Anda di halaman 1dari 36

i

SUMBER DANA BANK SYARI’AH


(MODAL INTI, EKUITAS, DANA TITIPAN)

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penganggaran Bank Syari’ah


yang diampu oleh Ibu Febi Annuri Jayasi

Di Susun Oleh Kelompok 09 / PBS E:

MOH ABDUS SALAM (18383021118)

ADELIA SYAFITRI (18383022009)

MERYATUL MAGFIROH (18383022108)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2020
ii

KATA PENGANTAR

Assalaamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga  kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Tak lupa
kami haturkan shalawat dan salam kepada baginda Nabi Muhammad SAW,
karena beliaulah yang telah menghantarkan kita dari zaman jahiliyah menuju
zaman yang penuh dengan cahaya ilmu pengetahuan.
Adapun judul makalah yang akan dibahas adalah “Sumber Dana Bank
Syari’ah (Modal Inti, Ekuitas, Dana Titipan)”, kami sangat berharap semoga
dengan adanya makalah   ini kami dapat memberikan sedikit gambaran dan
memperluas wawasan ilmu yang kami miliki.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya makalah ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung, terutama kepada yang terhormat;

1. Ibu Febi Annuri Jayasi selaku dosen pegampu mata kuliah penganggaran
bank syariah.
2. Semua teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini yang
tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Akhirnya kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan dari
semua pihak demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi semua pihak yang berkepentingan.

Wassalaamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pamekasan, 09 April 2020

Kelompok 9
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3

A. Pengertian Sumber Dana Bank....................................................................3


B. Fungsi Modal Bank Syariah.........................................................................3
C. Sumber-Sumber Dana Bank Syariah...........................................................7
D. Penggunaan Dana Bank...............................................................................15
E. Faktor Yang Mempengaruhi Dana Bank.....................................................17
F. Metode Alokasi Dan Skala Prioritas Penggunaan Dana..............................18
G. Kecukupan Modal dan Penerapan CAR untuk Perbankan Indonesia..........20
H. Laporan Sumber Dana Bank Syariah di Indonesia......................................23
BAB III PENUTUP.............................................................................................30
A. Kesimpulan..................................................................................................30
B. Saran …………............................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................33
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap kegiatan usaha pasti membutuhkan dana baik untuk kebutuhan
rutin maupun untuk keperluan perluasan usaha, tidak terkecuali lembaga
keuangan seperti bank. Sumber dana bank adalah usaha bank dalam
memperoleh dana dalam rangka membiayai kegiatan operasionalnya. Sesuai
dengan fungsi bank sebagai lembaga keuangan di mana kegiatan sehari-
harinya adalah bergerak dibidang keuangan, maka sumber-sumber dana juga
tidak terlepas dari bidang keuangan. Untuk menopang kegiatan bank sebagai
penjual uang (memberikan pinjaman), bank harus lebih dahulu membeli uang
(menghimpun dana), sehingga dari selisih bunga tersebut bank memperoleh
keuntungan.
Kemampuan bank memperoleh sumber-sumber dana yang diinginkan
sangat mempengaruhi kelanjutan usaha bank. Dalam mencari sumber dana,
bank harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti kemudahan untuk
memperoleh dana tersebut, jangka waktu sumber dana serta biaya yang harus
dikeluarkan untuk memperoleh dana tersebut. Dalam hal ini, bank harus
pintar menentukan untuk apa dana tersebut digunakan, seberapa besar dana
yang dibutuhkan, sehingga tidak salah dalam menentukan pilihan. Pemilihan
sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya yang ditanggung.oleh
karena itu pemilihan sumber dana bank harus dilakukan secara tepat.
Untuk itu, dalam makalah ini penulis ingin membahas secar luas tentang
sumber dana bank syariah(modal inti, ekuitas dan dana titipan).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang kami tulis diatas, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penjelasan tentang pengertian sumber dana bank?
2. Bagaimana penjelasan tentang fungsi modal bank syariah?
3. Bagaimana penjelasan tentang sumber-sumber dana bank syariah?
4. Bagaimana penjelasan tentang penggunaan dana bank?
2

5. Bagaimana penjelasan tentang faktor yang mempengaruhi sumber dana


bank?
6. Bagaimana penjelasan tentang metode alokasi dan skala prioritas
penggunaan dana?
7. Bagaimana penjelasan tentang kecukupan modal dan penerapan CAR
untuk perbankan indonesia?
8. Bagaimana penjelasan tentang laporan sumber dana bank syariah di
indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan penulis
membuat makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penjelasan tentang pengertian sumber dana bank.
2. Untuk mengetahui penjelasan tentang fungsi modal bank syariah.
3. Untuk mengetahui penjelasan tentang sumber-sumber dana bank syariah.
4. Untuk mengetahui penjelasan tentang penggunaan dana bank.
5. Untuk mengetahui penjelasan tentang faktor yang mempengaruhi sumber
dana bank.
6. Untuk mengetahui penjelasan tentang metode alokasi dan skala prioritas
penggunaan dana.
7. Untuk mengetahui penjelasan tentang kecukupan modal dan penerapan
CAR untuk perbankan indonesia.
8. Untuk mengetahui penjelasan tentang laporan sumber dana bank syariah di
indonesia.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sumber Dana Bank


Sumber-sumber dana bank adalah suatu usaha dimana bank mencari dan
memperoleh dana untuk kegiatan operasinya. Untuk membiayai operasinya,
dana dapat diperoleh dari pinjaman masyarakat dan bisa juga dari modal
sendiri, yaitu dengan mengeluarkan atau menjual saham. Bank memiliki
kegiatan, yaitu memberikan pinjaman dan menghimpun dana. Dengan itu,
bank dapat menghitung selisih bunga sebagai keuntungan yang akan
diperoleh. Pencarian sumber dana bank ini tergantung dari tujuan
penggunaan dana yang akan digunakan untuk apa dan berapa jumlah yang
dibutuhkan. Misalnya, tujuan perolehan dana untuk kegiatan sehari-hari
maka sumber dana diperoleh dari simpanan. Namun, untuk perolehan dana
dengan tujuan memperluas investasi baru atau perluasan usaha, maka
sumbernya dari modal sendiri. Jika bank dapat memperoleh sumber-sumber
dana yang diinginkan, maka akan mempengaruhi perkembangan usaha
bank dengan baik.1
B. Fungsi Modal Bank Syariah
Bank sebagai unit bisnis tidak bisa lepas dari yang namanya modal
sebab beroperasi tidaknya bank atau dipercaya atau tidaknya bank
merupakan salah satu hal yang mempengaruhi terhadap pelaksanaan bank itu
sendiri, menurut Johnson sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad
bahwa modal bank itu mempunyai tiga fungsi:
1. Sebagai penyangga untuk menyerap kerugian operasional dan
kerugian lainnya. Dalam fungsi ini modal memberikan perlindungan
terhadap kegagalan atau kerugian bank dan perlindungan terhadap
kepentingan para deposan.
2. Sebagai dasar untuk menetapkan batas maksimum pemberian kredit, hal
ini adalah merupakan pertimbangan operasional bagi bank sentral,
sebagai regulator,untuk membatasi jumlah pemberian kredit kepada

1
Kasmir, Pemasaran Bank (Jakarta: Kencana,2010), hlm. 29.
4

setiap individu nasabah bank. Melalui pembatasan ini bank sentral


memaksa untuk melakukan diversifikasi kredit mereka agar dapat
melindungi diri terhadap kegagalan keredit dari suatu individu debitur.
3. Modal juga menjadi dasar perhitungan bagi para partisipan pasar untuk
mengevaluasi tingkat kemampuan bank secara relative untuk
mengahasilkan keuntungan.Tingkat keuntungan bagi para investor
diperkirakan dengan membandingkan keuntungan bersih dengan
ekuitas. Para patisipan pasar membandingkan return on investment di
antara bank-bank yang ada.
Sementara itu, Brenton C.Leavit, mengemukakan dalam kaitannya
dengan fungsi dari modal bank lebih menekankan pada empat hal:
1. Untuk melindungi deposan yang tidak diasuransikan, pada saat bank
dalam keadaan insolvable dan likuidasi.
2. Untuk menyerap kerugian yang tidak diharapkan guna menjaga
kepercayaan masyarakat bahwa bank dapat terus beroperasi.
3. Untuk memperoleh sarana fisik dan kebutuhan dasar lainnya yang
diperlukan untuk menawarkan pelyanan bank.
4. Sebagai alat pelaksanaan peraturan pengendalian ekspansi aktiva
yang tidak tepat.2
Sedangkan menurut Frianto Pandia fungsi modal dalam bisnis perbankan
adalah sebagai berikut:
1. Fungsi melindungi (Protective Function)
Yang dimaksud disini adalah melindungi kerugian para
penyimpan/penitip uang bila terjadi likuidasi, sehingga kerugian tersebut
tidak dibebankan kepada penyimpan (deposannya), tetapi menjadi beban
dan tanggung jawab para pemegang saham.
2. Menarik dan mempertahankan kepercayaan masyarakat.
Bank merupakan lembaga kepercayaan sehingga kepercayaan bagi bank
merupakan asset tersendiri bagi bank yang perlu dipelihara dan
dikembangkan. Bisnis bank sangat tergantung pada kepercayaan
nasabahnya, apa jadinya bank tanpa nasabah penyimpan (deposan).

2
Muhamad, Manajemen Keuangan Syariah (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014), hlm. 103.
5

Untuk mempertahankan,menumbuhkan dan mengembankan kepercayaan


masyarakat bank perlu mempunyai modal sendiri. Para calon penyimpan
dana akan menitipkan uangnya di bank bila mereka menaruh
kepercayaan kepada bank tersebut dan kepercayaan ini timbul antara lain
berdasarkan modal yang dimiliki bank, sehingga kepercayaan
masyarakat merupakan modal utama bagi bank dalam menjalankan
operasinya.
3. Fungsi operasional (Operasional Functions) Dengan modal, bank baru
bisa memulai bekerja, dengan perkataan lain bank tidak bisa bekerja
tanpa modal. Pengeluaran-pengeluaran pendahuluan seperti pengurusan
izin pendirian, pembuatan akta notaries, biaya-biaya organisasi,
pembelian tanah dan bangunan/kantor, peralatan/inventaris, sewa tempat
dan pengeluaran lainnya tidak bisa dibayar dengan simpanan masyarakat
tetapi harus dengan modal sendiri.
4. Menanggung Risiko Kredit (Buffer to Assorb Occasional Operating
Losses) Kredit atau pinjaman yang diberikan bank sebagian besar sumber
dananya berasal dari simpanan masyarakat.Sehingga kemungkinan akan
timbul risiko dikemudian hari yakni jika nasabah peminjam tidak dapat
mengembalikan kredit tersebut sesuai dengan waktu yang diperjanjikan
atau dengan perkataan lain macet. Bila hal ini terjadi maka bukan para
penyimpan dana yang harus memikul kerugian tersebut melainkan pihak
bank sendiri. Dalam hal inilah modal bank berfungsi sebagai
penanggung risiko kredit.
5. Sebagai tanda kepemilikan (Owner) Modal merupakan salah satu tanda
kepemilikan bank misalnya saham, apakah saham tersebut milik
pemerintah, swasta nasional, swasta asing atau campuran dapat dilihat
siapa penyetor modalnya. Di Indonesia saat ini ada 4 bank umum milik
Negara seperti PT Bank Negara Indonesia (Persero), PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero), PT Bank Tabungan Negara (Persero) dan Bank
Mandiri yang pada tahun 1999 terbentuk dari penggabungan beberapa
bank milik pemerintah. Lebih dari bank umum swasta nasional. 8300
BPR, 8 bank swasta asing dan 15 bank campuran.
6

6. Memenuhi Ketentuan atau Perundang-undangan


Jumlah modal pada awal pendiriannya ditentukan oleh peraturan
pemerintah, misalnya saat ini untuk mendirikan BPR, modal disetor
minimum Rp 50 miliar. Bank umum minimum 80 Miliar, Bank
Campuran minimum Rp 100 Miliar, Bank Umum Devisa minimum Rp
150 Miliar, dan Bank Umum bukan Devisa Rp 10 Miliar. Sesuai paket
22 September 1995 persyaratan bank umum bukan devisa, untuk
menjadi bank devisa jumlah modal disetor sekurang-kurangnya Rp
150.000.000.000,- (seratus lima puluh miliar rupiah) atau sekitar U$ 66,5
juta dan CAR-nya minimal mencapai 10% secara bertahap dalam kurun
waktu 6 tahun. Akibat perkembangan zaman terjadi Perubahan Modal
Inti yang harus dipenuhi sampai 31 Desember 2010 adalah:
a. Pemenuhan modal disetor paling kurang sebesar Rp.
3.000.000.000.000 (tiga triliun) bagi bank yang melakukan kegiatan
usaha secara konvensional.
b. Pemenuhan modal disetor paling kurang sebesar Rp.
1.000.000.000.000 (satu triliun) bagi bank yang melakukan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah.
c. Merger atau konsolidasi dengan bank yang telah memenuhi
ketentuan Modal Inti Minimum dan bank hasil merger atau
konsolidasi dimaksud memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp.
100.000.000.000 (seratur miliar rupiah)
Menurut peraturan bank Indonesia Nomor 9/16/PBI/2007 bank yang
tidak memenuhi jumlah modal inti minimum sampai 31 Desember 2010
wajib membatasi kegiatan usahanya seperti:
a. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagai Bank Umum Devisa.
b. Membatasi penyediaan dana per debitur dan atau per kelompok
peminjam dengan plafon atau baki debet paling tinggi Rp
500.000.000
c. Membatasi jumlah maksimum dana pihak ketiga yang dapat
dihimpun bank sebesar 10 kali modal inti.
7

d. Menutup seluruh jaringan kantor bank yang berada diluar wilayah


provinsi kantor pusat bank.
Sementara itu bagi yang sudah beroperasi diwajibkan untuk memelihara
ratio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio yang didasarkan
pada ketentuan Bank for International Sattlements (BIS) yaitu sebesar
8% dari nilai aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR).
Melihat fungsi modal pada suatu bank yang disampaikan diatas
menunjukkan, bahwa kedudukan modal merupakan hal penting yang
harus dipenuhi terutama oleh pendiri bank dan para menajemen bank
selama beroperasinya bank tersebut.3
C. Sumber-Sumber Dana Bank Syariah
Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam
bentuk tunai, atau aktiva yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Uang
tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari para
pemilik bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana
orang lain atau pihak lain yang sewaktu-waktu atau pada suatu saat tertentu
akan ditarik kembali, baik sekaligus ataupun secara berangsur-angsur.
Dalam pandangan syariah, uang bukanlah suatu komoditi melainkan
hanya sebagai alat untuk mencapai pertambahan nilai ekonomis (economic
value added). Hal ini bertentangan dengan perbankan berbasis bunga dimana
uang mengembangbiakkan uang, tidak peduli apakah uang itu dipakai dalam
kegiatan produktif atau tidak untuk menghasilkan keuntungan, uang harus
dikaitkan dengan kegiatan ekonomi dasar (primary economic activities), baik
secara langsung melalui transaksi seperti perdagangan, industri manufaktur,
sewa-menyewa dan lain-lain, atau secara tidak langsung melalui penyertaan
modal guna melakukan salah satu atau seluruh kegiatan usaha tersebut.4
Berdasarkan prinsip tersebut bank syariah dapat menarik dana pihak
ketiga atau masyarakat dalam bentuk:
1. Titipan (wadi’ah) simpana yang dijamin keamanan dan pengembaliannya
(guaranted deposit) tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan.
3
Frianto Pandia, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm. 28-
33.
4
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014),hlm. 114-
115.
8

2. Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko (non guaranted account)
untuk investasi umum (general investmen account/ mudharabah mutlaqah)
dimana bank akan membayar bagian keuntungan secara proporsional
dengan portofolio yang didanai dengan modal tersebut.
3. Investasi khusus (special investment account/ mudharabah muqayyadah)
dimana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee.
Jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya
mengambil risiko atas investasi tersebut.
Pada dasarnya, dilihat dari sumbernya, dana bank Syariah terdiri atas:
modal inti (core capital) dan kuasi ekuitas. Modal inti adalah modal yang
berasal dari para pemilik bank, yang terdiri dari modal yang disetor oleh
para pemegang saham, cadangan dan laba ditahan. Sedangkan ekuitas
adalah dana-dana yang tercatat dalam rekening-rekening bagi hasil
(mudharabah).Modal inti inilah yang berfungsi sebagai penyangga dan
penyerap kegagalan atau kerugian bank dan melindungi para kepentingan
para pemegang rekening titipan (wadiah) atau pinjaman (qard), terutama
atas aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan dana-dana wadiah atau
qard.
Dana-dana rekening bagi hasil (mudharabah) sebenarnya juga dapat dika
tegorikan sebagai modal, inilah yang biasanya disebut dengan kuasi
ekuitas. Namun demikian rekening ini hanya dapat meanggung resiko atas
aktiva yang dibiayai oleh dana dari rekening bagi hasil itu sendiri. Selain
itu, pemilik rekening bagi hasil dapat menolak untuk menanggung risiko
atas aktiva yang dibiayainya, apabila terbukti bahwa resiko tersebut timbul
akibat salah urus(mismanagement), kelalaian atau kecurangan yang
dilakukan oleh manajemen bank selaku mudharib. Dalam perbankan
syariah, mekanisme penyertaan modal pemegang saham dapat dilakukan
melalui musyarakah fi sahm asy- syirkah atau equity paryticipation pada
saham perseroan bank.
Mekanisme penyertaan saham tersebut dapat digambarkan dalam
sekema berikut ini:
9

Sesuai dengan surat keputusan Direksi Bank Indonesia


No.23/67/KEP/DIR tanggal 28 Februari 1991 yang didasarkan pada standart
yang ditetapkan oleh Bank For International Settlements yang berkedudukan
di Brussel Belgia ada dua jenis modal bank, yaitu: Modal bagi bank yang
didirikan dan berkantor pusat di Indonesia terdiri atas modal inti dan modal
pelengkap, yang rincian komponennya sebagai berikut:
1. Modal
a. Modal inti (core capital)
Modal inti adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari
para pemegang saham, yakni pemilik bank. Pada umumnya dana modal
inti terdiri dari:
1) Modal yang disetor oleh para pemegang saham, sumber utama dari
modal perusahaan adalah saham. Sumber dana ini hanya akan timbul
apabila pemilik menyertakan dananya pada bank melalui pembelian
saham, dan untuk penambahan dan berikutnya dapat dilakukan oleh
bank dengan mengeluarkan dan menjual tambahan saham.
2) Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang berfungsi
untuk menutup timbulnya risiko kerugian dikemudian hari.
3) Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada
para pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri
10

(melalui rapat umum pemegang saham) diputuskan untuk ditanam


kembali dalam bank.
4) Agio saham, adalah selisih lebih setotan modal yang diterima oleh
bank sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nomunalnya.5
5) Laba tahun lalu, adalah laba bersih tahun lalu setelah dikurangi pajak
dan belum ditentukan penggunaanya oleh rapat umum pemegang
saham atau rapat anggota. Jumlah laba tahun lalu yang diperhitungkan
sebagai modal inti hanya sebesar 50%. Jika bank memiliki saldo rugi
pada tahun-tahun lalu, seluruh kerugian tersebut menjadi faktor
pengurang modal inti.
6) Laba tahun berjalan, adalah laba yang diperoleh dalam tahun buku
berjalan setelah dikurangi taksiran pajak. Jumlah laba tahun buku
berjalan yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya 50%. Jika bank
mengalami kerugian pada tahun berjalan, seluruh kerugian tersebut
menjadi faktor pengurang pada modal inti.
7) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya
dikonsolidasikan, adalah modal inti anak perusahaan setelah
dikompensasikan nilai penyertaan bank pada anak perusahaan
tersebut. Yang dimaksud dengan anak perusahaan adalah bank dan
lembaga keuangan bukan bank lain yang mayoritas sahamnya dimiliki
oleh bank.6
Catatan : Goodwill yang ada dalam pembukuan bank mengurangi
modal inti. Kekurangan jumlah penyisihan penghapusan
akitva produktif dari jumlah yang seharusnya dibentuk,
mengurangi modal inti.
b. Modal pelengkap
Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk
tidak dari laba setelah pajak serta pinjaman sifatnya dapat
dipersamakan dengan modal. Secara rinci modal pelengkap dapat
berupa:

5
Boy Leon, Manajemen Aktiva Pasiva Bank Nondevisa (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm. 40-41.
6
Rahmadi Usman, Apek-Aspek hukum Perbankan Di Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2001), hlm 116.
11

1) Cadangan revaluasi aktiva, yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih


penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan
director jenderal pajak
2) Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, yaitu cadangan
yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi berjalan, dengan
maksud untuk menampung yang mungkin timbul sebagai akibat dari
tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif.
Dalam kategori cadangan ini, termasuk cadangan piutang ragu-ragu
dan cadangan penurunan nilai-nilai surat berharga. Jumlah cadangan
penghapusan aktiva yang diklasifikasikan yang dapat diperhitungkan
sebagai komponen modal pelengkap adalah maksimum sebesar 1,25%
dari jumlah aktiva tertimbang menurut resiko.
3) Modal kuasi yang menurut Bank for International Settlements
disebut hybrid (debt/equaty) capital instrument, yaitu modal yang
didukung oleh instrument atau warkat yang memiliki sifat seperti
modal atau hutang.
4) Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman yang mempunyai syarat-syarat
sebagai berikut:
a) Ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman
b) Mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia.
Dalam hubungan ini pada saat bank mengajukan permohonan
persetujuan, bank harus mengajukan program pembayaran
kembali pinjaman subordinasi tersebut.
c) Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah dibayar
penuh;
d) Minimal berjangka waktu 5 tahun;
e) Pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari
Bank Indonesia dengan Pelunasan tersebut permodalan bank
tersebut tetap sehat dan hak tagihnya dalam hal terjadi likuiditas
berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada
(kedudukannya sama dengan modal).
2. Kuasi ekuitas (mudharabah account)
12

Bank menghimpun dana bagi hasil atas prinsip mudharabah, yaitu


akad kerja sama antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengusaha
(mudharib) untuk melakukan usaha bersama, dan pemilik dana tidak boleh
mencampuri pengolahan bisnisnya sehari-hari. Keuntungan yang diperoleh
dibagi antara keduanya dengan perbandingan (nisbah) yang telah
disepakati sebelumnya. Berdasarkan prinsip ini bank sebagai mudharib,
bank menyediakan jasa bagi para investor berupa:
a. Rekening investasi umum, dimana bank menerima simpanan dari
nasabah yang mencari kesempatan investasi atas dana mereka dalam
bentuk berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah, simpanan
diperjanjikan untuk jangka waktu tertentu.
b. Rekening investasi khusus, dimana bank bertindak sebagai manajer
investasi bagi nasabah institusi (pemerintah atau lembaga keuangan
lain) atau nasabah korporasi untuk menginvestasikan dana mereka pada
unit-unit usaha proyek-proyek tertentu yang mereka setujui atau
kehendaki.
c. Rekening tabungan mudharabah, prinsip mudharabah juga digunakan
untuk jasa pengolahan rekening tabungan. Salah satu syarat
mudharabah adalah dananya harus adalam bentuk uang (monetary
form), dalam jumlah tertentu dan diserahkan kepada mudharib. Oleh
karena itu tabungan mudhrabah tidak dapat ditarik sewaktu-waktu
sebagaimana tabungan wadiah.
3. Titipan (wadiah)
Salah satu prinsip yang digunakan bank syariah dalam memobolisasi
dana adalah dengan menggunkan prinsip titipan. Adapun akad yang
digunakan dalam prinsip ini adalah al-wadiah. Adapun pengertian dari
wadiah itu sendiri yaitu secara bahasa dapat diartikan sebagai
meninggalkan atau meletakkan. Yaitu meletakkan sesuatu pada orang
lain untuk dipelihara atau dijaga. Sedangkan menurut istilah yaitu
memberikan kekuasaan kepada orang lain untuk menjaga
hartanya/barangnya dengan cara terang-terangan atau dengan isyarat
yang semakna dengan itu, yaitu merupakan titipan murni yang setiap
13

saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki. Secara umum terdapat


dua jenis wadiah: wadi’ah ah yad al-amanah dan wadiah yad adh-
dhamamah.
a. Wadi’ah ah yad al-Amanah
Wadi’ah ah yad al-Amanah adalah akad penitipan barang/uang
dimana pihak pertama tidak diperkenankan menggunakan barang/uang
yang dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau
kehilangan barang titipan yang diakibatkan perbuatan atau kelalaian
penerima titipan. Wadiah jenis ini memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1) Harta atau barang yang ditipkan tidak boleh dimanfaatkan dan
digunakan oleh penerima titipan
2) Penerima titipan hanya berfungsi sebagai penerima amanah yang
bertugas dan berkewajiban untuk menjaga barang yang ditipkan
tanpa boleh memamfaatkannya
3) Sebagai konpensasi,penerima titipan diperkenankan untuk
membebankan biaya kepada yang menitipkan.
4) Mengingat barang atau harta yang dititipkan tidak boleh
dimanfaatkan oleh penerima titipan, aplikasi perbankan
memungkinkan untuk jenis ini adalah jasa penitipan atau safe
deposit box.
b. Wadiah yad adh-Dhamamah
Wadiah yad adh-dhamamah yaitu,akad penitipan barang/uang
dimana pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik
barang/uang dapat memanfaatkan barang/uang titipan dan harus
bertanggung jawab terhadap kehilangan atau kerusakan barang/uang
titipan. Semua manfaat dan keuntungan yang diperoleh dalam
penggunaan barang/uang tersebut menjadi hak penerima titipan.
Dalam hal ini, bank syariah dapat menggunakan akad wadiah yad
adh-dhamamah, yaitu bank dapat menggunakan uang simpanan
nasabah untuk dikelola. Hasil keuntungan dari pengelolaan dana
tersebut adalah milik bank, namun kerugian yang dialami harus
14

ditanggung oleh bank,karena nasabah mendapat jaminan perlindungan


atas dananya. Melihat defenisi dan penjelasan diatas, jenis produk
perbankan yang dapat diaplikasikan dengan menggunkan akad wadiah
adalah giro bank. Karena giro bank pada dasarnya adalah penitipan
dana masyarakat di bank untuk tujuan pembayaran dan
penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Hal ini sesuai dengan UU
no 7 tahun 1992 artinya giro hanyalah merupakan dana titipan
nasabah, bukan dana yang dapat diinvestasikan. Selanjutnya bank
syariah memberlakukan giro sebagai titipan wadiah yad ad-dhamanah.
Dana titipan tersebut dapat dipergunakan oleh bank sebagai penerima
titipan selama dana tersebut mengendap di bank. Tetapi bank
mempunyai kewajiban untuk membayarnya setiap saat. Jika nasabah
mengambil titipan tersebut.Sebagai imbalan dari titipan yang
dimanfaatkan oleh bank syariah, nasabah dapat menerima imbalan
jasa dari pemanfaatan dana yang mengendap dibank dalam bentuk
bonus. Bonus tidak boleh diperjanjikan sebelumnya dan merupakan
hak penuh bank untuk memberikannya atau tidak.
Menurut Zainul Arifin, dana titipan wadiah ini dikembangkan
dalam bentuk rekening giro wadiah dan rekening tabungan wadiah. Dana
titipan (Wadi’ah) adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank,
yang umumnya berupa giro atau tabungan. Pada umumnya motivasi orang
menitipkan dana kepada bank adalah untuk keamanan dana mereka dan
memperoleh keluasan untuk menarik kembali dananya sewaktu-waktu.
a. Rekening giro wadi’ah, Bank Islam dapat memberikan jasa simpanan
giro dalam bentuk rekening wadiah. Dalam hal ini bank Islam
menggunakan prinsip wadiah yad dhammanah. Dengan prinsip
seperti ini bank dijadikan sebagai penjamin pembayaran untuk
kembali nominal simpanan wadiah. Dana tersebut bisa digunakan
oleh bank untuk kegiatan komersial dan bank juga berhak atas
pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan harta titipan tersebut
dalam kegiatan komerdialnya. Pemilik simpanan juga dapat
15

mengambil ataupun menarik kembali simpanannya sewaktu-waktu


sepemilik ingin mengambilnya, baik sebagian maupun seluruhnya.
Ciri-ciri giro wadiah, yaitu:
1) Bagi setiap pemegang rekening disediakan cek untuk
mengoperasiakan rekeningnya.
2) Untuk membuka rekening juga di perlukan surat referensi
nasabah dan menyetornya dana sebagai setoran awal.
3) Calon pemegang rekening belum terdaftar dalam daftar hitam di
Bank Indonesia.
4) Penarikan dapat dilakukan setiap waktu dengan cara
menyerahkan cek.
b. Rekening tabungan wadi’ah, Prinsip wadiah yad dhamamah
digunakan oleh bank dalam mengelola jasa tabungan yaitu adanya
simpanan dari nasabah yang memerlukan jasa penitipan dana dengan
tingkat kekuasaan tertentu dalam menarik dana kembali. Di tabungan
wadiah ini, nasabah dapat menarik sebagian atau seluruh saldo
simpanannya sewaktu-waktu nasabah ingin mengambilnya baik
dengan perjanjian yang disepakati maupun tidak.
Ciri-ciri rekening tabungan wadiah, yaitu:
1) Menggunakan buku atau kartu ATM.
2) Besarnya setoran saldo pertama yang harus mengendap
tergantung pada kebijakan masing-masing dari bank.
3) Penarikan tidak dibatasi, nasabah bisa mengambilnya berapa
saja dan kapan saja.
4) Adanya pembayaran bonus yang dilakukan dengan cara
mengkredit rekening tabungan.7
D. Penggunaan Dana Bank
Setelah dana pihak ketiga telah dikumpulkan oleh bank, maka sesuai
dengan fungsi intermediary-nya maka bank berkewajiban menyalurkan dana
tersebut untuk pembiayaan. Dalam hal ini, bank harus mempersiapkan
strategi penggunaaan dan-dana yang dihimpunnya sesuai dengan rencana
7
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari’ah (Jakarta: Azkia Publisher, 2009), hlm.
136-138.
16

alokasi berdasarkan kebijakan yang telah digariskan. Alokasi dana ini


mempunyai beberapa tujuan yaitu:
1. Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat risiko yang
rendah.
2. Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi
likuiditas tetap aman.
Untuk mencapai kedua keinginan tersebut maka alokasi dana-dana
bank harus diarahkan sedemikian rupa agar pada saat diperlukan semua
kepentingan nasabah dapat terpenuhi. Alokasi penggunaan dana bank syariah
pada dasarnya dapat dibagi dua bagian penting dari aktiva bank, yaitu:
1. Aktiva yang menghasilkan (earning assets)
Aktiva yang menghasilkan (earning assets) adalah aset bank yang
digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Aset ini disalurkan dalam
bentuk investasi yang terdiri atas:
a. Pembiayaan berdasarkan bagi hasil (mudharabah)
b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (musyarakah)
c. Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli (al-bai)
d. Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (ijarah dan ijarah muntahiya
bit tamlik)
e. Surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya.
Pembiayaan merupakan fungsi bank dalam menjalankan fungsi
penggunaan dana. Dalam kaitannya dengan perbankan maka ini
merupakan fungsi yang terpenting. Portofolio pembiayaan pada bank
kimersial menempati porsi terbesar, pada umumnya sekitar 55% sampai
60% dari total aktiva. Dari pembiayaan yang dikeluarkan atau disalurkan
bank diharapkan dapat mendapatkan hasil.
2. Aktiva yang tidak menghasilkan ( non earning assets)
Aktiva yang tidak menghasilkan ( non earning assets) adalah aset
yang tidak menghasilkan pendapatan. Pada Non Earning Assets terdiri
dari:
a. Aktiva dalam bentuk tunai (Cash Asset)
17

Aktiva dalam bentuk tunai atai cash assets terdiri dari uang
tunai dalam cadangan likuiditas (primary reserves) yang harus
dipelihara pada bank sentral, giro pada bank dan item-item tunai
lain yang masih dalam proses penagihan (collection).
b. Pinjaman (Qardh)
Pinjaman qardh al hasan adalah salah satu kegiatan bank
syariah dalam mewujudkan tanggung jawab sosialnya sesuai
dengan ajaran islam. Untuk kegiatan ini bank tidak memperoleh
penghasilan karena bank dilarang untuk meminta imbalan apapun
dari para penerima qard.
c. Penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sumber Dana Bank
Sebagaimana kita ketahui bahwa dana mengalir mengikuti fluktuasi
tingkat suku bunga, oleh karena itu sekarang sangat sulit bagi suatu bank
untuk dapat mepertahankan sumber dananya secara permanen. Disamping itu
layanan bank yang prima, serta kemudahan memperoleh informasi yang cepat
dan akurat dari suatu bank sangat menentukan loyalitas nasabah terhadap
bank tersebut. Adapun faktor-faktor yang sangat mempengaruhi sumber dana
bank adalah sebagai berikut:
1. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank diamna ia menjadi
nasabahnya.
2. Tingkat suku bunga yang ditawarkan apakah masih menarik dan masih
dalam batas kewajaran.
3. Apakah ada fasilitas yang dapat diberikan bank sebagai solusi jika
nasabah dalam kondisi yang terpaksa harus melakukan breakdown
(pencairan) atas simpanan yang ditempatkan di bank tersebut.
4. Apakah jaringan cabang bank sudah menerapkan online sistem dan
memiliki jaringan anjungan tunai mandiri yang tersebar luas.
5. Apakah jarak dan lokasi kantor bank cukup strategis dan mudah
dijangkau.
6. Apakah bank menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengelola dana
nasabah, memahami needs and wants nasabah, dapat membantu
18

menyelesaikan permasalahan nasabah sehubungan dengan transaksi yang


dilakukan dengan tepat dan tuntas.
F. Metode Alokasi Dan Skala Prioritas Penggunaan Dana
Metode alokasi dan skala penggunaan dana Menurut pendekatan poll of
funds maupun assets alocation funds adalah sebagai berikut:
1. Primary reserve
Prioritas pertama penggunaan dana bank adalah untuk memenuhi
kebutuhan cadangan primer, yaitu ketentuan likuiditas wajib minimum
atau giro wajib minimum (GWM) atau reserve requirement (RR),
disamping untuk kebutuhan kelancaran operasional bank sehari-hari.
Cadangan primer pada dasarnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan antara lain :
a. Likuiditas wajib minimum yang ditetapkan oleh bank indonesia
b. Transaksi dengan bank koresponden
c. Penarikan dana oleh nasabah
d. Permintaan kredit oleh masyarakat
e. Kebutuhan untuk mendukung operasional sehari-hari.
Efektif per 1 juli 2004, bank indonesia menetapkan ketentuan baru
mengenai giro wajib minimum (GWM) bagi setiap bank yaitu dengan
sistem giro wajib minimum (GWM) berjenjang yaitu sebagai berikut:

Dana pihak ketiga GWM lama GWM baru kenaikan


>IDR 50 Triliun 5% 8% 3%
>IDR 10 Triliun-
5% 7% 2%
IDR 50 Triliun
>IDR 1 Triliun –
5% 6% 1%
IDR 10 Triliun
<IDR 1 Triliun 5% 5% 0%
2. Secondary reserve (surat berharga jangka pendek)
Secondary reserve ini pada prinsipnya sebagai pendukung apabila
cadangan primer tidak mencukupi kebutuhan likuiditas yang sifatnya
janka pendek dan kebutuhan lain diluar perkiraan.8 Tujuan utama
8
Boy Leon, Manajemen Aktiva Pasiva Bank Nondevisa (Jakarta: Grasindo, 2007),hlm. 58-59.
19

cadangan sekunder ini disamping untuk keperluan likuiditas, juga untuk


meningkatkan profitabilitas bank, memenuhi kebutuhan-kebutuhan
likuiditas mingguan maupun musiman dan kebutuhan jangka pendek
yang sulit diantisipasi. Oleh karena itu secondary reserve umumnya
ditanam dalam bentuk surat berharga (instrumen pasar uang) jangka
pendek dan berkualitas tinggi dan mudah diperdagangkan seperti
sertifikat bank indonesia (SBI), surat berharga pasar uang (SPBU),
sertifikat deposito (Certificate of deposit/CD), promissory note
(promes), banker’s acceptance (BA), reprchase agreement (repo) dan
commercial paper (CP) yang memiliki peringkat tinggi berdasarkan
daftar peringkat PREFINDO (Perusahaan Pemeringkat Efek Indonesia).
3. Tertiary reserve (kredit)
Prioritas ketiga pengalokasian dana adalah loan (pemberian kredit).
Kegiatan penyaluran dana dalam bentuk kredit ini mendominasi
penggunaan dana bank. Oleh karena itu, usaha pengkreditan merupakan
sumber penghasilan utama bank. Commercial loan theory menyatakan
bahwa kredit dapat dijadikan sumber likuiditas dari pembayaran
angsuran yang dilakukan debitur, disamping itu beberapa pinjaman dapat
dibayar oleh debitur atas permintaan (call loan) atau dapat dijual ke bank
lain.
4. Quartery reserve (penyertaan dalam bentuk surat berharga jangka
panjang)
Dana yang masih tersisa setelah memenuhi prioritas tersebut diatas dapat
ditanamkan dalam bentuk surat-surat berharga jangka panjang.
Tujuan pengalokasian dana dalam aktiva ini adalah sebagai tambahan
profitabilitas, disamping sebagai tambahan cadangan likuiditas. Surat
berharga jangka panjang biasanya terdiri dari berbagai obligasi baik yang
dikeluarkan oleh negara (Government bonds) maupun perusahaan swasta
yang bonafit (Corporate bond).
Kelebihan konsep ini antara lain perhitungan biaya dana relatif sederhana
dan pengalokasiannya tidak kompleks, namun memiliki kelemahan yaitu
sulit memprediksi kebutuhan standar likuiditas.
20

5. Quinnary Reserve (aktiva tetap)


Pengalokasian dana dalam aktiva tetap dan inventaris harus dibiayai oleh
modal bank sendiri. Jumlah modal yang dapat dialokasikan untuk aktiva
tetap dan inventaris tidak boleh melebihi sebagaimana ditentukan oleh
Bank Indonesia.
G. Kecukupan Modal dan Penerapan CAR untuk Perbankan Indonesia
Tingkat kecukupan modal bank dinyatakan dengan suatu ratio tertentu
yang disebut ratio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR).
Tingkat kecukupan modal ini dapat diukur dengan cara:9
1. Membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga
Dilihat dari sudut perlindungan kepentingan para deposan, perbandingan
antara modal dengan pos-pos pasiva merupakan petunjuk tentang tingkat
keamanan simpanan masyarakat pada bank. Perhitungannya merupakan
ratio modal dikaitkan dengan simpanan pihak ketiga (giro, deposito dan
tabungan) sebagai berikut:
Modal dan Cadangan
=12 %
Giro+ Deposito+Tabungan
Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa ratio modal atas simpanan
cukup dengan 12 % dan dengan ratio itu permodalan bank dianggap sehat.
Ratio antara modal dan simpanan masyarakat harus dipadukan dengan
memperhitungkan aktiva yang mengandung resiko. Oleh karena itu modal
harus dilengkapi oleh berbagai cadangan sebagai penyangga modal,
sehingga secara umum modal bank terdiri dari modal inti dan modal
pelengkap.
2. Membandingkan modal dengan aktiva beresiko
Ukuran kedua inilah yang dewasa ini menjadi kesepakatan BIS (bank
for International Settlements) yaitu organisasi bank sentral dari negara-
megara maju yang disponsori oleh Amerika Serikat, Kanada, negara-
negara Eropa Barat dan Jepang. Kesepakatan tentang ketentuan
permodalan itu dicapai pada tahun 1988, dengan menetapkan CAR, yaitu
ratio minimum yang mendasarkan kepada perbandingan antara modal

9
Muhamad, Manajemen Keuangan Syariah (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014), hlm. 525-
526
21

dengan aktiva beresiko. Kesepakatan ini dilatar belakangi oleh hasil


pengamatan para ahli perbankan negara-negara maju, termasuk para pakar
IMF dan World Bank, tentang adanya ketimpangan struktur dan sistem
perbankan internasional. Berdasarkan indikasi-indikasi itu lalu BIS
menetapkan ketentuan perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) yang
harus diikuti oleh bank-bank di seluruh dunia sebagai aturan main dalam
kompetisi yang fair di pasar keuangan global, yaitu ratio minimum 8%
permodalan terhadap aktiva berisiko.10
Penerapan CAR untuk Perbankan Indonesia
Baik bank nasional maupun internasional harus memenuhi rasio
kecakupan modalnya (Capital Adequacy Ratio).
Modal dibagi ke dalam modal inti dan modal pelengkap yaitu:
1. Modal inti (tier 1) terdiri dari :
a. Modal Setor, yaitu modal yang disetor secara efektif oleh pemilik.
Bagi Bank milik koperasi modal setor terdiri dari simpanan pokok
dan simpana wajib para anggotanya.
b. Agio saham, yaitu selisih lebih dari harga saham dengan nilai
nominal saham.
c. Modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari
sumbangan saham, termasuk selisih nilai yang tercatat dengan
harga (apabila saham tersebut dijual)
d. Cadangan Umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan
laba yang ditahan dengan persetujuan RUPS.
e. Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang disisihkan
untuk tujuan tertentu atas persetujuan RUPS.
f. Laba ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang oleh RUPS
diputuskan untuk tidak dibagikan.
g. Laba tahun lalu, yaitu laba bersih tahun lalu setelah pajak, yang
belum ditetapkan penggunaannya oleh RUPS. Jumlah laba tahun
lalu hanya diperhitungkan sebesar 50 % sebagai modal inti. Bila
tahun lalu rugi harus dikurangkan terhadap modal inti.
10
Muchdarsyah Sinungan, Strategi Manajemen Bank Menghadapi Tahun 2000 (Jakarta : Rineka
Cipta, 1994), hlm.131-132.
22

Bila dalam pembukuan bank terdapat goodwill, maka jumlah modal


inti harus dikurangkan dengan nilai goodwill tersebut. Bank syariah dapat
mengikuti sepenuhnya pengkategorian unsur-unsur tersebut di atas sebagai
modal inti, karena tidak ada hal-hal yang bertentangan dengan prinsp-
prinsp syariah.
2. Modal pelengkap (tier 2)
Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk bukan
dari laba setelah pajak serta pinjaman yang sifatnya dipersamakan
dengan modal. Secara terinci modal pelengkap dapat berupa :
a. Cadangan revaluasi aktiva tetap
b. Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifkaskan.
c. Modal pinjaman yang mempunyai ciri-ciri:
1) Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan dipersamakan
dengan modal dan telah dibayar penuh
2) Tidak dapat dilunasi atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan BI
3) Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal
memikul kerugian bank.
4) Pembayaran bunga dapat ditangguhkan bila bank dalam keadaan
rugi
5) Pinjaman subordinasi yang memenuhi syarat-syarat sbb:
a) Ada perjanjian tertulis antara pemberi pinjaman dengan bank
b) Mendapat persetujuan dari BI
c) Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan
d) Minimal berjangka waktu 5 tahun
e) Pelunasan pinjaman harus dengan persetujuan BI
f) Hak tagih dalam hal terjadi terjadi likuidasi berlaku paling
akhir (kedudukannya sama dengan modal).
Modal pelengkap ini hanya dapat diperhitungkan sebagai modal
setinggi-tingginya 100 % dari jumlah modal inti. Khusus menyangkut
modal pinjaman dan pinjaman subordinasi, bank syariah tidak dapat
mengkategorikannya sebagai modal, karena sebagaimana diuraikan di atas,
pinjaman harus tunduk pada prinsip qard dan qard tidak boleh diberikan
23

syarat-syarat seperti ciri-ciri atau syarat-syarat yang diharuskan dalam


ketentuan tersebut.11
H. Laporan Sumber Dana Bank Syariah di Indonesia
1. Bank BNI Syariah

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM KPMM)


Tanggal Laporan 30 Juni 2019 dan 30 Juni 2018 (Dalam Jutaan Rupiah)

No. KOMPONEN MODAL 30 Jun 2019 30 Jun 2018

I. Modal Inti (Tier 1)


1. Modal Inti Utama (CET 1) 4.445.505 3.917.825
1.1 Modal Disetor (setelah dikurangi sahamTreasury) 2.501.500 2.501.500
1.2 Cadangan Tambahan Modal 2.076.805 1.504.004
1.2.1 Faktor Penambah 2.078.521 1.510.217
1.2.1.1 Penghasilan komprehensif lain 86.082 46.143
1.2.1.1.2 Potensi keuntungan dari peningkatan nilai wajar
aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual 4.621 2.305
1.2.1.1.3 Saldo surplus revaluasi aset tetap 81.461 43.838
1.2.1.2 Cadangan tambahan modal lainnya 1.992.439 1.464.074
1.2.1.2.1 Agio saham biasa - -
1.2.1.2.2 Cadangan umum 333.366 150.150
1.2.1.2.3 Laba tahun-tahun lalu setelah diperhitungkan
pajak 1.343.799 1.110.935
1.2.1.2.4 Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan 315.274 202.989
pajak (1.716) (6.213)
1.2.2 Faktor Pengurang (1.716) (6.213)
1.2.2.1 Penghasilan komprehensif lain
1.2.2.1.2 Potensi kerugian dari penurunan nilai wajar aset (1.716) (6.213)
keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual
1.3 Kepentingan Non Pengendali yang dapat (132.800) (87.679)
diperhitungkan (123.724) (79.764)
1.4 Faktor Pengurang Modal Inti Utama - -
1.4.1 Perhitungan pajak tangguhan (9.076) (7.915)
1.4.2 Goodwill - -
1.4.3 Seluruh aset tidak berwujud lainnya
1.4.4 Penyertaan yang diperhitungkan sebagai faktor
pengurang 160.276 118.923
II
Modal Pelengkap (Tier 2) 256.276 214.923
1. Cadangan umum PPA atas aset produktif yang wajib - -
dibentuk (paling tinggi 1,25% ATMR Risiko Kredit) (96.000) (96.000)
2. Cadangan tujuan - -
3. Faktor pengurang modal pelengkap
3.1 Sinking Fund (96.000) (96.000)
3.2 Penempatan dana pada instrumen Tier 2 pada bank
lain
TOTAL MODAL 4.605.781 4.036.748

Sumber. www.bni.syariah.co.id

11
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah  (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 215.
24

LIABILITAS DAN EKUITAS

30 jun 2019 31 Des 2018


LIABILITAS
Dana Simpanan Wadiah
a. Giro 2.544.548 2.352.895
b. Tabungan 7.578.551 6.482.550
Dana Investasi Non Profit Sharing
a. Giro 3.021.294 1.175.792
b. Tabungan 9.915.354 9.802.866
c. Deposito 13.263.996 15.682.417
Liabilitas Kepada Bank Indonesia - -
Liabilitas Kepada Bank Lain 328.197 426.062
Liabilitas Spot dan Forward - -
Surat Berharga yang Diterbitkan 445.000 -
Liabilitas Akseptasi Pembiayaan 34.171 52.137
Diterima Setoran Jaminan - -
Liabilitas Antar Kantor 49.324 54.412
a. Kegiatan Operasional Di Indonesia - -
b. Kegiatan Operasional Di Luar Indonesia - -
Liabilitas PajakTangguhan - -
Liabilitas Lainnya 754.094 777.248
Dana Investasi Profit Sharing - -

TOTAL LIABILITAS 37.934.529 36.806.379


EKUITAS
Modal disetor
a. Modal dasar 4.004.000 4.004.000
b. Modal yang belum disetor -/- 1.502.500 1.502.500
c. Saham yang dibeli kembali
(treasury stock ) -/- - -
Penghasilan komprehensif lain
a. Keuntungan (kerugian) dari perubahan
nilai aset keuangan dalam kelompok
tersedia untuk dijual 2.905 1.263
b. Selisih penilaian kembali aset tetap
c. Keuntungan (kerugian) aktuarial atas 81.461 81.461
program imbalan pasti
d. Pajak penghasilan terkait dengan laba (19.224) (19.224)
komprehensif lain
Cadangan - -
a. Cadangan umum
b.Cadangan tujuan 333.366 250.150
Laba/Rugi - -
a. tahun-tahun lalu
b. tahun berjalan 1.343.799 1.010.936
315.274 416.080
TOTAL EKUITAS YANG DAPAT 4.559.081 4.242.166
DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK
Kepentingan non pengendali
TOTAL EKUITAS 4.559.081 4.242.166
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 42.493.610 41.048.545
Sumber. www.bni.syariah.co.id
25

2. Bank Victoria Syariah

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM KPMM)


Tanggal Laporan 30 Juni 2018 dan 30 Juni 2017 (Dalam Jutaan Rupiah)

No. KOMPONEN MODAL 30 Jun 2018 30 Jun 2017

I. Modal Inti (Tier 1)


1.1 Modal Inti Utama (CET 1) 251.624 223.283
1.1.1 Modal Disetor (saham biasa) 310.000 270.000
1.1.1.1 Modal Dasar 1.000.000 320.000
1.1.1.2 Modal yang belom disetor (690.000) (50.000)
1.1.2 Cadangan Tambahan Modal (33.187) (18.685)
1.1.2.1 Faktor Penambah 14.234 13.153
1.1.2.1.1 Cadangan umum 9.156 9.156
1.1.2.1.2 Laba tahun berjalan setelah 3.128 2.156
diperhitungkan pajak
1.1.2.1.3 Pendapatan komprehensif lainnya:
potensi keuntungan 1.950 1.841
1.1.2.2 Faktor Pengurang (47.421) (31.838)
1.1.2.2.1 rugi tahun-tahun lalu (19.792) (24.978)
1.1.2.2.2 Pendapatan komprehensif lainnya (6.475) -
1.1.2.2.3PPA atas aset non produktif yang
wajib di hitung (21.154) (6.860)
1.2 Faktor Pengurang Modal Inti Utama (25.189) (28.032)
1.2.1 Perhitungan pajak tangguhan (23.129) (24.775)
1.2.2 Goodwill - -
1.2.3 Seluruh aset tidak berwujud lainnya (2.000) (3.197)
1.2.3.1 hak milik intelektual lainnya (2.000) (3.197)
1.2.4 Penyertaan
(60) (60)
Total modal inti utama 251.624 223.283

II Modal Pelengkap (Tier 2)


2.1 Cadangan umum PPA atas aset produktif yang wajib
dibentuk (paling tinggi 1,25% ATMR Risiko Kredit) 11.819 7.918
TOTAL MODAL 263.443 231.201

Sumber. www.bankvictoriasyariah.co.id
26

LIABILITAS DAN EKUITAS


30 jun 2018 31 Des 2017
LIABILITAS
Dana Simpanan Wadiah
c. Giro 45.487 37.471
d. Tabungan 45.487 37.471
Dana Investasi Non Profit Sharing
d. Giro 1.429.739 1.473.688
e. Tabungan 31.144 43.766
f. Deposito 1.398.595 1.429.922
Liabilitas Kepada Bank Indonesia - -
Liabilitas Kepada Bank Lain 2.100 21.600
Liabilitas Spot dan Forward - -
Surat Berharga yang Diterbitkan 253.000 150.000
Liabilitas Antar Kantor 3 -
Rupa-rupa Liabilitas 21.960 20.963
TOTAL LIABILITAS 1.752.288 1.703.722
EKUITAS
Modal disetor
a. Modal dasar 310.000 270.000
b. Modal yang belum disetor -/- 1.000.000 1.000.000
c. Saham yang dibeli kembali
(treasury stock ) -/- (690.000) (730.000)
Tambahan modal disetor 40.000
a. Dana setoran modal 40.000
Penghasilan komprehensif lain (6.212) 292
a. Keuntungan (kerugian) dari perubahan
nilai aset keuangan dalam kelompok
tersedia untuk dijual (6.475) 29
b. Selisih penilaian kembali aset tetap - -
c. Keuntungan (kerugian) aktuarial atas 263 263
program imbalan pasti
d. Pajak penghasilan terkait dengan laba - -
komprehensif lain
Cadangan 9.156 9.156
a. Cadangan umum 9.156 9.156
b.Cadangan tujuan - -
Laba/Rugi (16.664) (20.056)
a. tahun-tahun lalu (20.056) (24.649)
b. tahun berjalan 3.128 4.593

TOTAL EKUITAS YANG DAPAT - -


DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK
Kepentingan non pengendali
TOTAL EKUITAS 296.017 299.392
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 2.048.306 2.003.114
Sumber. www.bankvictoriasyariah.co.id
27

3. Bank BRI Syariah

KOMPONEN MODAL 31 Des 2019 31 Des 2018


Modal Inti 4.770.101 4.745.935
Modal Pelengkap
(maksimum 100% dari
modal inti) 800.000 1.000.000
Cadangan umum
penyisihan kerugian aset
produktif (maksimum
1,25% dari ATMR)
242.082 179.594
Total 5.812.183 5.925.529

Sumber. www.brisyariah.co.id

KOMPONEN EKUITAS 31 Des 2019 31 Des 2018


Ekuitas
Modal Saham
Nilai nominal Rp.500(nilai penuh) per saham
pada tanggal 31 des 2019 dan 31 des 2018
Modal dasar-15.000.000.000 lembar pada
tanggal-tanggal 31 des 2019 dan 31 des 2018
Modal ditempatkan dan disetor penuh-
9.716.113.498 saham pada tanggal 31 des 2019
dan 31 des 2018
Tambahan modal disetor 4.858.057 4.858.057
Pengukuran kembali 517 517
Program imbalan pasti setelah pajak
tangguhan
Opsi saham (2.181) 3.965
Cadangan umum 8.679 4.493
Saldo laba 63.668 53.008
159.296 106.600

Total Ekuitas 5.088.036 5.026.640


Sumber. www.brisyariah.co.id
28

4. Bank Muamalat Indonesia


LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM KPMM)
Tanggal Laporan 31 Desember 2018 dan 31 Desember 2017 (Dalam Jutaan Rupiah)

No. KOMPONEN MODAL 31 Des 2018 31 Des 2017

I. Modal Inti (Tier 1) 3.769.336 4.986.941


1.1 Modal Inti Utama (CET 1)
1.1.1 Modal Disetor (saham biasa) 1.103.435 1.103.435
1.1.1.1 Modal Dasar
1.1.1.2 Modal yang belom disetor
1.1.2 Cadangan Tambahan Modal
1.1.2.1 Faktor Penambah
1.1.2.1.1 potensi keuntungan dari peningkatan
nilai wajar aset keuangan dalam kelompok
tersedia untuk dijual 50.676 101.461
1.1.2.1.2 Saldo surplus revaluasi aset tetap 747.432 815.028
1.1.2.1.3 Agio Saham Biasa 1.578.925 1.578.925
1.1.2.1.4 Cadangan umum 1.487.396 1.487.396
1.1.2.1.5 laba tahun berjlan setelah dihitung pjk 46.002 26.116
1.1.2.1.6 dana setoran modal - 1.665.000
1.1.2.2 Faktor Pengurang
1.1.2.2.1 Rugi tahun-tahun lalu (1.092.199) (1.231.994)
1.1.2.2.2 PPA atas aset non produktif yang
wajib di hitung - (416.930)
1.2 Faktor Pengurang Modal Inti Utama
1.2.1 Perhitungan pajak tangguhan (146.236) (111.165)
1.2.2 Goodwill - -
1.2.3 Seluruh aset tidak berwujud lainnya - -
1.2.4 Penyertaan yang diperhitungkan sebagai faktor
pengurangan (6.095) (30.331)

II Modal Pelengkap (Tier 2) 485.670 1.140.471


2.1 Instrumen modal dalam bentuk saham atau lainnya yang
memenuhi persyaratan tier 2 100.000 800.000
2,2 Cadangan umum PPA atas aset produktif yang wajib
dibentuk (paling tinggi 1,25% ATMR Risiko Kredit) 385.670 340.471

TOTAL MODAL 4.255.006 6.127.412

Sumber. www.bankmuamalat.co.id
29

LIABILITAS DAN EKUITAS


Des 2018 Des 2017
LIABILITAS
Dana Simpanan Wadiah
a. Giro 2.451.966 3.621.269
b. Tabungan 3.578.178 2.727.999
Dana Investasi Non Profit Sharing
a. Giro 1.149.014 1.951.367
b. Tabungan 10.622.735 10.200.677
c. Deposito 27.833.681 30.185.030
Liabilitas Kepada Bank Indonesia 1.072.328 -
Liabilitas Kepada Bank Lain 1.344.501 1.989.948
Liabilitas Spot dan Forward 2.581 18.306
Surat Berharga yang Diterbitkan 2.949.000 1.911.350
Liabilitas akseptasi 202.462 363.380
Pembiayaan diterima 1.150.000 2.431.000
Liabilitas Antar Kantor 100 152
Liabilitas lainnya 949.063 751.075
TOTAL LIABILITAS 53.305.609 56.151.553
EKUITAS
Modal disetor
a. Modal dasar 4.400.000 11.000.000
b. Modal yang belum disetor -/- (3.296.565) (9.896.565)
c. Saham yang dibeli kembali
(treasury stock ) -/- - -
Tambahan modal disetor 1.578.925 1.578.925
d. Dana setoran modal - 1.665.000
Penghasilan komprehensif lain
a. Keuntungan (kerugian) dari perubahan
nilai aset keuangan dalam kelompok
tersedia untuk dijual (16.964) 4.311
b. Selisih penilaian kembali aset tetap 747.432 815.028
c. Keuntungan (kerugian) aktuarial atas 67.640 97.150
program imbalan pasti
d. Pajak penghasilan terkait dengan laba - -
komprehensif lain
Cadangan
a. Cadangan umum 1.487.396 1.487.396
b.Cadangan tujuan - -
Laba/Rugi
a. tahun-tahun lalu (1.092.199) (1.231.994)
b. tahun berjalan 46.002 26.116
TOTAL EKUITAS YANG DAPAT 3.921.667 5.545.367
DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK
Kepentingan non pengendali
TOTAL EKUITAS 3.921.667 5.545.36
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 57.227.276 61.696.920
Sumber. www.bankmuamalat.co.id
30

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sumber-sumber dana bank adalah suatu usaha dimana bank mencarikan
memperoleh dana untuk kegiatan operasinya. Untuk membiayai operasinya,
dana dapat diperoleh dari pinjaman masyarakat dan bisa juga dari modal
sendiri, yaitu dengan mengeluarkan atau menjual saham. Sumber-sumber
dana bank sebagai berikut:
1. Modal
a. Modal inti (core capital)
Modal inti adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari
para pemegang saham, yakni pemilik bank. Pada umumnya dana
modal inti terdiri dari:
1) Modal yang disetor
2) Cadangan
3) Laba ditahan
4) Laba tahun lalu
5) Laba tahun berjalan
Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya
dikonsolidasikan
b. Modal pelengkap
Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk tidak
dari laba setelah pajak serta pinjaman sifatnya dapat dipersamakan
dengan modal. Secara rinci modal pelengkap dapat berupa:
1) Cadangan revaluasi aktiva
2) Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan,
3) Modal kuasi yang menurut Bank for International Settlements
disebut hybrid (debt/equaty) capital instrument
2. Kuasi ekuitas (mudharabah account)
Bank menghimpun dana bagi hasil atas prinsip mudharabah. Berdasarkan
prinsip ini bank sebagai mudharib, bank menyediakan jasa bagi para
investor berupa:
31

a. Rekening investasi umum


b. Rekening investasi khusus
c. Rekening tabungan mudharabah
3. Titipan (wadiah)
Adapun akad yang digunakan dalam prinsip ini adalah al-wadiah. Secara
umum terdapat dua jenis wadiah:
a. Wadi’ah ah yad al-Amanah
Wadiah jenis ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Harta atau barang yang ditipkan tidak boleh dimanfaatkan dan
digunakan oleh penerima titipan
2) Penerima titipan hanya berfungsi sebagai penerima amanah yang
bertugas dan berkewajiban untuk menjaga barang yang ditipkan
tanpa boleh memamfaatkannya
3) Sebagai konpensasi,penerima titipan diperkenankan untuk
membebankan biaya kepada yang menitipkan.
4) Mengingat barang atau harta yang dititipkan tidak boleh
dimanfaatkan oleh penerima titipan, aplikasi perbankan
memungkinkan untuk jenis ini adalah jasa penitipan atau safe
depositbox.
b. Wadiah yad adh-Dhamamah
Wadiah yad adh-dhamamah yaitu,akad penitipan barang/uang dimana
pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang/uang
dapat memanfaatkan barang/uang titipan dan harus bertanggung
jawab terhadap kehilangan atau kerusakan barang/uang titipan.
Menurut Zainul Arifin, dana titipan wadiah ini dikembangkan dalam
bentuk rekening giro wadiah dan rekening tabungan wadiah.
a. Rekening giro wadi’ah memiliki ciri-ciri yaitu:
1) Bagi setiap pemegang rekening disediakan cekuntuk
mengoperasiakan rekeningnya.
2) Untuk membuka rekening juga diperlukan surat referensi nasabah
dan menyetornya dana sebagai setoran awal.
32

3) Calon pemegang rekening belum terdaftar dalam daftar hitam di


Bank Indonesia.
4) Penarikan dapat dilakukan setiap waktu dengan cara menyerahkan
cek.
b. Rekening tabungan wadi’ah,
Ciri-ciri rekening tabungan wadiah,yaitu:
1) Menggunakan buku atau kartu ATM.
2) Besarnya setoran saldo pertama yang harus mengendap tergantung
pada kebijakan masing-masing dari bank.
3) Penarikan tidak dibatasi,nasabah bisa mengambilnya berapa saja
dan kapan saja.
4) Adanya pembayaran bonus yang dilakukan dengan cara
mengkredit rekening tabungan.
B. Saran
Dari adanya pembahasan tentang sumber dana bank syariah (modal inti,
ekuitas, dan dana titipan) tersebut, penulis menyarankan agar pembaca bisa
memanfaatkan makalah ini untuk dijadikan pedoman dan bisa
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menyadari penulis masih jauh
dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam
menjelaskan tentang makalah ini dengan sumber-sumber yang lebih banyak
yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
33

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari’ah. Jakarta: Azkia


Publisher, 2009.
Kasmir. Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana,2010.
Leon, Boy. Manajemen Aktiva Pasiva Bank Nondevisa. Jakarta: Grasindo,
2007.
Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2014.
Muhammad. Manajemen Keuangan Syariah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN,
2014.
Pandia, Frianto. Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Jakarta: Rineka Cipta,
2012.
Sinungan, Muchdarsyah. Strategi Manajemen Bank Menghadapi Tahun 2000.
Jakarta : Rineka Cipta, 1994.
Usman, Rahmadi. Apek-Aspek hukum Perbankan Di Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2001.
www.bni.syariah.co.id. Diakses pada tanggal 08 April 2020
www.bankvictoriasyariah.co.id Diakses pada tanggal 08 April 2020
www.bankmuamalat.co.id Diakses pada tanggal 08 April 2020

Anda mungkin juga menyukai