Anda di halaman 1dari 32

ANALISA PERGERAKAN GHIZWUL FIKRI TERHADAP

MAHASISWA MUSLIM”

MAKALAH

Oleh

Didi Yusup

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Komisariat Al-Quds

Pengurus Daerah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Daeran Ogan


Ilir

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT Tuhan
Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia beserta rahmat-Nya, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Analisa Dampak Ghizwul
Fikri Terhadap Mahasiswa Muslim”

Dalam penyusunan Makalah ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
oleh peserta “Dauroh Marhala 2 KAMMI”. Makalah ini disusun atas kerjasama dan
berkat jasa bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Terlepas dari itu semua saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah dapat mejadi bahan bacaan yang
bermanfaat bagi para pembaca

Palembang 5 februari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 5
Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 5
Rumusan Masalah ................................................................................................. 8
Tujuan Penulisan ................................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 9
2.1 Mahasiswa Muslim .......................................................................................... 9
2.2 Ciri-Ciri Mahasiswa Muslim Yang Ideal........................................................ 10
2.3 Ghazwul Fikri ( Perang Pemikiran) ................................................................ 11
2.4 Sejarah Singkat Perkembangan Ghazwul Fikri .............................................. 12
2.5 Bentuk-Bentuk Buatan Ghazwul Fikr ........................................................... 13
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 17
3.1 Ghazwul fikri di Kalangan Mahasiswa Muslim .............................................. 17
3.2 Pergerakan Mahasiswa Muslim Liberal ......................................................... 21
3.3 Dampak Ghazwul Fikri Bagi Mahasiswa Muslim .......................................... 23
BAB IV PENUTUP ................................................................................................ 28
Kesimpulan ......................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 29
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Influencer Viral Yang Mendukung Dan Mensosialisasikan Pemahaman


Feminisme (Free Child) ........................................................................ 19
Gambar 3. 2 Akun Mahasiswa Aktivis Feminisme Penggiat Media Sosial ............ 23
BAB I

PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

Mahasiswa adalah bagian dari pemuda yang dapat kesempatan untuk belajar
di perguruan tinggi yang terkenal akan pembelajar yang berintelektual mereka
merupakan barisan harapan bangsa dan negara.(Ali & Asrori, 2006) Dalam sejarah
pemuda adalah sebuah jembatan perubahan dan kebangkitan suatu bangsa yang
menorehkan prestasi-prestasi yang gemilang contohnya sejarah tentang bagaimana
Muhammad Al-fatih seorang pemimpin dari kaum pemuda yang mampu menaklukan
benteng yang kokoh konstantinopel. Peran pemuda menjadi sangat penting didalam
Islam. Mereka memiliki pengaruh yang besar dalam melakukan perubahan
sebagaimana tokoh-tokoh pemuda Islam yang banyak melakukan perubahan dan ikut
serta dalam tegaknya kalimat Allah melalui perjuangan dakwah dan darah mereka
(Felix Siauw, 2013:191) Pemuda Islam dikalangan mahasiswa menjadi sorotan utama
yang memiliki potensi yang kuat dalam memperjuangkan pergerakan Islam yang
benar dan murni. Pemuda menjadi ikonik dalam pemantik ide-ide gagasan dan
pergerakan yang mampu menjadi solusi dobrakan baru dikalangan masyarakat,
sebagai penyambung lidah rakyat, agen perubahan dan pembawa tugas tugas dakwah.

Mahasiswa muslim sebagai agen perubahan selalu bergerak dalam langkah


intelektual maupun turun kejalan dalam memperjuangkan hak umat yang banyak
tersebut terlebih lagi mahasiswa Islam yang selalu membawa idealis pergerakan
akidah Islam. Berkembangnya gerakan Islam di beberapa kamus di Indonesia tidak
terlepas dari pada bagaimana kondisi psikologis mahasiswa, yang kuat akan
idealisme,suka memihak dalam suatu hal yang telah diyakini bahwa itu sebuah
kebenaran yang harus dibela dalam perjuangan yang gigih dan militan. Secara
general, mahasiswa tidak tertarik akan kemapanan (status quo), karena itu sama
dengan kemunduran sehingga tidak sesuai dengan dalam kekuatan dorongan dalam
jiwa mudanya yang penuh gejolak semangat idealis dan progresif (Wildan, 2015:456-
457)

Masalah yang sangat krusial dalam pemikiran Islam terkhusus di Indonesia


adalah Ghizwul fikri atau bisa disebut perang pemikiran. Pada topik ini tidak familiat
seperti tema-tema lainnya seperti fiqih, muamalah dan lain sebagainya. Ghazwul fikri
ini merupakan sebuah strategi baru yang dilancarkan oleh musuh-musuh Islam
dengan tidak melalui kekerasan seperti mengangkat senjata lagi tetapi menggunakan
penghancuran pemikiran yang ditujukan kepada orang muslim dan wabil khusus
adalah mahasiswa yang bernotabane pemuda harapan bangsa dan agama sebagai
penerus estafet perjuangan dakwah Islam beserta kebangkitannya. Ada pepatah
mengatakan bahwa bila ingin Islam hancur maka hancurkan dahulu generasi
pemudanya dan bila ingin menghancurkan para pemudanya maka hancurkan
akhlaknya. Ghazwul fikri memiliki banyak tujuan beberapanya yakni penghancuran
pemikiran, akhlak dan akidah.

Pada saat ini dengan kemajuan zaman dalam globalisasi ini membuat
tumbuhnya penyebaran dinamika pemikiran-pemikiran sesat diwilayah pemikiran
para mahasiswa muslim saat ini contohnya pemikiran barat seperti feminisme, liberal
dan pemikiran kiri komunis seperti marxisme, marhaenisme dan sebagainya. Hal ini
Islam memandang dari pemikiran-pemikiran tersebut banyak tidak kesesuaian dalam
akidah Islamiyah misalkan dalam feminisme yang tentang fokus pemikiran kesetaran
gander yang membela dan melegalkan LGBT ini sangat ditentang dalam Al-Quran
“Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia dan kamu tinggalkan
isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang
yang melampaui batas” (QS. Al-Syu’ara:165-166). Begitu juga pada pemikiran
liberan dimana pada pemikiran ini memiliki pandangan bahwa agama dipisahkan
pada lapisan aspek kegiatan manusia cukup agama dipelajari diruang agama dan tidak
diterapkan di aspek kegiatan manusia lainnya seperti politik, ekonomi dan lain lain,
tentu ini merupakan pemikiran yang bertentangan dengan Islam dimana Islam adalah
agama yang satu-satunya yang mengatur segala aspek kehidupan manusia dari
politik,sosial,ekonomi dan seterusnya dengan begitu manusia harus mengikuti aturan
yang telah Allah buat untuk kita "Barang siapa yang menentang Allah dan Rasul-Nya
dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, Allah akan memasukkannya ke dalam
neraka. Ia kekal di dalamnya dan ia berhak mendapatkan azab yang menghinakan."
(QS.An Nisa: 14).

