Anda di halaman 1dari 96

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

KAJIAN ADMINISTRASI, FARMASETIK DAN KLINIS


RESEP PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD KOTA
TANGERANG SELATAN DAN RUMAH SAKIT
SWASTA CIPUTAT X PADA BULAN JANUARI 2017

SKRIPSI

SRI MARDIAH ISLAMI


1113102000005

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI FARMASI
JAKARTA
2017
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

KAJIAN ADMIISTRASI, FARMASETIK DAN KLINIS RESEP


PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD KOTA TANGERANG
SELATAN DAN RUMAH SAKIT SWASTA CIPUTAT X
PADA BULAN JANUARI 2017

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

SRI MARDIAH ISLAMI


1113102000005

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI FARMASI
JAKARTA
2017

ii   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Sri Mardiah Islami

NIM : 1113102000005

Tanda Tangan :

Tanggal : September 2017

 
 

iii   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif


Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Sri Mardiah Islami

Nim : 1113102000005

Program Studi : Farmasi

Jenis Karya : Skripsi

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah


saya, dengan judul :

KAJIAN ADMINISTRASI, FARMASETIK DAN KLINIS RESEP PASIEN


RAWAT JALAN DI RSUD KOTA TANGERANG SELATAN DAN
RUMAH SAKIT SWASTA X CIPUTAT PADA BULAN JANUARI 2017

Untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital
Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak
Cipta. Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat
dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada tanggal : 20 September 2017

Yang menyatakan,

(Sri Mardiah Islami)

iv   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Sri Mardiah Islami

NIM : 1113102000005

Judul : Kajian Administrasi, Farmasetik Dan Klinis Resep Pasien


Rawat Jalan Di RSUD Kota Tangerang Selatan Dan Rumah
Sakit Swasta Ciputat X Pada Bulan Januari 2017

Disetujui oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Nelly Suryani M.Si.,Ph.D.,Apt Yardi M.Si.,Ph.D.,Apt


NIP. 196510242005012001 NIP. 19741123 200801 1014

Mengetahui,
Kepala Program Studi Farmasi
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. Nurmeilis, Msi.,Apt


NIP. 197404302005012003

v   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Sri Mardiah Islami

NIM : 1113102000005

Judul : Kajian Administrasi, Farmasetik Dan Klinis Resep Pasien


Rawat Jalan Di RSUD Kota Tangerang Selatan Dan Rumah
Sakit Swasta Ciputat X Pada Bulan Januari 2017

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Farmasi pada Progrm Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Nelly Suryani, M.Si., Ph.D., Apt

Pembimbing II : Yardi, M.Si., Ph.D., Apt

Penguji I : Dr. Delina Hasan, M.Kes., Apt      

Penguji II : Suci Ahda Novitri, M.Si., Apt

Ditetapkan di : Ciputat
Tanggal : 2017

vi   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


ABSTRACT

Name : Sri Mardiah Islami


Program Study : Strata-1 Pharmacy
Title : Analysis Administration, Pharmacetic and Clinical
Review of Outpatient Prescriptions in RSUD South
Tangerang City and Private Hospital (RS X) on January
2017
Administration, Pharmacetic and Clinical Review of outpatient prescriptions at
RSUD South Tangerang City and Private Hospital (RS X) in January 2017. The
prescribing study is a very important aspect of pharmaceutical services in drug
services because it can cause the occurrence of medication error. This study aims
to see the compatibility of prescription service with the regulation of health
minister number 58 year 2014 at RSUD South Tangerang City and Private
Hospital Ciputat (RS X) outpatient recipe in January 2017. In this research using
observational quantitative design with this research approach is cross sectional,
and sampling method is done by using random sampling method, so that
obtained as many as 138 sample sheets. The results of research on prescription
administration study showed that according to the health minister's health
number 58 year 2014: 100% patient name, 100% doctor identity, 100% SIP
number and 100% physician physician for both hospitals, and unsuitable ie age
of patient 51% for RSUD of South Tangerang City and 29% for Ciputat X
Private Hospital. Prescription pharmacic study includes clarity of 53% dosage
form for South Tangerang District Hospital and 34% for Private Hospital X.
While prescribing clinical study with guidelines as much as 99.3% of the
frequency of provision for RSUD South Tangerang City and 89.8% for Private
Hospital X, drug interactions of 62.3% in Tangerang Selatan Regional Hospital
and 53.8% in Private Hospital X and. The results of the prescribing prescribed
health ministry regulation number 58 year 2016 is expected to help improve
prescription services to patients to both hospitals and also can prevent the
occurrence of errors in the treatment.

Keywords: Analysis of administration, pharmacetic studies and prescription


clinical studies  

vii   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


ABSTRAK
 
Nama : Sri Mardiah Islami
Program Studi : Strata-1 Farmasi
Judul : Kajian Administrasi, Farmasetik dan Klinis Resep
Pasien Rawat Jalan di RSUD Kota Tangerang
Selatan dan Rumah Sakit Swasta (RS X) pada Bulan
Januari 2017
Kajian resep merupakan aspek yang sangat penting pada pelayanan kefarmasian dalam
pelayanan obat karena dapat menyebabkan terjadinya medication error. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat kesesuaian antara pelayanan resep dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 58 tahun 2014 pada RSUD Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit
Swasta Ciputat (RS X) resep rawat jalan pada bulan Januari 2017. Pada penelitian ini
menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan pendekatan penelitian ini
adalah cross sectional, dan metode pangambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan metode random sampling, sehingga didapatkan sebanyak 138 lembar
sampel. Hasil penelitian pada kajian administrasi resep menunjukan bahwa yang sesuai
dengan Perarutan Menteri Kesehatan Nomor 58 tahun 2014 yaitu : nama pasien 100%,
identitas dokter 100%, nomor SIP 100% dan paraf dokter 100% untuk kedua Rumah
Sakit tersebut, dan yang tidak sesuai yaitu umur pasien 51% untuk RSUD Kota
Tangerang Selatan dan 29% untuk Rumah Sakit Swasta Ciputat X. Kajian farmasetik
resep meliputi kejelasan penulisan bentuk sediaan 53% untuk RSUD Kota Tangerang
Selatan dan 34% untuk Rumah Sakit Swasta X. Sedangkan kajian klinis resep yang
sesuai dengan pedoman sebanyak 99,3% frekuensi pemberian untuk RSUD Kota
Tangerang Selatan dan 89,8% untuk Rumah Sakit Swasta X, interaksi obat yaitu 62,3%
pada RSUD Kota Tangerang Selatan dan 53,8% pada Rumah Sakit Swasta X. Hasil
pengkajian resep berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 tahun 2016 ini
diharapkan dapat membantu meningkatkan pelayanan resep kepada pasien terhadap
kedua rumah sakit tersebut dan juga dapat mencegah terjadinya kesalahan dalam
pengobatan.

Kata Kunci : kajian administrasi, kajian farmasetik dan kajian klinis resep

 
 

viii   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, karunia serta nikmat iman dan Islam yang tak terhingga.
Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Syukur atas limpahan cinta dan kasihNya, sehingga penulis
menyelsaikan tugas akhir skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Arief Sumantri, M. Kes selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakrta
2. Ibu Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt selaku Ketua Program Studi
Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakrta yang telah memberikan
pengarahan sekaligus motivasi
3. Ibu Nelly Suryani Ph.D. Apt sebagai pembimbing I dan Bapak
Yardi Ph.D. Apt sebagai pembimbing II yang telah memberikan
ilmu, nasehat dan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
membimbing selama penelitian
4. Bapak dan Ibu pengajar Program Studi Farmasi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakrta yang telah banyak memberikan bantuan
kepada saya selama proses perkuliahan di farmasi. Terima kasih
yang sebesar-besarnya untuk ilmu yang diberikan kepada saya.
5. Seluruh civitas Depertemen Farmasi RSUD Kota Tangerang
Selatan dan Rumah Sakit Swasta Ciputat (RS X) yang telah
memberikan kesempatan dan kemudahan kepada saya untuk
melakukan penelitian di tempatnya.

ix   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


6. Kedua orang tua tercinta, Bapak tersayang H. Arahim S.Pd dan
Mama tercinta HJ. Kalisom yang selalu ikhlas tanpa pamrih
memberikan kasih sayang dan doa yang tak pernah henti serta
dukungan baik moril maupun material. Tidak ada yang dapat
membalas kebaikan papa dan mama, hanya Allah senantiasa
memberikan kesehatan, keselamatan, kebahagiaan dan
perlindungan kepada papa dan mama.
7. Dae yang sangat saya sayangi, Ariyansah Sosilo (Dae Achil)
dan cece Tri Utami Ningsih tersayang yang telah menjadi
penyemangat saya untuk menjadi adik teladan untuk kalian,
terimakasih atas doa dan dukungannya.
8. Nasyidah Hannum Hasibuan, Nurul Fitria Pakpahan, Tri
Wahyuni dan Putri Agni Kreativita Ivada dan juga kelompok
Biokim (Ervina, Marisa, Vita, TW, dan Ghifar) yang senantiasa
menjadi sahabat penyemangat, terimakasih atas doa dan support
dan menjadi sahabat terbaik di hidup saya
9. Teman-teman seperjuangan farmasi angkatan 2013 terimakasih
kebersamaan kita selama 4 tahun lebih ini, semoga ukhuwah
yang terjalin tidak pernah putus dan akan terus berlanjut.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis selama melakukan
penelitian dan penulisan yang tidak dapat disebutkan satu per
satu.
Semoga semua bantuan yang diberikan mendapatkan balasan dari
Allah SWT. Kesempurnaan hanya milik Allah, begitu pun skripsi ini.
Tidak sedikit hambatan yang saya dapatkan dalam menyusun skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan ini,
oleh karena itu sangat dibutuhkan kritik dan saran demi perbaikan skripsi
ini. Akhir kata, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk
banyak pihak dan tentunya untuk ilmu pengetahuan.
Ciputat, 20 September 2017

Penulis

x   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i


HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. v


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 5
2.1 Kajian Resep Berdasarkan PERMENKES No.58 Tahun 2014 ......... 5
2.1.1 Kajian Administrasi ................................................................. 5
2.1.2 Kajian Farmasetik .................................................................... 6
2.1.3 Pertimbangan Klinis ................................................................ 6
2.2 Resep ................................................................................................. 8
2.2.1 Definisi Resep .......................................................................... 8
2.2.2 Tujuan Penulisan Resep ........................................................... 9
2.2.3 Komponen Resep Dan Penulisan Resep .................................. 9
2.2.4 Pola Penulisan Resep ............................................................. 12
2.2.5 Contoh Resep ......................................................................... 13
2.3 Rumah Sakit .................................................................................... 14

xi   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


2.3.1 Rumah Sakit Pemerintah (RSUD Kota TangSel) .................. 14
2.3.2 Rumah Sakit Swasta Ciputat .................................................. 15
2.4 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ........................................................ 15

BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................... 16


3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ......................................................... 16
3.2 Rancangan Penelitian ...................................................................... 16
3.3 Populasi dan Sampel ....................................................................... 16
3.3.1 Populasi  .................................................................................................  16
3.3.2 Sampel ................................................................................. 16
3.3.2.1 Ukuran Sampel  .....................................................................  17
3.3.2.2 Cara Pengambilan Sampel  ...............................................  17
3.4 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi .......................................................... 18
3.5 Kerangka Konsep ............................................................................ 19
3.6 Definisi Operasioal .......................................................................... 20
3.7 Tata Cara Penelitian ........................................................................ 23
3.8 Cara kerja ......................................................................................... 25
3.9 Analisi Data ..................................................................................... 26

BAB 5 PEMBAHASAN .................................................................................. 27


4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 27
4.1.1 Analisis Kelengkapan Administrasi Resep .......................... 28
4.1.2 Analisis Kajian Farmasetik Resep ...................................... 30
4.1.3 Analisis Terkait Kajian Klinis Resep ................................. 31
4.2 Pembahasan Penelitian .................................................................... 33
4.2.1 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 33
4.2.1.1 Analisis Administrasi Resep .................................... 34
4.2.1.2 Kajian Farmasetik Resep ........................................ 36
4.2.1.3 Analisis Terkait Kajian Klinis Resep ...................... 38
4.2.2 Keterbatasan Penelitian ....................................................... 39

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 40

xii   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 40
5.2 Saran ................................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 41
LAMPIRAN ...................................................................................................... 42

xiii   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pola Penulisan Resep ................................................................. 12


Gambar 2.2 Contoh Resep ............................................................................. 14
Gambar 1.1 Grafik Persentase Jumlah Kejelasan Ruangan atau Poli
RSUD Kota Tangerang Selatan .................................................. 47
Gambar 1.2 Grafik Persentase Jumlah Kejelasan Ruangan atau
Poli Rumah Sakit Swasta X ....................................................... 47
Gambar 2.1 Grafik Persentase Jumlah Aturan Pakai Obat pada RSUD
Kota Tangerang Selatan ............................................................. 47
Gambar 2.2 Grafik Persentase Jumlah Aturan Pakai Obat pada
Rumah Sakit Swasta X ............................................................... 47
Gambar 3.1 Grafik Persentase Terjadinya Interaksi Obat
pada Resep di RSUD Kota Tangerang Selatan ......................... 49
Gambar 3.2 Grafik Persentase Terjadinya Interaksi
Obat pada Resep di Rumah Sakit Swasta X ............................... 49
Gambar 4.1 Grafik Presentase Jumlah Kejelasan Bentuk
Sediaan di RSUD Kota Tangerang Selatan ................................ 49
Gambar 4.2 Grafik Persentase Jumlah Kejelasan Bentuk
Sediaan di Rumah Sakit Swasta X ............................................. 49
Gambar 5.1 Grafik Persentase Jumlah Adanya Paraf Dokter
dalam Resep di RSUD Kota Tangerang Selatan ........................ 49

xiv   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


DAFTAR TABEL

Tabel
4.1 Data Analisis Administrasi Resep ............................................................ 28
4.2 Analisis Resep terhadap Legalitas Narkotik ............................................. 29
4.3 Data Analisis Kajian Farmasetik Resep .................................................. 30
4.4 Data Analisis Kajian Klinis Resep ........................................................... 31

xv   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Grafik Persentase Analisis ......................................................... 45

Lampiran 2. Surat Persetujuan Pelaksanaan Penelitian di RSUD

Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta

X Ciputat (RS X) ....................................................................... 50

Lampiran 3. Output SPSS Analisis Univariat ................................................ 51


