Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tanaman-tanaman tidak berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tetapi daun, batang,
dan akarnya benar-benar bergerak. Bagian-bagian tanaman ini bergerak dengan laju yang
pelan, sehingga gerakannya tidak terlihat. Gerakan pada tanaman merupakan tanggapan
tehadap rangsangan, dan gerakan ini akan mendekat atau menjauhi sumber rangsang
(Fakhrurrozi 2014).
Tanaman bergerak sangat pelan, tetapi terbatas dalam menanggapi rangsangan
lingkungannya. Tanggapan pertumbuhan tanaman terhadap grvaitasi disebut geotropisme.
Geotropisme dibedakan menjadi dua, yaitu geotropisme positif dan geotropisme negatif.
Geotropisme positif merupakan gerkan pertumbuhan yang jauh dari pusat bumi, dan
geotropisme negatif merupakan gerakan pertumbuhan yang dekat dari pusat bumi.
Gravitasi non auksin perangsang pertumbuhan ke bawah menuju ke bagian paling bawah
batang dan akar tanaman. Pertumbuhan lebih banyak terjadi dalam sel-sel pada sisi bawah
batang; pertumbuhan berkurang di dalam sel-sel pada sisi bawah akar. Hasilnya adalah batang
membengkok ke satu arah, yaitu ke atas, dan akar membengkok ke arah yang berlawanan
yaitu ke bawah (Fakhrurrozi 2014).
Bagian akar yang sensitif terhadap gaya gravitasi adalah tudung akar (root cap).
Berbagai jenis penelitian pada berbagai spesies telah dilakukan untuk membuktikan bahwa
tudungakar merupakan bagian yang berperan sebagai penerima stimulus gravitasi. Jika
tudung akar ini dibuang dengan hati-hati sehingga meristem dan bagian lainnya tidak rusak
maka akar tersebut akan terus tumbuh tetapi menjadi tidak sensitif terhadap gaya gravitasi
(Lakitan 1996 dalam Palan 2012).
Teori Cholodny dan Went tentang gravitropisme menyatakan bahwa adanya distribusi
IAA yang tidak merata pada bagian bawah dan atas batang serta akar menimbulkan
geotropisme positif dan negatif. Thimann menunjukkan bahwa akar, tunas dan batang yang
diletakkan horizontal akar adalah geotropi positif sedang batang geotropik negatif. Thiman
menunjukkan bahwa akar, tunas dan batang yang dipotong dari tumbuhan memberikan
respon yang berbeda terhadap perlakuan taraf IAA yang beragam (Heddy 1989 dalam Palan
2012).
Betapa besar pengaruh cahaya terhadap geotropi akar, dapat dilihat dengan percobaan
perkecambahan di dalam pemiaraan air. Hormon yang ada di bagian batang dilemahkan oleh

cahaya, sedang hormon yang terdapat di dalam bagian akar dipergiat oleh cahaya
(Dwidjoseputro 1980 dalam Palan 2012).
Oleh karena itu, berdasarkan teori diatas dalam percobaan ini akan mempelajari
geotropisme tentang bagaimana gravitasi dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan bagaimana gravitasi
mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

