Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUMFISIOLOGI TUMBUHAN

TUMBUH DAN TROPISME

Tanggal Praktikum : 13 April 2020


Dosen Asistensi : Dr. Junairiah, S. Si., M. Kes

Kelompok/Kelas : 4/D4

Yoevita Chilya Hania 081811433060


Dominikus Sani 081811433089
Siti Fatimatuz Zahra 081811433092
Dimas Arya R 081811433098
Mahdi Izzudin 081811433099

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
RINGKASAN

Phaseolus vulgarismerupakan tanaman menahun yang memiliki toleransi terhadap


kekeringan. Kacang polong dapat tumbuh pada suhu optimum antara 20-25 derajat celcius.
Berdasarkan percobaan oleh Arjun dan Anjan (2017) di Nepal, sebanyak 12 genotip
Phaseolus vulgaris dikumpulkan untuk percobaan di beberapa tempat berbeda di Nepal.
Perlakuan berupa pupuk NPK, kedalaman penanaman, dan jarak antar tanaman adalah sama
untuk setiap genotip . karakter morfologi yang diamati berupa warna bunga, warna biji,
warna polong, bentuk biji, panjang biji, serta jenis habitat. Variabel yang akan diamati selama
pertumbuhan pada setiap genotip adalah jumlah hari hingga 50% tanaman berbunga, hari
saat 75% tanaman mengalami maturasi, hasil panen, tinggi tanaman, berat polong, panjang
polong, jumlah pada polong, dan berat biji yang dihasilkan. Hasil percobaan menunjukkan
adanya variasi karakter morfologi pada setiap genotip, begitu pula nilai variabel untuk setiap
genotip. Terdapat hubungan linear positif antara antara jumlah polong yang dihasilkan dan
hasil panen. Setiap kenaikan jumlah polong yang dihasilkan, maka akan meningkatkan hasil
panen sebesar 100,4 kali. 30,96% variasi hasil panen disebabkan oleh jumlah polong yang
dihasilkan. Presentase sisanya merupakan variabel lain yang juga turut mempengaruhi hasil
panen. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan pada tanaman
dipengaruhi oleh kondisi media tumbuhnya tanaman, suhu, cahaya, dan nutrisi. Hal ini
sejalan dengan pernyataan Broughton (2003) bahwa Kondisi lingkungan seperti intensitas
cahaya , kelembapan udara, dan suhu merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kacang, khususnya karakteristik moroflogi dan fisiologinya.
Pertumbuhan Phaseolus vulgaris pada penelitian yang dilakukan oleh Arjun dan Anjan (2017)
diukur melalui pengukuran pertumbuhan panjang tanaman, pengukuran berat dan panjang
polong.
Pergerakan tanaman merupakan benruk respon tumbuhan terhadap stimulus arah maupun
stimulus menyebar. Gerak pada tanaman juga dapat diartikan sebagai usaha untuk
memperoleh kondisi optimum pada proses fotosintesis. Beberapa jenis gerak tanaman yaitu
gerak fototropisme dan geotropisme. Gerak fototropisme terjadi akibat stimulus berupa
cahaya. Fotoreseptor yang berperan dalam gerak fototropisme adalah fototropin, fitokrom,
dan kriptokrom. Fototropin dan kriptokrom berperan sebagai reseptor cahaya biru, sedangkan
fitokrom berperan sebagai reseptor cahaya merah. Fotoreseptor tersebut mempengaruhi
pergerakan daun, batang, dan petiolus, serta mempengaruhi arah tumbuh hipokotil. Gerak
geotropisme sebagai respon terhadap rangsangan gravitasi bumi. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan Hapsari (2011), geotropisme pada berbagai kultivar pisang Indonesia Koleksi
Kebun Raya Purwodadi menunjukkan karakteristik yang bervariasi. Gerak geotropisme
berhubungan dengan gerak fototropisme, diduga terjadi pertumbuhan diferensial di bagian
atas dan bawah dari organ yang berposisi horizontal sehingga menyebabkan
ketidakseimbangan distribusi auksin pada bagian yang menerima rangsangan, sehingga
konsentrasi auksin yang terbentuk pada bagian bawah lebih besar dan menyebabkan
pelengkungan ke arah bawah.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
Proses pertumbuhan merupakan hal yang lazim bagi setiap tumbuhan. Dalam proses
pertumbuhan terjadi penambahan volume yang signifikan. Seiring berjalannya waktu
pertumbuhan suatu tanaman terus bertambah. Proses tumbuh sendiri dapat dilihat pada saat
waktuu tertentu
di mana setiap pertumbuhan tanaman akan menunjukkan suatu perubahan dan dapat
dinyatakan dalam bentuk kurva/diagram pertumbuhan (Latunra, dkk., 2009). Laju
pertumbuhan suatu tumbuhan atau bagiannya berubah menurut waktu. Oleh karena itu, bila la
ju tumbuh digambarkan dengan suatu grafik, dengan laju tumbuh ordinat dan waktu pada absi
si, maka grafik itu merupakan suatu kurva berbentuk huruf s atau kurva sigmoid. Kurva sigm
oid ini berlaku bagi tumbuhan lengka, bagian-bagiannya ataupun sel-
selnya (Latunra, dkk., 2009).
Para ahli membedakan gerak tumbuhan berdasarkan sumber rangsangan. Jika gerak
tumbuhan tejadi bukan karena rangsangan dari luar atau rangsangan itu berasal dari dalam
tumbuhan disebut gerak endonom. Gerak ini dikenal pula sebagai gerak otonomatau gerak
spontan. Sedangkan gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsang dari luar disebut
gerak etionom
A. GERAK ETIONOM
Gerak etinom merupakan reaksi gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya
rangsangan dari luar. Berdasarkan hubungan antara arah respons gerakan dengan arah asal
rangsangan, gerak etionom dapat dibedakan menjadi gerak tropisme, taksis, dan nasti. Jika
yang bergerak hanya bagian dari tumbuhan, maka disebut: gerak tropisme. Jika yang
bergerak seluruh bagian tumbuhan disebut gerak taksis. JIka gerakannya itu tidakl
dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan, disebut gerak nasti.
1. Tropisme
Tropisme adalah gerakan tumbuh yang diakibatkan seluruhnya oleh pasangan eksternal.
Rangsangan yang menghasilkan respon tropik jelas dapat diketahui dan peran spesifik dari
faktor tumbuh dapat diketahui (Heddy, S. 1986). Kaau geraknya mendekati sumber rangsang
disebut tropi positif, dan kalau menjauhi disbut tropi negatif Prawirohartono, S. 1991)
Tropisme dapat dibedakan berdasarkan pada rangsangannya yaitu fototropisme
disebabkan oleh cahaya; geotropisme dengan rangsangan gaya tarik bumi; thigmo tropisme
dengan rangsangan berupa sentuhan; chemotropisme dengan rangsangan yang berupa zat
kimia dan lain-lain (Heddy, S. 1986).
Respon tropisme bisa positif bisa negatif. Resapon positif jika bagian tumbuhan
tumbuh kearah yang berlawanan. Respon negatif jika bagian tumbuhan tumbuh kearah yang
berlawanan dari datangnya rangsangan (Heddy, S. 1986).