Lampiran 4. Data Distribusi Interaksi Obat ................................................... 54
Lampiran 5. Nama Pasien ................................................................................ 6

xvi   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELKANG


Berdasarkan PERMENKES RI No. 58 tahun 2014 tentang standar
pelayanan kefarmasian di rumah sakit menyebutkan pelayanan farmasi klinik
merupakan pelayanan langsung yang diberikan oleh Apoteker kepada pasien
dalam rangka meningkatkan efek terapi dan meminimalkan resiko terjadinya efek
samping obat. Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan meliputi pengkajian dan
pelayanan resep, penelusuran riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat,
Pelayanan Informasi Obat (PIO), konseling, visit, Pemantauan Terapi Obat
(PTO), Monitoring Efek Samping Obat (MESO), Evaluasi Penggunaan Obat
(EPO), dispensing sediaan steril, dan Pemantauan Kadar Obat dalam Darah
(PKOD).
Pada setiap tahapan alur pelayanan resep dilakukan upaya pencegahan
terjadinya kesalahan pemberian obat (medication error). Medication error adalah
akibat kejadian yang merugikan pasien karena pemakaian atau penggunaan obat
selama dalam perawatan tenaga kesehatan (Permenkes, 2004). Kejadian
merugikan pasien tersebut yaitu terjadinya penyakit yang serius dan kematian.
Kegiatan untuk mencegah adanya masalah terkait obat yaitu melakukan
pengkajian resep oleh Apoteker dan juga harus dikonsultasikan kepada dokter
penulis resep. Apoteker harus melakukan pengkajian resep sesuai persyaratan
administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis untuk pasien rawat
inap maupun rawat jalan (Permenkes, 2014)
Beberapa penelitian melaporkan terjadinya kesalahan penulisan resep,
kesalahan tersebut merupakan permasalahan yang perlu perhatian. Hal ini
dijelaskan pada penelitian (Khairunnisah dkk, 2013) tentang kelengkapan
persyaratan dan kesalahan penulisan resep pada apotek -apotek di kota Medan,
berdasarkan hasil penelitian tersebut melaporkan bahwa kelengkapan secara
administrasi hanya sebanyak 2,3% resep dilengkapi nama pasien, 22,3%
dilengkapi dengan SIP dokter, dan terdapat 55,0% tidak dilengkapi umur pasien.
Rendahnya kelengkapan administrasi resep juga terdapat pada penelitian yang

1   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


dilakukan oleh (Siti Ulfa, 2015) dengan judul penelitian kajian administrasi,
farmasetik dan klinis di RUMKITAL DR. MINTOHARDJO pada bulan Januari,
yang menyebutkan dimana 88% resep yang tidak lengkap secara administasi.
Selain itu, penelitian itu juga melaporkan terdapat kesalahan secara farmasetik
sebanyak 32,8% untuk ketidakjelasan penulisan dosis sediaan, kesalahan
penulisan bentuk sediaan sebanyak 60,2%, rute pemberian 84,2% dan frekuensi
penggunaan obat 75,5% (Octavia, 2011). Interaksi farmakokinetik sebanyak
3,74% dan farmakodinamik sebanyak 59,81% (Siti Ulfa, 2015).
Penelitian lain yang dilakukan oleh (Mayasari, 2015) yang melibatkan 240
lembar resep, 107 lembar resep mengalami interaksi obat dengan mekanisme
interaksi farmakokinetik sebanyak 3,74%, farmakodinamik 59,81%. Selain itu,
penelitian yang dilakukan oleh (Octavia, 2011) menemukan kesalahan penulisan
bentuk sediaan sebanyak 60,2% dan rute pemberian 84,2%.
Tindakan nyata yang harus dilakukan oleh seorang Apoteker untuk
mencegah kesalahan penulisan resep yang mengakibatkan kesalahan pengobatan
pada pasien adalah melakukan skrining resep yang diterima. Menurut
PERMENKES RI No. 58 tahun 2014 tentang standar pengkajian resep dimulai
dari persyaratan administrasi (nama pasien, nama dokter, alamat, paraf dokter,
umur, berat badan, dan jenis kelamin), persyaratan farmasetik (bentuk sediaan,
kekuatan sediaan, stabilitas sediaan, aturan pakai, cara peggunaan dan
inkompatibilitas) dan persyaratan klinis (efek samping obat, alergi, kontraindikasi,
dan interaksi obat, serta manifestasi klinis lain). Kajian resep bertujuan untuk
mencegah terjadinya kesalahan pencantuman informasi, penulisan resep yang
tidak lengkap atau buruk, resep yang tidak tepat bahkan mencegah terjadinya
interaksi obat yang diberikan.
Dari uraian di atas, menunjukan bahwa sangat penting untuk melakukan
penelitian tentang kajian resep berdasarkan PERMENKES RI No. 58 tahun 2014.
Dengan demikian dapat di usulkan penelitian berjudul Kajian Administrasi,
Kajian Farmasetik dan Kajian Klinis Resep pada Pasien Rawat Jalan. Penelitian
ini menggunakan data resep pada bulan Januari 2017 yang diambil dari unit
instalasi farmasi rumah sakit yang berada di Kota Tangerang Selatan, yaitu
RSUD Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta X Ciputat. Dari data

2   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


tersebut kemudian dianalisis kelengkapan resepnya mulai dari kajian administrasi
resep, farmasetik, dan klinis. Sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan
kualitas pelayanan kepada pasien untuk mendapatkan outcome terapi yang
optimal serta mendukung patient safety di kedua rumah sakit tersebut.
Peneliti menyadari bahwa setiap aspek administrasi, farmasetik, dan klinis
resep harus diperhatikan untuk tercapainya tujuan terapi. Tetapi karena instalasi
farmasi di rumah sakit mempunyai keterbatasan informasi tentang latar belakang
pasien, maka pada penelitian ini hanya dibatasi meliputi kajian administratif,
kajian farmasetik (stabilitas dan inkompatibilitas sediaan) dan kajian klinis
(Duplikasi pengobatan Kontraindikasi Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan
(ROTD) dan alergi).

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan
dalam penelitian ini yaitu:
1. Dari banyak penelitian, masih banyak ditemukan penulisan
resep yang tidak lengkap di berbagai rumah sakit di Indonesia.
Ketidaklengkapan resep tersebut mencakup administrasi,
farmasetik, dan klinis.
2. Jumlah resep yang masuk di RSUD Kota Tangerang Selatan
dan Rumah Sakit Swasta Ciputat (RS X) sangat banyak
dengan waktu pelayanan yang terbatas dan belum diketahui
berapa banyak resep yang sesuai dengan yang tercantum
Peraturan Menteri Kesehatan No. 58 tahun 2014.

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji peresepan
pasien rawat jalan pada bulan Januari 2017 di RSUD Kota Tangerang Selatan dan
Rumah Sakit Swasta Ciputat (RS X).

3   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


1.3.2 Tujuan Khusus
Secara khusus, penelitian ini bertujuan:
1. Untuk melakukan kajian resep berdasarkan kajian
administratif, farmasetik, dan klinis sesuai dengan yang
tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 58 tahun
2017.
2. Mengetahui standar pelayanan resep yang terdapat pada kedua
rumah sakit tersebut, yaitu RSUD Kota Tangerang Selatan dan
Rumah Sakit Swasta X Ciputat (RS X).

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dalam
bidang kefarmasian khususnya farmasis dibidang klinis
sehingga dapat menulis resep yang baik sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
b. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam
peresepan di RSUD Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit
Swasta X Ciputat (RS X) sehingga dapat mendukung
keselamatan pasien di kedua rumah sakit tersebut.

4   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Resep Berdasarkan Permenkes No. 58 Tahun 2014


Pelayanan farmasi klinik di Apotek merupakan bagian dari Pelayanan
Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan
dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pekerjaan kefarmasian tersebut harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan. Apoteker sangat berperan dalam hal ini,
Apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi
tersebut antara lain adalah pelayanan farmasi klinis mencakup pemberian
informasi obat dan konseling kepada pasien, selain itu juga mencakup pengkajian
resep, pengkajian resep tersebut harus meliputi kajian administrasi, kesesuaian
farmasetik dan pertimbangan klinis.

2.1.1 Kajian Administrasi meliputi :


1. Nama pasien, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien.
Nama pasien harus ditulis dengan jelas agar memudahkan pemberiaan
informasi, untuk berat badan dan umur pasien juga ditulis supaya
memudahkan dalam menghitung kesesuain pemberian dosis obat.
2. Nama dokter, Nomor Surat Izin Praktek (SIP), alamat, nomor telpon
dan paraf dokter.
Nama dokter penulis resep harus ditulis diresep, alamat dan nomor
telepon juga dicantumkan agar mudah dikonfirmasi jika terjadi
ketidak jelasan dalam penulisan resep. Setelah signatura harus ada
paraf dokter atau tanda tangan oleh dokter yang bersangkutan,
menunjukan keabsahan atau legalitas dari resep tersebut.
3. Tanggal penulisan resep.

5   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


2.1.2 Kajian Kasesuaian Farmasetik meliputi :
1. Bentuk sediaan
Bentuk–bentuk sediaan yang dapat digunakan beragam. Bentuk yang
sering digunakan adalah tablet, kapsul, kaplet, suspensi, dan berbagai
larutan sediaan farmasi (Ansel, 1989).
2. Kekuatan sediaan
Kekuatan sediaan adalah kadar zat aktif dalam obat (BPOM, 2011)
3. Stabilitas sediaan
Stabilitas sediaan merupakan suatu produk sesuai dengan batas – batas
tertentu selama penyimpanan dan penggunaannya atau umur simpan
suatu produk dimana produk tersebut masih mempunyai sifat dan
karateristik yang sama, seperti pada waktu pembuatan (USP, 1990).
4. Kompatibilitas (ketercampuran obat)
Ketercampuran obat misalnya pencampuran intravena merupakan
suatu proses pencampuran obat stril dengan larutan intravena steril
untuk menghasilkan suatu sediaan steril yang bertujuan untuk
penggunaan intravena (Kastango, 2004).

2.1.3 Pertimbangan Klinis meliputi :


1. Ketepatan indikasi obat
Pasien diberikan obat sesuai dengan indikasi yang benar dari hasil
diagnosa dokter.
2. Dosis obat
Dosis obat yang digunakan harus sesuai dengan range terapi obat
tersebut. Obat yang memiliki karateristik farmakodinamik maupun
farmasetik yang akan mempengaruhi kadar obat di dalam darah dan
efek terapi obat, dosis juga disesuaikan dengan kondisi dari segi usia,
berat badan, maupun kelainan tertentu (Isti, 2014).

6   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


3. Aturan, Cara dan Lama Penggunaan Obat
Cara pemberian obat harus mempertimbangkan keamanan dan kondisi
pasien, hal ini juga berpengaruh pada bentuk sediaan dan saat
pemberian obat (Isti, 2014). Aturan dan lama pemberian obat juga
harus sesuai dengan kodisi dan penyakit yang dialami pasien.
Pemakaian yang rumit ditulis dengan S.U.C (signa usus cognitus =
pemakaian diketahui ). Penjelasan kepada pasien ditulis pada kertas
dengan bahasa yang dipahami.
3 Duplikasi dan / atau polifarmasi
4 Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat,
manifestasi klinis lain).
5 Kontra indikasi
Kontra indikasi merupakan situasi dimana obat atau terapi tertentu
tidak dianjurkan, karena dapat meningkatkan resiko terhadap pasien.
6 Interaksi
Interkasi obat juga didefinisikan adalah ketika obat bersaing satu
dengan yang lainnya, atau apa yang terjadi ketika obat hadir bersama
satu dengan yang lainnya (Stockley, 2008). Secara umum mekanisme
interaksi ada dua yaitu intekasi farmakokinetik dan interaksi
farmakodinamik. Interaksi dalam proses farmakokinetik, yaitu
Absorpsi, Distribusi, Metabolisme dan Eksresi (ADME) dapat
meningkatkan ataupun menurunkan kadar plasma obat (May RJ,
2000). Sedangkan interaksi farmakodinamik adalah interkasi antara
obat yang bekerja pada sistem reseptor, tempat kerja atau sistem
fisiologi yang sama sehingga terjadi efek yang aditif, sinergis,
ataupun antagonis tanpa ada perubahan kadar plasma ataupun profil
farmakokinetik lainnya (Dipiro, 2000).

7   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Jika ditemukan adanya ketidak sesuain dari hasil pengkajian maka Apoteker
harus menghubungi dokter penulis resep.
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi yang
telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan
berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di indonesia sebagai Apoteker
(Kepmenkes 1027, 2004). Apoteker memiliki beberapa tugas dan fungsi :
1. Sebagai sumber informasi obat, oleh karena itu, informasi obat yang
diberikan pada pasien haruslah informasi yang lengkap dan benar
sehinga pasien memahami dan yakin bahwa obat yang digunakan dapat
mengobati penyakit yang dideritanya.
2. Apoteker juga memiliki fungsi ekonomi yang mengharuskan suatu
apotek memperoleh suatu laba untuk meningkatkan mutu pelayanan dan
menjaga kelangsungan usahanya.

Dari uraian fungsi Apoteker di atas, bahwa Apoteker sangat berperan penting
dalam pelayanan kefarmasian baik di apotek maupun di rumah sakit kepada
pasien.

2.2 Resep
2.2.1 Definisi Resep
Berdasarkan PERMENKES No.1027/MENKES/SK/IX/2004, resep dapat
didefinisikan sebgai permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi dan dokter hewan
kepada pengelolaan apotek untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi
penderita sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku. Penulisan resep
dapat diartikan sebagai bentuk aplikasi pengetahuan dokter dalam memberikan
obat kepada pasien melalui kertas. Resep menurut kaidah peraturan yang berlaku,
diajukan secara tertulis kepada Apoteker di apotek (Jas, 2009). Pada prinsipnya
resep adalah bentuk komunikasi antara dokter dan Apoteker, sehingga prinsip
dasar komunikasi berlaku dalam penulisan resep yaitu kejelasan informasi dari
dokter sehingga dapat dipahami oleh Apoteker.

8   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


2.2.2 Tujuan Penulisan Resep
Tujuan dalam penulisan resep, yaitu :
1. Memudahkan dokter dalam pelayanan kesehatan di bidang farmasi dan
meminimalkan terjadinya kesalahan dalam pemberian obat.
2. Memudahkan pasien dalam mengakses obat-obatan yang diperlukan
sesuai dengan penyakitnya.
3. Melalui penulisan resep, peran dan tanggung jawab dokter dalam
pengawasan distribusi obat kepada masyarakat dapat ditingkatkan karena
tidak semua golongan obat dapat diserahkan kepada masyarakat secara
bebas.
4. Pemberian obat lebih rasional dibandingkan dispensing ( obat diberikan
sendiri oleh dokter), dokter bebas memilih obat secara tepat, ilmiah dan
selektif.

5. Penulisan resep dapat membentuk pelayanan berorentasi kepada pasien


(patient oriented).

