SKRIPSI
Disusun oleh:
20190520159
2023
2
DAFTAR ISI
2.1.4 Gender........................................................................................................................... 38
3.2. Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kualitas Pelayanan Publik Gelimasjiwo .............. 77
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 ................................................................................................................................. 13
Tabel 1. 2 ................................................................................................................................. 27
Tabel 2. 4 presentase penduduk yang bekerja menurut lapangan usahan dan jenis kelamin .. 39
DAFTAR GAMBAR
SINOPSIS
Dapat disimpulkan bahwa Inovasi Gelimasjiwo telah dilaksanakan dengan baik dan
mengacu pada kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini. Rekomendasi dalam
penelitian ini adalah perlunya peningkatan sosialisasi kepada masyarakat dan untuk Dinkes
Bantul sendiri perlu mengadakan evaluasi untuk penyesuaian dengan apa yang dibutuhkan
masyrakat.
Kata Kumci: Pelayanan Publik, Inovasi Sektor Publik, Gelimasjiwo
8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Inovasi merupakan salah satu aspek yang berpengaruh dalam perkembangan suatu
organisasi. Inovasi merupakan ide untuk merujuk pada sebuah perubahan maka sebuah inovasi
diharapkan dapat menjadi strategi dalam meningkatkan daya ungkit kinerja organisasi.
Pentingnya inovasi pada pelayanan publik untuk mencapai good governace maka akan
diterapkannya prinsip pelayanan dengan berbasis indikator efektif, efisien dan produktif serta
tidak lagi menerapkan prinsip-prinsip yang “asal terlayani” kepada publik.(Sururi, 2017).
dan komunikasi, untuk mengubah model layanan manual tatap muka menjadi layanan
elektronik mengingat pada masa pandemi covid-19 ini ruang gerak terbatas karena harus
mengikuti protokol Kesehatan. Inovasi layanan E-government merupakan sistem yang tepat
yang belum terselesaikan hingga saat ini. Masalah kesehatan merupakan masalah yang
Kesehatan mental merupakan sektor penting dalam mewujudkan kesehatan secara menyeluruh.
Terdapat sekitar 450 juta orang menderita gangguan mental dan perilaku di seluruh dunia, Satu
dari empat orang atau lebih menderita gangguan mental selama masa hidup mereka. Gangguan
mental jika tidak ditangani dengan tepat, akan bertambah parah, dan akhirnya dapat
membebani keluarga, masyarakat, serta pemerintah. Studi ini bertujuan mengetahui situasi
Berdasarkan kajian data Riskesdas 2013 diketahui prevalensi gangguan mental berat
pada penduduk Indonesia 1,7%, Provinsi terbanyak di Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Selatan.
Adapun gangguan mental emosional dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan sekitar 6%.
Hingga saat ini, masih terdapat stigmadan diskriminasi terhadap orang dengan gangguan
pemasungan. Oleh karena itu strategi yang optimal perlu dilakukan bagi setiap individu,
keluarga dan masyarakat. Paradigma dalam gerakan kesehatan mental yang lebih
mengedepankan pada aspek pencegahan serta peran komunitas untuk membantu optimalisasi
fungsi mental individu. Kondisi perkembangan yang tidak sesuai pada individu disebut
Gangguan jiwa menurut American Psychiatric Association (APA) adalah sindrom atau
pola psikologis atau pola perilaku yang penting secara klinis, yang terjadi pada individu dan
sindrom itu dihubungkan dengan adanya distress (misalnya, gejala nyeri, menyakitkan) atau
disabilitas (ketidakmampuan pada salah satu bagian atau beberapa fungsi penting) atau disertai
peningkatan resiko secara bermagna untuk mati, sakit, ketidakmampuan, atau kehilangan
Gangguan jiwa yang menjadi salah satu masalah utama di negara-negara berkembang
adalah Skizofrenia. Skizofrenia termasuk jenis psikosis yang menempati urutan atas dari
seluruh gangguan jiwa yang ada (Nuraenah, 2012). Skizofrenia adalah Suatu penyakit yang
mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan
perilaku yang aneh dan terganggu. Gejala skizofrenia dibagi dalam 2 kategori utama: gejala
positif atau gejala nyata, yang mencakup waham, halusinasi dan disorganisasi pikiran, bicara
dan perilaku yang tidak teratur serta gejala negative atau gejala samar, seperti afek datar, tidak
memiliki kemauan dan menarik diri dari masyarakat atau rasa tidak nyaman (Videbeck, 2008).
10
Skizofrenia dapat menyerang siapa saja. Data APA (2014) menyebutkan 1% populasi
penduduk dunia menderita skizofrenia. 75% penderita skizofrenia mulai mengidapnya pada
usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda paling beresiko karena pada tahap ini,
Pada hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menempatkan D.I Yogyakarta sebagai
provinsi dengan ODGJ tertinggi, yaitu 2,7 per mil. Yang menempatkan Provinsi D.I
Yogyakarta menjadi tertinggi dalam masalah ODGJ, terkhusus di Puskesmas Kasihan II yang
berada di Kabupaten Bantul, tercatat memiliki data ODGJ tertinggi, yaitu sejumlah 248 orang.
Yang bisa dikatakan Kabupaten Bantul menjadi masalah utama tentang ODGJ terbanyak.
Sehat Jiwo). gerakan ini adalah inovasi untuk mengatasi masalah dalam penanganan Orang
Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). mulai dari ditemukannya sampai kembali produktif untuk
yang mewujudkan partisipasi masyarakat dan berbagai stakeholder yang mungkin bisa terlibat.
