Anda di halaman 1dari 45

BANK SENTRAL

Disusun oleh
Kelompok 6

Mirza Ramadian Raffa (13)


Muammar Syaddad Sonhaji (15)
Muhammad Farid (16)
Rafli Pranajaya (23)
Raja Samudra Tandepadang (25)

1
Satrio Dwi Ramadhani (31)

2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami


yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 4 November 2021

Penyusun

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................4
A. LATAR BELAKANG................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................5
C. TUJUAN.....................................................................................................................6

BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................................7
A. BANK SENTRAL......................................................................................................7
1. PENGERTIAN BANK SENTRAL......................................................................7
2. TUJUAN, FUNGSI, TUGAS DAN WEWENANG BANK SENTRAL
REPUBLIK INDONESIA....................................................................................9
B. SISTEM PEMBAYARAN........................................................................................13
1. PENGERTIAN SISTEM PEMBAYARAN.......................................................13
2. PERAN BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA DALAM SISTEM
PEMBAYARAN.................................................................................................15
3. PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN NONTUNAI OLEH
BANK SENTRAL..............................................................................................17
C. ALAT PEMBAYARAN TUNAI..............................................................................20
1. SEJARAH UANG...............................................................................................20
2. PENGERTIAN UANG.......................................................................................23
3. FUNGSI, JENIS, DAN SYARAT UANG..........................................................25
4. PENGELOLAAN UANG RUPIAH OLEH BANK INDONESIA....................27
5. UNSUR PENGAMAN UANG RUPIAH...........................................................33
D. ALAT PEMBAYARAN NONTUNAI.....................................................................35
1. PENGELOLAAN KEUANGAN ALAT PEMBAYARAN NONTUNAI.........35
2. PENGERTIAN ALAT PEMBAYARAN NONTUNAI.....................................37
3. JENIS-JENIS ALAT PEMBAYARAN NONTUNAI........................................38

BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................43
A. KESIMPULAN.........................................................................................................43

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam perekonomian modern setiap negara memiliki Bank Sentral atau setidak-
tidaknya ada salah satu bank atau lembaga yang bertindak dan menjalankan fungsi
Bank Sentral. Bank Sentral memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengaturan
ekonomi dan moneter yang dalam kegiatannya dapat bertindak sebagai agen
pemerintah.

Bank Sentral merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam


perekonomian suatu bangsa, terutama di bidang moneter, keuangan, dan perbankan.
Peranan Bank Sentral disetiap negara menjadi sangat penting sebab dunia perbankan
merupakan urat nadi perekonomian dalam suatu negara. Sektor perbankan memiliki
peran yang berpengaruh terhadap maju atau mundurnya perekonomian dalam suatu
negara. Bank Sentral sangat berperan penting untuk meminimalkan resiko-resiko dalam
dunia perbankan serta memberi perlindungan terhadap dana masyarakat yang ada pada
lembaga perbankan. Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali dengan
mengontrol keseimbangan antara jumlah uang dan barang yang beredar pada
masyarakat. Sehingga oleh karena itu Bank Sentral menjalankan tugasnya berdasarkan
garis-garis pokok kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Bank Sentral bertugas untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemerintah dalam


bidang Ekonomi dan Moneter, karena Bank Sentral adalah juga bagian dari pemerintah
dan juga lembaga keuangan negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan
alat pembayaran yang sah, merumuskan dan. melaksanakan kebijakan moneter,
melaksanakan kelancaran sistem pembayaran, dan pengawasan perbankan, serta
menjalankan fungsi sebagai “Lender of the Last Resort”.

5
Bank Sentral di Indonesia yaitu Bank Indonesia (BI). Dimana bank sentral tidak
sama dengan Bank Umum yang bertujuan Menginvestasikan asetnya untuk
memaksimalkan Profit. Tetapi bank sentral tidak mencari keuntungan dan kegiatan
bank dikelola oleh pemerintah.1 Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral merupakan
lembaga yang sangat vital dalam kehidupan perekonomian nasional karena kebijakan-
kebijakan yang ditempuh oleh Bank Indonesia akan memiliki dampak yang langsung
dirasakan oleh masyarakat. Bank Indonesia telah lebih dari setengah abad melayani
kepentingan bangsa.

Namun, masih banyak masyarakat yang tidak mengenal BI, apalagi memahami
kebijakan-kebijakan yang pernah diambilnya, sehingga seringkali terjadi salah persepsi
masyarakat terhadap Bank Indonesia. Masyarakat sering memberikan penilaian negatif
terhadap Bank Indonesia karena tidak cukup tersedianya data atau informasi yang
lengkap dan akurat yang dapat diakses dan dipahami dengan mudah oleh masyarakat.
Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan
setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang. Pihak
luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank
Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk
apapun dari pihak manapun juga. Status dan kedudukan yang khusus tersebut
diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai
otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien. Selain bertugas untuk melaksanakan
fungsi-fungsi pemerintah dalam bidang Ekonomi dan Moneter, banyak lagi hal yang
perlu diketahui tentang Bank Sentral terdapat dalam pembahasan makalah ini.2

B. RUMUSAN MASALAH

 Apa yang dimaksud dengan Bank Sentral?


 Apa saja tujuan, fungsi, tugas dan wewenang Bank Sentral Republik Indonesia?

1
https://www.academia.edu/35357133/MAKALAH_BANK_SENTRAL
2
https://www.academia.edu/19823119/Makalah_Bank_Indonesia

6
 Apa yang dimaksud dengan sistem pembayaran?
 Apa saja peran Bank Sentral Republik Indonesia dalam sistem pembayaran?
 Bagaimana penyelenggaraan sistem pembayaran nontunai oleh Bank Sentral?
 Bagaimana sejarah uang?
 Apa yang dimaksud dengan uang?
 Apa saja fungsi, jenis, dan syarat uang?
 Bagaimana pengelolaan uang rupiah oleh Bank Indonesia?
 Apa saja unsur pengaman uang rupiah?
 Bagaimana pengelolaan keuangan Alat Pembayaran Nontunai?
 Apa yang dimaksud dengan Alat Pembayaran Nontunai?
 Apa saja jenis-jenis Alat Pembayaran Nontunai?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
 Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengertian, tujuan, fungsi, tugas, dan
wewenang Bank Sentral.
 Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengertian sistem pembayaran, peran bank
sentral republik indonesia dalam sistem pembayaran, dan penyelenggaraan sistem
pembayaran nontunai oleh Bank Indonesia.
 Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengertian, fungsi, syarat, dan unsur
pengaman uang rupiah serta pengelolaan uang rupiah oleh Bank Indonesia.
 Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan, pengertian, dan jenis
-jenis alat pembayaran nontunai.

7
BAB 2
PEMBAHASAN
A. BANK SENTRAL

1. PENGERTIAN BANK SENTRAL


Bank sentral dapat didefinisikan sebagai sebuah badan keuangan, yang pada umumnya
dimiliki pemerintah, yang bertugas untuk mengatur kesetabilan badan-badan keuangan,
serta menjamin agar kegiatan badan badan keuangan terseut dapat menciptakan tingkat
kegiatan ekonomi yang tinggi dan stabil.

Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 968 pada Pasal 7 dapat diketahui:

1. Bank Indonesia adalah bank sentral sebagaimana dimaksudkan 1945.

2. Bank Indonesia adalah milik Negara.

3. Bank Indonesia sebagai bank sentral berbentuk badan hokum.

4. Bank Indonesia adalah pembantu pemerintah.

5. Bank Indonesia diangkat dan diperhentikan oleh presiden.

Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI). Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, bank Indonesia adalah lembaga
Negara yang independan dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur
tangan pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untukhal-hal yang secara tegas diatur dalam
undang-undang.3

Bank sentral yang bertujuan untuk mengontrol kebijakan dan kestabilan perekonomian
dimiliki hampir disetiap negara. Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai bank
3
https://www.academia.edu/35357133/MAKALAH_BANK_SENTRAL

8
sentral dan disebut dengan Bank Indonesia. Bank Indonesia menghadapi berbagai masalah
dan mengalami pasang surut dalam perkembangannya.

Sejarah bank sentral sudah dimulai sebelum kedatangan bangsa barat di Indonesia. Sejarah
bank sentral berawal sejak Indonesia menjadi jalur perdagangan internasional oleh para
pedagang. Pada saat itu ada dua kerajaan yaitu kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit
yang mendominasi perdagangan di Indonesia. Bangsa-bangsa Eropa memperluas wilayah
jajahannya pada abad ke-15 termasuk ke Indonesia. Negara-negara penjajah Indonesia
antara lain Spanyol, Portugis kemudian diikuti oleh Belanda. Inggris dan Prancis. Kegiatan
perdagangan tidak berhenti walaupun terjadi penjajahan di Indonesia.

Kegiatan perniagaan yang terjadi dengan pesat memicu tumbuhnya lembaga pemberi jasa
keuangan yang nantinya akan menjadi akar tumbuhnya lembaga keuangan yang modern.
Belanda menguasai komoditi perdagangan di Nusantara setelah berhasil memperkuat
armadanya. Lembaga bank dibentuk demi kelancaran bisnis dan sistem pembayaran dan
pada awalnya disebut dengan De Javasche Bank.4 De Javasche Bank NV (DJB) yang
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 24 Januari 1827. Pada waktu itu,
DJB bertindak sebagai bank sirkulasi dan menjalankan beberapa fungsi bank sentral lainya
serta melakukan kegiatan bank umum. Pemerintah Belanda memberikan hak oktrooi
kepada DJB, yaitu hak untuk mencetak dan mengedarkan uang Gulden Belanda.