1. Fototropisme

Fototropi adalah gerak tumbuh batang kearah matahari (Prawirohartono, S.


1991). Teori Cholodniy-Went tentang fototropisme menetapkan bahwa penyinaran
sefihak merangsang penyebaran yang berbeda (diferensial) IAA dalam batang. Sisi
batang yang disinari mengandung IAA lebih rendah dari pada sel-sel yang disinari,
sehinggabatang akan membengkok kearah sumber cahaya. (Heddy, S. 1986). Jika
perangsang itu berupa cahaya maka gerak bagian tanaman menuju kecahaya kita sebut
sebagai fototropi yang positif. Sebaliknya jika gerak itu menjauh dari perangsang,
gerak itu kita sebut sebagai fototropi yang negatif (Dwijoseputro 1984)
Telah diketahu bahwa optimum konsentrasi IAA untuk perpanjangan sel akar
adalah kira-kira 100.000 kali lebih rendah daripada optimum konsentrasi untuk
perpanjangan sel-sel batang. Denga kata lain, konsentrasi IAA yang merangsang
pertummbuhan akar . Sebaliknya konsentrasi IAA yang merangsang pertumbuhan
adalah sangat rendah untuk bisa menghambat pertumbuhan batang maupun untuk
merangsangpertumbuhan (Heddy, S. 1986).Contoh fototropi; ujung batang
membengkok menuju ke cahaya. Hal ini dapat keta saksikan pada tanaman pot yang
kita tempatkan dekat jendela atau dibawah tuturan, dimana cahaya hanya batang satu
fihak (Dwijoseputro 1984) Sisi yang mengarah matahari akan tumbuh lebih cepat dari
ujung akar akan tumbuh erah yang berlawanan dari arah datangnya cahaya, sehingga
terjadinya fototropik negatif (Heddy, S. 1986).