Gerakan kepedulian berbasis masyarakat pada bidang kesehatan sosial, digerakkan oleh kader
kesehatan jiwa dan didukung lintas stakeholder,” ujar Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat
psikologis, sosial, spiritual, dan ekonomi. Kepedulian semua tatanan masyarakat dalam
bentuk one for all atau all for one yang berdampak kepada layanan menjadi murah, mudah,
tuntas, luas, dan fleksibel. Pembinaan lingkungan juga diberikan untuk ODGJ dan keluarga,
Contoh cara kerja program inovasi yang dilakukan Puskesmas Kasihan II sendiri yaitu
dimulai dari penunjukan kader yang diperoleh dari kader posyandu, serta menyiapkan posdaya
di setiap masing-masing dusun. Setiap dusun terdapat dua kader yang dilatih bagaimana
memahami SOP dan menangani ODGJ. Kader bertugas menemukan ODGJ dan
mensepakati langkah yang diambil untuk penanganan. Biasanya pasien ODGJ diberikan
rehabilitasi dengan diajarkan berbagai kerajinan seperti membatik, mendaur ulang sampah,
memasak, bertani, hingga siraman rohani. Tujuan dari rangkaian kegiatan tersebut ialah agar
Program Gelimasjiwo sendiri mulai dibentuk pada tahun 2011 yang membawa sebuah
kebaruan seperti unggul dalam data, berbasis NIK, titik koordinat, dan terintegrasi sistem
informasi Kementerian Sosial. Selain itu program rehabilitasi dilengkap dengan medis,
spiritual, wisata, fisik, sosial, ketrampilan, seni, serta kepedulian semua unsur. Nilai tambah
program Gelimasjiwo ini adalah hadirnya negara atau pemerintah dalam menangani orang
terpinggirkan dengan masalah yang sangat komplek menjadi mudah, murah, cepat, tuntas, luas,
1.2.Rumusan Masalah
b. Faktor apa yang berpengaruh terhadap inovasi kebijakan daerah dalam pelayanan
Berdasarkan rumusan penelitian yang telah disusun, maka tujuan dalam penelitian ini
Dinas Kesehatan.
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi kajian studi ilmu pemerintahan,
Penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai bahan kajian atas pembuatan kebijakan
atau program kerja oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul bersama dengan Dinas
Kesehatan dan juga Puskesmas yang berada di setiap Kecamatan terkait dalam melaksanakan
1. Pemeritah
dengan lebih mudah dan cepat melalui program GELIMASJIWO (Gerakan Peduli
2. Masyarakat
Sejumlah penelitian – penelitian terdahulu yang mengkaji terkait inovasi kebijakan daerah
tentang program GELIMASJIWO (Gerakan Peduli Masyarakat Sehat Jiwo) dapat ditemui
kesamaan dengan topik penelitian yang akan diangkat, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. 1
PERLINDUNGAN
Dasar hukum merupakan
HAK ATAS
ketentuan dalam peraturan
PELAYANAN
Odilia Esem(Esem, 2019) perundang-undangan yang
KESEHATAN
5. http://repository.unika.ac.id/16 2019 menjadi landasan bagi setiap
BAGI ORANG
688 penyelenggaraan atau tindakan
DENGAN
hukum oleh subyek hukum.
GANGGUAN
Adapun dasar hukum pengaturan
JIWA DI
15
PERAN
DUKUNGAN Mengetahui apakah adanya
KELUARGA Wiji kambuh kembali kepada pasien
TERHADAP ODGJ yang sudah dinyatakan
Wahyuningtyas(Wahyuningtya
KEKAMBUHAN sembuh dari rumah singgah
GANGGUAN s, 2019) Dosaraso dan serta memberi
9. 2019
JIWA DI RUMAH http://eprint.stieww.ac.id/1014/ gambaran umun kepada
SINGGAH 1/172903828%20WIJI%20WA keluarga bahwa peran keluarga
DOSARASO HYUNINGTYAS itu penting untuk
KABUPATEN menanggulangi kambuhnya
KEBUMEN kembali pasien ODGJ.
dapat menambahkan nilai dari produk, pelayanan, proses kerja, dan kebijakan tidak hanya bagi
lembaga pendidikan tapi juga Stakeholder dan masyarakat. Tipologi Inovasi Sektor Publik
Menurut Muluk (2008) dalam (Basuki et al., 2018) terdapat lima tipologi inovasi sektor publik,
yaitu: a. Inovasi Produk Layanan b. Inovasi Proses Layanan c. Inovasi Metode Layanan d.
Inovasi Kebijakan e. Inovasi Sistem Berdasarkan definisi yang terdapat dalam Undang –
Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian Pengembangan dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, inovasi diartikan sebagai kegiatan penelitian,
nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru,atau cara baru untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi. Berdasarkan
beberapa pemaparan definisi inovasi tersebut dapat 35 dilihat bahwasannya inovasi tidak
sebatas hanya pada pemanfaatan teknologi baru saja, tetapi juga lebih luas daripada itu meliputi
inovasi produk baru, proses baru, bentuk layanan baru sehingga terlihat ada pembaharuan
Inovasi menjadi sesuatu yang sangat urgen dalam penyelenggaraan organisasi swasta
mengingat dewasa ini tuntutan akan peningkatan kinerja instansi pemerintah sangat masif
dilakukan oleh masyarakat. Masyarakat menuntut perbaikan kinerja pemerintah dalam segala
bidang, terutama dalam pelaksanaan pelayanan publik. Pelayanan publik dinilai sebagai praktik
masyarakat. Inovasi merupakan salah satu pilihan yang hadir sebagai solusi untuk
masyarakat.