Istilah bank sentral sebenarnya bukan hal baru karena sudah ada sejak 1946 dan sudah
tercantum dalam UUD 1945. Adapun yang dimaksud dengan bank sentral pada saat itu
adalah Bank Nasional Indonesia 1946. Bank Nasional Indonesia 1946 didirikan setelah
kemerdekaan Republik Indonesia. BNI 1946 berfungsi selain sebagai bank komersil juga
mempunyai fungsi sebagai bank sentral. Fungsi BNI 1946 sebagai bank sentral pada
kenyataannya tidak dilaksanakan dengan baik karena fungsi rangkap yang diembannya.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, pihak berwenang mengeluarkan UU No. 11 Tahun
1953 Tentang Pokok Bank Indonesia. Salah satu pasalnya menyatakan "didirikan bank
Indoneia merupakan bank sentral sebagai pengganti de javasche bank NV sebagai bank
4
http://e-journal.uajy.ac.id

9
nasional kepunyaan Negara". Dengan didirikannya bank Indonesia dan dijadikan pula bank
sentral, sejak saat itu dalam struktur ketatanegaraan Indonesia dikenal 2 buah bank sentral,
yaitu BNI 1946 dan Bank Indonesia. Dualisme bank sentral tersebut berlangsung selama 2
tahun. dan baru berakhir dengan dikeluarkannya UU No. 2 Tahun 1955. Sejak saat itu, di
Indonesia hanya dikenal satu bank sentral yaitu Bank Indonesia.5

2. TUGAS, FUNGSI, TUJUAN, DAN WEWENANG BANK SENTRAL

a. Tugas Bank Sentral

Bank Indonesia mempunyai tugas dan tanggung jawabnya sendiri yang harus dilakukan
dengan baik, yaitu menetapkan serta menjalankan kebijakan moneter di Indonesia, menjaga
kelancaran sistem pembayaran di Indonesia, serta menjaga tingkat kestabilan sistem
keuangan di Indonesia. Berdasaerkan pengertian bank sentral tersebut, berikut ini adalah
penjelasan tugas bank sentral:

1. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter

Ditetapkannya kewajiban moneter harus dilakukan guna mengendalikan peredaran jumlah


mata uang yang ada di masyarakat, sehingga seluruh harga produk barang dan jasa bisa
dikendalikan.

Kebijakan moneter tersebut harus dilakukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi


nasional. Untuk itu, pihak BI harus bisa bekerjasama dengan pihak pemerintah sehingga
seluruh kebijakan yang ditetapkan bisa sesuai dengan kebijakan fiskal dan beberapa
kebijakan ekonomi lain.

2. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran

Maksud dari sistem pembayaran ini adalah sistem pembayaran tunai dan non tunai. Bank
Indonesia berperan penuh dalam melahirkan aturan, standar, kesepakatan dan juga prosedur
untuk digunakan dalam mengatur peredaran uang.
5
https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/sejarah-bi/default.aspx

10
3. Mengatur dan Mengawasi Perbankan

Dalam hal ini, BI harus melakukan pengawasan makroprudensial guna menjaga kestabilan
sistem keuangan yang berlaku di Indonesia. Kebijakan makroprudensial merupakan suatu
kebijakan yang disusun untuk memberikan batasan pada risiko dan biaya krisis yang
sistemik agar tetap bisa menjaga keseimbangan sistem keuangan di Indonesia.6

b. Fungsi Bank Sentral

Bank sentral memiliki peran untuk menjaga stabilitas harga dan nilai mata uang yang
berlaku di negara tersebut. Selain itu, bank sentral juga bertugas untuk menjaga tingkat
inflasi agar selalu terkendali dan selalu berada pada nilai serendah atau seoptimal mungkin
bagi perekonomian dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang agar jumlah
uang yang beredar tidak terlalu banyak. Jika terlalu banyak, maka bank sentral berhak
menggunakan otoritas yang dimilikinya.

Berdasarkan aktivitasnya, bank sentral memiliki sepuluh fungsi, antara lain:

1. Penerbit uang yang sah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.


2. Perumus dan pelaksana kebijakan moneter.
3. Penyedia jasa perbankan dan sebagai pengelola pinjaman pemerintah.
4. Kustodian dari cadangan bank umum dan pembantu penyelesaian akhir transaksi kliring
antarbank.
5. Penjaga keutuhan sistem keuangan dan pada beberapa situasi ekonomi juga bertindak
sebagai an emergency lender of last resort serta pengawas kehati-hatian perbankan.
6. Pelaksana dari kebijakan pemerintah di bidang nilai tukar dan sebagai kustodian dari
cadangan devisa negara, serta membantu negara dalam mengelola cadangan devisa.
7. Perumus dan pelaksana kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di suatu
negara, terutama di negara berkembang. Selain itu, bank sentral juga sering mendapat
mandat untuk memperkuat pembangunan ekonomi.

6
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/pengertian-bank-sentral/

11
8. Penasihat pemerintah terkait kebijakan ekonomi karena dipandang memiliki keahlian
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan bidang ekonomi dan keuangan.
9. Lembaga keuangan yang berpartisipasi dalam kerja sama pengaturan moneter
internasional.
10. Lembaga keuangan yang memiliki hubungan erat dengan pemerintah, sehingga
memungkinkan untuk mendapat tugas lain, seperti memberi layanan perbankan kepada
publik dan memberikan perlindungan terhadap nasabah.

Selain fungsi-fungsi tersebut, bank sentral juga memiliki peran lainnya seperti melayani
jasa perbankan dan manajemen aset serta utang kepada pemerintah. Bahkan, bank sentral
pun sering ditugaskan untuk melakukan analisis dan saran terhadap kondisi ekonomi dan
kebijakan pembangunan pada negara-negara tertentu.7

c. Tujuan Bank Sentral

Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal,
yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang
terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin
pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan
tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia
serta batas-batas tanggung jawabnya.

Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur
dengan mudah.

7
https://review.bukalapak.com/finance/bank-sentral-111616

12
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan
tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas tersebut perlu diintegrasi agar tujuan mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien.

1. Mencapai dan Memelihara Kestabilan Nilai Rupiah


2. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter
3. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran Stabilitas Sistem
Keuangan8

d. Wewenang Bank Sentral

BI selaku bank sentral di Indonesia mempunyai wewenang khusus yang sebelumnya sudah
diatur dalam UU Republik Indonesia, yakni:

1. Kewenangan Membuat Kebijakan Moneter

BI harus bisa menentukan dan menetapkan adanya tingkat diskonto, jumlah cadangan
minimal bank umum, serta harus membuat kebijakan pembiayaan atau kredit. Selain itu, BI
harus bisa menetapkan dan juga menentukan target moneter dengan cara menentukan
tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia setiap tahun.

Lebih dari itu, BI juga memiliki wewenang dalam mengendalikan moneter dengan tidak
dibatasi pada kegiatan pasar terbuka di pasar uang.

2. Kewenangan Mengatur Sistem Pembayaran

Dalam hal ini, BI memiliki tiga wewenang utama. Pertama BI memiliki wewenang dalam
menentukan dan juga menetapkan penggunaan alat pembayaran. Kedua, membuat serta
memberikan persetujuan izin atas adanya penyelenggaraan sistem pembayaran. Terakhir,
mengawasi penyelenggaraan sistem pembayaran.

8
https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/profil/default.aspx#:~:text=Dalam%20kapasitasnya%20sebagai
%20bank%20sentral,terhadap%20mata%20uang%20negara%20lain.

13
3. Kewenangan Mengatur dan Mengawasi Perbankan

Untuk poin terakhir ini, BI selaku bank sentral memiliki empat wewenang utama. Pertama,
membuat dan juga menetapkan kebijakan terkait pelaksanaan perbankan yang berlaku di
Indonesia. Kedua, memberikan sanksi kepada pihak yang sudah melanggar kebijakan yang
sebelumnya sudah ditetapkan sesuai dengan peraturan UU.

Ketiga, memberikan atau mencabut izin kelembagaan dan kegiatan usaha bank. Terakhir,
mengawasi berbagai kegiatan bank konvensional, baik itu dalam sistem perbankan atau
secara individu.9

B. SISTEM PEMBAYARAN

1. PENGERTIAN SISTEM PEMBAYARAN

Sistem pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan


mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu
kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Pembayaran merupakan sistem yang
berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain.

Media yang digunakan untuk pemindahan nilai uang tersebut sangat beragam, mulai dari
penggunaan alat pembayaran yang sederhana sampai pada penggunaan sistem yang
kompleks dan melibatkan berbagai lembaga berikut aturan mainnya. Kewenangan
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran di Indonesia dilaksanakan oleh Bank
Indonesiq yang dituangkan dalam Undang Undang Bank Indonesia.

Dalam menjalankan mandat tersebut, Bank Indonesiq mengacu pada empat prinsip


kebijakan sistem pembayaran, yakni keamanan, efisiensi, kesetaraan akses dan
perlindungan konsumen.

9
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/pengertian-bank-sentral/

14
 Aman berarti segala risiko dalam sistem pembayaran seperti risiko likuiditas, risiko
kredit, risiko fraud harus dapat dikelola dan dimitigasi dengan baik oleh setiap
penyelenggaraan sistem pembayaran.
 Prinsip efisiensi menekankan bahwa penyelenggaraan sistem pembayaran harus
dapat digunakan secara luas sehingga biaya yang ditanggung masyarakat akan lebih
murah karena meningkatnya skala ekonomi.
 Kemudian prinsip kesetaraan akses yang mengandung arti bahwa Bank Indonesia
tidak menginginkan adanya praktik monopoli pada penyelenggaraan suatu sistem
yang dapat menghambat pemain lain untuk masuk.
 Terakhir adalah kewajiban seluruh penyelenggara sistem pembayaran untuk
memperhatikan aspek-aspek perlindungan konsumen.

Sementara itu dalam kaitannya sebagai lembaga yang melakukan pengedaran uang,
kelancaran sistem pembayaran diejawantahkan dengan terjaganya jumlah uang tunai yang
beredar di masyarakat dan dalam kondisi yang layak edar atau biasa disebut clean money
policy.

Secara garis besar Sistem pembayaran dibagi menjadi dua jenis, yaitu Sistem pembayaran
tunai dan Sistem pembayaran non-tunai. Perbedaan mendasar dari kedua jenis sistem
pembayaran tersebut terletak pada instrumen yang digunakan. Pada sistem pembayaran
tunai instrumen yang digunakan berupa uang kartal, yaitu uamg dalam bentuk fisik uang
kertas dan uang logam, sedangkan pada sistem pembayaran non-tunai instrumen yang
digunakan berupa Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), cek, bilyet giro, nota
debit, maupun uang elektronik.10

2. PERAN BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA DALAM SISTEM


PEMBAYARAN

Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting
dalam sistem pembayaran Indonesia. Sebab sistem pembayaran Indonesia sepenuhnya

10
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem_pembayaran

15
diatur atau ditetapkan oleh Bank Indonesia. Alasan kenapa Bank Indonesia mengatur penuh
sistem pembayaran karena adanya keterkaitan yang erat antara kebijakan-kebijakan di
bidang sistem pembayaran dengan sistem moneter dan perbankan. Seperti yang kita tahu
bahwa Bank Indonesia merupakan otoritas moneter di Indonesia. Tugas utama Bank
Indonesia dalam sistem pembayaran adalah menjamin kelancaran dan keamanan sistem
pembayaran Indonesia.

