Anda di halaman 1dari 9

Gerakan peduli ibu anak selamat (GELIAT)

A. LATAR BELAKANG
Salah satu agenda yang harus dipenuhi dalam Millenium Development Goals (MDGs)
adalah meningkatkan derajat kesehatan ibu dengan indikator turunnya Angka Kematian
Ibu (AKI) hingga 102/100.000 KH dan menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB)
hingga 23/1000 KH pada tahun 2015. Kabupaten Poso termasuk 13 daerah dengan AKI
dan AKB tertinggi di Propinsi Sulawesi tengah . Ironisnya, daerah penyumbang angka
kematian ibu terbanyak adalah Kota Poso dengan kasus kematian ibu(Dinas Kesehatan
poso, 2015).
Berdasarkan target MDGS, angka kematian ibu di Kabupaten Poso sudah dibawah target,
karena Angka kelahiran tidak mencapai 100.000 Kelahiran .. Namun bila dilihat jumlah
absolut kematian ibu di poso pada tahun 2014, terdapat 6 kasus ibu meninggal dan 38
kasus bayi meninggal. Angka ini kemudian meningkat pada tahun 2015. Tercatat 9 kasus
kematian ibu dan 46 kasus kematian bayi atau sekitar 13 /1000 KH
Banyak faktor yang menjadi penyebab kematian ibu, diantarannya 3 terlambat (terlambat
membuat keputusan, terlambat tiba di fasilitas kesehatan, dan terlambat dalam
pertolongan medis) dan 4 terlalu (terlalu muda untuk hamil, terlalu tua untuk hamil,
terlalu banyak anak, dan terlalu dekat jarak antar anak). Selama ini sudah dilakukan
berbagai upaya untuk mengatasi masalah kematian ibu, pada tahun 2015 angka
kematian tetap meningkat yaitu dari 6 kasus ditahun 2014 menjadi 9 kasus ditahun 2015
dan AKB dari 38 Kasus ditahun 2014 m3njadi 46 kasus di tahun 2015.,
Keluarga dan masyarakat merupakan komponen penting dalam upaya penurunan AKI
dan AKB. Keluarga memiliki andil besar dalam menentukan kehamilan dan jumlah anak
yang dimiliki. Faktor pengetahuan keluarga dan masyarakat tentang kehamilan serta
komplikasi yang mungkin timbul dapat berpengaruh dalam perencanaan dan kecepatan
bertindak pada saat persalinan.
Sebagai salah satu elemen masyarakat, Nakes memiliki peran dalam menurunkan angka
kematian ibu. Dikabupaten poso dalam rangka percepatan pencapaian MDGs, khususnya
tujuan ke 1, 4 dan 5 yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak.
Bidan Desa sebagai salah satu tenaga Kesehatan yang memiliki Kemampuan dan
keterampilan dengan variasi keilmuan yang sangat beragam, tidak hanya terkait aspek
medis tetapi juga aspek non medis, memiliki peran penting dalam berkontribusi terhadap
penurunan kematian ibu dan bayi khususnya di kabupaten Poso. Jumlah Bidan yang
begitu besar dengan berbagai latar belakang keilmuan dan keahlian adalah sumber daya
yang luar biasa untuk peningkatan kesehatan ibu dan bayi dan khususnya untuk
menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

B.TUJUAN

1.Tujuan umum
Menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi di Kabupaten Poso guna tercapainya
AKINO 2020.
2. Tujuan Khusus
1. Menurunan Angka kematian ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi (AKB)
2. Mengoptimalkan Komunikasi, Pengendalian,peran petugas kesehatan secara
berjenjang.
3. Meningkatkan pemberdayaan lintas sector terbaik dalam menurunkan AKI dan
AKB
4. Memanfaatkan kemajuan tehnologi komunikasi dalam upaya komunikasi pelayanan
kehamilan, persalinan dan nifas.

C. KEGIATAN
Dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi dinas kesehatan kabupaten poso
berinovasi membuat kegiatan yang diberi nama gerakan peduli ibu anak selamat
(GELIAT).secara umum kegiatan Geliat ini didukung oleh empat instrument kegiatan:
1. Melakukan 5 Koordinasi (5KA) pada saat masa kehamilan ( ANC).
2. Melakukan 5 komunikasi (5KI) pada masa persalinan berlangsung (INC)
3. Melakukan 5 komunikasi (5KP) pada masa post partum berlangsung (PNC)
4. Melakukan 5 Ambulance (5A) pada masa Kehamilan, Persalinan dan Nifas.
D. PELAKSANAAN
BAGAN ALUR PELAKSANAAN RUJUKAN TERPADU DALAM
RANGKA MEWUJUDKAN GERAKAN PEDULI IBU ANAK
SELAMATGELIAT
Peran :
A. 5 KOORDINASI (5KA) ADALAH KEGIATAN YANG WAJIB DILAKUKAN OLEH
BIDAN BIDAN PADA PERIODE ANC DENGAN CARA BERKOORDINASI
DENGAN 5 (LIMA) PENENTU DAN PENDUKUNG PROSES YAKNI: KEPALA
DESA, PKK,KADER,BIKOR,KAPUS/DOKTER.

