana konsekwensi

tingkah laku dimasa lalu yang akan mempengaruhi tindakan di

masa depan. Proses ini digambarkan sebagai berikut:

Rangsangan -> Respon -> Konsekuensi -> Respon masa depan

Teori ini menjelaskan bahwa seseorang akan termotivasi apabila ia

memberikan respon pada rangsangan terhadap pola tingkah laku

yang konsisten sepanjang waktu.

5) Teori prestasi

Teori ini menjelaskan bahwa kebutuhan individu diperoleh dari

waktu ke waktu dan dibentuk oleh pengalaman hidup seseorang.

Ada tiga jenis kebutuhan motivasi yaitu kebutuhan untuk

berprestasi, berafiliasi dan berkuasa.

4. Unsur-unsur motivasi

Motivasi memiliki tiga unsur utama yakni kebutuhan, dorongan,

dan tujuan. Kebutuhan terjadi apabila individu merasa terdapat

ketidakseimbangan antara apa yang mereka miliki dengan apa yang

mereka harapkan. Dorongan merupakan suatu hal mengenai kekuatan

10
mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian

tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan merupakan hal yang

mendasar pada motivasi.

Motivasi memiliki sifat siklus melingkar, yakni motivasi timbul, memicu

perilaku yang tertuju pada tujuan (goals) bila tujuan telah tercapai, maka

secara otomasi motivasi akan terhenti. Apabila motivasi itu kembali pada

keadaan awal, maka terjadi suatu kebutuhan lagi, yang merupakan siklus

dasar dalam motivasi. Selain kebutuhan, dorongan dan tujuan, terdapat

faktor lain yang berperan dalam siklus motivasi, yaitu faktor kognitif.

Faktor kognitif merupakan suatu proses mental seperti: berfikir, ingatan,

dan persepsi (Su’udiyah, 2016).

5. Metode Peningkatan Motivasi

Ada beberapa cara untuk meningkatkan motivasi:

1) Metode langsung (direct motivation) merupakan suatu metode dengan

memberikan materi, seperti pemberian materi berupa bonus atau

hadiah dan nonmetric berupa pujian atau penghargaan.

2) Metode tidak langsung (indirect motivation) merupakan suatu

kewajiban memberikan fasilitas atau sarana kesehatan kepada anggota

suatu organisasi.

B. Konsep Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan

11
terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba menurut (Notoatmodjo,2012).

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana

diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut

akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan,

bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak

berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek

ini akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan

objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap positif terhadap

objek tertentu. Menurut teori word health organization (WHO), salah satu

bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh

dari pengalaman sendiri (Wawan, 2010).

1. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan

mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan

kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat

12
informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

b) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara

langsung maupun secara tidak langsung

c) Umur

Bertambahnya umur seseorang, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang

lebih dewasa lebih dipercaya dari orang yang belum tinggi

kedewasaannya. Ini ditentukan dari pengalaman dan

kematangan jiwa.

2) Faktor Eksternal

a) Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok

b) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

13
2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau

tingkat yang berbeda – beda. Secara garis besarnya dibagi 6 tingkat,

yakni : (Notoatmodjo, 2014)

1) Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang

telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2) Memahami (Comprehensif)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut

harus dapat mengintreprestasikan secara benar tentang objek yang

diketahui tersebut.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan

atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang

diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai

pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat

14
membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat

diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum

atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-

komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis

adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang telah ada.

6) Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini

dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

3. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menayakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2014).

Menurut Nurhasim (2013) Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang yang ingin diketahui atau diukur dapat

disesuaikan dengan tingkat pengetahuan responden yang meliputi tahu,

memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Adapun pertanyaan yang

dapat dipergunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat

dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu pertanyaan subjektif, misalnya jenis

15
pertanyaan essay dan pertanyaan objektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda,

(multiple choice), betul-salah dan pertanyaan menjodohkan. Cara mengukur

pengetahuan dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan, kemudian

dilakukan penilaian 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah.

Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor yang

diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya prosentase

kemudian digolongkan menjadi 3 kategori yaitu kategori baik (76 -100%),

sedang atau cukup (56 – 75%) dan kurang (<55%) (Arikunto, 2013).

C. Konsep Kepatuhan

1. Definisi Kepatuhan

Kepatuhan adalah perilaku individu (misalnya: minum obat,

mematuhi diet, atau melakukan perubahan gaya hidup) sesuai anjuran

terapi dan kesehatan. Tingkat kepatuhan dapat dimulai dari tindak

mengindahkan setiap aspek anjuran hingga mematuhi rencana (Kozier,

2010). Mendefinisikan kepatuhan atau ketaatan (compliance atau

adherence) sebagai: “tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan

perilaku yang disarankan oleh dokternya atau oleh orang lain” (Tritiadi,

2007).

Didalam konteks psikologi kesehatan, kepatuhan mengacu kepada

situasi ketika perilaku seorang individu sepadan dengan tindakan yang

dianjurkan atau nasehat yang diusulkan oleh seorang praktisi kesehatan

atau informasi yang diperoleh dari suatu sumber informasi lainnya seperti

16
nasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melalui

suatu kampanye media massa (Ian & Marcus, 2011).

Para Psikolog tertarik pada pembentukan jenis-jenis faktor-faktor

kognitif dan afektif apa yang penting untuk memprediksi kepatuhan dan

juga penting perilaku yang tidak patuh. Pada waktu-waktu belakangan ini

istilah kepatuhan telah digunakan sebagai pengganti bagi pemenuhan

karena ia mencerminkan suatu pengelolaan pengaturan diri yang lebih

aktif mengenai nasehat pengobatan (Ian & Marcus, 2011).

2. Faktor-faktor yang Mempenaruhi Kepatuhan

Menurut Kozier (2010), faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah

sebagai berikut:

a) Motivasi klien untuk sembuh

b) Tingkat perubahan gaya hidup yang dibutuhkan

c) Persepsi keparahan masalah kesehatan

d) Nilai upaya mengurangi ancaman penyakit

e) Kesulitan memahami dan melakukan perilaku khusus

f) Tingkat gangguan penyakit atau rangkaian terapi

g) Keyakinan bahwa terapi yang diprogramkan akan membantu atau

tidak membantu

h) Kerumitan, efek samping yang diajukan

i) Warisan budaya tertentu yang membuat kepatuhan menjadi sulit

dilakukan

17
j) Tingkat kepuasan dan kualitas serta jenis hubungan dengan

penyediaan layanan kesehatan

3. Lima Tipe Kepatuhan

Menurut Bastable (2009), terdapat lima tipe kepatuhan, yaitu:

1) Otoritarian. Suatu kepatuhan tanpa reserve, kepatuhan yang

“ikut-ikutan” atau sering disebut “bebekisme”.

2) Conformist. Kepatuhan tipe ini mempunyai 3 bentuk meliputi

(1) conformist yang directed, yaitu penyesuaian diri terhadap

masyarakat atau orang lain, (2) conformist hedonist, kepatuhan

yang berorientasi pada “untung-ruginya” bagi diri sendiri, dan

(3) conformist integral, adalah kepatuhan yang menyesuaikan

kepentingan diri sendiri dengan kepentingan masyarakat.

3) Compulsive deviant. Kepatuhan yang tidak konsisten, atau apa

yang sering disebut “plinplan”.

4) Hedonic psikopatic. Kepatuhan pada kekayaan tanpa

memperhitungkan kepentingan orang lain.

5) Supra moralist. Kepatuhan karena keyakinan yang tinggi

terhadap nilai-nilai moral.

D. Konsep Diabetes Mellitus

1. Definisi Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme glukosa yang

disebabkan oleh gangguan dalam tubuh. Tubuh individu dengan diabetes

18
tidak menghasilkan cukup insulin, sehingga menyebabkan kelebihan

glukosa dalam darah (Yuniarti, 2013).

Diabetes mellitus adalah gangguan metabolik yang tidak menular

melanda beberapa jutaan orang di seluruh dunia. Hal ini terkait dengan

beberapa komplikasi mikro dan makrovaskuler yang merupakan penyebab

utama kematian. Masalah yang belum terselesaikan adalah bahwa definisi

dari ambang diagnostik untuk diabetes (Kumar, 2016).

Diabetes adalah penyakit kronis yang kompleks, membutuhkan

perawatan medis terus-menerus dengan strategi pengurangan risiko

multifaktorial diluar kendali glikemik (American Diabetic Association,

2016).

2. Klasifikasi Diabetes Mellitus

Klasifikasi etiologis DM menurut American Diabetes Association 2016,

dibagi dalam 4 jenis yaitu:

1) Diabetes mellitus tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes

Mellitus/IDDM

DM tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta pankreas karena

sebab autoimun. Pada DM tipe ini terdapat sedikit atau tidak sama

sekali. Sekresi insulin dapat ditentukan dengan level protein c-peptida

yang jumlahnya sedikit atau tidak terdeteksi sama sekali. Manifestasi

klinis pertama dari penyakit ini adalah ketoasidosis.

19
2) Diabetes mellitus tipe 2 atau Insulin Non-dependent Diabetes Mellitus/

NIDDM

Pada penderita DM tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin

tidak bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena terjadi

resistensi insulin yang merupakan turunnya kemampuan insulin untuk

merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk

menghambat produksi glukosa oleh hati. Oleh karena terjadinya

resistensi insulin (reseptor insulin sudah tidak aktif karena dianggap

kadarnya masih tinggi dalam darah) akan mengakibatkan defisiensi

relatif insulin. Hal tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya sekresi

insulin sehingga sel beta pankreas akan mengalami desensitisasi

terhadap adanya glukosa. Onset DM tipe ini terjadi perlahan-lahan

karena itu gejalanya asimtomatik. Adanya resistensi insulin yang

terjadi perlahan-lahan akan mengakibatkan sensitivitas reseptor akan

glukosa berkurang. DM tipe ini sering terdiagnosis setelah terjadi

komplikasi.

3) Diabetes mellitus gestasional komplikasi perinatal.

Penderita DM gestasional memiliki risiko lebih besar untuk menderita

DM yang menetap dalam jangka waktu 5-10 tahun setelah melahirkan.

DM tipe ini terjadi selama masa kehamilan, dimana intoleransi glukosa

didapati pertama kali pada masa kehamilan, biasanya pada trimester

kedua dan ketiga.

20
4) Diabetes mellitus tipe lain

DM tipe ini terjadi karena etiologi lain, misalnya pada defek genetik

fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin

pankreas, penyakit metabolik endokrin lain, iatrogenik, infeksi virus,

penyakit autoimun dan kelainan genetik lain.

Menurut Maulana (2015), klasifikasi diabetes meliputi empat kelas

klinis :

1) Diabetes Mellitus tipe 1

Hasil dari kehancuran sel β pankreas pada pulau-pulau

langherhans, biasanya menyebabkan defisiensi insulin yang

absolut.

2) Diabetes Mellitus tipe 2

Hasil dari gangguan sekresi insulin yang progresif ynag menjadi

latar belakang terjadinya resistensi insulin.

3) Diabetes gestasional

Melibatkan suatu kombinasi dari kemampuan reaksi dan

pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup. Jenis diabetes ini

terjadi selama kehamilan dan bisa saja meningkat atau lenyap.

4) Diabetes tipe spesifik lain

Misalnya : gangguan genetik pada fungsi sel β, gangguan genetik

pada kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas (seperti cystic

fibrosis), dan yang dipicu oleh obat atau bahan kimia (seperti

dalam pengobatan HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ).

21
3. Gejala Diabetes Mellitus

Gejala diabetes mellitus digolongkan menjadi gejala akut dan

gejala kronik. Gejala akut ini adalah gejala yang umum muncul pada

penderita diabetes mellitus seperti banyak makan (polifagia), banyak

minum (polidipsi), banyak kencing (polyuria) atau yang biasanya

disingkat 3P. Fase ini biasanya penderita menunjukan berat badan yang

terus naik (bertambah gemuk), karena pada saat ini jumlah insulin yang

masih mencukupi, bila keadaan tersebut tidak segera diobati, lama-

kelamaan akan timbul gejala yang disebakan karena kurangnya insulin

seperti mual dan nafsu makan mulai berkurang. Kadang-kadang penderita

DM tidak menunjukan gejala akut (mendadak) tetapi baru menunjukan

gejala sesudah beberapa bulan atau beberapa tahun mengidap penyakit

DM gejala seperti ini disebut gejala kronik. Gejala kronik ini seperti

kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk – tusuk, rasa tebal

dikulit sehingga kalau berjalan seperti di atas bantal atau kasur, kram,

mudah mengantuk, mata kabur dan sering ganti kacamata, gatal di sekitar

kemalauan, gigi mudah goyah dan mudah lepas, dan kemampuan seksual

menurun bahkan impoten (Misdiarly, 2006).

4. Faktor-faktor Resiko Diabetes Mellitus Tipe 2

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya

penyakit diabetes mellitus. Masalah ini berawal dari terjadinya

kemunduran sel-sel tubuh, sehingga fungsi dan daya tahan tubuh menurun

(kemenkes RI, 2013). Hasil riskesdes (2013) menyatakan bahwa penyakit

22
diabetes mellitus masuk 10 penyakit terbanyak pada lansia dan berada di

urutan ke lima yang terjadi pada rentang usia 55 – 75 tahun atau lebih

(Kholifah, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Eva Susilowati (2018),

faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya Diabetes Mellitus

Tipe 2 antara lain : umur (40-54 tahun, 95%), obesitas sentral (95%),

hipertensi (95%) dan hipertrigliserida (95%).