Dilansir dari artikel jurnal Analisis Pengaruh Instrumen Pembayaran Non-Tunai terhadap
Stabilitas Sistem Keuangan di Indonesia (2018) karya Nastiti Ninda Lintangsari, dijelaskan
bahwa demi menjamin kelancaran dan keamanan sistem pembayaran, Bank Indonesia
melakukan kebijakan yang berfokus pada empat aspek yaitu:

• Peningkatan keamanan

Peningkatan keamanan bertujuan untuk menjaga kepercayaan masyarakat akan berbagai


alternatif alat pembayaran yang bisa digunakan masyarakat dalam kegiatan ekonomi yang
dilakukannya

• Peningkatan efisiensi

Peningkatan efisiensi bertujuan untuk menciptakan efisiensi secara nasional baik bagi
industri sistem pembayaran maupun bagi masyarakat pengguna karena tidak harus
mempunyai banyak alat pembayaran dalam melakukan berbagai transaksi pembayaran.

• Perluasan akses pembayaran

Bank Indonesia berupaya untuk memperluas cakupan layanan sistem pembayaran sehingga
dapat lebih luas dan merata ke seluruh wilayah Indonesia.

• Perlindungan konsumen

Bank Indonesia berupaya meningkatkan perlindungan konsumen agar masyarakat


pengguna jasa sistem pembayaran dapat semakin terlindungi. Selain itu, agar tidak ada lagi

16
masyarakat yang berada pada posisi lemah akibat kekurangan informasi atas manfaat dan
risiko dari alat pembayaran yang digunakan.

Peran Bank Indonesia yang lainnya

Selain membuat kebijakan di atas, Bank Indonesia juga memiliki peran yang lainnya dalam
sistem pembayaran. Dalam buku Kebijakan Sistem Pembayaran di Indonesia (2003) karya
Sri Mulyati Tri Subari dan Ascarya, dijelaskan tiga peran Bank Indonesia dalam sistem
pembayaran, yaitu:

 Sebagai regulator dan fasilitator pengembangan

Peran pokok Bank Indonesia dalam sistem pembayaran adalah sebagai regulator, fasilitator,
dan katalisator pengembangan sistem pembayaran Indonesia yaitu

Sebagai regulator, Bank Indonesia senantiasa memastikan proses sistem pembayaran


berlangsung secara tepat waktu. Sebagai fasilitator dan katalisator pengembangan, Bank
Indonesia selalu berupaya melakukan penyempurnaan dan pengembangan terhadap sistem
yang telah ada sesuai dengan perencanaan sistem pembayaran nasional. Upaya
penyempurnaan dan pengembangan tersebut diwujudkan melalui kebijakan, pengembangan
mekanisme, peningkatan efisiensi pelayanan jasa sistem pembayaran, dan lain-lain.

 Sebagai lembaga pengawas

Peran Bank Indonesia sebagai lembaga pengawas memiliki maksud bahwa Bank Indonesia
mempunyai tanggung jawab agar masyarakat bisa mendapatkan layanan jasa sistem
pembayaran yang efisien, cepat, tepat, dan aman.

Dalam menjalan fungsi pengawasan, Bank Indonesia memiliki wewenang untuk


memberikan izin operasional dan melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan sistem
pembayaran, baik yang dilakukan oleh Bank Indonesia maupun pihak lain. Agar
pengawasan terhadap penyelenggaraan sistem pembayaran berjalan secara maksimal, Bank

17
Indonesia mewajibkan seluruh penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk
menyampaikan laporan.

 Sebagai lembaga penyelenggara

Selain menjadi pengawas, Bank Indoensia juga memiliki peran sebagai penyelenggara
sistem pembayaran Indonesia. Ada dua sistem pembayaran yang diselenggaran oleh Bank
Indonesia, yaitu Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan Bank Indonesia-
Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).

SKNBI merupakan sistem pembayaran digunakan untuk menyelesaikan pembayaran ritel


(nilai kecil), sedangkan BI-RTGS merupakan sistem pembayaran yang digunakan untuk
menyelesaikan pembayaran yang memiliki nilai besar.11

3. PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN NONTUNAI OLEH


BANK SENTRAL

Alat pembayaran nontunai sudah berkembang dan semakin lazim dipakai masyarakat.
Kenyataan ini memperlihatkan kepada kita bahwa jasa pembayaran nontunai yang
dilakukan bank maupun lembaga selain bank (LSB), baik dalam proses pengiriman dana,
penyelenggara kliring maupun sistem penyelesaian akhir (settlement) sudah tersedia dan
dapat berlangsung di Indonesia. Transaksi pembayaran nontunai dengan nilai besar
diselenggarakan Bank Indonesia melalui sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement)
dan Sistem Kliring. Sebagai informasi, sistem BI-RTGS adalah muara seluruh penyelesaian
transaksi keuangan di Indonesia.
Sistem BI-RTGS adalah infrastruktur yang digunakan sebagai sarana transfer dana
elektronik yang setelmennya dilakukan seketika per transaksi secara individual. Sejak
dioperasikan oleh Bank Indonesia pada tanggal 17 November 2000, Sistem BI-RTGS
berperan penting dalam pemrosesan aktivitas transaksi pembayaran, khususnya untuk
memproses transaksi pembayaran yang termasuk High Value Payment System (HVPS) atau

11
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/23/193015969/peran-bank-indonesia-dalam-sistem-
pembayaran

18
transaksi bernilai besar yaitu transaksi Rp.100 juta ke atas dan bersifat segera (urgent).
Sistem BI-RTGS Generasi II telah diimplementasikan pada tanggal pada tanggal 16
November 2015 dengan salah satu fitur unggulan berupa “Liquidity Saving Management”
(LSM) yang memiliki tujuan untuk meningkatkan manajamen risiko dan efisiensi dalam
pengelolaan likuiditas.

Transaksi HPVS saat ini mencapai 90% dari seluruh transaksi pembayaran di Indonesia
sehingga dapat dikategorikan sebagai sistem pembayaran nasional yang memiliki peranan
signifikan (Systemically Important Payment System).

Sejak 2016 Bank Indonesia telah melakukan mengimplementasikan Sistem BI-RTGS Gen
2. Pada Sistem RTGS Gen II sudah mengadopsi fitur manajemen likuiditas untuk efisiensi
likuiditas dan mitigasi risiko dari sistem atau fitur liquidity saving.

Sistem BI-RTGS memberikan banyak manfaat, selain berfungsi meningkatkan kepastian


penyelesaian akhir (settlement finality) setiap transaksi pembayaran, yang berarti
mengurangi risiko penyelesaian akhir (minimizing settlement risk), Sistem BI RTGS juga
menjadi sarana transfer dana antar-bank yang praktis, cepat, efisien, aman dan handal.
Disamping itu Sistem BI-RTGS yang dilengkapi dengan mekanisme sentralisasi rekening
giro menjadi sarana yang dapat diandalkan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan
dana (management fund) baik bagi peserta maupun pihak otoritas moneter dan perbankan.
Bagi otoritas informasi mengenai pengelolaan dana perbankan menjadi informasi
pendukung dalam menjalankan kegiatan operasi moneter dan early warning system
pengawasan bank.

Sistem BI-RTGS didisain untuk memastikan penyelesaian akhir dapat dilakukan secara
gross settlement, real time, final dan irrevocable. Penyelesaian transaksi Sistem BI RTGS
dilakukan per transaksi secara seketika dan tidak dapat dibatalkan. Penyelesaian real time
terbatas pada proses pengiriman transaksi dari peserta pengirim kepada Bank Indonesia
untuk diteruskan kepada peserta penerima. Sementara itu waktu penyelesaian akhir
transaksi transfer nasabah pada rekeningnya tergantung dengan kondisi dan standar sistem
pemrosesan pengiriman dan penerimaan transaksi di internal peserta, sehingga dapat saja

19
terjadi perbedaan waktu antara penyelesaian akhir pada Sistem BI-RTGS dengan
penerimaan transfer dana pada rekening nasabah.

Sistem BI-RTGS juga dilengkapi dengan mekanisme Gridlock Resolution. Mekanisme ini
bertujuan untuk mencegah kemacetan (gridlock) yaitu kondisi dimana sejumlah peserta
tidak mampu menyelesaikan kewajibannya karena masih menunggu tagihannya
diselesaikan. Gridlock Resolution dijalankan secara otomatis pada Sistem BI-RTGS pada
setiap waktu tertentu,

Untuk memperlancar proses penyelesaian akhir transaksi pada Sistem BI-RTGS,


penyelenggara menghimbau peserta agar mematuhi Throughput Guidellines. Throughput
Guidellines merupakan suatu target prosentase tertentu dari total transaksi yang
dilakukannya selama 1 hari. Kepatuhan peserta terhadap Throughput Guidellines akan
mengurangi kemungkinan penumpukan transaksi di akhir hari. Throughput Guidellines
diatur dalam masing-masing Zona transaksi (Zona I, Zona II, dan Zona III). Masing-masing
Zona mempunyai batas presentase yang ditetapkan Penyelenggara antara lain Zona I (min
30%), Zona II (min 30%), dan Zona III (max 30%).

Fasilitas Likuiditas Intrahari (FLI) dan Fasilitas Likuiditas Intrahari Syariah (FLIS) adalah
fasilitas cadangan pendanaan likuiditas yang disediakan oleh penyelenggara untuk Sistem
BI-RTGS, yang hanya dapat digunakan dalam hari satu hari. FLI/FLIS dapat dimanfaatkan
oleh peserta untuk mengatasi kesulitan likuiditas peserta yang bersifat sementara atau
mengalami intraday gap. Intraday gap mungkin saja terjadi karena pemrosesan transaksi
BI-RTGS yang bersifat gross settlement menyebabkan penyelesaian per transaksi dilakukan
secara terus-menerus sepanjang hari, sehingga diperlukan likuiditas yang tinggi.
Pemanfaatan FLI/FLIS oleh peserta tetap mensyaratkan jaminan yang berkualitas, biasanya
dalam bentuk SBI dan SBN serta wajib diselesaikan pada hari yang sama. Sejak 1
November 2018 FLI diberikan secara gratis oleh Penyelenggara kepada Peserta Sistem BI-
RTGS.

