Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STRATEGI DAKWAH ATAU SIYASAH DAKWAH

Di buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Ilmu Dakwah”

Dosen Pengampu : Ibu MURNIATI, S.Sos., M.S.I.

Di Susun Oleh :

Firza Izzatul Mila (221510000507)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya dengan sangat sederhana. Semoha
makalah ini dapat dipergunakan sebagai satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam administrasi Pendidikan dan profesi keguruan.

Penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik
secara teknis maupun materi mengingat minimnya kemampuan yang dimiliki.
Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
dibutuhkan demi penyempurnaan makalah ini.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhindda kepada pihak-
pihak yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan


setimpal kepada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan
semua bantuan itu sebagai ibadah. Amin Ya Rabbal Alamin.

Jepara, 15 Desember 2022

Di susun Oleh

Firza Izzatul Mila

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I ............................................................................................................. 1
Latar Belakang ........................................................................................... 1
Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
Tujuan ......................................................................................................... 1
BAB II ............................................................................................................ 2
Pengertian Strategi Dakwah………………………………………….……2
Macam-Macam Strategi Dakwah Menurut Al-Bayanuni…………………3
Strategi Dakwah pada Masa Rasullullah, Walisongo, dan Modern………6
BAB III ........................................................................................................ 10
Kesimpulan ............................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap kegiatan yang dilakukan tetu memerlukan strategi atau siyasah.
Begitupun dakwah juga memerlukan strategi dan siyasah. Strategi
dakwah sendiri diperlukan sebagai suatu proses dalam mengatur,
mengarahkan, dan menentukan cara daya dan upaya untuk
menghadapi sasaran dakwah dalam situasi dan kondisi tertentu agar
apa yang menjadi tujuan dan sasaran dakwah dapat tercapai secara
maksimal. Dalam strategi dakwah menurut Al Bayanuni terdapat tiga
jenis yaitu, Strategi Sentimetil ( al-manaj al-‘athifi), Strategi Rasional
(al-manhaj al- ‘aqli), dan Strategi Indriawi (al-manhaj al-hissi).

Strategi dakwah atau siyasah dakwah digunakan agar apa yang ingin
disampaikan oleh da’i tersampaikan dengan baik kepada mad’u.
sehingga diperlukan strategi atau siyasah yang dapat menyesuaikan
keadaan pada saat dakwah. Seperti halnya perbedaan strategi yang
digunakan pada masa Rasulullah saw, Walisongo, dan para
pendakwah di masa modern. Mereka menggunakan strategi yang
berbeda beda.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan strategi atau siyasah dakwah?
2. Apa saja macam-macam strategi dakwah menurut Al-Bayanuni?
3. Bagaimana strategi dakwah pada masa Rasullullah, Walisongo,
dan modern?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui maksud dan tujuan strategi atau
siyasah dakwah
2. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam startegi dakwah
menurut Al-Bayanuni
3. Mahasiswa dapat menegetahui peredaan startegi dakwah pada
masa Rasulullah, Walisongo, dan pada masa modern.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi atau Siyasah Dakwah

Strategi pada dasarnya adalah penentuan cara yang harus


dilakukan agar mungkin memperoleh hasil yang optimal, efektif,
dan dalam jangka waktu yang relatif singkat, serta tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan.

Berikut pendapat para tokoh tentang strategi dakwah :

a) Ali Aziz
Strategi dakwah adalah perencanaan yang berisi rangkaian
kegiatan untuk mencapai tujuan dakwah tertentu, yang artinya
arah dari semua keputusan penyususnan strategi adalah
pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi
perlu dirumuskan tujuan yang jelas serta dapat diukur
keberhasilannya.

b) Asmuni Syukir
Strategi dakwah artinya siyasah atau taktik, yang dipergunakan
dalam aktivitas dakwah yang harus memperhatikan beberapa dari
azas-azas dakwah.

c) Purnomo Setiawan Hari


Kata strategi itu sebenarnya berasal dari bahasa Yunani
“Strategos” kata itu diambil dari kata stratus yang berarti militer
dan Ag yang berarti memimpin. Jadi strategi dalam konteks
awalnya ini diartikan sebagai generalship yang artinya sesuatu
yang dikerjakan oleh para jendral dalam membuat rencana untuk
menakhlukkan musuh dan memenangkan peperangan.

