Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen, perusahaan dapatmenggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang
memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi,dan
perilaku. Identitas perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh salah satunya kelas dan status
sosial.
Menurut Soerjono Soekanto : Pengertian kelas sosial hampir sama dengan lapisan
sosial tanpa membedakan apakah berdasarkan faktor uang, tanah atau kekuasaan. Ada
juga yang menggunakan istilah kelas sosial hanya untuk lapisan sosial berdasarkan
ekonomi, sedangkan lapisan sosial berdasarkan kehormatan.
Menurut Pitrim A. : Sorokin yang dimaksud dengan kelas sosial adalah "Pembedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas - kelas secara bertingkat (hierarchis). Dimana
perwujudannya adalah lapisan-lapisan atau kelas - kelas tinggi, sedang, ataupun kelas -
kelas yang rendah.
Menurut Kornblum : mendefnisikan pengertian sosial yang mirip dengan kasta, hanya
saja ditentukan berdasarkan kriteria ekonomi, seperti penghasilan, pekerjaan dan
kemakmuran. Biasanya kelas sosial bersifat terbuka dan tidak homogeny artinya terjadi
mobilitas baik ke atas maupun ke bawah di antara kelas - kelas itu.
Menurut Max Weber : Mendefinisikan membuat pembedaan antara dasar ekonomi dan
dasar kedudukan sosial, tetapi tetap menggunakan istilah sosial bagi semua lapisan. Kelas
sosial yang sifatnya ekonomi dibagi lagi ke dalam subkelas yang dipilah berdasarkan
kecakapan dibidang ekonomi.
Dengan demikian maka kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat
ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda, sehingga para anggota setiap kelas
secara relatif mempunyai status yang sama dan para anggota kelas lainnya mempunyai
status yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Variabel Ekonomi :
1) Pekerjaan
Suatu pekerjaan di jadikan indicator penentu kelas sosial adalah karean suatu
pekerjaan memiliki tingkat kehormatan di mata masyarakat yang bisa berkaitan
dengan gaya hidup sseseorang. Semakin baik jenis pekerjaan yang dimiliki, maka
semakin tinggi pula tingkat pendapatannya.
2) Pendapatan
Pendapatan akan menentukan daya beli seseorang, yang selanjutnya akan
mempengaruhi pola konsumsinya. Semaki tinggi pendapatan seseorang, semakin
besar peluangnya ia masuk kedalam kategori kelas atas. Variabel pekerjaan dan
pendapatan merupakan variabel yang paling penting dalam menentukan kelas
sosial individu. Kedua variabel ini mempunyai kepentingan kritis karena apa yang
orang kerjakan untuk nafkah tidak hanya menentukan berapa banyak yang harus
dibelanjakan oleh keluarga, tetapi juga sangat penting dalam menentukan
kehormatan yang diberikan kepada anggota keluarga.
3) Kekayaan
Kelas sosial adalah salah satu penggambaran dari suatu gaya hidup masyarakat.
Dalam hal kekayaan, kita akan membahas peran uang dan pengaruhnya terhadap
perilaku konsumen. kekayaan adalah sumber pendapatan masa datang yang
memungkinkan keluarga mempertahankan kelas sosialnya (yang tinggi) generasi
demi generasi. Untuk memahami peran uang dalam menentukan strata
sosiai/kelas sosial, kita harus menyadari bahwa pada dasamya kelas sosial
merupakan suatu cara hidup.
4) Pendidikan
Pendidikan menjadi indicator penentu kelas sosial karena semakin tinggi
pendidikan yang diambil oleh seseorang, maka semakin tinggi pula pendapatan
yang akan diraihnya. Maka semakin banyak kekayaan yang akan dimiliki dan
akan meningkatkan status atau kelas sosial di masyarakat.
Variabel interaksi :
1) Prestise pribadi
Kelas sosial akan ditentukan oleh penghargaan yang diberikan orang lain kepada
seseorang. Seseorang dikatakan memiliki prestise pribadi jika ia dihormati oleh
orang lain dan orang-orang disekelilingnya. Orang mempunyai prestise tinggi bila
orang lain mempunyai sikap respek atau menghormati mereka. Prestise adalah
sentimen di dalam pikiran orang yang mungkin tidak selalu mengetahui bahwa
hal itu ada di sana. Untuk analisis konsumen,prestise mempunyai dua cara:
dengan menayakan orang mengenai sikap respek mereka terhadap orang lain dan
dengan menanyakan orang memperhatikan perilaku mereka dalam hal-hal seperti
peniruan gaya hidup dan pemakaian produk.
2) Asosiasi
Asosiasi adalah variabel yang berkenaan dengan hubungan sehari-hari. Orang
mempunyai hubungan sosial yang erat dengan orang yang suka mengajarkan hal-
hal yang sama seperti yang mereka kerjakan, dengan cara yang sama, dan dengan
siapa mereka merasa senang.
3) Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses dimana individu belajar keterampilan, sikap dan
kebiasaan untuk berpartisipasi di dalam kehidupan komunitas bersangkutan.
Banyak penelitian biologis menyimpulkan bahwa perilaku dan nilai-nilai kelas
sosial dipelajari secara dini di dalam siklus kehidupan. Posisi kelas orang tua jelas
dibedakan pada anak-anak pada waktu mereka mencapai masa remaja, bukan
hanya untuk pola perilaku dasar, tetapi variabel kepribadian yang bervariasi
menurut kelas sosial seperti harga diri.