1. Geotropisme

Geotropi adalah gerak yang menuju ke pusat bumi; gerak ini dilakukan oleh
akar. Gerak ujung akar kepala itu kita sebut sebagai dia-geotropik atau transfersal-
geotropik (Dwijoseputro 1984). Geotropi adalah gerak akar krena adanya gaya tarik
grfitasi bumi (Prawiroharjo, S. 1991).
Geotropisme negatif dari batang geotropik postif dari akar dapat diterangaka
dengan perpindahan auxin dari pengaruh dari gaya tarik bumiTelah diketahui bahwa
jika tumbuhan diletakkan horisontal. Ujung batang akan tumbuh keatas dan ujung kar
tumbuh kebawah. Respon ini terjadi walaupun ditempat gelap; respon ini tergantung
gaya tarik bumi dan bukan cahaya. Cholodni (1942) dan went (1928) secara terpisah
menduga bahwa respon geotropisme pada batang yang terletak oleh distribusi zat
tumbuh (kemudian dikenal dengan IAA tidak merata pada sisi atas dibandingkan
denga sisi bawah dari lubang sisi bawah dari batang (Heddy, S. 1986)
Teori Cholodni-went tentang geotropisme mengajukan dugaan bahwa auxin
dipindahkan dari belahan atas batang kebelahan bawah bila bila batang diubah dari
posisi vertikal (Heddy, S. 1986) Bila respon akar dan batang tumbuhan yng diletakkan
horisontal diperbandinkan akar akan berinteraksi geotropik positif, sedang batang
geotropik negatif. Pada kedua keadaan tersebut, posisi horisontal mengakibatkan
perpindahan IAA kebelahan bawah akar dan batang. Konsentrasi yang tinggi pada
belahan bawah akar menghambat pemanjangan sel, sedangkan konsentrasi IAA di
belahan atas mendorong pemanjangan sel. Hasil akhir dari kedua pengaruh ini, akar
membengkok kebawah. Keadaan sebaliknya terjadi pada batang; konsentrasi IAA
yang tinggi pada belahan bawah batang mendorong pemanjangan sel dan konsentrasi
yang rendah pada belahan atas menurunkan pemanjangan sel (Heddy, S.
1986) Proporsi zat-zat tubuh yang berbeda mungkin merupakan penyebab insolasi
tespon tumbuh yang berbeda pada akar, batang dan organ-organ lainnya (Heddy, S.
1986)
2. Taksis
Taksis adalah: gerak seluruh tubuh atau gerak berpindah tempat bagian dari tubuh
tumbuhan yang arah berpindahnya dipengaruhi rangasangan. Gerakan yang arahnya
mendekati sumber rangsangan disebut: taksis positif. Dan yang menjauhi sumber rangsangan
taksis negative, Macam atau sumber rangsangan taksis meliputi: Cahaya, zat kimia, dan
rangsang listrik. Jika rangsangan berupa zat kimia, gerak itu disebut: kemotaksis. Jika
rangsangan yang dating berupa cahaya disebut fototaksis. Jika rangsangan berupa listrik
disebut: galuanotaksis
3. Nasti
Nasti adalah: gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah
datangnya rangsangan, tetapi ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri. Gerak nasti antara lain:
Fotonasti, Niktinasti, Tigmonasti/seismonasti, Termonasti, Haptonasti, Hidronasti, Nasti
kompleks

