CEDERA
OTAK
SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL
DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
Editor
TEDY APRIAWAN
EDISI PERTAMA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
i
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Puji syukur
saya panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya berkat rahmat, hi-
dayah dan karunia-Nya saya berhasil menyelesaikan buku dengan judul
“Cedera Otak : Seri Perdarahan Intra Kranial dan Manajemen Pem-
bedahan”. Penyusunan buku pedoman ini merupakan suatu langkah
maju untuk menjawab tantangan di bidang pelayanan, pendidikan,
penelitian, dan pengembangan. Di bidang pelayanan, pedoman ini
dapat dimanfaatkan di setiap institusi yang berhubungan dengan pe-
nanganan cedera otak, sehingga dapat meningkatkan kualitas pela-
yanan dan menurunkan angka kecacatan dan kematian akibat cedera
otak. Buku ini disusun berdasarkan evidence base medicine dan disusun
sedemikian rupa sehingga memberi peluang besar untuk pengem-
bangan dan penelitian lebih lanjut ke depannya karena beberapa fe-
nomena kasus cedera otak masih mengundang pertanyaan yang saat ini
belum semuanya terjawab dengan jelas. Mudah-mudahan hasil kerja
keras ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi para dokter spesialis,
dokter umum, serta paramedik. Semoga apa yang telah saya buat saat
ini bisa memberikan perkembangan dan kemajuan di masa mendatang.
Saya menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk
pengembangan di masa mendatang.
Akhir kata, semoga buku ini bisa memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu bedah
saraf.
iii
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
KONTRIBUTOR
iv
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
KONTRIBUTOR
v
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
KONTRIBUTOR
vi
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
KONTRIBUTOR
vii
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
KONTRIBUTOR
viii
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
KONTRIBUTOR
ix
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
DAFTAR ISI
x
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
DAFTAR PUSTAKA
……………………. 24
xi
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
3.5 GEJALA KLINIS DAN PEMERIKSAAN UMUM PENDERITA
……………………. 49
FRAKTUR TULANG IMPRESI
3.6 GAMBARAN PEMERIKSAAN PENUNJANG PADA PASIEN
……………………. 51
DENGAN FRAKTUR IMPRESI
3.7 ALUR PENANGANAN FRAKTUR IMPRESI
……………………. 53
PROSEDUR STANDAR PEMBEDAHAN FRAKTUR IMPRESI
ANESTESI
……………………. 54
POSISI UNTUK PENDERITA FRAKTUR IMPRESI
……………………. 54
INSISI YANG DIPILIH UNTUK FRAKTUR IMPRESI
……………………. 54
DAFTAR PUSTAKA ……………………. 61
ANESTESI ……………………. 68
POSISI UNTUK PENDERITA PERDARAHAN INTRASERE-
……………………. 68
BRAL
INSISI YANG DIPILIH UNTUK PERDARAHAN INTRASERE-
……………………. 68
BRAL
DAFTAR PUSTAKA
……………………. 75
xii
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
SUBDURAL HEMATOM (SDH)
5.1 PENDAHULUAN
……………………. 77
5.2 DEFINISI
……………………. 77
5.3 ETIOLOGI
……………………. 77
5.4 KLASIFIKASI SUBDURAL HEMATOM
……………………. 78
5.5 SUBDURAL HEMATOM (SDH) AKUT
……………………. 78
5.6 SUBDURAL HEMATOM (SDH) SUB AKUT
…………………….. 79
5.6 SUBDURAL HEMATOM (SDH) KRONIK
……………………. 79
5.7 PEMERIKSAAN KLINIK
……………………. 84
5.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG PENDERITA SUBDURAL HAEM-
……………………. 82
ORRHAGE
5.9 MAGNETIC RESONANCE IMAGING PADA PENDERITA SUBDU-
……………………. 83
RAL HEMATOM (MRI)
5.10 INDIKASI PEMBEDAHAN PADA SUBDURAL HEMATOM
……………………. 84
5.11 PEMILIHAN TINDAKAN PEMBEDAHAN PADA SUBDURAL
…………………….. 85
HEMATOM AKUT
5.12 PEMILIHAN TINDAKAN PEMBEDAHAN PADA SUBDURAL
…………………….. 85
HEMATOM SUB AKUT
5.13 PEMILIHAN TINDAKAN PEMBEDAHAN PADA SUBDURAL
…………………….. 86
HEMATOM KRONIS
5.13 PEMILIHAN TINDAKAN PEMBEDAHAN PADA SUBDURAL
HEMATOM KRONIS …………………….. 86
xiii
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
xiv
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
1
PEMASANGAN ALAT PANTAU TEKANAN INTRAKRANIAL
(INTRACRANIAL PRESSURE MONITORING)
Erliano Sufarnap, Tedy Apriawan, Ilustrasi Oleh : Caesar Rozaq
Gambar 1. Penderita menngalami nyeri kepala yang tidak sembuh dengan obat biasa. (diambil dari http://
www.purenootropics.net/oxiracetam/oxiracetam-side-effects/other-oxiracetam-headache-causes/)
Gambar 2. Muntah proyektil menandakan peningkatan tekanan intrakranial (diambil dari http ://
www.differencebetween.info/difference-between-nausea-and-vomiting)
3. Penurunan Kesadaran
Penurunan kesadaran seperti merasa ngantuk dan bahkan tidak sa
dar adalah tanda peningkatan tekanan intrakranial (5).
4. Kejang
Peningkatan tekanan intrakranial dapat mencetuskan terjadinya ke-
jang pada penderita cedera otak.
3
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
5. Funduskopi : Papilledema
Papilledema muncul karena adanya tekanan pada lapisan subarach-
noid pada nervus optikus atau obstruksi pada aliran axoplasmic
yang menyebabkan “filling” pada optic cup dan dilatasi vena retina
(5)
.
4
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
Sel :
WBC : 0-5/ml
RBC : none
Bagan 1. Karakteristik normal Cairan serebro spinal, diambil dari Orlando regional health care,
Overview of adult intracranial pressure management and monitoring system, 2003
5
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
Pemasangan
Menjaga
CPP>70mmHg
Hipertensi TIK
CT Scan Pertahankan
Manitol
terapi TIK
Ya Tidak
Hipertensi TIK?
ya tidak
Hipertensi TIK?
