Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMBAHASAN MATERI AKHLAK DALAM MATA PELAJARAN PAI KELAS XI


SMA SEMESTER GENAP SESUAI K-13

Di susun guna memenuhi Tugas Materi PAI Tingkat Menengah

Dosen Pengampu: Mayana Ratih Permatasari, M.S.I

Di susun oleh :

Kelompok 3

1. Halimah Nur Baiti (203111181)


2. Nisa Nur Zakiyah (203111182)
3. Wiladatul Fauziah (203111183)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA

TAHUN 2022
PEMETAAN KOMPETENSI DASAR DALAM MATERI AKHLAK PADA MATA

PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS XII

DALAM KURIKULUM 2013

A. Kompetensi Inti

KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-
aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.

KI-3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.

KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI INDIKATOR MATERI


DASAR

1.6 Meyakini bahwa 1.6.1 Meyakini bahwa hormat dan 1. Hormat dan Patuh
hormat dan patuh patuh kepada orangtua dan kepada orangtua
kepada orangtua dan guru sebagai kewajiban agama dan guru sebagai
guru sebagai kewajiban agama
kewajiban agama

2.6 Menunjukkan 2.6.1 Menunjukkan perilaku hormat 2. Implementasi


perilaku hormat dan dan patuh kepada orangtua dan pemahaman Q.S.
patuh kepada guru sebagai implementasi al-isra’/17: 23 dan
orangtua dan guru pemahaman Q.S. al-Isra’/17: Hadis terkait.
sebagai 23 dan Hadis terkait
implementasi
pemahaman Q.S. al- 2.6.2 Berperilaku hormat dan patuh
kepada orangtua dan guru
Isra’/17: 23 dan sebagai implementasi
Hadis terkait pemahaman Q.S. al-Isra’/17:
23 dan Hadis terkait

3.6 Menganalisis 3.6.1 Menjelaskan makna hormat 3. Makna Hormat


perilaku hormat dan dan patuh kepada orang tua dan patuh kepada
patuh kepada dan guru. orang tua dan
orangtua dan guru guru
3.6.2 Mengidentifikai dalil naqli 4. Dalil naqli
tentang hormat dan patuh tentang hormat
kepada orang tua dan guru. dan patuh kepada
3.6.3 Mengklasifikasi perilaku yang orang tua dan
termasuk hormat dan patuh guru
kepada orang tua dan guru. 5. Contoh perilaku
yang
3.6.4 Menganalisis keutamaan mencerminkan
hormat dan patuh kepada hormat dan patuh
orang tua dan guru. kepada orang tua
dan guru.
6. Hikmah dan
manfaat hormat
dan patuh
kepadaorang tua
dan guru.

4.6 Menyajikan kaitan 4.6.1 Mempresentasikan kaitan 7. Keterkaitan


antara ketauhidan antara ketauhidan dalam antara ketauhidan
dalam beribadah beribadah dengan hormat dan dalam beribadah
dengan hormat dan patuh kepada orangtua dan dengan hormat
patuh kepada guru sesuai Q.S. al-Isra’/17: 23 dan patuh kepada
orangtua dan guru dan Hadis terkait orangtua dan
sesuai dengan Q.S. guru
alIsra’/17: 23 dan
Hadis terkait

B. Tujuan pembelajaran
1) Menjelaskan makna hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.
2) Menjelaskan isi Q.S. al-isra’/17: 23
3) Menjelakan isi hadis-hadis yang terkait dengan hormat dan patuh kepada orang
tua dan guru.
4) Menunjukkan contoh perilaku yang mencerminkan hormat dan patuh kepada
orang tua dan guru.
5) Menunjukkan hikmah dan manfaat hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam telah mengajarkan kepada umatnya agar saling menghargai satu sama lain.
Sikap menghargai terhadap orang lain tentunya didasari oleh jiwa yang baik pula, yang
nantinya dapat menumbuhkan sikap menghargai orang diluar dirinya. Sikap menghargai
ini perlu ditanamkan dalam benak anak sejak kecil agar nantinya dapat tercipta sikap
sopan santun terhadap lingkungan keluarga, masyarakat maupun lingkungan sekolah.