Sistem BI-RTGS juga merupakan Settlement Processor. Sebagai settlement processor,


Sistem BI-RTGS menjadi sarana penyelesaian akhir bagi transaksi pembayaran ritel,

20
meliputi pembukuan hasil kliring yang diselenggarakan oleh BI (SKNBI) dan hasil kliring
ATM/kartu debit/kartu kredit. Selain transaksi pembayaran ritel, Sistem BI-RTGS juga
menjadi sarana pelimpahan penyelesaian akhir transaksi serah dana dari perdagangan
sekuritas, transaksi perdagangan valas antar-bank, setelmen dana dari operasi
moneter/operasi pasar terbuka (OPT), transaksi pembayaran pemerintah dan transaksi surat
berharga.

Dalam rangka memastikan Sistem BI-RTGS diselenggarakan dengan tingkat keamanan


yang tinggi dan ketersediaan sepanjang jam operasional yang ditetapkan, baik
penyelenggara maupun peserta, Sistem BI-RTGS memiliki prosedur penanganan dalam
kondisi gangguan dan/atau keadaan darurat, antara lain prosedur penanganan keadaan
darurat (Contingency Plan), fasilitas back up, dan Business Continuity Plan (BCP). Selain
itu, penyelenggara juga menyediakan fasilitas guest bank kepada peserta sebagai sarana
back up pada lokasi penyelenggara dalam rangka gangguan dan atau keadaan darurat untuk
mencegah kegagalan peserta dalam menggunakan sarana RTGS terminal untuk proses
setelmen melalui Sistem BI-RTGS.12

C. ALAT PEMBAYARAN TUNAI (UANG)

1. SEJARAH UANG

Uang adalah alat pembayaran transaksi yang menjadi tolok ukur harga atau nilai suatu
barang dan jasa. Sebelum adanya uang, manusia telah melewati masa mandiri atau sebelum
barter, yaitu harus memenuhi kebutuhannya sendiri.

Kemudian melewati masa barter atau pertukaran, mengenal uang komoditas, hingga
mengenal uang sebagai alat pembayaran. Sejarah uang secara singkat dijelaskan sebagai
berikut.

a. Masa Sebelum Barter

12
https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/sistem-pembayaran/nilai-besar/rtgs/default.aspx

21
Masa sebelum barter adalah masa ketika manusia memenuhi kebutuhan dengan
kemampuannya sendiri (secara individu) yang bergantung dengan alam. Pada zaman ini,
manusia belum menjadi makhluk sosial sehingga tidak membutuhkan orang lain untuk
memenuhi kebutuhannya

Semua alat kebutuhan dihasilkan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan keinginan sehingga
manusia bertindak sebagai produsen dan konsumen sekaligus.

b. Masa Barter

Setelah manusia menjadi makhluk sosial maka setiap orang membutuhkan orang lain untuk
memenuhi kebutuhannya. Seiring perkembangan pada masa itu, mereka saling menyadari
bahwa barang-barang yang dihasilkan tidak cukup dan memerlukan orang lain untuk
memenuhinya sehingga muncul kegiatan saling tukar satu sama lain yang saling
membutuhkan.

Kegiatan ini disebut barter atau in nature. Manusia melakukan barter atau pertukaran
barang dan jasa dengan barang dan jasa lain yang diinginkan sebelum mengenal uang.
Misalnya, menukar sekarung terigu dengan sekantong beras untuk kebutuhan karbohidrat
setiap hari.

Kegiatan barter sudah dimulai sejak puluhan ribu tahun lalu hingga masa awal manusia
modern. Lambat laun, masalah barter muncul ketika ada dua orang yang ingin bertukar
tidak sepakat dengan nilai pertukaran barang atau jasa, terutama jika salah satu pihak tidak
terlalu butuh dengan barang atau jasa yang akan ditukar. Adanya masalah tersebut,
kemudian manusia mendapat ide untuk mengatasinya dengan menciptakan uang komoditas.

c. Uang Barang

Sistem uang barang atau uang komoditas adalah barang dasar yang hampir dimiliki oleh
semua orang seperti garam, teh, tembakau, dan biji-bijian yang dijadikan sebagai standar
atau alat pembayaran.

22
Pada tahun 9000 hingga 6000 sebelum masehi (SM), uang komoditas yang dipakai berubah
menjadi ternak, bukan lagi barang yang kecil. Kemudian muncul budaya pertanian
sehingga uang komoditas yang dipakai adalah gandum, sayuran, atau tumbuhan lain.

Seiring berjalannya waktu, sekitar tahun 1200 SM, uang primitif mulai dipakai. Uang
primitif adalah cangkang kerang atau moluska lainnya yang dipakai sebagai alat
pembayaran bernama cowrie. Cangkang atau Cowrie berasal dari Kepulauan Maladewa di
Samudra Hindia.

Cowrie telah menjadi barang berharga sejak awal peradaban China dan India yang
selanjutnya dibawa sepanjang rute perdagangan ke Afrika. Orang Eropa menamakannya
Wampum yang menjadi mata uang di pasar. Jenis uang barang berbeda-beda di seluruh
bagian dunia sesuai dengan perkembangan peradaban masing-masing.

d. Masa Uang

Berdasarkan ilmu ekonomi tradisional, uang adalah alat tukar yang bisa diterima dan
dipakai secara umum. Kehadiran uang memudahkan semua transaksi baik barang maupun
jasa sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.

Nilai uang juga terus berkembang dari semula sebagai alat tukar menjadi alat ukur hingga
menjadi pendorong transaksi. Pada awalnya, setiap manusia berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri.

Uang pertama kali diprakarsai oleh bangsa Lydia pada abad ke-6 sebelum masehi. Uang
tersebut terbuat dari campuran emas dan perak yang disebut elektrum berbentuk seperti
kacang polong. Perbandingan antara emas dan perak adalah 75:25 yang disebut sebagai
‘stater’ atau ‘standar’.

Pada tahun 560-546 sebelum masehi, Croesus menciptakan uang logam yang dipakai oleh
Bangsa Yunani. Dalam sejarah uang, bangsa ini dikenal sebagai penemu uang logam
pertama.

23
Bangsa ini mendesain uang logam dengan berbagai gambar menarik dan nilainya
ditentukan oleh bahan pembuatnya. Kemudian dikenal uang kertas yang diciptakan oleh
orang Tiongkok pada abad pertama masehi tepatnya pada masa Dinasti Tang.

Pembuatan uang kertas dilakukan karena adanya kesulitan yang dihadapi. Pasokan logam
mulia (emas dan perak) sebagai bahan baku uang berjumlah pada masa itu sangat terbatas
dan bertransaksi dalam jumlah besar sangat sulit dilakukan dengan uang logam.

Berdasarkan sejarah, usaha untuk membuat uang kertas sebenarnya telah beberapa kali
dilakukan sebelum masa Dinasti Tang, tetapi gagal. Kegagalan terjadi karena sulit
menemukan bahan pembuat kertas yang bisa bertahan lama. Pada masa Dinasti Tang
akhirnya uang kertas berhasil diciptakan oleh Ts’ai Lun dengan memakai kulit kayu
murbei.

Sejak masa itu, mulai terbentuk negara-negara setelah mengalami perjalanan sejarah yang
panjang. Terjadilah kegiatan-kegiatan ekonomi di setiap negara sehingga membutuhkan
mata uang sebagai alat transaksi yang sah.

Berawal dari sana, setiap negara menciptakan nama untuk mata uangnya sendiri, kemudian
kabarnya disiarkan ke seluruh dunia. Hingga saat ini pada akhirnya mata uang Dollar
Amerika Serikat menjadi patokan perdagangan antarnegara karena negara ini telah menjadi
negara adidaya di dunia.13

2. PENGERTIAN UANG

Pengertian Uang dibagi menjadi dua, yaitu: Pengertian uang dalam ilmu ekonomi
tradisional dan modern.

a. Pengertian uang berdasarkan ekonomi tradisional

Pengertian uang dalam ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang
dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima

13
https://www.simulasikredit.com/sejarah-munculnya-uang/

24
oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Uang seperti ini
disebut Uang Barang.

b. Pengertian uang berdasarkan ekonomi modern

Dalam ilmu ekonomi modern, uang adalah sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima
sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan
berharga lainnya juga untuk pembayaran hutang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi
uang sebagai alat penunda pembayaran.

Kesimpulannya uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat
untuk mengukur nilai, menukar, dan melakukan pembayaran atas pembelian barang dan
jasa, serta pada waktu yang bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.

Pada awalnya di Indonesia, uang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Namun
sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk
mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia,
sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk
menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi.

Pengertian Uang Menurut Para Ahli

 AC Pigou; dalam bukunya The Veil of Money, yang dimaksud uang adalah alat tukar.
 DH Robertson; dalam bukunya Money, ia mengatakan bahwa uang adalah sesuatu yang
bisa diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang-barang.
 RG Thomas; dalam bukunya Our Modern Banking, menjelaskan uang adalah sesuatu
yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian
barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran
utang.14

Arti Penting Uang dalam perekonomian

14
https://www.gramedia.com/literasi/uang/

25
Arti Penting Uang dalam perekonomian dibagi atas :

1. Arti penting uang dalam produksi

Produsen memproduksi dan menjual barang/jasanya sehingga menerima keuntungan dalam


bentuk uang pada investasi kapitalnya. Bila keuntungan diperoleh dengan mudah, misal
pada masa makmur, jumlah uang yang ditanamkan pada pabrik-pabrik dan peralatan baru
meningkat. Investasi ini menguntungkan bagi masyarakat karena adanya aliran barang-
barang dan jasa- jasa di pasar yang semakin meningkat.

2. Arti penting uang dalam pertukaran dan konsumsi

Uang diterima umum dan digunakan secara luas dalam pertukaran merangsang aliran
barang-barang dari produsen ke konsumen. Pendapatan konsumen dalam bentuk :
upah,gaji,sataupun sewa, memudahkan mereka untuk memenuhi keinginannya dengan
menukarkan uang tersebut dengan barang-barang dan jasa- jasa. Kelancaran daripada
sistem pertukaran uang ini meningkatkan standar hidup masyarakat sebagaimana dengan
meningkatnya produksi dan selanjutnya dipasarkannya untuk ditukarkan dengan uang.

