Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Halimatussakdiah, S.Ag., M.Pd.I
2. Rumusan Masalah
Bagaimana sejarah pembentukan masyarakat islam yang dimulai dari
periode dakwah Rasulullah saw di mekkah dan madinah dan apa saja
ekspansi dakwah Rasulullah saw ke penjuru dunia- kawasan melayu.
1
Amin, Samsul Munir, Sejarah Dakwah (Jakarta: AMZAH, 2015), hlm. 28
1
B. Pembahasan
2
Siti Maryam, dkk. (ed), Sejarah Peradaban IslamDari Masa Klasik Hingga
Modern, (Yogyakarta: Jurusan SPI Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga dan LESFI, 2003), hlm. 4.
2
Pada proses pembentukan masyarakat islam ini sangat kompleks dan
beragam, sebab prosesnya melibatkan dakwah, hijrah, pembentukan
negara, penyebaran agama, dan pengembangan budaya serta norma islam
dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu ada 3 macam pembentukan
masyarakat islam yang meliputi di antaranya yaitu ;
1) Individu
Pembentukan masyarakat islam yang mengenai tentang individu
adalah suatu konsep yang penting dalam islam. Dalam artiannya dapat
dijelaskan sebagai proses membentuk individu yang memiliki
karakteristik bertuhan, beribadah, serta hanya tunduk dan patuh
kepada Allah. Individu tersebut harus memiliki akidah, syari‟at dan
akhlak islam sebagai kunci kepribadian masyarakat islam.
Terbentuknya masyarakat islam tidaklah menjadi skenario
kehidupan muslim, maka otomatis terbentuk unsur pokok masyarakat
islam individu dalam tiga hal yaitu individu yang membangun
kelompok, norma-norma yang mengatur hubungan antar individu
serta, tujuan bersama yang ingin dicapai. Pendidikan islami sendiri
adalah upaya untuk memberi bantuan kemudahan bagi setiap individu
dan masyarakat dalam mengembangkan potensi islamiyah dan
rohaniyah.
Sebagai masyarakat islam individu yang sebenar-benarnya
merupakan aspek individual yang memiliki prioritas utama bahkan
harus memiliki konsep keberadaannya sebagai Abdullah dan
kedudukannya sebagai Khalifatullah. Karena, individu islam
dianjurkan untuk belajar dan memperoleh pengetahuan tentang ajaran
islam, al- qur‟an dan hadis sehingga dapat membantu proses
pemahaman yang lebih kuat tentang agama dan etika islam. Sehingga
3
membentuk individu muslim yang tangguh dari sisi akidah, ilmu
pengetahuan dan akhlaknya.3
2) Keluarga
Pembentukan masyarakat islam melalui keluarga dianggap
sebagai pondasi masyarakat muslim yang kuat dan berkualitas. Ajaran
islam memberikan tuntunan terhadap nilai-nilai dan prinsip-prinsip
kehidupan berkeluarga, meliputi perkawinan, pertunangan, hak dan
kewajiban anak ataupun pasangan. Konsep keluarga mengacu pada
kebutuhan secara seimbang dengan penuh keharmoniasan antara
anggota keluarga serta mampu mengamalkan dan mengintegrasikan
nilai-nilai keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.4
3) Masyarakat
Pembentukan masyarakat islam melalui masyarakat yang
merupakan proses membangun masyarakat islam melalui upaya
individu dan komunitas. Artinya dalam keberhasilan Nabi Muhammad
saw dalam membangun masyarakat islam masih dapat dirasakan
hingga saat ini. Sebab ada perubahan masyarakat islam terhadap suatu
evolusi yang dimulai dari upaya Nabi Muhammad saw di mekkah dan
madinah. Proses membangun masyarakat islam terus berlanjut
sepanjang sejarah, termasuk diwilayah nusantara. Terbentuknya
masyarakat islam memerlukan upaya individu dan masyarakat untuk
menyebarkan ajaran islam dan membentuk masyarakat yang kuat dan
bersatu.5
3
Syamsul Arifin, Agama dan Masa Depan Ekologi Manusia, Jurnal Ulumul
Qur‟an. Edisi Khusus, no.5 & 6, Vol.V, Tahun 1994, hal.91
4
Ramayulis, et.al., Pendidikan islam dalam rumah tangga. Kalam Mulia, 2001,
hlm 5.