TINJAUAN PUSTAKA
Geotropisme merupakan gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsangan
gaya gravitasi bumi. Gerak ini terjadi pada akar dan batang tumbuhan. Berdasarkan arah
gerak terhadap gravitasi, geotropisme dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Geotropisme positif, adalah gerak yang menuju ke pusat bumi. Contoh: Gerak ujung
akar kepala. Keadaan auxin dalam proses geotropisme ini, apabila suatu tanaman
(celeoptile) diletakan secara horizontal, maka akumulasi auxin akan berada di dagian
bawah. Hal ini menunjukan adanya transportasi auxin ke arah bawah sebagai akibat
dari pengaruh geotropisme. Bahan-bahan yang dipengaruhi gravitasi dinamakan
statolith (misalnya pati) dan sel yang terpengaruh oleh gravitasi dinamakan statocyste
(termasuk statolith) (Febriannisa 2014).
2. Geotropisme negatif, adalah gerak yang menjauhi gaya gravitasi bumi. Contoh: Gerak
pada ujung batang tumbuhan (Febriannisa 2014).
Geotropisme atau gravitropisme merupakan bagian dari gerak tropisme. Geotropisme
ada dua yaitu geotropisme positif dan geotropisme negatif. Geotropisme positif adalah
gerakan pertumbuhan akar menuju arah gravitasi bumi, contoh: gerak akar tumbuhan dan
gravitropisme negatif adalah gerakan pertumbuhan akar menjauhi gravitasi bumi. Namun
pada umumnya akar bersifat gravitropisme positif. (Dwidjoseputro 1985 dalam Febriannisa
2014).
Pembengkokan batang utama dan akar. Pada awalnya bahwa sisi penerimaan gravitasi
adalah tudung akar. Pada batang atau koleoptil yang diletakkan horizontal pemanjangan
terjadi lebih besar pada posisi bawah dari pada sisi atas, sedangkan pada akar terjadi
sebaliknya, jadi berturut-turut mengakibatkan bengkokan keatas dan bengkokan kebawah.
(Heddy 1996 dalam Febriannisa 2014). Kejadian ini ada hubungannya dengan distribusi
auksin juga.
Gaya berat berpengaruh terhadap arah pertumbuhan akar dan batang (Sutarmi 1985
dalam Febriannisa 2014). Batang utama atau batang tanaman biasanya tumbuh 1800 dari pusat
gravitasi bumi. Sedangkan cabang, tangkai dauun, rimpang dan stolon biasanya lebih
mendatar. Perbedaan arah tumbuh tersebut menyebabkan tumbuhan dapat mengisi ruang
sehingga dapat menyerap CO2 dan cahaya sangat efektif. Hal ini merupakan suatu bentuk
respon tanaman terhadap kondisi lingkungan (Salisburry and Ross 1995 dalam Febriannisa
2014).

Gerak ujung akar kepala itu sutau geotropi yang positif. Sedang jurusan yang ditempuh
oleh cabang-cabang akar yang agak mendatar itu disebut diogeotropik atau transversalgeotropik. Sebaliknya, jurusan yang ditempuh oleh ujung batang itu disebut geotropi yang
negatife. Gravitropisme dibagi menjadi dua, yaitu gravitropisme positif (gerakan
pertumbuhan akar menuju arah gravitasi bumi dan gravitropisme negatif (gerakan
pertumbuhan akar menjauhi gravitasi bumi. Namun pada umumnya akar bersifat
gravitropisme positif.(Dwidjoseputro 1985 dalam Febriannisa 2014).
Pembengkokan batang utama dan akar. Pada awalnya bahwa sisi penerimaan gravitasi
adalah tudung akar. Seperti halnya pada fototropisme, disebabkan oleh pertumbuhan
diferensiasi pada daerah perpanjangan dibelakang ujung. Pada batang atau koleoptil yang
diletakkan horizontal pemanjangan terjadi lebih besar pada posisi bawah dari pada sisi atas,
sedangkan pada akar terjadi sebaliknya, jadi berturut-turut mengakibatkan bengkokan keatas
dan bengkokan kebawah.(Heddy 1996 dalam Febriannisa 2014).
Pot berisi kecambah yang diletakkan dalam posisi mendatar, maka ujung kar akan
membelok ke pusat bumi (geotropi yang positif), sedang ujung batang akan membelok keatas
(geotropi yang negatif). Kejadian ini ada hubungannya dengan distribusi auksin juga.
Kesimpulannya adalah kadar auksin yang tinggi menggiatkan pengembangan sel-sel batang,
akan tetapi menghambat sel-sel akar. Pembengkokan batang utama dan akar. Pada awalnya
bahwa sisi penerimaan gravitasi adalah tudung akar. Seperti halnya pada fototropisme,
disebabkan oleh pertumbuhan diferensiasi pada daerah perpanjangan dibelakang ujung. Pada
batang atau koleoptil yang diletakkan horizontal pemanjangan terjadi lebih besar pada posisi
bawah dari pada sisi atas, sedangkan pada akar terjadi sebaliknya, jadi berturut-turut
mengakibatkan bengkokan keatas dan bengkokan kebawah (Febriannisa 2014).
Akar biasanya bersifat gravitropik positif. Akar primer umumnya lebih tegak ketimbang
akar sekunder yang terkadang tumbuh membentuk sudut hampir mendatar. Akar tersier dan
akar tingkat berikutnya tidak bersifat gravitropik sama sekali dan tumbuh dengan arah yang
tak beraturan (Salisbury dan Ross 1995 dalam Palan 2012).
Meskipun akar geotropik mungkin sebagian diatur oleh auxin percobaan dengan tudung
akar telah menggejala inhibitor pertumbuhan sebagai lebih penting. Jka ujung akar dipotong
pemanjangan masih akan terjadi tetapi tidakakan terjadi geotropisme. Jika setengah akar
lateral ditutup, dipotong, pertumbuhan akan terjadi kesisi dengan posisi yang tersiasa.
Pengamatan ini telah mengarahkan para peneliti mengisulkan bahwa akar menghasilkan
inhibitor pertumbuhan yang menanggapi gravitasi (Ting 1982 dalam Palan 2012).