B. GERAK ENDONOM/OTONOM.
Gerak endonom disebabkan oleh rangsangan atau factor-faktor yang diduga berasal
dari dalam tumbuhan itu sendiri. Gerak ini dikenal pula sebagi gerak spontan dari tumbuhan
karma tumbuhan melakukan gerakan secara spontan, tanpa adanya mengarah rangsangan dari
luar.
Gerak hidonom yang paling umum adalah: mutasi
Mutasi adalah: gerak ujung batang yang sedang tumbuh atau organ lain seperti daun, stolon,
tangkai bunga, dan akar yang gerakannya membentuk lintasan melingkar diudara. Gerak
endonom yang lain adalah: gerak higroshopis
Higroshopis adalah: gerak bagian tumbuhan yang disebabkan oleh tumbuhan kadarv air
didalam bagian tumbuhan.
Contohnya: pecahnya kulit buah polong-polongan, pecahnya kulit buah tumbuhan
pacar air, membuka kotak spora, tumbuhan lumut dan paku saat mengeluarkan spora

1.2 Tujuan
Melalui telaah jurnal dan pustaka mahasiswa akan:
1. Mempelajari proses pertumbuhan tanaman
2. Mempelajari cara pengukuran kecepatan tumbuh tanaman
3. Mempelajari pengaruh cahaya terhadap gerak pertumbuhan tanaman
4. Mempelajari arah gerak pertumbuhan tanaman akibat adanya gravitasi
BAB II
PEMBAHASAN
Pada praktikum yang pertama membahas tentang pertumbuhan tanamanPhaseolus
vulgaris L.Pertumbuhan adalah proses pertambahan jumlah sel dan pertambahan besar
sel.Pada tumbuhan berbiji contohnya Phaseolus vulgaris L. Tumbuhan ini termasuk kedalam
polong-polongan yang sering dijumpai di daerah Amerika Eropa dan Asia. bahkandi daerah
bukit tinggi di Nepal yang meliputi 10.529ha lahan memproduksi 15550 mt dengan
produktivitas 1477 kgha-1 dan Jumlah yang menempati hampir 21% dari total kacang yang
dibudidayakan wilayah negara Nepal.

Percobaan yang dilakukan di Agricultural Research Station Vijayanagar, Jumla,


Nepaldari bulan juli 2016 - oktober 2016 di semua blok, diambil sample acak. dengan
3aplikasi dan dua belas perawatan. karakter agro morfologi yang berbeda diamati dan
varibilitas luas diacatat antara lain. kebiasaan tumbuh, warna bunga,warna biji, bentuk biji,
panjang biji berkisar 0,76-1,7cm, warna kacangnya, panjang kacangnya berkisar 9,1-14,3cm,
tinggi tanamannya berkisar 57,1-116,5cm, hari berbunga berkisar 38-52hari dan jatuh
temponya 74-90hari, jumlah tanamannya berkisar 9-22biji, jumlah bijinya 4-8 berat kacang
seratus butir 18,3-54,7gr. pada genotip yang sama menunjukkan agro-morfologi yang serupa
sedangkan genotip yang bervariasi menunjukkan keanekaragaman agro-morfologi yang lebih
tinggi, terutama pada tumbuhan yang berhari-hari berbunga, kacangnya panjang, bijinnya
tidak ada. hasil ini dapat mengubah perbaikan hasil panen. Dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan tanaman dapat terjadi dengan baik dengan adanya struktur dari gen, hormon,
nutrisi, cahaya, matahari, air dan kelembaban, suhu dan tanah.