PERAN 5 KOORDINASI (5KA) :

1. Kepala Desa dan PKK wajib/berperan mengetahui jumlah ibu hamil, ibu melahirkan,ibu
nifas dan bayi baru lahir dalam wilayahnnya setelah berkoordinasi dengan coordinator
posyandu dan Bidan desanya.
2. Bidan Desa wajib Berkoordinasi dengan bidan Koordinator Puskesmas dan kepala
puskesmas serta dokter puskesmas dalam permasalahan yang berhubungan dengan
kehamilan dan rujukan sehari sesudah didapati ibu hamil baru atau perkembangan
kehamilan secara teratur sesuai kondisi ibu hamil.
3. Bidan Desa wajib berkoordinasi dengan Bidan Koordinator Puskesmas,Kapus/Dokter
puskesmas serta kepala desa,PKK, Kader dalam hal Proses Rujukan ibu Hamil.
4. Bidan Koordinator,Kapus/Dokter Puskesmaswajib berperan untuk mengetahui
keberadaan ibu hamil diwilayah bidan desa serta memantau perkembangan bumil tersebut
melalui Bidan desa.
5. setiap bidan dalam merujuk ibu hamil ( ANC)/ sebelum ada tanda persalinan wajib
melampirkan skor puji rohyatidan buku KIA serta surat Rujukan yang di tanda tangani
oleh kepala puskesmas atau dokter kecuali dalam keadaan gawat darurat/
mendesak/kondisi tertentu meminta persetujuan via sms atau telpon saja, yang
dicantumkan diatas kertas rujukan.
B. 5 KOMUNIKASI (5KI) YANG DILAKUKAN OLEH BIDAN DESA DALAM
PROSES PERSALINAN BERLANGSUNG (INC) DENGAN CARA MELAKUKAN
KOMUNIKASI DENGAN 5 (LIMA) PENENTU DAN PENDUKUNG PROSES
YAKNI:BIDAN TETANGGA, BIKOR,KAPUS/DOKTER,KADES DAN
POLMAS/BABINZA UNTUK MENGANTISIPASI RESIKO YANG AKAN TERJADI
SAAT PROSES PERSALINAN BERLANGSUNG, DENGAN CARA
MEMBERITAHUKAN BAHWA BIDAN TERSEBUT AKAN SEDANG MENOLONG
PERSALINAN SERTA MEMBERITAHU PERKEMBANGAN PROSES
PERSALINAN SERTA KONDISI TERTENTU BERKONSULTASI MELALUI
TELEPON ATAU SMS DENGAN BIDAN
TETANGGA,BIKOR,KAPUS/DOKTER,KADES DAN POLMAS.
PERAN 5 KOMUNIKASI (5KI) :
1. Bidan Desa Tetangga wajib tidak meninggalkan tempat dan bersedia sewaktu waktu
membantu Rekan penolong persalinan atau asisten sesuai permintaan Bidan
penolong.
2. Bidan Koordinator Wajib memantau Persalinan melalui bidan desa dan memandu
jarak jauh, memantau atau mengambil alih memimpin persalinan bila diperlukan
(Kegawat daruratan) dan melaporkan / Mengkonsulkan kepada Kepala
puskesmas/Dokter.
3. Kepala Puskesmas Memiliki Peran memantau,memandu,Memutuskan melalui
Bikor/Bides atau melakukan tindakan secara langsung pada pasen serta memproses
administrasi rujukan ( surat rujukan,partograf dll) dan alat transportasi (ambulance
puskesmas secara cepat ).bila ambulance puskesmas berhalangan atau jangkauan
terlalu jauh maka kepala puskesmas/dokter segera berkomunikasi dengan kepala desa
untuk memfungsikan ambulance desa.
4. kades berperan mempasilitasi penyediaan 4 ambulance desa apabila diperlukan
untuk rujukan dan diatur dalam perjanjian mou atau perdes.
5. polmas/babinsa berperan membantu/ mempasilitasi ambulance desa serta
memberikan pengamanan/pengawalan saat rujukan (diatur dalam perjanjian
kerjasama )
6. bidan desa yang telah melakukan pertolongan persalinan fisiologis / patologis segera
melaporkan dengan melakukan sms kepada bidan tetangga, bikor,kapus/dokter,kades,
polmas/babinsa bahwa persalinan telah berlangsung dengan baik serta kondisi ibu dan
bayi sehat.
7. setiap bidan dalam merujuk ibu bersalin ( INC)/ setelah ada tanda - tanda persalinan
wajib melampirkan partograf dan buku KIA serta surat Rujukan yang di tanda tangani
oleh kepala puskesmas atau dokter kecuali dalam keadaan gawat darurat/
mendesak/kondisi tertentu meminta persetujuan via sms atau telpon saja, yang
dicantumkan diatas kertas rujukan
C. 5 KOMUNIKASI (5KP) DALAM POST PARTUM/ NEONATAL ADALAH
KOMUNIKASI YANG WAJIB DIBANGUN OLEH BIDAN DESA/ BIDAN
PRAKTEK SESUDAH MENOLONG PERSALINAN SAMPAI UMUR 28 HARI
PERAN 5 KOMUNIKASI (5KP) :
1. bidan tetangga bersedia membantu dan berdiskusi apabila terjadi permasalahan
pada ibu dan bayi
2. bidan koordinator wajib memantau memberikan arahan penanganan ibu dan bayi
melalui sms / telpon bidan desa setiap saat .
3. kepala puskesmas memiliki peran memantau , memandu, memutuskan melalui
bikor/bides/atau melakukan tindakan secara langsung pada pasen ibu dan bayi bila
diperlukan
4. kades berperan mempasilitasi penyediaan 4 ambulance desa untuk rujukan ibu
dan bayi bila diperlukan.
5. polmas/babinsa berperan membantu/ mempasilitasi ambulance desa serta
memberikan pengamanan/pengawalan saat rujukan ibu dan bayi .
6. bidan desa wajib melaksanakan kunjungan neonatal umur 6 - 48 jam
(kni),kunjungan bayi 3 - 7 hari (knii), kunjungan bayi umur 8-28 hari (kn
lengkap) s.erta kunjungan bufas dan melaporkan secara berjenjang.
7. setiap bidan dalam merujuk ibu Nifas/ neonatal wajib melampirkan surat rujukan
dan buku KIA serta surat Rujukan yang di tanda tangani oleh kepala puskesmas
atau dokter kecuali dalam keadaan gawat darurat/ mendesak/kondisi tertentu
meminta persetujuan via sms atau telpon saja, yang dicantumkan diatas kertas
rujukan.