3. Arti penting uang pada masyarakat

Umumnya masyarakat menggunakan uang untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa,


dimana ini menjamin kesediaan masyarakat dalam menukarkan uangnya dengan barang-
barang dan jasa-jasa. Sehingga setiap orang puas pada pekerjaannya yang sudah sesuai
untuk mendapatkan penghasilan dalam bentuk uang. Pembagian spesialisasi (tugas)
merupakan cirri khas daripada masyarakat modern yang akan meningkatkan produksi,
pertukaran dan kesejahteraan masyarakat.15

3. FUNGSI, JENIS, DAN SYARAT UANG

a. Fungsi Uang

15
http://makalahkite.blogspot.com/2013/12/konsep-dasar-uang.html?m=1

26
1. Fungsi asli

 Uang sebagai alat tukar guna mempermudah kita untuk mendapatkan suatu barang.
Dengan begitu, kita dapat menghemat waktu serta tenaga karena tinggal
menukarkan uang untuk membeli kebutuhan.
 Uang sebagai alat ukur mampu menentukan besaran nilai suatu barang. Misalnya,
harga penggaris yang akan dibeli Tedy senilai Rp3.000, menunjukkan bahwa Tedy
cukup membayar uang sejumlah Rp3.000 untuk mendapatkan penggaris.

2. Fungsi turunan

 Uang sebagai alat pembayaran berbeda dengan uang sebagai alat tukar. Maksudnya di
sini adalah ketika uang dibayarkan tanpa ditukar dengan benda/jasa apapun. Contohnya,
membayar opajak.
 Uang sebagai penunjuk harga memiliki nilai yang berbeda-beda, misalnya harga jeruk 1
kg Rp8.000 sementara harga apel Rp9.000.
 Uang sebagai alat pembayaran utang digunakan untuk melunasi utang piutang.
 Uang sebagai alat penimbun kekayaan dapat digunakan ketika ada keperluan
mendadak.

3. Jenis Uang

1. Berdasarkan bahan pembuatnya

 Uang logam terbuat dari logam, emas, atau perak dan no minalnya kecil seperti Rp100,
Rp200, Rp500, dan Rp1.000.
 Uang kertas dibuat agar tidak mudah robek, luntur, dan tahan terhadap air. Nominalnya
besar contohnya Rp10.000, Rp20.000, atau Rp100.000.

2. Berdasarkan nilai

27
 Full bodied money (bernilai penuh) merupakan uang yang nilai intrisiknya sama dengan
nilai nominal, misalnya nilai emas pada uang logam Rp500 bernilai sama dengan
nominalnya.
 Representative full bodied money (tidak bersifat penuh) yaitu nilai instrisik lebih kecil
dari nilai nominal. Biasanya terdapat pada jenis uang kertas.

3. Berdasarkan lembaga yang menerbitkan

 Uang kartal diterbitkan oleh Bank Sentral yaitu Bank Indonesia serta digunakan oleh
seluruh masyarakat dalam bentuk logam dan kertas.
 Uang giral diterbitkan oleh bank umum dalam bentuk cek atau bilyet giro.

4. Berdasarkan kawasan

 Uang lokal hanya berlaku di satu negara tertentu, misalnya mata uang peso hanya dapat
digunakan di negara Filipina.
 Uang regional berlaku di suatu kawasan yang lebih luas daripada uang lokal, misalnya
mata uang euro dapat digunakan untuk beberapa negara yang ada di benua Eropa
seperti Jerman, Spanyol, Austria, Spanyol, dan lain-lain.
 Uang internasional berlaku di seluruh dunia sebagai standar pembayaran, contohnya US
dollar.16

c. Syarat Uang

Uang yang telah disepakati oleh masyarakat harus memenuhi 7 syarat sebagai berikut:

 Ada jaminan artinya harus dijamin pemerintah sehingga penggunaannya untuk berbagai
keperluan dapat dipercaya oleh masyarakat.
 Diterima secara umum (acceptability) yakni kegunaannya harus diterima sebagai alat
tukar, penimbun kekayaan, atau pembayar utang.

16
https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-fungsi-jenis-dan-syarat-uang

28
 Nilainya stabil (stability of value) artinya tidak naik-turun (fluktuatif) supaya orang-
orang mau menggunakaannya sebagai alat tukar.
 Mudah disimpan (storable) berarti bentuk fisiknya tidak boleh terlalu besar.
 Mudah dibawa (portability) berarti harus mudah dipindahkan dari satu tangan ke tangan
lainnya.
 Tidak mudah rusak (durability) agar dapat bertahan untuk jangka waktu yang relatif
lama.
 Mudah dibagi (divisibility) maksudnya apabila nominal uang hanya terdiri dari satu
jenis pecahan, maka tidak memungkinkan kita untuk bertransaksi.17

4. PENGELOLAAN UANG RUPIAH OLEH BANK INDONESIA

Sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Bank Indonesia
diberikan tugas dan kewenangan Pengelolaan Uang Rupiah mulai 2 tahapan Perencanaan,
Pencetakan, Pengeluaran, Pengedaran, Pencabutan dan Penarikan, sampai dengan
Pemusnahan. Bahwa Pengelolaan Uang Rupiah perlu dilakukan dengan baik dalam
mendukung terpeliharanya stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan kelancaran
sistem pembayaran. Pengelolaan Uang Rupiah yang dilakukan oleh Bank Indonesia
ditujukan untuk menjamin tersedianya Uang Rupiah yang layak edar, denominasi sesuai,
tepat waktu sesuai kebutuhan masyarakat, serta aman dari upaya pemalsuan dengan tetap
mengedepankan efisiensi dan kepentingan nasional.

Perencanaan

Perencanaan Uang Rupiah merupakan suatu rangkaian kegiatan menetapkan besarnya


jumlah dan jenis pecahan berdasarkan perkiraan kebutuhan Rupiah dalam periode tertentu.
Dalam melakukan perencanaan jumlah uang yang akan dicetak dilakukan dengan
memperhatikan asumsi tingkat inflasi, asumsi pertumbuhan ekonomi, perkembangan
teknologi, kebijakan perubahan harga uang Rupiah, kebutuhan masyarakat terhadap jenis
pecahan uang Rupiah tertentu, tingkat pemalsuan, dan faktor lain yang mempengaruhi.

17
https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-fungsi-jenis-dan-syarat-uang

29
Perencanaan uang Rupiah terdiri dari dua jenis perencanaan yaitu perencanaan pencetakan
uang Rupiah dan perencanaan uang Rupiah emisi baru.

Terdapat tiga faktor utama yang dipertimbangkan oleh Bank Indonesia dalam melakukan
perencanaan pencetakan uang Rupiah:

 Tambahan uang kartal yang diedarkan, yaitu tambahan uang kartal yang diperlukan
masyarakat sejalan dengan meningkatnya perekonomian. Dalam menentukan tambahan
uang kartal yang diedarkan, proyeksi dilakukan dengan memperhatikan asumsi besaran
ekonomi makro yang meliputi inflasi, suku bunga, produk domestik bruto dan nilai
tukar. Asumsi besaran ekonomi makro tersebut harus dikoordinasikan dengan
pemerintah (c.q. Kementerian Keuangan). Selain memperhatikan besaran ekonomi
makro, perkiraan tambahan uang kartal yang diedarkan juga mempertimbangkan data
historis outflow (uang yang keluar dari Bank Indonesia), inflow (uang yang masuk
kembali ke Bank Indonesia), dan karakteristik perekonomian secara spasial.
 Penggantian uang yang dimusnahkan karena tidak layak edar, yaitu perkiraan jumlah
uang yang akan dimusnahkan oleh Bank Indonesia. Pemusnahan uang ini dilakukan
oleh Bank Indonesia sebagian besar berasal dari setoran bank (inflow) yang oleh Bank
Indonesia diklasifikasikan sebagai uang tidak layak edar. Jumlah uang tidak layak edar
yang dimusnahkan tersebut harus diganti dengan yang baru (clean money policy).
 Menjaga kecukupan persediaan kas Bank Indonesia melalui penetapan Kas Minimum
dan Iron Stock Nasional. Kas Minimum adalah persediaan kas yang harus dijaga oleh
setiap kantor Bank Indonesia yang memperhatikan faktor kelancaran distribusi uang
dan ketersediaan moda transportasi. Saat ini Bank Indonesia menetapkan jumlah Kas
Minimum sebesar dua hari rata-rata outfow bulanan untuk Kantor Pusat Bank
Indonesia, satu minggu rata-rata outflow bulanan untuk kantor Bank Indonesia di
wilayah Jawa, dan 2 minggu rata-rata outflow bulanan untuk kantor Bank Indonesia di
wilayah non-Jawa. Sementara itu jumlah Iron stock Nasional ditetapkan sebesar 15%
dari Uang Kartal yang Diedarkan (UYD).

30
Selanjutnya, perencanaan uang Rupiah emisi baru merupakan kegiatan untuk
merencanakan desain uang baru, yang meliputi ukuran uang, gambar utama uang, dan
unsur pengaman yang akan ditanamkan pada uang baru (ciri-ciri khusus uang), serta bahan
uang yang digunakan. Faktor yang dipertimbangkan Bank Indonesia dalam menerbitkan
uang emisi baru adalah:

 Tingkat pemalsuan uang, yaitu suatu kondisi dimana Bank Indonesia mencermati
perkembangan tingkat kualitas temuan uang Rupiah palsu, sejalan dengan
perkembangan teknologi digital (antara lain fotokopi berwarna, scanner, dan printer
berwarna). Untuk melindungi masyarakat dari dampak pemalsuan uang, Bank
Indonesia menerbitkan uang emisi baru untuk menggantikan uang emisi lama yang
memiliki potensi dapat dipalsukan dengan kualitas yang baik. Penerbitan uang emisi
baru harus dilengkapi dengan unsur pengaman baru yang lebih mampu melindungi
uang dari upaya pemalsuan.
 Nilai instrinsik uang, yaitu nilai atau harga dari bahan yang digunakan untuk membuat
uang. Nilai intrinsik uang kertas pada umumnya jauh lebih rendah dari nilai
nominalnya, sedangkan nilai intrinsik uang logam berpotensi melebihi nilai
nominalnya. Oleh karena itu, pertimbangan nilai intrinsik dalam penerbitan uang emisi
baru biasanya terkait dengan uang logam.
 Masa edar uang, yaitu jangka waktu pecahan uang tertentu berlaku sebagai alat
pembayaran yang sah yang dimulai sejak uang diterbitkan sampai uang dicabut dan
ditarik dari peredaran.
 Kebutuhan masyarakat akan pecahan baru, dengan mempertimbangkan faktor kegunaan
dalam transaksi sehari-hari dan kegunaan dalam menyimpan nilai (store a value).