2.2.3 Komponen Resep Dan Penulisan Resep


Dalam penulisan resep yang lengkap harus mengandung komponen resep
agar jelas dan mudah dipahami, komponen dalam penulisan resep menurut Jas
(2010), meliputi :
a. INSCRIPTIO
• Identitas dokter : nama, alamat dan nomor izin praktek dokter. Dapat
dilengkapi dengan nomor telepon, jam praktek serta hari praktek.
• Nama kota dan tanggal penulisan resep
• Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep. Tanda ini adalah
singkatan dari recipe yang berarti “harap diambil”

b. PRAESCRIPTIO
• Inti resep dokter atau kombinasi berisi : Nama setiap jenis / bahan
obat, dan jumlah bahan obat (mg, g, ml, l) dengan angka arab. Untuk
penulisan jumlah obat dalam jumlah satuan biji (tablet, kapsul dan

9   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


botol) dalam angka romawi. Jenis / bahan obat dalam resep terdiri
dari :
a. Remedium cardinal : obat pokok yang mutlak harus ada, dapat
berupa bahan tunggal atau beberapa bahan.
b. Remedium adjuvans : bahan yang membantu kerja obat pokok,
tidak mutlak ada dalam tiap resep.
c. Corrigens : bahan untuk memperbaiki rasa (corrigens saporis),
warna (corrigens coloring) atau bahan obat (corrigens adoris).
d. Konstituens atau vehikum : bahan pembawa, seringkali perlu
terutama pada formula magistralis. Misalnya konstituens obat
minum umumnya air.
• Perintah pembuatan bentuk sediaan obat yang dikehendaki, misalnya
f.I.a pulv = fac lage artis pulveres = buatlah sesuai aturan, obat
berupa puyer.

c. SIGNATURA
• Aturan pemakaian obat (frekuensi, jumlah obat dan saat obat
diminum, informasi lain), umumnya ditulis dengan singkatan
dalam bahasa Latin. Aturan pakai ditandai dengan signa yang
disingkat dengan S.
• Identitas pasien di belakang kata Pro: Nama pasien, umur,
alamat lengkap. Bila penderita seorang anak harus ditulis
umurnya. Bila resep untuk orang dewasa dicantumkan
Tuan/Nyonya/Bapak/Ibu diikuti nama penderita dan umurnya.

d. SUBSCRIPTIO
• Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep untuk
menjadikan suatu resep otentik. Resep obat dari golongan
narkotik harus dibubuhi tandatangan dokter, tidak cukup
dengan paraf saja. Selain itu, resep yang mengandung obat
golongan narkotik tidak boleh ada tanda iter (iterasi), m.i
(mihi ipsi), dan u.c (usus cognitus). Mihi ipsi artinya untuk

10   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


pemakaian sendiri dan resep tidak boleh diulang, harus dengan
resep asli, resep baru.

e. Ketentuan – ketentuan dalam penulisan


• Resep yang perlu penangan segera
Dalam penulisan tanda segera harus digaris bawahi dan diberi
tanda seru, kemudian diparaf atau tandatangan di belakang.
− CITO (segera)
− STATIM (penting)
− URGENT (sangat penting )
− PIM (berbahaya bila di tunda )
Urutan yang didahulukan : PIM, URGENT, STATIM, dan CITO
dan dituliskan disebelah kanan atas.
• Resep yang dapat atau tidak dapat diulang
Dalam penulisan resep, ada resep :
− ITER (Boleh diulang)
− NI (ne iterator ) (tidak boleh di ulang)
Penulisan tanda iter (iterator) dan N.I (Ne Iteratur) disebelah kiri
atas dari resep apabila di ulang atau tidak diulang seluruhnya. Bila tidak
semua resep diulang, maka ditulis dibawah setiap resep. Demikian juga
untuk N.I. Resep yang mengandung narkotik tidak boleh diulang.

11   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


2.2.4 Pola penulisan resep
RUMAH SAKIT SARI FARMA
Jl. Kerta mukti, Ciputat Timur No.88 Jakarta Selatan
Telp.09876556
No. Resep S/K/M:

Tanggal :
Dokter : No.

R/ nama obat, bentuk sediaan, wadah obat, jumlah wadah,


aturan pakai, regimen dosis, rute, interval waktu dan paraf
dokter.

Pro : Nama Pasien Alamat / No. Telp : ……….


TTL : ………. No. RM : ……….

Yang Menyerahkan Yang Dilegalisir Yang Menerima

(…………………..) (…………………..) (…………………..)

Gambar 2.1 Pola Penulisan Resep

12   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


2.2.5 Contoh Resep
RUMAH SAKIT SARI FARMA
Jl. Kerta mukti, Ciputat Timur No.88 Jakarta Selatan
Telp.09876556
No. Resep S/K/M:

Tanggal :
Dokter : No.

INSCRIPTIO

R/ Amoxan cap mag 500 No. x


S. 1 dd tab I
SUBSCRIPTIO  
…….. paraf

R/ Curcuma Syr. Fls I


S 3 dd. Cth I
PRESCRIPTIO  
…….. paraf

SIGNATURA

PRO

Pro : Nama Pasien Alamat / No. telp : …..


Tanggal Lahir : ………. No. RM : …………….

Yang Menyerahkan Yang Dilegalisir Yang Menerima

(…………………..) (…………………..) (…………………..)

Gambar 2.2 Contoh Resep

13   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


2.3 Rumah sakit
Menurut WHO (Word Health Organization), rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komperehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Selain itu, rumah sakit juga
menyelenggarakan peranan dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat.
Setiap rumah sakit dilengkapi dengan instalasi farmasi, yaitu suatu intalasi
dibawah pimpinan seorang Apoteker dan dibantu oleh beberapa orang Apoteker
untuk menyediakan obat bagi pasien sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku. Resep yang masuk di instalasi farmasi dilakukan skrining terlebih dahulu
oleh Apoteker baru dilakukan penyiapan obat yang diresepkan tersebut.
Dalam penulisan resep sering terjadi kesalahan pencantuman informasi,
penulisan, penulisan resep yang tidak lengkap atau tidak bisa dibaca, resep yang
tidak tepat bahkan terjadinya interaksi obat yang diberikan kepada pasien. Sebagai
seorang farmasis, tindakan nyata yang dilakukan untuk mencegah hal tersebut
yaitu dengan melakukan pengkajian resep. Kajian resep tersebut meliputi kajian
administrasi, kajian farmasetik dan kajian klinis.
Untuk daerah Kota Tangerang Selatan sangat banyak rumah sakit yang
memberikan pelayanan untuk pasien rawat jalan, rawat inap maupun gawat
darurat, diantaranya rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta. Untuk rumah
sakit pemerintah sendiri yaitu RSUD Kota Tangerang Selatan dan untuk Rumah
Sakit Swasta salah satunya yaitu Rumah Sakit Swasta X Ciputat.

2.3.1 Rumah sakit pemerintah (RSUD Tangerang Selatan)


Daerah Kota Tangerang Selatan terdapat banyak rumah sakit, baik rumah
sakit pemerintah dan juga rumah sakit swasta, salah satu dari rumah sakit
pemerintah dari kota Tangerang selatan adalah RSUD Kota Tangerang Selatan,
RSUD ini tipe kelas B dengan jumlah pasien instalasi gawat darurat (IGD)
berjumah 7.985 orang untuk empat bulan pertama di tahun 2015. Di RSUD ini
fasilitasnya sudah memenuhi standar dan juga lengkap sehingga pasien merasa
nyaman.

14   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


2.3.2 Rumah Sakit Swasta Ciputat (RS X)
Salah satu rumah sakit swasta yang berada di kota tengerang selatan yaitu
RS X, RS ini masih tipe C. Rumah sakit ini belum terlalu lengkap fasilitasnya
meski demikian sangat banyak pasien yang datang berobat di RS X ini baik pasien
rawat jalan, rawat inap bahkan gawat darurat sekalipun. Dengan demikian jumlah
resep yang masuk di instalasi farmasi sangat banyak.
Rumah sakit di daerah Kota Tangerang Selatan yaitu RSUD Kota
Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta X Ciputat ini memiliki jumlah
peresepan yang banyak dan untuk peresepan tiap hari mencapai kira-kira 250
sampai 300 resep. Banyaknya resep yang masuk ke unit farmasi di RSUD Kota
Tangerang Selatan dan RS X ini memerlukan waktu yang cepat untuk dilakukan
proses pengolahan resep tersebut dan juga memerlukan penanganan khusus,
sehingga medication error dapat dicegah ataupun ditangani.

2.4 Instalasi Farmasi Rumah Sakit


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan 2014 instalasi farmasi di rumah
sakit adalah instalasi di rumah sakit yang dipimpin oleh seorang Apoteker dan
dibantu oleh beberapa Apoteker, tenaga ahli madya farmasi (D3) dan tenaga
menengah farmasi (AA) yang memenuhi persyaratan perundang-undangan yang
berlaku, dan merupakan tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung
jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian yang terdiri atas
pelayanan paripurna, mencakup perencanaan, pengadaan, produksi, peyimpanan
perbekalan kesehatan, dispensing obat, pengendalian mutu dan pengendalian
distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit serta
pelayanan farmasi klinik.

15   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


BAB 3
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di RSUD Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit
Swasta X Ciputat dan waktu pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari –
Mei 2017.

3.2 Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan
rancangan penelitian deskriptif yang bersifat retfospektif. Penelitian deskriptif
berarti dua data yang didapatkan dideskripsikan secara objektif dengan
memaparkan fenomena yang terjadi dengan bantuan tabel atau gambar. Penelitian
ini bersifat retrospektif dengan melakukan pengamatan terhadap kajian
administrasi, kajian farmasetik dan kajian klinis resep pada bulan Januari 2017.

3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian disimpulkan (Sujarweni, 2012). Populasi yang
digunakan sebagai objek penelitian adalah resep rawat jalan yang masuk ke
instalasi farmasi di RSUD Kota Tangerang Selatan dan RS Swasta Ciputat X pada
bulan Januari 2017.

3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,
2011). Sampel pada penelitian ini adalah sampel yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi.

16   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


3.3.2.1 Ukuran Sampel
Dalam menghitung ukuran sampel yang diambil maka menggunakan teknik
Slovin (Sugiyono, 2014). Sampel pada penelitian ini adalah yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi.

!
n = !!!"!  

Keterangan :
n : Sampel minimal/ jumlah sampel  
N : Jumlah populasi
e : Batas toleransi kesalahan (error tolerance)
I : Konsatan

Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dihitung besarnya sampel (resep) dari
jumlah populasi yang ada yaitu sebagai barikut :

1500
n=
1 + 1500 0,1 2
= 95

Berdasarkan hasil perhitungan bahwa resep yang diambil sebanyak 95


lembar masing – masing setiap rumah sakit, untuk meyakinkan keakuratan sampel
maka diambil sebanyak 138 lembar resep setiap rumah sakit untuk dilakukan
dianalisis.

3.3.2.2 Cara Pengambilan Sampel


Sampel yang diambil berdasarkan teknik sampling secara acak atau random
sampling. Pengambilan sampel secara acak merupakan suatu usaha untuk
mendapatkan sampel yang representatif. Salah satu cara Pengambilan sampel
dengan teknik secara acak yaitu sampel random sampling. Sampel random
sampling merupakan proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi

17   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota
sampel. Jadi disini proses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang
dilakukan secara random. Cara pengambilan, bila populasi besar (misalnya
populasi berjumlah 300) maka ditentukan nomor setiap unit populasi dan besar
sampel yang akan diambil.

3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi


Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka
sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria sampel, meliputi
kriteria inklusi dan kriteria ekslusi. Kriteria inklusi yaitu subjek penelitian dapat
mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel, dan
kriteria ekslusi adalah subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak
memenuhi syarat sebagai sampel penelitian, dimana kriteria tersebut menentukan
dapat atau tidaknya sampel digunakan (Notoatmodjo, 2010). Adapun kriteria
inklusi dan kriteria ekslusi adalah sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi
Kritria inklusi pada penelitian ini adalah :
1. Resep yang digunakan hanya pada bulan Januari 2017
pada pasien rawat jalan di RSUD Kota Tangerang
Selatan dan RS Swasta X Ciputat yang belum dilakukan
analisa.
2. Analisa resep dalam penelitian ini berdasarkan
PERMENKES RI No. 58 Tahun 2014
b. Kriteria ekslusi
Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah resep pada
bulan januari 2017 pada pasien rawat jalan di RSUD kota
Tangerang Selatan dan RS Swasta X Ciputat yang sudah
dianalisa oleh Apoteker.

18   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


3.5 Kerangka Konsep Berdasarkan PERMENKES RI No. 58 Tahun 2014

Resep rawat jalan yang masuk ke instalasi farmasi Memenuhi


RSUD Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit kriteria inklusi
Swasta X Ciputat bulan Januari 2017 dan eksklusi

Penetapan sampel yang


memenuhi kriteria inklusi

Pengkajian resep dengan mengacu pada


PERMENKES No.58 tahun 2014

Kajian administrasi Kesesuaian farmasetik Pertimbangan klinis :


• Data pasien • Bentuk sediaan • Ketetapan indikasi
• SIP • Kekuatan sediaan • Waktu penggunaan
• Paraf dokter • Stabilitas obat dan dosis
• Nama dokter • Nama obat • Duplikasi
• Alamat dokter • Aturan dan cara pengobatan
• Tanggal penulisan penggunaan. • Kontraindikasi
resep; dan • Dosis dan jumlah • Reaksi Obat yang
• Ruangan/ unit asal obat Tidak Diingikan
resep (ROTD) dan alergi
•  

Sesuai Tidak sesuai      

19   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


3.6 Kerangka Konsep Penelitian

Resep rawat jalan yang masuk ke instalasi farmasi Memenuhi kriteria


RSUD Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit inklusi dan ekslusi
Swasta X Ciputat bulan januari 2017

Penetapan sampel yang


memenuhi kriteria inklusi

Pengkajian resep dengan mengacu


pada PERMENKES No.58 tahun 2014

Kesesuaian farmasetik Pertimbangan klinis :


Kajian administrasi • Nama obat • Ketetapan indikasi
• Data pasien • Kekuatan sediaan • Ketepatan dosis
• SIP • Jumlah obat • Interaksi obat
• Paraf dokter
• Bentuk sediaan • Frekuensi
• Nama dokter
• Dosis pemberian.
• Alamat dokter
• Aturan pakai
• Tanggal penulisan
• Cara penggunaan
resep
• Unit asal resep/
ruangan  

Sesuai Tidak sesuai      

20   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


3.7 Definisi Operasional
Tabel 1 ( Definisi Operasional )

Skala
No. Variable Definisi Cara Ukur Kategori
Ukur

1 Kelengkapan Administrasi

1. Nama Pasien Seseorang yang menerima Melihat data Nominal 0 Tidak ada
perawatan medis. resep pasien 0. Ada
2. Umur Lamanya hidup seseorang Melihat data Nominal 0. Tidak ada
dilihat dari tanggal lahir atau resep pasien 1. Ada
ulang tahun terakhir dan
dinyatakan dalam bulan dan
tahun.

2. Jenis Kelamin Kondisi fisik yang menentukan Melihat data Nominal 0. Tidak ada
status seseorang laki-laki atau resep pasien 1. Ada
perempuan.
3. Berat Badan Ukuran tubuh dalam sisi Melihat data Nominal 0. Tidak ada
beratnya yang sedang di resep pasien 1. Ada
timbang dengan alat akur berat
badan dengan suatu satuan
kilogram.
4. Paraf Dokter Tanda tangan atau stempel Melihat data Nominal 0. Tidak ada
nama dokter penulis resep yang resep pasien 1. Ada
berguna sebagai legalitas resep
tersebut.