Terapi tersier
penanganan TIK
Bagan 2. Dikutip dari Bullock RM, Povlishock JT Guidelines For the Management of Severe Head Injury
(Journal of Neurotrauma November 1996).
6
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
Penggunaan Ventilator
Terapi Dasar
Terapi Lanjutan
Manitol
ICP Monitor
Decompressive Craniectomy
Bagan 3. Dikutip dari Valadka AB, Andrews BT. Neurotrauma Evidence-Based Answer to Common
Questions. 2004
7
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
8
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
b. Kontraindikasi
Kelainan Koagulopati
GCS > 9 (dengan pertimbangan dan pengecualian khusus)
Kenaikan GCS secara nyata pada pasien yang awalnya GCS
adalah < 8 (evaluasi selama 6 jam).
Pasien yang diketahui mengalami post ictal/kejang (tidak
ada riwayat cedera otak)
Pemasangan monitor TIK membahayakan pasien.
Mati batang otak (MBO)
Intoksikasi obat atau alkohol (tidak ada riwayat cedera
otak).
4. Indikasi dan kontraindikasi menurut Japan Society of Neurotrauma-
tology (15).
a. Indikasi
GCS < 8, disertai dengan
Hipotensi (Tekanan Sistol < 90 mmhg)
Abnormal CT scan (midline shift, kompresi sisterna basalis)
Penderita yang mendapatkan penurunan GCS karena :
Sedasi berat, pemberian barbiturat atau terapi hipotermi
b. Kontraindikasi
Cedera otak berat tanpa kelainan CT Scan kepala (CT scan
kepala Normal).
Biaya murah
Kelebihan :
Pemasangan sulit (membutuhkan pengalaman)
Sangat invasif
Resiko Infeksi Tinggi
Obstruksi pada kateter menyulitkan penilaian
Harus tepat pada foramina monro (sesuai referensi)
2. Pemasangan Parenkim, (4).
Kelebihan
Menilai langsung parenkim otak
Microchip : Codman
Fiberoptic Catheter : Camino, Ventrix
Kekurangan
Tidak dapat mendrainase CSS
Memerlukan mesin sekunder
Tingkat Invasif moderat-tinggi
Penilaian mudah berubah
Merusak parenkim otak
Biaya Mahal sekali
3. Pemasangan Subdural, (4).
Kelebihan
Menilai dari ruang subdural
Tidak invasif
Kekurangan
Tidak dapat mendrainase CSF
Memerlukan mesin sekunder
4. Pemasangan Lumbal
Kelebihan
Menilai tidak langsung tekanan intrakranial dari ruang subarakhnoid
spinal
Kekurangan
Pemasangan sulit (membutuhkan pengalaman)
Bagan 4. Keuntungan dan Kekurangan masing masing bentuk pemasangan monitor TIK
11
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
Gambar 5. EDH Temporal dekstra dan ICH Parieto-Temporo-Basal dekstra disertai dengan edema serebri.
(Diambil dari Data Neurotrauma RSU Dr Soetomo Surabaya, 2014)
Gambar 6. SAH dan Kontusio Mesencephalon disertai dengan Edema Serebri. (Diambil dari Data Neuro-
trauma RSU Dr Soetomo Surabaya, 2014)
ta posturing.
Pada gambar 6 dapat dilihat adanya SAH dan Kontusio Mesenceph-
alon dengan sisterna quadreminal terisi darah dan edema serebri. Pen-
derita datang dengan GCS total skor E2V2M3. Pemasangan alat pantau
tekanan intrakranial terindikasi dengan GCS < 8, abnormal CT-scan
12
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
ANESTESI
Pada pemasangan alat pantau tekanan intrakranial dapat dibantu
dengan pembiusan secara Anestesi Umum (Isoflurane) atau Anestesi
Lokal (Lidocain, Pehacain).
POSISI
Pasien diposisikan supine (wajah menghadap langit) dengan kepala lu-
rus.
Insisi linier pada daerah kocher kanan atau kiri: Gambar garis tengah
kepala, lalu buat gambar garis yang akan diinsisi sejajar midline sejauh
2-3 cm atau lebar 2 jari orang dewasa, mulai dari dibelakang garis
rambut sepanjang kurang lebih 5 cm.
TEKNIK PEMBEDAHAN
Informed consent
Pemberian antibiotik profilaksis
Desinfeksi dengan povidon iodin.
Infiltrasi Kulit secara subcutan
dengan campuran adrenalin-
lidocain pada daerah yang akan
diinsisi.
13
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
14
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
15
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
Duramater dikoagulasi
Tujuan dari koagulasi duramater
adalah untuk mengurangi perdara-
han dari duramater.
16
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
17
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
18
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
19
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
20
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
21
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
22
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
23
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Reilly P, Bullock R. Head Injury : Pathophysiology and management of
Severe Closed Injury. 2nd edition. London : Chapman and Hall ; 1997.
2. H. Richard Winn, Md. Youmans Neurosurgical Surgery, Volume 4. 6th
Edition. Philadeplhia : Elsevier Saunders ; 2011.
3. Narayan RK, Kishore PRS, Becker DP, et al. Intracranial Pressure : to
monitor or not monitor. A review of our experience with severe
head injury. J. neurosurg ; 1982.
4. Orlando regional health care, education & development. Overview of
adult intracranial pressure management and monitoring system.
2003.
5. The Brain Trauma Foundation. The american association of neurology
ical surgeons. The joint section on Neurotrauma and Critical Care.
Indications for intracranial pressure monitoring. J Neurotrauma ;
2007.
6. Kaye AH. Essential Neurosurgery. 3rd edition. Massachusetts : Black
well Publishing LTD ; 2005.
7. Bullock RM, Povlishock JT. Guidelines for the management of severe
head injury, Journal of Neurotrauma, November ; 1996.
8. Valadka AB. Neurotrauma Evidence based Answer to Common Ques
tion. 2004.
9. http ://www.differencebetween.info/difference-between-nausea-
and-vomiting
10.http://www.nursing- help.com/2011/08Hydrocephalusmyelomenin
gocele
11. Grennberg MS. Handbook Of Neurosurgery, Seventh edition. New
24
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
9. http ://www.differencebetween.info/difference-between-nausea-
and-vomiting
10. http://www.nursing- help.com/2011/08Hydrocephalusmyelomenin
gocele
11. Grennberg MS. Handbook Of Neurosurgery, Seventh edition. New
York : Thieme Medical Publisher, Inc ; 2010.