Pencetakan

Pencetakan Uang Rupiah merupakan suatu rangkaian kegiatan mencetak Uang Rupiah yang
dilakukan oleh Bank Indonesia berdasarkan rencana cetak dalam periode tertentu. Rencana
tersebut mencakup rencana jumlah nominal dan jumlah lembar Uang Rupiah kertas, serta
rencana jumlah nominal dan keping Uang Rupiah logam. Sesuai amanat UU Mata Uang,

31
pencetakan Uang Rupiah dilaksanakan di dalam negeri dengan menunjuk Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) sebagai pelaksana pencetakan Uang Rupiah. Saat ini Perusahaan
Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) merupakan satu-satunya
BUMN yang bergerak dalam bidang pencetakan Uang Rupiah.

Namun demikian, dalam hal Perum Peruri tidak sanggup memenuhi permintaan Bank
Indonesia, maka pencetakan uang Rupiah dilaksanakan oleh Perum Peruri bekerja sama
dengan lembaga lain yang ditunjuk melalui proses yang transparan, akuntabel serta
menguntungkan negara. Dalam melaksanakan pencetakan uang kertas Rupiah, Perum
Peruri menerapkan standar operasional prosedur yang berpengaman tinggi untuk menjamin
mutu serta keamanan dan kerahasiaan proses cetak uang, mulai dari proses desain uang,
penyediaan bahan kertas uang, tinta maupun proses cetaknya.

Selain itu, kewajiban Bank Indonesia dalam proses pencetakan uang adalah menyediakan
bahan uang sebesar pesanan cetak ditambah dengan tingkat salah cetak (inschiet). Oleh
karenanya dalam proses pencetakan Bank Indonesia berkordinasi secara intens dengan
Perum Peruri untuk menjamin kelancaran proses cetak Perum Peruri, sehingga keseluruhan
pesanan cetak dapat diselesaikan Perum Peruri secara tepat waktu.

Kualitas hasil pencetakan uang Rupiah sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan uang yang
dikirimkan Bank Indonesia ke Perum Peruri. Oleh karena itu, sebelum dikirimkan ke Perum
Peruri bahan uang tersebut harus lolos uji mutu di laboratorium untuk memastikan
kesesuaian dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Pengeluaran

Pengeluaran Uang Rupiah merupakan suatu rangkaian kegiatan menerbitkan Rupiah


sebagai alat pembayaran yang sah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bank
Indonesia memiliki wewenang dalam mengeluarkan Uang Rupiah dalam bentuk emisi baru,
Uang Rupiah desain baru dan Uang Rupiah khusus (commemorative currency).
Pengeluaran uang Rupiah baru diatur dalam Peraturan Bank Indonesia yang ditempatkan
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia, serta diumumkan melalui media massa

32
sehingga masyarakat di seluruh wilayah NKRI dapat mengetahui adanya pengeluaran uang
baru oleh Bank Indonesia. Konsekuensi dari penerbitan uang ini adalah masyarakat
dilarang menolak apabila dibayar dengan uang yang telah diterbitkan oleh Bank Indonesia.

Sesuai amanat UU Mata Uang, Bank Indonesia telah mengeluarkan 11 pecahan Uang
Rupiah Tahun Emisi 2016 yang diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko
Widodo pada tanggal 19 Desember 2016. Uang tersebut terdiri atas 7 Uang Rupiah kertas
dan 4 Uang Rupiah logam. Selain itu, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun
Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75 Tahun, pada tanggal 17 Agustus 2020, Bank
Indonesia mengeluarkan Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia
pecahan Rp75.000 tahun emisi 2020 sebagai wujud ungkapan rasa syukur dan berbagi
kebahagiaan kepada rakyat Indonesia.

Pengedaran

Pengedaran Uang Rupiah merupakan suatu rangkaian kegiatan mengedarkan atau


mendistribusikan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kegiatan
pengedaran Uang Rupiah mencakup distribusi Uang Rupiah dan layanan kas. Kegiatan
distribusi Uang Rupiah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kas di seluruh wilayah kerja
Bank Indonesia baik dalam bentuk pengiriman uang (remise) dari KPBI ke KPwBI maupun
pengembalian uang (retur) dari KPwBI ke KPBI. Sementara itu, kegiatan layanan kas
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui penarikan dan penyetoran
perbankan, termasuk Kas Titipan, serta penukaran uang rusak/cacat/lusuh kepada
masyarakat melalui Kas Keliling dan kerja sama dengan perbankan dan/atau instansi lain.

Mekanisme distribusi uang Rupiah dilakukan dari Kantor Pusat Bank Indonesia kepada
Kantor-kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwDN) yang berfungsi sebagai Kantor Depo
Kas (KDK), dan untuk selanjutnya oleh KDK didistribusikan lagi kepada KPwDN lainnya.
Moda transportasi utama yang digunakan adalah moda transportasi darat (truk dan kereta
api) dan laut (kapal barang dan kapal penumpang). Dalam kondisi tertentu, moda
transportasi udara (pesawat) juga digunakan untuk melakukan distribusi uang oleh Bank
Indonesia. Untuk menjaga kelancaran distribusi uang, Bank Indonesia terus meningkatkan

33
kerja sama dengan berbagai instansi seperti penyedia moda transportasi dan penyedia
pengawalan dan pengamanan jalur distribusi.

Pencabutan/Penarikan

Pencabutan dan Penarikan Uang Rupiah merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
menetapkan Rupiah tidak berlaku lagi sebagai alat pembayaran yang sah di Wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pencabutan dan penarikan uang dilakukan dengan
berbagai pertimbangan, diantaranya masa edar suatu pecahan sudah terlalu lama dan
adanya perkembangan teknologi unsur pengaman (security features) pada uang. Di samping
itu juga dimaksudkan untuk mencegah dan meminimalisir peredaran uang palsu serta
menyederhanakan komposisi dan emisi pecahan yang ada.

Esensi dari pencabutan dan penarikan uang dari peredaran adalah pengumuman Bank
Indonesia yang menyatakan bahwa uang yang dicabut dan ditarik dari peredaran sudah
tidak lagi berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah NKRI, sehingga
masyarakat dapat menolak apabila dibayar dengan uang yang telah dicabut dan ditarik dari
peredaran tersebut. Oleh karena itu, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank
Indonesia mengenai pencabutan dan penarikan uang yang ditempatkan dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia, serta membuat pengumuman melalui media massa sehingga
masyarakat luas dapat mengetahui adanya pencabutan dan penarikan uang oleh Bank
Indonesia. Uang Rupiah yang telah dicabut dan ditarik dari peredaran dapat ditukarkan
dengan uang Rupiah layak edar sebesar nilai nominalnya.

Pemusnahan

Pemusnahan Uang Rupiah merupakan suatu rangkaian kegiatan meracik, melebur, atau cara
lain memusnahkan Rupiah sehingga tidak menyerupai Rupiah. Bank Indonesia
berkomitmen untuk menyediakan uang layak edar bagi masyarakat, yaitu Uang Rupiah
yang memenuhi persyaratan untuk diedarkan berdasarkan standar kualitas yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia. Sebagai wujud komitmen tersebut, salah satu langkah yang dilakukan
Bank Indonesia secara rutin adalah kegiatan pemusnahan uang.

34
Uang yang dimusnahkan oleh Bank Indonesia merupakan uang yang tidak layak edar baik
berupa uang lusuh, uang cacat, uang rusak maupun Uang rupiah yang masih layak edar
yang dengan pertimbangan tertentu tidak lagi mempunyai manfaat ekonomis dan/atau
kurang diminati oleh masyarakat serta uang yang telah dicabut/ditarik dari peredaran.
Pemusnahan uang kertas dilakukan oleh Bank Indonesia dengan cara diracik sehingga tidak
menyerupai uang kertas, baik dengan menggunakan Mesin Sortasi Uang Kertas (MSUK)
dan/atau Mesin Racik Uang Kertas (MRUK). Sementara itu, pemusnahan uang logam
dilakukan dengan cara dilebur atau dengan cara lainnya sehingga tidak menyerupai uang
logam.

Sesuai dengan Undang-Undang Mata Uang, pelaksanaan pemusnahan uang Rupiah oleh
Bank Indonesia harus berkoordinasi dengan Pemerintah. Koordinasi Bank Indonesia
dengan Pemerintah diwujudkan dalam bentuk nota kesepahaman antara Bank Indonesia dan
Pemerintah yang berisi teknis pelaksanaan pemusnahan uang Rupiah, termasuk pembuatan
berita acara pemusnahan uang Rupiah. Pelajari lebih lanjut mengenai Pengelolaan Uang
Rupiah18

5. UNSUR PENGAMANAN UANG RUPIAH

Dalam kehidupan sehari hari kita sebagai pelajar sering menggunakan uang sebagai alat
pembayaran, baik uang logam maupun uang kertas. Di Indonesia mata uang yang berlaku
adalah Rupiah (Rp) yang diatur dalam UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.
Undang-undang mata uang mengatur bahwa rupiah adalah pembayaran yang syah di
wilayah NKRI dan wajib digunakan setiap tranksanksi pembayaran Tunai. Kita juga pernah
mendengar ada uang asli dan uang palsu. Lalu bagaimana cara membedakannya? Didalam
uang ada yang disebut pengaman uang sebagai pembeda dengan uang palsu. Dan pada
kesempatan

18
https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/sistem-pembayaran/pengelolaan-rupiah/default.aspx#:~:text=
%E2%80%8B%E2%80%8B%E2%80%8B%E2%80%8B%E2%80%8BPengelolaan%20Uang%20Rupiah,-Sesuai
%20Undang%2DUndang&text=Pengelolaan%20Uang%20Rupiah%20yang%20dilakukan,mengedepankan
%20efisiensi%20dan%20kepentingan%20nasional.

35
Unsur pengaman uang dan penukaran mata uang dari Negara lain ke Indonesia (rupiah).
Unsur pengamanan rupiah adalah suatu ciri yang terdapat pada uang yang berguna
menghindarkan dari pemalsuan uang. Unsur pengamanan uang rupiah dibedakan menjadi
sebagai berikut:

Unsur pengamanan yang terbuka: adalah unsur pengaman yang dapat dilihat dengan mudah
oleh masyarakat. Pendeteksi unsur pengaman tersebut dapat dilakukan dengan kasat mata,
perabaan tangan, dan peralatan sederhana.