5. Tanggal Menjelaskan waktu penulisan Melihat data Nominal 0. Tidak ada


Penulisan Resep resep yang ditujukan untuk resep 1. Ada
memberikan informasi pasien
mengenai tanggal penulisan
tersebut
6. Nomor Surat Adalah nomor identitas seorang Melihat data Nominal 0. Tidak ada
Izin Praktek dokter yang sudah disahkan resep pasien 1. Ada
(SIP) oleh IDI (Ikatan Dokter
Indonesia)

21   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


2. Kelengkapan Farmasetik

1. Bentuk sediaan Sediaan farmasi dalam bentuk Melihat data Nominal 0. Tidak ada
tertentu sesuai kebutuhan, resep pasien 1. Ada
mengandung zat aktif atau lebih
dalam pembawa yang
digunakan sebagai obat dalam
ataupun obat luar. Bentuk
sediaan meliputi : sediaan padat
(pulvis, pulveres, tablet,
supositoria dan kapsul), sediaan
setengah padat ( salep, krim,
pasta dan sabun) dan sediaan
cair ( larutan, sirup, eliksir, obat
tetes dan injeksi ).
2. Kekuatan Zat aktif yang terdapat didalam Melihat data Nominal 1. Tidak ada
sediaan suatu unit sediaan. resep pasien 2. Ada
3. Rute pemberian Jalur obat masuk kedalam Melihat data Nominal 0. Tidak ada
tubuh, meliputi : pemberian resep pasien 1. Ada
secara oral, injeksi, rektal,
intramuscular, intravena,
subkutan, inhalasi dan topikal.

4. Stabilitas Kemampuan suatu produk Melihat data Nominal 0. Tidak ada


untuk mempertahankan sifat dan resep pasien 1. Ada
karteristiknya agar sama dengan
yang dimilikinya pada saat
dibuat.
5. Kompatibilitas Ketercampuran obat secara Melihat data Nominal 0. Non

sempurna ketika dilakukan resep pasien kompatibel


1. Kompatibel
pencampuran

3. Pertimbangan Klinis

1. Interaksi obat Situasi dimana suatu zat Melihat Nominal 0. Tidak ada
mempengaruhi aktivitas suatu referansi 1. Ada
obat, yaitu meningkatkan atau drug.com
menurunkan efeknya, atau Medscape,
menghasilkan efek baru yang dan drug

22   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


tidak diinginkan atau information
direncanakan handbook
2. Ketepatan Ketetapatan pemilihan obat Melihat data 0. Tidak tepat
indikasi berdasarkan hasil diagnosa resep pasien Nominal 1. Tepat
3. Dosis obat Takaran obat yang diberikan Melihat data Nominal 0. Dosis tidak

kepada pasien yang mendapat resep pasien tepat

terapi, tercantum pada resep 1. Tepat dosis

4. Aturan Waktu yang tepat untuk minum Melihat data Nominal 0. Tidak tepat
penggunaan obat agar didapatkan khasiat resep pasien 1. Tepat
yang maksimal dan sesuai
penggunaan harus sesuai
petunjuk penggunaan.
5. Cara Ketetapan cara dan lama Melihat data Nominal 0. Tidak ada
penggunaan pemberian dosis pada pasein resep pasien 1. Ada
sesuai dengan penyakit.
6. Kontraindikasi Terapi obat yang tidak Melihat data Nominal 0. Tidak ada
dianjurkan karena dapat resep pasien 1. Ada
meningkatkan resiko terhadap
pasien

3.8 Tata Cara Penelitian


Pada tahapan penelitian terdapat tiga tahapan yaitu tahapan perencanaan,
tahapan pengambilan data dan tahapan pengolahan data.
1 Tahapan perencanaan
Tahapan perencanaan dimulai dari penentuan masalah dan
analisis situasi. Penentuan masalah yaitu penentuan masalah yang
akan diteliti sedangkan analisis situasi yaitu perjanjian dan diskusi
dengan pihak mitra, pihak mitra yang dimaksud disini yaitu RSUD
Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta X Ciputat (RS X).
2. Tahapan pengambilan data
Pada tahapan ini kedua pihak rumah sakit tersebut telah
memberikan ijin melakukan penelitian, maka dilakukan

23   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


pengambilan data secara retrospektif yaitu pengambilan data pada
bulan Januari 2017, yang dilakukan adalah mengamati dan mencatat
terkait dengan kajian administrasi, kajian farmasetik dan kajian
klinis dari resep tersebut dan ditulis pada form yang telah di buat
atau buku penelitian.
a. Proses pengambilan data dilakukan pada RSUD Kota
Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta X Ciputat (RS
X) pada resep rawat jalan bulan januari 2017 yang masuk
pada instalasi farmasi di kedua rumah sakit tersebut.
b. Tahap selanjutnya yaitu pengambilan sampel secara acak
dengan menggunakan rumus Slovin, dengan jumlah sampel
yang didapat sebanyak 95 lembar, agar meningkatkan
validasi dari hasil yang diperoleh maka jumlah sampel yang
dimbil yaitu 138 lembar resep.
3. Tahapan pengolahan data
Pengolahan data dimulai dari analisis kelengkapan secara
administrasi, analisis kajian farmasetik dan analisis kajian klinis
resep. Data yang diperoleh selanjutnya diolah atau diinput ke dalam
laptop dengan tujuan untuk melihat persentase kelengkapan resep
yang diteliti dan selanjutnya dilakukan analisis.

24   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


3.9 Cara Kerja
Tahap pengambilan sampel di RSUD kota
Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta X
Ciputat (RS X).

Sampel yang diambil berupa resep


pasien rawat jalan pada bulan Januari

Pengambilan data menggunakan teknik


acak sederhana.

Memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi

Pengumpulan data, data yang dikumpulkan meliputi


kelengkapan administrasi, farmasetik dan klinis.

Kelengkapan administrasi Kesesuaian farmasetik Pertimbangan klinis

Nama   pasien,   umur,   jenis   Bentuk sediaan , Interaksi obat


kelamin  dan  berat  badan  pasien   Klasifikasi bentuk sediaan  
berdasarkan konsistensinya
• Cair Reaksi obat yang tidak
Nama dokter , monor surat izin diinginkan (alergi, efek samping
praktek (SIP), alamat, san nomor • Padat
obat, manifestasi klinis lain )
• Setengah padat
telepon dokter  
 
Kontra indikasi
Tanggal penulisan resep Rute pemberian , meliputi : oral,  
  parenteral, intravena, peritoneal,
intra moskular, dan topical. Ketetapatan indikasi
Paraf dokter  
 
 
Stabilitas obat selama Ketepatan dosis obat    
penyimpanan  
 
Kompatibilitas sediaan
 
Kekuatan sediaan
 

Pengolahan data yang diperoleh dengan


menggunakan microsof axel dan tehnik statistic

Data diperoleh

25   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


3.10 Analisis Data
Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan analisis menggunakan Microsoft
Excel tahun 2016 dan SPSS (Statistical Package For The social Scince) versi 24
tahun 2017.
Pada pengolahan data pada penelitian ini yaitu dengan analisis univariat
adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis setiap variabel yang ada
secara deskriptif (Notoatmojo, 2003).
Pengolahan data dengan menggunakan analisis univariat yaitu kelengkapan
resep pada bulan Januari 2017 di RSUD Kota Tangerang selatan dan Rumah Sakit
Swasta Ciputat x. Analisis yang dilakukan didasarkan dari pengamatan satu
persatu dari resep yang diperoleh dari kedua rumah sakit tersebut.

26   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENELITIAN


Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Swasta X Ciputat (RS X) dan
RSUD Kota Tangerang selatan, dengan pengamatan meliputi kajian administrasi,
kajian farmasetik dan kajian klinis pada resep pasien rawat jalan bulan januari
2017.

4.1.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif yang dilakukan
dengan pendekatan cross sectioanal, yaitu suatu penelitian yang mempelajari
dinamika korelasi antara faktor – faktor beresiko dengan efek dengan cara
pendekatan atau pengumpulan data.
4.1.2 Cara Pengambilan Sampel
Pada setiap bulan jumlah resep yang masuk di bagian inslasi farmasi rumah
sakit swasta ciputat ( RS X) dan RSUD kota Tangerang Selatan sangat banyak,
yaitu sebanyak 4000 Ribu resep yang masuk ke RSUD Kota Tagerang Selatan
dan sebanyak 3000 ribu resep yang masuk ke rumah sakit swasta Kota Tangerang
Selatan (RS X) setiap bulan. Berdasarkan perhitungan, bahwa jumlah sampel
yang digunakan sebanyak 138 resep setip rumah sakit. Resep tersebut kemudian
dilakukan pengakajian secara administrasi sesuai dengan PERMENKES RI No.58
tahun 2014, dalam peraturan tersebut bahwa kajian administasi meliputi nama
pasien, nama dokter, alamat, paraf dokter, umur, berat badan, dan jenis kelamin).
Kajian farmasetik (nama obat, bentuk sediaan, kekuatan sediaan, dosis obat,
jumlah obat, aturan dan cara penggunaan). Selanjutnya kajian klinis (ketepatan
indikasi, ketepatan dosis, waktu penggunaan obat, alergi dan interaksi obat).

27   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


4.1.3 Analisis Kelengkapan Resep Berdasarkan Kajian Admnistrasi
Resep yang diperoleh kemudian dilakukan pengkajian secara administrasi
sesuai dengan PERMENKES RI No. 58 tahun 2014, dalam peraturan tersebut
bahwa kajian administasi meliputi nama pasien, nama dokter, alamat, paraf
dokter, umur, berat badan, dan jenis kelamin.
Tabel 4.1
Data Analisis Kajian Administrasi Resep
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 58 Tahun 2014
Jumlah resep di Jumlah Resep Di
RSUD Kota Rumah Sakit Swasta
Kelengkapan Tangerang Selatan X Ciputat
No.
resep Ya Tidak Ya Tidak
(%) (%) (%) (%)
n=138 n=138 n=138 n=138
Kelengkapan data pasien
138 138
Nama pasien - -
(100) (100)
Berat badan - - - -
1
138 138
Jenis kelamin - -
(100) (100)
51 87 47 91
Umur
(37,0) (63,0) (34,1) (65,9)
138 138
2 Paraf dokter - -
(100) (100)
138 138
3 No. SIP - -
(100) (100)
138 138
4 Nama dokter - -
(100) (100)

127 11 105 33
5 Tanggal resep
(92,1) (7,9) (76,1) (23,9)

Unit asal resep 94 44 85 53


6
/ Ruangan (68,1) (31,9) (61,6) (38,4)

28   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa analisis kajian administrasi
resep yang dilakukan di RSUD Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta
X Ciputat (RS X ) yang masih memenuhi standar pelayanan sesuai peraturan
menteri kesehatan yaitu: penulisan nama pasien 100% (138 lembar resep),
penulisan jenis kelamin 100%(138 lembar resep), untuk kedua rumah sakit
tersebut, untuk penulisan umur pasien sebanyak 63,0 % (87 lembar resep) dan
tanggal penulisan resep 91,1% (127 lembar) untuk RSUD Kota Tangerang Selatan
dan untuk Rumah Sakit Swasta X Ciputat sebanyak 51,4% (71 lembar) untuk
penulisan umur 76,1% (105 lembar) sedangkan untuk penulisan berat badan
pasien tidak dicantumkan pada resep di kedua Rumah Sakit tersebut. Selanjutnya
penulisan identitas dokter pada kedua Rumah Sakit tersebut yaitu : penulisan
nama dokter 100%, penulisan No. SIP 100%. Ketidak jelasan penulisan poli atau
ruangan untuk RSUD Kota Tangerang Selatan sebanyak 31,9% (44 lembar resep)
sedangkan Rumah Sakit Swasta X Ciputat sebanyak 62,6% (87 lembar resep).
Analisis kajian administrasi selanjutnya adalah analisis resep terhadap
legalitas sediaan narkotik yang diresepkan pada kedua rumah sakit tersebut. Data
hasil analisis legalitas resep untuk kedua rumah sakit tersebut dapat dilihat ditabel
berikut ini (tabel 5.2 ).
Tabel 4.2
Analisis resep terhadap legalitas narkotik

Jumlah Resep Jumlah Resep


Kajian
Di RSUD Kota Di Rumah Sakit
No. Farmasetik
Tangerang Swasta Ciputat
Resep
Selatan (RS X)
100% 100%
1 Non narkotik
(138 lembar) (137 lembar)
0% 0%
2 Narkotik
(0 lembar ) (0 lembar )

29   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Berdasarkan tabel diatas bahwa dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya
obat golong narkotik di RSUD Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta
Ciputat (RS X). Sehingga tidak dilakukan analisis untuk obat golongan narkotik.
Untuk golongan narkotik ini sendiri dilihat sesuai dengan peraturan pemerintah
yaitu pada UU Narkotika tahun 2009 dalam website atau akun resmi milik
menteri kesehatan Indonesia.

4.1.4 Analisis Kelengkapan Resep Berdasarkan Kajian Farmasetik


Analisis kelengkapan resep selanjutnya adalah berdasarkan kajian
farmasetik, kajiaan resep secara farmasetik ini meliputi : nama obat,bentuk
sediaan, dosis obat, aturan pakai, cara peggunaan obat. Data hasil analisis kedua
rumah sakit tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3
Data Kajian Farmasetik Resep
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 58 Tahun 2014
Jumlah Resep Di Jumlah Resep Di
RSUD Kota Rumah Sakit
Tangerang Selatan Swasta (RS X)
Kajian
No. Iya
Farmasetik Iya Tidak Tidak
(%) (%) (%) (%)
n=138 n=138 n=138
n=138
138 138
1 Nama obat - -
(100) (100)
Kekuatan 117 21 81 56
2
sediaan (84,7) (15,2) (58.7) (40.6)
138 138 -
3 Jumlah obat -
(100) (100)
Bentuk 137 1 132 6
4
sediaan (99,3) (0,7) (95,6) (4,4)
5 Dosis obat 125 13 131 7

30   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


(90,6) (9,4) (95,0) (5,0)
138 138
6 Aturan pakai - -
(100) (100)
Cara 136 2 134 4
7
penggunaan (98,6) (1,4) (97,1) (2,9)

Berdasarkan hasil analisis diatas menjukan bahwa ketidak jelasan dalam


penulisan kekuatan sediaan untuk kedua rumah sakit tersebut lebih besar.
Penulisan kekuatan sediaan obat pada resep untuk rumah sakit RSUD Kota
Tangerang Selatan lebih tinggi yaitu sebanyak 84,7 % (117 lembar resep)
dibandingkan dengan swasta (RS X) sebanyak 58,7% (81 lembar resep)
sedangkan untuk bentuk sediaan sebanyak 99,3% ( 137 lembar ) dan untuk
Rumah Sakit Swasta X Ciputat sebanyak 92,7% (128 lembar) .
Berdasarkan tabel 4.3. Dapat diketahui kejelasan penulisan aturan pakai,
nama obat dan penulisan jumlah obat pada resep untuk kudua Rumah Sakit
tersebut yaitu 100% (138 lembar resep ), sedangkan dalam penentuan dosis obat
untuk kedua rumah sakit tersebut menunjukan masih ada untuk RSUD Kota
Tangerang Selatan sebanyak 90,6% (125 lembar resep) dan pada Rumah Sakit
Swasta X Ciputat yaitu 95,0% (131 lembar resep).
Hasil penelitian ini tentang penulisan bentuk sediaan sebanyak 99,3% (137
lembar resep) dan cara penggunaan yaitu 98,6% (136 lembar resep) untuk RSUD
Kota Tangerang Selatan, sedangkan pada Rumah Sakit Swasta X Ciputat untuk
penulisan bentuk sediaan sebanyak 92,7% (128 lembar resep) dan cara
penggunaan yaitu 97,1% (134 lembar resep).

