NIM : 221124901
Kelas : 4 MB 3
Yayan Victoria
Ada beberapa jenis subbudaya, yaitu usia, agama, kelas sosial, jenis kelamin, etnis, dan rigional.
Masing-masing subbudaya tersebut sangat memengaruhi perilaku konsumen.
1. Usia
Salah satu temuan utama mengenai generasi tua adalah bahwa mereka merupakan konsumen
yang teliti, cenderung tidak menghadapi resiko berbuat salah karena bertindak cepat. Dalam
kenyataannya, semakin tinggi resiko yang dirasakan, semakin kurang generasi tua mencoba
suatu produk.
Perbedaan lain antara konsumen yang lebih tua dan lebih muda adalah bahwa ketika orang
semakin tua, mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk menonton TV. Meskipun semua
orang menghabiskan lebih banyak waktu di depan TV dari pada melakukan kegiatan lainnya,
kecuali tidur dan bekerja, generasi tua menggunakan TV sebagai hiburan dan saluramn
informasi. Telivisi merupakan bagian yang sangat penting dari sumber informasi karena orang-
orang yang semakin tua mempunyai kontak sosial yang semakin sedikit juga.
Untuk seluruh persamaan diantara generasi tua ini, para pemasar masih menentukan sikap,
membandingkan usia untuk menentukan pasar yang matang. Generasi tua pada umumnya merasa
lebih muda dari pada usia mereka yang sesungguhnya. Satu implikasi bagi para manajer adalah
bahwa bahan-bahan promosi harus menggambarkan generasi tua pada usia yang mereka rasakan
dan bukan pada usia biologis mereka.
Kelompok usia juga dapat dianalisis sebagai sebuah subbudaya karena sering memiliki nilai dan
perilaku yang berbeda. Namun demikian, pemasar harus berhati-hati dalam penyegmentasian
konsumen jika mendasarkan diri pada usia mereka yang sebenarnya karena sebagian konsumen
remaja yang menganggap dirinya sudah dewasa.
2. Agama
Karena bervariasi dan pluralistis, serta sifatnya yang pribadi, kelompok agama mempunyai
pengaruh penting bagi konsumsi suatu masyarakat. Kelompok keagamaan akan memperlihatkan
preferenssi dan tabu yang spesifik. Pemasar hendaknya dapat memperhatikan secara seksama
preferensi dan tabu yang spesifik atas barang yang dihasilkan karena akan memengaruhi perilaku
pembeli dari subbudaya kelompok keagamaan yang dimaksud. Banyaknya lembaga pendidikan
yang belakang keagamaan menunjukkan bahwa saat ini masyarakat sangat membutuhkan suatu
lembaga pendidikan yang dapat memberikan nilai-nilai agama yang lebih, contohnya sekolah Al-
Azhar untuk yang beragama islam, Santo Angela dan Aloysius untuk yang beragama Katolik,
dan BPK Penabur untuk yang beragama Kristen Protestan. Hal serupa juga dapat kita lihat
dengan banyaknya tayangan yang bersifat rohani atau keagamaan di setiap stasiun televisi saat
ini.
3. Kelas sosial
Menurut Mowen dan Minor (2002), kelas sosial adalah strata yang relatif tetap dalam masyarakat
yang berbeda masyarakat yang berbeda status, kekayaan, pendidikan, pemilikan, dan nilai.
Aspek sosiobudaya lainnya yang ikut menentukan persepsi dan perilaku beli konsumen adalah
aspek kelas sosial. Perilaku beli konsumen sangat dipengaruhi oleh kelas sosial yang ditempati
konsumen atau kelas sosial yang ditambahkan konsumen, jadi bukan oleh segi pendapatannya
saja. Di Amerika Serikat kelas sosial benar-benar ada, meskipun ide tentang struktur kelas sosial
atau istilah-istilah kelas bawah, kelas menengah, dan kelas atas mungkin menjengkelkan bagi
kebanyakan orang Amerika. Namun demikian, para ahli sosiologi yang mengidentifikasikan
struktur kelas dan para pemasar yang memakainya sama sekali tidak bermaksud untuk
mengadakan diskriminasi pertimbangan nilai yang terkandung dalam setiap kelas sosial. Kita
tidak mengatakan bahwa kelas atas lebih berkuasa atau lebih bahagia dibandingkan kelas bawah.
Kita hanya menyadari bahwa kelas sosial memang ada di masyarakat.
Kotler dan Armstrong (2001) mengidentifikasi tujuh kelas sosial di Amerika Serikat, yaitu
4. Jenis kelamin
Dengan adanya emansipasi wanita, yaitu kecenderungan modern untuk meniadakan perbedaan
antara pria dan wanita, banyak di dapati bukti bahwa pria dan wanita berbeda untuk beberapa hal
penting tertentu.Untuk beberapa tujuan pemasaran, mungkin cukup signifikan untuk memandang
kedua jenis kelamin sebagai suatu subbudaya yang berbeda. Sebagai contoh, penelitian
membuktikan bahwa wanita memperlakukan harta milik secara berbeda dibandingkan pria.