Unsur pengamanan tidak terbuka: pendeteksian unsur pengeman yang tidak terbuka hanya
dapat dilakukan dengan mesin yang memiliki sensor yang memiliki tingkat kepastian dan
kecepatan cukup tinggi untuk mengetahui unsur pengaman tersebut

Karakteristik uang kertas rupiah

 Semakin besar nominal pecahan diperlukan unsure pengaman yang lebih baik,
kompleks, dan canggih.
 Unsur pengaman yang dipilih didasarkan pada hasil penelitian dan mempertimbangkan
perkembangan teknologi.

Karakteristik uang logam rupiah

Beberapa karakteristik tertentu yang perlu diperhatikan dalam uang logam Rupiah antara
lain:

 Setiap pecahan uang logam mudah dikenali baik secara kasat mata dan kasat raba.
 Uang logam menggunakan bahan yang tahan lama dan tidak mengandung zat yang
membahayakan.
 Uang logam yang dikeluarkan dalam ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar atau tidak
terlalu berat.
 Uang logam Rupiah berbentuk bulat, dengan bagian samping bergerigi atau tidak
bergerigi.

36
Dalam melaksanakan tugas pokok di bidang pengedaran uang, Bank Indonesia selalu
berupaya agar uang yang dikeluarkan dan diedarkan memiliki ciri-ciri dan unsur pengaman
yang cukup mudah dikenali oleh masyarakat namun di pihak lain dapat melindungi uang
dari unsur pemalsuan. Keaslian uang dapat dikenali melalui ciri-ciri yang terdapat baik
pada bahan yang digunakan untuk membuat uang (kertas, plastik atau logam), disain dan
warna masing-masing pecahan uang, maupun pada teknik pencetakan uang tersebut. Dalam
penetapan ciri-ciri uang dianut suatu prinsip bahwa semakin besar nilai nominal uang maka
semakin banyak unsur pengaman (Secutiy Features) dari uang tersebut sehingga aman dari
usaha pemalsuan. Security features selain berfungsi sebagai alat pengamanan, baik dalam
bentuk kasat mata maupun tidak kasat mata juga memiliki beberapa fungsi lain, yaitu :

 Fungsi estetika, agar uang tampak menarik.


 Untuk membedakan antara satu pecahan dengan pecahan lainnya, atau antara satu mata
uang dengan mata uang lainnya19

D. ALAT PEMBAYARAN NONTUNAI

1. Pengelolaan Keuangan Alat Pembayaran Nontunai

Bank Indonesia (BI) telah mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) pada 14
Agustus 2014 yang bertujuan untuk menciptakan sistem pembayaran yang aman, efisien
dan lancar, yang pada gilirannya akan dapat mendorong sistem keuangan nasional bekerja
secara efektif dan efisien. GNNT juga diharapkan mampu meminimalisasi kendala dalam
pembayaran tunai, seperti uang tidak diterima karena lusuh/sobek/tidak layak edar dan
meningkatkan efisiensi saat transaksi di mana masyarakat tidak perlu membawa uang
dalam jumlah besar. Dengan demikian, dapat meningkatkan efektivitas transaksi yaitu
menghindari adanya kesalahan hitung atau human error. Pada gilirannya GNNT akan dapat
mewujudkan ekosistem cashless society.

19
https://id.scribd.com/document/403059044/UNSUR-PENGAMANAN-UANG-RUPIAH-docx

37
Seiring dengan upaya meningkatkan GNNT, BI menyadari bahwa sistem pembayaran perlu
beradaptasi dengan hadirnya teknologi digital. Untuk itu, BI telah menerbitkan blueprint
Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025, yang salah satu visinya mendukung digitalisasi
perbankan sebagai lembaga utama dalam ekonomi-keuangan digital, baik melalui open-
banking maupun pemanfaatan teknologi digital dan data dalam bisnis keuangan.

Peningkatan efisiensi, kemudahan, dan inklusivitas yang didorong oleh integrasi ekonomi
dan keuangan digital diharapkan akan berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi
yang kuat, seimbang, inklusif, dan berkelanjutan. Upaya BI dalam mendorong integrasi
ekonomi dan keuangan digital dilakukan melalui kebijakan dan program elektronifikasi
yang mencakup Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (Pemda), Elektronifikasi
Bantuan Sosial, dan Elektronifikasi Transportasi. Program ini diharapkan akan
berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan keuangan inklusif,
kesehatan fiskal, dan efisiensi ekonomi.

Perubahan penggunaan instrumen dari tunai menjadi nontunai memiliki banyak keuntungan
yaitu efisiensi dalam cash handling, lebih praktis, akses lebih luas, transparansi transaksi,
dan identifikasi perencanaan ekonomi yang lebih akurat.

Definisi Elektronifikasi

Elektronifikasi transaksi keuangan merupakan perubahan cara pembayaran yang semula


menggunakan tunai menjadi nontunai. Elektronifikasi transaksi keuangan merupakan salah
satu bentuk GNNT yang dicanangkan oleh Bank Indonesia.

Peran BI Terkait Elektronifikasi

Peran BI terkait elektronifikasi meliputi:

 Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi dalam rangka implementasi elektronifikasi selaras


dengan tugas Bank Indonesia di bidang sistem pembayaran.

38
 Pelaksanaan sosialisasi dan/atau edukasi kepada stakeholders eksternal mengenai
implementasi program elektronifikasi meliputi regulasi dan kebijakan yang mendukung,
serta publikasi materi edukasi kepada masyarakat terkait layanan transaksi nontunai
melalui media dengan berkoordinasi bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia
(KPwBI), Kementerian/Lembaga terkait, Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran
(PJSP) dan pihak lainnya.
 Pelaksanaan monitoring efektivitas implementasi program elektronifikasi melalui
survei, Forum Group Discussion (FGD) dan/atau on site visit ke lokasi.

Bank Indonesia terus mendorong pergeseran perilaku transaksi masyarakat dari tunai ke
nontunai melalui 4 (empat) strategi elektronifikasi yang disinergikan dengan program-
program pemerintah antara lain:

 Fasilitasi model bisnis.


 Regulasi dan kebijakan yang mendukung.
 Optimalisasi sumber daya lokal.
 Edukasi dan monitoring.20
2. Pengertian Alat Pembayaran Nontunai

Pembayaran non tunai adalah pembayaran yang dilakukan dengan cara:

 Bayar dimuka yaitu pembayaran harga sebelum barang diterima atau sebelum barang
ada.
 Bayar dibelakang, yaitu pembayaran yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu
setelah barang diterima.
 COD (cash on delivery), dimana pembayaran dilakukan pada waktu barang diserahkan
pada pembeli, dan ada pula yang pembayaran dilakukan pada waktu dokumen tiba.21

3. Jenis-jenis Pembayaran Nontunai

20
https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/sistem-pembayaran/ritel/elektronifikasi/default.aspx
21
https://id.scribd.com/document/354887573/Makalah-Alat-Pembayaran-Non-Tunai

39
A. Instrumen Pembayaran Berbasis Warkat
Warkat adalah surat berharga yang dikeluakan oleh suatu bank sebagai instrumen penarikan
dana nasabah yang memiliki fasilitas Rekening Giro/Rekening Koran.
Instrumen berbasis warkat yang umum digunakan perbankan antara lain:
1. Cek
Cek adalah surat perintah pembayaran tidak bersyarat untuk membayarkan sejumlah uang
yang tertulis pada cek kepada orang yang namanya tertera pada cek.
Ciri-ciri Umum Cek:
 Tidak dapat dibatalkan.
 Dapat dibayar secara tunai dan pemindahbukuan.
 Pencairan dana dapat dilakukan dalam tenggang waktu 70 hari sebelum dan sesudah
tanggal penarikan.
 Dapat dipindahtangankan dengan cara endorsemen.
Jenis-jenis Cek
 Cek atas unjuk/pembawa, merupakan cek yang dibayarkan kepada orang yang
menunjukkan/membawa cek tersebut.
 Cek atas nama, merupakan cek yang dibayarkan kepada orang yang namanya tertera
pada cek tersebut.
Ciri-ciri Cek atas unjuk:
 Item bayarlah kepada (nama dan nomor rekening) dikosongkan.
 Item pembawa tidak dicoret.
Ciri-ciri Cek atas nama:
 Item bayarlah kepada diisi dengan nama perorangan/perusahaan atau nomor rekening.
 Item pembawa dicoret.
2. Bilyet Giro
Bilyet Giro adalah surat perintah pembayaran bersyarat kepada bank penerbit agar
memindahbukukan sejumlah dana kepada pihak penerima yang nama dan nomor
rekeningnya disebutkan, pada bank penerima dana.
Jenis-jenis Bilyet Giro
Bilyet giro ditinjau dari jenisnya ada 2, yaitu:
a. Bilyet Giro untuk setoran atau tarikan kliring

40
Bilyet giro jenis ini mempunyai ciri-ciri bahwa bank penerbit dengan bank penerima dana
berbeda, tetapi berada dalam satu kota (satu wilayah kliring).
b. Bilyet Giro untuk inkaso keluar atau inkaso masuk
Pengertian Inkaso adalah suatu layanan perbankan dalam jasa penagihan yang dilakukan
oleh cabang pembayar (cabang bank di mana nasabah mengajukan permohonan inkaso)
kepada pihak yang tertagih melalui cabang bank tertagih (cabang bank di mana dana
nasabah ditarik) yang berada di luar wilayah kliring.
Ciri-ciri Bilyet Giro
 Dapat dibatalkan oleh tertarik setelah lewat waktu 70 hari dari tanggal efektif
 Tidak dapat diambil secara tunai, melainkan hanya dapat dipindahbukuan ke rekening
penerima.
 Tidak dapat dipindahtangankan dengan endorsemen.
3. Nota Kredit
Nota Kredit adalah warkat yang digunakan untuk membayar sejumlah dana pada bank lain
atau nasabah yang menerima warkat tersebut.
Nota Kredit merupakan dokumen yang dihantar untuk mengurangkan hutang pembeli.
Dokumen ini akan dihantar apabila pembeli memulangkan bekas kosong, pembeli
memulangkan barang kerana rosak atau silap jenama dan jika ada kesilapan dalam
pengiraan invois. Nota Kredit disediakan oleh penjual dan dihantar kepada pembeli.
Penjual menyimpan dokumen salinan dan pembeli menyimpan dokumen asal.
4. Nota Debit
Nota Debit adalah warkat yang dipergunakan untuk menagih sejumlah dana pada bank lain
untuk dimasukkan ke rekening nasabah bank yang menyampaikan warkat tersebut.
B. Instrumen pembayaran menggunakan kartu (APMK) dan elektronik
1. Kartu Kredit
Kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya untuk memungkinkan pembawanya
membeli barang-barang yang dibutuhkannya secara hutang. Atau sejenis kartu khusus yang
dikeluarkan oleh pihak bank-sebagai pengeluar kartu-, lalu jumlahnya akan dibayar
kemudian. Pihak bank akan memberikan kepada nasabahnya itu rekening bulanan secara
global untuk dibayar, atau untuk langsung didebet dari rekeningnya yang masih berfungsi
2. Kartu ATM/Debit
Pengertian ATM dikenal dengan Anjungan Tunai Mandiri. ATM merukan alat elektronik
yang diberikan oleh bank yang kepada pemilik rekening yang dapat digunakan untuk
bertransaksi secara elektronis seperti mengecek saldo, mentransfer uang dan juga

