Anda di halaman 1dari 12

RY

LEARNIN
G
1. Dewi Indah Khapsari
2. Dwi Arif Rosanti
3. Nur Ana Fitriyah

Dosen Pengampu : Ibu Rizky Oktaviana E.P.,M.Pd.


Definisi Discovery Learning

Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/ Inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan
hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. 

Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan
mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar
mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented.
Dasar Teori Discovery Learning

J. Bruner mengemukakan teori belajar model


instruksional kognitif yang sangat berpengaruh
yang dikenal dengan nama belajar penemuan
(discovery learning), yaitu belajar melalui
pengalaman sendiri, berusaha untuk mencari
pemecahan masalah serta pengetahuan yang
menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang
benar-benar bermakna.
Ciri Utama Discovery Learning
Model Discovery menekankan kepada aktivitas
siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan.

Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa dirahkan


untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri
dari suatu yang dipertanyakan, sehingga dapat
menumbuhkan sikap percaya diri.

Tujuan dari penggunaan model Discovery adalah


untuk meningkatkan kemampuan berpikir secara
sistematis, logis, dan kritis. Atau mengembangkan
intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Langkah – Langkah
Pembelajaran Discovery
Learning

Langkah-langkah dalam menerapkan model discovery learning:


Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan metode Discovery
Learning di kelas, ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan
belajar mengajar secara umum sebagai berikut:

1) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)


2) Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)
3) Collection (Pengumpulan Data)
4) Processing (Pengolahan Data)
5) Verification (Pembuktian)
6) Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
1. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan) : Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu
yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul
keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan
masalah.

2. Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah) : guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunyadipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) (Syah
2004:244).
3. Collection (Pengumpulan Data) : Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikaan benar
tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai
informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, uji coba sendiri dan
sebagainya.

4. Processing (Pengolahan Data) : Menurut Syah (2004:244), pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data
dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan,
ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu sertaditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu
(Djamarah. 2002:22).
5. Verification (Pembuktian) : Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah,
2004:244).
6. Generalization (Menarik Kesimpulan / Generalisasi) : proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip
umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dangan memperhatikan hasil verifikasi
(Syah,2004:244).
Aplikasi dalam
Pembelajaran
Matematika
MENGHITUNG KELILING LINGKARAN
Konsep: Bilangan phi
• Guru mengkondisikan siswa belajar yang kondusif
• Mengungkapkan pengetahuan awal serta
pengalaman siswa, dengan tanya jawab tentang nama-
nama bangun datar
• Memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang diinginkan
• melakukan pra-tes
• Pembagian kelompok siswa dengan anggota 4 orang
tiap kelompok, dan tiap kelompok diberikan 3 benda
berbentuk lingkaran yang diameternya berbeda satu
sama lain.
A. Tahap Enaktive
Tahap ini Peserta didik melakukan observasi dengan
cara mengalami secara langsung suatu realitas dengan
cara membiarkan murid untuk mengeksplor
kemampuan mereka dalam mengamati ketiga lingkaran
dibawah ini
1. Gambar lingkaran kecil
2. Gambar lingkaran sedang
3. Gambar lingkaran besar
B. Tahap Iconic
Siswa diminta untuk melakukan percobaan mengukur garis tengah
dan keliling tiga lingkaran yang berbeda itu dengan bantuan tali yang
diberikan oleh Guru. Siswa harus mencatat ukuran lingkaran tersebut
sesuai dengan panjang tali pengukur.

Gambar tabel dengan isi : Lingkaran panjang tali diameter


Keunggulan Discovery Learning

1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan - keterampilan dan proses-proses kognitif.
2. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan
dan transfer.
3. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
4. Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama
dengan yang lainnya.
5. Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
6. Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
7. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
Kelemahan Discovery Learning

1. Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan
mengalami kesulitan abstrak atau berpikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau
lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
2. Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karenamembutuhkan waktu yang lama untuk
membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.
3. Pengajaran Discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep,
keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
4. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih
terlebih dahulu oleh guru.

Anda mungkin juga menyukai