(Pangestu, 2016) dalam (Maysara & Asari, 2021) menguraikan atribut inovasi antara
lain:
keunggulan dan nilai lebih jika dibandingkan dengan sebelumnya. Nilai kearuan
selalu adan dan melekat dalam inova si yang menjadi ciri khas yang menjadi
dengan inovasi yang diganti. Hal ini bermaksud agar inovasi sebelumnya tidak
serta merta dibuang begitu saja selain karena faktor biaya yang sedikit, inovasi
yang lama menjadi bagian dari proses transisi ke inovasi yang baru. Selain itu
cara yang baru serta lebih baik maka tingkat kerumitan ini umumnya tidak
d. Kemungkinan Coba (Triability). Inovasi dapat diterima apabila telah teruji dan
inovasi sebelumnya. Sehingga produk inovasi harus melalui fase uji publik yang
mana setiap orang atau semua pihak mempunyai kesempatan untuk menguji
bagaimana ia bekerja dan menghasilkan sebuh hal yang lebih baik. Dengan
atribut ini maka inovasi merupakan cara baru utuk menggantikan cara lama
memiliki dimensi geofisik yang dapat menempatkannya baru pada suatu tempat
namun bisa menjadi sesuatu yang lama dan biasa terjadi di tempat lainnya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan memiliki 3 arti, Pertama perihal
atau cara melayani. Kedua, usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan
(uang). Ketiga, kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa.
Seperti yang dikutip dari (Desita Soviana Putri dan & Nurhadi, 1967), menurut Boediono
pelayanan merupakan suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang
memrlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar terciptanya suatu kepuasan dan
keberhasilan. Selain itu, pelayanan merupakan suatu perbuatan, kinerja atau usaha, jadi
menunjukan inheren pentingnya penerima jasa pelayanan terlibat secara aktif di dalam
produksi atau penyampaian proses pelayanan itu sendiri (Desita Soviana Putri dan & Nurhadi,
1967).
mempunyai kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan publik yang benar dan baik
berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki (Tannady & Munardi, 2017). Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik Pasal 1 ayat (1)
menyebutkan bahwa pelayanan publik merupakan suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25 Tahun 2004 definisi pelayanan publik
adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan pemerintah
atau penyelenggara publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima layanan, maupun
2019) jenis pelayanan umum atau publik yang diberikan pemerintah terbagi dalam tiga
kelompok, yaitu :
1. Pelayanan Administratif
sebagainya.
2. Pelayanan Barang
3. Pelayanan Jasa
Dalam pelayanan ada beberapa yang harus dicapai dalam suatu pelayanan, pelayanan
dalam instansi pemerintah atau swasta. Menurut teori Manufandu (2009) dalam
22
(Suranto, Atik Winarsih 2016) ada empat factor yang berpengaruh terhadap dalam
a. Adat atau Kedarifan Lokal: Menurut (Suranto, Atik Septi Winarsih, 2016),
dalam risetnya mengatakan bahwa dengan adanya kearifan lokal menjadi satu
dalam daerah tersebut. Karena dengan adanya adat atau kearifan lokal akan
lebih sulit menerima hal yang baru dan akan menghambat proses jalanya
pelayanan public.
publik.
kendaraan bermotor.
Pelayanan publik dapat diartikan sebagai jasa pelayanan yang mempunyai unsur-unsur
pelayanan yang diinginkan. Atep Adya Bharata (2003:11) dalam (Nanna, 2019)
23
mengemukakan pendapatnya terdapat empat unsur penting dalam proses pelayanan publik,
yaitu :
a) Penyedia Layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu layanan tertentu
kepada konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan dan penyerahan
b) Penerima layanan, yaitu mereka yang disebut sebagai konsumen (customer) atau
c) Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat diberikan oleh penyedia layanan kepada
mengacu pada tujuan utama pelayanan, yaitu kepuasan pelanggan. Hal ini sangat
penting dilakukan karena tingkat kepuasan yang diperoleh para pelanggan itu
biasanya sangat berkaitan erat dengan standar kualitas barang atau jasa yang
mereka nikmati.
e) Pemberian pelayanan yang baik merupakan salah satu upaya penyedia pelayanan
untuk menciptakan kepuasan bagi para penerima pelayanan. Jika layanan yang
diterima atau yang dirasakan sesuai dengan harapan penerima layanan maka
dapat dikatakan pemberi layanan tersebut mempunyai kualitas yang baik, tetapi
sebaliknya jika layanan yang diterima atau yang dirasakan lebih rendah dari pada
yang diharapkan maka dapat dikatakan kualitas layanan itu buruk. Kualitas
menurut Fandy Tjiptono (2007:4) dalam (Nanna, 2019) adalah suatu kondisi
dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
f) Untuk dapat menilai sejauh mana kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh
aparatur pemeritah, perlu ada kriteria yang menunjukkan apakah suatu pelayanan
publik yang diberikan dapat dilakukan baik atau buruk, berkualitas atau tidak.