41
mengambil uang dari mesin ATM tanpa perlu dilayani seorang teller. Setiap pemegang
kartu diberikan PIN (personal identification number), atau nomor pribadi yang bersifat
rahasia untuk keamanan dalam penggunaan ATM. Apabila digunakan untuk bertransksi di
mesin ATM, maka kartu tersebut dikenal sebagai kartu ATM. Namun apabila digunakan
untuk bertransaksi pembayaran dan pembelanjaan non-tunai dengan menggunakan mesin
EDC (Electronic Data Capture), maka kartu tersebut dikenal sebagai Kartu
Debit.persamaannya Kartu ATM dengan Kartu Kredit kedua kartu tersebut adalah alat
berupa kartu yang memudahkan untuk bertransaksi atau menarik uang baik di toko tertentu
maupun melalui mesin ATM. Dengan kartu tersebut kita dimudahkan jika harus berbelanja
tanpa harus membawa uang banyak kemana-mana. misal anda di surabaya anda pergi
kejakarta, anda tidak perlu repot bawa uang tunai dari Surabaya cukup kartu tersebut jika
anda mau berbelanja pada toko tertentu ataupun anda tarik tunai di mesin ATM terdekat
didaerah situ uangnya anda tabung di bank.
Perbedaanya
1. Kartu ATM mendasarkan uang yang ditarik/digunakan pada tabungan anda. dengan
kata lain anda hanya bisa bertransaksi jika uang ditabungan bank anda masih ada. kartu
kredit mendasarkan uang untuk transaksi/digunkan dari pinjaman anda, artinya anda
minjem (kredit) ke bank dulu pas transaksi tentu dengan bunga tertentu, dengan batas kredit
tertentu dan harus dibayar pada akhir bulan
2. Kelebihan kartu ATM adalah tidak ada bunga yang harus dibayar, karena mereka
otomatis mengurangi tabungan kita. juga mudah untuk tarik tunai dimesin atm kelebihan
kartu kredit adalah banyaknya toko (istilahnya merchant) yang melayani transaksi
menggunkan kartu kredit dibanding kartu ATM. bahkan diluar negeri untuk tipe kartu
kredit VISA dan Mastercard diterima diseluruh dunia. kartu atm belum tentu.
3. Bentuk kartu atm dengan kartu kredit hampir sama hanya pemilik kartu2 itu yang
biasanya bisa membedakan...
Manfaat Kartu Kredit
Kartu kredit khususnya akan sangat bermanfaat pada saat-saat darurat ketika kita tidak
memiliki uang tunai. Misalnya, saat harus membayar rumah sakit. Kartu kredit memberi
tenggang sampai satu bulan untuk pelunasannya. Sehingga bila kita tidak memiliki dana
tunai, kita masih dapat membayar biaya rumah sakit dan tagihan kartu kredit dibayar
setelah mendapat gaji atau bila terpaksa kita dapat mencicilnya selama beberapa waktu.
Pada saat Anda harus bertransaksi online, salah satu pembayaran yang paling populer
adalah dengan menggunakan kartu kredit. Manfaat lain adalah ketika Anda harus pergi ke
suatu tempat yang tidak bijaksana untuk membawa uang tunai.
Anda juga dapat memanfaatkan promosi dari kartu kredit untuk mendapatkan diskon saat
makan di restoran tertentu atau saat berbelanja di tempat tertentu. Bila yang dibeli memang

42
hal yang penting dan diperlukan tentu Anda akan mendapatkan keuntungan dari diskon
yang diperoleh. Tetapi hal ini perlu dicermati dengan baik. Bila tidak, akan membuat kita
menjadi boros dengan membeli barang-barang yang tidak perlu atau bersantap di restoran
karena tertarik dengan diskon yang diberikan.
Bahaya Kartu Kredit
Karena kemudahannya dan tidak perlu mengeluarkan uang saat membeli sesuatu, seringkali
kita terlalu asyik berbelanja tanpa memperhitungkan berapa total uang yang sudah
dikeluarkan. Selain itu, karena tidak menggunakan uang tunai, membuat total belanjaan
tidak terasa besar dibandingkan berbelanja dengan uang tunai. Kita seolah-olah masih
memiliki banyak uang karena uang tunai tidak terpakai.
Namun, apabila Anda tidak membayar secara penuh total tagihan maka bahaya siap
menanti Anda. Anda memang dapat membayar jumlah minimum saja yang biasanya
sebesar 10% dari total tagihan. Tetapi, kekurangannya akan dihitung sebagai hutang yang
harus dibayar beserta bunganya yang sangat besar. Akibatnya, total yang harus dibayarkan
akan sangat besar dan akan terus berbunga sehingga jumlah yang harus dibayar akan
semakin membengkak.
Bila Anda belum melunasi selama beberapa waktu, bank akan mendatangkan debt collector
yang dengan kasar akan memaksa Anda untuk membayar tunggakan tersebut. Banyak para
pengguna kartu kredit akhirnya harus menjual hartanya untuk melunasi hutang yang
membengkak akibat bunga kartu kredit. Pelu diketahui, bahwa suku bunga kartu kredit
paling besar dibandingkan jenis kredit lainnya.
Kartu kredit juga seringkali digunakan dalam penipuan. Seseorang atau lembaga tertentu
mungkin menipu Anda dengan berbagai cara untuk mendapatkan nomor kartu kredit Anda.
Selanjutnya, mereka akan melakukan pembelian atau pengambilan uang dengan nomor
kartu kredit Anda yang akan dibebankan kepada Anda sebagai pemilik kartu kredit.
3. Kartu Prabayar
Layaknya kartu debit dan kredit, kartu prabayar memungkinkan Anda untuk melakukan
pembelian tanpa uang tunai atau cek. Tidak seperti kartu kredit, Anda tidak dapat berhutang
dengan kartu prabayar, dan tidak seperti kartu debit, kartu prabayar tidak terkait dengan
rekening bank. Kartu prabayar memiliki saldo nol sampai Anda menambah uang ke
dalamnya.
Cara Kerja Kartu Prabayar
Pada saat Anda melakukan pembelian dengan kartu prabayar, jumlah pembayaran akan
dikurangin dari saldo yang tersedia di kartu tersebut. Pada saat saldo mencapai angka nol,
kartu tersebut kosong. Kartu kemudian dapat dibuang, kecuali kartu tersebut dapat diisi
ulang, dimana Anda dapat menambahkan dana dan melanjutkan penggunaan kartu tersebut.

43
Dengan Kartu Prabayar Anda Dapat:
 Melakukan pembelian secara perorangan, online atau melalui telepon.
 Memberi hadiah untuk teman atau keluarga
 Menarik tunai melalui ATM atau bank
 Menerima gaji atau dana dengan memasukannya ke dalam kartu
 Membayar tagihan
Kartu Isi Ulang adalah jenis kartu prabayar yang paling umum di Indonesia dan
memungkinkan Anda untuk menambah dana setelah pembelian awal Anda.
4. E Money/Uang Elektronik
Uang elektronik (atau uang digital) adalah uang yang digunakan dalam transaksi Internet
dengan cara elektronik. Biasanya, transaksi ini melibatkan penggunaan jaringan komputer
(seperti internet dan sistem penyimpanan harga digital). Electronic Funds Transfer (EFT)
adalah sebuah contoh uang elektronik.
Uang elektronik memiliki nilai tersimpan (stored-value) atau prabayar (prepaid) dimana
sejumlah nilai uang disimpan dalam suatu media elektronis yang dimiliki seseorang. Nilai
uang dalam e-money akan berkurang pada saat konsumen menggunakannya untuk
pembayaran. E-money dapat digunakan untuk berbagai macam jenis pembayaran (multi
purpose) dan berbeda dengan instrumen single purpose seperti kartu telepon.
Uang elektronik merupakan bidang yang menarik dalam kriptografi (lihat, hasil kerja David
Chaum), penggunaan uang digital sampai sekarang masih dalam skala-kecil. Satu
kesuksesan yang jarang adalah kartu Octopus Hong Kong, yang dimulai sebagai sistem
pembayaran transit dan telah tumbuh menjadi sistem uang kas yang banyak digunakan
umum. Sukses lainnya adalah jaringan Interac Kanada, yang pada tahun 2000, telah
melewati pembayaran uang tunai dalam bidang retail di Kanada.22

22
https://id.scribd.com/document/354887573/Makalah-Alat-Pembayaran-Non-Tunai

44
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bank sentral dapat didefinisikan sebagai sebuah badan keuangan, yang pada umumnya
dimiliki pemerintah, yang bertugas untuk mengatur kesetabilan badan-badan keuangan,
serta menjamin agar kegiatan badan badan keuangan terseut dapat menciptakan tingkat
kegiatan ekonomi yang tinggi dan stabil. Bank Sentral merupakan lembaga yang memiliki
peran penting dalam perekonomian suatu bangsa, terutama di bidang moneter, keuangan,
dan perbankan.

Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI). Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, bank Indonesia adalah lembaga
Negara yang independan dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur
tangan pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam
undang-undang.

Tujuan bank sentral seperti tertuang dalam UU RI No. 23 Tahun 1999 Bab 3 Pasal 7 adalah
untuk mencapai dan memelihara kestabilan rupiah. Peranan lain Bank Indonesia adalah
dalam hal menyalurkan uang terutama uang kartal atau kertas dan logam dimana Bank
Indonesia mempunyai hak tunggal untuk menyalurkan uang kartal. Bank Indonesia
mempunyai tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya yaitu:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran.
3. Mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.

45

Anda mungkin juga menyukai