I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan sediaan steril injeksi furosemid 1%
2. Mahaisa dapat melakukan Evaluasi Sediaan injeksi volume kecil
1. Evaluasi fisika
a. Penetapan pH
b. Bahan partikulat dalam injeksi
c. Penetapan volume injeksi
d. Keseragaman sediaan
e. Uji Kebocoran
f. Uji kerjernihan dan warna
2. Evaluasi Biologi
a. Uji efektifitas pengawet antimikroba
b. Uji sterilisasi
c. Uji endotoksin bakteri
d. Uji pirogen
e. Uji kandungan antimikroba (untuk yang mengandung pengawet)
f. Penetapan potensi antibiotik secara mikrobiologi (untuk zat aktif antibiotik)
3. Evaluasi kimia
a. Uji identifikasi
b. Penetapan kadar
II. FORMULA
No Bahan Jumlah (%) Fungsi/alasan
Penambahan bahan
1 Furosemid 1 Sebagai zat aktif, duretikum
2 NaOH 0,12 Agen pembasa, dapar
3 NaCl 0,624 Pengatur tonisitas
4 Aqua pi Ad 100 ml Pembawa
2. Wadah
No Nama Alat Jumlah Cara Sterilisasi
1 Ampul 5 ml 8 Mulut ampul ditutup dengan alufoil kemudian di
oven pada suhu 170oC selama 1 jam
3. Bahan
No Bahan
1 Furosemid
2 NaOH
3 NaCl
4 Aqua pi
Cuci tangan dari ujung jari hingga siku dengan air mengalir
Ambil sabun antiseptik dan oleskan pada tangan dari ujung jari hingga
siku
Atur kembali lengan baju seperti seharusnya, gunakan tisu untuk melapisi
tangan
3. Prosedur pembuatan
a. Gery area (ruang sterilisasi)
Penimbangan dilakukan di atas kaca arloji steril, lalu ditutup dengan alufoil
• ampul yang telah ditutup dimasukkan ke dalam beaker glass yang dilapisi
kertas saring, kemudian dibawa ke grey area (ruang penutupan) melalui
transfer box
Sediaan diberi etiket dan kemasan lalu dilakukan evaluasi pada sediaan yang
telah diberi etiket dan kemasan
Pegang kemasan pada bagian atas secara hati-hati putar bagian pinggang
kemasan dengan gerakan memutar yang perlahan jika terlalu cepat,
gerakan memutar dapat menimbulkan gelombang pada bagian permukaan.
Gelombang ini dapat menjadi bias antara partikel pengotor atau gelembung
Jika tidak ada partikel yang terlihat, balik kemasan perlahan dan amati ada
atau tidaknya partikel berat yang tidak tersuspensi dengan gerakan
memutar
c. Uji Kebocoran
untuk cairan bening tidak berwarna
Jika ada wadah yang bocor maka larutan metilen blue akan masuk kedalam
karena perubahan tekanan diluar dan didalam wadah tersebut sehingga
larutan dalam wadah akan berwarna biru
Jika tidak ditemukan kotoran dalam larutan, maka larutan tersebut sudah
memenuhi syarat
2. Evaluasi Biologi
a. Uji sterilisas
Dilihat ada atau tidaknya pertumbuhan mikroba pada inkubasi bahan uji
Teknik jendela gel pada titik akhir reaksi dibandingkan langsung enceran
dari zat uji dengan enceran endotoksin yang dinyatakan dalam unit
endotoksin F1
c. Uji pirogen
Disiapkan hewan uji (kelinci)
Diinkubasi cawan petri tersebut dalam inkubator selama 1x24 jam pada
suhu 37oC
3. Evaluasi kimia
a. Identifikasi
Menggunakan reaksi natrium cara A dan B dan klorida cara A, B dan C
seperti yang tertera pada uji identifikasi umum
Reaksi Natrium
Reaksi klorida
Cara A : tambahkan pernah nitrat LP kedalam larutan: terbentuk
endapan putih seperti dadih yang tidak larut dalam asam nitrat p, tetapi
larut dalam amonium klorida 6N sedikit berlebih
b. Penetapan kadar
Masukkan ke dalam wadah dari persolen dan tambahkan 140ml air dan 1 ml
Diklorefluoresein LP, campur dan titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV hingga
perak klorida menggumpal DNA campuran berwarna merah muda lemah. 1ml
perak nitrat 0,1 N setara dengan 5,844 mg NaCl