12. http://www.purenootropics.net/oxiracetam/oxiracetam-side-
effects/other-oxiracetam-headache-causes/
13. http://bincangsehatsistemkesehatan.blogspot.com
14. Siddiqi, J. Neurosurgical Intensive Care, First edition. New York :
Thieme Medical Publisher, Inc ; 2008.
15. Guidelines for the Management of Severe Head Injury, the Japan
Society of Neurotraumatology. Second Edition. Neurol Med Chir
(Tokyo) 52, 1-30, 2012.
25
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
2
EPIDURAL HEMATOM
(EDH)
Wisnu Baskoro, Fatkhul Adhiatmadja, Tedy Apriawan , Ilustrasi Oleh : Caesar Rozaq
2.1 DEFINISI
2.2 ETIOLOGI
26
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
27
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
Gambar 1. Penderita menngalami nyeri kepala yang tidak sembuh dengan obat biasa. (diambil dari http://
www.purenootropics.net/oxiracetam/oxiracetam-side-effects/other-oxiracetam-headache-causes/)
Gambar 2. Muntah proyektil menandakan peningkatan tekanan intrakranial (diambil dari http ://
www.differencebetween.info/difference-between-nausea-and-vomiting)
28
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
3. Penurunan Kesadaran
Penurunan kesadaran seperti merasa ngantuk dan bahkan tidak
sadar adalah tenda peningkatan tekanan intrakranial (12).
3. Kejang
Peningkatan tekanan intrakranial dapat mencetuskan terjadinya
kejang pada penderita cedera otak.
Gejala klinis yang khas pada Epidural hematom (EDH) adalah adanya
Lucid Interval (Riwayat penurunan kesadaran , kembalinya kesadaran
sementara, dan penurunan kesadaran kembali) (2,4,5). Gejala klasik lucid
interval (lihat grafik 1) ini pertama kali ditemukan oleh Jacobson pada
tahun 1886 (2). Lucid interval tidak selalu ada pada Epidural hematom
(EDH) dan lucid interval hanya muncul dengan persentase dibawah 30%
(9)
. Munculnya kesadaran penuh untuk sementara merupakan tanda
bahwa proses cedera otak primer tidak menyebabkan kerusakan pada
tingkat axon. Defisit neurologis oleh karena pembesaran massa Epidural
hematom (EDH) biasanya muncul akibat dari efek massa berupa
herniasi uncal dengan gejala sebagai berikut (2) :
1. Hemiparesis kontralateral
Hemiparese kontralateral terjadi karena pedunculus serebri
(traktus kortikospinalis) tertekan oleh uncus. Penekanan ini me-
nyebabkan terganggunya impuls saraf dari motor kortek primer
(Area 4) bersilang di decussatio piramid menuju ke motor end
29
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
c. Kontraindikasi
Sadar penuh
31
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
Indikasi pembedahan
Level III (16)
EDH volume > 30 cc harus di evakuasi tanpa melihat GCS
EDH dengan syarat dibawah ini dapat dilakukan non-pembedahan
dengan observasi neurologis ketat dan ct scan berkala di ruangan in-
tensif :
a. Volume < 30cc
b. Tebal < 15 mm
c. Midline shift < 5mm
d. GCS >8
e. Tidak ada defisit neurologis
Waktu pembedahan terbaik
Level III (16) : sangat direkomendasikan bahwa pasien dengan EDH
akut dam GCS < 9 dan Anisokor dilakukan evakuasi secepat mungkin.
32
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
Gambar 5 . Fraktur Diastasis sutura coronaria (D) dengan didapatkan adanya EDH di daerah Frontorem-
poral (D) disertai pneumosefalus (gambaran udara di rongga intrakranial), Midline shift ke sebelah kiri,
dan edema serebri (Diambil dari Data Neurotrauma RSU Dr Soetomo Surabaya, 2014)
Catatan :
Panjang, lebar (cm):
Sesuai dengan skala yang tertera di foto
Tiap jenis mesin diagnostik mempunyai skala yang berbeda
Tinggi (cm): Sesuai dengan jarak potongan/irisan yang dibuat oleh
operator mesin.
0.52 : nilai ketetapan dari broderick
Pada gambar 5 dapat dilihat adanya EDH pada daerah FTP (D) tebal
3,5 cm dengan volume ± 126 cc ( 3,5 x 11,4 x 6 x 0,52) dengan fraktur
diastasis sutura coronaria (D) disertai dengan dengan pneumosefalus
dan midline shift 0,8 cm ke sebelah kiri dan edema serebri. Penderita
33
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
datang dengan skor GCS E3V4M5 dan pupil anisokor di sisi lesi.
Gambar 6 . EDH di daerah Temporo Parietal (S) dengan Midline shift ke sebelah kanan, dan edema sere-
bri (Diambil dari Data Neurotrauma RSU Dr Soetomo Surabaya, 2014)
34
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
ANESTESI
Pada pasien dengan epidural hematom yang akan dilakukan kraniot-
omi diperlukan anestesi secara umum. Pada kasus burrhole eksplorasi
pada pasien epidural hematom dengan kesadaran menurun secara pro-
gresif terkadang anastesi secara lokal diperlukan sebagai pertimbangan
keadaan emergensi.
36
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
Informed consent
Pemberian antibiotik profilaksis
Desinfeksi dengan povidon iodine
37
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
38
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
39
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
40
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
41
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
42
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
43
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Greenberg MS. Handbook Of Neurosurgery. Seventh edition. New
York : Thieme Medical Publisher, Inc ; 2010.
2. Winn HR, Md. Youmans Neurosurgical Surgery, Volume 4. 6th Edi-
tion. Philadeplhia : Elsevier Saunders ; 2011.
3. Osborn, Anne G. Diagnostic Imanging : Brain. Amyrsis ; 2004.
4. Reilly P, Bullock R. Head Injury : Pathophysiology and management
of Severe Closed Injury. 2nd edition. London : Chapman and Hall ;
1997.
5. Torbey MT. Neurocritical Care. First Edition. Cambrige, UK : Cam-
bridge Univeristy Press ; 2010.
