Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

“Pemeriksaan BTA dan GRAM”

Nama : Muhamad Soleh Hidayat

NIM : 019.06.0065

Kelas : A

Modul : Praktikum Mikrobiologi I

Dosen : Diani Sri Hidayati, S.Si.,M.Si.


Sabariah, S.Pd.,M.Biomed

LABORATORIUM TERPADU 1

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM

2020/2021
2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................3
1.2 Tujuan Praktikum......................................................................................4
1.3 Manfaat Praktikum....................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................5
BAB III METODE PRAKTIKUM.......................................................................6
2.1 Waktu dan Tempat Praktikum...................................................................7
2.2 Alat dan Bahan..........................................................................................7
2.3 Cara Kerja..................................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................8
3.1 Hasil Praktikum.......................................................................................10
3.2 Pembahasan Praktikum...........................................................................12
BAB V PENUTUP................................................................................................14
4.1 Kesimpulan..............................................................................................15
LAMPIRAN…………………………………......................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit yang telah lama
dikenal dan sampai saat ini masih menjadi penyebab utama kematian di dunia.
Prevalensi TB di Indonesia dan negara-negara sedang berkembang lainnya
cukup tinggi. Pada tahun 2006, kasus baru di Indonesia berjumlah >600.000
dan sebagian besar diderita oleh masyarakat yang berada dalam usia produktif
(15–55 tahun). Angka kematian karena infeksi TB berjumlah sekitar 300
orang per hari dan terjadi >100.000 kematian per tahun. Hal tersebut
merupakan tantangan bagi semua pihak untuk terus berupaya mengendalikan
infeksi ini.Salah satu upaya penting untuk menekan penularan TB di
masyarakat adalah dengan melakukan diagnosis dini yang definitif.
Pada praktikum ini, akan dipelajari pemeriksaan mikrobiologi untuk
mengidentifikasi mikroorganisme penyebab infeksi Tuberkulosis, melalui
pemeriksaan dahak/sputum langsung menggunakan metode pewarnaan/
pengecatan bakteri tahan asam (BTA). Yang Pengecatan BTA merupakan
salah satu teknik pengecatan differensial yang dikerjakan di laboratorium
mikrobiologi untuk kepentingan identifikasi bakteri terutama untuk genus
mycobacterium. Terdapat beberapa metode pengecatan BTA antara lain Ziehl-
Neelsen (ZN), Kinyoun stain, Auramine-Rhodamine Stain, dan lain-lain.
Metode yang paling banyak digunakan adalah ZN stain.
Pemeriksaan mikroskopis BTA dari sputum memegang peran dalam
mendiagnosis awal dan pemantauan pengobatan tuberkulosis paru. Rangkaian
kegiatan yang baik diperlukan untuk mendapatkan hasil yang akurat, mulai
dari cara pengumpulan sputum, pemilihan bahan sputum yang akan diperiksa
dan pengolahan sediaan dibawah mikroskop. Teknik pewarnaan yang
digunakan adalah Ziehl Neelsen yang dapat mendeteksi BTA dengan
menggunakan mikroskop.
Sedangkan untuk pemeriksaan GRAM atau Pengecatan Gram
merupakan salah satu teknik pengecatan yang dikerjakan di laboratorium
4

mikrobiologi untuk kepentingan identifikasi bakteri. Sel bakteri tersusun atas


membrane sitoplasma, dinding sel dan beberapa bakteri memiliki selubing luar
(outer membrane). Perbedaan mendasar pada struktur dinding sel bakteri yang
kemudian membedakan bakteri menjadi bakteri gram positif dan gram
negative.
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik
pewarnaan yang paling penting dan luas yang digunakan untuk
mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah
terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut seperti zat pewarna kristal violet,
larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna
tandingannya berupa zat warna safranin atau air fuchsin. Dan untuk masing-
masing GRAM akan memposisikan dirinya dan meneyerap zat pewarna yang
diteteskan pada saat praktikum. Sehingga pada akan memudahkan kita untuk
mengetahui perubahan warna yang terjadi serta penentuan antara GRAM
positive dan GRAM negative.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun Tujuan dan Praktikum Mikrobilogi adalah :
1. Mahasiswa mengetahui prinsip prinsip dasar pengecatan BTA
2. Mahasiswa mendomenstrasikan pengecatan BTA
3. Mahasiswa melakukan interpretasi hasil pengecatan BTA
4. Untuk mempelajari tekhnik pengecatan Gram
5. Mahasiswa mampu membedakan antara Gram Positif dan Negative