2
d) Halim

Strategi adalah sebuah seni dalam menentukan


rancangan untuk membangun sebuah perjuangan
(pergerakan) yang dapat dijadikan siasat yang
biasanya lahir dari pemkiran, penelitian dan
pengalaman seseorang untuk mencapai tujuan.
e) Napa J. Awat
Yang dimaksud dengan strategi adalah suatu
kesatuan rencana yang komprenship dan terpadu
yang menghubungkan kondisi internal organisasi
dengan situasi lingkungan eksternal agar tujuan
organisasi dapat tercapai.
Dari pengertian para ahli di atas dapat disuimpulkan
bahwa strategi dakwah memerlukan peneyesuaian
yang tepat, yakni dnegan memperkecil kelemahan
serta ancaman dan memperbesar keunggulan dan
peluang, karena suatu strategi dissun dengan tujuan
tertentu. Maksudnya yaitu sebelum menentukan
strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas serta
dapat diukur keberhasilannya.

B. Macam-Macam Strategi Dakwah Menurut Al-


Bayanuni
Al-bayanuni membuat definisi dakwah yaitu
“ketentuan-ketentuan dakwah dan rencana-rencana
yang dirumuskan unutk kegiatan dakwah”, Al-Bayanuni
juga membagi setrategi dakwah menjadi beberapa
bagian, yaitu:
a) Strategi Sentimetil ( al-manaj al-‘athifi)
Pengertian metode al-athifi itu ada dua : Pertama, yaitu
merupakan metode atau cara-cara dakwah yang

3
memfokuskan pada aspek hati yang menggerakkan
perasaan dan batin mitra dakwah. Kedua, memberi arti
atau makna dakwah nasihat yang mengesankan dan
memanggil dengan kelembutan. Jadi, karena struktur
dakwah itu tidak nampak kecuali kita mengumpulkan
cara-caranya dan bagaimana penerapannya seperti apa
yang telah dijelaskan dalam kitab ini. Serta pengertian
istilah-istilah pembahasannya.
Cara-cara yang paling penting dalam penggunaan
strategi sentimentil adalah sebagai berikut :
 Metode atau cara mau’idhotul hasanah
(nasehat yang baik), dan bentuk-bentuknya
adalah sebagai berikut:
1. Khitobah (ceramah/pidato)
2. Mengingat nikmat Allah dan bersyukur atas
nikmat itu
3. Memuji yang berdoa bagi yang didoakan
4. Senang dan berharap akan pahala
5. Janji yang harus ditepati dan menolongnya
6. Bercerita yang mengesankan atau kisah-
kisah lembut yang menginspirasi.
 Metode atau cara yang jelas, penuh kasih
sayang, serta mendoakan
Dalam hal ini dakwah disampaikan dengan
kalimat yang baik dan berpengaruh serta
menginspirasi. Misalnya memanggil orang
dengan sebutan (wahai bapakku, wahai anakku,
wahai kaum). Dan da’i itu mengatakan kepada
yang didakwah seperti : (saya mencintaimu),
saya khawatirkan kamu, dan lain sebagainya.
 Metode atau cara menunaikan hajat,
memberikan pertolongan, dan memberikan

4
pelayanan
Berdakwah dengan mengajak menunaikan
hajat, dipraktekkan dengan memberikan
pertolongan serta dengan pelayanan yang baik.
Dan semua ini berserta contoh-contohnya
disebut dengan strategi sentimentil.
b) Strategi Rasional (al-manhaj al- ‘aqli)
Berdasarkan pengertiannya strategi rasional dapat
didefinisikan menjadi dua bagian. Pertama, metode
yang memfokuskan pada aspek akal pikiran.
Mendorong mad’u untuk berfikir, merenungkan, dan
mengambil pelajaran. Kedua, penggunaan hukum
logika, diskusi atau penampilan, contoh dan bukti
sejarah merupakan beberapa metode dari strategi
rasional. Cara-cara yang digunakan dalam strategi
rasional adalah sebagai berikut : Tuntutan rasionalitas,
dan dapat disampaikan diantaranya dengan Qiyas awal,
Qiyas Masawi, Qiyas Khalfi, dan Qiyas Ad-dhomni.

c) Strategi Indriawi (al-manhaj al-hissi)


Strategi Indrawi ini mempunyai dua definisi, Pertama,
aturan dakwah yang berpusat pada panca indra dan
bersandar / berlandaskan pada banyak pengamatan
(penglihatan) dan penelitian (percobaan). Kedua,
kumpulan jalan dakwah yang berpusat pada panca
indra dan bersandar / berlandaskan pada banyak
pengamatan (penglihatan) dan penelitian
(percobaan). Al-Manhaj al-hissi juga dapat dinamakan
dengan strategi ilmiah. Ia didefinisikan sebagai sistem
dakwah atau kumpulan metode dakwah yang
berorientasi pada panca indra dan berpegang teguh
pada hasil penelitian dan percobaan. Metode yang

5
dihimpun oleh strategi ini adalah praktik keagamaan
dan keteladanan. Oleh karena itu aturan dakwah tidak
tampak kecuali dengan kumpulan strategi yang sesuai.

C. Strategi Dakwah pada Masa Rasullullah, Walisongo,


dan Modern
1. Pada Masa Rasullah
Pada masa nabi Muhammad terdapat dua strategi dakwah
yang dilakukan pada dua masa yang berbeda, yaitu dakwah
secara sembunyi-sembunyi dan secara terang-terangan.
a. Dakwah nabi Muhammad SAW secara sembunyi-
sembunyi ( Ad-da’wah Bi Al-Sirr )
Nabi Muhammad saw melakukan dakwah secara
sembunyi-sembunyi pada awal masa kerasulaannya.
Dakwah dan strategi ini berlangsung kurang lebih
selama 2 tahun, pada masa itu Nabi Muhammad saw
ditunjukkan kepada keluarga dan para sahabat terdekat.
Dan apada masa ini orang orang yang masuk islam
disebut sebagai assabiqunal awwalun.

b. Dakwah nabi Muhammad SAW secara terang-terangan


( Ad-Da’wah Bi Al-Jahr )
Alloh SWT bersabda dalam Al Qur’an surah asy-syura
ayat 214-216 yang artinya”Dan berilah peringatan
kepada kerabat-kerabatmu(Muhammad)yang terdekat
dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang
beriman yang mengikutimu.kemudian jika karena
mendurhakaimu maka katakanlah (Muhammad)
sesungguhnya aku tidak bertanggungjawab terhadap
apa yang kamu kerjakan.”(Qs asy Syura 214-216).

6
Ayat tersebut merupakan perintah Allah swt kepada nabi
Muhammad Saw untuk berdakwah terang-terangan.nabi
Muhammad Saw kemudian mengundang Bani Abdul Muthalib
pada jamuan makan .beliau mengajak keluarga besarnya untuk
menyembah Allah SWT.di tengah upaya berdakwah kepada
keluarganya,nabi Muhammad Saw menerima Wahyu surat Al Hijr
ayat 94-96 yang artinya “maka sampaikanlah (Muhammad)secara
terang-terangan segala apa yang telah di perintahkan
(kepadamu)dan berpalinglah dari orang yang musyrik
sesungguhnya kami memelihara engkau yaitu orang yang
menganggap adanya tuhan selain Alloh mereka kelak akan
mengetahui (akibatnya).”(QS Al Hijr 94-96).

2. Pada Masa Walisongo


Para walisongo pada saat berdakwah juga menggunakan strategi
dan tiap wali meiliki caranya masing-masing dalam berdakwah,
agara tujuan dakwah nya tersampaikan dengan baik. Berikut
adalah cara-cara dakwah walisongo. :

Nama Strategi
Sunan Gresik Perdagangan dan pertanian
Sunan Ampel Moh Limo (moh main: tidak berjudi, moh ngombe:
tidak mabuk, moh maling: tidak mencuri, moh madat:
tidak candu, moh madon: tidak berzina)
Sunan Bonang Budaya (alat music gamelan)
Sunan Drajat Budaya, tembang macapat, dan budaya tradisional
Sunan Klaijaga Seni pertunjukan wayang
Sunan Muria Pertunjukan seni music gamelan dan boneka
Sunan Kudus Pertukangan (membuat alat pertukangan, kerajinan
emas, dan keris)
Sunan Giri Memanfaatkan Status Politiknya

7
Sunan Gunung Memanfaatkan Status Politiknya
Jati

3. Pada Masa Modern

Dakwah Islam di era modern memiliki dua tantangan. Pertama adalah


tantangan keilmuan dakwah yang hingga sekarang belum tampak
perkembangannya yang menggembirakan. Kedua, problem atau
tantangan praksis dakwah. Ilmu dakwah tampak stagnan dalam
tataran pengembangan keilmuannya. Jika mengacu pada dimensi
pengembangan keilmuan tersebut pada tulisan-tulisan ilmu dakwah
yang sangat menonjol, maka rasanya tidak kita jumpai karya akademis
outstanding tentang dakwah tersebut. Banyaknya buku atau jurnal
yang di dalamnya menjadi instrumen bagi pengembangan ilmu
dakwah maka tentu akan menjadi ajang bagi pengembangan ilmu
dakwah tersebut. Masyarakat modern memiliki ciri-ciri :

a) hubungan antar manusia terutama didasarkan atas kepentingan


pribadi;

b) hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka


dengan suasana yang saling mempengaruhi;

c) kepercyaan yang kuat akan ilmu pengetahuan dan teknologi


sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahateraan masyarakat;

d) masyarakat modern tergolong ke dalam bermacam-macam


profesi yang dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga
pendidikan, ketrampilan, dan kejuruan;

e) tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi dan merata;

f) hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat kompleks


g) ekonomi hampir seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang
didasarkan atas penggunaan uang dan alat-alat pembayaran lain.
Dakwah modernitas adalah dakwah yang pelaksanaannya

8
menyesuaikan materi, metode, dan media dakwah dengan kondisi
masyarakat modern (sebagai objek dakwah) yang mungkin saja
situasi dan kondisi yang terjadi di zamana modern itu tidak terjadi
pada zaman sebelumnya, terutama di zaman klasik.

9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Strategi merupakan kegiatan yang dilakukan agar apa yang akan dilakukan
dapat terlaksanakan dengan baik. Strategi dakwah merupakan Menyusun
langkah-langkah atau cara agar tujuan dari penyampaian dakwah dapat
tersampaikan dengan baik.

Dalam melakukan strategi dakwah ini terdapat 3 strategi menurut Al


Bayanuni yaitu, Strategi Sentimetil ( al-manaj al-‘athifi), Strategi Rasional
(al-manhaj al- ‘aqli), dan Strategi Indriawi (al-manhaj al-hissi). Yang
ketiganya memiliki inti tujuan yang sama, yaitu tersampaikannya dengan baik
tujuan suatu dakwah.

Pemilihan strategi dakwah juga sangatlah penting. Hal ini dapat dilihat sejak
zaman Rasulullah yang menggunakan dua metode dakwah yang sangat
berbeda, yaitu dakwah secara sembunyi-sembunyi dan dakwah secara terang-
terangan. Hingga pada masa islam masuk ke Indonesia oleh Walisongo pun
menggunakan berbagai strategi yang berbeda. Sampai pada masa modern saat
ini strategi yang digunakan tetap menyesuaikan dengan masanya. Semua
strategi yang digunakan pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu
tersampaikan dengan baiknya tujuan dakwah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Lukman Hadi Subroto, Strategi Dakwah Walisongo,


https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/09/182845379/strategi-
dakwah-wali-
songo#:~:text=Strategi%20dakwah%20Wali%20Songo%20bervariasi,ajara
n%20Islam%20diterima%20di%20masyarakat, diakses pada pukul 21.01

Fikri Amiruddin, Strategi Dakwah Al-Bayanuni dalam Kitab Al-Madkhal


Ila Ilmi Dakwah, https://www.fikriamiruddin.com/2018/11/strategi-dakwah-
al-bayanuni-dalam-kitab.html, diakses pada pukul 12.43

Zulkarnaini, Dakwah Islam di Era Modern, https://ejournal.uin-


suska.ac.id/index.php/risalah/article/view/1271#:~:text=Dakwah%20moder
nitas%20adalah%20dakwah%20yang,sebelumnya%2C%20terutama%20di
%20zaman%20klasik, diakses pada pukul 16.53

11

Anda mungkin juga menyukai