6. Adams JP, Bell D, McKinlay J. Neurocritical Care : A Guide to practi-
cal management. First Edition. London : Springer ; 2010.
7. Narayan, RK, Wilberger JE Jr, Povlishock JT. Neurotrauma. New
York : MC Graw Hill C ; 1996.
8. Guillermain P. Traumatic extradural hematom. Advances in Neuro-
traumatology, 1,1-50, 1986.
9. Zollman FS. Manual of traumatic brain injury management. First edi-
tion. New york : Demos Medical Publishing ; 2011.
10. Baehr M, Frotscher M. Duus’ Topical diagnosis in neurology : Anato-
my, Physiology, Signs, Symptomps. 4th edition. New York : Thieme
Medical Publisher, Inc ; 2005.
11. Bhardwaj A, Mirski MA. Handbook of neurocritical care. Second edi-
tion. New York : Springer Science+Business Media, LLC ; 2011.
12. The Brain Trauma Foundation. The american association of neuro-
logical surgeons. The joint section on Neurotrauma and Critical
Care. Indications for intracranial pressure monitoring. J Neurotrau-
ma ; 2007.
13. http://www.purenootropics.net/oxiracetam/oxiracetam-side-
effects/other-oxiracetam-headache-causes/
14. http://bincangsehatsistemkesehatan.blogspot.com
16. Bullock MR, Chesnut RM, Ghajar J,et al. Surgical management of
acute epidural hematom. Neurosurgery 58 : S7-15, 2006.
17. Guidelines for the Management of Severe Head Injury, the Japan
Society of Neurotraumatology. Second Edition. Neurol Med Chir
(Tokyo) 52, 1-30, 2012.
18. Broderick JP, et al. Volume of Intracerebral Hemorrhage, Stroke
AHA J; 24:987-993; 1993
45
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
3
FRAKTUR IMPRESI
TULANG CALVARIA
M. Fakhri Raiyan P, M. Farishal Akbar, Krisna Tsaniadi P, Dwikoryanto, Irwan Barlian I.H
Tedy Apriawan Ilustrasi Oleh : Caesar Rozaq
3.1 DEFINISI
3.2 ETIOLOGI
Etiologi paling sering dari fraktur impresi adalah akibat trauma
tumpul pada kepala. Topografi dari fraktur bergantung pada energi dari
cedera dan permukaan tulang kepala yang terkena. Energi yang besar
dan langsung pada permukaan tulang yang kecil meningkatkan
kemungkinan dari fraktur impresi. Pada anak dan orang tua, dimana
duramater sangat melekat erat dengan kalvaria dan seringkali terdapat
kerusakan otak dibawahnya (7).
Laserasi secara langsung yang disebabkan oleh luka penetrasi oleh
peluru atau fraktur depresi sering menyebabkan luka terbuka pada ba-
gian otak. Terjadinya kasus infeksi pada fraktur linier sangat jarang ter-
jadi, hal ini sangat berbeda pada fraktur impresi dimana kuman mau-
pun bakteri dapat masuk kedalam otak melalui bagian yang terbuka.
Resiko terjadinya infeksi pada fraktur impresi terbuka tergantung dari
(10)
:
a. Luas luka
46
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
b. Lama kontaminasi
c. Adanya luka penetrasi
3.3 KLASIFIKASI
Terdapat perbedaan yang mendasar dari luka terbuka dan luka ter-
tutup pada fraktur impresi. Luka impresi disebut terbuka jika teraba tu-
lang, terdapat bagian otak yang keluar, dan tedapat kebocoran cairan
otak. Sehingga fraktur impresi dapat dibedakan berdasarkan integritas
dari lapisan kulit kepala menjadi, antara lain (6) :
a. Fraktur impresi tertutup
b. Fraktur impresi terbuka
Secara tradisional untuk fraktur impresi pada cedera otak akan dil-
akukan tindakan pembedahan bila didapatkan beberapa hal dibawah
ini :
Indikasi menurut Youman Neurosurgical Surgery (9) :
a. Kedalaman dari fraktur tulang impresi sama dengan tebal tulang
b. Fraktur terjadi di daerah kosmetik area (dahi)
c. Fraktur multipel atau compound
d. Terdapat perdarahan intracerebral di bawah fraktur
Tatalaksana Pembedahan pada fraktur impresi
Indikasi pembedahan (Level III)
a. Fraktur depresi melebihi tebal tulang
b. Bukti (Klinis atau radiologi) adanya penetrasi dura (kebocoran cairan
otak, pneumocephalus pada ct scan)
c. Terdapat perdarahan intraserebral
d. Depresi > 1cm
e. Terjadi di sinus frontalis
f. Terdapat tanda infeksi atau luka kotor
g. Gangguan kosmetik
Nb : Fraktur depresi tertutup sederhana : dapat dipertimbangkan untuk tidak
dilakukan pembedahan
47
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
Gambar 1. Penderita menngalami nyeri kepala yang tidak sembuh dengan obat
49
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
3. Penurunan Kesadaran
Penurunan kesadaran seperti merasa ngantuk dan bahkan tidak sa-
dar adalah tanda peningkatan tekanan intrakranial (8). Fraktur im-
presi terjadi oleh karena mekanisme dari benturan kepala yang san-
gat kuat. Selain terjadi fraktur terkadang sering terdapat perdara-
han di bawah tulang. Keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya
peningkatan tekanan intrakranial.
4. Kejang
Salah satu resiko tinggi terjadinya kejang adalah terdapatnya fraktur
impresi. Bagian dari tulang kepala yang menusuk otak dapat men-
jadi penyebab dari fokus epilepsi. Kejang terjadi karena pelepasan
kalsium di dalam otak sehingga terjadi kejang (9). Pemberian obat
50
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
Gambar 5. Fraktur Impresi Parietal Kanan. (Diambil dari Data Neurotrauma RSU DrSoetomo
Surabaya, 2014)
51
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
Gambar 6. Fraktur Impresi Frontal Kiri. (Diambil dari Data Neurotrauma RSU DrSoetomo
Surabaya, 2014)
52
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
Fraktur Impresi
Terbuka Tertutup
53
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
PROSEDUR STANDAR
PEMBEDAHAN FRAKTUR IMPRESI
ANESTESI
Pada penderita dengan fraktur impresi dilakukan pembedahan
dengan pembiusan secara Anestesi Umum.
