Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPEMIMPINAN DAN ORGANISASI PENDIDIKAN


KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Oleh Dosen Pengampu:


Dr. Kashardi, M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:

FEFTI PUJI LESTARI 1721130000


OLIVIA FARADILA S 1721130000
PEBRI ARITONANG 1721130000
TRIS DIANA SETIA KARTI 1721130008

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah
Kemuhammadiyahan dengan judul “Muhammadiyah dan Pemberdayaan Perempuan”
tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah ini semaksimal mungkin kami upayakan, sehingga dapat


memperlancar dalam penyusunannya. Namun tidak lepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan
bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-
lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi
memperbaiki makalah ini.

Akhirnya kami sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan ini yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Bengkulu, 24 Oktober 2018

Kelompok 7

[Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan] Page i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3 Tujuan .............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 2

2.1 Konsep Komunikasi ......................................................................................... 2


2.2 Komunikasi dalam Perspektif Islam ................................................................ 3
2.3 Fungsi Komunikasi Kepemimpinan ................................................................ 5
2.4 Manajemen Komunikasi Pendidikan Islam ..................................................... 6

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 12

3.1 KESIMPULAN ................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 13

[Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan] Page ii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari komunikasi?
2. Apa maksud dari komunikasi dalam perspektif Islam?
3. Apa saja fungsi dalam kepemimpinan?
4. Bagaimanakah manajemen komunikasi pendidikan Islam?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian komunikasi
2. Untuk mengetahui maksud dari komunikasi dalam perspektif Islam
3. Untuk mengetahui apa saja fungsi dalam kepemimpinan
4. Untuk mengetahui manajemen komunikasi pendidikan Islam

[Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan] Page 1


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Komunikasi

Secara harfiah komunikasi yang berasal dari bahasa Latin yaitu ‘Communimus’
berarti ‘sama’, ‘Communicatio’ yang berarti ‘membuat sama’. Dapat dikatakan bahwa
komunikasi merupakan suatu proses upaya membangun pengertian antara yang satu
dengan yang lainnya, agar terjadi kesamaan pemahaman mengenai suatu hal. Cukup
banyak para ahli yang mendefinisikan secara lebih jelas dan detail mengenai pengertian
komunikasi. Berikut ini akan dijelaskan beberapa pengertian komunikasi dari beberapa
ahli:
1. Carl I. Hovland
Dalam buku ‘Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar’ dikatakan bahwa Carl I. Hovland
mendefinisikan komunikasi sebagai sebuah proses yang memungkinkan seseorang
(komunikator) untuk dapat menyampaikan rangsangan, dengan tujuan untuk dapat
mengubah perilaku orang lain (komunikan).
2. Skinner
Menurut Skinner komunikasi dapat didefinisikan sebagai perilaku verbal atau
simbolik dimana pengirimnya berusaha mendapatkan efek yang dikehendakinya dari
penerima.
3. Gerald R. Miller
Gerald R. Miller menyatakan bahwa komunikasi terjadi ketika suatu sumber
menyampaikan pesan kepada penerima, dengan kesadaran niat untuk mempengaruhi
perilaku penerima pesan.
4. Barnlund
Barnlund menyatakan bahwa komunikasi timbul oleh karena adanya dorongan
kebutuhan seseorang untuk mengurangi rasa ketidakpastian, untuk bertindak secara
efektif, dan untuk mempertahankan atau memperkuat ego.

[Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan] Page 2


Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah
suatu proses upaya membangun pengertian antara yang satu dengan yang lainnya, agar
terjadi kesamaan pemahaman mengenai suatu hal.
Suatu keterampilan dari seseorang manajer adalah kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif. Keterampilan untuk melakukan kebijaksanaan,
mengusahakan agar intruksi-intruksinya dapat dipahami dengan jelas dan
menyempurnakan pelaksanaan kerja tergantung dari komunikasi yang efektif.
Komunikasi merupakan cara untuk memudahkan manajemen, akan tetapi bukan
merupakan kegiatan yang berdiri sendiri dan menjadi bagian yang pokok dari segala
sesuatu yang dikerjakan oleh manajer.
Menurut sudut pandangan manajemen, kegagalan komunikasi disebabkan oleh:
a. Komunikasi mengandung unsur-unsur yang tidak langsung karena tidak
mengungkapkan permasalahan yang sebenarnya;
b. Penerimaannya mengadakan interpretasi terhadap komunikasi dalam hubungannya
dengan latar belakang pribadi serta pengalaman;
c. Penerimaannya harus membaca disposisi kedalam komunikasi tentang hal-hal yang
ingin dihindari atau diharapkannya.
Kesulitan-kesulitan dalam komunikasi tersebut dapat mengakibatkan sesuatu yang
umum disebut “jurang” (gap) komunikasi. Untuk memperkecil gap tersebut, manajer
harus berusaha menciptakan suasana saling percaya mempercayai sebagai kondisi yang
baik untuk berkomunikasi.

2.2 Komunikasi dalam Perspektif Islam

Dalam perspektif islam, komunikasi disamping untuk mewujudkan hubungan


secara vertikal dangan Allah SWT, juga untuk menegakkan komunikasi secara
horizontal terhadap sesama manusia. Komunikasi dengan Allah SWT tercermin melalui
ibadah-ibadah fardu (sholat, puasa, zakat, dan haji) yang bertujuan unutk membentuk
takwa. Sedangkan berkomunikasi sesama manusia terwujud dari penekanan hubungan
sosial yang disebut muamalah, yang tercemin dalam semua aspek kehidupan manusia,
seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, seni budaya, dan sebagainya.
[Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan] Page 3
Soal cara (kaifiyah), dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits ditemukan berbagai panduan
agar komunikasi berjalan dengan baik dan efektif. Kita dapat mengistilahkannya sebagai
kaidah, prinsip, atau etika komunikasi Islam ini merupakan panduan bagi kaum Muslim
dalam melakukan komunikasi, baik dalam komunikasi intrapersonal, interpersonal
dalam pergaulan sehari-hari, berdakwah secara lisan dan tulisan, maupun dalam aktivitas
lain.
Sebagaimana dikutip Rakhmat, “Al-Syaukani dalam Fath al-Qadir, mengartikan
al-bayan sebagai kemampuan berkomunikasi”. Selain al-bayan kata kunci untuk
komunikasi yang banyak disebut dalam Al-Qur’an adalah al-qowl. Baik al-bayan
maupun al-qowl, keduanya mengarah kepada komunikasi. Melalui keduanya itu
terutama al-qowl terdapat cara atau etika berkomunikasi yang bermacam-macam
bentuknya.
Kata al-bayan, atau dalam bentuk isim nakirah (kata benda yang sifatnya umum)
yaitu bayan, di dalam Al-Qur’an terdapat dalam tiga ayat, yaitu Ali Imron: 138, Ar-
Rahman: 1-4, dan Al-Qiyamah: 19. Misalnya, dalam surah Ar-Rahman berikut:

ََ‫علَّ َمهَ ْال َب َيان‬ َ ‫( َخلَقََ إل ْن‬٣) ََ‫علَّ ََم ْالق ْرآن‬
َ (٤) ََ‫سان‬ َ (٢) ‫ن‬
َ ‫الرحْ َم‬
َّ (١)

(Tuhan) Yang Maha Pemurah, (2) yang telah mengajarkan Al-Qur’an, (3) Dia
menciptakan manusia (4) mengajarnya pandai berbicara.
Sementara itu, kata-kata al-qawl atau qawl yang bergandengan dengan kata lain
yang mensifati, terdapat delapan macam, yaitu:

1) ً‫ا سَ ِد يد‬ ً‫ ق َ ْو ل‬Artinya perkataan yang benar (QS. An-Nissa’: 9, Al-Ahzab:


70)

2) ‫ق َ ْو ًل ب َ لِ يغ ا‬ Artinya perkataan yang berbekas pada jiwa (QS. An-Nissa’: 63)

3) ُ ‫ قَ ْولً َم ْي‬Artinya ucapan yang pantas (QS. Al-Isra’: 28)


‫سورا‬
4) ‫قَ ْولً لَ ِينا‬ Artinya ucapan yang lemah lembut (QS. Thaha: 44)

5) ‫قَ ْولً ك َِريما‬ Artinya perkataan yang mulia (QS. Al-Isra’: 23)
[Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan] Page 4
6) ‫قَ ْولً َم ْع ُروفا‬ Artinya perkataan yang baik (QS. Al-Baqarah: 235, An-Nissa’: 5,

dan Al-Ahzab: 32)

7) ‫ق َ ْو ًل ً عَ ِظ يم ا‬ Artinya perkataan yang besar (QS. Al-Isra’: 40)

8) ً‫ق َ ْو ًل ً ث َقِ يل‬ Artinya perkataan yang berat (QS. Al-Muzammil: 5)

Kata-kata qawlan yang disambung dengan kata sifat tersebut memiliki


makna yang bermacam-macam, sekalipun ada yang mirip, seperti ‫َق ْولً ك َِريما‬
dengan ‫ َق ْولً َم ْع ُروفا‬. Istilah yang pertama berarti perkataan yang mulia, sedang
istilah yang kedua berarti perkataan yang baik. Kedua istilah tersebut
memiliki makna yang hampir sama. Dalam konteks Indonesia, perkataan
yang mulia bisa diwujudkan dalam bentuk perkataan yang senantiasa
menghargai orang lain, menyanjung, memuji, dan men gandung pesan-pesan
yang sangat bermakna. Sedangkan perkataan yang baik merupakan perkataan
yang bermanfaat dan tidak jorok.

2.3 Fungsi Komunikasi Kepemimpinan

Dengan berkomunikasi insya Allah kita dapat menjalani saling pengertian dengan
orang lain karena komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting diantaranya
adalah : (menurut Weihric dan Koontz)

1. Menetapkan dan menyebarkn tujuan organisasi;

2. Mengembangkan rencana untuk mencapainya

3. Mengorganisasi SDM dari sumber-sumber lain untuk menciptakan cara yang


paling efektif dan efisien;

4. Memilih, mengembangkan, dan menilai anggota-anggota dari organisasi;

5. Mengarahkan, mengatur, memotivasi, dan meciptakan suatu iklim dimana para


komunitas bersedia untuk berkontribusi;

6. Mengontrol aksi atau tindakan.

[Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan] Page 5


Menurut Robbins ada empat fungsi utama komunikasi yaitu:

1. Kendali (control/pengawas)

2. Motivasi

3. Pengungkapan emosional

4. Informasi

2.4 Manajemen Komunikasi Pendidikan Islam

Komunikasi merupakan komponen yang sangat penting bagi seseorang dalam


pergaulan sosial maupun dalam hubungan kerja. Dari komunikasi itu bisa diperoleh
suasana yang akrab dan harmonis, bahkan terkadang bisa mendamaikan dua pihak yang
bertikai. Namun, bisa juga sebaliknya, terjadi pertentangan, benturan, atau permusuhan
karena komunikasi yang salah. Kesalahan komunikasi bisa menyangkut isinya atau
caranya. Acapkali terjadi kasus salah paham baik dalam pergaulan sosial maupun
hubungan kerja. Misalnya, seseorang sedang berbicara dengan orang lain. Sebenarnya,
dia tidak memiliki keinginan menyinggung perasaan lawan bicaranya, tetapi ternyata
lawan bicaranya tersebut tersinggung lantaran cara berkomunikasi yang salah. Ada
ungkapan dalam bahasa Arab yang patut direnungkan, ‫“ سالمة اإلنسان في حفظ اللسان‬salamat al-
insan fi hifdhi al-lisan” (keselamatan seseorang terletak dalam menjaga lisan).
Dengan begitu, bagi manajer pendidikan Islam, komunikasi harus mendapat
perhatian semaksimal mungkin. Manajemen komunikasi yang baik diharapkan tidak
hanya berfungsi menghindari salah paham, ketersinggungan, bahkan permusuhan,
melainkan juga bisa mengharmoniskan pergaulan sosial maupun hubungan kerja,
sehingga tercipta kondisi yang kondusif untuk memajukan lembaga pendidikan Islam.
Harmonisasi ini menjadi salah satu pilar kekompakan dalam menjalankan roda
organisasi apa saja, termasuk juga organisasi pendidikan Islam.
Untuk itu komunikasi senantiasa dikelola dengan baik. Jalaludin Rakhmat
menuturkan, “Para pakar komunikasi sepakat dengan para psikolog bahwa kegagalan
komunikasi berakibat fatal baik secara individual atau sosial”. Hubungan persahabatan

[Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan] Page 6


bisa berbalik menjadi permusuhan, dan ini bisa menjadi lebih fatal lagi, jika salah satu
pihak tidak menyadari kesalahnnya, sehingga tidak ada upaya untuk melakukan
pendekatan-pendekatan yang mengarah pada rekonsiliasi (ishlash).
Suatu pembicaraan adakalanya menimbulkan kesan psikologis yang
berbeda padahal materi pembicaraannya sama, hanya orang yang
menyampaikan tidak sama. Adakalanya penyampaian sesuatu pada khalayak
bisa menimbulkan rasa antusias sehingga para pendengar tetap bersemangat,
walaupun pembicaraan berlangsung dalam waktu yang panjang. Mereka tidak
merasa lelah atau jenuh dalam mendengarkan penjelasan-penjelasan yang
disampaikan. Namun, sebaliknya, tidak jarang penyampaian suatu informasi
bisa mengakibatkan para pendengar jenuh meskipun yang disampaikan hanya
dalam waktu singkat.
Berdasarkan kenyataan ini, harus dicari metode agar komunikasi bisa
menarik perhatian orang lain. Kita perl u mengetahui kasus tersebut: faktor-
faktor apa saja yang terlibat mengondisikan penyampaian oleh orang pertama
sehingga menimbulkan rasa antusias, dan ini perlu ditiru. Sebaliknya, faktor -
faktor apa saja yang turut menyebabkan penyampaian oleh orang kedua itu
sehingga menjenuhkan dan membosankan para pendengarnya, dan ini perlu
kita hindari.
Berikut ini adalah keterlibatan faktor-faktor tertentu yang memengaruhi daya
tarik komunikasi :
1. Pribadi Komunikan
Pada aspek pribadi ini ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan :
pribadi harus dipandang sebagai kesatuan yang utuh, pribadi itu dinamis,
setiap pribadi mempunyai nilai sendiri, setiap pribadi itu unik, dan pribadi
itu sukar di nilai.
2. Arti Kata Atau Kalimat
Setiap orang mengartikan kata sesuai dengan pengalaman hidupnya.
Maka dalam berkomunikasi, kata-kata kunci harus dijelaskan secara rinci
dengan disertai contoh.
[Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan] Page 7
3. Konsep Diri
Ketepatan memahami konsep diri ini sangat membantu efektifitas
komunikasi.
4. Empati
Hal ini perlu diperoleh dari orang lain sehingga komunikasi bisa efektif
karena ada kesamaan sudut pandang antara komunikator dengan komunikan.
5. Umpan Balik
Komunikator dalam berkomunikasi perlu mendapatkan umpak balik dari
komunikan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya kesalahan atau
perbedaan tafsir.
Di samping itu, ada delapan prinsip yang perlu dilakukan agar
komunikasi bisa dikerjakan dengan efektif, yaitu sebagai berikut.
1. Berpikir dan berbicara dengan jelas.
2. Ada sesuatu yang penting untuk disampaikan.
3. Ada tujuan yang jelas.
4. Penguasaan terhadap masalah.
5. Pemahaman proses komunikasi dan penerapannya dengan konsisten.
6. Mendapatkan empati dari komunikan.
7. Selalu menjaga kontak mata, suara yang tidakk terlalu keras atau lemah
serta menghindari ucapan pengganggu.
8. Komunikasi harus direncanakan (apa pesan yang ingin
dikomunikasikan, siapa komunikan yang dituju, buat lah skenario yang
jelas, dan hendaknya mempersiap kan diri agar mengeusai masalah).
Apabila diamati, delapan prinsip tersebut ada yang terkait dengan
komunikator, komunikan, dan komunikasi itu sendiri. Ketika delapan prinsip
itu dipenuhi, maka komunikasi ak an berjalan secara efektif. Ini
membuktikan bahwa komunikasi yang berjalan mampu mengubah perilaku
komunikan sesuai dengan yang diharapkan komunikator. Perubahan perilaku
komunikan ini menjadi target dari suatu komunikasi karena perubahan itu
menjadi harapan bagi komunikator. Kemampuan komunikasi itu ditentukan
[Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan] Page 8
oleh perubahan perilaku tersebut, yang berarti komunikan mengikuti apa
yang disampaikan komunikator. Semakin cepat komunikan berubah
