PERILAKU ORGANISASI
DISUSUN OLEH:
KELAS A
KELOMPOK 4
REIHAN FADHIL ARYAPUTRA (B1C117238)
SIDARWATI (B1C118014)
ALIIFAH ASHIILYAH YUSUF (B1C120003)
ALVIANTO (B1C120004)
ELTA FAIZIAH AL QARIMA (B1C120019)
JAFRIANA (B1C120030)
MUTIARA ARIANTO (B1C120046)
MUTIARA NUZUL RAMADHANI (B1C120047)
NANDA APRIDAL (B1C120049)
NUR FITRAH (B1C120052)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul“Komunikasi Dalam Perilaku Organisasi”, makalah
ini kami buat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Perilaku Organisasi.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Intihanah, SE., M.Si selaku dosen mata
kuliah Perilaku Organisasi yang telah memberikan tugas ini sehingga menambah wawasan
kami khususnya mengenai“Komunikasi Dalam Perilaku Organisasi”
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada sesama rekan kelompok atas partisipasi
dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami susun masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat membantu guna kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. Konsep Dasar Komunikasi..........................................................................................2
B. Jenis-Jenis Komunikasi................................................................................................3
C. Unsur-Unsur Komunikasi............................................................................................6
D. Arah Komunikasi.........................................................................................................7
E. Jaringan Komunikasi Dalam Organisasi......................................................................8
F. Proses Komunikasi Dalam Organisasi.........................................................................9
G. Komunikasi Sebagai Kebutuhan Organisasi..............................................................11
H. Hambatan-Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi...............................................12
I. Isu-Isu Terbaru Komunikasi......................................................................................14
BAB III PENUTUP..................................................................................................................17
A. Kesimpulan................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya Memerlukan orang
lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.Hal ini
merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil
integrasi sosial dengan sesama dalam. kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok
ataupun organisasi, selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah
penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari atasan danbawahannya.
Di antara kedua belah pihak (atasan dan bawahan) harus ada komunikasi dua arah
atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperslukan adanya kerja sama yang diharapkan
untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai
tujuan suatu organisasi. Kerjasama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi
hubungan sosial maupun kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses
adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang
nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran
pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu.
Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara
yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi
melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dari pandangan di atas dapat dilihat bahwa dalam proses komunikasi mempunyai
hubungan yang sangat erat antara satu bagian dengan bagian yang lainnya dan
mempunyai beberapa tahap untuk tetap saling melakukan hubungan. Dalam kenyataan
yang ada komunikasi akan muncul dalam setiap proses organisasi. Bahkan dapat
diilustrasikan bahwa organisasi yang tanpa komunikasi diibaratkan manusia yang
kekurangan aliran darahnya, apabila kurang darahnya manusia akan menjadi lemah,
demikian pula sebaliknya. Maka untuk itu, komunikasi yang baik harus selalu dijaga agar
tetap stabil sehingga tidak menimbulkan apa yang disebut miss comunication.
2
3
Pada definisi inipun komunikasi dikatakan sebagai suatu proses aktivitas yang
mempunyai beberapa tahapan yang satu dengan yang laiimya saling berhubungan.
Dengan model komunikasi yang dikemukakan oleh Lasswell pada gambar diatas,
berikut dapat dilihat perbedaan sebagaimana yang dikemukakan oleh Shannon.
Dari dua model yang digambarkan di atas ternyata yang banyak digunakan adalah
model komunikasi dari Shannon, oleh karena dalam model kedua tersebut memberikan
gambaran kepada setiap orang bahwa dalam komunikasi pasti akan selalu ada sumber
gangguan.
B. Jenis-Jenis Komunikasi
1. Komunikasi Antar Pribadi
Menurut Stephen P. Robbins, komunikasi antar pribadi dapat digolongkan
menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Komunikasi lisan
b. Komunikasi tertulis
c. Komunikasi non verbal disebut juga komunikasi dengan bahasa tubuh
Dari ketiga jenis komunikasi yang disebutkan Robbins, komunikasi lisan dan
komunikasi tulisan dapat disebut sebagai komunikasi verbal. Komunikasi Verbal
mencakup aspek-aspek berupa :
4
a. Komunikasi Lisan
Sarana utama satu individu melakukan komunikasi dengan individu
lainnya adalah melalui lisan dengan cara berbicara, berpidato, mengobrol,
diskusi kelompok dan lain sebagainya. Salah satu keuntungan dari komunikasi
lisan adalah kecepatan dalam umpan balik yang dihasilkannya. Pesan verbal
dapat disampaikan dan tanggapan diterima dalam waktu yang relatif singkat.
Jika penerima merasa tidak yakin dengan pesan itu, umpan balik yang cepat
memungkinkan deteksi dini oleh pengirim dan karenanya memungkinkan
koreksi dini.