5. Patofisiologis Diabetes Mellitus Tipe 2

Kadar gula darah pada kondisi normal akan selalu terkendali

berkisar 70-110 mg/dl, karena pengaruh kerja hormon insulin oleh

kelenjar pankreas. Setiap sehabis makan terjadi penyerapan makanan

seperti tepung-tepungan (karbohidrat) di usus dan kadar gula darah akan

meningkat. Peningkatan kadar gula darah ini memicu produksi hormon

insulin oleh pankreas. Berkat pengaruh hormon ini, gula dalam darah

sebagian masuk ke dalam berbagai macam sel tubuh (terbanyak sel otot)

dan akan digunakan sebagai bahan energi dalam sel tersebut. Sel otot

kemudian menggunakan gula untuk beberapa keperluan yakni sebegai

energi, sebagian disimpan sebagai glikogen dan jika masih ada sisa maka

sebagian sisa tersebut di ubah menjadi lemak dan protein.

Jika fungsi insulin mengalami defisiensi (kekurangan) insulin,

hiperglikemia akan timbul dan hiperglikemia ini adalah diabetes.

Kekurangan insulin dikatakan relatif apabila pankreas menghasilkan

insulin dalam jumlah yang normal, tetapi insulinnya tidak efektif. Hal ini

seperti pada DM tipe II ada resistensi insulin. Baik kekurangan insulin

23
maupun relative akan mengakibatkan gangguan metabolisme bahan

bakar, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Tubuh memerlukan

metabolisme untuk melangsungkan fungsinya, membangun jaringan baru,

dan memperbaiki jaringan. Semua hormon yang terkait dalam

metabolisme glukosa, hanya insulin yang bisa menurunkan gula darah.

Insulin adalah hormon yang kurang dalam penyakit DM (Aulia, 2009).

Hormon insulin dihasilkan oleh sel beta pulau langherhans yang

terdapat pada pankreas. Peran insulin untuk memastikan bahwa sel tubula

dapat memakai bahan bakar. Insulin mempunyai peran untuk membuka

pintu sel agar bahan bakar bisa masuk ke dalam sel. Permukaan setiap sel

terdapat reseptor. Dengan reseptor membuka (oleh insulin), glukosa bisa

masuk ke dalam tubuh. Glukosa bisa masuk ke dalam sel, sehingga sel

tanpa hormon insulin tidak bisa memproduksi untuk mendapatkan energi.

Pulau Langerhans mengandung sel khusus seperti sel alfa, sel beta, sel

delta, dan sel F. Sel alfa menghasilkan glukagon, sedangkan sel beta

menghasilkan insulin.

Kedua hormon ini membantu mengatur metabolisme. Sel delta

menghasilkan somastotatin (faktor penghambat pertumbuhan

hipotalamik) yang bisa mencegah sekresi glukagon dan insulin. Sel f

menyekresi polipeptida pankreas yang dikeluarkan ke dalam darah setelah

individu makan. Penyebab gangguan pankreas adalah produksi dan

kecepatan pemakain metabolik insulin. Kekurangan insulin dapat

mengakibatkan pengikatan glukosa dalam darah dan peningkatan glukosa

24
dalam urin, dengan insulin, hepar dapat mengambil glukosa, lemak, dan

dari peredaran darah. Hepar menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen,

yang lain disimpan dalam sel otot, dan sel lemak. Glikogen dapat diubah

kembali menjadi glukosa apabila di butuhkan.

Kekurangan insulin dapat mengakibatkan hiperglikemia dan

tergantung pada metabolisme lemak. Setelah makan, karena jumlah

insulin yang berkurang atau insulin tidak efektif, glukosa tidak bisa ditarik

dari peredaran darah dan glikogenesis (pembentukan glikogen dari

glukosa) akan terhambat. Karena sel tidak memperoleh bahan bakar,

hepar memproduksi glukosa (melalui glikogenesis atau gluconeogenesis)

dan mengirim glukosa ke dalam peredaran darah, keadaan iniakan

memperberat hiperglikemia (Baradero, 2009).

6. Komplikasi Diabetes Mellitus Tipe 2

Pada DM yang tidak terkendali dapat terjadi komplikasi metabolik akut

maupun komplikasi vaskuler kronik, naik mikroangiopati maupun

makroangiopati. Komplikasi kronis yang dapat terjadi akibat diabetes

yang tidak terkendali adalah:

1) Kerusakan saraf (Neuropati)

Sistem saraf tubuh kita terdiri dari susunan saraf pusat, yaitu otak

dan sumsum tulang belakang, susunan saraf perifer di otot, kulit, dan

organ lain, serta susunan saraf otonom yang mengatur otot polos di

jantung dan saluran cerna. Hal ini biasanya terjadi setelah glukosa

darah terus tinggi, tidak terkontrol dengan baik, dan berlangsung

25
sampai 10 tahun atau lebih. Apabila glukosa darah berhasil diturunkan

menjadi normal, terkadang perbaikan saraf bisa terjadi. Namun bila

dalam jangka yang lama glukosa darah tidak berhasil diturunkan

menjadi normal maka akan melemahkan dan merusak dinding

pembuluh darah kapiler yang memberi makan ke saraf sehingga terjadi

kerusakan saraf yang disebut neuropati diabetik (diabetic neuropathy).

Neuropati diabetik dapat mengakibatkan saraf tidak bisa mengirim

atau menghantar pesan-pesan rangsangan impuls saraf, salah kirim

atau terlambat kirim. Tergantung dari berat ringannya kerusakan saraf

dan saraf mana yang terkena (Ndraha, 2014 ). Neuropati sensori murni

ini relatif langka dan berhubungan dengan periode kontrol glikemik

yang buruk atau fluktuasi yang cukup besar dalam mengendalikan

diabetes. Mononeuropati biasanya mempunyai onset yang lebih tiba-

tiba dan hampir melibatkan setiap saraf, tetapi paling sering terjadi

pada bagian median, ulnar, dan saraf radial yang terpengaruh.

Amiotrofi diabetes dapat merupakan manifestasi dari mononeuropati

diabetes dan ditandai dengan nyeri dan kelemahan otot yang parah dan

atrofi, biasanya pada otot paha yang besar. Neuropati diabetes otonom

juga menyebabkan morbiditas yang signifikan dan bahkan kematian

pada pasien diabetes. Disfungsi neurologis dapat terjadi dikebanyakan

sistem organ seperti gastroparesis, sembelit, diare, disfungsi kandung

kemih, disfungsi ereksi, intoleransi aktivitas, iskemi dan bahkan henti

26
jantung. Disfungsi otonom kardiovaskular berhubungan dengan

peningkatan risiko iskemi miokard dan kematian (Fowler, 2008).

2) Kerusakan ginjal (Nefropati)

Ginjal manusia terdiri dari dua juta nefron dan berjuta-juta pembuluh

darah kecil yang disebut kapiler. Kapiler ini berfungsi sebagai saringan

darah. Bahan yang tidak berguna bagi tubuh akan dibuang ke urin atau

kencing. Ginjal bekerja selama 24 jam sehari untuk membersihkan

darah dari racun yang masuk ke dan yang dibentuk oleh tubuh. Bila

ada nefropati atau kerusakan ginjal, racun tidak dapat dikeluarkan,

sedangkan protein yang dipertahankan ginjal bocor ke luar. Gangguan

ginjal pada penderita diabetes juga terkait dengan neuropathy atau

kerusakan saraf. Menurut (Fowler 2008 ), bahwa nefropati diabetik

didefinisikan oleh proteinuria > 500 mg dalam 24 jam pada keadaan

diabetes, tetapi biasanya diawali dengan derajat proteinuria yang lebih

rendah atau “mikroalbuminuria”. Mikroalbuminuria didefinisikan

sebagai ekskresi albumin 30-299 mg/24 jam. Tanpa intervensi, pasien

diabetes dengan mikroalbuminuria biasanya akan mengarah ke

proteinuria dan nefropati diabetik (Ndraha, 2014).

3) Kerusakan mata (retinopati)

Penyakit diabetes bisa merusak mata penderitanya dan menjadi

penyebab utama kebutaan. Ada tiga penyakit utama pada mata yang

disebabkan oleh diabetes, yaitu: 1) retinopati, retina mendapatkan

makanan dari banyak pembuluh darah kapiler yang sangat kecil.

27
Glukosa darah yang tinggi bisa merusak pembuluh darah retina; 2)

katarak, lensa yang biasanya jernih bening dan transparan menjadi

keruh sehingga menghambat masuknya sinar dan makin diperparah

dengan adanya glukosa darah yang tinggi; dan 3) glaukoma, terjadi

peningkatan tekanan dalam bola mata sehingga merusak saraf mata

(Ndraha, 2014). Menurut (Fowler 2008), bahwa retinopati diabetes

merupakan komplikasi mikrovaskuler yang paling umum. Risiko

retinopati diabetes atau komplikasi mikrovaskuler lainnya tergantung

pada durasi dan keparahan hiperglikemia. Pengembangan retinopati

diabetes pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2 diakibatkan karena

keparahan hiperglikemia dan hipertensi.

4) Penyakit jantung koroner (PJK)

Diabetes merusak dinding pembuluh darah yang menyebabkan

penumpukan lemak di dinding yang rusak dan menyempitkan

pembuluh darah. Akibatnya suplai darah ke otot jantung berkurang dan

tekanan darah meningkat, sehingga kematian mendadak bisa terjadi.

5) Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi jarang menimbulkan keluhan

yang dramatis seperti kerusakan mata atau kerusakan ginjal. Namun,

harus diingat hipertensi dapat memicu terjadinya serangan jantung,

retinopati, kerusakan ginjal, atau stroke. Risiko serang jantung dan

stroke menjadi dua kali lipat apabila penderita diabetes juga terkena

hipertensi.

28
6) Penyakit pembuluh darah perifer

Kerusakan pembuluh darah di perifer atau di tangan dan kaki, yang

dinamakan Peripheral Vascular Disease (PVD), dapat terjadi lebih

dini dan prosesnya lebih cepat pada penderita diabetes daripada orang

yang tidak menderita diabetes. Denyut pembuluh darah di kaki terasa

lemah atau tidak terasa sama sekali. Bila diabetes berlangsung selama

10 tahun lebih, sepertiga pria dan wanita dapat mengalami kelainan ini.

Dan apabila ditemukan PVD disamping diikuti gangguan saraf atau

neuropati dan infeksi yang sukar sembuh, pasien biasanya sudah

mengalami penyempitan pada pembuluh darah jantung.

7) Gangguan pada hati

Banyak orang beranggapan bahwa bila penderita diabetes tidak makan

gula bisa-bisa mengalami kerusakan hati. Anggapan ini keliru. Hati

bisa terganggu akibat penyakit diabetes itu sendiri. Dibandingkan

orang yang tidak menderita diabetes, penderita diabetes lebih mudah

terserang infeksi virus hepatitis B atau hepatitis C.

8) Penyakit paru

Pasien diabetes lebih mudah terserang infeksi tuberkulosis paru

dibandingkan orang biasa, sekalipun penderita bergizi baik dan secara

sosioekonomi cukup. Diabetes memperberat infeksi paru, demikian

pula sakit paru akan menaikan glukosa darah.

9) Gangguan saluran cerna

29
Gangguan saluran cerna pada penderita diabetes disebabkan karena

kontrol glukosa darah yang tidak baik, serta gangguan saraf otonom

yang mengenai saluran pencernaan. Gangguan ini dimulai dari rongga

mulut yang mudah terkena infeksi, gangguan rasa pengecapan

sehingga mengurangi nafsu makan, sampai pada akar gigi yang mudah

terserang infeksi, dan gigi menjadi mudah tanggal serta pertumbuhan

menjadi tidak rata. Rasa sebah, mual, bahkan muntah dan diare juga

bisa terjadi. Ini adalah akibat dari gangguan saraf otonom pada

lambung dan usus. Keluhan gangguan saluran makan bisa juga timbul

akibat pemakaian obat-obatan yang diminum.

10) Infeksi

Glukosa darah yang tinggi mengganggu fungsi kekebalan tubuh dalam

menghadapi masuknya virus atau kuman sehingga penderita diabetes

mudah terkena infeksi (Ndraha, 2014).

7. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Tipe 2

Tujuan utama terapi diabetes adalah utuk menormalkan aktifitas insulin

dan kadar glukosa darah untuk mengurangi komplikasi yang ditimblkan

akibat DM. Caranya yaitu menjaga kadar glukosa dalam batas normal

tanpa terjadi hipoglikemia serta memelihara kualitas hidup yang baik.

Ada lima macam komponen dalam penatalaksanaan DM tipe 2 yaitu :

1) Manajemen diet

Tujuan dari penatalaksanaan diet antara lain yaitu untuk mencapai dan

mempertahankan kadar glukosa darah dan lipid mendekati normal,

30
mencapai dan mempertahankan berat badan dalam batas normal

kurang lebih dari 10% dari berat badan idaman, mencegah komplikasi

akut dan kronik serta meningkatkan kualitas hidup (Damayanti, 2015).

2) Terapi nutrisi

Terapi nutrisi khusus untuk meningkatkan pasien dengan lebih intensif

lagi menilai makan dan asupan gizi, memberikan konseling yang

menghasilkan peningkatan kesehatan dan dapat mengurangi

komplikasi DMT2. Terapi nutrisi diabetes dapat menghasilkan

penghematan biaya dan peningkatan hasil seperti pengurangan HbA1c.

Terapi nutrisi dapat dipersonalisasi berdasarkan kebutuhan pasien,

komorbiditas, kondisi kronis yang ada dan faktor kunci lainnya

(Redmon, 2014).

3) Latihan fisik (olahraga)

Dengan berolahraga dapat mengaktifasi ikatan insulin dan reseptor

insulin di membrane plasma sehingga dapat menurunkan kadar

glukosa dalam darah. Latihan fisik yang rutin dapat memelihara berat

badan yang normal dengan indeks massa tubuh. Manfaat dari latihan

fisik ini adalah dapat menurunkan kadar gula darah dengan

meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki

pemakaian insulin, memperbaiki sirkulasi darah dan tonus otot,

mengubaha kadar lemak dalam darah (Damayanti, 2015).