Variabel politik :
Kekuasaan
Kekuasaan adalah potensi individu atau kelompok untuk menjalankan kehendak
mereka atas orang lain. Namun pemasar kurang tertarik secara langsung terhadap
variabel ini meskipun hal ini merupakan pokok dalam analisis banyak teoretikus
kelas sosial.
Mobilitas
Mobilitas adalah konsep kembar yang berhubungan dengan stabilitas atau
instabilitas sistem stratifikasi. Suksesi mengacu kepada proses anak-anak yang
mewarisi posisi kelas orang tua mereka. Mobilitas mengacu pada proses
pergerakan naik atau turun yang berhubungan dengan orang tua mereka. Bila
mobilitas terajadi di dalam arah naik, kemungkinan ada bahwa konsumen akan
perlu belajar seperangkat perilaku konsumen yang baru; produk dan merek yang
konsisten dengan status baru mereka.
https://www.academia.edu/30079260/KELAS_SOSIAL_DAN_PERILAKU_KONSUMEN
https://succkasuccki.wordpress.com/2015/01/05/pengaruh-kelas-sosial-terhadap-perilaku-
konsumen/
Simbol status
"Simbol status" adalah tanda yang dapat dilihat yang menandakan perbedaan atau
superioritas individu atau kelompok. Erving Goofman (1972) menamakan simbol status
ini "cara khusus untuk memamerkan posisi seseorang." Nilai simbolik dapat dipinjamkan
untuk hampir semua obyek atau situasi. Bahasa, etika, isyarat, obyek material, khususnya
jika materi-materi in sulit didapatkan, dapat membedakan sebuah kelompok dan
memisahkannya. Tempat individu atau kelompok di dalam tatanan sosial dapat
digunakan untuk mengangkat status seseorang atau kelompok tersebut dan merendahkan
status pihak yang lain. Sepanjang periode perubahan sosial yang pesat atau di dalam
lingkungan urban di mana status individu tidak diketahui, simbol status dapat
dimanipulasi dan digunakan sewenang-wenang oleh individu yang mengklaim status
tinggi. Max Weber menunjukkan bahwa status, kelas atau pendapatan, dan kekuatan
politik adalah tiga dimensi utama dari stratifikasi sosial. Tidak jelas mana yang
diprioritaskan, namun Weber mengisyaratkan bahwa jika seorang individu memiliki
status yang tinggi, maka kekayaan akan mengikutinya, meskipun status dan kekayaan
biasanya tumpang tindih, karena keduanya adalah produk dari distribusi kekuasaan.
Dalam mengatakan bahwa status adalah “Klaim efektif untuk penghargaan sosial
berkenaan dengan privilese positif atau negative” (Weber 1978 [1922]), Weber
menekankan dasar relasionalnya dan bahwa seorang yang menuntut status harus memiliki
seorang pendengar yang darinya la menerima atau meminta respon diferensial. Gerth dan
Mills (1953) menekankan bahwa situasi status adalah tidak tetap, tetapi cenderung
dimainkan di lingkungan yang tidak pasti dari penuntut dan audien serta kompromi.
Harold Garfinkel (1956) dalam karyanya tentang degradasi status, menggarisbawahi
peran krusial audien yang tidak tetap dapat menentukan nasib dari penuntut
Modal sosial
Modal sosial sebagai hubungan yang tercipta dari norma sosial yang menjadi perekat
sosial, yaitu terciptanya sebuah kesatuan dalam anggota kelompok secara bersama-sama.
Modal sosial timbul dari interaksi antara orang-orang dalam suatu komunitas.
Pengukuran modal sosial dapat dilihat dari interaksi baik indiviual maupun institusional,
seperti terciptanya atau terpeliharanya kepercayaan antar warga masyarakat.
Berikut ini beberapa pengertian modal sosial dari beberapa sumber buku:
Menurut Coleman (1999), modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk bekerja
sama, demi menjadi tujuan tujuan bersama, di dalam berbagai kelompok dan organisasi.
Menurut Burt (1992), modal sosial merupakan kemampuan masyarakat untuk
berasosiasi berhubungan antara satu dengan yang lain dan selanjutnya menjadi kekuatan
penting dalam ekonomi dan aspek eksistensi sosial lainnya.
Menurut Prusak L (Field, 2010:26), modal sosial adalah hubungan yang terjadi dan
diikat oleh suatu kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-
nilai bersama (shared value) yang mengikat anggota kelompok untuk membuat
kemungkinan aksi bersama secara efisien dan efektif.
Menurut Hasbullah (2006), modal sosial adalah jumlah sumber-sumber daya, aktual
atau virtual (tersirat) yang berkembang pada seorang individu atau sekelompok individu
karena kemampuan untuk memiliki suatu jaringan yang dapat bertahan lama dalam
hubungan-hubungan yang lebih kurang telah diinstitusikan berdasarkan pengetahuan dan
pengenalan timbal balik.
Menurut Partha dan Ismail (2009), modal sosial merupakan hubungan-hubungan yang
tercipta dan norma-norma yang membentuk kualitas dan kuantitas hubungan sosial dalam
masyarakat dalam spektrum yang luas, yaitu sebagai perekat sosial (social glue) yang
menjaga kesatuan anggota kelompok secara bersama-sama.
https://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-status/
https://budisma.net/geografi/macam-macam-dan-simbol-status-sosial.html
https://www.kajianpustaka.com/2018/03/pengertian-komponen-fungsi-dan-jenis-modal-
sosial.html?m=1