Menurut Zeithaml dkk dalam Hardiyansyah (2011: 46) dalam (Kuswati, 2017)
Pemberian pelayanan yang baik merupakan salah satu upaya penyedia pelayanan untuk
menciptakan kepuasan bagi para penerima pelayanan. Jika layanan yang diterima atau yang
dirasakan sesuai dengan harapan penerima layanan maka dapat dikatakan pemberi layanan
tersebut mempunyai kualitas yang baik, tetapi sebaliknya jika layanan yang diterima atau yang
dirasakan lebih rendah dari pada yang diharapkan maka dapat dikatakan kualitas layanan itu
buruk. Kualitas menurut Fandy Tjiptono (2007:4) dalam (Nanna, 2019) adalah suatu kondisi
dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang
memenuhi harapan, sehingga kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan
harapan konsumen.
Untuk dapat menilai sejauh mana kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh aparatur
pemeritah, perlu ada kriteria yang menunjukkan apakah suatu pelayanan publik yang diberikan
dapat dilakukan baik atau buruk, berkualitas atau tidak. Menurut Zeithaml dkk dalam
Hardiyansyah (2011: 46) dalam (Kuswati, 2017) kualitas pelayanan dapat diukur dari 5
Kebijakan bisa dikatakan sebagai suatu arah tindakan yang dilakukan oleh pemerintah
yang memiliki kewenangan dalam mencapai tujuan tertentu dan mengatasi suatu permasalahan
yang dilaksanakan pada ruang lingkup tertentu yang dimana didalamnya terdapat hambatan
hambatan dan kesempatan-kesempatan (Simatupang, 2017). Jadi dalam hal ini pemerintah
tujuan yang pasti dalam menyelesaikan permasalahan yang ada sehingga nantinya memberikan
Perilaku konsumen merupakan suatu serangkaian tahapan yang akan dilewati oleh individu
dalam melaksanakan berbagai kegiatannya dengan tujuan pemenuhan kebutuhan dan untuk
mengerti perilaku konsumen merupakan suatu hal yang kompleks (Sonia Saxena Davita Putri,
2020). Kemudian menurut J.F Engel, perilaku konsumen merupakan berbagai kegiatan yang
dilaksanakan secara perorangan yang terlibat langsung untuk memperoleh dan menggunakan
berbagai barang dan jasa termasuk berbagai tahapan di dalamnya dan suatu perilaku konsumen
akan tergugah oleh suatu kebutuhan (Oliver, 2013). Kemudian Gerald Zaltman dan Melanie
Wallendrof mengemukakan bahwa perilaku konsumen merupakan suatu Tindakan, proses, dan
korelasi sosial yang diimplementasikan baik oleh perorangan maupun kelompok dalam rangka
memperoleh suatu produk tertentu atau pelayanan dengan berbagai modelnya (Kurniati, 2016).
1.7.1. Inovasi
Inovasi adalah suatu pembaharuan terhadap berbagai sumber daya sehingga sumber
daya tersebut mempunyai manfaat yang lebih bagi manusia. Proses inovasi sangat
26
dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan karena kedua hal tersebut
dapat memudahkan dalam memproduksi sesuatu yang baru dan berbeda. Pada dasarnya
pemanfaatan suatu produk atau sumber daya sehingga manusia mendapatkan manfaat yang
lebih. Inovasi terjadi di berbagai bidang kehidupan, mulai dari dunia bisnis, pendidikan.
yang berhubungan dengan produksi, jasa, manusia, proses, lingkungan, dan yang
menjadi kebutuhan serta keinginan konsumen baik itu berupa barang dan jasa yang
Dari beberapa pendapat di atas mengenai pelayanan publik dapat disimpulkan bahwa
pelayanan publik merupakan suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan publik sebagai warga negara yang memang seharusnya dilayani oleh penyelenggara
publik sesuai yang ada di dalam peraturan negara atau biasa disebut peraturan perundang-
undangan. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur pelayanan publik antara lain:
publik.
Kebijakan daeraha adalah program yang dibuat oleh pemerintah untuk mencapai tujuan
masyarakat sesuai dengan apa yang sudah dibutuhkan masyarakat, sedangkan tujuan
perilaku konsumen merupakan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yang mana tujuan di
sini adalah pelayanan. Untuk menuju pehaman terkait perilaku konsumen memang cukup
Tabel 1. 2
Variabel Indikator
Inovasi Pelayanan Publik 1. Relative Advantage atau
Keuntungan Relative
2. Compatibilitiy atau Kesesuaian
3. Complexity atau Kerumitan
4. Triability atau Kemungkinan
dicoba
5. Observability atau Kemudahan
Diamati
28
1.9.Kerangka Pikir
Faktor Pendorong
Faktor Penghambat
masalah dibutuhkan data secara langsung yang berkaitan. Creswell mendefinisikan penelitian
kualitatif sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami
suatu gejala sentral (Raco, 2018). Penelitian kualitatif ini memiliki tujuan untuk
29
yang terkait dengan grounded theory, dan lebih memahami pengembangan akan suatu
melakukan penelitian. Lokasi penelitian ini dipilih sesuai kriteria eklusif. Menurut
melakukan penelitian terutama pada menangkap fakta fenomena atau insiden yang
sebenarnya terjadi pada objek yang diteliti pada rangka menerima data – data peneliti
yang akura
Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul akan dilaksanakan di tempat yaitu di kantor Dinas
Timur, Manding, Area Sawah, Trirenggo, Kec. Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah
peringkat inovasi pelayanan publik dari beberapa produk layanan yang telah
diberikan.
kebijakan tersebut.