Latihan adalah murah, intervensi non-farmakologis yang telah terbukti

memiliki efek menguntungkan pada penurunan faktor risiko metabolik

31
untuk pengembangan komplikasi dan penyakit kardiovaskular.

Menurunkan glukosa dapat mengurangi kebutuhan obat melalui

pengembangan massa otot, HbA1C tingkat, meningkatkan sensitivitas

insulin, kepadatan tulang dan keseimbangan; dan ditoleransi dengan

baik, layak dan aman (Redmon, 2014:).

4) Pemantauan kadar gula darah (monitoring)

Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri atau self-monitoring

blood glucose (SMBG) memungkinkan untuk deteksi dan mencegah

hiperglikemia atau hipoglikemia, pada akhirnya akan mengurangi

komlikasi diabetik jangka panjang. Beberapa hal yang harus

dimonitoring adalah glukosa darah, glukosa urin, keton darah, keton

urin. Selain itu juga pengkajian tambahan seperti cek berat badan

secara regular, pemeriksaan fisik secara teratur dan pendidikan

kesehatan (Damayanti, 2015).

5) Pendidikan perawatan kaki

Pendidikan harus disesuaikan dengan pengetahuan pasien saat ini,

kebutuhan individu dan faktor risiko. Pasien harus menyadari faktor

risiko dan langkah yang tepat untuk menghindari komplikasi.

Pendidikan harus mencakup: 1) memeriksa kaki setiap hari terkait

luka, memar, perdarahan, kemerahan dan masalah kuku. 2) usahakan

Cuci kaki setiap hari kemudian keringkan dengan benar, termasuk di

antara sela-sela jari kaki. 3) Jangan merendam kaki kecuali ditentukan

oleh dokter, perawatan atau tenaga kesehatan (Redmon, 2014).

32
6) Berhenti mengkonsumsi tembakao (merokok)

Tembakau atau prilaku merokok dapat meningkatkan risiko

komplikasi makrovaskuler 4-400% pada orang dewasa dengan DMT2.

Seiring berjalannya waktu, produk tembakau dan nikotin telah

diperluas (Termasuk e-rokok, pipa air dan produk larut). tim perawatan

harus disarankan tentang ini, Perkembangan dalam rangka untuk

menyaring dan memberi nasihat tepat. Berhenti mengkonsumsi

tembakau atau merokok sangat mungkin menjadi salah satu faktor

kebanyakan intervensi bermanfaat yang tersedia, dan harus ditekankan

oleh dokter (Redmon, 2014).

7) Terapi farmakologi

Tujuan terapi insulin adalah menjaga kadar gula darah tetap dalam

kondisi mendekati normal. Pada DM tipe 2, insulin terkadang

diperlukan seagai terapi jangka panjang untuk mengendalikan kadar

glukosa darah jika dengan diet, latihan fisik dan obat hipoglikemia ora

(OHO) tidak dapat menjaga gula darah dalam rentang normal. Pada

pasien DM tipe 2 kadang membutuhkan insulin secara temporer

selama sakit, infeksi, kehamilan, pembedahan atau beberapa kejadian

stress lainnya. Berdasarkan consensus perkeni (2006), OHO saat ini

terbagi dalam 2 kelompok, 1).Obat yang memperbaiki kerja insulin, 2).

Obat yang meningkatkan produksi insulin. Obat-obatan seperti

metformin, glitazone, dan akarbose adalah termasuk dalam kelompok

pertama. Mereka bekerja pada hati, otot dan jaringan lemak, usus.

33
Singkatnya mereka bekerja ditempat dimana terdapat insulin yang

mengatur glukosa darah. Sulfonil, replaginid, nateglinid dan insulin

yang disuntikkan adalah obat-obatan kelompok kedua. Mereka bekerja

meningkatkan pelepasan insulin yang disuntikkan dan menambah

kadar insulin disirkulasi darah (Damayanti, 2015).

Metformin dapat mengurangi HbA1C dari 1-1,5%, jarang

menyebabkan hipoglikemia jika digunakan sebagai monoterapi dan

tidak menyebabkan kenaikan berat badan. Ini adalah bahaya-rendah,

obat oral dengan catatan akumulasi jangka panjang pasien dan

keselamatan, yang memiliki efek lipid menguntungkan. Metformin

juga dapat digunakan dalam kombinasi dengan semua agen penurun

glukosa lainnya. Peningkatan mikrovaskuler dan hasil makrovaskular

telah dibuktikan di klinik besar percobaan. Dalam UKPDS, pasien

obesitas diobati dengan metformin telah mengurangi komplikasi dan

kematian secara keseluruhan (Redmon, 2014).

8) Pendidikan kesehaan

Pendidikan kesehatan pada pasien DM memerlukan perilaku

penanganan yang khusus seumur hidup. Pasien tidak hanya belajar

keterampilan untuk merawat dirinya sendiri guna menghindari

fluktuasi kadar glukosa darah yang mendadak, tetapi juga harus

memiliki perilaku preventif dalam gaya hidup untuk menghindari

komplikasi diabetic jangka panjang. Pasien harus mengerti mengenai

nutrisi, manfaat dan efek samping terapi, latihan, perkembangan

34
penyakit, strategi pencegahan, teknik pengontrolan gula darah dan

penyesuaian terhadap terapi (Damayanti, 2015)

E. Penelitian Terkait

Tabel 2.1 Penelitian Terkait


No Judul Metode Hasil
1. Hubungan Antara Deskriptif analitik Ada hubungan
Motivasi Dengan dengan rancangan motivasi dengan
Kepatuhan Berobat cross-sectional dengan kepatuhan pasien
Pada Penderita Diabets jumlah sampel 60 berobat pada
Mellitus Di Puskesmas responden dengan penderita DM di
Kecamatan tehnik asidental Puskesmas
Pengsangrahan sampling Pesangrahan (p
value = 0,000)
2. Hubungan Antara Penelitian ini Hasil menunjukkan
Pengetahuan Dengan menggunakan desain bahwa tingkat
Kepatuhan Tentang cross sectional bersifat pengetahuan pasien
Penggunaan Insulin prospektif dengan penggunaan insulin
Pada Pasien Diabetes teknik pengambilan yaitu tingkat
Mellitus Di Poliklinik sampel secara pengetahuan kurang
Penyakit Dalam Rsud. purposive sampling. 3 pasien (5,77%),
Dr. H. Moch. Ansari Sampel yang tingkat pengetahuan
Saleh Banjarmasin memenuhi kriteria cukup 16 pasien
inklusi dan eksklusi (30,77%), tingkat
sebanyak 52 pasien. pengetahuan baik
Pengumpulan data 33 pasien (63,46%).
dilakukan dengan Kategori tingkat
memberikan dua kepatuhan pasien
kuesioner yaitu penggunaan insulin
kuesioner pengetahuan yaitu tingkat
dan kuesioner kepatuhan rendah
kepatuhan (MMAS). 21 pasien (40,38%),
Uji statistik yang tingkat kepatuhan
digunakan adalah uji sedang 23 pasien
korelasi Spearman (44,24%), tingkat
kepatuhan tinggi 8
pasien (15,38).
Terdapat korelasi
yang tidak
bermakna antara
dua variabel yang
diuji dengan arah
korelasi positif dan
kekuatan korelasi

35
rendah dengan hasil
signifikansi 0,082
(p > 0,05).
No. Hasil Metode Hasil
3. Hubungan tingkat Metode yang Hasil penelitian ini
pengetahuan terhadap digunakan adalah adalah ada
kepatuhan pada pasien penelitian analitik hubungan antara
DM tipe 2 di Rsud korelasi dengan tingkat pengetahuan
Sukoharjo pendekatan cross- terhadap kepatuhan
sectional sampel pada pasien DM
dalam penelitian ini tipe 2 dengan p
berjumlah 72 value 0,000.
responden dengan
tehnik sampling
conseccutive
sampling. Analisa
statistik yang
digunakan adalah
spearman rho.
4. Hubungan Pengetahuan, Penelitian ini Terdapat hubungan
Persepsi Dan Efektifitas merupakan penelitian persepsi dan
Penggunaan Terapi kuantitatif dengan efektifitas
Insulin Terhadap desain penelitian penggunaan terapi
Kepatuhan Pasien Dm deskriptif korelatif insulin terhadap
Tipe Ii Dalam Pemberian
dengan rancangan kepatuhan pasien
Injeksi Insulin.
cross sectional. DM Type II dalam
Sampel yang pemberian injeksi
digunakan dalam insulin, namun
penelitian ini adalah tidak terdapat
purposive hubungan
samplingdengan pengetahuan dalam
jumlah sampel pemberian injeksi
sebanyak 78 orang. insulin.
Analisa Statistik
melalui dua tahapan
yaitu menggunakan
analisa univariat dan
bivariat.

36
F. Kerangka Teori

Resistensi dan gangguan sekresi


Faktor Resiko : n
Genetik
Usia Hiperglikemia : polipagia, polidipsi,
Obesitas poliuri
Hipertensi
Hiperkolesterol
Gaya hidup Diabetes Mellitus
(ADA,2016)

KOMPLIKASI

Dicegah dengan 5 pilar utama


pentalaksanaan DM, yaitu :

Diet/Nutrisi
Olahraga
Pemantauan Glukosa Darah
Medikasi
Edukasi
Pengetahuan (PARKENI,2015)

Motivasi Kepatuhan Manajemen perawatan

Gula Darah Terkontrol

Skema.2.1 kerangka teori Hubungan Antara Motivasi Dan Tingkat


Pengetahuan Pasien Dengan Kepatuhan Penggunaan Terapi Insulin Pada
Pasien DM Tipe 2 Di Rs Mitra Keluarga kalideres

Keterangan :

Diabetes Mellitus pada umumnya disebabkan karena resistensi atau

gangguan sekresi insulin oleh pankreas dan beberapa fakator-faktor seperti

genetik, usia, hipertensi, hiperkolesterol dan gaya hidup juga dapat

menjadi sebab terjadinya diabetes mellitus. Komplikasi timbul jika

penyakit diabetes mellitus tidak dicegah dengan baik. Pencegahan diabetes

37
mellitus dengan 5 pilar utama penatalaksanaan diabetes mellitus meliputi

diet/nutrisi, olahraga, pemantauan glukosa darah, medikasi dan edukasi.

Manajemen perawatan yang baik dan motivasi serta tingkat pengetahuan

yang baik untuk tetap patuh menjalani 5 pilar utama penatalaksanaan DM

akan menjaga gula darah tetap terkontrol.

G. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara

konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti.

Kerangka konsep ini digunakan untuk menghubungkan atau menjelaskan

panjang lebar tentang suatu topik yang dibahasError: Reference source not

found.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk mengetahui

hubungan antara motivasi dan tingkat pengetahuan pasien dengan kepatuhan

penggunaan terapi insulin pada pasien DM Tipe II di Ruang Azalea RS Mitra

Kaluarga Kalideres. Variabel ini terdiri dari variabel independen dan variabel

dependen. Adapun gambaran kerangka konsep dari variabel penelitian ini

adalah:

Variabel Independen Variabel Dependen

Motivasi dan Tingkat Kepatuhan Penggunaan Terapi


Pengetahuan Pasien DM Tipe II Insulin

38
Pada penelitian ini variabel dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :

1. Variabel Independen

Variabel indenpenden merupakan variabel yang menjadi sebab atau timbul

nya variabel dependen (terikat). Variabel independen atau variabel bebas

(X) adalah motivasi dan tingkat pengetahuan pasien DM Tipe II.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena variabel bebas. Vairabel dependen pada penelitian ini adalah

kepatuhan penggunaan terapi insulin.

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang masih lemah dan

membutuhkan pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat

diterima atau harus ditolak, berdasarkan fakta yang telah dikumpulkan dalam

penelitian. Hipotesis juga dapat diartikan sebagai suatu jawaban sementara

yang dari pernyataan peniliti dan berfungsi sebagai pernyataan yang harus

dibuktikan ( Notoatmojo, 2018). Adapun hipotesis penelitian ini adalah:

H0: Ada hubungan antara motivasi dan tingkat pengetahuan dengan

kepatuhan penggunaan terapi insulin.

39
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan metode penelitian
cross sectional. Waktu pengukuran atau observasi data variabel independen
dan dependen hanya satu kali pada satu waktu untuk menggambarkan
hubungan motivasi dan tingkat pengetahuan pasien dengan kepatuhan
penggunaan terapi insulin pada pasien DM Tipe II di Ruang Azalea RS Mitra
Keluarga Kalideres.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di ruang Azalea RS Mitra Keluarga Kalideres.
2. Waktu Penelitian
Penelitian di lakukan pada bulan Juni – Agustus 2021.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah 150 orang pasien DM Tipe II yang ada
di ruang Azalea RS Mitra Keluarga Kalideres pada bulan Februari – Mei
2021.
2. Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini berjumlah 60 orang dengan teknik pengambilan s
ampel total sampling pada pasien DM dengan kriteria sampel :
1. Kriteria Inklusi
1) Pasien DM tipe 2 dengan usia 45-90 tahun
2) Pasien DM tipe 2 yang mendapat pengobatan terapi insulin
3) Pasien dengan kesadaran komposmentis
2. Kriteria ekslusi
1) Pasien DM tipe 2 yang belum pernah mendapatkan pengobatan terapi
insulin.
2) Pasien DM tipe 2 yang menggunakan pengobatan terapi oral.