Disamping memilik keuntungan diatas, komunikasi dengan lisan pun
memiliki kerugian. Kerugian terbesar dari komunikasi lisan yang muncul
dalam organisasi adalah ketika pesan yang disampaikan harus melewati
5
sejumlah orang. Semakin banyak orang yang dilewati oleh pesan itu maka
semakin besar pula kemungkinan pesan tersebut mengalami distorsi. Dalam
organisasi, dimana setiap keputusan dan komunikasi lainnya disampaikan dari
atasan kepada bawahan secara verbal melalui lisan maka hal ini
memungkinkan untuk terjadinya distorsi pada pesan tersebut.
b. Komunikasi Tulisan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sudah terbiasa melakukan komunikasi
secara tertulis. Diantara media yang sering digunakan untuk melakukan
komunikasi tertulis ini diantaranya memo, surat, email, fax, sms, laporan
berkala organisasi, pengumuman di papan, bulletin dan alat-alat lain yang
dikirimkan via kata-kata secara tertulis.
Salah satu keuntungan penggunaan komunikasi tulisan ini adalah karena
komunikasi tulisan ini berwujud dan dapat dibuktikan atau dapat dijadikan
sebagai bukti. Umumnya, baik pengirim maupun penerima memiliki catatan
komunikasi. Pesan dapat disimpan dalam waktuyang lama. Jika ada
pertanyaan mengenai isi pesan tersebut, maka secara referensi dicatat dan
dapat dijadikan rujukan untuk referensi selanjutnya.
Kelebihan seperti ini tentu saja merupakan keuntungan tersendiri bagi
sebuah organisasi. Misalnya saja pesan ini berisi tugas yang harus dikerjakan
oleh anggota dari oragisasi tersebut selama beberapa bulan. Dengan
menyampaikannya secara tertulis, maka ini dapat dijadikan pedoman selama
tenggat waktu tertentu atau selama tugas dan tujuan tersebut belum tercapai.
c. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan
komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal. Yang
termasuk komunikasi non verbal :
Ekspresi wajah: Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi,
karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan
mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti
orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan
untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata
6
C. Unsur-Unsur Komunikasi
1. Komunikator (communicator), yaitu pemberi berita, dalam hal ini adalah orang yang
berbicara, pengirim berita atau orang yang membertiakan.
2. Menyampaikan berita, dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatakan,
mengirim atau menyiarkan.
3. Berita-berita yang disampaikan (message), dapat dalam bentuk perintah, laporan
atau saran.
4. Komunikan (communicate), yaitu orang yang dituju, pihak menjawab atau para
pengunjung. Dengan kata lain orang yang menerima berita. Tanggapan atau reaksi
(response), dalam bentuk jawaban atau reaksi.
5. Unsur komunikasi tersebut (komunikator) menyampaikan berita, berita-berita yang
disampaikan, komunikasi dan tanggapan atau reaksi, merupakan suatu kesatuan
yang utuh dan bulat. Dalam arti apabila satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak
akan terjadi.
7
1. Ke Bawah
Komunikasi ke bawah yaitu komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam
kelompok atau organisasi ke tingkat yang lebih bawah. Misalnya para manajer yang
berkomunikasi dengan para bawahannya. Pola ini biasanya digunakan oleh para
manajer atau pemimpin kelompok untuk menetapkan sasaran, memberikan instruksi
pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedur ke bawahan, menunjukkan
masalah yang memerlukan perhatian, dan mengemukakan umpan balik tentang
kinerja.
2. Ke Atas
Komunikasi ke atas yaitu komunikasi yang mengalir ke tingkat yang lebih
tinggi dalam kelompok atau organisasi. Komunikasi ini digunakan untuk
memberikan umpan balik ke atasan, menginformasikan mereka mengenai kemajuan
ke sasaran, dan menyampaikan masalah-masalah yang dihadapi. Komunikasi ke atas
menyebabkan para manajer menyadari perasaan para karyawan terhadap
pekerjaannya, rekan sekerjanya, dan organisasi secara umum. Dengan komunikasi
ke atas juga manajer dapat mendapatkan gagasan untuk memperbaiki kondisi yang
dihadapi
3. Lateral (Horizontal)
Komunikasi horizontal yaitu komunikasi yang terjadi antara anggota
kelompok kerja yang sama, baik antar sesama pekerja ataupun antar sesama
manajer. Komunikasi horizontal berfungsi untuk menghemat waktu dan
memudahkan koordinasi. Dalam beberapa kasus, hubungan horizontal ini
memberlakukan sanksi formal. Seringkali hubungan ini diciptakan secara informal
utuk mempersingkat hierarki vertical dan mempercepat tindakan.