54
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
55
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
56
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
57
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
58
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
59
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
60
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Bezchlibnyk, Y. Fawcett, A. Parvez, K. Neurosurgery. Toronto:
Toronto Notes. 2010.
2. Bullock RM, Povlishock JT. Guidelines for the management of severe
head injury, Journal of Neurotrauma, November ; 1996.
3. Greenberg MS. Handbook Of Neurosurgery. Seventh edition. New
York : Thieme Medical Publisher, Inc ; 2010.
4. Kaye AH. Essential Neurosurgery. 3rd edition. Massachusetts :
Blackwell Publishing LTD ; 2005.
5. Weisberg, LA. Garcia, C. Strub, R. Essential of Clinical Neurology:
Head Trauma. www.psychneuro.tulane.edu/neurolect. 2000
6. Whitfield, Peter C. Head Injury A Multidisciplinary Approach.
Cambridge: Cambridge University Press. 2009.
7. Zollman FS. Manual of traumatic brain injury management. First
edition. New york : Demos Medical Publishing ; 2011.
8. The Brain Trauma Foundation. The american association of neuro-
logical surgeons. The joint section on Neurotrauma and Critical
Care. Indications for intracranial pressure monitoring. J Neurotrau-
ma ; 2007.
9. H. Richard Winn, Md. Youmans Neurosurgical Surgery, Volume 4.
6th Edition. Philadeplhia : Elsevier Saunders ; 2011.
10. Reilly P, Bullock R. Head Injury : Pathophysiology and management
of Severe Closed Injury. 2nd edition. London : Chapman and Hall ;
1997.
11. Bullock MR, Chesnut RM, Ghajar J, et al. Surgical management of
depressed cranial fractures. Neurosurgery 58 : S56-60, 2006.
12. Guidelines for the Management of Severe Head Injury, the Japan
Society of Neurotraumatology. Second Edition. Neurol Med Chir
(Tokyo) 52, 1-30, 2012
61
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
4
PERDARAHAN INTRASEREBRAL
KARENA CEDERA OTAK
Mochamad Rizky Yulianto, Yudha Fitrian P, Tedy Apriawan, Ilustrasi Oleh : Caesar Rozaq
4.1 DEFINISI
4.2 ETIOLOGI
63
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
Pada pasien ICH dengan kesadaran yang baik, dapat terjadi deterior-
isasi neurologis pada 24 jam pertama setelah onset perdarahan. Ek-
spansi hematom merupakan penyebab yang paling sering menyebab-
kan deteriorisasi neurologis pada 3 jam pertama. Edema serebri yang
memburuk mengimplikasikan deteriorisasi neurologis pada 24 hingga
48 jam pertama. Penurunan kesadaran yang tertunda diasosiasikan
dengan progresif edema selama 2-3 minggu setelah onset (4).
Pasien dengan ICH supratentorial yang melibatkan putamen, kauda-
tus, dan talamus akan timbul defisit sensorik dan motorik kontralateral
dengan derajat yang ditentukan oleh keterlibatan kapsula interna.
Pasien dengan ICH infratentorial akan timbul disfungsi batang otak ter-
masuk abnormalitas gerak bola mata, abnormalitas nervus cranialis,
dan defisit motorik kontralateral. Ataksia, nistagmus, dan dismetria
akan tampak jelas pada ICH pada serebellum (4).
65
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
Gambar 2. CT Scan kepala perdarahan intraserebral atau dikenal sebagai burst lobe. (Diambil dari Data
Neurotrauma RSU Dr Soetomo Surabaya, 2014)
66
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
disertai dengan efek massa maka penderita diatas indikasi untuk pem-
bedahan.
67
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
PROSEDUR STANDAR
PEMBEDAHAN PERDARAHAN INTRASEREBRAL
ANESTESI
Pada penderita dengan perdarahan intraserebral dilakukan pem-
bedahan dengan pembiusan secara Anestesi Umum.
68
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
Persempit lapangan
pembedahan dengan doek steril
69
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
70
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
71
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
72
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
73
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
74
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Grennberg MS. Handbook Of Neurosurgery, Seventh edition. New
York : Thieme Medical Publisher, Inc ; 2010.
2. Torbey MT. Neurocritical Care. First Edition. Cambrige, UK : Cam-
bridge Univeristy Press ; 2010.
3. Broderick JP, et al. Volume of Intracerebral Hemorrhage, Stroke
AHA J; 24:987-993; 1993.
4. Qureshi et al. Spontaneus Intracerebral Hemorrhage, N Engl J Med;
Vol. 344, No. 19 ; 2001.
5. H. Richard Winn, Md. Youmans Neurosurgical Surgery, Volume 4.
6th Edition. Philadeplhia : Elsevier Saunders ; 2011.
6. Reilly P, Bullock R. Head Injury : Pathophysiology and management
of Severe Closed Injury. 2nd edition. London : Chapman and Hall ;
1997.
7. Katayama, Y., Tsubokawa, T., Kinoshita, K. et al. Intraparenchymal
blood-fluid levels in traumatic intracerebral hematom. Neuroradi-
ology, 34, 381-383 ; 1992.
8. Bula, W.I, Loes, D.J. Trauma to the cerebrovasculer system. Neu-
roimaging Clinics of North America,4, 753-772 ; 1994.
9. Du Trevou, M.D, Van Dellen. J.R. Penetrating stab wounds to the
brain – the timing of angiography in patients presenting with the
weapon already removed. Neurosurgery, 31, 905-912 ; 1992.
10. Lipper M.H, Kishore P.R.S, Girevendulis A.K, et al. Delayed intracra-
nial hematom in patients with severe head injury. Neuroradiology
133, 645-9 ; 1979.
11. Cooper, P.R, Maravilla, K, Moody S, et al : Serial computerized
tomographic scanning and prognosis of severe head injury. Neuro-
surgery 5 : 566-9 ; 1979.
12. Gudeman, S.K, Kishore, P.R, Miller J.D, et al : The genesis and sig-
nificance of delayed traumatic intracerebral hematom. Neurosur-
gery 5 : 309-13 ; 1979.
13. Rockswold, G.L, Leonard, P.R, Nagib, M : Analysis of management
in thirty-three closed head injury patients who talked and deterio-
rated. Neurosurgery 21:51-5 ; 1987.