D. 5 AMBULANCE (5A) ADALAH SUATU KEGIATAN PENYEDIAAN ALAT


TRANSPORTASI RUJUKAN SECARA SISTEM BERLAPIS YAKNI 1 (SATU)
AMBULANCE PUSKESMAS DAN 4 (EMPAT) AMBULANCE CADANGAN DESA
HAL INI DIMAKSUDKAN SETIAP HENDAK MERUJUK PASEN AKAN
TERSEDIA SECARA CEPAT ALAT TRANSPORT RUJUKAN .BILA SALAH SATU
KENDARAAN BERHALANGAN DAPAT DIGANTIKAN OLEH KENDARAAN
CADANGAN BERIKUTNYA ATAU BERIKUTNYA.4 CADANGAN AMBULANCE
DESA INI DAPAT PULA DIMANFAATKAN PADA RUJUKAN UMUM LAINNYA.
PELAKSANAAN 5 AMBULANCE (5A):
1. setiap bidan desa wajib memiliki no telpon sopir ambulance puskesmas, bikor/kepala
puskesmas/dokter, sopir cadangan 4 ambulance desa, kepala desa/polmas/babinsa.
2. apabila bidan desa memerlukan ambulance rujukan bidan tersebut wajib menelpon
kepala puskesmas/ dokter/sopir ambulance puskesmas untuk menyiapkan segera
ambulance puskesmas keliling untuk rujukan kedesa tempat pertolongan persalinan.
3. apabila keadaan ambulance puskesmas keliling berhalangan karena alasan tertentu
misalnya :terlalu jauh dari puskesmas,sedang dipakai merujuk pasen ke rs atau
kondisi kendaraan sedang bermasalah maka bidan desa segera menghubungi kepala
desa atau babinsa/polmas untuk segera menyediakan salah satu ambulance desa dari
4 ambulance desa yang tersedia.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Kegiatan ini diharapkan mampu Menurunan Angka kematian ibu (AKI) dan Angka
kematian Bayi (AKB) ,Mengoptimalkan Komunikasi, Pengendalian,peran petugas
kesehatan secara berjenjang, Meningkatkan pemberdayaan lintas sector terbaik
dalam menurunkan AKI dan AKB, Memanfaatkan kemajuan tehnologi komunikasi
dalam upaya komunikasi pelayanan kehamilan, persalinan dan nifas. Sehingga pada
Akhirnya dapat menekan,Menurunkan Angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten
Poso guna tercapainya AKINO 2020.

2. SARAN
Masih diperlukan waktu untuk menguji/ mengukur keberhasilan inovasi gerakan
peduli ibu anak selamat (GELIAT).Dalam pelaksanaannya akan dilakukan perbaikan
sehingga tercipta inovasi Geliat ini dapat diaplikasikan secara umum oleh daerah lain
disesuaikan dengan kearifan lokal masing masing wilayah.

Poso, 16 februari 2016

Kepala Dinas Kesehatan

TTD

Dr Djani Moula,M.Kes.,MM
NIP. 19640512 1998031 004

Anda mungkin juga menyukai