Dalam agama Islam, menghormati kedua orang tua adalah suatu kewajiban yang
sangat penting. Dimana perwujudannya dengan hormat dan patuh kepada keduanya. Hal
ini dikarenakan, orang tua telah membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang
dan dukungan material. Sumua itu mereka lakukan tanpa mengharapkan balas budi dari
anak yang mereka besarkan. Untuk itu, sudah sepantasnya kita sebagai anak selalu
senantiasa patuh kepada keduanya. Begitu halnya dengan pengorbanan seorang guru di
masa sekarang ini. Tidak dapat lepas dari perjuangannya dalam mendidik dan
mentransfer ilmu kepada para siswa. Guru merupakan orang yang sangat berjasa
terhadap siswa. Sehingga terlepas dari orang tua, kita juga harus menghormati seorang
guru. Adab kepada guru perlu diterapkan sebagaimana adab kita kepada orang tua

B. Rumusan Masalah
1. Apa makna hormat dan patuh kepada orang tua dan guru ?
2. Apa dalil yang menjelaskan hormat dan patuh kepada orang tua dan guru ?
3. Bagaimana cara berbakti kepada kedua orang tua dan guru?
4. Apa hikmah yang kita dapatkan dari hormat dan patuh kepada orang tua dan guru ?
C. Tujuan masalah.
1. Untuk mengetahui makna hormat dan patuh kepada orang tua dan guru
2. Untuk mengetahui dalil yang menjelaskan hormat dan patuh kepada orang tua dan
guru
3. Untuk mengetahui cara berbakti kepada kedua orang tua dan guru
4. Untuk mengetahui hikmah yang kita dapatkan dari hormat dan patuh kepada orang tua
dan guru
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hormat dan Patuh kepada orang tua


1. Makna hormat dan patuh kepada orang tua

Orang tua merupakan orang yang paling berjasa dalam hidup kita. Bagaimana cara
membalas kebaikan orang tua? Salah satu cara membalas kebaikan orang tua yaitu
bersikap hormat dan patuh kepada orang tua.

Hormat berarti menghargai, takzim dan khidmat kepada orang lain, baik orang tua,
guru dan sesama anggota keluarga.

Orangtua adalah pendidik yang pertama dan utama bagi anakanaknya. Ia harus
menerima, mencintai, mendorong, dan membantu anak aktif dalam kehidupan
bersama (kekerabatan) agar anak memiliki nilai hidup, jasmani, nilai keindahan, nilai
kebenaran, nilai moral, nilai keagamaan dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai
tersebut sebagai perwujudan dan peran mereka sebagai pendidik.

Orang tua memiliki kedudukan tinggi dalam islam. Setiap anak memiliki kewajiban
untuk berbuat baik terhadap kedua orang tuanya. Oleh karena itu, kasih sayang,
perhatian, dan pengorbanan orang tua harus dibalas dengan kebaikan, kasih sayang,
dan pengorbanan yang serupa, meski tidak sebanding.

Berbakti dan berbuat baik kepada orang tua, mengasihi, menyanyangi, menghormati,
mendoakan, taat, dan patuh terhadap apa yang mereka perintahkan adalah kewajiban.
kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap anak kepada orang tuanya. Perilaku
tersebut disebut birrul walidain.
Birrul walidain adalah hak kedua orang tua yang harus dilaksanakan oleh setiap anak,
sepanjang keduanya tidak memerintahkan kemaksiatan.
2. Dalil tentang hormat dan patuh kepada orang tua
 Q.S. al-isra’:23

‫ك اَ اَّل تَ ْعبُ ُدْْۤوا اِاَّلْۤ اِيااهُ َوبِا لْ َوا لِ َديْ ِن اِ ْح َسا نًا‬
َ ُّ‫ا اما يَْب لُغَ ان ِعْن َد َك الْ ِكبَ َر اَ َح ُد ُُهَاْۤ اَْو كِ ٰل ُه َما فَ ََل ۗ َوقَضٰى َرب‬
ِ

‫ف اوََّل تَْن َه ْرُُهَا َوقُ ْل اَّلَُما قَ ْوًَّل َك ِرْْيًا‬


ٍّ ُ‫تَ ُق ْل اَّلَُماْۤ ا‬
Artinya : "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan
janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan
yang baik."