40
3. Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan Teknik pengambilan sample non probability
sampling dengan jenis purposive sampling.
Besar sampel diperoleh menggunakan hitungan rumus Slovin sebagai
berikut:
n= N
1 + N. (d2)
Keterangan:
n: Besarnya sampel
N: Besarnya populasi
d: Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang digunakan yaitu sebesar 0.1 %
atau 0.01

D. Definisi Operasional
Definisi Operasional penelitian ini dijabarkan dalam table berikut:
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian
Hasil Skala
No Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur
ukur ukur
1 Motivasi Tingkat antusiasme Katagori Kuesioner 1. Baik Ordinal
pasien DM Tipe II kurang (0-8) 2. Sedang
dalam melakukan = 1, katagori 3. Kurang
program pengobatan sedang (9-
terapi insulin dan 16) = 2,
harapan untuk katagori baik
mencapai (17-24) = 3
kesembuhan

41
2 Pengetahuan Segala sesuatu yang Katagori Kuesioner 1.Baik Ordinal
tentang terapi diketahui pasien DM kurang (0- 2.Sedang
insulin Tipe II tentang terapi 5)=1, 3.Kurang
insulin yang katagori
berfungsi untuk sedang (6-
menstabilkan glukosa 10) = 2 dan
darah katagori baik
(11-15) =3
3 Kepatuhan Keteraturan atau Katagori Kuiesoner 1. Patuh Nominal
kedisiplinan tidak patuh 2. Tidak
seseorang dalam (<6) = 1 dan Patuh
menjalankan program katagori
terapi insulin te patuh (6-8) =
pat dan pola makan patuh
yang sesuai
dianjurkan

E. Alat Pengumpulan Data


Alat pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini berupa:
1. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner yang terdiri
dari empat bagian yaitu: kuesioner demografi, motivasi, pengetahuan dan
kepatuhan responden.
2. Kisi - Kisi Instrumen Penelitian
Kuesioner dalam penelitin ini terdiri dari 4 bagian antara lain :
a. Bagian 1 : berisikan pertanyan perihal data demografi responden
seperti , nama inisial, usia, jenis kelamin,pekerjaan, pendidikan
terakhir dan status pernikahan.
b. Bagian 2 : Berisikan pertanyakan untuk mengukur tingkat motivasi
responden yang disusun menggunakan kuesioner MMS 6 (Modify
Morisk Scale) yang berisi 8 pertanyaan. Instrumen ini menggunakan
skala Likert untuk pernyataan positif dan untuk pernyataan negatif.
Untuk pernyataan positif nilai sebagai berikut :
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Setuju
4 = Sering Setuju

42
Untuk pernyataan negatif nilai sebagai berikut
1 = Sangat Setuju
2 = Setuju
3 = Tidak Setuju
4= Sangat Tidak Setuju
c. Bagian 3 : Berisikan pernyataan yang digunakan untuk mengukur
tingkat pengetahuan responden perihal penyakit diabetes melitus,
kuesioner ini menggunakan DKQ 24 (Diabetes Knowledge
Questionaire) yang berisi 15 pertanyaan. Skala yang digunakan adala
skala Guttman terdiri atas “Iya” menunjukan nilai 1 dan “Tidak”
menunjukan nilai 0.
d. Bagian 4 : Berisikan pernyataan yang digunakan untuk mengukur
tingkat kepatuhan responden dalam penggunaan terapi insulin,
kuesioner yang digunakan dalam bagian ini menggunakan kuesioner
MIAS-8 ( Morisky’s Insulin Adherence Scale ) yang berisi 8
pernyataan yang menunjukkan frekuensi kelupaan dalam penggunaan
obat. Kesengajaan berhenti menggunakan obat tanpa sepengetahuan
dokter, kemampuan mengendalikan dirinya untuk tetap menggunakan
insulin (Morisky,2016). Skala yang digunakan skala Guttman terdiri
atas “Iya” menunjukan nilai 1 dan “Tidak” menunjukan nilai 0.
Tabel 3.2 Kisi - Kisi Instrumen
Pernyataan
No Kategori Jumlah Item
Positif Negatif
1 Motivasi 8 item dengan 1,2,3,5,6,8 4,7
nomor 1-8
2 Pengetahuan 15 item dengan 1,2,3,5,7,10.11.12 4,6,8,9,14,15
nomor 1-15 .13
3 Kepatuhan 8 item dengan 2,5,8 1, 3,4,6,7
nomor 1-8

F. Skala Pengukuran
Skala pengukuran pada penelitian ini menggunakan skala guttman pada
tabel berikut :

43
Tabel 3.3 Skoring Skala Guttman
Jawaban Skor Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Ya 1 0
Tidak 0 1

Jawaban dari responden dapat dibuat skor tertinggi “satu” dan skor
terendah “nol”. untuk alternatif jawaban dalam kuesioner penyusun
menetapkan kategori untuk setiap pernyataan positif yaitu “Ya” = 1 dan
negatif yaitu “Tidak” = 0, sedangkan untuk kategori setiap pernyataan
negatif yaitu “Ya” = 0 dan “Tidak” = 1. Penelitian ini penyusun akan
menggunakan skala Guttman dalam bentuk checklist, dengan demikian
penyusun berharap akan didapatkan jawaban yang tegas mengenai data
yang diperoleh.
G. Pengujian Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Uji validitas pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang sudah
dilakukan uji validitas oleh peneliti sebelumnya, dengan penjabaran hasil
masing-masing hasil uji validitas kuesioner sebagai berikut:
1. Kuesioner Tingkat Pengetahuan (DKQ 24)
Tingkat pengetahuan menggunakan kuesioner DKQ 24 yang sudah
divalidasi dengan Koefisien Alpha Cronbach DKQ versi original
adalah 0,78, sedangkan Koefisien Alpha Cronbach DKQ versi
Indonesia yang diuji di Yogyakarta dengan sampel sebanyak 101
responden adalah 0.723. Maka kuisioner DKQ versi Indonesia valid
dan realiabel jika digunakan pada populasi di Indonesia.
2. Kuesioner Kepatuhan (MIAS-8)

44
MIAS-8 sudah divalidasi dan digunakan di berbagai Negara,
sensitifitas sebesar 48,7% dan spesitifitas 69,1%. (Rosyida,
Priyandani, Sulistyarini, & Nita , 2015).

3. Kuesioner Motivasi (MMS 6)


Kuesioner motivasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah MMS
6 yang sudah divalidasi dengan nilai korelasi pearson 0,362 dengan
signifikansi 0,117. (Rosyida, Priyandani, Sulistyarini, & Nita , 2015).
b. Reliabilitas
Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik uji reliabilitas
koefisien reliabilitas Alpha Cronbach yang dilakukan peneliti sebelumnya
dengan penjabaran hasil uji sebagai berikut:
1. Kuesioner Tingkat Pengetahuan (DKQ 24)
Koefisien Alpha Cronbach DKQ versi Indonesia yang diuji di
Yogyakarta dengan sampel sebanyak 101 responden adalah 0.723.
Maka kuisioner DKQ versi Indonesia valid dan realiabel jika
digunakan pada populasi di Indonesia.
2. Kuesioner Kepatuhan (MIAS-8)
MIAS-8 nilai α reliabilitas 0,66 dan secara signifikan berhubungan
dengan tes gula darah (Rosyida, Priyandani, Sulistyarini, & Nita ,
2015).
3. Kuesioner Motivasi (MMS 6)
Kuesioner motivasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah MMS
6 nilai realibilitas 0,532. (Rosyida, Priyandani, Sulistyarini, & Nita ,
2015).
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan
data primer dan data sekunder sebagai berikut:
a. Data primer

45
Data primer dalam penelitian ini berupa data yang didapatkan dari lembar
kuesioner berupa data demografi (jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,
pekerjaan dan status pernikahan), data motivasi, tingkat pengetahuan dan
tingkat kepatuhan pasien dengan penggunaan insulin pada pasien DM tipe II
di ruang Azaela Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres.

b. Data Sekunder
Data sekunder penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok data sebagai
berikut:
1) Internal
Data sekunder internal pada penelitian ini adalah data yang di dapatkan
dari medical record dan register pasien yang ada diruangan berupa
diagnosa kedokteran, hasil kadar gula darah pasien, usia dan jenis
kelamin.
2) Eksternal
Data sekunder pada penelitian ini adalah data yang bersumber dari luar
seperti data keluarga pasien atau penunggu pasien.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggukan alat ukur kuesioner,
adapun tahapan pengumpulan data yaitu:
1. Membuat surat ijin penelitian kebagian akademik jurusan S1
keperawatan Universitas Muhammadiyah Tangerang.
2. Meminta izin kepada Direktur Rumah Sakit Mitra Keluarga
Kalideres untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Mitra
Keluarga Kalideres.
3. Meminta izin kepada Kepala Departemen Keperawatan Rumah Sakit
Mitra Keluarga Kalideres untuk melakukan penelitian.
4. Uji etik yang akan dilakukan di Universitas Muhammadiyah Jakarta.
5. Menginformasikan secara jujur dan terbuka maksud dan tujuan
penelitian kepada pasien sebagai responden penelitian.
6. Peneliti menjaga kerahasian atas segala informasi yang diperoleh
termasuk identitas pasien dengan menggunakan inisial nama.

46
7. Peneliti meminta tanda tangan persutujuan untuk menjadi responden
8. Peneliti meminta responden untuk mengisi kuisioner sesuia dengan
cara pengisiannya.
9. Peneliti mengkoreksi kelengkapan jawaban dari responden dan
apabila ada data yang belum lengkap maka responden diminta untuk
melengkapinya.
10. Kuisioner yang telah diisi dikumpulkan pada hari yang sama untuk
diilakukan penghitungan dan analisa.
I. Teknik Analisa Data
Proses Analisa data hasil penelitian ini meliputi beberapa tahapan sebagai
berikut:
1. Pengolahan data
a. Editing
Setelah peneliti mendapatkan hasil penelitian dari responden
dengan menggunakan kuesioner, peneliti memastikan terlebih
dahulu semua pertanyaan kuesioner sudah terisi seluruhnya,
kemudian peneliti melakukan editing data dengan memasukan
hasil data kedalam aplikasi dengan menggunakan bantuan aplikasi
komputer excel.
b. Coding
Pada tahap ini peneliti memberikan kode pada masing-masing
kuesioner dengan menggunakan kode angka.
c. Entry data
Setelah melakukan coding, semua data dimasukkan kedalam
aplikasi komputer (SPPS) untuk dilakukan analisa data berupa data
demografi, tingkat motivasi , tingkat pengetahuan dan tingkat
kepatuhan.
d. Processing
Setelah semua data di entry ke dalam aplikasi SPSS, selanjutnya
data tersebut diprosess untuk mendapatkan gambaran distribusi
frekeuensi dari masing – masing item seperti distribusi frekeuensi

47
data demografi meliputi (jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,
pekerjaan dan status perkawinan), tingkat motivasi dan tingkat
pengetahuan serta tingkat kepatuhan penggunaan insulin pada
pasien DM Tipe II. Kemudian pada hasil data tingkat motivasi dan
tingkat pengetahuan dilakukan test normalitas data untuk
memastikan kesesuaian data dengan syarat uji statistic yang
digunakan. Setelah hasil data tersebut sesuai dengan syarat uji
statistik, peneliti melakukan uji statistik menggunakan uji chie
square antara data tingkat motivasi dan tingkat pengetahuan pasien
dengan penggunaan terapi insulin pada pasien DM tipe II.
e. Cleaning Data,
Pada tahap ini peneliti melakukan cleaning data untuk memastikan
keakuratan hasil analisa data dan mengecek data yang missing saat
pengolahan menggunakan aplikasi komputer.
f. Tabulating (Penyusunan data)
Pada tahapan ini peneliti melakukan analisa atau menuyusun data
dalam bentuk tabel seperti data demografi, tingkat motivasi, tingkat
pengetahuan, tingkat kepatuhan, hubungan antara tingkat motivasi
dan pengetahuan pasien dengan penggunaan terapi insulin.
Tahapan pengolahan data terakhir yaitu tabulating, akan
mengelompokkan data dalam bentuk tabel sesuai tujuan penelitian
untuk mempermudah pembacaan hasil penelitian.
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Tujuan analisa univariat adalah untuk mendapatkan gambaran
distribusi responden atau variasi dari variabel yang diteliti.
Analisa yang digunakan yaitu distribusi frekuensi dari masing –
masing katagori pada variabel yang diteliti. Rumusnya yaitu :
P = : x100%
Keterangan :
F: Frekuensi

48
N: Jumlah sampel / responden
b. Analisa Bivariat
Sebelum dilakukan analisa bivariat, maka dilakukan uji
normalitas terlebih dahulu. Uji normalitas bertujuan untuk
mengetahui data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau
tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov karena mempunyai responden kurang dari
100 responden. Uji statistik dalam penelitian ini adalah uji Chi-
square dengan derajat kepercayaan 95 %. Jika P- Valuae ≤ 0,05
maka perhitungan secara statistik menunjukkan bahwa adanya
hubungan bermakna antara vairabel bebas dan terikat. Jika p-
value > 0,05 maka perhitungan statistik menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan
variabel terikat (Soekidjo Notoatmodjo,2012). Bila tidak
memenuhi syarat uji Chi – Square digunakan uji alternatif yaityu
uji Likelihood Ratio.
Pada penelitian ini penulis menemukan adanya hubungan
antara variabel terikat dan variabel bebsa yaitu adanya hubungan
motivasi dan tingkat pengetahuian pasien dengan kepatuhan
penggunaan terapi insulin, sebagai variabel X motivasi dan
tingkat pengetahuan dan variabel Y kepatuhan penggunaan terapi
insulin.
J. Etika Penelitian
Etika penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini meliputi
beberapa etika sebagai berikut:
1. Kejujuran ( Veracity )
Peneliti harus menjelaskan dengan detail, dengan benar dan jujur
mengenai penelitian yang akan dilakukan kepada seluruh responden
dantidak ada yang ditutup-tutupi ke responden.
2. Berbuat baik ( Beneficiance )

49
Peneliti menjelaskan ke responden terkait manfaat dari penelitian ini
seperti sebagai bahan edukasi, bahan, Bermanfaat untuk meningkatkan
pengetahuan pasien Dm tipe 2 tentang pentingnya penggunaan terapi
insulin.