14. Narayan, RK, Wilberger JE Jr, Povlishock JT. Neurotrauma. New
75
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
76
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
5
SUBDURAL HEMATOM
(SDH)
Ahmad Fahmi, Tedy Apriawan, Ilustrasi Oleh : Caesar Rozaq
5.1 PENDAHULUAN
5.2 DEFINISI
5.3 ETIOLOGI
Subdural hematom (SDH) lebih umum terjadi pada orang tua, karena
pada orang tua terjadi atrofi otak dan meningkatnya kapasitas otak
untuk bergerak bebas di dalam rongga tengkorak. Subdural hematom
77
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
79
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
selalu disebabkan oleh benturan pada kepala. Terdapat juga istilah dan
kasus terjadinya Subdural hematom (SDH) spontan. Beberapa faktor
risiko terjadinya Subdural hematom (SDH) spontan, antara lain (1,2) :
a. Hipertensi
b. Abnormalitas vaskular (AVM, aneurisma)
c. Neoplasma atau tumor
d. Infeksi (Meningitis, tuberkulosa)
e. Alkoholisme, penggunaan kokain
f. Hipovitaminosis (terutama vitamin C)
g. Koagulopati (iatrogenik, defisiensi faktor XIII)
h. Hipotensi intrakranial (spontan, post anestesi epidural, lumbal
pungsi atau VP Shunt)
i. Riwayat mendapatkan terapi anti koagulan. Risiko terkena SDH
7 kali lebih besar pada laki-laki dan 26 kali pada wanita
Gambar 1. Penderita menngalami nyeri kepala yang tidak sembuh dengan obat
80
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
3. Penurunan Kesadaran
Penurunan kesadaran seperti merasa ngantuk dan bahkan tidak
sadar adalah tanda peningkatan tekanan intrakranial (7).
4. Kejang
Peningkatan tekanan intrakranial dapat mencetuskan terjadinya
kejang pada penderita cedera otak.
5. Kadang disertai lateralisasi
6. Pupil Bulat Anisokoria satu sisi dan reflek cahaya menurun.
81
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
Gambar 4. Gambaran bulan sabit yang Hyperdense pada ct can menunjukkan suatu subdural
hematom akut. (Diambil dari data neurotrauma RSUD dr. Soetomo Surabaya, 2014)
Gambar 6. diatas tampak bentukan isodense dengan sedikit hypodense yang dibandingkan
dengan parenkim. (Diambil dari data neurotrauma RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 2014)
82
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
c. SDH Kronis
Gambar disamping tampak bentukan
hipodens berbentuk bulan sabit
(crescent shape)
83
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
Gambar 9. Gambaran Subdural Hematom subakut pada MRI-T1 potongan sagital dan aksial.
High signal intensitas disebabkan karena methemoglobin.
(Diambil dari Winn HR, Md. Youmans Neurosurgical Surgery, Volume 4. 6th Edition)
84
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
85
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
86
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
KRANIOTOMI EVAKUASI
SUBDURAL HEMATOM AKUT
ANESTESI
Pemilihan anstesi untuk pembedahan Subdural Hematom akut ada-
lah Anestesi umum (ditidurkan total). Dengan persiapan total untuk
menghindari hal gal yang tidak diinginkan saat pelaksanaan pem-
bedahan. Pemilihan pembedahan secara lokal pernah dilakukan di Su-
rabaya dimana penderita dengan GCS < 5 mengalami penurunan
kesadaran yang progresif dan persiapan untu anestesi umum tidak
memungkinkan.
POSISI
Posisi penderita menentukan sejauh mana kita dapat mendekati
tempat yang akan kita lakukan pembedahan dan sayatan/insisi per-
tama. Jika posisi tidak dapat dilakukan dengan perencanaan yang baik
maka akan mengganggu pelaksanaan pembedahan. Penempatan posisi
penderita tergantung lokasi hematom, penderita dapat diposisikan:
1. Supine
Adalah posisi dimana badan penderita menghadap ke atas. Kepala
dapat dirubah arah posisi sesuai arah lesi. Dapat digunakan pada
target lesi di frontal, pterional, vertex anterior, temporal, parietal,
dll.
2. Miring total
Adalah posisi dimana badan penderita dirotasi 900 sehingga kepala
akan lebih dapat diarahkan lebih jauh. Dapat digunakan pada target
lesi di Parieto occipital, Subtemporal, Parietal, vertex (Subfalcine),
dll.
3. Prone
Adalah posisi dimana badan penderita dirotasi 1800 menghadap ke
tanah/bumi. Digunakan pada target lesi di daerah occipital, Vertex
posterior, Fossa posterior, servikal Spine, dll.
4. Park bench
Adalah posisi dimana badan penderita seperti memeluk bantal
(posisi badan 1350). Digunakan pada target pembedahan di sigmoid,
87
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
INSISI
Penentuan insisi atau sayatan luka opersi tergantung lokasi hema-
tom, dapat digunakan: Horse shoe, Question mark, Reverse question
mark, Temporo frontal, Bifrontal, Golf stick, Linier.
88
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
89
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
90
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
91
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
92
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
93
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
94
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
95
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
96
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Winn HR, Md. Youmans Neurosurgical Surgery, Volume 4. 6th Edi-
tion. Philadeplhia : Elsevier Saunders ; 2011
2. Greenberg MS. Handbook Of Neurosurgery. Seventh edition. New
York : Thieme Medical Publisher, Inc ; 2010.
3. Whitfield, Peter C. Head Injury A Multidisciplinary Approach.
Cambridge: Cambridge University Press. 2009.
4. Zollman FS. Manual of traumatic brain injury management. First
edition. New york : Demos Medical Publishing ; 2011
5. Brain Trauma Foundation. Surgical Management of Acute Subdural
Hematomas. 2006. Hal 16-20. Diambil dari http://tbiguidelines.org
6. Torbey MT. Neurocritical Care. First Edition. Cambrige, UK : Cam-
bridge Univeristy Press ; 2010.
7. The Brain Trauma Foundation. The american association of neuro-
logical surgeons. The joint section on Neurotrauma and Critical
Care. Indications for intracranial pressure monitoring. J Neurotrau-
ma ; 2007.
8. Kaye AH. Essential Neurosurgery. 3rd edition. Massachusetts :
Blackwell Publishing LTD ; 2005.
