Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Genologi
Oleh :
AHMAD RIADI
861082023016
PROGRAM PASCASARJANA
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam atas
segala karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan
nabi Muhammad SAW. Makalah dengan judul “Islam Liberal” disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Genologi Pemikiran Islam”. Meski telah
kami susun secara maksimal, akan tetapi kami sebagai manusia biasa sangat
menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat mengambil pelajaran sehingga hasil
penulisan kami selanjutnya dapat lebih baik lagi. Demikianlah yang dapat kami
haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah kami buat ini mampu
memberikan manfaat kepada setiap pembacanya. Dan bernilai ibadah disisi Allah
SWT.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.......................................................................................10
B. Saran.................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia memiliki hak-hak alamiah, yaitu hak- hak setiap individu yang
hak untuk hidup, hak untuk bebas, dan hak untuk properti atau kesehatan.
4
5
ini mencoba menafsirkan Islam tidak hanya secara tekstual tetapi justru
bukanlah tujuan final Islam itu sendiri. Karena itu, pada dasarnya, mereka
Rahim.
tujuan ini, Islam harus menjadi kekuatan yang mampu menjadi motivator
jadîd alashlah (memelihara tradisi lama yang baik, dan mengambil tradisi
baru yang lebih baik). Pada sisi lain, pendukung neo modernisme
berpengaruh terhadap Islam itu sendiri. Ada dua tokoh intelektual yang
menyebar ke seluruh dunia melalui jaringan murid dia, mulai dari Ahmad
oleh paling tidak tiga faktor dominan yaitu: pertama, faktor internal umat
Islam yang semakin terdidik dengan ilmu-ilmu baru (ilmu sosial dan
dan ketiga, faktor eksternal umat Islam, yakni faktor dari umat Kristen
yang telah lebih dahulu berpikiran maju dan kontekstual dalam memahami
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
penulisan diantaranya:
BAB II
PEMBAHASAN
Ahmad an-Na’im.2
dan terbuka terhadap berbagai ide baru. Nilai-nilai inti ajaran Islam seperti
polygami, jilbab wajib, dan hukum cambuk yang dianggap tidak sesuai
identitas dan ajaran Islam yang otentik. Perdebatan seputar Islam Liberal
dari belenggu taklid buta kepada ulama klasik dan melakukan ijtihad
universal.9
6
Ismail Hasani dan Bonar Tigor Naipospos,Wajah Liberal Islam di Indonesia, (Jakarta:
Pustaka Masyarakat Setara, 2016), h.78-92.
7
Fazlur Rahman, Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual Tradition,
(Chicago: University of Chicago Press, 1982), h.15-19
8
Abdolkarim Soroush,Reason, Freedom and Democracy in Islam, (Oxford: Oxford
University Press,2000), h.23-56
9
Abdullah Ahmed An-Na'im, Dekonstruksi Syari’ah: Wacana Kebebasan Sipil, Hak
Asasi Manusia dan Hubungan Internasional dalam Islam, (Yogyakarta: LkiS, 2016), h. 102-107
11
untuk focus pada inti ajaran ketimbang terjebak pada hal-hal furu’iyah
yang berkeadilan.
setara.13
10
Tariq Ramadan, Islam dan Barat: Wawasan Seorang Reformis Muslim,
(Bandung:Mizan, 2016), h.134
11
Reza Aslan, Membendung Arus: Respon Al-Qur’an terhadap Sekularisme dan
Fundamentalisme, (Bandung: Mizan,2011), h.78-92
12
Roxanne L. Euben, Enemy in the Mirror: Islamic Fundamentalism and the Limits of
Modern Rationalism, (Princeton: Princeton University Press, 1999), h. 102
13
Amina Wadud, Quran and Woman: Rereading the Sacred Text from a Woman’s
Perspective, (New York: Oxford University Press,1999), h. 78-103
12
dan beberapa doktrin klasik lain yang kerap ditafsirkan secara tekstual-
1. Muhammad Abduh
Pendapat Abduh yang menyatakan bahwa manusia itu harus berikhtiar (usaha)
didasarkan kepada ayat-ayat al-Qur’an, dan nash-nash lainnya, yang
menyatakan balasan diakhirat sangat berkaitan erat dengan amal perbuatan
yang dilakukan seseorang di dunia. Kepercayaan kepada kekuatan akal
membawa Muhammad Abduh kepada paham bahwasanya manusia
mempunyai kebebasan dalam kemauan dan perbuatan (free will and free act
atau qadariyah). Ia menyatakan bahwa manusia mewujudkan perbuatannya
dengan kemauan dan usahanya sendiri, dengan tidak melupakan bahwa di
atasnya masih ada kekuatan dan kekuasaan yang lebih tinggi (Nasution,
1987:43). Dan untuk mencapai pengetahuan tertinggi ini bisa melalui 2 cara,
yaitu: akal dan wahyu. Akal bagi Muhammad Abduh adalah tonggak
kehidupan manusia dan dasar dari kelangsungan hidupnya karena ialah yang
membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Karena itu, beliau selalu
berbicara tentang pentingnya akal dan pentingnya manusia mengembangkan
14
Tariq Ramadan, To Be a European Muslim: A Study of Islamic Sources in the
European Context, (Leicester: The Islamic Foundation, 1999), h.23
15
Shiraz Maher,Salafi-Jihadism:The History of an Idea, (London: C. Hurst & Co
Publishers Ltd, 2016), h. 89-102
13
akalnya untuk mencapai tingkat kehidupan yang lebih tinggi. Begitu pun dalam
masalah teologi. Ia tidak pernah meninggalkan akal sebagai dasar dari teologi.
2. Jamaluddin Al-Afghani
rakyat bahkan kekuasaan dapat menjadi alat politik mereka untuk mendapatkan
keinginannya. Maka gagasan pemerintahan rakyat merupakan solusi yang
ditawarkan oleh Al-Afghani memperbaiki situasi supaya semakin kondusif
supaya kekuasaan absolutisme dapat dilawan. Pemerintahan yang berorientasi
pada kerakyatan akan memberikan keadilan kepada warga yang dapat
mengatur tata kehidupan mereka secara damai.
3. Azyumardi Azra
umat Islam. Sikap wasathiyah akan menggiring kepada pola kaum muslimin
yang inklusif, akomodatif serta toleran terhadap umat agama lain. Hal ini
sangat penting mengingat Indonesia adalah negara yang majemuk, plural serta
kaya akan perbedaan. Tanpa sikap wasathiyah, Indonesia tentu akan ramai
dengan perpecahan serta pertikaian yang pada akhirnya bisa saja
menghancurkan tatanan kehidupan.
4. Nurcholis Madjid
16
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Makalah ini masih berada di bawah kata sempurna maka dari itu penulis
kesempurnaan makalah ini dan demi bergunanya makalah ini di masa yang akan
dating.
18
DAFTAR PUSTAKA
19