30
c) Dinas Kesehatan bantul selaku perwakilan Pemda Bantul yang memimpin inovasi
Bantul
a) Data Primer
Data primer atau data utama didapatkan secara langsung melalui observasi dan
wawancara kemudian hasilnya diolah oleh peneliti dalam bentuk deskripsi atau kata.
b) Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang didapatkan secara tiak langsung atau
melalui perantara. Data sekunder secara universial berbentuk catatan, bukti, atau
laporan yang tersusun dalam arsip atau biasa disebut dengan data documenter (Tiara
Dewi, Muhammad Amir Masruhim, 2016). Dalam penelitian ini menggunakan data
sekunder dalam bentuk studi Pustaka atau penelitian terdahulu, dokumentasi, website
Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian merupakan salah satu tahapan untuk
menyatukan data dengan menggunakan berbagai cara atau teknik-teknik yang sudah ditentukan
oleh peneliti. Untuk mendapatkan berbagai data dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut.
a) Observasi
31
data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain.
Observasi juga tidak terbatas pada orang,tetapi juga objek-objek alam yang lain.
Teknik observasi merupakan salah satu teknik atau tahapan yang bisa dikatakan
gerbang awal suatu penelitian karena Ketika akan menelaah suatu isu atau
permasalah lebih jauh maka dibutuhkan pengamatan secara detail atau bisa disebut
memudahkan peneliti dalam memahami lebih jauh ataupun menelaah isu yang
sedang diteliti.
b) Wawancara
pandangan subyek penelitian untuk memahami lebih dalam mengenai situasi sosial
yang diinformasikan dengan bahasa sendiri (Huberman & Miles, 1992). Teknik
wawancara bisa dikatakan sebagai percakapan dua arah antara peneliti dengan
subyek yang diteliti untuk menemukan suatu data atau fakta yang ada di lapangan
secara langsung.
Tabel 1.
32
Data
Pelaksana Gelimasjiwo
II
c) Dokumentasi
waktu yang lain, dan dapat berbentuk tulisan, gambar, maupun karya-karya
diperoleh dari data sekunder yang terdiri dari surat kabar, jurnal, pedoman
yang di dapat pada instansi resmi pemerintah terkait. Biasanya dokumen tersebut
berbentuk arsip, catatan, dan berbagai bentuk surat lain. Dalam penelitian ini
Dalam penelitian kualitatif terdapat bagian analisis data sebelum terjun ke lapangan.
Menurut Sugiyono dalam (Bruno, 2019) menjelaskan bahwa analisis data merupakan suatu
proses dalam penyusunan secara terstruktur dari data yang didapatkan dari berbagai teknik
yang dilaksanakan dan dijabarkan ke dalam berbagai unit, melalui sintesis, kemudian di susun
dan dipilih yang akan dipelajari dan ditarik kesimpulan sehingga dengan mudah dimengerti
oleh orang lain ataupun diri sendiri. Kemudian menurut Bogdan dan Biklen, analisis data
menjadi satuan yang bisa dikelola, mensintesiskannya, menemukan pola, dan hal yang penting
untuk dapat dipelajari. Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif memiliki beberapa
a. Pengumpulan data
Dalam tahap pengumpulan data ini keseluruhan data yang dilakukan oleh peneliti
b. Reduksi data
hal yang dikira penting kemudian dicari tema dan pola atau dengan kata lain tahapan
ini merupakan tahap dalam menyederhanakan dan memilih temuan data yang sudah
didapatkan di lapangan.
c. Penyajian data
penyajian-penyajian yang lebih baik ialah salah satu cara yang utama bagi analisisi
34
kualitatif yang valid, yang mencakup: aneka macam jenis matrik, grafik, jaringan,
dan serta bagan. Semuannya dibuat guna menggabungkan berita yang tersusun pada
suatu bentuk yang padu serta mudah diraih. Dengan demikian seseorang
penganalisisi dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah
menarik kesimpulan yang benar atau teus melangkah melakukan analisa yang
menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin
d. Menarik Kesimpulan
Pembuktian itu mungkin setingkat pemikiran kembali yang melintas pada pikiran
lapangan, atau mungkin menjadi lebih akurat dan menghabiskan energi menggunakan
peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat buat menyebarkan atau
menentukan sebuah kesepakatan intersubjektif atau juga upaya – upaya yang luas untuk
menempaktkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya,
makna – makna yang timbul berasal data yang lain wajib diuji kebenarannya,
Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada waktu proses pengumpulan data saja, akan
tetapi perlu diverifikasi agar benar – benar dapat dipertanggungjawabkan. (Miles &
Huberman 1992).
35
BAB II
Bantul. Jika dilihat asal bentang alamnya, Kabupaten Bantul terdiri dari
bebrapa wilayah dataran yang terdapat di bagian tengah dan perbukitan yang
terletak di bagian timur dan barat, sedangkan sebelah selatan terdapat kawasan
pantai. Secara letak geografis yang ada pada muka bumi yang didefinisikan
dengan dari posisi garis lintang dan garis bujur. Garis lintang dan garis bujur
adalah koordinat gegrafis yang menunjukkan sebuah posisi daerah itu berada.
Kabupaten Bantul terletak antara 07° 44′ 04″ – 08° 00′ 27″ Lintang Selatan
dan 110° 12′ 34″ – 110° 31′ 08″ Bujur Timur. Pada sebuah bagian utara
Gunung Kidul.