9. Munro D, Merrit HH. Surgical Pathology of Subdural Hematoma :
Based On a Study of One Hundrd and Five Cases. Arch Neurol Psy-
chiatry. 1936; 36;64-78.
10. Guidelines for the Management of Severe Head Injury, the Japan
Society of Neurotraumatology. Second Edition. Neurol Med Chir
(Tokyo) 52, 1-30, 2012.
97
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
99
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
102
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
104
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
105
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Adams JP, Bell D, McKinlay J. Neurocritical Care : A Guide to practi-
cal management. First Edition. London : Springer ; 2010.
2. Bhardwaj A, Mirski MA. Handbook of Neurocritical Care. Second
Edition. London : Springer ; 2011.
3. Grennberg MS. Handbook Of Neurosurgery, Seventh edition. New
York : Thieme Medical Publisher, Inc ; 2010.
4. Winn HR, Md. Youmans Neurosurgical Surgery, Volume 4. 6th Edi-
tion. Philadeplhia : Elsevier Saunders ; 2011.
5. Trunkey DD. Trauma. Accidental and intentional injuries account for
more years of life lost in the U.S. than cancer and heart disease.
Among the prescribed remedies are improved preventive efforts,
speedier surgery and further research. Sci Am. 1983; 249:28–35.
6. Reilly P, Bullock R. Head Injury : Pathophysiology and management
of Severe Closed Injury. 2nd edition. London : Chapman and Hall ;
1997.
7. Hamid T, Satori DW. Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Unit
Rehabilitasi Medik RSUD. Dr. Soetomo, Surabaya; 1992.
8. Massaro F, Lanotte M , Faccani G , Triolo C . One hundred and twen-
ty seven cases of acute subdural hematoma operated on . Correla-
tion between CT findings and outcome. Acta Neurochir (Wien)
1996 ; 138 : 185 – 91.
9. Miller JD, Becker DP, Ward JD, et al. Significance of intracranial hy-
pertension in severe head injury. J Neurosurg 1977 ; 47 : 503 – 516.
10. Richards T, Hoff J : Factors affecting survival from acute subdural
hematoma. Surgery 1994 ; 75 : 253 – 8.
106
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
GLOSSARY
aneurisma pelebaran abnormal pada pembuluh nadi karena kondisi dind-
ing pembuluh darah yang lemah.
antibiotik profil- antibiotik yang digunakan pasien sebelum terjadi kontaminasi
aksis pada jaringan atau cairan yang terinfeksi, dan/atau diduga
mempunyai peluang besar untuk terkena infeksi, atau bila terke-
na dapat menimbulkan dampak buruk bagi pasien.
aponeurosis lapis tendon datar luas. Mereka memiliki warna mengkilap, kepe-
rakan keputih-putihan, dan histologically mirip tendon, tapi san-
gat sedikit disediakan dengan pembuluh darah dan saraf.
arteriovenous koneksi abnormal antara arteri dan vena.
malformations
ataksia simtoma berupa pudarnya kemampuan koordinasi atas
gerakan otot.
atelektasis berasal dari bahasa Yunani yaitu ateles dan ekstasis yang berarti
pengembangan yang tidak sempurna.
atrofi otak perkembangan otak yang terganggu dengan gejala volume otak
yang lebih kecil dari ukuran normal.
axon sel yang panjang, tipis dan membawa impuls elektrikal sel tubuh
neuron atau soma, sel ini juga dilindungi oleh Selubung Mielin.
berry aneurysm aneurisma sakular yang leher dan batangnya menyerupai buah
beri.
biconvex dwicembung
blood pressure tekanan darah
bridging veins vena yang berjalan dari ruangan subaraknoid atau korteks serebri
melintasi ruangan subdural dan bermuara di dalam sinus venosus
dura mater
burrhole lubang dibor ke dalam tengkorak, yang mengekspos dura mater
cairan serebro- cairan yang berada diotak dan sterna serta ruang subrachnoid
spinal yang mengelilingi otak dan medulla spinalis.
circulation sirkulasi
cloth bekuan darah
107
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
kontusio Cedera otak yang berupa pendarahan-pendarahan kecil, edema
dan nekrosis dalam jaringan otak.
CRT capillary refill time
decompressive membuka tulang kepala yang bertujuan untuk mencegah tekanan
craniectomy di dalam tengkorak membesar sampai tingkat yang membaha-
yakan.
deselerasi cedera yang terjadi bila kepala membentur objek yang secara
relatif tidak bergerak, seperti badan mobil atau tanah.
diastasis sutura fraktur yang terjadi di sepanjang sutura dan biasanya terjadi pada
neonatus dan bayi yang suturanya belum menyatu. Pada fraktur
jenis ini, garis sutura normal jadi melebar.
difussion proses pertukaran gas antara alveoli dengan darah pada kapiler
paru.
disaritmia merupakan gangguan irama jantung akibat perubahan elektrofisi-
ologis sel-sel miokard yang pada akhirnya mengakibatkan
gangguan irama,frekwensi,dan konduksi.
dismetria tidak mampu mengendalikan ketepatan dari gerakan tubuh.
duramater lapisan yang paling keras dari lapisan otak setelah tulang
tengkorak, yang merupakan lapisan pembungkus otak terluar.
duraplasty membuka durameter sebagai selaput yang membatasi otak dan
memberikan penutup tambahan sebagai cadangan bila otak
membengkak beberapa hari pasca onset.
edema serebri peningkatan kadar air di dalam jaringan otak baik intra maupun
ekstraselular sebagai reaksi terhadap proses-proses patologis
lokal ataupun pengaruh-pengaruh umum yang merusak.
EDH (Epidural suatu perdarahan yang terjadi di antara tulang dan lapisan du-
Hematom) ramater.
eloquent pandai /fasih berbicara
emboli hambatan pada aliran pembuluh darah. Hambatan yang dimak-
sud di sini bisa berupa gelembung udara atau darah yang
menggumpal.
evidence Based suatu pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah
Medicine terkini untuk kepentingan pelayanan kesehatan penderita.
falx serebri lipatan duramater yang berbentuk bulan sabit yang terletak di
garis tengah kedua hemispherium serebri.