BAHAN DAN METODE


Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal ... Maret 2016 pada pukul 09.30
12.00 WIB di Laboratorium Mikrobiologi, Gedung F (Daya) Fakultas Pertanian Perikanan
dan Biologi, Universitas Bangka Belitung.
Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah spidol dan stoples ukuran
1 liter, sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tissue, biji sawi,
selada, buncis, atau kacang panjang, lembaran kertas aluminium, karton berukuran 30 x 30
cm, dan air.
Cara Kerja
Pengamatan Geotropisme Benih Jagung
Tissue dilipat menjadi dua sama besar, kemudian tissue yang terlipat diletakkan di
bagian tengah aluminium foil. Lalu, tissue dibasahi dengan akuadest hingga lembap, tetapi
tidak terlalu basah. Biji-biji sawi ditaburkan dalam satu garis lurus yang melintang pada
bagian tengah tissue yang lembap. Setelah itu, aluminium foil dilipat sehingga membungkus
tisue dan lipatkan ujung-ujung kertas aluminium. Pada bagian luar kemasan kertas aluminium
foil digambar dalam bentuk gambar panah dengan menggunakan spidol, kemudian kemasan
kertas aluminium foil diletakkan dalam stoples dengan penunjuk panah mengarah keatas dan
stoples diletakkan di tempat yang tidak terganggu. setelah seminggu hari, kemasan dibuka
dengan hati-hati dan diamati isinya.Lalu, dicatat arah akar dan batangnya.
Pengamatan Geotropisme Tanaman Muda Jagung
Sebanyak 2 buah pot tanaman yang telah cukup besar disiapkan terlebih dahulu,
kemudian permukaannya ditutupi dengan plastik gelap agar tanahnya tidak tumpah dan
cahaya tidak dapat masuk. Lalu, 1 pot diikat menggunakan tali yang kemudian digantungkan
dalam posisi terbalik, sedangkan 1 pot lainnya dibaringkan di atas tumpukan penahan, dengan
posisi kemiringan 450. Setelah itu, kedua tanaman diletakkan di ruangan yang gelap atau di
bawah kotak kardus untuk mencegah masuknya cahaya. Setelah satu minggu, diamati posisi

batang pada setiap tanaman dan tanah yang ada di sekitar akar pada setiap tanaman
dibersihkan secara hati-hati, kemudian diamati arahnya dalam hubungannya dengan arah
pertumbuhan batang.
Pengamatan Geotropisme Perkecambahan Biji Kacang Hijau
Kertas label berlapis tissue digulung terlebih dahulu dan didirikan di dalam gelas
minum. kemudian beberapa kertas lainnya dimasukkan ke dalam gelas untuk menahan kerts
tetap di tempatnya. Lalu, bagian luar gelas ditutupi dengan cara ditempelkan isolasi kertas
dan ditandai dengan panah yang mengarah ke atas, bawah, kiri, dan kanan. Setelah itu, satu
biji buncis (di antara gelas dan handuk kertas) diletakkan di bawah setiap panah. Pastikan
hilum (goresan pada lekukan dalam) biji buncis mengarah pada arah yang ditunjukkan panah.
selanjutnya, tissue dibasahi dan dijaga kelembapannya, tetapi jangan terlalu basah. kemudian
gelas diletakkan di dalam ruang kecil yang gelap dan diamati arah batang dan akar pada hari
ketujuh.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Pengamatan Geotropisme Benih Buncis

Pengamatan Geotropisme Tanaman Muda


Ternaungi

Tidak Ternaungi.