Kepemilikan produk dipandang oleh sebagian pria sebagai cara untuk mendominasi dan
mengungkapkan atas kekuasaan atas orang lain, membedakan dirinya dari orang lain, dan
mungkin bentuk terselubung dari agresi terhadap orang lain. Wanita, sebaliknya, cenderung
menilai tinggi barang milik yang dapat memperkuat hubungan personal dan sosial. Dibandingkan
dengan sebagian besar pria, sebagian besar wanita lebih menghargai perawatan dari pada
dominasi. Sebagian pemasar melihat bahwa sangatlah bermanfaat untuk mengembangkan
strategi pemasaran yang berbeda untuk subudaya pria dan wanita.
5. Etnis
Etnis dapat di artikan sebagai kelompo orang yang mempunyai norma dan nilai spesifik yang
sama dalam persepsi dan kognisi yang berbeda dengan persepsi dan kognisi kelompok lain
dalam masyarakat yang lebih luas. Nilai tersebut dapat terbentuk dari segi fisik, agama,
geografis, atau faktor lainnya, namun tidak mutlak, misalnya ernis sunda yang umumnya berkulit
sawo matang dan bergama Islam berbeda dengan etnis Papua yang umumnya bekulit hitam dan
bergama Kristen.
Di indonesia dengan 34 provinsinya ada begitu banyak kelompok etnis. Pemasar harus
menyadari dan mencermati hal ini karena penyebaran etnis tidak merata di seluruh indonesia
serta merupakan bangsa pasar yang berbeda. Wilayah yang paling beragam penyebaran secara
etnis di indonesia adalah di kota-kota besar di pulau jawa, yaitu Jakarta, Bandung, dan Surabaya,
serta Yogyakarta dengan etnis Jawa sebagai mayoritas.
Menurut Septiadi (2003), beberapa etnis kebudayaan yang memiliki latar belakang, sejarah,
norma, dan keunikan tersendiri adalah :
1. Subbudaya Afrika-Amerika
Sejumlah faktor membentuk subbudaya Afrika-Amerika, yang mencakup hampir 13% populasi
Amerika Serikat. Salah satu kontributor utamanya adalah perampasan pendapatan. Pada tahun
1990-an, 37% dari rumah tangga Afrika-Amerika mempunyai pendapatan dibawah $15,000.
Sebaliknya, 30% dari rumah tangga kulit putih dan Hispatik mempunyai pendapatan yang
rendah.
Subbudaya Afrika-Amerika juga ditandai oleh pentingnya organisasi dan sosial. Bangsa Afrika-
Amerika secara tidak seimbang termasuk kelompok Protestan fundamentalis dan Partai
Demokrat. Selain itu, ada juga pola pidato yang diakui dan dikenal sebagai African Amerika
Vernacular English (AAVE, Bahasa Inggris Sehari-Hari Afrika-Amerika) dan digunakan oleh
80% dari populasi Afrika-Amerika. Dialek ini ering kali muncul di program TV, tetapi
pemakaiannya dalam periklanan tertulis atau lisan cukup terbatas.
1. Subbudaya Hispanik
Orang-orang hispanik merupakan kelompok subbudaya etnis kedua yang tumbuh paling cepat di
Amerika Serikat (orang-orang Asia-Amerika berada di peringkat pertama). Dalam kenyataannya,
orang-orang hispanik akan menjadi etnis minoritas terbesar di AS menjelang tahun 2010.
Diperkiraan bahwa penerimaan orang Mexiko hanya mencapai 23% dari semua imigrasi legal ke
Amerika Serikat antara tahun 1971 hingga 1990. Suatu kombinasi angka kesuburan yang tinggi,
angka imigrasi yang tinggi, dan imigrasi ilegal yang terus-menerus dengan cepat.
1. Subbudaya Asia-Amerika
Subbudaya etnis apa saja yang tumbuh paling cepat di Amerika Serikat? Jawabannya bukanlah
bangsa Afrika-Amerika atau Hispanik, melainkan subbudaya Asia Amerika. Pada tahun 1980-an,
lebih 40% dari semua imigran yang datang ke Amerika Serikat berasal dari Asia. Sebagian
memikirkan bahwa menjelang tahun 2050 jumlah bangsa Asia-Amerikahampir sama jumlahnya
dengan orang Hispanik, yang saat itu merupakan minoritas terbesar di Amerika Serikat.
6. Subbudaya regional
Peralihan populasi regional terjadi karena pencarian kerja. Selama resesi yang berat pada tahun
1980 sampai dengan 1982, banyak perkerja pindah dari negara bagian utara tengah ke barat dan
barat daya untuk mencari kerja. Masyarakat juga berpindah karena alasan gaya hidup. Florida
tumbuh dengan cepat pada dua dawarsa terakhir karena arus masuk yang besar dari merekan
yang pensiun dan mencari sinar matahari. Akibatnya, florida merupakan negara bagian tertua
dengan 18,4% penduduknya berusia 65 tahun ke atas.
• PENGARUH KEBUDAYAAN
Budaya pada gilirannya akan mempengaruhi pengembangan dalam implikasi pemasaran seperti
perencanaan produk, promosi ,distribusi dan penetapan harga. Untuk mengembangkan strategi
yang efektif pemasar perlu mengidentifikasi aspek-aspek penting kebudayaan dan memahami
bagaimana mereka mempengaruhi konsumen. Sebagaimana strategi dalam penciptaan ragam
produk,segmentasi pasar dan promosi yang dapat disesuaikan dengan budaya masyarakat.
Penduduk dunia berkembang dalam tingkat yang amat cepat. Total penduduk dunia sekarang
lebih dari 5,8 miliyar jiwa dan akan melebihi 7,5 miliyar pada tahun 2015. Pertumbuhan
penduduk dunia yang sangat cepat memiliki dampak yang besar bagi bisnis. Penduduk yang
berkembang berarti tumbuhnya kebutuhan manusia untuk dipuaskan. Bila berkaitan dengan daya
beli, berarti juga tumbuhnya kesempatan pasar.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol, yang mempengaruhi perilaku, sikap,
kepercayaan, dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Budaya bukan hanya bersifat abstrak
tetapi bisa berbentuk objek material seperti rumah, kendaraan, peralatan elektronik, pakaian,
undang-undang, makanan, minuman, musik, teknologi, dan bahasa.
Produk dan jasa memainkan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi budaya, karena
produk mampu membawa pesan makna budaya. Makna budaya akan dipindahkan ke produk dan
jasa, dan produk kemudian dipindahkan ke konsumen dalam bentuk pemilikan produk
(possession ritual), pertukaran (exchange ritual), pemakaian (grooming ritual), dan pembuangan
(divestment ritual).
Dalam pemasaran, analisis lintas budaya sering memerlukan pengidentifikasian implikasi kultur
terhadap peran-peran pembelian keluarga, fungsi produk, desain produk, aktivitas promosi dan
penjualan, sistem saluran dan penentuan harga. Etnis dapat diartikan sebagai kelompok orang
yang mempunyai norma dan nilai spesifik yang sama dalam persepsi dan kognisi yang berbeda
dengan persepsi dan kognisi kelompok lain dalam masyarakat yang lebih luas, nilai ini dapat
terbentuk dari segi fisik, agama, geografis atau faktor lainnya namun tidak mutlak
DAFTAR PUSTAKA
Buku Perilaku Konsumen, pendekatan praktis, Dr. Etta Mamang Sangadi, M.Si.-Dr. Sopiah,
MM., M.Pd.
Analisis Artikel "LINGKUNGAN SUBBUDAYA DAN DEMOGRAFI"
Latar Belakang :
Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar.
Dengan kata lain faktor budaya merupakan faktor paling utama dalam perilaku pengambilan
keputusan dan perilaku pembelian. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi berbagai makna budaya
dalam masyarakat dalam suatu proses yang berkesinambungan dan timbal balik yang hamper mirip
dengan analisis roda konsumen.
Konsumen adalah makhluk social, yaitu makhluk yang hidup bersama dengan orang lain,
berinteraksi dengan sesamanya. Orang-orang sekeliling inilah yang disebut sebagai lingkungan
social konsumen. Konsumen saling berinteraksi satu sama yang lain, saling mempengaruhi dalam
membentuk perilaku, kebiasaan, sikap, kepercayaan dan nilai-nilai yang dianggap penting. Salah
satunya unsur lingkungan social adalah budaya.
Rumusan masalah :
1. Defiinisi Subbudaya
2. Pengaruh Kebudayaan
3. Pengertian Demografi
4. Subbudaya versus Demografi
Temuan :
satu temuan utama mengenai generasi tua adalah bahwa mereka merupakan konsumen
yang teliti, cenderung tidak menghadapi resiko berbuat salah karena bertindak cepat. Dalam
kenyataannya, semakin tinggi resiko yang dirasakan, semakin kurang generasi tua mencoba
suatu produk.
Perbedaan lain antara konsumen yang lebih tua dan lebih muda adalah bahwa ketika orang
semakin tua, mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk menonton TV. Meskipun semua
orang menghabiskan lebih banyak waktu di depan TV dari pada melakukan kegiatan lainnya,
kecuali tidur dan bekerja, generasi tua menggunakan TV sebagai hiburan dan saluramn
informasi. Telivisi merupakan bagian yang sangat penting dari sumber informasi karena orang-
orang yang semakin tua mempunyai kontak sosial yang semakin sedikit juga.
Untuk seluruh persamaan diantara generasi tua ini, para pemasar masih menentukan sikap,
membandingkan usia untuk menentukan pasar yang matang. Generasi tua pada umumnya merasa
lebih muda dari pada usia mereka yang sesungguhnya. Satu implikasi bagi para manajer adalah
bahwa bahan-bahan promosi harus menggambarkan generasi tua pada usia yang mereka rasakan
dan bukan pada usia biologis mereka.
Keterbatasan penelitian :
yaitu:
1. Penelitian ini hanya fokus pada sisi pendapat masyarakat atau preferensi dan perilaku
masyarakat saja, tidak meneliti sisi pembuat kebijakan.
2. Masyarakat yang diteliti hanya pada mayoritas masyarakat umumnya saja