4.1.5 Analisis Kelengkapan Resep Berdasarkan Kajian klinis


Penelitian ini selanjutnya dilakukan kajian klinis resep, berdasarkan
peraturan menteri kesehatan bahwa dalam kajian klinis resep meliputi ketepatan
indikasi, ketepatan dosis, waktu penggunan obat, kontraindikasi dan interaksi
obat. Data hasil analisis berdasarkan kajian klinis resep adalah sebagai berikut :

31   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Tabel 4.4
Data Kajian Klinis Resep
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 58 Tahun 2014
Jumlah resep di Jumlah Resep Di
RSUD Kota Rumah Sakit Swasta
Kajian Tangerng Selatan Ciputat (RS X)
No.
Klinis resep Ya Tidak Ya Tidak
(%) (%) (%) (%)
n=138 n=138 n=138 n=138
Ketepatan 138 138
1 - -
indikasi (100) (100)
Ketepatan 125 * 131 7
2
dosis (90,6) 13 (9,4) (95,0) (5,0)
Frekuensi 137 1 133 5
3
pemberian (99,3) (0,7) (96,4) (3,6)
Interaksi 86 52 74 64
4
obat (62,3) (37,7) (53,8) (46,2)
Keterangan : * = Informasi yang kurang jelas dari pihak Rumah
Sakit Swasta X Ciputat

Jumlah resep yang dievaluasi sebanyak 138 lembar, memperlihatkan


bahwa sebanyak 86 lembar resep (62,3%) berpotensi terjadinya interaksi obat dan
sebanyak 52 lembar resep ( 37,7%) yang tidak berpotensi terjadi interaksi obat
pada RSUD Kota Tangerang Selatan. Sedangkan, hasil analisis dari Rumah Sakit
Swasta X Ciputat sebanyak 74 lembar resep (53,8%) yang perpotensi terjadinya
interaksi dan 64 lembar resep (46,2%) yang tidak berpotensi terjadinya interkasi
obat.
Berdasarkan hasil analisis resep tersebut, yang sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 58 tahun 2014 yaitu sebanyak 100% (138 lembar resep)
untuk ketepatan indikasi pada kedua Rumah Sakit tersebut, dan sebanyak 90,6%
(125 lembar resep) yang tepat dosis untuk RSUD Kota Tangerang Selatan dan
95,0% (131 lembar resep) pada Rumah Sakit Swasta X Ciputat. Sedangkan untuk

32   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


frekuensi pemberian obat yang ditulis pada resep rawat jalan di RSUD Kota
Tangerang Selatan yaitu sebanyak 99,7% (137 lembar resep) sedangkan untuk
Rumah Sakit Swasta X Ciputat yaitu sebanyak 96,4% (133 lembar resep).

4.2 PEMBAHASAN PENELITIAN


Pelayanan resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan ketersediaan,
pengkajian resep, penyimpanan sediaan farmasi. Pada setiap tahap alur pelayanan
resep dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan dalam pemberian obat.
Kegiatan untuk menganalisa adanya masalah terkait obat, jika ditemukan adanya
masalah terkait obat atau medication error harus dikonsultasikan kepada dokter
penulis resep. Apoteker juga berperan dalam hal tersebut yaitu Apoteker harus
melakukan pengkajian resep sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 58 tahun 2014 yang mencakup kajian adminstrasi, kajian
farmasetik dan kajian klinis pada resep tersebut.
Pengkajian administrasi yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
nomor 58 tahun 2014 mencakup identitas pasien (nama,umur, jenis kelamin, berat
badan, dan tinggi pasien), identitas dokter penulis resep (nama, nomor izin,
alamat, dan paraf dokter) tanggal penulisan resep dan ruangan atau unit asal resep.
Sedangkan untuk kajian farmasetik meliputi nama obat, bentuk sediaan, kekuatan
sediaan, dosis, jumlah obat, aturan dan cara penggunaan. Persyaratan terakhir
yaitu persyaratan klinis meliputi ketepatan indikasi, waktu penggunaan obat,
kontraindikasi dan interaksi obat.
Pada penelitian ini dilakukan pada dua rumah sakit yang berada di Kota
Tangerang Selatan yaitu Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta, untuk
Rumah Sakit Pemerintah dilakukan pengkajian resep di RSUD Kota Tangerang
Selatan sedangkan untuk Rumah Sakit Swasta di lakukan di Rumah Sakit Swasta
X Ciputat (nama rumah sakit disamarkan). Pengkajian resep pada penelitian
menggunakan resep periode bulan Januari 2017 pada yang diperoleh dari kedua
rumah sakit tersebut.
4.2.1 Rancangan Penelitian
Rancangan atau jenis penelitian ini adalah mengunakan rancangan
penelitian deskriptif, deskriptif artinya penelitian ini dilakukan terhadap

33   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat gambaran fenomenal (termasuk
kesehatan) yang terjadi di dalam populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010) metode
penelitian deskriptif ini yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional, yaitu
suatu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor – faktor
beresiko dengan efek dengan cara pendekatan atau pengumpulan data sekaligus
(Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini dilakukan pengkajian resep pada bulan
Januari 2017 dalam waktu tiga bulan.

4.2.2 Analisis Kelengkapan Resep Berdasarkan Kajian Admnistrasi


Pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi meliputi identitas pasien
(Nama pasien, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien), identitas dokter
(Nama dokter, nomor Surat Izin Praktek (SIP), alamat, nomor telpon dan paraf
dokter ) dan tanggal penulisan resep. Berdasarkan tabel 5.1 untuk analisis
kelengkapan resep berdasarkan kajian administrasi pada kedua Rumah Sakit
tersebut. Untuk lengkapan data pasien didapatkan hasil yang mencakup : Nama
pasien 100% (138 lembar resep), jenis kelamin 100% (138 lembar resep) dan
umur pasien sebanyak 63,0% untuk RSUD Kota Tangerang Selatan, sedangkan
hasil untuk Rumah Sakit Swasta X Ciputat (RS X) sebanyak 100% (138 lembar
resep) untuk nama pasien, 100% (138 lembar resep) jenis kelamin dan 71%
pencantuman umur pasien pada resep.
Hasil ketidak lengkapan identitas pasien pada penulisan umur pasien sangat
penting, apabila umur pasien tidak dicantumkan maka akan kesulitan dalam
penghitungan ketepatan dosis pasien, sehingga dokter harus mencantumkan umur
pasien pada resep. Untuk nama pasien dan jenis kelamin pada kedua Rumah Sakit
tidak menimbulkan permasalahan. Sedangkan untuk identitas pasien sangatlah
penting dalam penulisan resep, hal ini sangat diperlukan karena identitas sebagai
pembeda antara pasien yang satu dengan yang lainnya, dan juga ada nomor
rekammedik pasien yang membedakan jika nama pasien sama. Dengan tujuan
agar terhindar dari kesalahan dalam pemberian dan pelayanan obat kepada pasien.
Bentuk ketidak lengkapan dari identitas pasien yaitu, berat badan dan tinggi
badan pasien. Untuk RSUD Kota Tangerang Selatan pada format resepnya sendiri
tidak dicantumkan berat badan pasien kecuali untuk resep anak-anak ditulis

34   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


langsung samping nama pasien, sedangkan untuk Rumah Sakit Swasta Ciputat
(RS X) tetap mencantumkan penulisan berat badan, tanggal lahir pasien pada form
resep tersebut. Dari hasil analisis tersebut untuk hasil identitas pasien tidak
bermasalah dalam penelitian ini dan juga penulisan identitas pasien sudah sesuai
dengan peraturan menteri kesehatan yang berlaku kecuali penulisan berat badan
pada RSUD Kota Tangerang Selatan yang tidak dicantumkan. Seharusnya berat
badan pasien harus di cantumkan agar bisa menghitung ketepatan dosis obat untuk
pasien.
Pada hasil kesesuaian pada identitas dokter, untuk RSUD Kota Tangerang
Selatan mencakup : nama dokter 100% (138 lembar resep), nomor izin praktek
190% (138 lembar resep), alamat dan paraf dokter 100% ( lembar resep),
Sedangkan untuk Rumah Sakit Swasta X Ciputat (RS X) nama dokter 0% (lembar
resep), nomor izin praktek 0% (lembar resep), alamat dan paraf dokter 100% (
138 lembar resep). Pada RSUD Kota Tangerang Selatan untuk identitas dokter
langsung dibuat dalam bentuk stempel sehingga tidak tiperlukan lagi penulisan
identitas dokter secara manual. Stempel tersebut didalamnya tercantum, nama
dokter, dan nomor SIP. Berbeda dengan RSUD Kota Tangerang Selatan, pada
Rumah Sakit Swasta (RS X) untuk stempel itu sendiri hanya untuk dokter tetap
sedangkan dokter yang bukan tetap nama dan nomor SIP ditulis secara manual.
Akibatnya banyak sekali dokter yang tidak menuliskan nama dan hanya
menuliskan parafnya diresep tersebut.
Kajian administrasi selanjutnya yaitu paraf dokter, pada tabel 5.1 untuk
hasil paraf dokter 0% (lembar resep) pada RSUD Kota Tangerang Selatan dan 0%
(lembar resep) untuk Rumah Sakit Swasta Ciputat (RS X). Paraf dokter dalam
penulisan resep sangat peran sekali karena dengan adanya tanda tangan dokter
penulisan resep menandakan keabsahan dan keaslian resep tersebut. Pada
penelitian ini untuk kedua rumah sakit tersebut semuanya mencantumkan tanda
tangan dokter dengan hasil 100% (138 lembar resep). Sehingga semua resep yang
diberikan kepada pasien di RSUD Kota Tangerang Selatan maupun Rumah Sakit
Swasta Ciputat (RS X) merupakan resep yang sah dan asli karena resep tersebut
diberikan oleh dokter yang bersangkutan.

35   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya resep tanpa tanda tangan atau
stempel nama dokter. Dimana resep yang tidak mencantumkan tanda tangan
dokter maka diganti dengan menggunakan stampel nama dokter tersebut. Pada
stempel tersebut juga mengandung No. SIP dokter yang terletak dibawah nama
dokter. Tanda tangan dokter sangat berguna sekali karena menandakan keaslian
atau keabsahan dari resep tersebut. Data yang didapat untuk paraf dokter dan No.
SIP sebanyak 100 %, berarti hasil yang didapat sangat bagus, karena resep yang
diserahkan atau diberikan oleh dokter tersebut merupakan resep yang sah dan
legal.
Pada resep tersebut yang mencantumkan ruang / unit asal resep pada RSUD
Kota Tangerang Selatan sebanyak 62,6% dan Rumah Sakit Swasta Ciputat (RS
X) sebanyak 62,8%. Penulisan ruangan atau unuit asal resep itu sangat penting
apabila ada keselahan yang terdapat dalam resep yang ditulis oleh dokter maka
Apoteker dapat segera menghubungi dan mengkonfirmasi terkait masalah tersebut
kepada dokter yang bersangkutan.

4.2.3 Analisis Kelengkapan Resep Berdasarkan Kajian Farmasetik


Persyaratan secara farmasetik yang harus dimiliki resep menurut Keputusan
Menteri Kesehatan RI nomor 58 tahun 2016, meliputi : nama obat, bentuk
sediaan, kekuatan sediaan, dosis, jumlah obat, aturan dan cara penggunaan obat.
Dari data yang tertera pada tabel 5.3 untuk kajian farmasetik di RSUD Kota
Tangerang Selatan terhadap penulisan kekuatan sediaan sebanyak 84,7% (117
lembar resep), diketahui hanya sebanyak 15,2% (21 lembar resep) yang tidak
ditulis pada resep tersebut, sedangkan untuk Rumah Sakit Swasta X Ciputat yang
menuliskan kekuatan sediaan sebanyak 58,7% (81 lembar resep), dan yang tidak
menuliskan sebanyak 40,6% (56 lembar resep). Penulisan kekuatan bentuk
sediaan ini harus jelas agar memudahkan Apoteker dalam penyediaan obat yang
diresepkan. Tetapi ada kesepakatan pada RSUD Kota Tangerang Selatan dan
Rumah Sakit Swasta X Ciputat secara tidak tertulis dimana pada setiap rumah
sakit tersebut jika dalam pelayanan obat ditemukan resep yang tidak
mencantumkan kekuatan sediaan maka diberikan obat dengan kekuatan sediaan
kecil. Hasil ketidak jelasan penulisan kekuatan bentuk sediaan ini berbanding

36   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


terbalik dengan penelitian Siti Ulfa (2015) yang mendapatkan hasil ketidakjelasan
penulisan kekuatan sediaan obat yaitu sebanyak 73%.
Selanjutnya untuk hasil kejelasan penulisan bentuk sediaan didapatkan
hasil sebanyak 99,3% (137 lembar resep) pada RSUD Kota Tangerang Selatan
sedangkan pada Rumah Sakit Swasta X Ciputat sebanyak 92,7% (128 lembar
resep). Dengan demikian, pada resep tersebut seharusnya untuk penulisan bentuk
sediaan harus ditulis dengan jelas agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian
obat yang digunakan oleh pasien pada kedua rumah sakit tersebut.
Resep yang dianalisis terhadap ketidakjelasan penulisan dosis sediaan pada
resep didapatkan hasil sebanyak 9,4% (13 lembar resep) untuk RSUD Kota
Tangerang Selatan dan sebanyak 5,0% (lembar resep) untuk Rumah Sakit Swasta
X Ciputat. Sedangan demikian sebanyak 99,3% (137 lembar resep) untuk RSUD
Kota Tangerang Selatan dan sebayak 92,7% untuk Rumah Sakit Swasta X
Ciputat yang jelas dalam penulisan dosis sediaan, dari jumlah resep yang ditulis
dengan jelas pada kedua rumah sakit tersebut dilakukan analisis berdasarkan
literatur, dosis yang diberikan pada kedua rumah sakit tersebut sudah tepat. Pada
penulisan dosis sediaan harus ditulis dengan jelas agar terhindar dari kesalahan
pemberian jumlah dosis dan juga diharapkan dapat meningkatkan efek terapi obat
yang diberikan kepada pasien, sehingga dosis sediaan yang diberikan harus tepat
atau sesuai.
Berdasarkan tabel 4.4 hasil data analisis farmasetik resep berkaitan dengan
kejelasan penulisan nama obat, jumlah obat dan aturan pemakaian obat pada resep
di RSUD Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta Ciputat X sebyak
100% (138 lembar resep). Penulisan jumlah obat dan aturan pemakaian obat
dalam resep ini sangat berpengaruh pada saat pemberian obat kepada pasien
karena memberikan obat yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasien, keadaan dan
kondisi pasien. Sedangkan untuk penulisan nama obat juga sangat penting dalam
peresepan obat karena untuk menghindari terjadinya kesalahan ketika pelayanan
pemberian obat kepada pasien dikedua Rumah Sakit tersebut.