Pentingnya seorang anak untuk meminta doa restu dari kedua orang tuanya pada
setiap keinginan dan kegiatannya karena restu Allah Swt. disebabkan restu orang tua.
Orang yang berbakti kepada orang tua doanya akan lebih mudah dikabulkan oleh
Allah Swt.

Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa untuk mengesakan Allah dan perintah untuk
berbuat baik kepada orang tua, serta larangan untuk berkata kasar seperti “ah” dan
jangan membentak keduanya tetapi berkatalah dengan perkataan yang baik.

 Adapun Hadis yang menyebutkan mengenai berbakti kepada orang tua

‫الل ِف ُس ْخ ِط الْ َوالِ َديْ ِن‬


ِ ‫ط‬ ُ ‫ضى الْ َوالِ َديْ ِن َو ُس ْخ‬ ِ
َ ‫ضى الل ِف ِر‬
َ ‫ِر‬
Artinya: “Riḍa Allah terletak pada riḍa orang tua, dan murka Allah terletak pada
kemurkaan orang tua.”(HR. Baihaqi)

‫ص ََلةُ َعلَى‬
‫ ال ا‬:‫ال‬ َ ‫ب اِ ََل اللّ ِو تَ َع‬
َ َ‫ال؟ ق‬ ُّ َ‫ ا‬:‫صلاى ال ٰلّ ِو َعلَْي ِو َو َسلا َم‬
ُّ ‫ي اْ َلع َم ِل اَ َح‬ َ ‫يي‬ َ
ِ‫ت الناب‬
ُ ‫ل‬
َْ‫أ‬‫س‬َ : ‫ال‬
َ ‫ق‬
َ ِ ّ‫عن عب ِدل ٰل‬
‫و‬ َْ ْ َ
ٰ
٦٩٤ :‫ (رواه البخارى‬.‫اد ِِف َسبِْي ِل اللّ ِو‬ ِ َ َ‫ي؟ ق‬ ِ
ٌّ َ‫ بُِّر اْ َلوا ل َديِ ِن ُثُا ا‬:‫ال‬ ٌّ َ‫ ُثُا ا‬،‫َوقْتِ َها‬
ُ ‫ اْجل َه‬:‫ال‬ َ َ‫ي؟ ق‬
Artinya: “dari Abdullah r.a berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah SAW, amal
apa yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala?” beliau menjawab,”Salat pada
waktunya.”(saya bertanya lagi),” Kemudian apa lagi?,” beliau menjawab,”Berbakti
kepada kedua orangtua,”(kemudian saya bertanya lagi),”kemudian apalagi?” beliau
menjawab,” berjuang dijalan Allah.” (H.R Al-Bukhari: 496)
3. Cara berbakti kepada kedua orang tua
Menurut Imam Nawawi berbakti kepada orang tua (birrul walidain) ialah berbuat baik
terhadap kedua orang tua, bersikap baik kepada keduanya, melakukan berbagai hal
yang dapat membuat mereka gembira, serta berbuat baik kepada teman-teman
mereka. Menurut Imam Adz-Dzahabi bahwa birrul walidain dapat direalisasikan
dengan memenuhi tiga kewajiban :
a. Menaati segala perintah orang tua kecuali dalam hal kemaksiatan
b. Menjaga Amanah yang dititipkan atau yang diberikan oleh orang tua
c. Membantu atau menolong orang tua apabila mereka membutuhkan.
 Cara berbakti kepada orang tua :
1) Berbakti dengan melaksanakan nasihat dan perintah yang baik dari keduanya.
2) Merawat dengan penuh keikhlasan dan kesabaran apalagi jika keduanya sudah
tua dan pikun.
3) Merendahkan diri, kasih sayang, berkata halus dan sopan, serta mendoakan
keduanya.
4) Rela berkorban untuk orang tuanya.
5) Meminta kerelaan orang tua ketika akan berbuat sesuatu.
6) Berbuat baik kepada orang tua, walaupun ia berbuat aniaya. Maksudnya anak
tidak boleh menyinggung perasaan orang tuanya walaupun ia telah menyakiti
anaknya.
 Cara berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal ;
1) Merawat jenazah dengan cara memandikan, mengafankan, menyalatkan, dan
menguburkannya.
2) Melaksanakan wasiat dan menyelesaikan hak Adam yang ditinggalkannya
(utang atau perjanjian dengan orang lain yang masih hidup)
3) Menyambung tali silaturahmi kepada kerabat dan teman-teman dekatnya atau
memuliakan teman-teman kedua orang tua
4) Melanjutkan cita-cita luhur yang dirintisnya atau menepati janji kedua ibu
bapak.
5) Mendoakan ayah ibu yang telah tiada dan memintakan ampun kepada Allah
Swt. dari segala dosa orang tua kita.
4. Hikmah berbakti kepada orang tua
Adapun hikmah yang akan didapatkan jika kita berbakti kepada orang tua, diantara
lain:
1. Berbakti kepada orang tua merupakan amal yang paling utama
2. Apabila orang tua ridha atas apa yang kita perbuat maka Allah pun ridha
3. Berbakti kepadaorang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami,
yaitu dengan cara bertawasul dengan amal saleh tersebut.
4. Berbakti kepada orang tua akan dipanjangkan umurnya dan dilancarkan rezekinya
serta dipermudah urusannya
5. Berbakti kepada orang tua dapat dimasukkan ke surga (Jannah) oleh Allah SWT.

B. Hormat dan Patuh kepada Guru

1. Makna hormat dan patuh kepada guru


Selain orangtua, orang yang harus dihormati adalah guru. Guru adalah orang yang
memberikan pengetahuan sekaligus pendidikan terhadap murid-muridnya. Ia
mengajari cara membaca, menghitung, berpikir. Guru juga mengajarkan nilai-nilai
akhlak kepada muridnya. Setiap guru pasti akan mengajarkan kebaikan-kebaikan
yang mungkin tidak didapatkan seorang anak dari orang tuanya di rumah. Tanpa
didikan dan bimbinganya, bisa jadi kita tidak akan mengetahui segala yang nyata atau
tersembunyi di alam raya ini dan tidak dapat membedakan yang benar atau salah. Jasa
guru dalam mendidik dan mencerdaskan muridnya tidaklah dapat diukur dengan
materi. Berkat jasa gurulah, kita menjadi terpelajar.
Dalam ajaran islam, guru/ulama adalah yang memiliki pengetahuan luas dibandingkan
orang lainya. Ia merupakan pewaris para nabi, karena melalui guru, wahyu atau ilmu
para nabi dapat diteruskn kepada umat manusia. Dalam Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dijelaskan bahwa “guru
adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.
2. Dalil tentang hormat dan patuh kepada guru
 Q.S. Fatir: 28

َ ّ ٰ َّ َّ ‫اّلل ِم ْن ِع َبا ِد ِه الْ ُعلَ ٰۤم ُُا َۗ ِا‬


ٌٌ ‫اّلل َع ِِْْ ٌِ ََ ُُ ْو‬ َۗ َ ِ ‫َو ِم َن النَّ ِاس َوادلَّ َو ۤا ِ ّب َو ْ َاْلهْ َعا ِم ُم ْخ َت ِل ٌف َالْ َواه ُ ٗه َك ٰذ‬
َ ّ ٰ ‫ل ِاه َّ َما َ َْي ََش‬
Artinya: "Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa,
dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di
antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh,
Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun."