8
Lebih tegas lagi seperti yang dikemukakan Kreps (1986:197), bahwa pesan atasan ke
bawahan dalam komunikasi (downward communication) berfungsi sebagai:
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pesan yang disampaikan oleh atasan
pada bawahan adalah untuk menyampaikan perintah, pengarahan, bimbingan dan
kebijaksanaan (keputusan) yang diberlakukan oleh organisasi dalam hubungannya
dengan pelaksanaan tugas disiplin hak dan tanggung jawab para bawahan dalam upaya
pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu komunikasi merupakan sarana untuk
penyebaran informasi dalam organisasi. Jika perannya adalah sebagai sarana maka peran
tersebut harus diperkuat untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya agar organisasi
berjalan secara efektif. Dengan berjalan secara efektif setiap perencanaan dalam
organisasi, maka dapat dikatakan bahwa organisasi telah menggunakan komunikasi
dengan benar, berdasarkan hal tersebut secara aksiomatik dapat dikatakan bahwa
organisasi dan berhasil dengan baik jika menggunakan komunikasi dengan baik, dan
organisasi tidak akan berjalan dengan baik jika ia tidak menggunakan komunikasi
dengan benar.
diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan
akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.
2. Simbol / isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya
dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan
dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan (tangan, kepala, mata dan bagian
muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk,
mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
3. Media / penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti : TV, radio, surat kabar, papan
pengumuman, telepon, dan lainnya. Pemilihan ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan
yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan dan situasi.
4. Mengartikan kode / isyarat
Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si
penerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga
dapat dimengerti atau dipahaminya.
5. Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim
meskipun dalam bentuk code atau isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang
dimaksud oleh pengirim
6. Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan
dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan
tidak akan tahu dampak pesannya terhadap si penerima pesan Hal ini penting bagi
manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan
pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan
atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh
penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung
pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan
dilaksanakan atau tidak balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari
pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan.
Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan
yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang
dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan
11
seseorang untuk mengolah data terbatas. Sehingga ketika informasi yang diterima
oleh seseorang melebihi kapasitasnya yang dapat mereka pilah dan gunakan maka
orang akan cenderung menyeleksi, mengabaikan, melewati, atau melupakan
informasi tersebut atau menghentikan pengolahan sampai situasi berlebih itu lewat.
Tidak peduli apakah akibatnya kehilangan informasi ataupun komunikasi yang
efektif.
4. Emosi
Emosi dapat mempengaruhi komunikasi. Misalnya pesan yang diterima
seseorang ketika ia sedang marah atau kesal dibandingkan dengan ketika ia sedang
senang atau ceria akan berbeda tingkat keefektifan komunikasinya.
5. Bahasa
Dalam bahasa yang kita gunakan sehari-hari, kerap kali ada kata yang bisa
mengandung banyak makna ketika diucapkan. Usia, pendidikan, dan latar belakang
budaya merupakan tiga dari variable-variabel yang begitu mempengaruhi bahasa
yang digunakan seseorang dan definisi yang diberikan ke kata-kata itu.
Dalam sebuah organisasi biasanya terdiri dari anggota yang berbeda-beda,
baik latar belakang pendidikan, budaya, dan usianya. Kemudian mereka juga
dibagi-bagi kedalam beberapa hierarki organisasi sesuai dengan spesialisasinya
masing-masing. Masalah dalam memahami penggunaan bahasa ini adalah anggota
organisasi biasanya tidak tahu bagaimana orang yang dia ajak berinteraksi telah
memodofikasi bahasa itu. Para pengirim cenderung berasumsi bahwa kata-kata dan
istilah-istilah yang mereka gunakan adalah sama, baik bagi dirinya maupun bagi
penerima informasi tersebut. Tentu saja hal semacam ini dapat menjadikan
komunikasi menjadi tidak efektif.
6. Kegelisahan komunikasi
Menurut Stephen P. Robbins (2006), diperkirakan 5-20% dalam populasi
menderita kegelisahan atau kecemasan dalam melakukan komunikasi. Seringkali
orang merasa takut ketika berbicara di depan umum. Mereka mengalami
ketegangan dan kecemasan yang tidak pada tempatnya baik dalam komunikasi
lisan maupun tulisan. Berbagai studi menunjukkan bahwa orang seperti itu selalu
menghindari situasi yang menuntut mereka terlibat dalam komunikasi.
14
PENUTUP
A. Kesimpulan
17
18
Annisa, S. (2015, Maret 13). Makalah Komunikasi. Retrieved from Sasha Annisa:
http://sashaannisa18.blogspot.com/2015/03/makalah-komunikasi.html?m=1
Gitosudarmo, I., & Sudita, N. (2000). Perilaku Keorganisasian. Edisi Pertama. Yogyakarta:
BPFE.
Hermana, D., & Berlian, U. C. (n.d.). Komunikasi Dalam Organisasi.
Hidayat, Y. R. (2010, Januari 08). Makalah Komunikasi. Retrieved from Hidayats:
http://ekonomosae.blogspot.com/2010/01/ekonomosae_08.html?m=1
Muhammad, A. (1989). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Robbins, S. P. (2003). Perilaku Organisasi Jilid 2. Jakarta: Indeks.
Sendjaja. (n.d.). Teori-Teori Komunikasi. Universitas Terbuka.
Thahirah, I. (n.d.). Makalah Perilaku Organisasi. Retrieved from Academia Edu:
https://www.academia.edu/28670418/MAKALAH_PERILAKU_ORGANISASIONA
L_docx
19