37   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


4.2.4 Analisis Kelengkapan Resep Berdasarkan Kajian Klinis
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 58 tahun 2014 yaitu
tentang pelayanan resep dirumah sakit yang berkaitan dengan kajian klinis
meliputi : interaksi obat, efek samping dan kontraindikasi obat. Hasil yang
dilakukan terhadap 138 lembar resep rawat jalan setiap rumah sakit didapatkan
bahwa sebanyak 62,3% (86 lembar resep) yang mengalami interaksi obat di
RSUD Kota Tangerang Selatan dan sebanyak 53,8% (74 lembar resep) di Rumah
Sakit Swasta Ciputat (RS X). Hal ini menunjukan obat – obat yang diberikan
saling berinteraksi. Interaksi obat adalah dua atau lebih obat yang diberikan pada
waktu yang sama dapat berubah efeknya secara tidak langsung atau dapat
berinteraksi (BNF 58, 2009).
Analisis terkait kajian klinis resep selanjutnya yaitu frekuensi pemberian
obat, ketidak jelasan dalam penulisan frekuensi obat untuk RSUD Kota
Tangerang Selatan sebanyak 0,7% (1 lembar resep) dan untuk Rumah Sakit
Swasta X Ciputat sebanyak 3,6% (5 lembar resep). Hasil ketidak jelasan penulisan
frekuensi pemberian obat pada resep ini sangat berpengaruh ketika dalam
pelayanan obat kepada pasien, dimana jika tidak dicantumkan frekuensi
pemberian obat maka akan terjadi kesalahan informasi penggunaan obat, karena
keadaan atau kondisi pasien menentukan frekuensi dalam pemberian obat.
Misalnya obat diminum 3 kali sehari dan diminum 1 jam sebelum makan, dengan
informasi tersebut diharapkan pasien dapat menggunakan obat dengan benar (Siti
Ulfa, 2016). Dengan demikian diharapkan dapat menuliskan frekuensi pemberian
obat agar obat yang diberikan kepada pasien tepat. Sedangkan untuk hasil
kejelasan dalam penulisan frekuensi pemberian obat dalam resep pada kedua
Rumah Sakit tersebut yaitu sebanyak 99,3% untuk RSUD Kota Tangerang Selatan
dan sebanyak 96,4% untuk Rumah Sakit Swasta X Ciputat. Sehingga didapatkan
hasil untuk frekuensi pemberian obat untuk kedua rumah sakit ini sudah tepat.
Berdasarkan hasil penelitian, ketepatan dosis pada RSUD Kota Tangerang
Selatan yaitu sebanyak 90,6 (125 lembar resep), 95,0% (131 lembar resep) untuk
Rumah Sakit Swasta Ciputat X. sedangkan 9,4% (13 lembar resep) pada RSUD
Kota Tangerang Selatan dan 5,0% (7 lembar resep) untuk Rumah Sakit Swasta X
Ciputat, dimana informasi tentang pasien masih kurang sehingga tidak bisa

38   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


dihitung dosis pasien pada kedua Rumah Sakit tersebut. Ketepatan dosis sangat
berguna untuk menghindar dari kesalahan pemberian jumlah dosis.
Dosis yang dimasud adalah banyaknya jumlah atau takaran yang diberikan
kepada pasien dalam satuan berat, isi (volume) atau unit, dosis obat juga
merupakan faktor yang mempengaruhi efek farmakologi obat (Jas, 2009).
Evaluasi ini dihitung berdasarkan berat badan atau umur pasien yang berdasarkan
pustaka yang digunakan yaitu ISO (Informasi Spesialite Obat). Jika berat badan
dan umur pasien tidak dicantumkan pada resep maka tidak dihitung ketepatan
dosis pada resep tersebut.
Dari data diatas, maka dapat diketahui kesalahan dalam penulisan resep
untuk RSUD Kota Tangerang selatan dan Rumah Sakit Swasta Ciputat X masih
terjadi. Seperti pada kajian administrasi yang meliputi data pasien yang tidak
lengkap, akibat ketidak lengkapan data pasien ini menyebabkan terjadinya
hambatan dalam pelayanan obat kepada pasien. Selain itu untuk kajian farmasetik
yang meliputi cara penggunaan obat yang diberikan, ketidak jelasan dalam
penulisan cara penggunaan obat dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam
pemberian obat kepada pasien. Sedangkan dalam pada kajian klinis resep meliputi
interaksi obat, dimana obat yang diresepkan mengalami interaksi sehingga tujuan
terapi tidak didapatkan secara maksimal oleh pasien, terutama untuk kedua rumah
sakit tersebut.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk doker dan
Apoteker yang ada di RSUD Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta
Ciputat X mengenai adanya kejadian dalam penulisan resep yang tidak sesuai
dengan PERMENKES RI No. 58 Tahun 2014 tentang standar pelayanan
kefarmasian di rumah sakit.

39   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


40   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Penelitian ini, masih banyak ditemukan ketidak jelasan dalam
penulisan resep bulan Januari 2017 pasien rawat jalan di RSUD Kota
Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta Ciputat X berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 58 tahun 2014 tentang standar pelayanan
resep di rumah sakit. Hasil kelengkapan resep menunjukan bahwa :
a. Secara administrasi
Ketidak lengkapan administrasi resep yang ditulis oleh
dokter pada RSUD Kota Tangerang Selatan pada urutan pertama
yaitu penulisan umur pasien, selanjutanya penulisan ruangan dan
yang terakhir yaitu tanggal penulisan resep. Sedangkan untuk
Rumah Sakit Swasta Ciputat X yang tertinggi yaitu penulisan
umur pasien, kemudian penulisan ruangan / poli dan yang
terakhir penulisan tanggal penulisan resep.
b. Secara farmasetik
Pada RSUD Kota Tangerang Selatan yang tidak sesuai
dengan PERMENKES No. 58 tahun 2014 yang menempati
urutan pertama yaitu kekuatan sediaan, diikuti dosis obat,
selanjutnya cara penggunaan dan yang terakhir bentuk sediaan.
Sedangkan untuk Rumah Sakit Swasta X Ciputat yang tertinggi
tidak sesuai dengan PERMENKES No. 58 tahun 2014 yaitu
nama obat, selanjutnya kekuatan sediaan, bentuk sediaan, dosis
obat, dan yang terakhir cara penggunaan.
c. Secara klinik
Kelengkapan kajian klinis resep yang tidak sesuai dengan
PERMENKES No. 58 tahun 2014 yang tertinggi yaitu interaksi
obat, selanjutnya ketepatan dosis dan yang terakhir frekuensi
pemberian pada RSUD Kota Tangerang Selatan. Sedangkan pada
Rumah Sakit Swasta X Ciputat yang menempati urutan pertama

41   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


yaitu frekuensi pemberian, selanjutnya interaksi obat dan yang
terakhir ketepatan dosis.

5.2 SARAN
a. Kepada dokter, dalam penulisan resep diharapkan dapat
mengikuti peraturan PERMENKES RI No. 58 Tahun 2014 agar
dapat meningkatkan efek terapi obat meminimalisir terjadinya
kesalahan pengobatan.
b. Kepada Apoteker, dalam pelayanan resep perlu ditingkatkan
skrining resep dan mengacu pada PERMENKES RI No. 58
Tahun 2014 sehingga terapi obat yang diberikan meningkat.
c. Perlu ditingkatkan lagi komunikasi antara dokter dan Apoteker
agar meningkatkan efek trapi obat terutama untuk kedua rumah
sakit tersebut.

42   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


DAFTAR PUSTAKA

Ansel,H.C., 1989. Pengatar Bentuk sediaan Farmasi. Edisi 4. UI Press.


Jakarta. Halaman 96,147.
Barbara, G.W., Dipiro, J.T., Hamilton., Schwinghammer, T.L. 2000.
Pharmacoteraphy handbook, second edition, USA, Appleton &
Lange , 544.
Badan POM, 2011. Gunakan Antibiotic Secara Rasional Untuk Mencegah
Kekebalan Kuman. Info POM. 12(2), 01-03.
Istiqomatunnisa 2014. Skripsi: Rasionalitas Penggunaan Obat Anti
Diabetes Dan Evaluasi Bebab Biaya Perbekalan Farmasi Pada
Pasien Rawat Inap Kartu Jakarta Sehat Di Rumah Sakit TNI
Angkatan Laut Dr. Mintohardjo. Jakarta.
Jas, A., 2009. Perihal Resep & Dosis serta Latihan Menulis Resep. Ed 2.
Medan : Universitas Sumatera Utara Press, 1-15.
Kastango, E.S., Bradshaw, B.D. 2004. USP chapter 79: Establishing a
practice.
Mayasari Erlisa 2015. Skripsi: Analisis Potensi Interaksi Antibiotic Injeksi
Insulin Pada Peresepan Pasien Rawat Jalan Peserta Askes Rumah
Sakit DR. SOEDARSO Pontianak Periode April-Juni 2013.
Pontianak.
Medscape. Com. Drug interaction checker. Available:
http://refence.medscape.com/drug-interactionchecker.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Octavia, Hana. 2011. Skripsi : analisis kelengkapan peresepan di apotek
KPRI RSUD DR. SOETOMO bulan desember 2010. Surabaya.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2014.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1027 Tahun 2004.

43   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Siti Ulfa Bilqis. 2015. Skripsi : Kajian Administrasi, Farmasetik Dan
Klinis Resep Pasien Rawat Jalan Di RUMIKTAL DR.
MINTOHARDJO Pada Bulan Januari 2015. Jakarta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
(Mixed Methods). Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
(Mixed Methods). Bandung : Alfabeta.
Sujarweni, V. Wiratna. 2012. Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Standar for compounding sterile preparations in pharmacy. Am J Health-
Syst Pharm, 6, 1928-1938.
Stockley, I.H. (2008). Stockley’s Drug Interaction. Edisi kedelapan. Great
Britain: Pharmaceutical Press. Halaman 1-9.
USP Convention. 1990. United States Pharmacopeia 30 NF 25, United
States Of America, Pp 2439.

44   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Lampiran 1. Grafik Persentase Analisis

iya     tidak     iya     tidak    

0%   0%  

100%   100%  

Gambar 1.1. Grafik persentase jumlah Gambar 1.1. Grafik persentase jumlah
adanya nama pasien pada RSUD adanya nama pasien pada RS Swasta
Tangerang Selatan X Ciputat

tidak     ada     tidak     ada    


1%   1%  

99%   99%  

Gambar 2.1. Grafik persentase adanya Gambar 2.2. Grafik persentase adanya
penulisan jenis kelamin pasien pada penulisan jenis kelamin pasien pada
RSUD Tangerang Selatan RS Swasta X Ciputat

 iya     tidak      iya     tidak    

37%   34%  

63%   66%  

Gambar 3.1. Grafik presentase jumlah


Gambar 3.2. Grafik persentase jumlah
adanya penulisan umur pasien pada
adanya penulisan umur pasien pada RS
RSUD Kota Tangrang Selatan
Swasta X Ciputat

45   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


iya     tidak     iya     tidak    
0%  
0%  

100%  
100%  

Gambar 4.1. Grafik persentase jumlah Gambar 4.2. Grafik persentase jumlah
adanya Paraf Dokter dalam resep adanya Paraf Dokter dalam resep
pasien RSUD Kota Tangerang Selatan pasien RS Swasta X Ciputat

iya     tidak     iya     tidak    

0%   0%  

100%   100%  

Gambar 5.1. Grafik persentase jumlah Gambar 5.2. Grafik persentase jumlah
adanya SIP pada RSUD Tangerang adanya SIP pada RS Swasta X Ciputat
Selatan

iya     tidak     iya     tidak    

0%   0%  

100%   100%  

Gambar 6.1. Grafik persentase jumlah Gambar 6.2. Grafik persentase jumlah
adanya nama dokter pada RSUD adanya nama dokter pada RS Swasta X
Tangerang Selatan Ciputat

46   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


iya     tidak     iya     tidak    

37%  
32%  
63%  
68%  

Gambar 7.1. Grafik persentase jumlah Gambar 7.2. Grafik persentase jumlah
adanya penulisan ruangan pada RSUD adanya penulisan ruangan pada RS
Tangerang Selatan Swasta X Ciputat

iya     tidak     iya     tidak    

0%   0%  

100%   100%  

Gambar 7.2. Grafik persentase jumlah Gambar 7.2. Grafik persentase jumlah
kelengkapan aturan pakai pada RSUD kelengkapan aturan pakai pada RS
Kota Tangerang Selatan Swasta X Ciputat

iya     tidak     iya     tidak    


5%  
9%  

91%   95%  

Gambar 8.1 Grafik persentase jumlah Gambar 8.2. Grafik persentase jumlah
ketepatan dosis obat pada RSUD Kota ketepatan dosis obat pada RS Swasta X
Tangerang Selatan Ciputat

47   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


iya     tidak    
iya     tidak    

15%   9%  

85%  
91%  

Gambar 9.2. Grafik persentase jumlah Gambar 9.2. Grafik persentase jumlah
ketepatan kekuatan sediaan pada RSUD ketepatan kekuatan sediaan pada Rumah
kota Tangerang Selatan Sakit Swasta X Ciputat

iya     tidak    
iya     tidak    
9%   9%  

91%   91%  

Gambar 10.2. Grafik persentase jumlah


Gambar 10.1. Grafik persentase jumlah ketepatan dosis obat pada RS Swasta X
ketepatan bentuk sediaan pada RSUD Ciputat
Kota Tangerang Selatan

48   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


tidak     iya    
iya    

1%   10%  

99%  
90%  

Gambar 11.1. Grafik persentase


kejelasan ketepatan frekuensi pemberian
obat pada RSUD kkota Tangerang Gambar 11.2. Grafik persentase kejelasan
Selatan ketepatan frekuensi pemberian obat pada
RS Swasta X Ciputat

iya     tidak    
ada     tidak  ada    

38%   46%  
62%   54%  

Gambar 12.1. Grafik persentase Gambar 12.1. Grafik persentase


terjadinya interaksi obat pada RSUD terjadinya interaksi obat pada Rumah
Kota Tangerang Selatan Sakit Swasta X Ciputat

iya     tidak     iya     tidak    

0%   0%  

100%   100%  

Gambar 13.1. Grafik persentase jumlah Gambar 13.1. Grafik persentase jumlah
ketepatan indikasi pada RSUD Kota ketepatan indikasi pada RS Swasta X
Tangerang Selatan Ciputat