36
sumber: https://dpmpt.bantulkab.go.id/web/page/profil-kabupaten-bantul
pada tahun 2020 terdapat 985,77 jiwa yang berada pada 17 kecamatan. Populasi
lebih tinggi. Dari mulai pendidikan yang berawal dari SD/MI dengan
2.1.4 Gender
Kapanewonan Penduduk
L P L+P
LIPURO
Setda DIY, tertulis bahwa jumlah penduduk Kabupaten Bantul pada tahun
Jumlah penduduk laki laki adalah 476.315 jiwa dan jumlah penduduk
Tabel 2. 4 presentase penduduk yang bekerja menurut lapangan usahan dan jenis
kelamin
maupun perempuan.
15,58%,
24,74%.
34,05%, 33,99%.
a) VISI
Tunggal Ika”
b) MISI
2.2.1 Profil
daerah.
menjadi dua pola yaitu pola minimal dan pola maksimal dengan susunan
sebagai berikut:
Kesehatan.
mempunyai fungsi:
kesehatan
masyarakat
Dinas
pemerintahan Dinas
2021-2026 adalah:
yang:
45
dan bertoleransi.
berikut:
ekonomi inklusif.
2026 maka tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Bantul terkait erat dengan
Bantul.
dan berkeadilan.
1) Kepala Dinas
Kesehatan.
Lingkungan.
8) UPTD; dan
9) Jabatan Fungsional
48
dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang kerap mengalami tindakan diskriminatif seperti
Gambar 2.
masyarakat Bantul. Inovasi ini adalah jawaban dari hasil Riset Kesehatan Dasar tahun
2013 menempatkan D.I Yogyakarta sebagai provinsi dengan ODGJ tertinggi, yaitu
2,7 per mil. Di Puskesmas Kasihan II, tercatat memiliki data ODGJ tertinggi, yaitu
yang diusulkan bersama Pemkab Bantul yang diwakilkan oleh Dinkes Bantul untuk
keluarganya.
Gambar 2.
dan berbagai stakeholder yang mungkin bisa terlibat. Gerakan kepedulian berbasis
masyarakat pada bidang kesehatan sosial, digerakkan oleh kader kesehatan jiwa dan
didukung lintas stakeholder,” ujar Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat Presentasi
Cara kerja inovasi ini dimulai dari penunjukan kader yang diperoleh dari kader
dua kader yang dilatih bagaimana pahami SOP dan menangani ODGJ. Kader bertugas
siraman rohani. Tujuan rangkaian kegiatan itu agar para pasien dapat kembali
produktif saat kembali kepada keluarga. Gelimasjiwo sebelumnya telah masuk Top 99
dan 15 finalis kelompok khusus KIPP 2020. Pada tahun 2021 ini Pemkab Bantul
itu dan para pemangku birokrasi dan tenaga kesehatan kabupaten Bantul maka dari itu
di ciptakanlah iovasi ini yang membawa kebaruan seperti unggul dalam data,
berbasis NIK, titik koordinat, dan terintegrasi sistem informasi Kementerian Sosial.
Selain itu program rehabilitasi dilengkap dengan medis, spiritual, wisata, fisik, sosial,
ketrampilan, seni, serta kepedulian semua unsur. Nilai tambah Gelimasjiwo adalah
komplek menjadi mudah, murah, cepat, tuntas, luas, fleksibel, dan lingkungan aman.
51
BAB III
PEMBAHASAN
hasilnya tidak mengikat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan oleh
masyarakat yang dapat diukur berdasarkan lima Relative yang dinyatakan oleh
Rogers dalam (Maysara & Asari, 2021) yaitu Relative Adventage (keuntungan
pelayanan pelayanan publik dalam hal pelayanan penanganan odgj yang ada di
Kabupaten Bantul. Inovasi ini timbul karena masih banyak masyarakat Bantul yang
mengalami masalah kesehatan jiwa dan belum banyak mengetahui bagaimana cara
ODGJ dan tujuan selanjutnya ialah agar ODGJ mendapatkat kehidupan yang layak
di mayarakat. Maka dari itu pemerintah membuat sebuah program guna menangani
masalah dan dapat mudah untuk pendataan masyarakat yang sedang mengalami
kesehatan kejiwaannya.
studi dokumentasi dari 2 informan yang sudah ditentukan sang peneliti yang
telah sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Akibat dari analisis data yg
merupakan sebuah inovasi yang harus memiliki keuntungan dan nilai yang
Berjalanya Gelimasjiwo yang ada di Dinkes Bantul ini yang sudah mencapai
Kurang lebih hampir dua belas tahun oprasional tentu wajib terdapat
(keuntunganRelative):
sekarang terurus agar dapat menikmati dan merasakan hidup yang layak
memakan waktu, belum lagi Bila ada persyaratan yang kurang lengkap,
Dari gambar diatas menjelaskan bagaiman kondisi odgj sebelum adanya inovasi ini
yang dirawat oleh anggota keluarga sendiri tanpa bantuan pemerintah, mereka merasa di
terlantarkan dan tak terawat, mendapatkan kehidpan yang kurang layak dan juga aspek
untuk penyembuhan yang kurang maksimal, bahkan ada pihak keluarga yang melakukan
pemasungan secara terpaksa dikarenkanan kondisi odgj yang terlalu emosional dan susah
di control.
Menurut analisis pada wawancara diatas dikeluarkan inovasi ini sangat penting
yang layak dan penanganan yang baik agar presentase penyembuhan sebagai manusia
56
Dari gambar 3.2 diatas, diketahui bahwa suatu bentuk salah satu
inovasi nyata yang dilakukan Dinas Kesehatan Bantul untuk turun langsung
bagus.
Hal ini senada yang dikatakan oleh dr. Vera yang telah selesai
“Enak sekarang mas, birokrasinya gak ribet, gratis, gak perlu bolak
balik ngurusnya ke kantor dinas karna bisa melapor ke puskesmas atau
kapanewonan, langsung ditangani hari itu juga dan terdapat sebuah
perbedaan yang lumayan signifikan pada kondisi odgj” ( Wawancara
dengan bapak bambang, penikmat program gelimasjiwo, tanggal 1 Februari
2023).
masalah kejiwaan yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Hal ini
Bantul yang dikirim oleh petugas Kalurahan atau Puskesmas bisa didata
durasi penanganan dan pelayanan yang lebih cepat pada sebelum adanya
inovasi tersebut. Hal ini sudah mendukung adanya tori relative advantages
lanjut.
perkembangannya.
60
berikutnya.
yang diharapkan warga atau target sasaran berasal penemuan itu sendiri
mirip dalam hal pelayanan yang cepat, praktis dan tidak berbelit-belit serta
dibawah ini:
penemuan.
hal penanganan ODGJ, hal ini sangat berguna bagi masyarakat dan
yang sudah berkerja sama dengan Kalurahan atau Puskesmas. Agar lebih
jelas peneliti akan menguraikan hasil wawancara dengan dr. Vera selaku
bahwa pelayanan yang diberikan oleh Dinkes Bantul sudah cukup baik dan
ODGJ di tiap Kecamatan atau Puskesmas sudah aada kader yang dilatih dan
masyarakat hanya tinggal melapor kepada kader atau lintas sektor yang
yang dikatakan dr. Vera dalam wawancara pada tanggal 31 Januari 2023.
sifatnya yang baru maka inovasi mempunyai tingkat kerumitan yang lebih
lumayan tinggi. Inovasi program Gelimasjiwo sebetulnya bukan hal yang rumit
hanya saja butuh adaptasi untu melakukannya dan juga faktor masyarakat yang
penghargaan Top 45 Inovasi KIPP pada 2021, pada tahun 2020 inovasi
Gelimasjiwo masuk Top 99 Inovasi KIPP, yang menandakan bahwa inovasi ini
bertanggung jawab.
menggunakan inovasi bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan
mudah dipahami akan cepat tersebar, sedangkat inovasi yang sulit di mengerti
Suatu inovasi yang ingin diterapkan sebaiknya dapat mudah dimengerti atau
mudah dimengerti akan mudah dan cepat diterima oleh kalangan luas yang
disediakan.
Kesehatan Kabupaten Bantul tidak ada kerumitan dalah askep pelatihan kader.
Untuk kerumitan ini mudah diatasi karena inovasi ini sudah mengubah pola
bahwa ada anggota keluarga ODGJ, sekarang kader atau pegawai terjun
yang ODGJ. Inovasi ini mudah diterapkan dan tidak kerumitan yang terjadi
diterima dengan mudah oleh masyarakat. Program ini juga sudah menggunakan
penanganan.
Selain itu, terkait dengan hal tersebut juga dinyatakan oleh Bapak Yusril
seaku Kepala Tata Usaha Puskesmas Kasihan II saat diwawancari pada tanggal
penanganan dan juga pendataan untuk ODGJ sangat lah mudah dikarenakan
ataupun mendata ODGJ. Dan juga pihak keluarga dapat dengan mudah
Bantul telah melewati tahap uji coba oleh Pemerintah Kab Bantul guna
serta untuk melihat efektif atau tidak pelaksanaan inovasi tersebut. Dinas
berkaitan dengan yang dikatakan oleh Dr. Vera selaku Pelaksana program
berjalannya Gelimasjiwo. Untuk hal ini mas, Dinkes Bantul sebagai yang
67
1. Kebaruan skema
Kemitraan
2. Kelemahan
belom rela anggota keluarga yang akan di rehab jauh dari rumahnya.
69
cara kerja dan kegunaannya untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik
diantaranya efisiensi waktu, tenaga dan biaya serta melalui inovasi layanan
dapatkan oleh ODGJ, pihak keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya atau
Gelimasjiwo:
diambil.
72
Pada gambar 3.7 diatas dapat dilihat bukti nyata dalam inovasi
Dapat kita lihat juga banyak pemangku kepentingan yang terlibat dalam
No Sebelum Sesudah
pelatihan edukasi
benar
sekarang setelah adanya inovasi Gelimasjiwo pihak keluarga sudah tidak lagi
serbebani atas kesembuhan ODGJ dan ODGJ dapat hidup dengan selayaknya
sekitar.
Faktor Pendukung
oleh orang lain. Semakin mudah seorang melihat hasil dari suatu inovasi,
Sebuah inovasi harus juga diamati, dari segi bagaimana ia bekerja dan
sebagai beriku:
penanganan pelayanan.
baik perencanaan dari suatu inovasi, makaakan semakin siap pula inovasi
mudah diterima masyarakat tapi juga harus bersifat sederhana. Inovasi yang
masyarakat.
76
Faktor Penghambat
sebuah Inovasi dimana proses inovasi yang menitik beratkan pada uji
lapangan atau uji coba produk inovasi. Perlu untuk dilakukakn uji coba untuk
mengetahui proses dan alur serta tingkat efektivitas dan efesien secara
dicoba ini agak menjadi hambatan karena masih banyak masyarakat yang ragu
akan hal kinerja sebuah inovasi ini, maka dari itu pihak Dinkes dan lainnya
bantul guna masyarakat paham dan mengerti akan hal kegunaan sebuah
dan menghasilkan kemajuan dan lancarnya jalan sebuah inovasi yang sudah di
buat.