3. Otonomi ( Autonomy )
Pada tahap ini peneliti menjelaskan kepada responden bahwa tidak ada
paksaan dalam pengambilan data, dimana responden boleh
berpartisipasi atau tidak bersedia sebagai responden.
4. Menghormati Privasi dan Kerahasiaan (Respect For Privacy And
Confidentiality )
Pada tahapan ini peneliti juga menjelaskan kepada responden bahwa
semua identitas responden akan dirahasiakan peneliti dengan tidak
menampilkan dalam hasil penelitian seperti nama, tempat tanggal lahir
atau alamat responden. Menjaga kerahasian tersebut peneliti setelah
mengambil kuesioner data, peneliti memasukkan kedalam map yang
bersifat tertutup, dimana hanya peneliti yang tahu tentang hasil jawaban
yang telah di isi oleh responden.
5. Tidak merugikan (Non - Malefecience)
Pada tahap ini peneliti memperhatikan kondisi pasien saat pengisian
kuesioner yaitu dengan memperhatikan aspek psikologis dan fisik
responden. Responden yang dalam kondisi psiklogis kurang baik,
peneliti tidak menunda kondisinya membaik agar tidak memperburuk
kondisi responden selama perawatan.
6. Keadilan (Justice)
Pada tahap etika keadilan peneliti tidak membeda-bedakan responden
dari segi agama,suku budaya dan tingkat pendidikan.
7. Menepati Janji (Fidelity)

50
Sebelum melakukan pengisian kuesioner peneliti melakukan kontrak
waktu terlebih dahulu dengan responden, kemudian peneliti
memberikan kuesioner sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh
responden.
8. Akuntabilitas ( Accountability )
Pada tahap ini peneliti memberikan kuesioner sesuai dengan format
yang telah ditetapkan didalam kuesioner dan pada responden yang
sesuai dengan criteria inklusi.
9. Informasi dan Persetujuan ( Informed and Concent )
Sebagai bentuk persetujuan penelitian kepada responden, peneliti
memberikan kuesioner inform consent sebagai bentuk persetujuan
bahwa responden bersedia terlibat dalam penelitian yang dilakukan
peneliti.
K. Jadwal Kegiatan Penelitian
Tabel 3.4 jadwal Kegiatan Penelitian
Bulan 2021
No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des
1 Tahap
Persiapan
Penelitian
a. Pengajuan
judul
a. Penyusunan
proposal
b. Perijinan
penelitian
2 Tahap
Pelaksanaan
a. Pengumpula
n data
b. Analisa data
3 Penyusunan
laporan
4 Seminar Akhir

51
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil dan pembahasan dari

penelitian yang telah dilakukan yaitu tentang “ Hubungan Antara Motivasi

Dan Tingkat Pengetahuan Pasien Dengan Kepatuhan Penggunaan Terapi

Insulin Pada Pasien DM Tipe 2 Di Ruang Azalea Rs Mitra Keluarga

Kalideres”. Dengan responden 60 pasien. Penelitian ini dilakukan dari tanggal

Juni - Agustus 2021. Data hasil penelitian yang penulis peroleh terlebih

dahulu dianalisis secara univariat untuk menjelaskan masing – masing

variabel penelitian, dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi meliputi

data demografi responden, sedangkan analisa bivariat untuk mengetahui

hubungan tingkat pengetahuan dan kepatuhan penggunaan terapi insulin pada

pasien DM tipe 2 dan uji hasil penelitiannya sebagai berikut :

1. Deskrispsi Data dan Objek Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

korelasi yang bersifat mencari ada atau tidaknya hubungan antara tingkat

52
pengetahuan dan motivasi dengan kepatuhan penggunaan insulin.

Motivasi dan tingkat pengetahuan sebagai variabel independen sedangkan

kepatuhan penggunaan terapi sebagai variabel dependen yang diukur

datanya pada satu kali pengambilan secara bersamaan.

2. Pengujian Persyaratan Analisis

a). Uji Normalitas

Uji Normalitas yang digunakan dalam penelitian adalah untuk

menentukan distribusi data Uji normalitas kolmogorov smirnov.

Dasar pengambilan keputusan:

 Jika nilai Signifikan > 0.05, maka nilai residual berdistribusi normal.

 Jika nilai Signifikan <0.05, maka nilai residual tidak berdistribusi

normal.

Tabel 4.1 Uji Normalitas Menggunakan One Sample Kolmogorov


Smirnov Test
Variabel P value α=5% Keterangan
Motivasi dengan 0,200 Lebih besar Berdistribusi normal
kepatuhan
Pengetahuan dengan 0,200 Lebih besar Berdistribusi normal
kepatuhan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan untuk uji

normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov

ditemukan angka sig lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hasil uji

normalitas tersebut maka dapat disimpulkan data berdistribusi

normal.

53
3). Pengujian Hipotesis Berdasarkan Analisa Statistik

a) Analisa Univariat

Pada sub bab ini akan dibahas hasil penelitian distribusi

frekuensi yang dilakukan di Ruang Azalea Rumah Sakit Mitra

Keluarga Kalideres berdasarkan karakteristik responden sesuai jenis

kelamin, umur, pekerjaan, tingkat Pendidikan, status perkawinan,

tingkat motivasi, tingkat pengetahuan dan tingkat kepatuhan pasien

dengan jumlah 60 pasien sebagai berikut :

1) Karakteristik Responden

Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin,

umur, pekerjaan, pendidikan dan status pernikahan di

Ruang Azalea Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres

No. Karakteristik Kriteria Frekuensi Presentase


(N) (%)
1. Jenis Kelamin L laki-laki 29 48,3%
P perempuan 31 51,7%
2. Umur 45-54 tahun 20 33,3%
55-65 tahun 33 55,0%
66-74 tahun 7 11,7 %
75-90 tahun 0 0%
3. Pekerjaan Bekerja 27 45%
Tidak bekerja 33 55%
4. Pendidikan SD 14 23%
SMP 26 43%
18 30%
SMA
Perguruan 2 3%
Tinggi
5. Status pernikahan Menikah 29 48,3%
Duda / janda 31 51,7%
n = 60 100%

54
Berdasarkan table 4.3 diketahui karakteristik responden

penelitian berdasarkan jenis kelamin perempuan sejumlah 31

orang (51,7%) dibandingkan laki-laki sebanyak 29 orang

(48,3%), dengan kriteria umur paling banyak antara 55-65 tahun

berjumlah 33 orang (55,0%) dan paling sedikit berumur 66-74

tahun berjumlah 7 orang (11,7%). Responden paling banyak

dengan kategori tidak bekerja berjumlah 33 orang (55%)

dibandingkan yang bekerja berjumlah 27 orang (45%).

Responden dengan tingkat pendidikan SMP paling banyak

berjumlah 26 orang (43%) dan paling sedikit dengan tangkat

pendidikan perguruan tinggi sebanyak 2 orang (3%), sedangkan

responden dengan status duda/janda paling banyak berjumlah 31

orang (51,7%) dibandingkan yang sudah menikah berjumlah 29

orang (48,3%) dari total responden 60 orang (100%) dari

masing-masing karakteristik.

2) Tingkat Motivasi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ruan Azalea Rumah

Sakit Mitra Keluarga Kalideres Tahun 2021 didapatkan

distribusi motivasi responden sebagai berikut :

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Motivasi Responden di Ruang

Azalea Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres

Motivasi Frekuensi Persentase


Kurang 31 51.7 %
Sedang 19 31.7%
Baik 10 16.7%

55
Total 60 100

Pada table 4.4 didapatkan hasil bahwa responden paling banyak

memiliki tingkat motivasi yang kurang sebanyak 31 orang

(51,7%) dan paling sedikit dengan tingkat motivasi baik

sebanyak 10 orang (16,7%) dari 60 responden (100%).

3) Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ruang Azalea Rumah

Sakit Mitra Keluarga Kalideres Tahun 2021 didapatkan

distribusi tingkat pengetahuan responden sebagai berikut :

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan


Responden di Ruang Azalea Rumah Sakit Mitra Keluarga
Kalideres
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase
Kurang 35 58.3%
Sedang 16 26.7%
Baik 9 15.7%
Total 60 100

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan hasil bahwa tingkat

pengetahuan responden paling banyak dengan kategori kurang

sebanyak 35 orang (58,3%) dan paling sedikit dengan kategori

baik sejumlah 9 orang (15,7%) dari total 60 responden (100%).

4) Tingkat Kepatuhan

56
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ruang Azalea Rumah

Sakit Mitra Keluarga Kalideres Tahun 2021 didapatkan

distribusi kepatuhan responden sebagai berikut :

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Responden Di Ruang


Azalea Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres

Kepatuhan Frekuensi Persentase


Tidak Patuh 42 70%
Patuh 18 30%

Total 60 100

Berdasarkan table 4.6 diatas didapatkan hasil bahwa responden

paling banyak tidak patuh dalam melaukakan terapi insulin

sebanyak 42 orang (70%) dan patuh sebanyak 18 orang (30 %)

dari 60 orang (100%) responden.

b). Analisa Bivariat

Pada bagian sub bab ini akan dibahas hasil penelitian yang

dilakukan di Ruang Azalea Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres

berdasarkan hubungan antara motivasi pasien dengan kepatuhan

penggunaan terapi insulin dan hubungan antara tingkat

pengetahuan pasien dengan kepatuhan pasien dengan kepatuhan

penggunaan terapi insulin.

1) Hubungan Motivasi Pasien Dengan Kepatuhan Penggunaan

Insulin

57
Tabel 4.7 Hubungan Motivasi Dengan Kepatuhan Penggunaan

Terapi Insulin di Ruang Azalea Rumah Sakit Mitra

Keluarga Kalideres Tahun 2021

Kepatuhan
Motivasi Tidak Patuh Patuh P-Value
N % n %
Kurang 28 46,7% 3 5,0%
Sedang 12 20,0% 7 11,7%
0,000
Baik 2 3,3% 8 13,3%
Total 42 70% 18 30%

Ta

Berdasarkan table 4.7 menunjukkan hasil analisis hubungan

motivasi pasien dengan kepatuhan penggunaan terapi insulin pada

pasien DM tipe II di Ruang Azalea Rumah Sakit Mitra Keluarga

Kalideres dari 60 pasien (100%), didapatkan hasil tingkat motivasi

kurang terhadap kepatuhan penggunaan insulin paling banyak tidak

patuh sebanyak 28 orang (46,7%) dan patuh menggunakan insulin

sebanyak 3 orang (5,0%). Tingkat motivasi sedang terhadap

penggunaan insulin yang tidak patuh sebanyak 12 orang (20,0%)

dan patuh menggunakan insulin sebanyak 7 orang (11,7%).

58
Sedangkan pasien dengan tingkat motivasi baik terhadap kepatuhan

penggunaan insulin yang tidak patuh sebanyak 2 orang (3,3%) dan

patuh menggunakan insulin sebanyak 8 orang (13,3%). Hal ini

sesuai dengan hasil uji chi-square menunjukkan nilai p value =

0,000 < 0,005, yang artinya ada hubungan motivasi dengan

kepatuhan terapi insulin pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di

Ruang Azalea Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres tahun

2021.

2) Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan

Penggunaan Terapi Insulin

Table 4.9 Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan

Penggunaan Terapi Insulin di Ruang Azalea Rumah

Sakit Mitra Keluarga Kalideres tahun 2021

Kepatuhan
Tingkat
Tidak Patuh Patuh P-Value
Pengetahuan
n % n %
31 51,7 6,7%
Kurang 4
11 18,3% 5 8,3%
Sedang
0,000
0 0% 15,0
Baik 9
%
Total 42 70% 18 30%

Berdasarkan table 4.9 menunjukkan hasil analisis hubungan

tingkat pengetahuan pasien dengan kepatuhan penggunaan insulin

pada pasien DM tipe II di Ruang Azalea Rumah Sakit Mitra

59
Keluarga Kalideres dari 60 pasien (100%), didapatkan hasil pasien

dengan tingkat pengetahuan kurang dengan kepatuhan penggunaan

insulin paling banyak tidak patuh sebanyak 31 orang (51,7%) dan

patuh menggunakan insulin sebanyak 4 orang (6,7%). Tingkat

pengetahuan sedang dengan penggunaan insulin yang tidak patuh

sebanyak 11 orang (18,3%) dan patuh menggunakan insulin

sebanyak 5 orang (8,3%). Sedangkan pasien dengan tingkat

pengetahuan baik terhadap kepatuhan penggunaan insulin yang

tidak patuh sebanyak 0 orang (0%) dan patuh menggunakan

insulin sebanyak 9 orang (15%). Hal ini didukung dengan hasil uji

chi-square yang menunjukkan nilai p value = 0,000 < 0,05, yang

artinya ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan terapi insulin

pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Ruang Azalea Rumah Sakit

Mitra Keluarga Kalideres tahun 2021.

B. Pembahasan

Pada sub bab ini akan dibahas hasil penelitian yang sudah dilakukan di

Ruang Azaela Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres berdasarkan hasil

hubungan antara tingkat motivasi dan tingkat pengetahuan dengan

penggunaan insulin pada pasien diabtes mellitus tipe II.