49   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Lampiran 2. Surat Persetujuan Pelaksanaan penelitian Di RSUD
Kota Tangerang Selatan Dan Rumah Sakit Swasta Tangerang Selatan
(X)

 
 
 

50   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Lampiran 3. Output SPSS Analisis Univariat

Umur Pasien
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid Tidak 87 63.0 63.0 63.0
Iya 51 37.0 37.0 100.0
Total 138 100.0 100.0

Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid 1 138 100.0 100.0 100.0

No. Rekam Medik


Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
0 1 .7 .7 .7
Valid 1 137 99.3 99.3 100.0
Total 138 100.0 100.0

Nama Dokter
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid 1 138 100.0 100.0 100.0

SIP
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

51   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Valid 138 100.0 100.0 100.0

Paraf Dokter
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid 1 138 100.0 100.0 100.0

Tanggal Penulisan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid 1 138 100.0 100.0 100.0

Poli / Ruangan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
0 44 31.9 31.9 31.9
Valid 1 94 68.1 68.1 100.0
Total 138 100.0 100.0

Interaksi Obat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ada 86 62.3 62.3 62.3
Tidak
52 37.7 37.7 100.0
ada
Total 138 100.0 100.0

Bentuk Sediaan

52   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid 0 85 61.6 61.6 61.6
1 53 38.4 38.4 100.0
Total 138 100.0 100.0

Frekuensi Pemberian
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid 0 1 .7 .7 .7
1 137 99.3 99.3 100.0
Total 138 100.0 100.0

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ada 47 34.1 34.1 34.1
Tidak
91 65.9 65.9 100.0
ada
Total 138 100.0 100.0

Bentuk Sedian
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ada 81 58.7 58.7 58.7
tidak ad 56 40.6 40.6 99.3
tidk ada 1 .7 .7 100.0
Total 138 100.0 100.0

53   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Lampiran 4. Data Distribusi Interaksi Obat

Kategori Interaksi Tingkat Mekanisme Jumlah


Efek
obat Obat Keparahan Interaksi resep
Kombinasi Methidrofil + 3
2 obat Parasetamol
Flukonazol +
Klindamisin
Asam 2
Mefenamat +
Linkamisin
Sefiksim + 1
Deklofenak
Propranolol + 1
Tolnazol
Herbesser + 1
Glukosamin
Kombinasi Sefiksim + Penggunaan Moderat 1
3 obat Asam bersama antara
Mefenamat + sefiksim dangan
Gentamisin gentamisin dapat
menyebabkan
kerusakan pada
ginjal
Dziripizon + 1
Simvastatin +
Ditriazen
Urispas + Meningkatkan Major 1
Ciprofloksasin resiko tendinitis
+ Metil dan reptur tendon.
Prednisolon
Tiazid + 1
Propanazol +
Cercum

54   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Pecahain + 1
Lincomisin +
Asam
Mefenamat
Bisoprolol + 1
Digoksin +
Tirozol
Valsartan + 1
Koncor +
Furosemid
Kombinasi Kloderma + 1
4 obat Loratadine +
Metil
Prednisolon +
Infus Nacl
Metformin + Metil prednisolon Moderat 1
Glikodon + mengurangi
Diuglitason + keefektifan
Gabapentin metformin dan
obat diabetes
lainnya, dan juga
dapat
mengakibatkan
glukosa darah
tidak stabil
Sefiksim + Interaksi obat Minor 1
Methyl pada tingakt
Prednisolon + minor biasanya
Salbutamol + tidak
Vostrit menimbulkan
bahaya atau
perubahan terapi
Bisoprolol + Moderat 1
Kandesartan +
Malsiaspilet +

55   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Atorvastatin
Lansoprazol + Aspirin dapat Moderat 1
Sukralfat + mengurang efek
Domperidol + dari kandesartan
Alprazolam dalam
menurunkan
tekanan darah

Furosemid + • Kombinasi moderat 1


Spironolakton aspirin dan
+ Digosin + digoksin dapat
Aspilet meningkatkan
kadar
digoksin.
• Furosemid
dan digoksin
sering
d1igunakan
bersama tapi
mungkin
memerlukan
evaluasi kadar
digoksin,
potassium,
dan
magnesium
lebih sering.
Furosemid + Menggunakan Major 1
Spironolakton ramipril bersama
+ Ramipril + spironolakton
Eritromisin dapat
meningkatkan
kadar kalium
dalam darah
(hiperkalemia)

56   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Azitromisin + Penggunaan Moderat 1
Ambroxol + salbutil dan
Salbutil + azitromisin dapat
Ranitidin meningkatkan
resiko irama
jantung tidak
teratur
Aspilet + Kombinasi aspilet Moderat 1
Klopidogrel + dan klopidogrel
Atorvastatin + dapat
Sipronolakton menyebabkan
pendarahan

Metformin + Ketokonazol Major 1


Norvamix + dapat
Atorvastatin + meningkatkan
Ketokonazol kadar atorvastatin
dalam darah
secarah signifikan
Metformin + Penggunaan 1
Norvamix + bersama Moderat
Akarbosa + metformin dan
Insulin insulin dapat
meningkatkan
resiko
hipoglikemia atau
gua darah rendah
Betahistin + - 1
Domperidon +
Lostrin + Lip
Albumin
Metformin + - 1
Glimepirid +
Lansoprazol +
Kotrimoksasil

57   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Metformin + Penggunaan Moderat
Acarbosa + bersama
Lantus + metformin dan
Simvastatin lantus dapat
meningkatkan
resiko
hipoglikemia atau
gua darah rendah
Glimepirid + Penggunaan Moderat 1
Metformin + bersama
Lantus + metformin dan
Allopurinol insulin dapat
meningkatkan
resiko
hipoglikemia atau
gua darah rendah
Amlodipin + Kombinasi Moderat 1
Klopidogrel + atorvastatin dan
Atorvastatin + clopidogrel dapat
Nitrolaf mengurangi efek
Mefral dari clopidogrel
Kombinasi Teofilin + • Penggunaan Moderat 3
5 obat Salbutamol + azitromisin
Erdostein + bersama
Azitromisin + dengan
Zink teofilin dapat
meningkatkan
efek teofilin
• kombinasi
teofilin dan
salbutamol
dapat
meningkatkan
efek samping
Teofilin + kombinasi teofilin Moderat 1

58   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Salbutamol + dan salbutamol
Flukonazol + dapat
Gentamisin + meningkatkan
Setirizin efek samping
Aspilet 80 + Furosemid + Moderat 1
Atorvastatin + bisoprolol dapat
Klopidogrel + menurunkan
Furesemid + tekan darah dan
Konkor meperlambat
denyut jantung

Kombinasi
atorvastatin dan
klopidogrel dapat
mengurangi efek
dari klopidogrel
Miniaspilet + Ramipril dan Moderat 1
Furosemid + aspirin jika
Simvastatin + digabungkan
ISDN + dapat
Ramipril menurunkan
tekanan darah dan
memperlambat
denyut jantung
Koncor + - 1
Atorvastatin +
Allopurinol +
Metformin +
ISDN
Koncor + aspirin dapat Moderate 1
Aspilet + mengurangi efek
Kandesartan + dari kandesartan
Simvastatin + dalam
Allopurinol menurunkan
tekanan darah

59   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Metformin +
Glimepirid + -
Akarbose +
Atorvastatin +
Glimepirid
Glikuvidon + - 1
Na. Kardi +
Allopurinol +
Koncor +
Amlodipine
Metformin + Aspirin dapat Moderat 2
Glibenklamid meningkatkan
+ Lantus + efek glimepirit
Simfastatin + dan menyebabkan
Aspilet kadar gula darah
menjadi terlalu
rendah

penggunakan
aspirin bersama
dengan insulin
atau obat diabetes
tertentu lainnya
dapat
meningkatkan
risiko terjadinya
hipoglikemia,
atau gula darah
rendah
1
Merformin + Kombinasi Moderat 1
Glimepirid + Amlodipin dan
Amlodipin + aspirin dapat
Mikardis + meningkatkan
Miniaspilet tekan darah

60   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Aspirin dapat
meningkatkan
efek glimepirid
dan menyebabkan
kadar gula darah
Anda menjadi
terlalu rendah
Metformin + - 1
Glimepirid +
Alopurinol +
Minaspilet +
Amlodipin
Metformin + Metilprednisolon Moderat 1
Glimepirid + dapat
Mikardis + menurunkan efek
Akarbose + mikardis dalam
Metilcotol menurunkan
tekan darah
Rifampisin + Moderate 1
INH +
Piramzol +
Etambutol +
Vit. D3
Rifampisin + Mayor 2
INH +
Etambutol +
Hepatin +
Kurcuma
Glaukon + 1
Aspar K +
Timol EDNO
+ Glaupen +
C.Glauko
Miscu Dirup + 1

61   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Aspilet +
Sefiksim +
Lansoprazol +
Akarbosa
Amlodipin + 1
Mikalis +
Kurcuma +
Glukosur +
Sefiksim
Aspilet + 1
Klopidogrel +
Lasix +
Ramipril +
Koncor
Teofilin + 1
Salbutamol +
Enzimlex +
Zink +
Erdostrin
Lantus + Penggunaan Moderat 1
Metformin + bersama
Simvastatin + metformin dan
Fenolurot + lantus dapat
Allopurinol menybebkan
terjadinya
hipoglikemia atau
penurunan
tekanan darah
Kombinasi Aspilet 80 + Bisoprolol dan Moderat 1
6 obat Amlodipin + amlodipin
Koncor + mungkin
ISDN + memiliki efek
Atorvastatin + aditif dalam
Alolpurinol menurunkan
tekanan darah dan

62   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


denyut jantung
Atorvastatin + Ketokonazol Major 1
Metformin + dapat secara
Gabapentin + signifikan
Ambroksol + meningkatkan
Setirizin + kadar atorvastatin
Ketokonazol dalam darah.
sehingga dapat
meningkatkan
risiko efek
samping
Kandesartan + Aspilet dapat Moderat 3
Aspilet + mengurangi efek
Atorvastatin + kandesartan
Allopurinol + dalam
ISDN + menurunkan
Furosemid tekanan darah
Miniaspirin + Aspirin dapat Moderat 1
Klopidogrel + meningkatkan
Koncor + efek glimepiride
Atorvastatin + dan menyebabkan
Mitrolaf kadar gula darah
Netma + Anda menjadi
Glimepirid terlalu rendah

Beta-blocker
seperti bisoprolol
dapat
meningkatkan
tingkat keparahan,
dan / atau
lamanya
hipoglikemia
Spirina + Flukonazol dapat Moderate 1

63   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Flukonazol + meningkatkan
Teofilin + kadar darah dan
Salbutamol + efek teofilin.
OBH +
Ermosin
Ofloxacin + Kombinasi Moderat 1
Etambutol + etambutol
INH + bersama isoniazid
Streptomisin + dapat
Vitamin E + meningkatkan
Klindamisin risiko kerusakan
saraf, yang
merupakan efek
samping potensial
dari kedua obat
tersebut.
Flurosemid + penggunaan moderat 1
Kandesartan + furosemid dan
Allopurinol + bisoprolol
Koncor + Na. bersama-sama
Diklofenak + dapat
Mintasp menurunkan
tekanan darah dan
memperlambat
denyut jantung
Anda.

Diklofenak dapat
menurunkan efek
dari bisoprolol
dalam
menurunkan
tekanan darah
Furosemid + Furosemid + Moderat 1
Spironolakton bisoprol

64   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


+ Micardis + digunakan
Koncor + bersama dapat
Miniaspil + menurunkan
Simvastatin tekana darah dan
memperlambat
denyut jantung

Aspirin dapat
mengurangi efek
dari micardis
dalam
menurunkan
tekanan darah
Furosemid + peenggunaan Major 1
Spironolakton spironolakton
+ Mikardis + bersama dengan
Koncor + telmisartan dapat
Ranitidin + meningkatkan
Alopurinol kadar potassium
dalam darah.
Kadar potasium
yang tinggi dapat
berkembang
menjadi kondisi
yang dikenal
sebagai
hiperkalemia,
yang pada kasus
yang parah dapat
menyebabkan
gagal ginjal
Furosemid + Menggunakan Moderat 1
Nitrolaf furosemid dan
Metoksazol + bisoprolol
Minikardis + bersama-sama

65   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Bisoprolol + dapat
Allopurinol + menurunkan
Glimpirid tekanan darah dan
memperlambat
denyut jantung
Anda

Aspirin dapat
meningkatkan
efek glimepirid
dan menyebabkan
kadar gula darah
Anda menjadi
terlalu rendah.
Furosemid + penggunaan Major 1
Spironolakton spironolakton
+ Koncor + bersama dengan
Klopidogrel + telmisartan dapat
Atorvastatin + meningkatkan
Kandesartan kadar potassium
dalam darah.
Kadar potasium
yang tinggi dapat
berkembang
menjadi kondisi
yang dikenal
sebagai
hiperkalemia,
yang pada kasus
yang parah dapat
menyebabkan
gagal ginjal
Lostrin + Kombinasi aspirin Moderat 1
Kurcuma + dan amlodipin
Heparin + dapat

66   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Amoxicillin + menyebabkan
Asam tekanan darah
Mefenamat + meningkat
Ranitidin
Setrizine + Kombinasi aspirin Moderat 1
Lantus + dan amlodipin
Aspilet + dapat
Amlodipin + menyebabkan
Atorvastatin + tekanan darah
Novarapid meningkat
Kombinasi Furosemid + Furosemid dan Moderat 1
7 obat Asmpillet + bisoprolol
Simvastatin + digunakan
Mycardis + bersama-sama
Koncor + dapat
Allopurinol + menurunkan
Ranitidin tekanan darah dan
memperlambat
denyut jantung.