Melihat kondisi sekarang banyak mahasiswa muslim yang terjebak dalam


peperangan pemikiran dimana mahasiswa muslim seringkali mengadopsi dan
menggunakan pemikiran sesat tersebut untuk diimplementasikan dalam
pergerakannya hal tersebut membuat jalan dakwah pergekeran mahasiswa Islam
seringkali mengalami permasalahan bahkan disebabkan oleh sesama mahasiswa
muslim itu sendiri. Sekarang sangat nampak mahasiswa muslim yang terang-terangan
membela dan mendukung pergerakan pemikiran barat yang sesat tersebut sepertihal
hanya pemikirian feminimisme dengan notabane membela LGBT (Lesbian gay,
biseksual, dan transgender) dan liberal yang memutuskan dakwah Islam yang kaffah
dengan cara mengkonsepkan Islam moderat atau Islam liberal hal tersebut membuat
ghiroh perjuangan Islamiyah dalam akidahnya mahasiswa dengan pergerakannya
telah mengalami kerusakan dan tergerus akan pemikiran sesat yang diadopsi dari
barat dan komunis. Oleh karena itu pemakalah membuat judul dengan berikut ini: “
Dampak Ghizwul Fikri Dalam Akidah dan Pemikiran Pergerakan Mahasiswa
Muslim”
Rumusan Masalah
Sesuai dengan latarbelakang yang telah dijabarkan maka rumusan masalah
dalam makalah ini yakni: Bagaimana dampak Ghizwul fikri dalam pemikiran dan
akidah pergerakan mahasiswa muslim?

Tujuan Penulisan
Tujuan dalam kepenulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak
ghizwul fikri dalam pemikiran dan akidah pergerakan mahasiswa muslim dan juga
tujuan lainnya yakni memenuhi tugas persyaratan DM 2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Mahasiswa Muslim

Definisi mahasiswa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa adalah


pelajar perguruan tinggi. Didalam struktur pendidikan Indonesia, mahasiswa menduduki
jenjang satuan pendidikan tertinggi diantara yang lain. Mahasiswa adalah bagian dari
pemuda yang dapat kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi yang terkenal akan
pembelajar yang berintelektual mereka merupakan barisan harapan bangsa dan
negara.(Ali & Asrori, 2006). Mahasiswa diartikan sebagai orang yang belajar
ditingkat yang lebih tinggi yakni perguruan tinggi baik negeri maupun swasta atau
lembaga lain yang setingkat dengan sekolah. Mahasiswa diberi tingkat intelektial
tinggi, cerdas dalam berpikir dan merencanakan dalam bertindak, berpikir kritis dan
bertindak tepat adalah sifat sifat yang ada cendrung tetap dengan setiap mahasiswa
yang merupakan prinsipnya saling melengkapi (Siswoyo dkk, 2007). Mahasiswa
dalam perannya di dunia kampus memiliki sikap aktif, kreatif, madiri dan kritis serta
matang dalam berpikir dan bertindak. Mahasiswa setidaknya mampu menempatkan
diri pada situasi yang tepat pemecah masalah, menyelesaikan tugas, mampu
bekerjasama, mampu memecahkan masalah yang menantang dan memiliki minat
dalam berdiskusi.

Definisi muslim menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah penganut


agama Islam. Mahasiswa muslim adalah barisan para pemuda yang terlibat dalam
langkah bagian perjuangan, yakni langkah bagian kemerdekaan dan kebebebasan dari
semua penindasan dan kedzaliman, banyak sektor pemikiran yang telah dikotori oleh
perang pemikiran atau ghizwul fikri dan peran budaya hal ini seperti sekuleristik,
liberalistik, bagian iman dan amal dengan gerakan pendididikan dan dakwah didalam
lapisan-lapisan masyarakat dan bagian dari arah perubahan melalui kegiatan
intelektual dan moral yang diterapkan disemua bagian bidang kehidupan. Seorang
mahasiswa muslim dibentuk untuk mampu memangku dan mengemban amanah misi
peradaban dan kejayaan umat(Matta, 2006)

Dapat disimpulkan dari definisi diatas bahwa mahasiswa muslim adalah


seorang pemuda penganut agama Islam yang berpendidikan sekolah tinggi,
mahasiswa muslim sebagai harapan bangsa dan agama yang memegang tanggung
jawab sebagai penyambung lidah rakyat dan agen perubahan, dengan itu mahasiswa
memegang peranan penting dengan mengemban amanah misi peradaban dan
kejayaan umat bangsa dan agama dalam lingkaran dakwah di lapisan masyarakat.

2.2 Ciri-Ciri Mahasiswa Muslim Yang Ideal

Dalam surah Ibrahim ayat 24-26 menjelaskan bagaimana perumpamaan


muslim yang ideal terkhusus pemuda atau mahasiswa sebagai berikut: “Tidakkah
kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon
itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan
perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut
dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.
(QS. Ibrahim: 24-26)

Dari ayat diatas Allah menjelaskan bagaimana seorang muslim yang ideal
terkhususnya pemuda yakni memiliki 3 ciri dan unsur yang saling menguatkan.
Pertama pohon yang baik itu akarnya teguh “ muslim yang kuat memiliki akar yang
teguh dan kuat yang sulit untuk ditumbangkan seperti halnya pohon kurma dan akar
yang kuat itu adalah tauhid yang kuat tidak akan mudah digoyahkan dengan tekanan
atau pun tantangan. Kedua dahan pohon baik itu sampai cabangnya menjulang
kelangit menjelaskan bahwa sosok muslim yag ideal adalah muslim yang kuat
beribadah, ini termasuk dalam ibadahnya kuat belajar, kuat dalam bersedekah,
disiplin, tepat waktu, cinta orang tua,cinta guru dan lain lainnya.ketiga pohon itu
memberikan buahnya, maksudnya disini dari akidah dan syariah yang mantap maka
akan menciptkan akhlak yang mulia atau akhlaqul karimah dengan demikian itulah
disimpulkan pemuda atau mahasiswa muslim yang ideal adalah memiliki akidah yang
kuat, ibadah yang kuat dan akhlak yang mulia,