mengikuti keinginan komunikator, semakin efektif komunikasi yang
disampaikan. Bagaimana cara mengubah perilaku komunikan itu, tentunya
tergantung bagaimana komunikator berusaha memengaruhinya.
Oleh karena itu, dibutuhkan keahlian berkomunikasi. Menurut Jamal
Madhi, keahlian berkomunikasi itu meliputi tujuh sikap, yakni i cekatan
(mubadarah), kecepatan (sur’ah), ketekunan (mutsabarah), fleksibilitas
(murunah), penguasaan (saitharah), kemampuan untuk memerhatikan
(ishgha’), dan meminimalisasi tenaga.
Sementara itu, menurut Aristoles seperti dikutip Rahmat, ada tiga cara
persuasi untuk memengaruhi manusia yang efektif, yakni ethos, logos, dan
pathos. Dengan ethos kita merujuk pada kualitas komunikator. Bagi
komunikator yang jujur, dapat dipercaya, dan memiliki pengetahuan yang
tinggi, sangat mudah memengaruhi khalayaknya. Dengan logos, kita
menyakinkan orang lain tentang kebenaran argumentasi yang telah kita
sampaikan. Kita mengajak mereka berpikir menggunakan akal sehat, dan
membimbing sikap kritis. Kita tunjukkan bahwa ita benar karena secara
rasional argumentasi kita harus diterima. Dengan pathos, kita bujuk
khalayak untuk mengikuti kita. Kemudian, kita getarkan emosi mereka, kita
sentuh keinginan dan kerinduan mereka., serta kita redakan kegelisahan dan
kecemasan mereka. Dengan kata lain, ethos terkait kualitas kepribadi an
komunikator, logos terkait dengan kemampuan bernalar atau berdiplomasi,
sedang pathos lebih terkait dengan kemampuan emosional. Dari sudut
pandang lain, ethos berkaitan dengan kondisi di luar komunikasi terutama
sebelum berkomunikasi, seorang komunikato r telah dikenal sebagai seorang
yang jujur, amanat dan memiliki pengetahuan yang tinggi sehingga sudah
selayaknya, bahkan seharusnya khhalayak mendengarkan pembicaraannya.
Sedangkan logos dan pathos lebih berkaitan dengan kondisi di dalam proses
komunikasi itu, yaitu bagaimana komunikator mampu menjadikan suasana
[Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan] Page 9
komunikasi menarik sekali dengan sentuhan -sentuhan rasional dan
emosional.
Sebenarnya ethos, logos, maupun pathos lebih berkaitan langsung
dengan kondisib komunikator. Semntara itu, tentu ada kondidi yang
berkaitan dengan kominikan, keadaan lingkungan yang melingkari
komunikasi itu, kondisi pesan yang dikomunikasikan, media yang digunakan
untuk menyampaikan pesan, damn sebagainya. Semua aspelk itu memiliki
kontribusi terhadap efektifitas komunikasi. Apabila seluruh aspek memiliki
kondisi yang berkualitas, maka komunikasi yang sempurna akan dapat
terwujud.
Kondisi yang terkait dengan komunikan, misalnya dia memiliki
kebutuhan menyerap materi yang dikomunikasikan, dia sedang membutu
informasi yang dikomunikasikan, dia nmemiliki tingkat pengetahuan yang
memadahi untuk menangkap subtansi dari materi yang dikomunikasikan, dan
dia haru mampu mengasai bahasa yang dipakai oleh komunikator. Dalam dua
hal terakhir ini terdapat yang tekait sehingga menjadi pertimbangan
komunikator, yaitu :
“kami para nabi, diperintahkan untuk menempatkan seseorang sesuai posisi
mereka, berbicara dengan seseorang sesuai dengan kapasitas akal mereka ”
(hadits oleh Muhammad ‘Athiyah al-Abrasyi).
Kondisi yang terkait dengan lingkungan sekitar, misalnya, situasi
diruangan tempat terjadinya komunikasi itu harus tenang, tidak ada
kegaduhan, bahkan seharusnya hening, sejuk, aman, dan nyaman. Ada
kalanya, pelatihan penyadaran seseorang dilakukan denganmenutup semua
cela yang memungkinkan sinar matahari masuk, sehingga keadannta gelap
seperti tengah malam. Oleh karena itu, kegiatan pembaiatan terhadap
individu atau kelompok acapkali dilakukan ditengan malam, agar materi
baiat yang dikomunikasikan benar-benar tertanam dalam jiwa orang yang
sedang dibaiat itu dan menjadi komitmen yang harus dipertahankan.

[Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan] Page 10


Kondisi yang terkait dengan pesan yang dikomunikasikan, misalny a
pesan itu merupakan informasi yang aktual, sedang ditunggu -tunggu dengan
orangbanyak memiliki daya pendorong (menstimulasi) untuk melakukan
sesuatu, memiliki bobot keilmuan yang tinggi, mengandung motif
pemberdayaan kemampuan para pendengar (komunikan), mengandung
informasi yang langka, dan berupaya mengkeritisi suatu konsep atau gagasan
orang lain. Ada pun media yang dikapai menyampaikan pesanm juga
memiliki konstribusi yang besar tehadap efektifitas komunikasi. Misalnya,
sound system, laptop, LCD, irin gan musik, penekanan suara, dan sebagainya.
Dalam lembaga pendidikan islam kepala sekolah/madrasah/perguruan
tinggi/pesantren dalam kapasitasnya sebagai manajer seharusnya berupaya
menerapkan komunikasi yang benar -benar efektif dengan terlebih dahulu
mengondisikan kualitas komunikator, komunikan, pesan -pesan dalam
komunikasi, lingkungan komunikasi, media komunikasi, dan sebgainya.
Semua pengondisian ini untuk melakukan komunikasi yang benar -benar
mampu mengubah perilaku komunikan, baik para tenaga/pendidik, karyawan,
siswa atau mahasiswa atau santri, atau siapapun yang se dang dalam posisi
diajak berkomunikasi, termasuk juga wali murid atau wali mahasiswa atau
wali santri.

[Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan] Page 11


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Komunikasi dalam sebuah kepemimpinan merupakan suatu unsure yang sangat
penting dalam mencapai keberhasilan tujuan yang akan diraih oleh suatu organisasi.
Komunikasi yang baik akan akan mampu meningkatkan motivasi, sehingga informasi
yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan hal ini akan mampu meningkatkan
kinerja serta control kerja juga akan terlaksana dengan baik.

[Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan] Page 12


DAFTAR PUSTAKA

Niar, Azman. 2012. Konsep Komunikasi Kepemimpinan. Diambil di


http://azmnan.blogspot.com/2012/11/konsep-komunikasi-kepemimpinan_2.html.
Diakses November 2012.

Pakar Komunikasi. 2017. 35 Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli. Diambil dari
https://pakarkomunikasi.com/pengertian-komunikasi-menurut-para-ahli. Diakses 23
September 2017.

Qomar, Mujamil. 2008. Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga.

Terry, George R. 2006. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wibowo, Faisal. 2015. Komunikasi Dalam Perspektif Islam. Diambil di


https://www.kompasiana.com/faisalwibowo/550fdacc813311ae33bc61a2/komunikasi-
dalam-perspektif-islam. Diakses 25 Juni 2015.

[Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan] Page 13

Anda mungkin juga menyukai