1.3 Manfaat Praktikum


Adapun Manfaat dari Praktikum Mikrobiologi adalah:
1. Mahasiswa mampu memahami prinsip prinsip dasar pengecata BTA
2. Mahasiswa mampu mendomenstrasikan pengecatan BTA
3. Mahasiswa mampu dan memahami interpretasi hasil pengecatan
BTA
4. Mahasiswa mampu dan memahami Teknik pengecatan Gram
5. Mahasiswa mampu membedakan Gram Positif dan Negative
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme yang
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang untuk meneliti apa saja yang terkandung
di dalam mikroorganisme. Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai
morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri
yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri
tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri
sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau
pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu
mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pewarnaan.
Basil Tahan Asam atau (BTA) adalah nama lain dari M. tuberculosis yaitu
suatu kuman berbentuk batang yang tahan terhadap pencucian alkohol asam pada
saat dilakukan pewarnaan. BTA menyebabkan suatu penyakit infeksi menular dan
mematikan yang biasa disebut tuberkulosis atau TB. Hal ini pertama kali
dideskripsikan pada tanggal 24 Maret 1882 oleh Robert Koch, sehingga penyakit
TBC pada paru-paru pun dikenal juga sebagai Koch Pulmonum (KP). Sebagian
besar kuman TB menyerang paru-paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh
lainnya (Endahyani et all, 2010
Salah satu metode yang sampai saat ini masih digunakan untuk mencari
kuman BTA adalah pewarnaan Ziehl Neelsen, dimana pada dinding bakteri yang
tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar tembus cat. Oleh
karena pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu dapat
tembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak yang
terbuka akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol, pada bakteri
tahan asam warna fuchsin tidak lepas, sedangkan pada bakteri tidak tahan asam
akan luntur dan mengambil warna biru dari methylen blue.
6

Pembacaan hasil BTA yang digunakan oleh Departemen Kesehatan RI


yaitu Skala IUATLAD (International Union Against Tuberculosis and Lung
Diseases) sebagai berikut :

TERLIHAT SECARA PELAPORAN


MIKROSKOPIS
Tidak ditemukan BTA minimal BTA Negative
dalam 100 lapang pandang
Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 Tulis jumlah BTA yang ditemukan / 100
lapang pandang lapang pandang
Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 1+
lapang pandang
Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 2+
lapang pandang
Periksa minimal 50 lapang
pandang
Ditemukan >10 BTA dalam 1 3+
lapang pandang
Pemeriksaan minimal 20 lapang
pandang

Pewarnaan gram merupakan salah satu prosedur yang paling banyak


digunakan untuk mencirikan banyak bakteri. Dari pewarnaan gram dapat
diketahui morfologi sel antara lain sifat gram, bentuk sel, dan penataan sel.
Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode empiris untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, Gram positif dan gram
negatif, berdasarka sifat kimia dan fisika dinding sel mereka, metode ini diberi
nama berdasarkan penemunya, ilmuwan denmark hans Christian gram 1884.
Pewarnaan Gram dibagi menjadi dua yaitu pewarnaan majemuk karena
menggunakan lebih dari satu macam zat warna. Dan pewarnaan diferensial karena
pewarnaan ini mampu mengdeferensiasi atau membedakan bakteri, sehingga
bakteri dapat digolongkan menjadi dua yaitu Gram negatif dan Gram positif.
7

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Hari/Tanggal : Jum’at, 29 Januari 2021


Waktu : 15.10 s/d selesai
Tempat : Laboratorium Terpadu I Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Al- Azhar

3.2 Alat dan Bahan

A. Pemeriksaan BTA
a. Ose atau kapas steril
b. Gelas obyek & cover glass
c. Lampu bunsen/spiritus
d. Bahan yang akan diperiksa (sputum)
e. Rak pengecatan
f. Kran/sumber air
g. Carbol Fuchsin 0,3%
h. HCl Alkohol 3 %
i. Metylene Blue 0,3 %
j. Pinset atau penjepit
k. Pensil warna
l. Tissue
B. Pemeriksaan Gram
Alat:
a. Ose
b. Bunsen
c. Objek Glass
d. Korek Api
e. Mikroskop
f. Bak Pewarnaan
g. Oil emersi
8

Bahan:
a. Biakan murni bakteri gram positif dan gram negative
b. Kristal violet (Gram I)
c. Iodin atau Lugol (Gram II)
d. Alkohol (Gram III)
e. Safranin (Gram IV)
f. Aquadest

3.3 Cara Kerja

A. Cara Membuat Sediaan Dahak


1. Spesimen dahal dengan bagian yang purulent (A) didalam air liur (B)
2. Ambil contoh dahak pada bagian yang purulent dengan lidi
3. Apuskan dahak di atas kaca sediaan pada permukaan yang sama dengan nomor
Identitas
4. apusan bentuk oval 2 kali 3 cm kemudian ratakan dengan Gerakan spiral kecil-kecil
5. Jangan membuat Gerakan spiral bila sediaan dahak Sudah kering karena akan
menyebabkan aerosol
6. keringkan didalam suhu kamar
7. Lidi langsung dibuang ke dalam botol berisi disinfektan
B. Pemeriksaan BTA
 Metode Ziehl-Neelsen
1. Letakkan sediaan dengan bagian apusan menghadap ke atas pada rak yang
ditempatkan di atas bak cuci atau baskom, antara satu sediaan dengan sediaan
lainnya masing-masing kurang lebih 1 jari
2. Genangi seluruh permukaan sediaan dengan carbol fuchsin. Saring zat warna
setiap kali akan melakukan pewarnaan sediaan
3. Panasi dari bawah dengan menggunakan sulut api setiap sediaan sampai keluar
uap, jangan sampai mendidih
4. Dinginkan selama minimal 5 menit
5. Bilas sediaan dengan air mengalir secara hati-hati dari ujung kaca sediaan. Jangan
ada percikan ke sediaan lain
6. Miringkan sediaan menggunakan penjepit kayu atau pinset untuk membuang air
9

7. Genangi dengan asam alcohol sampai tidak tampak warna merah carbol fuchsin.
Jangan sampai ada percikan ke sediaan lain
8. Genangi permukaan sediaan dengan methylene blue selama 20-30 detik
9. Bilas sediaan dengan air mengalir. Jangan ada percikan ke sediaan lain
10. Miringkan sediaan untuk mengalir sisa methylene blue
11. Keringkan sediaan pada rak pengering. Jangan keringkan dengan kertas tissue.
C. Pemeriksaan Gram
1. Bersihkan objek glass dengan melewatkan di atas bunsen atau lampu spiritus
beberapa kali.
2. Secara aseptis mengambil 1 ose biakan, letakkan di atas objek glass, ratakan seluas
± 2 cm, kering anginkan.
3. Fiksasi di atas nyala lampu spiritus beberapa kali, sehingga sel-sel bakteri mati.
4. Teteskan 2-3 tetes larutan Gram I pada preparat dan mendiamkan selama 1 menit.
5. Cuci dengan air mengalir sampai cat tercuci semua, kering anginkan.
6. Teteskan 2-3 tetes larutan Gram II dan mendiamkan selama 1 menit. Cuci dengan
air mengalir sampai cat tercuci semua, kering anginkan.
7. Lunturkan dengan larutan Gram III sampai lapisan tampak pucat (± 30 detik), dan
langsung cuci dengan air mengalir lalu kering anginkan.
8. Teteskan cat Gram IV dan biarkan selama 1 menit. Cuci dengan air mengalir dan
kering anginkan.
9. Mengeringkan bagian bawah kaca objek dengan tissue, amati di bawah mikroskop
mulai dari perbesaran lemah, sedang dan kuat.
10. Gambar dan beri keterangan bakteri yang tampak serta memperhatikan bentuk,
warna dan reaksi pengecatan
10

BAB IV
HASIL DAN PEMABAHASAN
3.1 Hasil Praktikum
Adapun hasil praktikum pemeriksaan BTA sebagai berikut:

Gambar Pengamatan
Didapatkan hasil BTA Positif. Karena dari
pengamatan yang kami lakukan ditemukan
bakteri tahan asam.

Hasil dari percobaan yang kami lakukan,


dinyatakan BTA negative karena tidak
ditemukan keberadaan bakteri tahan asam
pada sampel yang kami ambil.
11

B. Adapun Hasil Pemeriksaan Gram Sebagai Berikut:


Gambar Pengamatan
Dari hasil pengecatan gram ini adalah
GRAM Positif dikarenakan ditemukan
biru-keunguan.

Dari percobaan yang kami lakukan,


dinyatakan GRAM negative karena tidak
ditemukan keberadaan bakteri yang
signifikan walaupun ada bakteri
didalamnya pada sampel yang kami
ambil

Dari hasil pengecatan ini didapatkan


Ecoli Positif ini dikarenakan dinyatakan
dengan adanya cincin merah hal ini
disebabkan karena Indol bereaksi dengan
aldehi.
12

4.2 Pembahasan Praktikum

A. Pemeriksaan BTA

Berdasarkan hasil dari pemeriksaan BTA pada praktikum kali ini. Saya
akan membahas terkait hal tersebut. Sebelumnya kita perlu mengetahui
pengertian dari BTA itu sendiri. Yang dimana Bakteri tahan asam (BTA)
merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang
panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan
lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat
dinding sel. Bakteri yang termasuk BTA antara lain Mycobacterium
tuberculose, Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae, Nocandia
meningitidis, dan Nocandia gonorrhoeae. Mycobacterium tuberculose adalah
bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit tuberculose, dan bersifat
tahan asam sehingga digolongkan sebagai bakteri tahan asam (BTA).
Penularan Mycobacterium tuberculose terjadi melalui jalan pernafasan .
Bakteri tahan asam dapat diamati dengan teknik pewarnaan Ziehl
Neelson, Kinyoun Gabber, dan Fluorochrom tetapi pada praktikum kali ini
kita menggunakan pewarnaan Ziehl Neelson. Kemudian Pengambilan sputum
(sekret paru-paru atau ludah) untuk analisis tuberculosis dapat dilakukan
setiap saat dikenal ada 3 jenis sputum:
a.       Sputum pagi : sputum yang dikeluarkan oleh penderita pada saat bangun
pagi.
b.      Spot sputum : sputum yang dikeluarkan pada saat itu.
c.       Collection sputum: sputum yang keluar dan ditampung selama 24 jam
Alasan digunakannya Metode Ziehl-Neelsen ini karena cukup
sederhana dan mempunyai sensitivitas serta spesifitas yang cukup tinggi.
Spesifitas dan sensitivitas yang tinggi sebenarnya dimiliki oleh metode
fluorokrom juga. Bakteri yang terwarnai menunjukkan warna yang kontras
dengan lingkungannya dan tidak membutuhkan perbesaran sampai 1000x
sehingga bisa mempercepat waktu. Akan tetapi, alat yang digunakan tidak ada
yaitu mikroskop fluorescens.

Setelah dilakukan pengecatan menggunakan metode pewarnaan Ziehl


Neelson akan dilakukan pengamatan dibawah mikroskop dengan persebasaran
13

100x. yang dimana jika ditemukan warna preparat biru tanpa adanya garis
merah dipreparat tersebut itu sudah dikatakan sebagai preparat negative karena
tidak ada Bakteri Tahan asam ditemukan pada hasil pengamatan tersebut.
Sedangkan untuk BTA positif maka akan ditemuka garis-garis berwarna
merah pada preparat tersebut.
Terkait dengan perbedaan warna tersebut diperoleh dari hasil
praktikum yang mana akan tampak setelah dilakukan pengecatan BTA adalah
BTA positif akan berwarna merah. Hal ini disebabkan karena lapisan
peptidoglikan dan lipid yang mengandung asam mikolat pada dinding sel akan
menyerap dan menahan carbol fuchsin meskipun telah dilakukan proses
decolourise dengan asam alkohol. Sedangkan BTA negatif akan berwarna
biru. Hal ini disebabkan karena lapisan peptidoglikan tanpa adanya asam
mikolat sehingga tidak mampu menahan carbol fuchsin pada saat dilakukan
proses decolourise.
Pada pewarnaan bakteri dengan metode Ziehl-Neelsen dapat
menggolongkan bakteri menjadi dua, yaitu  Bakteri yang berwarna merah
dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen disebut bakteri tahan asam (acid fast).
Sedangkan Bakteri yang berwarna biru dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen
disebut bakteri tidak tahan asam (non acid fast).
Adapun Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengecatan
BTA adalah pada saat dekolorisasi dengan asam alkohol dimana pemberian
asam alkohol jangan sampai berlebih karena akan menyebabkan
overdekolorization sehingga sel BTA hampir sama dengan Non BTA yang
menyebabkan sulit membedakannya, tetapi jangan juga terlalu sedikit dalam
memberikan alkohol (underdecolorization) karena tidak akan melunturkan
warna secara sempurna sehingga sel Non BTA bisa saja berwrna ungu
mendekati warna sel BTA. Saat pemanasan juga tidak boleh sampai mendidih
karena akan menyebabkan sel bakteri lisis.

B. Pembahasan Pemeriksaan GRAM


14

Pada pemeriksaan GRAM ini perlu untuk diketahui terlebih dahulu


tujuannya untuk membedakan antara GRAM Positive dan GRAM negative
tetntunya. Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik
pewarnaan yang paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi
bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-
larutan berikut seperti zat pewarna kristal violet, larutan yodium, larutan alkohol
(bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa zat warna safranin atau
air fuchsin
Kemudian Bakeri yang setelah diwarnai dengan pewarna dasar warnanya
tidak terhapus oleh alkohol akan berwarna violet karena terwarnai oleh kristal
violet, dan tidak lagi menyerap pewarna kontras. Kelompok bakteri yang
mempunyai sifat ini dikelompokkan menjadi bakteri Gram positif dan bentuknya
seperti cocus atau bulat. Sedangkan, kelompok bakteri yang telah diwarnai
dengan pewarna dasar dan warnanya terhapus setelah diperlakukan dengan
alkohol, akan menyerap pewarna safranin atau karbol fuhsin yang dipakai
sebagai pewarna kontras, sehingga dalam preparat akan terlihat warna
merah(warna safranin atau karbol fuhsin). Kelompok bakteri yang demikian
disebut dengan bakteri Gram negative dan bentuknya basil atau seperti batang.
Teknik pewarnaan gram haruslah sesuai prosedur karena dapat
mengakibatkan kesalahan identifikasi data apakah gram positif atau gram negatif
sehingga diperlukan adanya praktikum ini dilakukan agar mengetahui jalannya
mekanisme pewarnaan gram.

BAB V
15

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas terkait dengan hasil praktikum yang kami lakukan dapat
ditarik kesimpulan bahwa cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah
untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut
juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding
sel bakteri melalui serangkaian pewarnaan.
Pada praktikum kali ini juga kita melakukan dua pemeriksaan yaitu
pemeriksaan pewarnaa BTA dan pewarnaan GRAM. Dan didapatkan hasil positive
dan negative dengan kriteria yang berbeda-beda antara masing-masing preparat. Yang
mana untuk yang BTA positive didapatkan warna biru dengan didalamnya terdapat
bakteri tahan asam dengan warna merah berbentuk seperti goresan atau garis pulpen.
Sedangkan untuk BTA negative terdapat warna biru dengan tidak disertai adanya
goresan merah tersebut.
Kemudian untuk pewarnaan GRAM terdapat Gram Negative dan positive.
Yang mana untuk Gram Positive ditemukan warnanya biru keunguan dan terdapat
bakteri spesifik didalamnya serta bentuknya seperti cocus atau bulat. Sedaangkan
untuk Gram Negative didapatkan warnanya merah dan berbentuk seperti basil atau
batang. Dan Adapun faktor-faktor penentu dalam pengecatan harus sesuai dengan
prosedur agar mendapatkan hasil yang optimal sehingga tidak ada ditemukan
kesalahan dalam pemeriksaan BTA maupun GRAM.
16

LAMPIRAN

ALAT DAN BAHAN


17

DAFTAR PUSTAKA
18

Aditya,Mushoffa.2010.Teknik Pewarnaan  Bakteri. Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar


Mikrobiologi. Djambatan .Malang.
http://mushoffaditya.blogspot.com/2010/01/teknik-pewarnaan-bakteri.html. 9 Mei 2017.
Gillespie, Stephen H, Kathleen B Bamford. 2016. Medical Microbiology and Infection at
a Glance Third Edition, diterjemahkan Stella Tinia H. Erlangga. Jakarta.
Jawetz, Ernest. 1996. Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology). Jakarta: EGC.
Jawetz, Melnick, Adelberg’s. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba Medika.
Jutono, dkk. 2018. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum Untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM.
Kurniawati et al., 2005.Perbandingan Tan Thiam Hok, Ziehl Neelsen, dan fluorokrom
sebagai
Metode Pewarnaan Basil Tahan Asam untuk Pemeriksaan Mikroskopis Sputum. Makara
Kesehatan. Vol 9, June 2019 : 29-33.
Murray PR, Baron E.J. Pfaller MA, Tenover FC, Yolken RH. Manual of clinical
microbiology. 8 th Ed. ASM Press. Washington DC, 2007.
Staf Pengajar Departemen Mikrobiologi FKUI. Buku Penuntun Praktikum Departemen
Mikrobiologi. PT Medical Multimedia Indonesia. Jakarta, 2017.
Sudoyono, Aru W, dkk. 1994. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Susanti, Diana. 2013.Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) Pada Sputum Penderita Batuk ≥
2 Minggu Di Poliklinik Penyakit Dalam BLU RSUP. Prof. Dr. R.D Kandou
Manado. Jurnal e-CliniC (eCl). Volume 1, Nomor 1.

Anda mungkin juga menyukai