2.3 Ghazwul Fikri ( Perang Pemikiran)

Secara etimologis ghazwul fikri adalah berasal dari kata “ghazw” yang artinya
perang,serang,invasi. Sedangkan “fikr” pemikiran. Jadi gabungan antara keduanya
yakni ghazwul fikr bermakna perang pemikiran. Muhammad Quṭb mendefinisikan
Ghazw al-Fikri secara terminologis sebagai beragam sarana dan media selain invasi
militer yang secara masif dipropagandakan pasca kegagalan Perang Salib dengan
tujuan untuk menghapus nilai-nilai keIslaman dalam kehidupan kaum muslimin dan
untuk memalingkan komitmen mereka terhadap Islam dengan menyebarkan virus
akidah dan hal-hal lain yang terkait dengannya, seperti pemikiran, adat-istiadat dan
bahkan hingga gaya hidup (Rifqi, 2018)
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga
kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah
petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka
setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu. (Qs. Albaqarah ayat 120).

Ghazwul fikri merupakan sebuah istilah yang digunakan sejak kekalahan


bangsa eropa dengan umat Islam pada perang salib beberapa abad lalu. Maka dari itu
mereka ingin membalas dendam melalui ghazwul fikri terhadap umat Islam yang tak
padam. Bangsa eropa sadar bahwa dengan perang menggunakan senjata tak akan
mempan untuk menghancurkan Islam oleh bahkan hanya membuat semangat umat
Islam untuk berjihad karena umat Islam punya pemikiran prinsip hidup mulia atau
syahid, dengan begitu mereka menyadari umat Islam bisa dikalahkan dengan
pemikiran yang sesat yakni memerangi mereka dengan pemikiran itu atau ghazwul
fikri. Ghazwul fikri banyak juga yang menyebutnya dengan perang intektual, perang
otak, perang akidah dan lain sebagainya. Senjata yang digunakan dalam perang ini
bukan seperti perang biasanya yang menggunakan alat-alat tetapi perang ini
menggunakan sebuah pemikiran, gagasan, teori, argumentasi dan perdebatan
intelektual. Memang dalam perang ini tidak sampai menghancurkan gedung-gedung
membumi hanguskan sebuah negara tetapi lebih luarbiasa dahsyatnya daripada itu
pada perang ini objek tujuannya adalah hati dan pemikiran manusia dimana jika hati
dan pemikiran manusia telah rusak maka akan menimbulkan masalah yang sangat
besar contoh misalkan yang terkena korban ghazwul fikr adalah orang yang
berpengaruh dan memiliki pengikut seperti ulama maka dalam sekejap racun
pemikiran itu dapat menyebar kemana mana.

2.4 Sejarah Singkat Perkembangan Ghazwul Fikri

Sejarah awal ghazwul fikri yakni dimulai dari meletusnya peperangan salib
perang tersebut adalah konflik antara kaum muslimin dan bangsa eropa atau barat.
Tujuan peperangan itu adalah perebutan kota suci jerussalam atau baitul maqdis dari
tangan kaum muslimin. Perang salib berlangsung dari tahun 1095-1291 M dengan
kemenangan di peggang oleh kaum muslimin hal ini membuat penyebab dari lahirnya
ghazwul fikri sebagai bentuk dendam kaum kristes yang membara kepada kaum
muslimin selama berabad-abad. (Rifqi, 2018)

Strategi penaklukan Islam bermediakan pemikiran selanjutnya dikembangkan


oleh orientalis Barat. Dari sebagian mereka membawa optimisme misioniris sebagian
lainnya ingin melakukan kolonialisme.Terlihat sekali bagaimana barat memiliki
watak yang sanngat membenci kaum muslimin dengan kesungguhan mereka
mengingkan menghancurkan kaum muslimin agar terpecah belah dan meninggalakan
dari agamanya. Sasaran mereka adalah alquran dan hadist. Para misioniris
menciptakan kadernya untuk belajar ilmu agama Islam ditimur tengah dan
memanipulasi propaganda untuk merusak dari subtansi pemahaman dari dua sumber
ajaran Islam tersebut kepada kaum muslimin, maka otomatis rusak jugalah dalam
pola pikir orang muslim itu sendiri. Mereka mengacak-acak alquran dan mencuci
otak para kaum muslimin dengan pemikiran liberalisme kalo dijaman sekarang
dikenal dengan Islam moderasi atau Islam liberal.(Husaini, 2006)

Pada masa kehidupan sayyid quthb di pemerintahan otoriter Mesir banyak


sekali pemikiran pemahaman sesat yang berkembang seperti sekulerisme, liberalisme,
kapitalisme dan komunisme menyebar tumbuh subur yang diadopsi oleh
pemerintahan Mesir pada saat itu. Pemahaman – pemahaman tersebut telah banyak
mencemari dan merusak umat Islam pada saat itu sehingga pemerintahan Mesir juga
menggunakan sistem pemerintahan yang berdasarkan sekulerisme sebuah paham
yang dikembangkan barat telah terlihat maju dan sukses oleh bangsa barat dengan
lepasnya pemerintahan barat dari kungkungan gereja (agama). Ini adalah sebuah
invasi pemikiran barat yang menyerang pemerintahan-pemerintahan Islam salah
satunya pemerintahan Mesir. (Rifqi, 2018). Hingga saat ini perkembangan pemikiran
sesat barat Islam masih merong-rong para umat Islam terutama anak muda menjadi
sasaran empuknya dibawah pergerakan jaringan Islam liberal.

2.5 Bentuk-Bentuk Buatan Ghazwul Fikr

1. Liberalisme

Secara etimologis arti dari liberalisme berasal dari bahasa latin yang berarti
free selanjutnya liberal berarti nonrestricted, tidak dibatasi atau independent in
opinion artinya bebas dalam berpendapat. Secara etimologis berarti sebuah
ideologi. Pandangan filsafat dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman
bahwa kebebasan adalah nilai politik utama(Firdaus, 2007:245)

Menurut depertemen agama dalam (Sari, 2022) liberalisme juga dimaknai dari
sudut pandang Islam sebagai bebasnya manusia dari aturan-aturan agama Islam
yakni Al-Quran dan Hadits), berjiwa bebas dan hanya menerima ajaran ajaran
agama Islam yang harus selaras dengan pemahaman manusia.

Berikut beberapa turunan dalam liberalisme:


a. Liberalisme dalam urusan politik diartikan sebagai sistem dan kecenderungan
yang berlawanan dan juga melawan sistem kekuasaan mutlak.munculnya
gagasan negara republik yang mampu menggantikan kerajaan-kerajaan yang
ada di Negara tersebut sangat dipengaruhi oleh liberalisme.
b. Liberalisme dalam ekonomi dapat diartikan sebagai sistem yang mengacu
pada sistem pasar bebas. Dimana intervansi negara dalam perekonomian itu
terbatas, bahskan bisa dihapuskan. Dalam hal ini sistem ekonomi liberalisme
dianggap seabgai sistem kapitalis.(Syamsuddin, 2008)
c. Liberalisme dalam bidang sosial diasosiasikan dengan feminisme atau
emansipasi wanita dengan kesetaraan gender serta hilangnya control sosial
atas individu dan bahkan bisa menghancurkan nilai-nilai keluarga yang ada.
Itu karena ada kebebasan perempuan tentang penentuan nasib dan juga dari
hidupnya, dalam bidang ini, manusia berhak dan bebas menentukan tujuan
gidup tanpa harus mendengarkan pendapat atau saran prang lain. Sementara
itu dalam masalah agama dikatakan bahwa liberalisme adalah bebas
memegang, percaya dan mempraktikkan segala sesuatu yang mingkuti trend
dan setiap kemauan dan rasa. Lebih dari itu orang membuat agama ini bagian
dari masalah pribadi jadi artinya nilai yang terkandung dalam agama dianggap
tidak relevan, bahkan agama dianggap sangat bertentangan dengan liberalisme
dengan begitu maknanya agama bisa dilanggar dan dianggap tidak penting
ringkasnya liberalisme menganggap agama adalah urusan pribadi dan tidak
mesti dicampur adukan dalam kehidupan dan juga agama dianggap tidak
penting untuk diikuti dan bisa dilanggar sesuai keinginan dan kemauan kita
dalam kegiatan,pemikiran kehidupan sehari-hari. (Sari, 2022)
Menurut Goefe (dalam Sofia, 2003:26) mengartikan feminisme sebagai teori
tentang persamaan antara laki-laki dan perempuan di bidang politik, ekonomi,
dan sosial; atau kegiatan terorganisasi yang memperjuangkan hak-hak serta
kepentingan perempuan. Dalam pengertian yang paling luas, feminisme
merupakan gerakan kaum perempuan untuk menolak segala sesuatu yang
dimarginalisasikan, disubordinasikan, dan direndahkan oleh kebudayaan
dominan, baik dalam bidang politik dan ekonomi maupun kehidupan sosial
pada umumnya.
Dalam teori feminisme liberal oleh Jessie Bernard. Secara teori dia, diabilang
pertama, feminisme adalah gerakan perempuan membela hak mereka atas
persamaan hak dengan laki-laki di depan umum. kedua, feminisme
menegaskanbahwa setiap orang bebas dan bertanggung jawab untuk memilih
gaya hidup yang paling sesuai dengan dirinya dan memiliki pilihan yang
diterima dan dihormati, termasuk orientasi seksial baik heteroksesual ataupun
homokseksual.(Sisca Lestari, S.Sos., 2018)
Dapat disimpulkan dari definisi diatas bahwasanya liberalisme
merupakan pemahaman yang menyatakan untuk kebebasan manusia dalam
melakukan segala bidang aspek kehidupan untuk mengutamakan hak asasi
manusia walaupun harus melanggar aturan agama dan agama dihal ini adalah
urusan privat.
2. Pluralisme
Islam tidak mengakui dan tidak sepakat dengan pemikiarn pluralism
yang memandang semua agama sama. Hal ini dikarenakan adanya dasaran
secara teologis antara agama-agama. Islam adalah agama tauhid yang
mengakui bahwa Allah sebagai Tuhan, sedangkan yahudi menyembah Tuhan
Yahweh begitupun Kristes yang memiliki konsep tuhan Trinitas sedangkan
agama lain yang non semitikm misalkan hindu, majusi dan lain lain memiliki
banyak tuhan.(Toha, 2005)
3. Sekulerisme
Muhammad Tahir Azhary mendefinisikan bahwa sekularisme
merupakan pamahaman yang ingin memisahkan semua aspek bidang
kehidupan manusia misalkan politik dan kenegaraan, ekonomi, hukum, sosial
budaya dan ilmu pengetahuan teknologi dari pengaruh agama atau hal-hal
yang bersifat ghaib. Sedangkan sekularisasi ialah usaha atau proses yang
menuju kepada keadaan sekuler atau proses netralisasi dari setiap pengaruh
agama dan hal-hal yang ghaib (Husaini, 2001)
Yang pertama , Secara sosio-historis, sekularisme lahir di Eropa,
sebagai kesepakatan antara dua pemikiran ekstrem yang kontradiktif, yaitu:
Pertama, pemikiran tokoh-tokoh gereja dan raja di Eropa sepanjang abad
Pertengahan (abad V-XV M) yang mengharuskan segala urusan kehidupan
tunduk menurut ketentuan agama (Katolik). Mulai dari urusan keluarga,
ekonomi, politik, sosial, seni hingga teologi dan ilmu pengetahuan harus
mengikuti ketentuan para gerejawan Katolik (Havis, 2015:67)
Yang kedua, pemikiran sebagian pemikir dan para filsuf misalnya
Machiaveli (w. 1527 M) dan Michael Mountaigne (w. 1592 M) yang
meningkari keberadaan Tuhan atau menolak hegemoni agama dan gereja
Katolik mengingkari keberadaan Tuhan atau menolak hegemoni agama dan
gereja Katolik (Havis, 2015:67)
Dapat disimpulkan dari definisi diatas bahwa sekulerisme adalah
pemahaman yang menyatakan bahwa agama tetap diakui tapi tidak boleh ikut
campur dalam pengaturan urusan masyarakat. Agama tetap diakui
eksistensinya, hanya saja memiliki peranan yang terbatas pada urusan privat
saja, yaitu antara hubungan manusia dan Tuhannya seperti aqidah, ritual
ibadah dan akhlak). namun agama tidak dibolehkan untuk atur urusan umum,
yaitu antara hubungan antara manusia dengan manusia lainnya seperti politik,
ekonomi sosial dan lain sebagainya.
BAB III
PEMBAHASAN

BAB II PEMBAHASAN
3.1 Ghazwul fikri di Kalangan Mahasiswa Muslim
Sejarah awal ghazwul fikri yakni dimulai dari meletusnya peperangan salib
perang tersebut adalah konflik antara kaum muslimin dan bangsa eropa atau barat.
Tujuan peperangan itu adalah perebutan kota suci jerussalam atau baitul maqdis dari
tangan kaum muslimin. Perang salib berlangsung dari tahun 1095-1291 M dengan
kemenangan di peggang oleh kaum muslimin hal ini membuat penyebab dari lahirnya
ghazwul fikri sebagai bentuk dendam kaum kristus yang membara kepada kaum
muslimin selama berabad-abad. (Rifqi, 2018)

Dalam sejarah yang ada munculnya ghazwul fikri memang berasal dari rasa
balas dendam yang dipunyai oleh kaum Kristen diakibatkan kekalahan pada perang
salib. Tujuan dari penyebaran ghazwul fikri memang semata-mata untuk
membalaskan dendam yang belum terbalaskan, mereka menyadari bahwasannya
untuk melawan para kaum muslim itu sulit melalu peperangan fisik seperti
menggunakan senjata senjata tajam ataupun senjata api dikarenakan jika melalui
peperangan fisik akan menambah kuat ruh para mujahid Islam dengan itu para kaum
Kristen memilih ghazwul fikri untuk menaklukkan muslim menghancurkan
pemikiran, menghancurkan akhlak dan akidah para kaum muslimin. Salah satu target
dalam misi penghancuran Islam salah satunya adalah pemuda dan kali ini adalah
mahasiswa.

Untuk mencapai tujuan tersebut, diambil beberapa langkah yang dilakukan


dengan halus dalam hal ini membuat tidak ada perlawanan dari umat Islam sebagai
berikut:

1. Tasykik : keraguan terhadap Islam sebagai solusi hidup membuat narasi


agama itu kuno dan jauh dari ilmu pengetahuan (sains)
2. Sekulerisasi : pengusiran penguasa syariah dengan kedok agama untuk
menghambat kemajuan bangsa
3. Dikatomi pendidikan : menempatkan alumni pendidikan umum pada posisi
strategis dan merehkan alumni pendidikan agama untuk menjadi pandangan
buruk di masyarakat.
4. Sebarkan kehancuran moral di masyarakat hingga tenggelam dalam
Nafsu
5. Sekolah didirikan untuk mendidik generasi menurut barat dan menyebarkan
kebencian terhadap Islam
6. Pemberian beasiswa kepada anak-anak dan pemuda Islam untuk belajar di
negerinya. Ini menjadi membuka jalan lebar bagi mereka untuk menanamkan
pemahaman barat seperti liberalisme , sekulerisme, feminisme dan
seabagainya serta kesalapahaman tentang Islam dan merusak pribadi pemuda
muslim (Syamsuddin, 2010)

Dari beberapa langkah yang dilakukan para misioneris barat ditujukan kepada
pemuda wabil khususnya adalah mahasiswa muslim hal ini tentang bagaimana
banyak mahasiswa yang mengikuti pertukaran pelajar, beasiswa kuliah dan
sebagainya dan dari setelah mengikuti itu banyak sekali perkembangan pemikiran-
pemikiran barat yang menjamur di kalangan mahasiswa muslim Indonesia. Beberapa
banyak khasus mahasiswa setelah kuliah diluar negeri mengalami degradasi
pemikiran dimana mahasiswa mengadopsi pemikiran barat seperti yang lagi marak
diperbincangkan yakni salah satu influencer perempuan terkenal yang sedang
berkuliah diluar negeri dimana saat ini dia membuat dukungan terhadap feminisme
dan pernyataan yang kontroversi di platform-platform seperti twiter dan instragram
yang menyudutkan pemikiran Islami dan menggalakan pemikiran ala-ala feminisme
liberalnya salah satu pemikiran yang ia galakan adalah free child dimana bernarasikan
bahwasanya untuk mencapai kebahagian tidak perlu mempunyai anak. Dengan kasus
viralnya influencer yang kontroversi itu mengundang banyak dampak buruk dimana
beberapa banyak fans dan pengikutnya wabil khusus mahasiswa terjerumus dalam
pemikiran sesat itu.

Gambar 3. 1 Influencer Viral Yang Mendukung Dan Mensosialisasikan Pemahaman


Feminisme (Free Child)

Hal ini sangat bertentangan dengan perintah allah dan rasulullah dimana
adalah salah satu hadits rasulullah bersabda: “Nikahilah wanita uang sangat
penyayang dan yang mudah beranak karena aku akan berbangga dengan kalian
dihadapan para nabi pada hari kiamat.” (HR Ibnu Hibban) Dan dalam Dalam Al-
Qur’an surat an-Nahl ayat 72 Allah SWT berfirman: “Allah menjadikan bagi kamu
istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu,
anak-anak dan cucu-cucu dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka
mengapakah mereka beriman kepada bathil dan mengingkari nikmat Allah?” (QS.
An-Nahl:72)

Jelas penjelasan Hadits dan Al-Quran tersebut menyatakan bahwasanya


pemahaman free child tidaklah sesuai dengan ajaran Islam dimana menikah dan
punya anak adalah fitrahnya wanita muslim untuk mencetak generasi muslim yang
berakhlak mulia dan dapat menjadi penerus generasi Islamiyah yang berjaya.
Selain itu juga dari tahun awal tahun 2021 kemarin sangat marak dan viral
terkait kasus kasus pelecehan seksual atau kekerasan seksual hal ini menjadi
momentum kesempatan yang pas bagi para feminisme liberal bergerak untuk
menyebarluaskan pemikiran yang sesatnya, kenapa tidak saat terjadi kasus pelecehan
seksual yang terjadi para perempuan mahasiswa para feminisme membuat narasi dan
pergerakan pembelaan terhadap mahasiswi namun nyatanya dibalik pergerakan
pembelaaan itu tersebut ada maksud khusus yang tersembunyi sangat berbahaya.
Pergerakan feminisme melalui media-media sosial seperti instagram, telegram,
facebook,twiter, mereka mengambil momentum pelecehan seksual dikalangan
kampus mahasiswa dengan sangat halus dengan itu banyak para mahasiswa terjebak
dan akhirnya mengikuti alur dari kaum feminisme tersebut, dengan momentum
tersebut akun-akun feminisme liberal ini menjadi trending dan viral dikalangan
mahasiswa dan banyak menjadi rujukan mahasiswa terkait permasalahan kekerasan
seksual atau pelecahan seksual ini. Tren pergerakan feminisme liberal ini sangat
massif dikalangan mahasiswa dengan membawakan narasi seolah olah positif yakni
kesetaraan gander yang nyatanya kesetaraan gander adalah sebuah narasi bobroknya
tidak sesuai dengan agama Islam dan pembelaan terhadap kaum wanita padahal
mereka mempunyai tujuan yang merusak pemikiran akidah mahasiswa muslim.

Dalam lingkungan mahasiswa muslim sekarang citra liberalisme beserta


lainnya seperti feminisme, marxisme, sekulerisme, pluralisme menonjol bahkan
banyak menjadi adopsi dalam pemikiran mahasiswa muslim itu sendiri bahkan
dibeberapa organisasi Islam eksternal kampus dalam pengkaderannya mengadopsi
pemikiran liberal seperti feminisme dan pluralisme. Dalam ghazwul fikri ini bahkan
alquran menjadi dasaran dalil dalam pemikiranya, dimana ayat-ayat Alquran di
tafsirkan sesuka hati dan diplintirkan seolah-olah Islam mendukung pemikiran sesat
barat tersebut. Beberapa dalil yang digunakan dalam membenarkan pemikiran sesat
barat ini yakni sebagai berikut:

1. Al-'adalah (keadilan) pada QS al-Hadid ayat 25,


2. Al-musawah (egalitarianisme ; kesetaraan ; persamaan derajat) pada Qs.
al-Isra ayat 70,
3. Al-hurriyah (kebebasan) Qs. al-Baqara Qs. al-Baqarah ayat 256.

Dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 97, tafsiran menurut quraish shihab
“siapa saja yang berbuat kebajikan di dunia, baik laki-laki maupun wanita, didorong
oleh kekuatan iman dengan segala yang mesti diimani maka kami tentu akan
memberikan kehidupan yang tidak kesengsaran, penuh rasa lega, kerelaan, kesabaran
dalam menerima cobaan hidup dan dipenuhi oleh rasa syukur atas nikmat allah. Dan
di akhirat nanti, kami akan memberikan balasan pada mereka berupa pahala baik
yang berlipat ganda atas perbuatan mereka di dunia”. tafsiran tersebut menjelaskan
bahwa perempuan dan laki-laki dalam Islam telah setara.

3.2 Pergerakan Mahasiswa Muslim Liberal

Dalam perjalanan pemikiran liberal mereka banyak menggunakan cara untuk


masuk kedalam pemikiran kaum muslimin salah satunya dengan melalui pendidikan
dan generasi muda. Beberapa cara misionaris mereka menanamkan pemahaman barat
ini di kalangan pemuda atau mahasiswa adalah dengan menetapkan hari-hari khusus
untuk merayakan sekularisme dan liberalisme dengan menyelenggarakan seminar,
diskusi ilmiah, dan lokakarya untuk mempertemukan semangat liberal dan sekuler
antara menghadirkan dan mendorong kaum muda. Generasi. Dengan cara ini mereka
juga "menghiasi" dengan topik menarik tentang modernisasi (wasathiyah) dan
toleransi (tasamuh), menawarkan hal-hal murahan dan tuduhan jahat bahwa ajaran
Islam itu kolot dan tidak rasional (Zainuddin & Kadir, 2014)

1. Diskusi Dilingkungan Mahasiswa

Beberapa cara liberalisasi yang diterapkan dalam pergerakan mahasiswa


untuk menjadi seorang yang liberalis yakni dengan cara kegiatan – kegiatan diskusi
ilmiah yang membahas topik yang berkaitan dengan liberalisme seperti kesetaraan
gander, hak asasi manusia, toleransi, pemisahan agama dan kegiatan manusia dan lain
seabagainya. Pergerakan diskusi-diskusi itu parahnya diinisiasi oleh mahasiswa
muslim itu sendiri banyak dari diskusi-diskusi itu membranding tentang kebaikan
kebaikan dan bagusnya pamahaman liberalisme seperti dan mengkaitkan agama Islam
target mereka yang paling dominan adalah mahasiswa baru masuk kampus itu
menjadi sasaran empuk mereka.

Banyak topik-topik diskusi yang berfaham liberalis seperti topic feminisme


dengan kesetaraan gender dikalangan mahasiswi, topik sekulerisme dengan
memandang tak perlu berIslam secara kaffah, pluralism dengan toleransi. Contohnya
narasi pluralisme untuk bertoleransi walau harus berlebihan yakni dalam konteks
tauhid yang “menyatakan bahwa semua agama itu sama benar dan harus saling
menghargai” mereka menggunakan dalil Al-Quran yang mereka tafsir dengan salah
dan sesuka hati yakni surat al baqarah ayat 62 “Sesungguhnya orang-orang yang
beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang sabi'in, siapa
saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan
kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut pada mereka,
dan mereka tidak bersedih hati” (QS Al Baqarah Ayat 62)

Padahal dalam surah ini memiliki konteks asbabun nuzul yang jelas bahwa
disurah ini konteksnya saat salah satu sahabat bertanya terkait temannya yang yahudi,
nasrani beriman kepada allah namun pada saat itu nabi Muhammad belum diutus oleh
Allah. Mereka menafsirkan Alquran diluar konteks dan tak memahami dalam tafsir
ayat tersebut membuat ayat tersebut seolah-olah mendukung pemikiran sesatnya. Hal
ini diperjelas lagi oleh Allah terkait surah Al baqarah ayat 62 tadi dalam surah Al
imran ayat 85 menjelaskan bahwa barangsiapa yang mencari selain dari Islam
menjadi agama , sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya.

2. Media Sosial

Pada saat ini dengan kemajuan teknologi globalisasi maka akan


mempermudah gerak bagi penggiat aktivis liberalisme untuk menyuarakan,
menyebarkan pemahamannya melalui media sosial, banyak sekali akun-akun
feminisme, sekulerisme,liberalisme yang berkembang dan menjamur di media sosial
wabil khusus media sosial pergerakan mahasiswa.

Gambar 3. 2 Akun Mahasiswa Aktivis Feminisme Penggiat Media Sosial

Dalam media sosial para penggiat aktivis feminisme bahkan berasal dari
mahasiswa muslim yang feminis, sangat keras menyuarakan kesetaraan gender,
pembelaan pelecehan seksual, kebebasan orientaslis (LGBT) dan HAM secara halus.
Hal ini membuat seolah pergerakan meraka adalah pergerakan yang baik dan positif
dimata mahasiswa dan membuat pembelokan logika terakit kebebasan hali inilah
menjadi masalah yang sangat serius. Selain itu juga pergerakan mahasiswa muslim
yang feminis terlebihlagi dengan cara mereka menjadi influenser untuk menarik
perhatianm mahasiswa muslim lainnya, mereka membuat branding dimedia sosial
dengan pimikiran mereka lebih rasional dan bebas dari patriarki, pemikiran feminism
lebih rasional dan modern daripada pemikiran Islam yang kolot dan tradisional

3.3 Dampak Ghazwul Fikri Bagi Mahasiswa Muslim


Dampak dari perang pemikiran ini sangatlah besar dan buruk dimana
mahasiswa muslim sebagai pemuda yang diharapkan dapat menjadi penerus estafet
perjuangan dakwah dan kejayaan Islam malah menjadi bobrok pemikiran membuat
mereka masuk bagian perusak agama sekaligus musuh dakwah.
Mengenai dampak negatif liberalisme terhadap umat Islam sebagai berikut:

1. Umat Islam meragukan prinsip-prinsi dasar ajaran Islam dalam iman, syariat,
ajaran dan sejarah
2. Menolak penerapan hukum Islam syariah dalam aspek politik, legislatif, sosial
budaya dan ekonomi,sosial dan seterusnya. Hal ini mereka lebih memili filsafat
barat yang buruk dan suram
3. Kesungguhan mereka dalam merusak moral dan menghilangkan nilai-nilai ajaran
Islam
4. Menghapus kurikulum dan pengajaran agama Islam dan segala jenjang
pendidikan hingga ketingkat perguruan tinggi.
5. Menjauhkan metode pengajaran agama di seluruh sekolah hal ini menolak dan
menggantinya denga filsafat Barat uang ekstrim dari ruh Islam, jauh dari nilai-
nilai leluhur dan menyimpangkan sejarah Islam yang hakiki.
6. Menyimpangkan identitas agama Islam untuk menuju budaya dan kehidupan
yang kebarat-baratan
7. Menghadirkan narasi nasionalisme dan sekularisme sebagai upaya menggantikan
Islam yang kaffah dalam kehidupam umat Islam
8. Tunduk dan mematuhi kehendak barat yang merupakan strategi politik. Dan
menyalahkan ajaran agama dikarenakan ketidakmajuan kaum muslimin sebagai
penghambat kemajuan dan kemakmuran
9. Tetapkan hari tertentu untuk merayakan sekularisme dan liberalisme
dengan menyelenggarakan seminar, diskusi ilmiah, workshop sebagai
wadahnyauntuk memperkenalkan dan mempromosikan semangat liberal dan
sekulerdi kalangan generasi muda. Dengan cara ini mereka juga "membumbui"
dengan tema modernisasi (wasathiyah) dan toleransi (tasamuh) yang menarik
danpertanyaan murahan dan tuduhan buruk yang ditawarkanpengajaranni Islam
sebagai faktor keterbelakangan umat Islam
10. Mereka menggunakan saluran media massa, cetak, elektronik dan televisi
untuk menyebarkan ide-ide mereka yang menyinggung Islam, Alquran
dan Nabi Muhammad SAW.
11. Upaya menyebarkan budaya cabul dan asusilapengutamaan nafsu, ajakan
melakukan penyimpangan seksual,dan menghapus batas alami perbedaan
gender(Zainuddin & Kadir, 2014)

Dengan banyaknya dampak buruk yang diturunkan dari ghazwul fikri ini
maka ini merupakan sinyal darurat bagi para kaum muslimin terlebih lagi mahasiswa
muslim yang masih istiqomah dalam memperjuangkan dakwah Islam kaffah. Dampak
ghazwul fikri ini sangatlah luar biasa sampai-sampai merusak akidah,akhlak,moral
mahasiswa muslim

Beberapa dampak dikondisi realitas mahasiswa muslim yang sangat mencolok


saat ini sebagai berikut

1. Terjadinya pendangkalan akidah,dimana mahasiswa muslim mempunyai


pemikiran seperti barat yang tidak sepakat terkait hukum hukum Allah
mereka menyebutkan aturan tersebut tidaklah manusiawi dan tidak bisa
diterapkan lagi. Padahal mereka bukanlah bagian dari liberalis,feminis
ataupun sekulerisme
2. Mereka membuat sekulerisme (memisahkan agama dan dari kehidupan).
Banyak terjadi paradigma pemikiran jangan bawa-bawa agama dalam
keseharian terutama dalam berpolitik. Padahal Islam adalah agama yang
sempurna dimana semua diatur oleh Islam dari yang terkecil sampai terbesar
dalam kehidupan sehari-hari
3. Muncul pemikiran Islam phobia dimana dikalangan mahasiswa muslim
sendiri yang menjadi salah satu pembela Islam phobia yang menarasikan
seolah olah Islamlah agama teroris.
4. Terjadinya kerusakan moral mahasiswa dimana mahasiswa muslim ikut
serta dalam pemikiran feminisme yang bernotabanenya pembela kesetaraan
gender sampai LGBT (penyuka sesama jenis), pergaulan bebas, hiburan
malam dan kegiatan mahasiswa lainnya yang bobrok.
5. Memecah belah persatuan umat Islam. Mereka membuat paradigma yang
membagi Islam menjadi beberapa bagian yakni, Islam radikal,Islam
fundamentalis, tradisional dan Islam moderat. Kaum muslimin yang
menentang barat di cap Islam radikal fundamentalis sedangkan yang tidak
menolak barat maka dicap sebagai Islam moderat. Dikalangan mahasiswa
terjadi juga perpecahan itu dimana organisasi Islam eksternal kampus dibagi
menjadi dua yakni organisasi Islam yang menerima pemikiran barat
digambarkan organisasi yang terbuka dan modern open minded toleransi
sedangkan organisasi yang menolak pemikiran barat maka dicap organisasi
tertutup dan kuno tidak mengasyikan bahkan ada cap negatif seperti radikal
dan ada juga cap organisasi yang buruk karena di pandang bersifat politis.

3.4 Solusi Menghadapi Ghazwul Fikri Dikalangan Mahasiswa

Masalah terbesar umat islam saat ini adalah melawan para misionaris barat
dengan strategi ghazwul fikri atau perang pemikiran ini sulit untuk di hadang
dimana pada era globalisasi ini mudah sekali para inisiator pemikiran barat masuk
dalam aktivitas media sosial ini propaganda dan penggiringan opini dan
strategilainnya yang di langsungkan oleh barat.

Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad)
sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk
Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)." Dan jika engkau mengikuti keinginan
mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung
dan penolong dari Allah. (Qs Albaqarah ayat 120)

Orang orang kafir tidak akan rela melihat islam kecuali islam mengikuti
mereka. Dengan beberapa cara menghadapi gempuran pemikiran barat ini yakni
dengan cara berjihad fisabilillah dalam artian general ia mencakup perang dijalan
Allah dan dakwah dijalan Allah serta segala kegiatan yang berkaitan, berjihadi disini
tidak mesti melalui senjata tetapi bisa juga melalu jihad dengan tangan, harta dan
tulisan. “ Berjihadlah melawan orang musyrikin dengan harta, jiwa dan tulisan
kalian” Hadits riwayat oleh Ahmad, Abu Dawud. Jika kita kaitkan hadits tersebut
dalam berjihad melawan ghazwul fikri maka mahasiswa bisa melakukan opsi jihad
melawan ghazwul fikri mengikuti ketiga gerakan dalam hadits tersebut.

1. Jihad harta, dimana mahasiswa muslim bisa melawan ghazwul fikri dengan
menyumbangkan hartanya dalam dakwah islam kaffah contohnya mahasiswa
bersama menyokong gerakan dakwah kampus walaupun harus mengeluarkan
hartanya seperti menginfakan hartanya dalam modal pertarungan politik
melawan mahasiswa liberal yang ingin menjabat menjadi pemimpin kampus
2. Jihad tulisan, mahasiswa muslim dapat berjihad dengan menulis tulisan yang
berisikan pencerahan edukasi dakwah terkati buruknya pemahaman barat
seperti liberal dan sejenisnya bisa melalui sosial media, buku atau apapun.
3. Jihad jiwa, yakni bagaimana mahasiswa muslim mampu melawan hawa
nafsunya dan tetap istiqomah dalam dakwah dan islam yang kaffah dan tetap
menjadi bagian dari pecinta Allah dan barisan pembela agama Allah.
Selain itu juga didengan mengikuti zaman maka mahasiswa muslim juga bisa
1. Berdakwah melalui jari jari yakni menggalakan edukasi dan dakwah
melalui konten-konten dimedia sosial
2. Sebagai mahasiswa pergerakan maka kita bisa membuat diskusi-diskusi
keislaman anti pemahaman barat dalam mencegah pemikiran barat dengan
liberalisme, feminisme, pluralism dan sejenislainnya dan mengedukasi
bobrok dan buruknya pemikiran barat yang tak sesuai dengan agama
dikampus
3. Jihad dalam berpolitik kampus dimana kita bisa membela calon pemimpin
yang muslim yang taat dan menerapkan muslim yang kaffah anti terhadap
pemikiran barat seperti liberal
BAB IV

PENUTUP

BAB IV PENUTUP
Kesimpulan

Ghazwul Fikri merupakan sebuat stretegi balas dendam buatan musuh-musuh


allah untuk merusak pemahaman dalam akidah,akhlak,moral para kaum muslimin
melalui rusaknya pemikiran, pemahaman yang sesat itulah menjadi strategi yang
dipilih saat kegagalan dalam peperang senjata mereka tahu bahwa peperangan
menggunakan senjata hanya sia-sia saja bahkan membuat para kaum muslimin lebih
hebat lagi dalam ruh jihad islam. Ghazwul fikri banyak menarget sasaran dalam
langkah pergerakannya salah satunya yakni targetnya adalah pemuda atau mahasiswa
muslim dimana mahasiswa muslim disusupi pemikiran barat dengan berbagai cara
dan tindakan, mereka paham jika generasi penerus dirusak maka regenerasi pemuda
yang islamiyah akan habis dan runtuh karena habisnya pemuda yang memegang
estafet dakwah.
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
Felix Siauw, B. T. I. (2013). Beyond The Inspiration. Alfatih Press.

Firdaus, S. (2007). pemikiran politik barat. Bumi Aksara.

Havis, A. (2015). ghazwul fikri: pola baru menyerang islam. NoerFikri.

Husaini. (2001). Rajam Dalam Arus Budaya Syahwat; Penerapan Hukum Rajam di
Indonesia dalam Tinjauan Syariat Islam, Hukum Positif dan Politik Global.
pusaka al-kautsar.

Husaini, A. (2006). Hegemoni Kristen-Barat: dalam Studi Islam di Perguruan


Tinggi, (nuim hiday). Gema insani press.

Lc, H. S. (2010). REVITALISASI PERAN PEMUDADALAM PERGERAKAN ISLAM


KONTEMPORER (Sebuah Upaya Mengambil Pelajaran dari Kemunduran
Umat UslamPaska Imperialisme Barat dan Keruntuhan Turki Utsmani.

M, ALI & M, A. (2006). Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik. Bumi


Aksara.

Matta, A. (2006). Model Manusia Muslim Abad 21. Syamil Cipta Media.

Rifqi, A. fauza. (2018). Ghazw al fikr dalam tafsir fi zilal alquran karya sayyid qutb.
UIN SYARIFHIDAYATULLAH.

Sari, N. S. D. (2022). Liberalisme Dalam Pemikiran Islam. Abrahamic Religions:


Jurnal Studi Agama-Agama, 2.

Sisca Lestari, S.Sos., M. A. (2018). FEMINISME DAN LGBT(Analisis Teori


Feminisme Jessie Bernard tentang Komunitas LGBTdi Indonesia). 1168030131,
1–21.

Siswoyo dkk. (2007). Ilmu Pendidikan. UNY Press.


Sofia, A. dan S. 2003. (2003). Feminisme dan sastra: Menguak Citra Perempuan
dalam Layar Terkembang. Katarsis.

Syamsuddin, A. (2008). Orientalis dan Diabolisme Pemikiran. Gema Insani.

Toha, A. M. (2005). Tren Pluralisme Agama : Tinjauan Kritis. Perspektif.

Wildan, M. dkk. (2015). sejarah kebudayaan indonesia. Direktorat Sejarah dan


Kebudayaan,Direktoral Jendral Kebudayaan,Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Zainuddin, D. dan, & Kadir, F. A. A. (2014). AKTIVITAS-AKTIVITAS GERAKAN


LIBERALISASI ISLAM DI INDONESIA. 3.

Anda mungkin juga menyukai