77
pelaksanaan ini mengacu pada teori Manufandu (2009) dalam (Suranto, AtikSepti
Winarsih 2016) berdasarkan hail penelitian yang terdapat faktor pendukung dan
sebuah inovasi layanan yang ada di Dukcapil Bantu, karena banyak berbagai
adanya sebuah inovasi yang memudahkan masyarakat, ada juga yang tidak
juga masyarakat yang tidak peduli ada atau tidaknya sebuah pelayanan baru di
mengatakan bahwa:
informasi dari mulut ke mulut, walaupun ada sosialisasi tetapi masih banyak
masyarakat yang acuh dan tidak peduli terhadap informasi terbaru yaitu
inovasi Gelimasjiwo yang ada di Dinas Kesehatan Bantul, akan tetapi menurut
lokal tidak lah selalu menyusahkan sebuah pelayanan baru karena seuatu
mempersulit dirinya, akan tetapi masyarakat yang seperti ini hanya sebagian
kecil dari kelompok masyarakat, masyarakat tipe seperti ini tentu akan
membawa dampak baik dan buruk karenamasyarakat yang seperti ini justru
pelayanan yang jauh dari letak geografis atau pelosok, akan tetapi pelayanan
publik akan lebih cepat dan mudah jika letak geogfisnya sebuah pelayanan
dekan dengan medan yang dilayani. Oleh karena faktor pendukung dari inovasi
yang ada bahwa pelayanan publik di pelosok atau tempat terpencil akan
3.2.3. Infrastruktur
kesehatan jiwa jadi tentu saja letaknya mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar, akses
jalan menuju sebuah pelayanan publik harus bagus. Jika infrastruktur jalan tidak bagus
maka pelayanan publik menjadi terganggu dan tidak akan berjalan sesuai dengan apa
yang diharapkan atau dipersiapkan. Dari hasil wawancara dengan Bapak Bambang
Sumber: https://dinkes.bantulkab.go.id/
melalui internet.
pengguna untuk membuat dan berbagi konten (informasi, opini, dan minat),
sebagainya) kepada khalayak yang lebih banyak lagi. Sehingga media sosial
memiliki efek berantai yang membuat proses transmisi yang terjadi tidak
berhenti pada satu audiens pokok saja. Di pastikan media sosial menjadi
Indonesia juga cukup beradaptasi dengan berbagai jenis media sosial, akan
tetapi ada lima kanal media sosial yang paling banyak digunakan oleh
83
pelayanan public, tentu saja tidak asal-asal mengambil dan memilih manusia
agar bisa memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh unit layananitu sendiri,
karena itu SDM sudah di kukuhkan dengan SK yang telah dikeluarkan oleh
“jika SDM nya bagus dan layak dalam pelayanan public, masyarakat atau
warga Bantul akan merasa nyaman dalam mendukung suatu program yang
telah dibuat oleh pemerintah” (wawancara 7 Februari 2023)
daya manusia serta sarana dan prasarana yang memadai. Sumber daya yang
berjalan dan sudah baik. Sarana dan prasarana juga sudah sangat memadai
namun adanya kendalan pada jaringan internet dan server yang kurang
optimal.
Faktor Pendorong
Faktor Penghambat
a. Kearifan Lokal/Budaya
Nilai kearifan dan budaya local bersifat dinamis, tidak status, dan
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
bahwa upaya inovasi Pelayanan Gelimasjiwo telah dilakukan dengan sangat baik.
1) Inovasi
implementasikan.
Gelimasjiwo
iii. Infrastruktur
masing.
1.2 Saran
tiga bulan sekali atau setahun dan melakukan pemyesuaian dengan apa yang
kebijaakan GELIMASJIOW.
b. Perlunya kordinasi yang baik antara Dinas Kesehatan Bantul dan Kalurahan
agar mendapatkan informasi yang cepat dan tidak ada kesalahan dalam
89
pelayanan public Gerakan Peduli Masyarakat sehat Jiwo karena ada yang
tidak etis
90
DAFTAR PUSTAKA
Ratna Sari, Y. (2019). Atribut Inovasi Program Besuk Kiamat Kota Surakarta. Jurnal
Transformative, 5(1), 38–55. https://doi.org/10.21776/ub.transformative.2019.005.01.3
ririe. (2022). Evaluasi Layanan Adminduk Pelaporan Kematian di Kalurahan.
Disdukcapil.Bantulkab.Go.Id. https://disdukcapil.bantulkab.go.id/news/evaluasi-
layanan-adminduk-pelaporan-kematian-di-kalurahan
Setiawan, H. (2021). Inovasi Pelayanan Publik Lukadesi (Keluarga Berduka Desa Siaga) di
Sleman D.I. Yogyakarta. Journal of Governance and Local Politics (JGLP), 3(1), 1–22.
https://doi.org/10.47650/jglp.v3i1.180
Simatupang, P. (2017). Analisis Kebijakan: Konsep Dasar dan Prosedur Pelaksanaan. Analisis
Kebijakan Pertanian, 1(1), 2.
Human Resources For Mental Health Care: Current Situation and Strategies For Action. Lancet Journal.
Vol 378, pp:1654– 1663