1) Hubungan Antara Tingkat Motivasi Dengan Kepatuhan Penggunaan

Insulin Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II

Pada tabel 4.5 didapatkan hasil bahwa p value = 0,000 < 0,005

yang artinya bahwa terdapat hubungan antara tingkat motivasi dengan

60
penggunaan terapi insulin pada pasien diabetes mellitus tipe II. Dimana

pada hasil penelitian menyebutkan paling banyak pasien tidak patuh

menggunakan insulin karena kurangnya tingkat motivasi yang dimiliki

pasien. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Indarwati

dkk. (2012) yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara motivasi terhadap penggunaan terapi insulin dan responden yang

mempunyai motivasi tinggi berpeluang 7 kali lebih patuh menjalankan

dibandingkan dengan responden yang motivasi diri rendah.

Selain itu, penelitian Purwanti (2014) menyatakan bahwa individu

yang memiliki motivasi yang tinggi, akan terlihat dalam tindakan dan

perilakunya yang memperhatikan tingkat kesembuhan dan kesehatan

dirinya. Penelitian yang dilakukan oleh Viktor (2020), dari 53 orang

responden motivasi tinggi didapati tidak patuh pada terapi diabetes

mellitus tipe 2 (Insulin), 6 orang (11,3%) dan patuh 47 orang (88,7%%),

pada responden motivasi rendah didapati tidak patuh 52 orang (94,5%)

dan patuh 3 orang (5,5%). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi

motivasi yang dimiliki pasien akan semakin patuh untuk menjalankan

terapi insulin, dan sebaliknya jika motivasi rendah, kepatuhan pasien

untuk menggunakan terapi insulin semakin rendah yang mengkibatkan

gula darah tidak terkontrol dan seringnya pasien mengalami perawatan

kembali di rumah sakit.

Teori yang dikemukakan oleh Lestari (2012) menyatakan bahwa

individu yang memiliki motivasi diri yang baik akan memiliki keyakinan

61
bahwa dirinya mampu untuk melakukan tugas atau tindakan tertentu.

Individu yang bertindak berdasarkan motivasi diri (intrinsik) akan lebih

bertahan dibandingkan dengan individu yang berperilaku berdasarkan

motivasi dari luar diri. Sehingga, ketika petugas kesehatan memberikan

dorongan dan pengetahuan kepada pasien dengan benar, motivasi dari

dalam diri pasien akan semakin kuat dan pasien akan lebih mandiri

menjalankan terapi insulin dengan baik dan benar (Austin, S., et al,

2013).

Sedangkan hasil ini berbanding terbalik dengan penelitian yang di

lakukan oleh Bernal , dkk (2000) yang dikutip Bertalina dan Purnama

(2016) yang menyatakan bahwa tingkat kepatuhan seorang pasien di

pengaruhi oleh jangka waktu menderita suatu penaykit. Semakin lama

pasien menderita diabetes mellitus, semakin kecil kemungkinan untuk

menjadi patuh terhadap pengobatan dan pengontrolan gula darah

(insulin). Sehingga perlu adanya dukungan keluarga agar penderita

diabates mellitus tidak merasa jenuh menjalani pengobatannya dan

meningkatkan motivasinya.

Penelitian yang dilakukan Hasbi (2017) yang di kutip dalam

penelitian Firiani, dkk (2019) menyatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi kepatuhan pasien diabetes mellitus adalah presepsi

terhadap kepercayaan diri. Kepercayaan diri yang dirasakan (Perceived

self-efficacy) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

kepatuhan pasien. Perceived self-efficacy merupakan keyakinan yang

62
dimiliki oleh individu pada sebuah perubahan perilaku sebagai manfaat

yang dapat dirasakan bagi dirinya. Sehingga keyakinan seseorang terhadap

kesembuhan penyakit yang diderita akan meningkatkan motivasi untuk

melakukan tindakan. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

Stoner & Freeman, (2015) yang menyatakan kebutuhan dan harapan

memiliki pengaruh dalam diri sesorang untuk melakukan sebuah tindakan

perubahan (pengobatan) dalam dirinya. Artinya adanya keterkaitan antara

keingian untuk patuh atau tidak patuh dalam proses mengontrol penyakit

yang diderita pasien.

Dari hasil penelitian peneliti berasumsi bahwa kurangnya motivasi

pasien dengan penggunaan insulin dipengaruhi oleh faktor umur, dimana

dalam penelitian jumlah pasien paling banyak berumur anatar 55-65 tahun.

Pada umur tersebut tidak semua pasien mampu berakitvitas secara mandiri,

sehingga mereka membutuhkan dukungan orang sekitar atau keluarga

dalam melakukan pengontrolan gula darah dengan menggunakan insulin.

Sehingga semakin tinggi tangkat dukungan keluarga terhadap pasien,

maka semakin tinggi motivasi pasien menggunakan insulin.

Status pernikahan pasien paling banyak berstatus duda/janda sehingga

adanya kemungkinan pasien tinggal sendiri sehingga sebagian besar pasien

harus melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri termasuk penggunaan

insulin. Sedangkan untuk meningkatkan motivasi seseorang dalam

melakukan pengobatan atau pengontrolan penyakit perlu adanya dukungan

dari luar individu supaya motivasi individu semakin kuat yang

63
mengakibatkan adanya kemauan individu untuk terus patuh mengontrol

kadar gula darahnya, sehingga tercapai kadar gula darah pasien diabetes

mellitus selalu dalam batas normal.

2) Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan

Insulin pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II

Tabel 4.6 menyatakan bahwa nilai p Value = 0,000 < 0,005 yang

artinya bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan

penggunaan terapi insulin pada pasien Diabetes Mellitus Tipe II. Pada

hasil penelitian menyebutkan bahwa pasien DM tipe II paling banyak

tidak patuh menggunakan insulin dengan tingkat pengetahuan kurang

sebanyak 31 orang dari 60 orang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Kong, Yen & Jenn, (2012) di kutip dari penelitian Sartunus,

dkk (2015) menyebutkan bahwa kurangnya pengetahuan tentang diabetes

mellitus menyebabkan pasien cenderung menolak pemberian insulin.

Selain itu Hasneli (2010) menyatakan dalam penelitiannya semakin

rendah tingkat pengetahuan seseorang terhadap penyakit maka semakin

rendah juga tingkat penerimaan pasien dalam menerima terapi dalam

jangka panjang. Penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukakan

Soegondo (2011) menyatakan bahwa pengetahuan yang tinggi ataupun

rendah cenderung mempengaruhi sikap pasien diabetes mellitus terhadap

diet, jenis pengobatan, kontrol gula darah, olahraga dan manajemen

mandiri maupun sikap terhadap dan dokter atau perawat dalam

pengobatan penyakitnya.

64
Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Alfian

(2016) yang menyatakan bahwa tingkat kepatuhan pasien menggunakan

insulin dipengaruhi oleh faktor lupa sebanyak 19 orang karena tidak

adanya metode pengingat dan merasa kondisi lebih buruk setelah

menggunakan insulin berjumlah 18 orang karena cara penggunaan insulin

yang salah dari total 52 sample penelitian. Penelitian ini juga diperkuat

oleh hasil penelitian yang dilakukan Siti, dkk (2014) menyatakan bahwa

dukungan keluarga memiliki peranan penting dalam meningkatkan

kepatuhan penderita diabetes mellitus dalam melakukan penatalaksanaan

DM atau menggunakan insulin. Hasil ini didukung oleh menurut

Notoadmodjo (2007) dikutip dari penelitian Muhsidah, dkk (2017)

menyatakan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru,

didalam diri seseorang terjadi proses perilaku yang terdiri dari 5 tahap

yaitu awareness (kesadaran), interest (merasa tertarik), evaluation

(menimbangnimbang), trial (mulai mencoba), dan adoption. Proses ini

sebagai kemampuan penderita untuk mengendalikan keinginan dalam

melakukan penatalaksanaan Diabetes Mellitus dengan teratur sehingga

penderita mampu mengendalikan kadar gula darah melalui sebuah

tindakan (penggunaan insulin).

Berdasarkan hasil penelitian peneliti bahwa kurangnya motivasi

pasien terhadap penggunaan insulin dipengaruhi oleh faktor tingkat

pendidikan dimana dari 60 pasien paling banyak dengan tingkat

Pendidikan SMP kurangnya pengetahuan pasien terhadap penyakit

65
diabetes dan cara pengendaliannya. Tingkat pendidikan menjadikan

minimnya sikap dan perilaku pasien terkait cara mengendalikan kadar

gula darahnya menggunakan insulin. Sebagian dari mereka mengaku tidak

paham tentang insulin, mereka hanya mengkonsumsinya ketika gula darah

mereka meningkat. Faktor pengetahuan yang minim dan tingkat pekerjaan

mereka yang kurang mendukung untuk menggunakan insulin secara

teratur. Hal ini terlihat dari mayoritas responden adalah pekerja, sehingga

terkadang mereka lupa membawanya ketempat kerja dan sebagian dari

mereka juga beralasan terkadang sesampai dirumah sudah lelah dan

langsung istirahat.

Kurangnya pemahaman tentang penyakit DM, banyak penderita

DM yang tidak patuh serta mengalami komplikasi dan mengakibatkan

penyakitnya bertambah parah. Awal mula pemicu adalah timbulnya

masalah-masalah kesehatan yang kronis dan fatal bersifat sederhana,

kemudian ketidakpatuhan penderita DM menjaga serta menjalani berbagai

macam pengobatan tidak teratur dan akhirnya menyebabkan terjadinya

komplikasi yang fatal dan berujung pada amputasi atau kematian.

4.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan peneliti dalam memaparkan hal-hal atau variabel yang

sebenarnya tercakup didalam keluasan lingkup penelitian ini akan tapi karena

kesulitan-kesulitan dalam pembuatan baik pada saat proses metodologis atau

prosedural tertentu sehingga tidak dapat dicakup di dalam penelitian ini dan

66
diluar kemampuan dan kendali peneliti, peneliti merasakan dan menyadari

bahwasanya masih banyak kekurangan dan keterbatasan diantaranya :

1. Keaktifan responden dalam pengisian kuesioner

Dalam pengisian kuesioner responden harus didampingi dan dijelaskan

proses demi proses dalam pengisian kuesioner, karena mengingat

responden yang sudah kebanyakan lansia jadi dalam pengisian harus

didampingi dan di arahkan, serta penjelasan yang lebih jelas lagi.

2. Lamanya waktu pengumpulan data dikarenakan saat pengisisan peneliti

harus menunggui dan menjelaskan lagi kuesioner untuk memastikan

semua point kuesioner terisi .

3. Penelitian ini menggunakan metode kuesioner, peneliti tidak melakukan

wawancara, sehingga kesimpulan yang dikemukakan hanya berdasarkan

pada data yang terkumpul melalui istrumen secara tertulis.

4. Proses pengisian kuesioner dilakukan pada saat jam kerja, hal ini

menjadikan waktu pengisian terkadang ada yang terlewat sehingga peneliti

harus meminta kepada responden untuk mengisi kuesioner yang belum

terisi.

67
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Hubungan Antara Motivasi Dan

Tingkat Pengetahuan Pasien Dengan Kepatuhan Penggunaan Terapi Insulin

Pada Pasien DM Tipe 2 Di Ruang Azalea Rumah Sakit Mitra Keluarga

Kalideres” maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Teridentifikasi gambaran karakteristik dari 60 responden sebagian besar

dengan umur 55 – 65 tahun,jenis kelamin Perempuan sebanyak 31 responden,

tingkat pendidikan SMP sebanyak 27 responden, untuk pekerjaan sebanyak

33 responden tidak bekerja dan status perkawinan paling banyak duda/janda

31 responden sebanyak.

2. Teridentifikasi Responden dengan motivasi kurang sebanyak 31 orang,

motivasi sedang sebanyak 19 orang dan motivasi baik sebanyak 10 orang.

3. Teridentifikasi responden dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 35

orang, tingkat pengetahuan sedang sebanyak 16 orang dan tingkat

pengetahuan baik sebanyak 9 orang

4. Teridentifikasi responden yang kurang atau tidak patuh sebanyak 42 orang

dan responden yang patuh sebanyak 18 orang.

5. Ada hubungan antara motivasi dengan kepatuhan penggunaan terapi insulin

pada pasien DM Tipe II di Ruang Azalea Rumah Sakit Mitra Keluarga

Kalideres dengan hasil uji statistik chi-square nilai p value sebesar

0,000<0,05.

68
6. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan

terapi insulin pada pasien DM Tipe II di Ruang Azalea Rumah Sakit Mitra

Keluarga Kalideres dengan hasil uji statistik likelihood ratio nilai p value

sebesar 0,000<0,05.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan maka ada beberapa saran

yang disampaikan kepada beberapa pihak yang terkait yaitu:

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan metode

penelitian kualitatif sehingga dapat melengkapi hasil penelitian yang

telah ada.

b. Dapat dilakukan penelitian selanjutnya dengan melihat hubungan antara

data demografi dengan kepatuhan pasien, tingkat pengetahuan dan

motivasi pasien pada penderita DM.

2. Bagi Perawat Ns. Azalea

Agar lebih meningkatkan lagi dalam memberikan edukasi dan motivasi

kepada pasien DM tentang penggunaan terapi insulin.

3. Bagi Pasien DM Tipe 2

Penelitian ini bisa dijadikan bahan refrensi pengetahuan dan motivasi

bagi pasien penderita DM agar lebih termotivasi untuk patuh dalam

menjalankan pengobatan .

69
70
DAFTAR PUSTAKA

.
Agrimon, O. H. (2014). Exploring the Feasibility of Implementing Self-
Management and Patient Empowerment throught a Structured Diabetes
Education Programme in Yogyakarta City Indonesia: A Pilot Cluster
Randomised Controlled Trial. Cilinical Medicine in Family Medicine

Albery, Ian P. & Marcus Munafo. (2011). Psikologi Kesehatan Panduan Lengkap
dan Komprehensif Bagi Studi Psikologi Kesehatan. Cetakan I. Yogyakarta :
Palmall.