Pengamatan Geotropisme Perkecambahan Biji

Pembahasan
Berdasarkan pengamatan geotropisme yang dilakukan pada benih jagung tidak
didapatkan hasil karena akar pada benih jagung tidak tumbuh. Hal ini disebabkan benih
buncis tidak terkena media tanam yaitu berupa tissue dikarenakan terhambat oleh dobel tip,
sehingga menyebabkan benih jagung menjdi lambat tumbuh. menurut Andi (2011) suatu
tumbuhan akan tumbuh jika ada media tanamnya baik berupa tanah maupun media lainnya
sebagai tempatnya untuk tumbuhan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada tanaman muda jagung baik di
tempat ternaungi maupun d itempat tidak ternaungi terdapat perbedaan yang mencolok,
dimana pada pengamatan tanaman muda jagung di tempat ternaungi jumlah akar lebih
banyak, lebih panjang dan menunjukkan respon yang positif terhadap gravitasi bumi dengan
arah pertumbuhan ke bawah menuju ke pusat bumi atau mengalami geotropisme positif. Hal
ini sesuai dengan literatur Mukherji dan Ghosh (1996) dalam Palan (2012) yang menyatakan
bahwa geotropisme adalah istilah berlaku untuk pergerakan akar bagian tumbuhan menuju ke
pusat bumi karena pengaruh gravitasi, pertumbuhan ke bawah menuju ke pusat bumi adalah
geotropisme positif. Begitu juga sebaliknya pada tanaman muda jagung di tempat yang tidak
ternanungi, yang membedakannya adalah akar nya lebih pendek dibandingkan dengan
tanaman muda jagung di tempat ternaungi yang akarnya lebih panjang.
Pengamatan geotropisme yang dilakukan pada tanaman muda Jagung di temapat
ternaungi akar tumbuh lebih banyak dan lebih panjang dari pada di tempat tidak ternaungi
karena betapa besar pengaruh cahaya terhadap geotropri akar diamana cahay melemahkan
hormon pada batang dan mempercepat hormon pada akar. Hal ini sesuai dengan literatur
Dwidjoseputro (1994) dalam Palan (2012) yang menyatakan bahwa hormon yang ada di
bagian batang itu dilemahkan oleh cahaya, sedangkan hormon yang terdadapat di dalam
bagin akar dipergiat oleh cahaya. Sedangkan pengamatan geotropisme yang dilakukan pada
tanaman muda jagung di tempat tidak ternaungi (terbuka/terkena cahaya seluruhnya) radikula
muncul sangat sedikit, karena keseluruhan bagian tanaman merasakan rangsangan yang sama
dari gravitasi tidak seperti pada tanaman muda jagung di tempat ternaungi. Hal ini sesuai
dengan literatur Mukherji dan Ghossh (1996) dalam Palan (2012), yang menyatakan bahwa
tumbuhan dapat merasakan arah dari rangsangan gravitasi dalam hubungannya terhadap
orientasi mereka.
Faktor yang mempengaruhi geotropisme yaitu cahaya, hormon, gaya gravitasi, dan
amiloplas yang memiliki kandungan pati yang terdapat pada ujungujung akar, dimana bagian-

