Anda di halaman 1dari 3

Mosi 2

Upaya pemerintah menaikkan harga plastic demi mengurangi jumlah limbah plastic

Statement awal : Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 262 juta
orang dan 17.000 pulau. Indonesia menghasilkan 65 juta ton sampah setiap tahun. Dimana 14%, atau
9 juta ton, terdiri dari limbah plastik. Plastik adalah bagian dari kehidupan sehari-hari orang Indonesia.
plastik sejatinya telah melepas sekat-sekat primordial yang ada di masyarakat. Semua kalangan pasti
menggunakan plastik, dari pengemis hingga presiden, dari kalangan bawah hingga kalangan atas hal
tersebut dikarenakan plastic bersifat gratisis, dapat di temukan dan dipakai dimana saja tanpa
mengeluarkan uang, atau dipakai dengan Cuma-Cuma. berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi
Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia
mencapai 64 juta ton/ tahun. Di mana sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang
ke laut. Tidak hanya itu, kantong plastik yang terbuang ke lingkungan (daratan) sekitar 10 miliar
lembar per tahun atau 85.000 ton kantong plastik. Jika dibiarkan saja terus menerus sampah plastik
akan dapat mengancam bagi ekosistem tanah, udara, dan laut. Hingga kini masih saja Pemerintah
belum menemukan formula yang tepat untuk mengatasi permasalahan sampah yang menumpuk
pada tahun 2016 silam Melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta berdasarkan
Surat Edaran Nomor SE-06/PSLB3-PS/2015 tentang Langkah Antisipasi Penerapan Kebijakan Kantong
Plastik Berbayar pada Usaha Ritel Modern, pemerintah secara resmi menerapkan kebijakan kantong
plastik berbayar di pasar-pasar modern di Indonesia.. (memberikan dampak positif mengurangi 60%
kantong plastik.) dengan alasan-alasan demikian, tim kami sangat mendukung upaya pemerintah
menaikkan harga plastic demi mengurangi jumlah limbah plastic yang ada di Indonesia.

 Setiap tahun sampah di Indonesia semakin bertambah, pada tahun 2017 jumlah sampah di
Indonesia mencapai 187 juta ton/tahun.
 Pada tahun 2016 pemerintah mengeluarkan kebijakan uji coba untuk mengurangi plastik
dengan cara mengenakan biaya sebesar dua ratus rupiah bagi konsumen yang ingin
menggunakan kantong plastik untuk barang belanjaannya
 Pemerintah semakin serius dengan menggandeng World Economic Forum (WEF).
 Pemerintah menggalakkan program "Indonesia bebas plastik" dengan cara mengurangi
sampah sebesar 70% di tahun 2020., Pemerintah bekerjasama dengan pengusaha,
masyarakat, dan berbagai instansi pemerintahan.
 Pudjiastuti. memrintahkan seluruh jajaran dalam Kementerian Kelautan dan Pemerintahan
untuk tidak lagi mengkonsumsi Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK).
 Kasus : Di tubuh paus sperma tersebut ditemukan hampir 6 kg sampah plastik, mulai dari
botol plastik, kantong plastik, sedotan, hingga sandal jepit.
 seekor kambing di Kepulauan Seribu juga ditemukan mati dan ditemukan sejumlah sampah
plastik di dalam tubuhnya.
 Pada hari Jumat tanggal 7 Juli 2017 di Leaders Retreat, G20 Summit di Hamburg-Jerman,
Presiden Joko "Jokowi" Widodo, menyatakan, bahwa pemerintah Indonesia telah
berkomitmen untuk mengurangi limbah hingga 30% pada tahun 2025 dan mengurangi
sampah laut sebesar 70% pada tahun 2025. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut
Binsar Pandjaitan, telah mengatakan bahwa pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk
mengalokasikan $1 miliar setiap tahun untuk mengurangi jumlah sampah plastik
 Pemerintah Membatasi produsen untuk meproduksi plastic dan menigkatkan harga plastic
dengan tujuan untuk mengurangi limbah plastik
Kontra

Statement : data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat
Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/ tahun. Di mana sebanyak 3,2 juta
ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Tidak hanya itu, kantong plastik yang terbuang
ke lingkungan (daratan) sekitar 10 miliar lembar per tahun atau 85.000 ton kantong plastik. Jika
dibiarkan saja terus menerus sampah plastik akan dapat mengancam bagi ekosistem tanah, udara,
dan laut. Hingga kini masih saja Pemerintah belum menemukan formula yang tepat untuk mengatasi
permasalahan sampah yang menumpuk. Pada tahun 2016 misalnya, pemerintah mengeluarkan
kebijakan uji coba untuk mengurangi plastik dengan cara mengenakan biaya sebesar dua ratus rupiah
bagi konsumen yang ingin menggunakan kantong plastik untuk barang belanjaannya. . Akan tetapi
Kebijakan tersebut hanya berjalan kurang lebih hanya 3 bulan saja, dan dianggap kurang
efektif.Sebagai contoh Konsumsi plastik di hypermart kota palembang di bulan Januari mencapai
36.064, sempat menurun hingga 3 ribu pcs di bulan Februari. Tetapi melonjak hingga 57.264 di Bulan
Maret. Selanjutnya, fluktuatif yakni, 32.064 pcs di bulan April dan Mei 34.646. Adapun upaya yang
kami sarankan kepada pihak pemerintah berupa : mengurangi konsumsi AMDK dan menggantinya
dengan penggunaan tumbler atau botol minum, meningkatkan kesadaran masyarat untuk melakukan
gerakan 3R (reduce, reuse, recycle) untuk sampah plastik, menyediakan bank sampah dan
memperkuat kerangka hukum yang berkaitan dengan limbah tersebut.

 pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus memperketat dan memperkuat kerangka
hukum yang berkaitan dengan hal tersebut diatas. Sangat penting untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat Indonesia tentang cara pembuangan sampah yang benar dan
mempromosikan perubahan gaya hidup yang dapat mengurangi penggunaan plastik.
Indonesia membutuhkan kebijakan yang membuat plastik lebih mahal dan aturan-aturan
yang akan mendorong perusahaan untuk mendaur ulang sampah plastik.
 Pemerintah juga dapat menggunakan media sosial untuk mensosialisasikan kesadaran akan
pentingnya mengelola limbah plastik mengingat masyarakat Indonesia sangat aktif
berkomunikasi melalui media sosial.
 Sampah non-organik dikirim ke pabrik-pabrik daur ulang dan dipisahkan menjadi 4 kategori
yaitu plastik, kertas, botol, dan logam. Mendaur ulang sampah adalah cara yang paling layak
dan efisien dalam mengatasi bertambahnya limbah plastik sehingga tercapailah ekonomi
berkelanjutan

Secara prinsip pemerintah Jepang membagi jenis sampah menjadi empat, yaitu :

Moeru gomi (sampah yang dapat dibakar) misalnya : kertas, kertas pembungkus makanan,
tissue, plastic, sisa makanan, dan sampah dapur.Moenai gomi (sampah yang tidak dapat
dibakar) misalnya : potongan logam (egnails; sendok; garpu; dsb), periuk rusak, plastik, kaca,
kaleng, dan botol.Sodai Gomi (sampah besar) misalnya : perabot rumah tangga, barang
elektronik rumah tangga, sepeda.Shigen gomi (sampah yang bisa didaur ulang) misalnya :
kaleng bekas, botol bekas, koran bekas.
Mosi 5

Pemerintah memudahkan masyarakat Indonesia dalam kepemelikan dan kepenggunaakn Gadget

Anda mungkin juga menyukai