108
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
fascia pembungkus organ-organ dalam tubuh berupa selaput yang
terdiri atas lembaran jaringan ikat yang mudah dilepaskan dari
organ yang diselaputinya
fraktur patah tulang atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang
ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya
herniasi pergeseran dari otak normal melalui atau antar wilayah ke tem-
pat lain karena efek massa
hiperdens putih
hipodense hitam
hipoksia kondisi kurangnya pasokan oksigen bagi tubuh untuk menjalan-
kan fungsi normalnya.
hipovitaminosIs suatu peristiwa dimana seseorang kekurangan kandungan vita-
min di dslam tubuhnya
hydrocephalus kondisi yang terjadi ketika cairan otak serebrospinal menumpuk
di ruang tengkorak dan menyebabkan otak membengkak.
ICH perdarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
(Intracerebral
Hematom)
insisi Pengirisan
iskemik ketidakcukupan suplai darah ke jaringan atau organ tubuh
kateter sebuah selang yang dimasukkan tubuh untuk mengeluarkan atau
memasukkan cairan ke dalam rongga tubuh.
koagulopati gangguan pembekuan darah atau pendarahan yang berlebihan.
laserasi luka yang disebabkan oleh robekan, bukan bentuk yang teratur
seperti sayatan bedah.
lucid interval masa sadar setelah pingsan sehingga kesadaran menurun lagi
meatus akusti- tabung yang menghubungkan lubang telinga dengan gendang
kus eksternus telinga.
mesencephalon Otak tengah yaitu bagian terkecil dari otak yang berfungsi se-
bagai stasiun relai untuk informasi pendengaran (inferior colliculi)
dan penglihatan (superior colliculi).
nasion titik paling anterior sutura frontonasalis pada bidang sagital ten-
gah ujung tulang.
109
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
nistagmus gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke
bawah.
parenkim suatu jaringanyang terbentuk dari sel-sel hidup, dengan
struktur morfologidan juga fisiologi yang bervariasi dan masih
melakukan segala kegiatan proses fisiologi
penetrasi penerobosan; penembusan
periosteum membran fibrosa padat yang menutupi permukaan tulang, yang
terdiri dari lapisan fibrosa luar dan lapisan sel dalam (kambium).
pnemonia penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana
pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap
oksigen dari atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan.
pneumosefalus udara memasuki ruang intrakranium dan terperangkap di dalam
ruang subaraknoid.
profunda dalam, lebih jauh dari permukaan.
prolaps serebri jaringan otak keluar dari robekan duramater dan celah fraktur
pterion pertemuan antara os frontal, os parietal, dan temporal, os sphe-
noidale
pulse denyut nadi
respiratory pernafasan
SAH pendarahan ke dalam ruang (ruang subarachnoid) diantara
(Subarachnoid lapisan dalam (pia mater) dan lapisan tengah (arachnoid mater)
hemorrhage) para jaringan yang melindungan otak (meninges).
SDH (Subdural suatu perdarahan yang terdapat pada rongga diantara lapisan
hematom) duramater dengan araknoidea
sisterna ruang subarakhnoid yang melebar
space occupying lesi yang meluas atau menempatiruang dalam otak termasuk
lesion tumor, hematom dan abses.
SRMD (Stress kerusakan mukosa terkait dengan stress
Related Mucosal
Disease)
sutura sambungan tulang yang menahan keenam tulang kranial pada
tengkorak untuk menjaga bentuk kepala ketika otak sedang da-
lam masa perkembangan.
110
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
syok terganggunya sistem sirkulasi akibat dari volume darah dalam
hipovolemik pembuluh darah yang berkurang.
tabula eksterna dinding bagian luar tulang
tabula interna dinding bagian dalam tulang
tentorium sere- ruang horizontal dari duramater yang memisahkan lobus oksipi-
bri talis dari serebelum.
tunneling membuat saluran untuk kateter di bawah kulit
vasodilatasi pembesaran lumen pembuluh darah akibat relaksasi otot polos
sirkuler pembuluh darah terutama di arteriarteri besar, arteriol
dan vena besar lebih kecil.
vena diploe vena yang berada di antara tabula interna dan eksterna tulang
kranium
ventilation keluar masuknya udara ke saluran pernafasan
vertex titik tertinggi dari kranium
vicryl Benang sintetis kemasan atraumatis. Diserap tubuh tidak men-
imbulkan reaksi jaringan. Dalam subkuitis bertahan 3 minggu,
dalam otot bertahan 3 bulan
111
CEDERA OTAK : SERI PERDARAHAN INTRA KRANIAL DAN MANAJEMEN PEMBEDAHAN
112
TENTANG PENULIS
dr. Tedy Apriawan, Sp.BS (K), Putra
kelahiran Surabaya, 36 tahun yang lalu,
setelah menyelesaikan pendidikan dok-
ter di Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga Surabaya pada tahun 2007, ia
melanjutkan pendidikan di Program Pen-
didikan Dokter Spesialis Bedah Saraf,
Fakultas Kedokteran, Universitas Air-
langga Surabaya. Karya ilmiah yang te-
lah diterbitkan penulis “Social and Demo-
graphic Profile of Traumatic Brain Injury in Surabaya” pada ta-
hun 2011, selain itu penulis juga sering memberikan presentasi
pada forum-forum Neurosurgery baik Nasional maupun Inter-
nasional seperti Asian Congress Neurosurgery Symposium
(ACNS 2016), Jember Emergency Update, International Neuro-
trauma Update 2016, Lombok Brain and Spine Update (LOBUS
2017). Setelah lulus pendidikan spesialis pada tahun 2013
penulis menjadi Staff Pengajar di SMF Bedah Saraf RSUD Dr.
Soetomo, divisi neurotrauma. Penulis juga telah menjalani fel-
lowship di Kurume University Hospital, Jepang pada 2015 di
bidang Neurotrauma dan Neurointensive care. Kemudian penu-
lis mendalami bidang Neurotrauma di Parma, Modena, Milan,
dan Turin, Italia pada tahun 2016. Penulis turut memberikan
kontribusi dalam penyusunan beberapa buku, seperti :
“Guideline of Traumatic Brain Injury Soetomo General Hospital,
Airlangga University School of Medicine, 2014”, “Pocketbook
Symposium of Head Injury Management, 2014”, “Guideline of
Traumatic Brain Injury for Jember Neurosurgical Emergency
2015”.