Alfian, Riza. (2016). Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kepatuhan Tentang


Penggunaan Insulin Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Poliklinik Penyakit
Dalam RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Jurnal ilmiah Ibnu
sina: Vol. 1(1).

American Diabetes Association. (2016). Standars of medical care in diabetes.


Abridged for Primary Care Providers.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT.


Rineka Cipta.

Bertalina & Purnama. (2016). Hubungan lama sakit, pengetahuan, motivasi


pasien & dukungan keluarga dengann kepatuhan diet pasien diabetes
melitus. Jurnal kesehatan, vol 7 no 2 Agustus 2016 hlm. 329-340.

Damayanti, S. (2015). Diabetes Melitus & Penatalaksanaan Keperawatan.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Dharma, Kelana Kusuma. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan, Jakarta :


Trans Info Media.

Hasbi, M. (2017). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Penderita


Diabetes Mellitus dalam Melakukan Olahraga di Wilayah Kerja Puskesmas
Praya Lombok Tengah. Jurnal Kesehatan Prima, Vol. 11. No 1.

Hasneli, Y., Endriyanto, E., & Dewi, Y. (2010). Efektifitas Senam Kaki Diabetes
Melitus dengan Koran terhadap Tingkat Sensitivitas Kaki pada Pasien DM
Tipe 2. Jurnal Kesehatan Unri: Vol. 2. No. 2.

Hidayat. (2013). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisa Data.


Jakarta : Salemba Medika.

Indrawati, Dewi dkk. (2012). Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Diet


Diabetes Melitus Pada Pasien Diabetes Melitus Di Desa Tangkil Wilayah

71
Kerja Puskesmas Kedungwuni II Kabupaten Pekalongan. Prodi S1
Keperawatan STIKES Pekajangan Pekalongan.

International Diabetes Federation. (2017). Clinical Practice Recommendations


For Managing Type 2 Diabetes In Primary Care.

Kemenkes, RI. (2013). Keperawatan Gerontik. Jakarta; Pusdik SDM Kesehatan.

Kholifah, Siti Nur. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Gerontik.
Jakarta; Pusdik SDM Kesehatan.

Kozier. (2010). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 5. Jakarta : EGC

Kumar, R. Krishan, P. & Jhajj, R. 2016. Health-Related Quality Of Life And


Factors Affecting It In Type-2 Diabetic Nephropathy Patients: A Cross
Sectional Observational Study, Int J Res Med Sci, 4(5), 1511-1517.

Fitriani, Y.Pristianty, L., dan Hermansyah, A.. (2019). Pendekatan Health Belief
Model (Hbm) Untuk Menganalisis Kepatuhan Pasien Diabetes Melitus Tipe
2 Dalam Menggunakan Insulin.
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/PHARMACY/article/view/5427.
29 September 2021 (15.30).

Le Mone, Priscilla dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC

Muhasidah, dkk (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Pola Makan
Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sudiang Kota Makassar. http://journal.poltekkes-
mks.ac.id/ojs2/index.php/mediakeperawatan/article/view/453/pdf. 28
Oktober 2021 (15.30).

Ndraha, S. (2014). Diabaetes Mellitus Tipe 2 dan Tatalaksana Terkini.


Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Krida
Wacana Jakarta. Vol (27). No.(2).

Niven, Neil. (2012). Psikologi Kesehatan:Pengantar Untuk Perawat dan


Profesional Kesehatan Lain. Jakarta : EGC

Notoatmodjo (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

72
Notoatmodjo (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan Cetakan Ketiga. Jakarta:
Rineka Cipta.

Nursalam (2015). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. 5th edn. Jakarta: Salemba Medika.

Perkeni (2015). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2


di Indonesia 2015. PB. Perkeni.

Perkeni. (2011). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe


2 di Indonesia 2015. PB. Perkeni.

Phitri, H.E., & Widyaningsih, W. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan Dan


Sikap Pasien Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus
Di RSUD AM. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah, 1 (1), 58–74.

Purhantara, Wahyu. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rianse, Usman dan Abdi. (2011). Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi:
Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Riset Kesehatan Dasar. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta; PPSDM

Risti, N. K & Isnaeni N.F. (2017). Hubunga Motivasi Diri dan Pengetahuan Gizi
Terhadap Kepatuhan Diet DM Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II
Rawat Jalan di RSUD Karanganyar. Jurnal Kesehatan, 10(2), pp 94-103.

Saifunurmazah, D. (2013) Kepatuhan Penderita Diabetes Mellitus. Universitas


Negeri Semarang. Available at: lib.unnes.ac.id.

Sartunus R. Hasneli Y., Jumaini (2015). Hubungan Pengetahuan, Persepsi Dan


Efektifitas Penggunaan Terapi Insulin Terhadap Kepatuhan Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Dalam Pemberian Injeksi Insulin. Pekanbaru: Ilmu
Keperawatan, Universitas Riau.

Setiadi. (2013). Konsep dan Praktek Penulisan Keperawatan (Ed 2). Yogyakarta :
Graha Ilmu.

Siti, Al Hayek & Wahyuni. (2014). Factors associated with health realited
quality of life among saudi patients with type 2 diabetes mellitus: A cross
sectional survey. Journal Diabetes Metabolism, Vol. 38. 220-229.

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC.

73
Soegondo S. (2011). Diagnosis dan Kalsifikasi Diabetes Mellitus Terkini. Dalam
Soegondo S dkk, Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta:
Penerbit FKUI.

Stoner, S., James A.F., Edward Freeman and Gilbert, Daniel. (2012).
Management, New Jersey: Prentice Hall inc.

Su’udiyah, A. (2016) Hubungan pelaksanaan Tugas keluarga dalam Perawatan


dengan Motivasi dan Kepatuhan Berobat Pasien TB Paru di Wilayah kerja
Puskesmas Palengan Pamekesan. Universitas Airlangga.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung :


Alfabeta.

Supardi, Sudibyo dan Rustika. (2013). Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan.
Jakarta: CV. Trans Info Media.

Wicaksono & Trio. (2013). Diabetes Melitus Tipe II Pada Ibu Rumah Tangga
Dengan Pengetahuan Yang Kurang Tentang Diabetes Dan Aktivitas
Fisik Kurang Teratur. http://portalgaruda.fti.unissula.ac.id/?
ref=browse&mod=viewarticle&article=122472. 28 Oktober 2021 (14.30).

World Health Organization (2016). Global Report on Diabetes. WHO Press

74
1. Surat Persetujuan Ujian Sidang Akhir Skripsi Pembimbing 1

75
Surat Persetujuan Ujian Sidang Akhir Skripsi Pembimbing 2

76
2. Lembar Bimbingan Pembimbing 1

77
3. Lembar Bimbingan Pembimbing 2

78
79
80
4. Surat Permohonan Izin Penelitian

81
5. Surat Balasan Ijin Penelitian

82
6. Surat Ijin Uji Etik

83
7. Kuesioner Penelitian

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN


HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN TINGKAT PENGETAHUAN
PASIEN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN TERAPI INSULIN
PADA PASIEN DM TIPE II DI RUANG AZALEA RUMAH SAKIT
MITRA KELUARGA KALIDERES TAHUN 2021

Oleh:

Felita Rahayu
NIM: 1914201137

Saya adalah mahasiswaKeperawatan Universitas Muhammadiyah


Tangerang. Saya akan melakukan penelitian sebagai salah satu kegiatan
dalam menyelesaikan tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
motivasi dan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan terapi
insulin. Oleh karena itu saya mengharapkan kesediaan responden untuk
menjadi peserta dalam penelitian ini. Saya menjamin kerahasiaan identitas
dan informasi tentang responden. Hasil dari peneitian ini, hanya akan
digunakan untuk perkembangan ilmu keperawatan.

No. Responden : Tanggal :

Nama Inisial : Peneliti :

Tanda tangan : Tanda tangan :

84
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Kode Responden
Nama : ……………………….
Alamat: ……………………….

Bersedia untuk dijadikan responden dalam


penelitian yang brjudul:

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN TINGKAT PENGETAHUAN


PASIEN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN TERAPI INSULIN
PADA PASIEN DM TIPE II DI RUANG AZALEA RUMAH SAKIT
MITRA KELUARGA KALIDERES TAHUN 2021

Yang dilakukan oleh :


Nama : Felita Rahayu
NIM : 1914201137
Institusi : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang

Prosedur penelitian ini tidak akan memberikan dampak dan resiko apapun
terhadap saya dan keluarga saya.Saya telah diberikan penjelasan bahwa penelitian
ini akan menjamin kerahasiaan identitas saya dengan mengubah nama dalam
bentuk kode responden berupa huruf dan angka pada saat penyajian data.
Informasi dan keterangan yang saya berikan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian. Saya telah diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal - hal
yang belum dimengerti dan telah mendapatkan jawaban yang benar dan jelas dari
peneliti.

Dengan ini saya menyatakan dengan sukarela untuk ikut sebagai


responden dalam penelitian ini.

Tangerang, 2021

Responden

85
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN TINGKAT PENGETAHUAN
PASIEN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN TERAPI INSULIN
PADA PASIEN DM TIPE II DI RUANG EDELWEIS RUMAH SAKIT
MITRA KELUARGA KALIDERES TAHUN 2021

NO. Responden :
Tanggal diisi :

Identitas Pasien
Berikan tanda centang (√) pada kolom yang sesuai
1. Usia : .............. Tahun

2. Jenis Kelamin : □ Laki-laki □ Perempuan

3. Pekerjaan : ..........................

4. Pendidikan Terakhir : □ SD □ SMP □ SMA □


Perguruan Tinggi

5. Status Pernikahan : □ Nikah □ Janda □ Duda

86
KUESIONER MOTIVASI

Petunjuk pengisian :
Berilah tanda checklist (√) pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia sesuai
dengan kondisi bapak/ibu/saudara/I

STS : apa bila anda SANGAT TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut
TS : apa bila anda TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut
S : apa bila anda SETUJU dengan pernyataan tersebut
SS : apa bila anda SANGAT SETUJU dengan pernyataan tersebut

No Pernyataan STS TS S SS
Saya menjalani pengobatan karena
1 Banyak orang yang senang jika saya
melakukannya
2 Saya menjadi tertantang untuk melakukannya
3 Saya percaya bahwa menjalani pengobatan
diabetes akan memperbaiki kesehatan saya
4 Saya merasa tidak senang jika melakukan apa
yang disarankan dokter
5 Saya ingin dokter berpikir bahwa saya pasien
yang baik
6 Badan saya terasa lebih baik jika saya
melakukannya
7 Saya merasa tidak senang jika gula darah saya
berada dalam rentang normal
8 Saya tidak ingin orang lain kecewa pada saya
Sumber : Diadobsi dari MMS 6 (Modify Morisk Scale

87
KUESIONER TINGKAT PENGETAHUAN

Pengetahuan Tentang Komplikasi Terapi Insulin


Petunjuk pengisian :
1. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti

2. Pilihlah jawaban yang menurut anda paling benar dengan memberikan


tandachecklist (√) pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia.

No Pengetahuan Tentang Terapi Insulin Ya Tidak


1 Insulin merupakan obat yang dapat menurunkan kadar gula darah
2 Insulin merupakan obat hanya untuk pasien diabetes melitus
3 Insulin dapat mengakibatkan reaksi alergi seperti gatal-gatal,
kemerahan pada kulit
4 Insulin tidak hanya dapat disuntikkan pada daerah perut saja
5 Insulin disuntikkan sebelum makan
6 Jika saya tidak menyuntikkan insulin secara teratur kemungkinan
terjadi komplikasi akan semakin mudah
7 Terapi insulin hanya dianjurkan kepada pasien dengan diabetes
melitus tipe II saja
8 Saya tidak dianjurkan untuk segera beraktivitas setelah menyuntik
insulin
9 Saya tidak menyuntik cairan insulin setiap penyuntikannya sesuai
dosis yang di tentukan oleh dokter
10 Setelah penyuntikan insulin saya mengkonsumsi makanan
11 Insulin hanya dapat dilakukan dengan suntikan saja
12 Insulin yang diberikan melalui mulut, maka akan merusak di
lambung
13 Daerah suntikan harus berjarak (±2,5 cm) dari daerah sebelumnya
14 Insulin tidak dapat disimpan dalam freezer lemari es
15 Insulin tidak boleh terkena matahari langsung
Sumber : Diadobsi dari DKQ 24 (Diabetes Knowledge Questionaire)

88
KUESIONER KEPATUHAN
Kepatuhan Tentang Penggunaan Insulin
Petunjuk pengisian :
1. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti

2. Pilihlah jawaban yang menurut anda paling benar


dengan memberikan tandachecklist (√) pada salah satu
alternatif jawaban yang tersedia.