 Hadis tentang guru


“Ubadah bin Samit berkata, Rasulullah Saw. Bersabda: “tidak termasuk golongan
kami orang yang tidak memuliakan yang lebih tua dan menyayangi yang lebih
muda serta tidak mengerti (hak) orang yang berilmu (agar diutamakan
pandangannya).” (H.R. Ahmad)
Hadis tersebut menjelaskan bahwa yang dimaksud orang yang berilmu adalah guru,
dan seorang guru harus diperlakukan sesuai dengan haknya. Memuliakan guru
merupakan tugas bagi setiap murid setelah memuliakan orang tua, karena guru
adalah orang tua di sekolah. Dengan memuliakannya dapat memberikan
keberkahan ilmu yang diperoleh dalam proses belajar.
3. Cara berbakti kepada guru
Adapun beberapa cara yang dilakukan siswa dalam berakhlak terhadap guru, yakni :
1) Menghormati dan memuliakannya, mengikuti nasihatnya
2) Mengamalkan ilmunya dan membagikan kepada orang lain
3) Tidak melawan, menipu, dan membuka rahasia guru
4) Murid harus mengikuti sifat guru yang dikenal baik akhlak, tinggi ilmu dan
keahlian, berwibawa, santun dan penyayang
5) Sopan ketika berhadapan dengan guru, misalnya; duduk dengan tawadu’, tenang,
diam, posisi duduk sedapat mungkin berhadapan dengan guru, menyimak
perkataan guru sehingga tidak membuat guru mengulangi perkataan.
6) Berkomunikasi dengan guru secara santun dan lemah-lembut
7) Bersikap sabar terhadap perlakuan kasar atau akhlak buruk guru. Hendaknya
berusaha untuk memaafkan perlakuan kasar, turut mendoakan keselamatan gur
4. Hikmah berbakti kepada guru
Adapun hikmah yang akan didapatkan jika kita berakhlak kepada guru, diantara lain:
a. Ilmu yang diperoleh akan menjadi berkah bagi kehidupan kita
b. Mudah dalam menerima pelajaran
c. Ilmu yang diperoleh dari guru akan menjadi bermanfaat bagi orang lain
d. Akan selalu didoakan oleh guru
e. Akan mendapat berkah, memudahkan urusan, dianugerahi nikmat yang lebih
dari Allah SWT
f. Seorang guru tidak selalu di atas muridnya. Ilmu dan kelebihan itu merupakan
anugerah Allah Swt. akan memberikan anugerah-Nya kepada orang-orang
yang dikehendaki-Nya
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Birrul Walidain ialah berbuat baik terhadap kedua orang tua, bersikap baik kepada
keduanya, melakukan berbagai hal yang dapat membuat mereka gembira, serta berbuat
baik kepada teman-teman mereka.- Imam an nawawi
Menurut Imam Adz-Dzahabi bahwa birrul walidain dapat direalisasikan dengan
memenuhi tiga kewajiban :
a. Menaati segala perintah orang tua kecuali dalam hal kemaksiatan
b. Menjaga Amanah yang dititipkan atau yang diberikan oleh orang tua
c. Membantu atau menolong orang tua apabila mereka membutuhkan.

Guru adalah orang yang berilmu, seorang guru harus diperlakukan sesuai dengan
haknya. Memuliakan guru merupakan tugas bagi setiap murid setelah memuliakan
orang tua, karena guru adalah orang tua di sekolah. Dengan memuliakannya dapat
memberikan keberkahan ilmu yang diperoleh dalam proses belajar.

Cara berbakti kepada guru antara lain menghormati dan memuliakannya, mengikuti
nasihatnya, tidak menceritakan keburukannya, mengamalkan ilmu yang diberikannya.

B. Saran
Semoga makalah yang kelompok kami tulis, nantinya dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca. Menambah wawasan pengetahuan terkait kewajiban berbakti kepada
orang tua dan menghormati guru. Serta kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi
pengingat untuk selalu berusaha mempunyai akhlak yang baik. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu,
penulis meminta saran dan kritik dari para pembaca untuk penyempurnaan makalah
kami.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Lentera Abadi, (2005)

Kemedikbud RI, 2017. Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI. Buku Sekolah Elektronik (BSE)

Mardan, A. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran Hormat dan Taat kepada Orang
Tua dan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas IV SDN 158
Mundan Enrekang (Disertasi Doktor, IAIN Parepare).

Munirah, M. (2014). Peran Ibu Dalam Membentuk Karakter Anak Perpektif Islam.
Auladuna: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 1(2), 253-264.

Nasution, S. (2020). Pengaruh Pemahaman Materi Keberkahan Hidup dengan


Menghormati dan Mentaati Orang Tua dan Guru Terhadap Akhlak Siswa Kepada
Guru Madrasah Aliyah Masmur Pekanbaru (Disertasi Doktor, Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).

Purwati, A. (2011). Pengaruh status sosial ekonomi orang tua, persepsi atas lingkungan,
dan prestasi belajar ekonomi terhadap perilaku konsumsi. Jurnal ekonomi bisnis,
TH, 16, 1-6.

Tolchah, M. (2019). Studi Perbandingan Pendidikan Akhlak Perspektif al-Ghazāli dan


al-Attas. EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam, 9(1), 79-106.

Warsah, I., & Uyun, M. (2019). Kepribadian pendidik: telaah psikologi islami. Psikis:
Jurnal Psikologi Islami, 5(1), 62-73.

Anda mungkin juga menyukai