Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI DAN TEORI DAKWAH

disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Dakwah yang dibina

oleh Bapak Komari, M.Si.

disusun oleh:

1. Miftakhul Azizah (1904036003)


2. Ahmad Navi (1904036004)
3. Laelatul Rohmah (1904036006)
4. M. Faisal Abror (1904036009)

JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Stratgei dapat dimaknai sebagai usaha yang memanfaatkan kelimpahan sumber daya
alam dalam suatu organisasi ataupun lembaga masyarakat lainnya guna meraih target
yang sesuai dengan kondisi lingkungan tersebut. Stratgei sering kali digunakan dalam
organisasi-organisasi maupun lembaga lainnya untuk menemukan proses suatu tindakan
dengan baik. Hal ini berkaitan erat dengan menjalin dan mempertahankan hubungan yang
baik dengan sesama manusia sebagai makhluk sosial. Salah satunya yang tindakan
diperlukan dalam menyusun strategi adalah berdakwah.
Dakwah sendiri dimaknai sebagai aktivitas atau usaha merubah perilaku manusia
baik bersifat spiritual maupun sosial kearah yang lebih positif menuju ajaran ketuhanan.
Tujuan dari dakwah sendiri yaitu mampu mempengaruhi dan merubah sikap, batin,
maupun perilaku masyarakat menuju tatananan kehidupan individu dan sosial yang lebih
baik. Di samping itu, terdapat tujuan lain dari dakwah yaitu meningkatkan pemahaman
keagamaan di berbagai aspek agar direalisasikan dalam bersikap, berfikir, dan bertindak. 1
Maka, di samping memerlukan strategi dakwah, juga diperlukan pemahaman mengenai
teori-teori dalam berdakwah guna mempermudah tercapainya tujuan dakwah tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1. Bagaimana strategi-strategi dalam melakukan dakwah?
2. Bagaimana teori-teori dalam berdakwah?

1
Suyuthi Pulungan, Fiqih Siyasah: Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2002), hal. 66
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. STRATEGI DAKWAH
Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia yang berarti kepemimpinan atas
pasukan atau seni memimpin pasukan. Kata ini berasal dari kata strategos, yaitu
perkembangan dari kata stratos (tentara) dan kata agein (memimpin). Semula, istilah ini
dipakai dalam persoalan kemiliteran pada zaman kejayaan Yunani-Romawi sampai masa
awal industrialisasi. Selanjutnya, istilah ini meluas dalam berbagai aspek masyarakat
termasuk dalam bidang komunikasi dan dakwah. 2 Dalam perkembangannya, kata strategi
diartikan sebagai proses berpikir yang mencakup pada pengamatan yang terpusat dan
hati-hati, sehingga mampu memilih tindakan yang lebih efektif guna mencapai tujuan. 3
Dengan kata lain, strategi dipahami sebagai upaya untuk menyusun rencana dan langkah-
langkah tertentu guna mencapai tujuan secara efektif.
Menurut Littlejohn, strategi memiliki kesamaan dengan merencanakan suatu
tindakan. Sementara itu, Burke dalam bukunya the dramatistic pentad atau segi lima
dramatistik merincikan metodologi strategi tersebut sebagai berikut:4
a. Act (aksi) yaitu apa yang harus dikerjakan oleh aktor (pelaku), yaitu menjelaskan
mengenai apa yang sebaiknya dilakukan, maupun apa yang seharusnya
diselesaikan.
b. Scence (suasana) yaitu situasi atau keadaan di mana tindakan terjadi. Suasana ini
mencakup keadaan fisik maupun budaya serta lingkungan masyarakat di tempat
tersebut.
c. Agent (agen) yaitu diri sendiri yang melakukan tindakan, termasuk mengetahui
aspek kemanusiaan, sejarah kehidupan,ataupun faktor terkait lainnya.
d. Agency (perantara) yaitu alat yang digunakan oleh aktor (agen selaku pelaku)
dalam bertindak. Seperti jalan pikiran, lembaga (media), cara, pesan, maupun alat
terkait lainnya.
2
Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2011), hal. 227
3
Kustadi Suhandang, Retorika: Strategi, Teknik dan Taktik Berpidato, (Bandung: Penerbit
Nuansa, 2009), hal. 91
4
Asep Muhyiddin dan Agus Achmad Syafi’I, Metode Pengembangan Dakwah, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2002), hal. 92
2
e. Purpose (tujuan) yaitu alasan untuk bertindak, mencakup tujuan teoritis, hasil dari
tindakan yang diharapakan.
Sedangkan kata dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu da'a - yadu'u - da'wah yang
artinya menyeru, memanggil,mengajak, dan mengundang. Sedangkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, dakwah diartikan sebagai penyiaran, propaganda; penyiaran
agama dan pengembangannya di kalangan masyarakat, seruan untuk memeluk,
memepelajari dan mengamalkan ajaran agama. Sedangkan menurut istilah, banyak ahli
mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian dakwah. Salah satunya adalah Ali
Aziz, dalam bukunya yang berjudul Ilmu Dakwah. Menurutnya, dakwah ialah kegiatan
yang bertujuan untuk memberikan perubahan positif pada diri manusia. Perubahan positif
ini mencakup peningkatan iman yang menjadi sasaran utama dakwah. Sehingga,
penggunaan metode, media, pesan, dan teknik dalam berdakwah haruslah sesuai dengan
syariah Islam. Dalam hal ini, peningkatan iman dapat terlihat pada adanya peningkatan
pemahaman, kesadaran, dan perbuatan.5
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa strategi dakwah diartikan sebagai
perencanaan serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan dakwah itu
sendiri secara efektif dan efisien. Sehingga, terdapat dua hal yang perlu diperhatikan
dalam strategi dakwah, yaitu: 6
a. Strategi merupakan rencana suatu tindakan dimulai dari proses penyususan
rencana kerja sampai sebelum melakukan tindakan. Sehingga, perlu memberikan
perhatian pada penggunaan metode serta pemanfaatan berbagai sumber daya.
b. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Maka dalam penyusuannya,
diperlukan tujuan yang jelas dalam bertindak sehingga dapat tercapai.
Sementara itu, menurut Asmuni Syukir terdapat asas dakwah yang harus
diperhatikan dalam pembuatan strategi dakwah itu sendiri. Asas-asas tersebut mencakup:7
a. Asas filosofis, berkaitan erat dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam
dakwah.
b. Asas kemampuan dan keahlian da’i (achievement and profesionalis), mencakup
pembahasan mengenai kemampuan da’i sebagai subjek dakwah.
5
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2019) hal. 19-20
6
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hal. 350
7
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), hal. 32-33
3
c. Asas sosiologis, membahas mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan
situasi dan kondisi sasaran dakwah. Misalnya keadaan politik pemerintah
setempat, mayoritas agama di daerah tersebut, dan sebagainya.
d. Asas psikologis, berkaitan erat dengan kejiwaan manusia. Pertimbangan-
pertimbangan masalah psikologis harus diperhatikan dalam proses pelaksanaan
dakwah karena sasaran dakwah memiliki karakter yang berbeda-beda.
e. Asas efektivitas dan efesiensi, maksudnya aktivitas dakwah yang dilakukan harus
ada keseimbangan antara biaya, waktu, maupun tenaga yang dikeluarkan dengan
pencapaian tujuan, sehingga hasil yang diperoleh dapat maksimal.
B. TEORI DAKWAH
Teori adalah pernyataan yang saling berkaitan dan dapat diuji secara ilmiah, yang
berlandaskan pada prediksi mengenai perilaku. Teori berfungsi menerangkan,
meramaikan, dan menemukan keterkaitan fakta-fakta secara sistematis. Adapun teori-
teori dakwah yaitu:8
a. Teori Dakwah Nafsiyah, yaitu proses dakwah yang terjadi dalam diri pribadi
seseorang. Maksudnya, da’i dan mad’u (objek dakwah) adalah satu orang yaitu
diri seseorang sendiri ketika dia secara pribadi berusaha meningkatkan
keberagamaannya.
b. Teori Dakwah Fardiyah, yaitu proses dakwah yang terjadi ketika da’i dan
mad’unya bersifat perseorangan (satu da'i dan satu mad'u), dalam bentuk tatap
muka langsung.
c. Teori Dakwah Fai’ah, yaitu proses dakwah di mana da’inya perorangan
sedangkan mad’unya terdiri dari sekelompok kecil orang antara 3 sampai 20
orang,dan berlangsung secara tatap muka serta bersifat dialogis.
d. Teori Dakwah Hizbiyah adalah proses dakwah yang da’inya perorangan sedang
mad’unya terdiri dari sekelompok orang yang terorganisasi. Biasanya jumlah
mad'u lebih banyak daripada jumlah orang dalam dakwah fi'ah.
e. Teori Dakwah Ummah, yaitu proses dakwah yang bersifat monolosig, di mana
da’inya perorangan dan mad’unya sejumlah orang banyak dengan perantara
menggunakan media sosial atau cetak.
8
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarata: PT Rajagrafindo Persada, 2011), hal.
177-188
4
f. Teori Dakwah Syu’ubiyah, yaitu proses dakwah yang terjadi antara da'i dan mad'u
berbeda suku bangsa dan budaya, bahkan berbeda negara.
g. Teori Dakwah Qabiliyah, yaitu proses dakwah yang terjadi antar suku dan budaya
yang berlainan antara mad’u dan dai’nya namun masih dalam wiliyah kesatuan
bangsa. Dakwah semacam ini dapat berlangsung dalam konteks dakwah
fardiyahh, fi’ah, hizbiyah maupun ummah.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

5
Pengertian strategi dakwah terdiri dari dua kata yaitu strategi dan dakwah. Strategi
dapat dipahami sebagai upaya untuk menyusun rencana dan langkah-langkah tertentu
guna mencapai tujuan secara efektif. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
dakwah diartikan sebagai penyiaran, propaganda; penyiaran agama dan
pengembangannya di kalangan masyarakat, seruan untuk memeluk, memepelajari dan
mengamalkan ajaran agama. Jadi dapat dipahami bahwa strategi dakwah diartikan
sebagai perencanaan serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan dakwah
itu sendiri secara efektif dan efisien.
Asmuni Syukir membagi asas dakwah dalam pembuatan strategi dakwah yaitu asas
filosofis, asas kemampuan dan keahlian da’i (achievement and profesionalis), asas
sosiologis, asas psikologis, serta asas efektif dan efisien. Terdapat teori-teori dakwah
yaitu: Teori dakwah nafsiyah, teori dakwah fardiyah, teori dakwah fa'ia, teori dakwah
hizbiyah, teori dakwah ummah, teori dakwah syu'biyah, teori dakwah qabiliyah.

DAFTAR PUSTAKA
Pulungan, Suyuthi. 2002. Fiqih Siyasah: Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran. Jakarta: Raja
Grafindo Persada

6
Arifin, Anwar. 2011. Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Suhandang, Kustadi. 2009. Retorika: Strategi, Teknik dan Taktik Berpidato. Bandung: Penerbit
Nuansa
Muhyiddin, Asep dan Syafi’i, Agus Achmad. 2002. Metode Pengembangan Dakwah. Bandung:
CV Pustaka Setia
Aziz, Moh. Ali. 2019. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media
Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas
Saputra, Wahidin. 2011. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarata: PT Rajagrafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai