Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Ekologi Lahan Pasca Tambang

Porositas Pasir Tailing Lahan Bekas Tambang Timah dan Tanah


Kebun

Kelompok 2

1. Aghita Ade Novia Hirma rizqi 2031411002


2. Anugerah Tawakal 2031411006
3. Arieska Camelia 2031411007
4. Ayu Lestari 2031411008
5. Fellica 2031411019
6. Sela Agustika 2031411047

Jurusan Biologi
Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi
Universitas Bangka Belitung
2017
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tanah tersusun atas butiran tanah atau partikel lainnya dan rongga-rongga
atau pori di antara partikel butiran tanah. Pada rongga-rongga tanah terisi sebagian
atau seluruhnya dengan air atau zat cair lainnya, sedangkan yang tidak terisi oleh
air atau zat cair akan terisi oleh udara atau bentuk lain dari gas. Sifat-sifat mekanis
penting tanah, seperti kekuatan (strength) dan pemampatan (compressibility),
secara langsung berhubungan dengan atau paling tidak dipengaruhi oleh faktor-
faktor dasar seperti rapat masa (density), berat volume (unit weight), angka pori
(void ratio), dan derajat kejenuhan (degree of saturation) (Sari 2014).
Porositas tanah merupakan kemampuan tanah dalam menyerap air.Porositas
tanah erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah (Bul Density).Semakin padat
tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin
kecil.Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut
memiliki porositas yang besar (Putra 2009).
Porositas merupakan gabungan dari pori-pori tanah, baik pori tanah yang
ditempati udara atau yang ditempati air. Porositas tanh sangat menentukan
penggunaan tanah tersebut (Putra 2009).Tanah yang porositasnya baik merupakan
tanah yang porositasnya besar karena perakaran tanaman mudah untuk menembus
tanah dalam menvari bahan organik.Selain itu tanah tersebut mampu menahan air
hujan sehingga tanaman tidak selalu kekurangan air.Tetapi jika porositasnya
terlalu tinggi, juga tidak baik, karena air yang diterima tanah langsung turun ke
lapisan berikutnya.Tanah seperti ini kalau musim kemarau cepat membentuk
pecahan yang berupa celah besar di tanah (Sari 2014).
Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi.Tanah-tanah dengan
struktur granuler atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada
tanah-tanah dengan struktur massive (pejal).Tanah dengan tekstur pasir banyak
mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air.Porositas dipengaruhi
oleh tekstur dan struktur tanah.Hal ini terjadi karena pada lapisan tanah terdiri dari
struktur yang granular/remah, dan nilai porositas juga tergantung pada tekstur
yang terdiri dari beberapa kelas berdasarkan USDA.Hal ini menunjukan bahwa
porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik tanah, struktur dan
tekstur tanah.Porositas tanah tinggi jikakandungan bahan organik tanahtersebut
tinggi begitupun pengaruhnya terhadap teksturtanah dan struktur tanah
(Hardjowigeno 2003 diacu dalam Sakti 2012).
Oleh karena itu, dilakukanlah praktikum tentang porositas tanah ini, antara
pasir tailing lahan bekas tambang timah dan tanah tidak terganggu/alami (tanah
kebun).

Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perbedaan porositas
tanah yang terjadi antara pasir tailing lahan bekas tambang timah dan tanah tidak
terganggu/alami (tanah kebun) serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 08 Desember 2017 pukul 13.00
sampai dengan selesai bertempat di samping laboratorium Biologi dan Gazebo,
Gedung Daya (F) Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi.

Alat dan Bahan


Adapaun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah 2 buah
penyaring plastik, 2 buah baki, 2 buah pipa paralon dengan ukuran panjang 50cm
x 50cm dan dimater 3 inch, dan 2 buah gelas ukur plastik 100 ml, sedangkan
bahan-bahan yang digunakan dalam parktikum ini adalah pasir tailing lahan bekas
tambang timah dan tanah tidak terganggu/alami (tanah kebun), 2 buah kain ukuran
20cm x 20cm, air, dan karet gelang.
Cara Kerja
Semua alat-alat dan bahan-bahan untuk praktikum disipakan terlebih
dahulu.Kemudian, 2 buah pipa paralon yang sudah disiapkan, terlebih dahulu
bagian bawahnya ditutup dengan kain dan diikat dengan karet gelang agar pada
saat memasukkan pasir tailing dan tanah kebun tidak tumpah kebawah. Lalu,
setelah ditutupi, tanah tailing lahan bekas tambang timah dan tanah kebun
dimasukkan kedalam masing-masing pipa paralon dan dicampur (bagian bawah
pasir tailing dan bagian atasnya tanah kebun, begitu juga sebaliknya bagian bawah
tanah kebun dan bagian atasnya pasir tailing) masing-masing sebanyak ½ pasir
saja dan jangan dipadatkan.Selanjutnya, masing-masing pipa paralon dituangkan
air sebanyak 100 ml secara perlahan dan bersamaan serta jangan lupa bagian
bawah pipa paralon di pegang menggunakan telapak tangan, gunanya untuk
merasakan air sudah meresap sampai kebagian bawah. Kemudian, dibandingkan
manakah yang lebih cepat daya serap tanah oleh air (porositas tanah), jika telapak
tangan sudah merasakan adanya air maka air yang masih tersisa didalam pipa
paralon segera dituang kembali kedalam gelas ukur plastik 100 ml dan dilihat
masing-masing perbedaannya antara pasir tailing lahan bekas tambang timah dan
tanah kebun.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum ini sebagai berikut :
Tabel 1 hasil pengukuran volume serapan air oleh pasir tailing lahan
bekas tambang timah dan tanah kebun.
No Volume Awal Volume Akhir Keterangan
Pasir Tailing 1000 ml 680 ml Berkurang
sebanyak 320
ml
Tanah Kebun 1000 ml 700 ml Berkurang
sebanyak 300
ml

Pembahasan
Secara umum lahan bekas tambang timah terdiri atas dua bagian, yaitu
bagian kering(tailing) dan bagian basah,berupakolong (kolam)(Sujitno 2007,
diacu dalam Asmarhansyah 2016). Tailing yang merupakan sisadari pencucian
deposit timah terbagi atas dua fraksi, yaitu tailing pasir yang memilikitekstur
kasardan tailing slime yang didominasi oleh partikel halus (debu dan klei)dan
memiliki struktur yangkompak (PT Timah 2009, diacu dalam Asmarhansyah
2016). Pencucian pada aktifitas penambangan menyebabkan tailing pasir
kehilangan unsur hara dan mikroorganisme penting, sehingga tailing pasir
memiliki sifat fisik, kimia, dan biologi yang buruk.Tailing pasir memiliki bahan
material yang kasar, porositas yang tinggi, serta kandungan debu dan liat yang
rendah (Anonim 2017).Tailing timah bersifat sangat porous, tekstur kasar (pasir)
dengan kapasitas memegang air rendah serta kapasitas tukar kation tergolong
sangat rendah, pH tanah sangat masam, kadar C-organik, hara N, P, K, dan
kejenuhan basa sangat rendah, serta kadar besi cukup tinggi yang berpotensi
meracuni tanaman (Harjowigeno 2003, diacu dalam Hamid 2017).Menurut
Tjahyana dan Ferry (2011, diacu dalam Anonim 2017) tailing pasir memiliki pH
5.1, kadar N total 0.01%, fosfor 0.15 ppm, kalium 0.03 me%, dan unsur timbal
(Pb) yang tinggi (12 ppm). Menurut Subardja et al. (2009, diacu dalam Anonim
2017) tailing mengandung C-Organik sangat rendah (0.23%), P2O5 2 mg/100g,
Ca- dd 0.19 cmol(+)/kg, serta Mg-dd, K-dd, Na-dd, dan KTK yang tergolong
sangat rendah.
Tanah tersusun dari butiran tanah atau partikel lainnya dan rongga-rongga
atau pori di antara partikel butiran tanah. Rongga-rongga terisi sebagian atau
seluruhnya dengan air atau zat cair lainnya. Rongga-rongga tanah yang tidak terisi
oleh air atau zat cair akan terisi oleh udara atau bentuk lain dari gas. Tanah yang
porositasnya baik adalah tanah yang porositasnya besar karena perakaran tanaman
mudah untuk menembus tanah dalam menvari bahan organik.Selain itu tanah
tersebut mampu menahan air hujan sehingga tanaman tidak selalu kekurangan
air.Tetapi jika porositasnya terlalu tinggi, juga tidak baik, karena air yang diterima
tanah langsung turun ke lapisan berikutnya.Tanah seperti ini kalau musim
kemarau cepat membentuk pecahan yang berupa celah besar di tanah (Hakim
1986).
Bedasarkan jenis tanah yang diserap air lebih cepat adalah tanah lahan pasca
tambang dk bandingkan tanah kebun, hal ini dikarenakan pada tanah lahan pasca
tambang memiliki pertikel tanah yang lebih besar sehingga menyebabkan air
mudah menyerap Dan pada lahan pasca tambang tidak memiliki unsur tanah yang
dapat mengikat air, hal ini dikarenakan pada lahan pasca tambang terkikis
sehingga unsur di dalam tanah hilang Sedangkan pada tanah kebun lebih lama hal
ini dikarenakan tanah mengandung usur hara yang dapat mengikat air
menyebabkan air lebih lambat tembus ke dalam tanah.
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah,
dan tekstur tanah.Pori-pori tanah sangat menentukan daya serap tanah terhadap
air.Berdasarkan hasil praktikum yang tellah dilakukan maka diketahui bahwa
tanah kebun lebih lama dalam menyerap air dibandingkan dengan tanah tambang.
Persentase volume yang ditempati oleh pori-pori  kecil, dalam tanah berpasir
adalah rendah yang menunjukkan kapasitas memegang air yang rendah. Selain itu
kandungan bahan organik didalam tanah berpengaruh terhadap penyimpanan air
di tanah.Tanah perkebunan memiliki daya penyimpanan air yang lebih baik
dibandingkan tanah berpasir atau tambang.Hal ini diduga karena pada tanah kebun
memiliki kandungan bahan organik yang lebih tinggi dibandingkan tanah
tambang.Porositas tanah tinggi jika bahan organiknya tinggi.Tanah dengan
struktur granuler atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi dari pada
tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah bertekstur pasir banyak mempunyai
pori-pori makro sehingga sulit menahan air (Hardjowigeno, 2010). Pada tanah
pasir kemampuan menahan airnya lebih rendah hal ini karena pada tanah tersebut
kekurangan akan bahan organik. Unsur yang terdapat dalam tanah sangat
berpengaruh dalam penyimpanan air di tanah tersebut.Menurut Oktavia 2014,
menyatakan bahwa bahan organik dalam tanah sangat berperan penting bagi
penyimpanan air, slah satunya (C/N). Tanah kebun memiliki unsur N dalam tanah
lebih tinggi di bandingkan dengan di tanah tambang berpasir sehingga tanah
tersebut miskin akan bahan organik sehingga sulit untuk tanah tersebut
menampung air.
DAFTAR PUSTAKA

Asmarhansyah. 2016. Karakteristik dan strategi Pengelolaan Lahan Bekas Timah


di Kepulauan Bangka Belitung. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi
Pertanian. 1423-1430
Anonim.2017. Tambang Timah dan Tanah yang
Dirtinggalkannya.http://tigamatapena.com/berita/2017/10/19/262/tambang-
timah-dan-tanah-yang-ditinggalkannya #ixzz51ElZdy2i[14 Desember 2017]
Hakim N, Nyapka MY, Lubis AM, Nugroho SG, Saul MR, Dina MA, Hong GB,
Bailey HH. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung.
Hamid I, Priyatna S, Hermawan A. 2017. Karakteristik Beberapa Sifat Fisika dan
Kimia Tanah pada Lahan Bekas Penambangan Timah. Jurnal Penelitian Sains
19(1):23-31
Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Akademi-ka Pressindo, Jakarta
Oktavia D, Yadi S, Iwan H. 2014. Sifat Fisika KimiaHutan Kerangas dan Lahan
Pasca Tambang Timah Kabupaten Belitung Timur.Jurnal Silvakultur Tropika.
05.3: 149-154.
Putra IKTW. 2009. Laporan Porositas.
https://www.scribd.com/doc/57926069/LAPORAN-POROSITAS [15 Desember
2017].
Sakti. 2012. Laporan Praktikum.
https://www.scribd.com/document/363703625/Laporan-praktikum [15
Desember 2017].
Sari YP. 2014. Makalah Hasil Praktikum Porositas Tanah.
https://www.scribd.com/document/246269660/Makalah-Hasil-Praktikum
Porositas-Tanah [15 Desesmber 2017].

Anda mungkin juga menyukai