No PERNYATAAN YA TIDAK
1 Apakah anda pernah lupa menggunakan insulin?
2 Selain lupa, Apakah dalam 2 minggu terakhir terdapat hari
dimana anda tidak menggunakan insulin?
3 Apakah anda pernah mengurangi atau berhenti menggunakan
insulin tanpa sepengetahuan dokter karena anda merasa insulin
yang diberikan membuat keadaan anda menjadi lebih buruk ?
4 Apakah anda pernah lupa membawa insulin ketika berpergian?
5 Apakah anda menggunakan insulin kemarin?
6 Apakah anda berhenti menggunakan insulin ketika merasa
kondisi anda membaik ?
7 Menggunakan insulin setiap hari membuat ketidaknyamanan
untuk beberapa orang. Apakah anda merasa terganggu untuk
menggunakan insulin setiap hari ?
8 Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengingat penggunaan
insulin?
Sumber : Diadobsi MIAS-8 ( Morisky’s Insulin Adherence Scale )

89
8. Data kuesioner Dan Output SPSS

1. Data Demografi

Usia Jenis kelamin Pekerjaan Pendidikan Status pernikahan


Responden
Nilai Kode Nilai Kode Nilai Kode Nilai Kode Nilai Kode
1 60 2 L 1 Bekerja 1 SMP 2 Menikah 1
2 65 2 L 1 Bekerja 1 SMP 2 Menikah 1
3 63 2 L 1 Bekerja 1 SMA 3 Menikah 1
4 50 1 P 2 Tidak Bekerja 2 SMP 2 Janda 2
5 55 2 P 2 Bekerja 1 SMA 3 Janda 2
6 53 2 L 1 Tidak Bekerja 2 SD 1 Duda 2
7 46 1 L 1 Tidak Bekerja 2 SMP 2 Menikah 1
8 48 1 P 2 Tidak Bekerja 2 SMA 3 Janda 2
9 51 1 P 2 Tidak Bekerja 2 SD 1 Janda 2
10 47 1 P 2 Tidak Bekerja 2 SD 1 Menikah 1
11 64 2 P 2 Tidak Bekerja 2 SMA 3 Menikah 1
12 58 2 L 1 Bekerja 1 SMA 3 Duda 2
13 56 2 L 1 Bekerja 1 PT 4 Duda 2
14 60 2 P 2 Bekerja 1 SMA 3 Menikah 1
15 63 2 P 2 Tidak Bekerja 2 SMA 3 Menikah 1
16 59 2 L 1 Tidak Bekerja 2 SMP 2 Menikah 1
17 49 1 L 1 Bekerja 1 SMP 2 Menikah 1
18 53 2 P 2 Tidak Bekerja 2 SD 1 Janda 2
19 47 1 L 1 Bekerja 1 SMA 3 Menikah 1
20 55 2 P 2 Bekerja 1 SMP 2 Janda 2
21 62 2 P 2 Tidak Bekerja 2 SD 1 Janda 2
22 66 3 L 1 Tidak Bekerja 2 SMA 3 Duda 2
23 46 1 L 1 Bekerja 1 SMP 2 Menikah 1
24 61 2 P 2 Bekerja 1 SMP 2 Janda 2
25 58 2 P 2 Tidak Bekerja 2 SMP 2 Janda 2
26 52 1 P 2 Tidak Bekerja 2 SMA 3 Janda 2
27 59 2 L 1 Tidak Bekerja 2 SMP 2 Menikah 1
28 49 1 L 1 Bekerja 1 SMP 2 Menikah 1
29 47 1 P 2 Bekerja 1 SMA 3 Janda 2
30 56 2 L 1 Tidak Bekerja 2 SD 1 Menikah 1
31 45 1 L 1 Tidak Bekerja 2 SD 1 Menikah 1
32 42 1 L 1 Bekerja 1 SMA 3 Menikah 1
33 48 1 P 2 Tidak Bekerja 2 SMP 2 Janda 2
34 57 2 P 2 Bekerja 1 SMP 2 Janda 2
35 60 2 P 2 Tidak Bekerja 2 SMP 2 Janda 2
36 64 2 L 1 Tidak Bekerja 2 SD 1 Menikah 1
37 67 3 L 1 Tidak Bekerja 2 SD 1 Menikah 1
38 46 1 L 1 Tidak Bekerja 2 SMP 2 Menikah 1
39 49 1 P 2 Bekerja 1 SMA 3 Janda 2
40 51 1 P 2 Bekerja 1 SMA 3 Janda 2
41 56 2 P 2 Tidak Bekerja 2 PT 4 Janda 2
42 59 2 P 2 Bekerja 1 SMP 2 Janda 2
43 60 2 L 1 Bekerja 1 SD 1 Menikah 1
44 63 2 L 1 Tidak Bekerja 2 SMA 3 Menikah 1
45 57 2 P 2 Tidak Bekerja 2 SMP 2 Janda 2

90
46 59 2 P 2 Bekerja 1 SD 1 Janda 2
47 68 3 P 2 Tidak Bekerja 2 SD 1 Menikah 1
48 65 2 L 1 Bekerja 1 SMP 2 Menikah 1
49 50 1 L 1 Bekerja 1 SMA 3 Menikah 1
50 57 2 P 2 Bekerja 1 SMP 2 Janda 2
51 69 3 P 2 Tidak Bekerja 2 SMA 3 Janda 2
52 54 1 P 2 Tidak Bekerja 2 SD 1 Janda 2
53 70 3 L 1 Tidak Bekerja 2 SMA 3 Menikah 1
54 67 3 P 2 Bekerja 1 SMP 2 Menikah 1
55 64 2 L 1 Tidak Bekerja 2 SD 1 Duda 2
56 65 2 P 2 Tidak Bekerja 2 SMP 2 Janda 2
57 59 2 L 1 Tidak Bekerja 2 SMP 2 Duda 2
58 54 1 L 1 Bekerja 1 SMP 2 Menikah 1
59 58 2 L 1 Bekerja 1 SMP 2 Menikah 1
60 68 3 P 2 Tidak Bekerja 2 SMP 2 Janda 2

91
2. Data Khusus (Kuesioner Motivasi, Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan)

Motivasi Tingkat Pengetahuan Kepatuhan


Responden
Nilai Kode Nilai Kode Nilai Kode
1 7 1 4 1 3 1
2 6 1 3 1 4 1
3 10 2 8 2 5 1
4 19 3 15 3 8 2
5 8 1 4 1 3 1
6 13 2 7 2 4 1
7 5 1 2 1 8 2
8 6 1 3 1 4 1
9 22 3 15 3 7 2
10 15 2 8 2 6 2
11 7 1 3 1 4 1
12 14 2 3 1 4 1
13 20 3 14 3 8 2
14 13 2 7 2 2 1
15 5 1 4 1 1 1
16 6 1 4 1 2 1
17 4 1 3 1 2 1
18 5 1 2 1 3 1
19 4 1 4 1 4 1
20 5 1 8 2 7 2
21 10 2 9 2 2 1
22 5 1 9 2 2 1
23 15 2 4 1 8 2
24 5 1 3 1 1 1
25 5 1 4 1 3 1
26 22 3 15 3 7 2
27 11 2 12 3 8 2
28 4 1 3 1 3 1
29 6 1 4 1 4 1
30 5 1 3 1 4 1
31 13 2 15 3 8 2
32 4 1 4 1 2 1
33 15 2 4 1 1 1
34 14 2 6 2 3 1
35 4 1 6 2 3 1
36 11 2 3 1 4 1
37 5 1 4 1 5 1
38 6 1 5 1 3 1
39 22 3 12 3 8 2
40 15 2 3 1 4 1
41 23 3 15 3 7 2
42 24 3 15 3 8 2
43 5 1 4 1 1 1
44 13 2 3 1 4 1
45 5 1 10 2 3 1
46 14 2 3 1 8 2
47 22 3 4 1 3 1

92
48 23 3 2 1 5 1
49 23 3 3 1 8 2
50 13 2 7 2 8 2
51 4 1 8 2 1 1
52 12 2 3 1 3 1
53 5 1 3 1 2 1
54 4 1 3 1 1 1
55 13 2 10 2 4 1
56 5 1 4 1 5 1
57 5 1 4 1 5 1
58 4 1 7 2 3 1
59 15 2 9 2 8 2
60 4 1 6 2 7 2

Kode
Usia Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan Status
Pernikahan
1 = 45-54 tahun 1 = Laki-laki 1 = BEKERJA 1 = SD 1 = Nikah
2 = 55-65 tahun 2 = Perempuan 2=TIDAKBEKERJA 2 = SMP 2= Janda/ Duda
3 = 66-74 tahun 3 = SMA
4 = 75-90 tahun 4 = PT
Motivasi Tingkat Pengetahuan Kepatuhan
1 = 0-5 (kurang)
1 = 0-8 (Kurang) 2 =6-10(sedang) 1 = <6 (tidak patuh)
2 = 9-16 (Sedang) 3 = 11-15(baik) 2 = 6-8 (patuh)
3 = 17-24 (baik)

Statistics
Usia Jenis Kelamin Pekerjaan Penidikan Status Pernikahan
N Valid 60 60 60 60 60
Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 45-54 tahun 20 33,3 33,3 33,3
55-65 tahun 33 55,0 55,0 88,3
66-74 tahun 7 11,7 11,7 100,0
Total 60 100,0 100,0

93
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 29 48,3 48,3 48,3
Perempuan 31 51,7 51,7 100,0
Total 60 100,0 100,0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Bekerja 27 45,0 45,0 45,0
Tidak Bekerja 33 55,0 55,0 100,0
Total 60 100,0 100,0

Penidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 14 23,3 23,3 23,3
SMP 26 43,3 43,3 66,7
SMA 18 30,0 30,0 96,7
PT 2 3,3 3,3 100,0
Total 60 100,0 100,0

Status Pernikahan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Menikah 29 48,3 48,3 48,3
Janda atau Duda 31 51,7 51,7 100,0
Total 60 100,0 100,0

94
Statistics
Motivasi
N Valid 60
Missing 0

Motivasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 31 51,7 51,7 51,7
Sedang 19 31,7 31,7 83,3
Baik 10 16,7 16,7 100,0
Total 60 100,0 100,0

Statistics
Tingkat
Pengetahuan Kepatuhan
N Valid 60 60
Missing 0 0

Tingkat Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 35 58,3 58,3 58,3
Sedang 16 26,7 26,7 85,0
Baik 9 15,0 15,0 100,0
Total 60 100,0 100,0

Kepatuhan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak patuh 42 70,0 70,0 70,0
Patuh 18 30,0 30,0 100,0
Total 60 100,0 100,0

95
Case Processing Summary
Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Motivasi * Kepatuhan 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%

Motivasi * Kepatuhan Crosstabulation


Kepatuhan

tidak patuh patuh Total

Motivasi kurang Count 28 3 31

% of Total 46,7% 5,0% 51,7%

sedang Count 12 7 19

% of Total 20,0% 11,7% 31,7%

baik Count 2 8 10

% of Total 3,3% 13,3% 16,7%

Total Count 42 18 60

% of Total 70,0% 30,0% 100,0%

Chi-Square Tests
Monte Carlo Sig. (2-side

Asymptotic Significance (2- 99% Confide

Value df sided) Significance Lower Bound

Pearson Chi-Square 18,425a 2 ,000 ,000b ,000

Likelihood Ratio 18,575 2 ,000 ,000b ,000


b
Fisher's Exact Test 17,691 ,000 ,000

Linear-by-Linear Association 17,769c 1 ,000 ,000b ,000

N of Valid Cases 60

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,00.

b. Based on 10000 sampled tables with starting seed 92208573.

c. The standardized statistic is 4,215.

96
Case Processing Summary
Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tingkat Pengetahuan * Kepatuhan 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%

Tingkat Pengetahuan * Kepatuhan Crosstabulation


Kepatuhan

tidak patuh patuh Total

Tingkat Pengetahuan kurang Count 31 4 35

% of Total 51,7% 6,7% 58,3%

sedang Count 11 5 16

% of Total 18,3% 8,3% 26,7%

Baik Count 0 9 9

% of Total 0,0% 15,0% 15,0%

Total Count 42 18 60

% of Total 70,0% 30,0% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymptotic Monte Carlo Sig. (2-sided)

Significance (2- 99% Confidence Interval

Value df sided) Significance Lower Bound Upper Bound Signifi


a b
Pearson Chi-Square 26,760 2 ,000 ,000 ,000 ,000
b
Likelihood Ratio 28,552 2 ,000 ,000 ,000 ,000

Fisher's Exact Test 25,441 ,000b ,000 ,000

Linear-by-Linear 23,437c 1 ,000 ,000b ,000 ,000

Association

N of Valid Cases 60

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,70.

b. Based on 10000 sampled tables with starting seed 1993510611.

c. The standardized statistic is 4,841.

97
Uji normalitas motivasi dengan kepatuhan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 60
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 1,95021340
Most Extreme Differences Absolute ,066
Positive ,066
Negative -,065
Test Statistic ,066
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

- Uji normalitas Pengetahuan dengan kepatuhan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 2,03400901
Most Extreme Differences Absolute ,088
Positive ,088
Negative -,051
Test Statistic ,088
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

98
CURRICULUM VITAE PENELITI
1. Nama Lengkap : Felita Rahayu

2. Tempat,tgl lahir : Kulon Progo 17/02/1995

3. NIM : 1914201137

4. NIK KTP : 3401025702950001

5. Pendidikan : D III Keperawatan

6. StatusMenikah : lajang

7. Aagama : Islam

8. Pekerjaan : Perawat

9. Jabatan : PJS

10. Tempat Kerja : IGD Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres

11. Alamat Tempat Kerja : Jl.Peta selatan no.1 Rt 007 Rw 11 Kel.Kalideres,

Kec.Kalideres,JakartaBarat.

12. Alamat tempat Tinggal : Perum Griya LebaWangi 1 blok. C1 no.5

SepatanTimur Tangerang Banten

13. No.Telp/Hp : 081385604846

14. Alamat Email : felitarahayu117@gmail.com

15. Riwayat Pendidikan :

Jenjang Tempat
Alamat Lulusan
Pendidikan pendidikan
Akademi Jl.Jl. Patangpuluhan,
Keperawatan Sonosewu,
DIIIKeperawatan Ngestiharjo, 2015
Yayasan
Keperawatan Kasihan, Sonosewu,
Ngestiharjo, Kec.
Yogyakarta
Kasihan, Bantul,
Daerah Istimewa
Yogyakarta

99
Pelatihan Tahun
BTCLS&ACLS 2015
PERSEPTORSHIP 2020
VAKSINATOR 2021
LEADERSHIP 2021

Jakarta, 29/9/2021
Yang menyatakan

(Felita Rahayu)

100

Anda mungkin juga menyukai