Anda di halaman 1dari 3

1

I. METODE PENELITIAN dan dua. Larutkan NaCl, masukkan ke


2.1 Waktu dan Tempat campuran.. Filtrasi larutan, masukkan
Proses pembuatan tetes mata botol tetes mata. Lakukan sterilisasi akhir.
gentamisin dilaksanakan di laboratorium 2.3.2 Uji Kebocoran
Teknologi Sediaan Farmasi, Jurusan Bagian luar kemasan dikeringkan
Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu dan dibolak-balik 20 kali. Letakkan
Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya. dengan posisi terbalik di atas kertas
Waktu pelaksanaan praktikum dilakukan saring, biarkan lima menit. Amati kertas
pada tanggal 26 September 2019 pukul saring basah atau tidak.
15.00 sampai 17.00 WIB. 2.3.3 Uji Kejernihan
2.2 Alat dan Bahan Sediaan tetes mata dimasukkan ke
2.2.1 Alat dalam gelas ukur. Putar larutan tetes mata
Alat yang digunakan untuk dan periksa larutan terhadap latar
praktikum antara lain gelas beaker, gelas belakang yang gelap. Amati larutan bebas
ukur, erlenmeyer, timbangan analitik, partikel asing.
pipet tetes erlenmeyer, botol tetes mata, 2.3.4 Uji pH
pH meter, buret, chamber, dan plat KLT. Sediaan tetes mata diukur dengan
2.2.2 Bahan pH meter atau kertas pH. Hasil pH yang
Bahan-bahan yang digunakan untuk isohidris dicatat.
praktikum antara lain Gentamicin, NaCl, 2.3.5 Uji Keseragaman Bobot
benzalkonium chloride, NaSO4, aquadest, Timbang sediaan di dalam
Water for Injection, etanol 96%, tikus, pengemas primer. Sediaan dikeluarkan
reagen titrasi permanganometri, KH2PO4 dari dalam pengemas primer dan
dan media agar NA. sekunder. Cuci kemasan dengan air dan
2.3 Prosedur Kerja etanol 95%. Keringkan dan timbang
2.3.1 Pembuatan Tetes Mata wadah sediaan. Catat hasil pengamatan.
Gentamicin 2.3.6 Uji Keseragaman Volume
Bahan ditimbang sesuai Tuang isi perlahan-lahan dari tiap
perhitungan. Gentamicin dalam gelas wadah kedalam gelas ukur kering.
beaker dilarutkan dengan WFI. Larutkan Kalibrasi secara hati-hati. Diamkan 30
benzalkonium klorida dalam gelas beaker menit, jika telah bebas dari gelembung
lain. Gabungkan isi pada gelas beaker satu udara, ukur volune sediaan. Hasil tidak

Jurnal Teknologi Farmasi Steril


2

satu pun volume wadah yang <95% dari larutan sampel dengan 0,1ml H2SO4 2 M
volume yang dinyatakan pada etiket. dan 2 ml KMnO4 0,0005 M. Panaskan
2.3.7 Uji Organoleptis selama 15 – 25 menit. Diamati perubahan
Sediaan tetes mata diamati bentuk, warna yang terjadi. Hasil positif berupa
warna, dan bau. Periksa posisi etiket. warna menjadi merah rose.
Catat hasil pengamatan. II. KESIMPULAN DAN SARAN
2.3.8 Uji Pirogenitas 4.1 Kesimpulan
Suhu tubuh tikus dicatat, lalu Berdasarkan praktikum pembuatan
disuntikkan NaCl 0,9%. Diamkan selama dan kontrol kualitas tetes mata
30 menit sambil dicatat suhu tubuh tikus. Gentamicin, dapat disimpulkan bahwa:
Suntikkan sediaan infus secara intravena 1. Obat tetes mata merupakan obat
pada tikus, diamkan 30 menit. Suhu tubuh mata berupa sediaan yang
tikus diukur kembali. Catat hasil diharuskan steril dan mendekati
pengamatan untuk menentukan isotonis serta isohidris.
pirogenitas sediaan. 2. Penggunaan obat tetes mata dalam
2.3.9 Uji Sterilitas selaput lendir mata atau bola mata
Dilakukan inokulasi pada media sebanyak beberapa tetes saja.
NA. Kemudian diinkubasi selama 72 jam. 3. Obat tetes mata bukan obat
Amati pada media pertumbuhan koloni parenteral injeksi karena
bakteri. penggunaannya tidak melalui
2.3.10 Uji Kualitatif dengan merobek jaringan kulit.
Totolkan larutan pada plat KLT. 4. Obat gentamicin harus digunakan
Elusi degan KH2PO4. Celupkan dengan dengan resep dokter dan
cepat pada larutan ninhidrin. Panaskan penggunaan layaknya antibiotik
pada oven hingga kering suhu 100oC. yang lain.
Amati warna pada KLT dan hitung nilai 5. Gentamisin sulfat obat yang larut
Rf-nya. dalam air sehingga obat tetes mata
2.3.11 Uji Kuantitatif gentamisin sulfat umumnya
Sediaan tetes mata dititrasi dengan berbentuk larutan dengan pembawa
menggunakan titrasi permanganometri. air.
Lakukan pembakuan terhadap larutan 4.2 Saran
KMnO4 terlebih dahulu. Ditambahkan

Jurnal Teknologi Farmasi Steril


3

Berdasarkan praktikum pembuatan


dan kontrol kualitas tetes mata
Gentamicin, praktikan menyarankan
beberapa poin:
1. Pembuatan sediaan tetes mata
diharapkan dalam ruangan yang
benar – benar steril karena obat tetes
mata salah satu obat yang tergolong
dalam obat steril pada umumnya,
2. Penggunaan antibiotik seharusnya
mengikuti petunjuk dokter dan
dengan dosis yang tepat.
3. Proses pembuatan sediaan sebaiknya
praktikan benar – benar steril baik
tubuhnya maupun peralatan dan
bahan yang digunakan.
4. Prosedur pembuatan yang tertulis
dalam penuntun dan jurnal – jurnal
yang sebagai acuan juga harus di
terapkan sebagaimana yang tertulis.
5. Pengujian pirogenitas terhadap
tikus, apabila memungkinkan
jumlah tikus yang banyak sebaiknya
digunakan tikus yang lebih banyak
agar data yang di dapat lebih valid.

Jurnal Teknologi Farmasi Steril

Anda mungkin juga menyukai