bagian yang mengandung pati ini sangat sensitif terhadap geotropisme. Hal ini sesuai denagn
literatur Heddy (1989) dalam Palan (2012), yang menyatakan bahwa kepekaan tudung akar
terhadap gravitasi dihubungkan dengan keberadaan amiloplas yang mengandung butiran pati
pada sel-sel tudung akar, amiloplas adalah organel yang berperan sebagai penerima stimulus
gravitasi atau disebut statolit.
IAA merupakan salah satu hormon auksin yang mempengaruhi geotropisme pada akar,
hal ini dapat dibuktikan dengan satu buah pot yang dibaringkan di atas tumpukan penahan
dengan posisis kemiringan 45 menjadi horizontal, diketahui bahwa akar tanaman tetap
tumbuh ke bawah karena ada perbedaan konsentrasi IAA pada belahan atas dan bawah. Hal
ini sesuai dengan literatur Heddy (1989) dalam Palan (2012), yang menyatakan bahwa
konsentrasi yang tinggi pada belahan bawah menghambat pemanjangan sel, sedangkan
konsentrasi IAA di belahan atas mendorong pemanjangan sel. Hasil akhir dari kedua
pengaruh ini, akar membengkok ke bawah.
Brdasarkan hasil pengamatan geotropisme perkecambahan biji pada kacang hijau di
dapatkan hasil bahwa pada kecambah kacang hijau di titik selatan, ayitu mengalami warna
batang putih, warna daunada yang kuning dan hijau muda, jumlah 2 helaian daun dan akar
primer lurus serta titik selatan mengalami gerak geotropisme posiif pada akar kecambah. jadi
kesimpulan dari pengamatan yang telah dilakukan dengan arah mata angin (selatan) dengan
menggunakan kecambah kacang hijau dalam perlakuan di media tissue. Apabila suatu
tanaman di letakkan secara horizontal, maka akumulasi auksin yang berada di bagian bawah
sebagai akibat pengaruh geotropisme positif. sedangkan yang posisi selain di bagian bawah
itu gerak ujung batang menjauhi pusat bumi yang di sebut geotropisme negatif.
Pertumbuhan di pengaruhi oleh faktor hormone dan enzim serta faktor lingkungan.
Salah satu hormone tumbuhan yang terdapat pada kecambah kacang hijau yaitu hormone
Auxin adalah salah satu hormone tumbuh yang tidak terlepas dari proses pertumbuhan dan
perkembangan suatu tanaman. Suatu tanaman apabila disinari suatu cahaya, maka tanaman
tersebut akan membengkok ke arah datangnya sinar. Membengkoknya tanaman tersebut
adalah karena terjadinya pemanjangan sel (Febriannisa 2014).
Klasifikasi ilmiah tanaman kecambah kacang hijau (Febriannisa 2014):
Nama umum : Kacang Hijau
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disumpulkan bahwa garvitasi
mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan di tandai dengan terjadinya pertumbuhan akar dengan
akar ada yang menuju ke bawah (mendekati) pusat bumi (geotropisme positif) dan ada juga
yang menjauhi pusat bumi (geotropisme negatif). pada pengamatn geotropisme benih jagung
tidak terjadi pertumbuhan akar karena benih tidak terkena media akibat terhambat oleh dobel
tip, sehingga pertumbuhan akar menjadi lambat, sedangkan pengamatan geotropisme
tanaman muda kedua-duanya menunjukkan geotropisme positif yang membedakannya adalah
pada tanaman muda jagung ternaungi ukuran akar lebih panjang dibandingkan dengan
tanaman muda jagung di tempat tidak ternaungi yang ukuran akarnya lebih pendek.
Pengamatan Geotropisme perkecambahan biji kacang hijau menununjukkan kearah selatan
yang berarti mendekati pusat bumi (geotropisme positif) sedangkan yang posisi selain di
bagian bawah itu gerak ujung batang menjauhi pusat bumi yang di sebut geotropisme negatif.

DAFTAR PUSTAKA
Andi. 2011. Pengaruh Geotropisme. Jakarta: Erlangga.
Fakhrurrozi Y. 2014. Penuntun dan Lembar Kerja Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Balunijuk:
Universitas Bangka Belitung.
Febriannisa.

2014.

Gerak

Geotropisme.

https://ml.scribd.com/doc/224475969/gerak-

geotropisme [10 November 2016].


Palan MS. 2012. Geotropisme. https://ml.scribd.com/doc/78752495/GEOTROPISME [10
November 2016].

Anda mungkin juga menyukai