Aspirin dapat
mengurangi efek
telmisartan dalam
menurunkan
tekanan darah
Furosemid + peenggunaan Major 1
Spironolakton spironolakton
+ Kandesartan bersama dengan
+ ISDN + telmisartan dapat
Simvastatin + meningkatkan
Metformin + kadar potassium
Koncor dalam darah.
Kadar potasium
yang tinggi dapat
berkembang

67   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


menjadi kondisi
yang dikenal
sebagai
hiperkalemia,
yang pada kasus
yang parah dapat
menyebabkan
gagal ginjal
Mifepriston Isoniazid bersama Major 1
Hcl + Asam dengan rifampin
Mefenamat + dapat
Rifampisin + menyebabkan
INH + efek samping
Parazinamid + yang serius yang
Etambutol + dapat
Streptomisin mempengaruhi
hati
Rifampisin + Isoniazid bersama Major 1
INH + dengan rifampin
Pirazinamid + dapat
Etambutol + menyebabkan
Enzipirid + efek samping
Lansoprazol + yang serius yang
Flukonazol dapat
mempengaruhi
hati
Rifampisin + Rifampisin dapat Moderat 1
INH + mengurangi efek
Parazinamid + ondansetron.
Etambutol +
Ranitidin +
Lansoprazol +
Ondansentron
Major 1

68   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


69   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 4 Data Kelengkapan Resep RSUD Kota Tangerang
selatan

KAJIAN ADMINISTRASI RESEP FARMASET

Nama Paraf Kekuatan Bntu


No. Berat Badan Umur Sip Poli
Pasien Dokter Sediaan Sedia

Iya Tdk Iya Tdk Iya Tdk Iya Tdk Iya Tdk Iya Tdk Iya
1 Ny. Manik ✓ ✓     ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
2 Tn. Elby ✓ ✓     ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
3 Tn Jandi ✓ ✓   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
4 Ny Yuka ✓ ✓   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
5 Tn Satrihus ✓ ✓     ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
6 Ny  Iriandri       ✓ ✓     ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
7 Tn.  Sugiarto     ✓ ✓     ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
8 Ny.  Suharmi     ✓ ✓     ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
9 Tn.  Gunawan     ✓ ✓     ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
10 Tn.  Darmis     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
11 Ny.  Soliawaty     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
12 Ny.  Syalin     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
13 Ny.  Wati     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
14 Tn.  Teguh       ✓ ✓   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
15 Ny.  Dijah     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
16 Tn.  Karisma     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
17 Tn.  Djebeng     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
18 Tn.  Muhamd     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
19 Ny.  Tati     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
20 Tn.  Manali   ✓   ✓   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
21 Tn.  Sanusi     ✓   ✓     ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
22 Tn.  Nasir     ✓   ✓     ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
23 Ny.  Naimah     ✓   ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
24 Tn.  M.  Toyip     ✓   ✓     ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
25 Tn.  Pramud     ✓   ✓     ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
26 Tn.  Muh  Fikri     ✓   ✓     ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
27 Tn.  Umar     ✓   ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
28 Tn.  Rahmat     ✓   ✓     ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
29 Tn.  Bambang   ✓   ✓     ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
30 Tn.  Jayadi     ✓   ✓   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
31 Ny.  Aliah     ✓   ✓   1   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
32 Ny.  Yakun     ✓   ✓   1   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
33 Ny.  Suryati     ✓   ✓   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
34 Ny.  Rita  Soma   ✓   ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
35 Tn.  Petrus     ✓   ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
36 Ny.  Khalifa       ✓   ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
37 Ny.  Jumrah     ✓   ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
38 Tn.  Indra  Yim     ✓   ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
39 Ny.  Rini  Pr     ✓   ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
40 Ny.  Sidris     ✓   ✓     ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
41 Tn.  Zafif     ✓   ✓     ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
42 Tn.  Gendin     ✓   ✓     ✓   ✓   ✓   ✓ ✓

70   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


43 Tn.  Perdiona     ✓   ✓   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
44 Ny.  Halimah     ✓   ✓   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
45 Tn.  Zulkaili     ✓   ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
46 Tn  Petrus     ✓   ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
47 Tn  Man   ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
48 Tn.  Imam  Kha     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
49 Ny.  Alniah     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
50 Ny.Nurhasan     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
51 Ny.  Ida     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
52 Tn.  Rubi     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
53 Ny.  Prihartini     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
54 Ny.  Nasmun     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
55 Tn.  Apin     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
56 Ny.  Angregna     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
57 Tn.  Sutrisno     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
58 Ny.  Maisarah     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
59 Tn.  Supiyo     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
60 Ny.  Rafika  Al     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
61 Ny.  Elin  Ardi     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
62 Tn.  Rumi     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
63 Tn.  Wiharjo     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
64 Ny.  Ayu  Asha   ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
65 Ny.  Tuniah     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
66 Ny.  Suhansini     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
67 Ny.  Nita     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
68 Tn.  Sanusi  Kh   ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
69 Ny.  Puteri  Mo     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
70 Ny.  Maria  Jun     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
71 Ny.  Yati     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
72 Ny.  Isti  Kom   ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
73 Ny.  Sutrisna     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
74 Ny.  Kamini     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
75 Tn.    Agus     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
76 Tn.    Mufhildi     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
77 Tn.    Lie  Larong     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
78 Ny.  Tuniya  K     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
79 Ny.  Suhandini     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
80 Ny.  Nita     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
81 Ny.  Maisarah     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
82 Tn.  Juanda     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
83 Tn.  Toris  Man   ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
84 Tn.  M.  Fakhri     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
85 Ny.  Endah  P     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
86 Ny.  Siti  Kuma     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
87 Ny.  Amirah     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
88 Ny.  Naseri     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
89 Tn.  Djumali     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
90 Tn.  Sugiarto  B   ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
91 Ny.  Hamidah     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
92 Ny.  Novian  Su   ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
93 Ny.  Nur  Aeni     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
94 Tn.  Ahmad     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓

71   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


95 Ny.  Waryti     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
96 Ny.  Wa  Ode     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
97 Tn.  Agust     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
98 Ny.  Nurlela     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
99 Tn.  Muhidin     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
100 Tn.  M.Daud  Ar   ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
101 Ny.  Kartina     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
102 Tn.  M.  Adwari     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
103 Tn.  Mulyadi     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
104 Ny.  Nurma  Sil     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
105 Ny.  Wahyuni     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
106 Ny.  Ati  Alistia   ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
107 Tn.  Nico  Ron   ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
108 Ny.  Meining     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
109 Ny.  Suryati     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
110 Ny.  Febi  Riski     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
111 Ny.  Melva       ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
112 Ny.  Subangsh   ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
113 Tn.  Achmad     ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
114 Tn.  Rifai     ✓   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
115 Tn.  Santoso     ✓   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
116 Tn.  Yohanes     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
117 Ny.  Mursiah     ✓   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
118 Tn.  Tjeng  Gie     ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
119 Ny.  Eka  Kurn     ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
120 Ny.  Luluk  Dwi       ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
121 Tn.  Rudy  Sumi     ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
122 Tn.  Abdul  Sy   ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
123 Ny.  Utary     ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
124  Ny.  Rahmi  Sal   ✓ ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
125 Ny.  Dansia     ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
126 Tn.  Sanem     ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
127 Tn.  Remika     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
128 Ny.  Siti  Aisyah     ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
129 Ny.  Selvina     ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
130 Tn.  Arman     ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
131 Tn.  Wahyu   ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
132 Tn.  Lim  Tsona   ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
133 Ny.Sukarni   ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
134 Ny.  Wisna     ✓   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
135 Tn.  Hotan  Smt   ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
136 Tn.  Suni     ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
137 Ny.  Listiana     ✓   ✓   ✓   ✓     ✓ ✓
138 Ny.  Nawiah     ✓   ✓   ✓   ✓   ✓ ✓

72   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Lampiran 4 Data Kelengkapan Resep Rumah Sakit Swasta
Cipuat X

KAJIAN ADMINISTRASI RESEP FARMASET

Paraf Kekuatan Bntu


Nama Berat Badan Umur Sip Poli
No. Dokter Sediaan Sedia
pasien

Iya Tdk Iya Tdk Iya Tdk Iya Tdk Iya Tdk Iya Tdk Iya

1 Rama ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
2 Naura ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
3 Gilang ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
4 Clarissa ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
5 Athala ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
6 Ny. Sati ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
7 Alita F ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
8 Fayza ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
9 Arsya ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
10 M.Rayyan ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
11 Afiffah ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
12 Arkha ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
13 M. farhan ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
14 Mimin hasb ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
15 Siti malks ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
16 Nurhayati ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
17 M. Dewi ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
18 Aila ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
19 Kinara madi ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
20 Ganesa ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
21 M. Azam ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
22 Milha ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
23 Nona ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
24 Syiba ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
25 Nur Keyla ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
26 Khaimar ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
27 Cedrina ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
28 Zalmira ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
29 Fahira ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
30 Suyatun ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
31 Bimo Bayu ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓

73   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


32 M. Zafran ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
33 Fathan ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
34 Eka Hendri ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
35 Tia madaya ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
36 Bang ceol ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
37 Rhoudatus ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
38 Dame ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
39 Asnaui ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
40 Gabeana ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
41 Rohillah ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
42 Apriliani ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
43 Romahdona ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
44 Rosadi ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
45 Netta ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
46 Hadfanny ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
47 Eviana ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
48 Miyatul ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
49 Ny. Mimi ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
50 Teuku agam ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
51 Nabila ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
52 Humaira ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
53 Keanu R ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
54 Rabhya Gha ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
55 Muh Ibrah ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
56 Rafadhan ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
57 Akanil ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
58 Navi ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
59 Syafira ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
60 Zulfi ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
61 Qunarsya ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
62 Zalfran ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
63 Artyas ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
64 Aisyah ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
65 Raynaya ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
66 Mikael ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
67 Jaden ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
68 Ny. Lilis ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
69 Levi Mateo ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
70 Winston ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
71 Tuhlatu ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
72 Jasmine ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
73 Agnia Ilma ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
74 Budi Permn ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
75 Muh Rasyad ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
76 Tn. Eko ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
77 Tn. Purwan ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓

74   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


78 Hailil ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
79 Ny. Arsinta ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
80 Alan ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
81 Heni setyo ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
82 Adiza ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
83 Abizar ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
84 Aslilka ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
85 Azzhara ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
86 Feris ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
87 Alena ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
88 Fandri ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
89 Eka hendra ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
90 Tia Damaya ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
91 Miyatul ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
92 Gilbran ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
93 M. Ramada ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
94 Rabya ganis ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
95 Akaval ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
96 Micael Noel ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
97 Qeensya ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
98 Artyas ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
99 Ayudia sya ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
100 M. reynan ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
101 Tri Pyati ✓ ✓ ✓   ✓     ✓ ✓ ✓
102 Aditya ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
103 Iosefa kinas ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
104 Dewi ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
105 Prasowo ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
106 Yusna ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
107 Octaviana ✓ ✓ ✓   ✓     ✓ ✓
108 Alkhahfi ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
109 Widya ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
110 Fifi Ervina ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
111 Rayna Muti ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
112 Ek susilo ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
113 Muh Rafif ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
114 kaynan ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
115 Kaenu mum ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
116 Afika ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
117 Arjuna ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
118 Zayyan ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
119 Diandra ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
120 Davidio ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
121 Alaric ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
122 Jundi ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
123 Putu Andra ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓

75   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


124 Dihal ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
125 Alike ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
126 Maelani ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
127 Caecyl ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
128 Aqilan ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
129 Tn. Hardi ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
130 Zafran ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
131 Amih ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
132 Juananda ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
133 Dias ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
134 Sri laila ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
135 Ny. Yasinta ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
136 Ny. Ida Fa ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
137 Fuji A ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
138 Ny. Mimin ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓

Lampiran 4 Data Kelengkapan Resep Rumah Sakit Swasta


Cipuat X

KAJIAN ADMINISTRASI RESEP FARMASET

Paraf Kekuatan Bntu


Nama Berat Badan Umur Sip Poli
No. Dokter Sediaan Sedia
pasien

Iya Tdk Iya Tdk Iya Tdk Iya Tdk Iya Tdk Iya Tdk Iya

1 Rama ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
2 Naura ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
3 Gilang ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
4 Clarissa ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
5 Athala ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
6 Ny. Sati ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
7 Alita F ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
8 Fayza ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
9 Arsya ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
10 M.Rayyan ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
11 Afiffah ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
12 Arkha ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
13 M. farhan ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
14 Mimin hasb ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
15 Siti malks ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
16 Nurhayati ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
17 M. Dewi ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓

76   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


18 Aila ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
19 Kinara madi ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
20 Ganesa ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
21 M. Azam ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
22 Milha ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
23 Nona ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
24 Syiba ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
25 Nur Keyla ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
26 Khaimar ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
27 Cedrina ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
28 Zalmira ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
29 Fahira ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
30 Suyatun ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
31 Bimo Bayu ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
32 M. Zafran ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
33 Fathan ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
34 Eka Hendri ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
35 Tia madaya ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
36 Bang ceol ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
37 Rhoudatus ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
38 Dame ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
39 Asnaui ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
40 Gabeana ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
41 Rohillah ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
42 Apriliani ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
43 Romahdona ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
44 Rosadi ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
45 Netta ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
46 Hadfanny ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
47 Eviana ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
48 Miyatul ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
49 Ny. Mimi ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
50 Teuku agam ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
51 Nabila ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
52 Humaira ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
53 Keanu R ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
54 Rabhya Gha ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
55 Muh Ibrah ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
56 Rafadhan ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
57 Akanil ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
58 Navi ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
59 Syafira ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
60 Zulfi ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
61 Qunarsya ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
62 Zalfran ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
63 Artyas ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓

77   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


64 Aisyah ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
65 Raynaya ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
66 Mikael ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
67 Jaden ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
68 Ny. Lilis ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
69 Levi Mateo ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
70 Winston ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
71 Tuhlatu ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
72 Jasmine ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
73 Agnia Ilma ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
74 Budi Permn ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
75 Muh Rasyad ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
76 Tn. Eko ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
77 Tn. Purwan ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
78 Hailil ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
79 Ny. Arsinta ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
80 Alan ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
81 Heni setyo ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
82 Adiza ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
83 Abizar ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
84 Aslilka ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
85 Azzhara ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
86 Feris ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
87 Alena ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
88 Fandri ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
89 Eka hendra ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
90 Tia Damaya ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
91 Miyatul ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
92 Gilbran ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
93 M. Ramada ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
94 Rabya ganis ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
95 Akaval ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
96 Micael Noel ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
97 Qeensya ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
98 Artyas ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
99 Ayudia sya ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
100 M. reynan ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
101 Tri Pyati ✓ ✓ ✓   ✓     ✓ ✓ ✓
102 Aditya ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
103 Iosefa kinas ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
104 Dewi ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
105 Prasowo ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
106 Yusna ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
107 Octaviana ✓ ✓ ✓   ✓     ✓ ✓
108 Alkhahfi ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
109 Widya ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓

78   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


110 Fifi Ervina ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
111 Rayna Muti ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
112 Ek susilo ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
113 Muh Rafif ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
114 kaynan ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
115 Kaenu mum ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
116 Afika ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
117 Arjuna ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
118 Zayyan ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
119 Diandra ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
120 Davidio ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
121 Alaric ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
122 Jundi ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
123 Putu Andra ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
124 Dihal ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
125 Alike ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
126 Maelani ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
127 Caecyl ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
128 Aqilan ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
129 Tn. Hardi ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
130 Zafran ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
131 Amih ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
132 Juananda ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
133 Dias ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
134 Sri laila ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
135 Ny. Yasinta ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
136 Ny. Ida Fa ✓ ✓ ✓   ✓   ✓ ✓ ✓
137 Fuji A ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓
138 Ny. Mimin ✓ ✓ ✓   ✓   ✓   ✓ ✓

79   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


 

80   UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai