NIM : 019.06.0065
Kelas : A
LABORATORIUM TERPADU 1
FAKULTAS KEDOKTERAN
2020/2021
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................3
1.2 Tujuan Praktikum......................................................................................4
1.3 Manfaat Praktikum....................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................5
BAB III METODE PRAKTIKUM.......................................................................6
2.1 Waktu dan Tempat Praktikum...................................................................7
2.2 Alat dan Bahan..........................................................................................7
2.3 Cara Kerja..................................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................8
3.1 Hasil Praktikum.......................................................................................10
3.2 Pembahasan Praktikum...........................................................................12
BAB V PENUTUP................................................................................................14
4.1 Kesimpulan..............................................................................................15
LAMPIRAN…………………………………......................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit yang telah lama
dikenal dan sampai saat ini masih menjadi penyebab utama kematian di dunia.
Prevalensi TB di Indonesia dan negara-negara sedang berkembang lainnya
cukup tinggi. Pada tahun 2006, kasus baru di Indonesia berjumlah >600.000
dan sebagian besar diderita oleh masyarakat yang berada dalam usia produktif
(15–55 tahun). Angka kematian karena infeksi TB berjumlah sekitar 300
orang per hari dan terjadi >100.000 kematian per tahun. Hal tersebut
merupakan tantangan bagi semua pihak untuk terus berupaya mengendalikan
infeksi ini.Salah satu upaya penting untuk menekan penularan TB di
masyarakat adalah dengan melakukan diagnosis dini yang definitif.
Pada praktikum ini, akan dipelajari pemeriksaan mikrobiologi untuk
mengidentifikasi mikroorganisme penyebab infeksi Tuberkulosis, melalui
pemeriksaan dahak/sputum langsung menggunakan metode pewarnaan/
pengecatan bakteri tahan asam (BTA). Yang Pengecatan BTA merupakan
salah satu teknik pengecatan differensial yang dikerjakan di laboratorium
mikrobiologi untuk kepentingan identifikasi bakteri terutama untuk genus
mycobacterium. Terdapat beberapa metode pengecatan BTA antara lain Ziehl-
Neelsen (ZN), Kinyoun stain, Auramine-Rhodamine Stain, dan lain-lain.
Metode yang paling banyak digunakan adalah ZN stain.
Pemeriksaan mikroskopis BTA dari sputum memegang peran dalam
mendiagnosis awal dan pemantauan pengobatan tuberkulosis paru. Rangkaian
kegiatan yang baik diperlukan untuk mendapatkan hasil yang akurat, mulai
dari cara pengumpulan sputum, pemilihan bahan sputum yang akan diperiksa
dan pengolahan sediaan dibawah mikroskop. Teknik pewarnaan yang
digunakan adalah Ziehl Neelsen yang dapat mendeteksi BTA dengan
menggunakan mikroskop.
Sedangkan untuk pemeriksaan GRAM atau Pengecatan Gram
merupakan salah satu teknik pengecatan yang dikerjakan di laboratorium
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme yang
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang untuk meneliti apa saja yang terkandung
di dalam mikroorganisme. Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai
morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri
yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri
tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri
sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau
pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu
mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pewarnaan.
Basil Tahan Asam atau (BTA) adalah nama lain dari M. tuberculosis yaitu
suatu kuman berbentuk batang yang tahan terhadap pencucian alkohol asam pada
saat dilakukan pewarnaan. BTA menyebabkan suatu penyakit infeksi menular dan
mematikan yang biasa disebut tuberkulosis atau TB. Hal ini pertama kali
dideskripsikan pada tanggal 24 Maret 1882 oleh Robert Koch, sehingga penyakit
TBC pada paru-paru pun dikenal juga sebagai Koch Pulmonum (KP). Sebagian
besar kuman TB menyerang paru-paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh
lainnya (Endahyani et all, 2010
Salah satu metode yang sampai saat ini masih digunakan untuk mencari
kuman BTA adalah pewarnaan Ziehl Neelsen, dimana pada dinding bakteri yang
tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar tembus cat. Oleh
karena pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu dapat
tembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak yang
terbuka akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol, pada bakteri
tahan asam warna fuchsin tidak lepas, sedangkan pada bakteri tidak tahan asam
akan luntur dan mengambil warna biru dari methylen blue.
6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Pemeriksaan BTA
a. Ose atau kapas steril
b. Gelas obyek & cover glass
c. Lampu bunsen/spiritus
d. Bahan yang akan diperiksa (sputum)
e. Rak pengecatan
f. Kran/sumber air
g. Carbol Fuchsin 0,3%
h. HCl Alkohol 3 %
i. Metylene Blue 0,3 %
j. Pinset atau penjepit
k. Pensil warna
l. Tissue
B. Pemeriksaan Gram
Alat:
a. Ose
b. Bunsen
c. Objek Glass
d. Korek Api
e. Mikroskop
f. Bak Pewarnaan
g. Oil emersi
8
Bahan:
a. Biakan murni bakteri gram positif dan gram negative
b. Kristal violet (Gram I)
c. Iodin atau Lugol (Gram II)
d. Alkohol (Gram III)
e. Safranin (Gram IV)
f. Aquadest
7. Genangi dengan asam alcohol sampai tidak tampak warna merah carbol fuchsin.
Jangan sampai ada percikan ke sediaan lain
8. Genangi permukaan sediaan dengan methylene blue selama 20-30 detik
9. Bilas sediaan dengan air mengalir. Jangan ada percikan ke sediaan lain
10. Miringkan sediaan untuk mengalir sisa methylene blue
11. Keringkan sediaan pada rak pengering. Jangan keringkan dengan kertas tissue.
C. Pemeriksaan Gram
1. Bersihkan objek glass dengan melewatkan di atas bunsen atau lampu spiritus
beberapa kali.
2. Secara aseptis mengambil 1 ose biakan, letakkan di atas objek glass, ratakan seluas
± 2 cm, kering anginkan.
3. Fiksasi di atas nyala lampu spiritus beberapa kali, sehingga sel-sel bakteri mati.
4. Teteskan 2-3 tetes larutan Gram I pada preparat dan mendiamkan selama 1 menit.
5. Cuci dengan air mengalir sampai cat tercuci semua, kering anginkan.
6. Teteskan 2-3 tetes larutan Gram II dan mendiamkan selama 1 menit. Cuci dengan
air mengalir sampai cat tercuci semua, kering anginkan.
7. Lunturkan dengan larutan Gram III sampai lapisan tampak pucat (± 30 detik), dan
langsung cuci dengan air mengalir lalu kering anginkan.
8. Teteskan cat Gram IV dan biarkan selama 1 menit. Cuci dengan air mengalir dan
kering anginkan.
9. Mengeringkan bagian bawah kaca objek dengan tissue, amati di bawah mikroskop
mulai dari perbesaran lemah, sedang dan kuat.
10. Gambar dan beri keterangan bakteri yang tampak serta memperhatikan bentuk,
warna dan reaksi pengecatan
10
BAB IV
HASIL DAN PEMABAHASAN
3.1 Hasil Praktikum
Adapun hasil praktikum pemeriksaan BTA sebagai berikut:
Gambar Pengamatan
Didapatkan hasil BTA Positif. Karena dari
pengamatan yang kami lakukan ditemukan
bakteri tahan asam.
A. Pemeriksaan BTA
Berdasarkan hasil dari pemeriksaan BTA pada praktikum kali ini. Saya
akan membahas terkait hal tersebut. Sebelumnya kita perlu mengetahui
pengertian dari BTA itu sendiri. Yang dimana Bakteri tahan asam (BTA)
merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang
panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan
lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat
dinding sel. Bakteri yang termasuk BTA antara lain Mycobacterium
tuberculose, Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae, Nocandia
meningitidis, dan Nocandia gonorrhoeae. Mycobacterium tuberculose adalah
bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit tuberculose, dan bersifat
tahan asam sehingga digolongkan sebagai bakteri tahan asam (BTA).
Penularan Mycobacterium tuberculose terjadi melalui jalan pernafasan .
Bakteri tahan asam dapat diamati dengan teknik pewarnaan Ziehl
Neelson, Kinyoun Gabber, dan Fluorochrom tetapi pada praktikum kali ini
kita menggunakan pewarnaan Ziehl Neelson. Kemudian Pengambilan sputum
(sekret paru-paru atau ludah) untuk analisis tuberculosis dapat dilakukan
setiap saat dikenal ada 3 jenis sputum:
a. Sputum pagi : sputum yang dikeluarkan oleh penderita pada saat bangun
pagi.
b. Spot sputum : sputum yang dikeluarkan pada saat itu.
c. Collection sputum: sputum yang keluar dan ditampung selama 24 jam
Alasan digunakannya Metode Ziehl-Neelsen ini karena cukup
sederhana dan mempunyai sensitivitas serta spesifitas yang cukup tinggi.
Spesifitas dan sensitivitas yang tinggi sebenarnya dimiliki oleh metode
fluorokrom juga. Bakteri yang terwarnai menunjukkan warna yang kontras
dengan lingkungannya dan tidak membutuhkan perbesaran sampai 1000x
sehingga bisa mempercepat waktu. Akan tetapi, alat yang digunakan tidak ada
yaitu mikroskop fluorescens.
100x. yang dimana jika ditemukan warna preparat biru tanpa adanya garis
merah dipreparat tersebut itu sudah dikatakan sebagai preparat negative karena
tidak ada Bakteri Tahan asam ditemukan pada hasil pengamatan tersebut.
Sedangkan untuk BTA positif maka akan ditemuka garis-garis berwarna
merah pada preparat tersebut.
Terkait dengan perbedaan warna tersebut diperoleh dari hasil
praktikum yang mana akan tampak setelah dilakukan pengecatan BTA adalah
BTA positif akan berwarna merah. Hal ini disebabkan karena lapisan
peptidoglikan dan lipid yang mengandung asam mikolat pada dinding sel akan
menyerap dan menahan carbol fuchsin meskipun telah dilakukan proses
decolourise dengan asam alkohol. Sedangkan BTA negatif akan berwarna
biru. Hal ini disebabkan karena lapisan peptidoglikan tanpa adanya asam
mikolat sehingga tidak mampu menahan carbol fuchsin pada saat dilakukan
proses decolourise.
Pada pewarnaan bakteri dengan metode Ziehl-Neelsen dapat
menggolongkan bakteri menjadi dua, yaitu Bakteri yang berwarna merah
dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen disebut bakteri tahan asam (acid fast).
Sedangkan Bakteri yang berwarna biru dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen
disebut bakteri tidak tahan asam (non acid fast).
Adapun Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengecatan
BTA adalah pada saat dekolorisasi dengan asam alkohol dimana pemberian
asam alkohol jangan sampai berlebih karena akan menyebabkan
overdekolorization sehingga sel BTA hampir sama dengan Non BTA yang
menyebabkan sulit membedakannya, tetapi jangan juga terlalu sedikit dalam
memberikan alkohol (underdecolorization) karena tidak akan melunturkan
warna secara sempurna sehingga sel Non BTA bisa saja berwrna ungu
mendekati warna sel BTA. Saat pemanasan juga tidak boleh sampai mendidih
karena akan menyebabkan sel bakteri lisis.
BAB V
15
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas terkait dengan hasil praktikum yang kami lakukan dapat
ditarik kesimpulan bahwa cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah
untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut
juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding
sel bakteri melalui serangkaian pewarnaan.
Pada praktikum kali ini juga kita melakukan dua pemeriksaan yaitu
pemeriksaan pewarnaa BTA dan pewarnaan GRAM. Dan didapatkan hasil positive
dan negative dengan kriteria yang berbeda-beda antara masing-masing preparat. Yang
mana untuk yang BTA positive didapatkan warna biru dengan didalamnya terdapat
bakteri tahan asam dengan warna merah berbentuk seperti goresan atau garis pulpen.
Sedangkan untuk BTA negative terdapat warna biru dengan tidak disertai adanya
goresan merah tersebut.
Kemudian untuk pewarnaan GRAM terdapat Gram Negative dan positive.
Yang mana untuk Gram Positive ditemukan warnanya biru keunguan dan terdapat
bakteri spesifik didalamnya serta bentuknya seperti cocus atau bulat. Sedaangkan
untuk Gram Negative didapatkan warnanya merah dan berbentuk seperti basil atau
batang. Dan Adapun faktor-faktor penentu dalam pengecatan harus sesuai dengan
prosedur agar mendapatkan hasil yang optimal sehingga tidak ada ditemukan
kesalahan dalam pemeriksaan BTA maupun GRAM.
16
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
18