5
Nur Ahmad. Pengembangan Masyarakat Menuju Harmonisasi Masyarakat
Islam. Journal.IAINKudus STAIN, Jawa tengah. Vol.01, No. 1, Juni 2016
4
Dalam semua aspek penjelasan diatas mengenai sejarah
pembentukan masyarakat islam bahwasannya proses pembentukan
islam ini dimulai dengan turunya wahyu pertama pada tahun 610 M
dan berlangsung sampai sekarang. Sejarah islamisasi memiliki peran
penting dalam pembentukan masyarakat muslim diindonesia termasuk
juga dalam penjuru dunia sampai kawasan melayu.
5
Strategi perjuangan dakwah nabi ini berlangsung selama 3 tahun,
baginda berusaha membina masyarakat Islam melalui aktivitas
dakwah. Secara sulit baginda menyampaikan dakwah kepada
kaumnya termasuk keluarganya yang terdakat yaitu bapak saudaranya,
keluarga sepupu dan juga teman-teman baginda. Hanya beberapa
orang saja yang memeluk Islam diantaranya Siti Khadijah yaitu istri
baginda serta sahabatnya Abu Bakar dan Ali bin Abu Talib, Utsman
bin „Affan, Al-Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin‟Auf 6
Baginda menyuru mereka supaya beriman kepada Allah dan
rasulnya serta meninggalkan ibadah menyembah berhala, Baginda
juga mengajak mereka melakukan kebaikan serta meninggalkan
perkara atau perbuatan yang mungkar seperti judi, minum arak,
menipu, merompak, berzina, membunuh anak dan sebagainya.
b) Fase dakwah secara terang-terangan ditengah penduduk Makkah,
yang dimulai sejak tahun keempat kenabian hingga akhir tahun
kesepuluh kenabian.
Sehubungan dengan hal ini, wahyu pertama yang turun adalah
surah al-syu‟ara ayat 24 yang berbunyi ;
6
Patmawati, “Sejarah Dakwah Rasulullah SAW di Mekkah dan Madinah”.
JurnalIAINPontianak. Hal.03. 2013
7
Asmuni Syukir, “Dasar-Dasar Strategi Dawah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas,
1983.
6
engkau! Apa untuk inikah kami engkau panggil?. Hal inilah
yang melatarbelakangi turunnya surah Al-Lahab.
2) Undangan terbuka kepada seluruh masyarakat Quraisy dibukit
Shafa. Nabi ingin melihat bagaimana pandangan masyarakat
Quraisy sepakat bahwa beliau adalah orang yang tak pernah
berdusta.
3) Nabi Muhammad saw memproklamirkan ke Esa-an Tuhan dan
mengajarkan kesatuan dan persamaan antara manusia.
4) Nabi mengadakan pertemuan khusus dengan orang-orang yang
percaya kepada beliau untuk aktivitas pembaca (tilawah),
pengajaran (ta‟lim) dan pensucian (tazkiyah), dirumah Arqam
bin Abil Arqam, dan merupakan sekolah islam yang pertama.
Rumah Al-Arqam dijadikan markas pertama dakwah
islamiyah, rumah tersebut terletak di Bukit Safa. Setelah
mendapat wahyu dari Allah yang memerintah baginda
menyampaikan dakwah secara terang-terangan.
Setelah berdakwah secara terang-terangan, pemimpin quraisy
mulai berusaha menghalangi dakwah rasul. Semakin bertambah
jumlah pengikut nabi, maka semakin keras tantangan yang
dilancarkan kaum quraisy. Beberapa pengikut nabi meninggalkan
mekkah dan mencari perlindungan atau mengungsi ke Ethiopia,
sebuah negeri diseberang laut merah untuk mengindar dari kaum
quraisy.8
8
Amrllah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: Yafi,
1983
9
A.Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 2003.
7
1. Persaingan berebut kekuasaan. Mereka mengira tunduk kepada
agama Muhammad berarti tunduk kepada kekuasaan Bani Abdul
Muttalib, sedangkan suku-suku bangsa arab selalu bersaing
untuk merebut kekuasaan dan pengaruh.
2. Penyamaan hak antara kasta.Tiap-tiap manusia digolongkan
kepada kasta yang tak boleh dilampauinya, tetapi, seruan Nabi
Muhammad memberikan hak sama kepada manusia.
3. Takut dibangkit. Agama islam mengajarkan bahwa pada hari
kiamat manusia akan dibangkit dari kuburnya, dan bahwa semua
perbuatan manusia akan dihisab.
4. Memperniagakan patung. Ini adalah salah satu sebab materi
orang zaman dahulu memahat patung-patung itu untuk dijual
kepada jemaah-jemaah haji.
Penentangan ini membawa kepada penghijrahan Nabi
Muhammad s.a.w dan para sahabat baginda ke madinah. Di
Madinah, baginda meneruskan usaha dakwahnya dan dipilih
sebagai pemimpin di Negara Kota tersebut. Nama asal Makkah
ialah Makoraba. Kemudian nama kota itu diubah kepada nama
Bakkah dan Makkah. Dalam Al Quran Makkah disebut sebagai
Bakkah yang telah dialami manusia sejak 2400 tahun dahulu.
Dakwah yang dijalankan setelah baginda menerima wahyunya
untuk berbuat kebaikan kepada umatnya, sehingga apa yang
disampaikan oleh baginda ini secara lemah-lembut dan penuh
hikmah. Ha inilah yang membuat nabi melakukan beberapa
startegi, diantaranya;10
a) Hijrah ke Habsyi
Tujuannya Nabi Muhammad akan membawa tanda-tanda
untuk menjadi pimpinan komunitas baru berdasarkan ajarannya,
dan terlepas dari komunitas mekkah lainnya.
10
Munzier Suparto dan Harjani Hefni, Metode Dakwah, Jakarta: Prenada
Media.2003
8
b) Pergi ke Thaif
Tujuannya untuk menyebarkan islam kepada pembesar-
pembesar dan kepala-kepala suku di tempat tersebut. Nabi
berharap agar dakwahnya diterima masyarakat Tahif, akan
tetapi, harapan tersebut tidak menjadi kenyataan, bahkan beliau
diusir dan dihina dengan cara-cara yang tidak manusiawi.
c) Perjanjian Aqabah.
Tujuan yang dilakukan Nabi Muhammad yaitu diawali
dengan berdakwah terhadap orang-orang Yastrib yang datang ke
mekah pada musim haji. Sebagian mereka menerima seruan
Nabi dan masuk kedalam islam. Peristiwa ini merupakan titik
terang dalam perjalanan dakwah nabi, karena penerimaan
masyarakat Yastrib terhadap misi yang disampaikannya
membuka lembaran baru dalam usaha beliau menyampaikannya
ajaran islam.
Isi pejanjian tersebut yaitu mereka mengundang nabi dan
para pengikutnya datang dan tinggal dikota mereka, dan bahkan
menjadikan nabi sebagai penengah dan justru damai dalam
pertikaian-pertikaian yang terjadi di antara mereka.
11
Bambang Budi utamo. Atlas Sejarah Indonesia Masa Islam. Jakarta:
Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.2011.
9
Seruan dakwah Nabi Muhammd diterima baik oleh kebanyakan
para penduduk madinah dan sebuah negara islam didirikan dibawah
pimpinan Nabi Muhammad saw sendiri. Unta yang dinaiki Nabi
Muhammad berlutut ditempat penjemuran kurma milik Sahl dan
Suhail Bin Amr, kemudian tempat itu dibelinya guna dipakai
tempat membangun masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat
islam. 12
Dalam membangun masjid itu Muhammad juga turut bekerja
dengan tanggannya sendiri, kaum muslimin dari kalangan
muhajirin dan anshar iku pula bersama-sama membangun masjid.
Selesai masjid itu dibangun, disekitarnya dibangun pula tempat-
tempat tinggal rasul, baik pembangunan masjid maupun tempat-
tempat tinggal itu tidak sampai memaksa seseorang. Karena
segalanya serba sederhana, disesuaikan dengan petunjuk Nabi
Muhammad. Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat
ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan masyarakat islam dalam
bidang spritual dan keduniaan.
12
Hamka. Sejarah Umat Islam IV. (Jakarta : Bulan Bintang, 1981), hal.124
10
dikenal sebagai bangsa yang memiliki sifat kesukuan yang teramat
kental. Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara baru
itu, ia segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat
yaitu;
- Dasar pertama, pembangunan masjid, selain untuk tempat
shalat juga sebagai sarana penting untuk mempersatukan kaum
muslimin dam mempertalikan jiwa mereka, disamping sebagai
tempat bermusyawarah merundingkan masalah-masala yang
dihadapi. Masjid pada masa Nabi juga berfungsi sebagai pusat
pemerintahan.
- Dasar kedua, adalah ukhuwah islamiyyah. Persaudaraan sesama
muslum, Nabi mempersatukan antara golongan muhajirin,
orang-orang yang hijrah dari makkah ke madinah, dan anshar,
penduduk madinah yang sudah masuk islam dan ikut membantu
kaum muhajirin tersebut. Apa yang dilakukan Rasullah ini
berarti menciptakan suatu bentuk persaudaraan yang baru yaitu
persaudaraan berdasarkan agama, menggantikan persaudaraan
berdasarkan darah.
- Dasar ketiga, Hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain
yang tidak beragama islam. Dimadinah orang-orang arab islam
juga terdapat golongan masyarakat yahudi dan orang-orang arab
yang masih menganut agama nenek moyang mereka. Agar
stabilitas masyarakat dapat diwujudkan, Nabi Muhammad saw
mengadakan dan seluruh anggota masyarakat wajib
mempertahankan keamanan negeri itu dari serangan luar.
Perjanjian ini dalam pandangan ketatanegaraan sering disebut
dengan Konstitusi Madinah. Dalam hijrahnya nabi kemadinah
inilah puncak kejayaan islam pada zamannya rasulullah.
11
Piagam Madinah berfungsi untuk mengantisipasi gejala
perpecahan dan menyatukan umat agar berdiri sebuah negara yang
kuat. Sebuah shahifa (piagam) dari muhammad rasullah (yang
mengantur hubungan) antara mu‟min Quraisy dan Yastrib
(madinah) dan orang-orang yang mengikuti, bergabung dan
berjuang bersama-sama mereka. Dari piagam madinah dapat
diambil beberapa kesimpulan yaitu;13
1. Asas kebebasan beragama. Negara mengakui dan melindungi
setiap kelompok untuk beribadah menurut agamanya masing-
masing.
2. Asas persamaan. Semua orang mempunyai kedudukan yang
sama sebagai anggota masyarakat, wajib saling membantu dan
tidak boleh seorang pun diperlakukan secara buruk.
3. Asas kebersamaan. Semua anggota masyarakat mempunyai hak
dan kewajiban yang sama terhadap negara.
4. Asas keadilan. Setiap warga negara mempunyai kedudukan yang
sama dihadapan hukum yang harus ditegakkan, siapapun yang
melanggar harus terkena hukuman.
Sejak lahirnya negara madinah, islam semakin kuat, kaum
muslimin sering memenangkan peperangan. Rasul membuat batas
wilayah sebagai basis teritorial dengan membuat parit saat perang
khandak, membuat lembaga pelengkap pemerintahan, semisal
angkat perang, pengadilan, pendidikan, bait‟mal, menunjuk ahli-
ahli yang bertindak sebagai pendamping nabi.
Pada waktu Nabi Muhammad saw wafat, wilayah kekuasaan
madinah telah mencakup seluruh jazirah arabia. Husein Muknis
menyatakan, sejak pertama berdiri hingga wafatnya nabi, wilayah
kekuasaan islam sudah meliputi seluruh jazirah arabia.
13
Muhammad Husain Haekal, Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam
Dirasah Islamiyah II. (Jakarta: Penerbit PT Rajagarafindo persada, 2012).Hal.30
12
Perkembangan wilayah negara islam dapat dibagi menjadi
beberapa fase yaitu ;
Fase pertama, yaitu sejak rajab 1H sampai rajab 2 H.
Kekuasaan nabi menjadi sempurna atas seluruh bagian kota
madinah dan sekitarnya. Pada masa ini, nabi mengirim sepuluh
ekpedisi, baik ghazwah (ekpedisi militer yang dipimpin nabi saw)
maupun syariah (ekpedisi militer yang dipimpin sahabat)
Fase kedua,yaitu mulai dari perang badar sampai perang
khandaq berakhir (17 Ramadhan 2H/13 Maret 624 M-Dzulqa‟ah
5H/April 672 M). Pada fase ini, madinah menetapkan
kekuasaannya atas seluruh tanah hijaz (kecuali Mekkah dan Thaif).
Pada masa ini kelompok-kelompok besar yahudi di madinah yang
berkhianat terusir atau dihukum berat, sehingga negara madinah
menjadi kekuatan politik dan militer terbesar di Hijaz dan sekitat
Najid.
Fase ketiga, yaitu mulai muharam 6H-jumadil akhir 6H (juni
627M-November628M). Pada fase ini negara madinah berhasil
menggabungkan seluruh daerah diperbatasan Najd dengan
madinah. Ini berarti menambah wilayah islam seluas 40mil persegi
disebelah timur, yang membuka jalan untuk peluasan wilayah
kekuasaan lebih lanjut ke arah Najd sehingga quraisy mekkah
menjadi terkepung.
Fase keempat, yaitu mulai ekspedisi ke Hasma sampai
dilaksanakannya Umrah Al-Qadha (umrah setahun setelah
perjanjian Hudaibiyah), (Jumadil akhir 6H/November 628M-
Dzulqabah 7H/Maret 629M). Pada fase ini ekpedisi islam
mengarah keutara madinah, mencapai wadi al-qur‟an dan daumat
al-jandal, sehingga umat islam dapat menguasi khaibar, fadak, dan
wadi Al-qur‟an.14
14
Nyanyu Soraya,Muhammad Soleh Hapudin, Maryam. Buku islam dan peradaban
melayu. Jakarta; Desanta muliavisitama, 2020. Hal.51
13
Dari seluruh perjalanan sejarah nabi ini dapat disimpulkan
bahwa nabi muhammad saw sebagai pemimpin agama, juga
merupakan seorang negarawan, pemimpin politik dan administrasi
yang handal. Hanya dalam waktu sepuluh tahun menjadi pemimpin
politik, beliau berhasil menundukkan seluruh jazirah arab dalam
kekuasaannya. Sebagai Nabi dan Rasul, beliau dilegitimasi dengan
wahyu, sebagai pemimpin atau kepala negara, beliau dilegitimasi
dengan kontrak sosial yaitu perjanjian aqabah.
15
Arnold, Thomas W. Sejarah Lengkap Penyebaran Islam di Dunia. Yogyakarta :
Ircisod, 2019
14
Memang, beberapa ajakan kepada mereka yang masih ingkar dilakukan
juga melalui surat-surat atau delegasi politik yang dikirim kepada para
penguasa setempat, namun hampir tidak pernah bersifat paksaan tetapi lebih
kepada pilihan, dengan tentu saja kesepakatan tertentu dengan
mempertimbangkan aspek-aspek kemanusiaan. Tidak heran, jika suatu
masyarakat yang simpatik terhadap cara-cara yang dilakukan pasukan
muslim setelah pendudukan suatu wilayah, mereka berbondong-bondong
masuk islam dan berkomitmen untuk mempertahankan, menjaga, dan
melestarikan ajaran-ajaran islam.
16
Abudllah Taufik Surjomihardjo, Abdurrahman. Ilmu Sejarah dan Arah Historiografi;
Arah dan Perspektif. Jakarta : Gramedia.1985
15
2. Melalui pernikahan.
Pernikahan antara pedagang muslim dengan penduduk asli
kawasan melayu menjadi salah satu cara penyebaran islam, karena adat
istiadat dan kepercayaan lokal sering kali terpengaruhi oleh islam.
3. Melalui pendidikan.
Para ulama dan cendekiawan muslim berperan dalam menyebarkan
islam dikawasan melayu melalui lembaga-lembaga pendidikan seperti
madrasah dan pesantren.17
4. Melalui penyebaran lisan.
Cerita-cerita tentang ajaran islam juga disebarkan secara lisan,
termasuk melalui cerama dan kisah-kisah islam yang diceritakan oleh
para penyebar dakwah.
5. Tradisi Islam Nusantara.
Islam dikawasan melayu juga berkembang sesuai dengan tradisi
dan budaya setempat, yang dikenal sebagai islam nusantara, ini
mencerminkan akulturasi budaya melayu dengan islam.
6. Peran Ulama
Ulama dan pendakwah muslim berperan penting dalam
mengajarkan islam kepada penduduk setempat. Mereka mendirikan
madrasah dan masjid serta menyebarkan pengetahuan agama.
Dengan perlahan, melalui berbagai cara diatas, islam menyebar ke
berbagai wilayah dunia, termasuk kawasan melayu, dan menjadi agama
mayoritas dibanyak negara diwilayah ini. Islam disebarkan melalui berbagai
banyak cara, termasuk perdagangan dan diplomasi, serta penaklukan militer.
Nabi Muhammad sendiri mengirimkan surat kepada penguasa di berbagai
belahan dunia, mengajak mereka untuk memeluk Islam. Penyebaran Islam
di Kepulauan Melayu diyakini dengan fasilitasi oleh para pedagang Muslim
17
Yusrianto, Edi.Lintasan Pendidikan Islam. Pekanbaru : Intania Grafika.2008
16
dari jazirah arab dan india, yang menjalin hubungan komersial dengan
wilayah tersebut sejak abad ke-7masehi.18
18
Laffan,Michel.Sejarah Islam di Nusantara. Yogyakarta: Bentang. 2015
19
H.A.R. Gibb, Philip K. Hitti,” Islam di Nusantara dan Jazirah Arab; Esensi serta
identitasnya.”. Analisis: Jurnal Studi Keislaman. Vol.15, No.2,Hal.321-33
17
2. Terdapat keyakinan yang kuat tentang kewajiban menyampaikan ajaran-
ajaran islam sebagai agama baru ke seluruh dunia. Keyakinan itulah yang
bersemayam dalam hati para sahabat Nabi Muhammad seperti Abu
Bakar, Umar, dan lain-lain. Keyakinan tersebut kemudian diperkuat
dengan faktor suku-suku arab di zaman jahiliyah yang cenderung
pemberani serta gemar berperang antara sesama mereka. Namun karena
suku-suku itu telah dipersatukan dalam islam sehingga mereka tidak lagi
berperang satu sama lain, maka mereka pun memilih pihak lain sebagai
“musuh” bersama, yaitu orang-orang non-Islam di luar jazirah arab.
Dengan demikian, Islam pun menjadi kekuatan militer baru di dunia
yang mampu mengalahkan dua kekuatan dunia waktu itu, yaitu Imperium
Romawi (Bizantium) dan Imperium Persia.
3. Kedua negara itu pada zaman itu telah memasuki fase kelemahannya.
Kelemahan itu timbul bukan hanya karena peperangan, yang semenjak
beberapa abad senantiasa telah terjadi antara keduanya, tetapi juga karena
faktor-faktor dalam negeri. Jika di daerah-daerah yang berada di bawah
kekuasaan Bizantium terdapat pertentangan-pertentangan agama; di
Persia di samping pertentangan agama terdapat pula persaingan antara
anggota-anggota keluarga raja untuk merebut kekuasaan. Hal-hal ini
membawa kepada pecahnya keutuhan masyarakat di kedua negara itu.
4. Kebijakan-kebijakan pihak kerajaan bizantium untuk memaksakan aliran
keagamaan membuat rakyat merasa kehilangan kemerdekaan beragama.
Di samping itu, rakyat juga dibebani dengan pajak yang tinggi guna
menutupi anggaran perang kerajaan bizantium dengan Kerajaan Persia.
Hal-hal ini membuat timbulnya perasaan tidak senang dari rakyat di
daerah-daerah yang dikuasai bizantium terhadap kerajaan ini. Kondisi
rakyat demikian menjadi memudahkan Islam untuk diterima sebagai
agama dan penguasa alternatif yang diharapkan mampu membebaskan
mereka.
5. Adanya permintaan dari wilayah tertentu kepada Imperium Islam saat itu
untuk membebaskan mereka dari rezim tiran yang berkuasa di wilayah
18
tersebut. Hal ini misalnya terjadi pada kasus ekspansi Islam di spanyol.
Saat itu penguasa kristen di sana bertindak alim kepada rakyatnya
sehingga kedatangan pasukan Islam di sana betul-betul diharapkan agar
membebaskan mereka dari penindasan sang penguasa. Apalagi ke
manapun kekuatan Islam datang, ia memproklamirkan ajakan kebebasan
manusia dari penyembahan kepada selain Allah, dan memandang seluruh
manusia sama serta menghormatinya apapun warna kulit dan rasnya.
20
Hidayat,Rahayu S. “Pengantar”. Dalam Sumber Sejarah dan Penelitian
Sejarah.Oleh Mona lohanda. Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Lembaga
Penelitian Universitas Indonesia. 1998
19
Penyebaran islam di kepulauan melayu terjadi secara bertahap dan
damai, serta sebagian besar didorong oleh upaya para cendekiawan dan
pendakwah Muslim yang mendirikan sekolah-sekolah islam dan masjid-
masjid di wilayah tersebut. Masuknya penguasa lokal ke islam juga
memainkan peran penting dalam penyebaran agama tersebut, karena mereka
dapat menggunakan pengaruh politik mereka untuk mempromosikan Islam
di kalangan rakyatnya. Saat ini, islam adalah agama dominan di kepulauan
melayu, dan indonesia memiliki populasi muslim terbesar di dunia.21
21
Syahirul Alim. Revitalisasi Dakwah Islam: Toleransi, Harmonisasi, dan Moderasi.
Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan, 24 (1), 2020. Hal.71-89
20
C. Penutup
a. Kesimpulan
21
DAFTAR PUSTAKA
H.A.R. Gibb, Philip K. Hitti, (2005). ” Islam di Nusantara dan Jazirah Arab;
Esensi serta identitasnya.”. Analisis: Jurnal Studi Keislaman. Vol.15,
No.2.
Siti Maryam, dkk. (ed), (2003). “Sejarah Peradaban IslamDari Masa Klasik
Hingga Modern,” (Yogyakarta: Jurusan SPI Fakultas Adab IAIN Sunan
Kalijaga dan LESFI)
22