Pada pratikum kedua membahas tentang peran fotoreseptor pada tanaman sebagai
respon terhadap cahaya. Cahaya adalah faktor paling penting yang mempengaruhi tanaman.
Panjang gelombang cahaya berkisar dari UV-A sampai cahaya merah-jauh yang dirasakan
oleh beberapa fotoreseptor untuk mengenali lingkungan cahaya. Cahaya biru menginduksi
berbagai perkembangan dan tanggapan gerakan, termasuk pertumbuhan melengkung
fototropik, pembukaan kotiledon, fotoperiodik pembungaan, daun merata, etiolasi,
pembukaan stomata, gerakan kloroplas, akumulasi antosianin, ekspresi gen, dan
penghambatan perpanjangan hipokotil. Respon tanaman terhadap cahaya, umumnya sama,
yaitu mengakibatkan terjadi respon fototropisme pada daun, batang, petioles maupun
hipokotil. Pada daun, umumnya respon fototropisme berupa pergerakan daun kearah cahaya
ataupun perubahan posisi daun menghadap cahaya dan bentuk daun yang merata. Demikian
pula yang terjadi pada batang, petioles maupun hipokotil.
Pada pratikum ketiga mengamati pengaruh Geotropisme yang merupakan respon
terhadap rangsangan terarah oleh gravitasi bumi yang melibatkan pertumbuhan perpanjangan
diferensial sehingga menyebabkan pelengkungan. Respon geotropisme pada arah
perkembangan female. perilaku geotropisme pada female axis menggambarkan orientasi
tandan, sedangkan perilaku male axis menggambarkan posisi rachis yang dideskripsikan
menjadi 5 tipe yaitu vertikal ke bawah, membentuk sudut, membentuk lengkungan, horisontal
dan tegak.

Variasi perilaku geotropisme pada buah pisang berkaitan dengan asal spesifiknya.
Perilaku buah menunjukkan respon geotropisme negatif dengan perilaku tergantung pada
posisi dimana buah muncul pada tandan. Kultivar pisang yang orientasi tandannya
menggantung mempunyai tandan buah masak berbentuk silinder, dengan perilaku buah yang
melengkung ke atas atau proksimal terhadap tanah. Sedangkan pada kultivar yang
berorientasi horisontal dan subhorisontal, buah yang muncul pada bagian atas tangkai akan
berperilaku menunjuk ke atas dan buah yang muncul di bagian bawah akan melengkung ke
atas dengan distorsi ekstrim sampai 1800 atau buah berperilaku secara transversal terhadap
tangkai.
BAB III
KESIMPULAN

Dari bahasan diatas dapat disimpulkan bahwa proses tumbuh tanaman yang dilakukan
penelitian terhadap tanaman Phaseolus vulgaris menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman
dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu genotip, dan faktor esksternal atau lingkungan, yaitu
kondisi media tumbuhnya tanaman, suhu, cahaya,nutrisi, intensitas cahaya, dan kelembapan
udara, dan suhu. Kecepatan pengukuran tumbuh tanaman dapat diamati melalui pengukuran
panjang tanaman, pengukuran berat, panjang polong, dan bagian tubuh tumbuhan lainnya
yang khas setiap harinya. Pertumbuhan dipengaruhi oleh cahaya yang meghasilkan gerak
fototropisme. Pada tumbuhan terdapat fotoreseptor yang berperan dalam gerak fototropisme
yaitu fototropin dan kriptokrom yang berperan sebagai reseptor cahaya biru, serta fitokrom
berperan sebagai reseptor cahaya merah. Fotoresptor ini membuat bagian tubuh tumbuhan
seperti daun, batang, petioulus tumbuh menuju cahaya. Selain fototropisme, pertumbuhan
juga dipengaruhi geotropisme atau pergerakan tumbuhan akibat adanya gravitasi.
Geotropisme positif terdapat pada akar di mana akar tubuh menuju pusat bumi atau gaya
gravitasi, sedangkan batang mengalami geotropisme negatif karena tumbuh menjauhi pusat
bumi atau gaya gravitasi.
DAFTAR PUSTAKA

Asbur, Yenni. 2017. Peran Fotoreseptor Pada Tropisme Tanaman Sebagai Respon Terhadap
Cahaya. Agriland, 6 : 91-100.

Chhetri, Arjun dan Anjan Bhatta. 2017. Argo-Morphological VariabilityAssement of


Common Bean (Phaseolus vulgaris L.) Genotypes in High Hill Jumlah, Nepal. Nepal
Agricultural Reasearch Council, 2 : 3110-3115.

Hapsari, Lia. 2011. Perilaku Geotropisme dan Orientasi Tanda Buah Pada Beberapa Kultivar
Pisang Indonesia. Berkas Penelitian Hayati, 7A : 119-123.

Kimball, J.W. 1996. Biologi. Erlangga : Jakarta.

Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai