GENETIKA REKOMBINAN
ACARA PRAKTIKUM KE : V
DESAIN PRIMER
NIM : 24020118120028
Kelompok :4
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI
DEPARTEMEN BIOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
ACARA IV
DESAIN PRIMER
I. TUJUAN
I.1. Mampu mendesain primer DNA untuk kebutuhan PCR
3.3.6 untuk pengaturan nya tidak usah dirubah (default), kemudian kita klik get primer
dibagian bawah kiri.
3.3.7 klik check , tunggu beberapa menit hingga muncul hasil primernya.
3.3.8 hasil dari design primer
3.3.9
3.3.10
3.3.11
3.3.12
3.3.13
3.3.14 Hasil pasangan-pasangan primer dipilih yang terbaik
IV. HASIL PENGAMATAN
>NR_041942.1 Bacillus acidicola strain 105-2 16S ribosomal RNA, partial sequence
TGGAGAGTTTGATCCTGGCTCAGGACGAACGCTGGCGGCGTGCCTAATACAT
GCAAGTCGAGCGAATCAA
TTGGGAGCTTGCTCCCTTTTGGTTAGCGGCGGACGGGTGAGTAACACGTGGG
TAACCTGCCTGTAAGACT
GGGATAACTCCGGGAAACCGGGGCTAATACCGGATAACTTCTTCCTCCGCAT
GGGGGRATATTGAAAGAT
GGCTTCGGCTATCACTTACAGATGGACCCGCGGCGCATTAGCTAGTTGGTGA
GGTAACGGCTCACCAAGG
CAACGATGCGTAGCCGACCTGAGAGGGTGATCGGCCACACTGGGACTGAGAC
ACGGCCCAGACTCCTACG
GGAGGCAGCAGTAGGGAATCTTCCGCAATGGACGAAAGTCTGACGGAGCAA
CGCCGCGTGAGTGATGAAG
GTTTTCGGATCGTAAAACTCTGTTGTTAGGGAAGAACAAGTACCGTTCGAAT
AGGGCGGTACCTTGACGG
TACCTAACCAGAAAGCCACGGCTAACTACGTGCCAGCAGCCGCGGTAATACG
TAGGTGGCAAGCGTTGTC
CGGAATTATTGGGCGTAAAGCGCGCGCAGGCGGTTTCTTAAGTCTGATGTGA
AAGCCCACGGCTCAACCG
TGGAGGGTCATTGGAAACTGGGAGACTTGAGTGCAGAAGAGGAGAGTGGAA
TTCCACGTGTAGCGGTGAA
ATGCGTAGATATGTGGAGGAACACCAGTGGCGAAGGCGACTCTCTGGTCTGT
AACTGACGCTGAGGCGCG
AAAGCGTGGGGAGCGAACAGGATTAGATACCCTGGTAGTCCACGCCGTAAAC
GATGAGTGCTAAGTGTTA
GAGGGTTTCCGCCCTTTAGTGCTGCAGCTAACGCATTAAGCACTCCGCCTGGG
GAGTACGGCCGCAAGGC
TGAAACTCAAAGGAATTGACGGGGGCCCGCACAAGCGGTGGAGCATGTGGTT
TAATTCGAAGCAACGCGA
AGAACCTTACCAGGTCTTGACATCCTCTGACAACCCTAGAGATAGGGCTTTCC
CCTTCGGGGGACAGAGT
GACAGGTGGTGCATGGTTGTCGTCAGCTCGTGTCGTGAGATGTTGGGTTAAGT
CCCGCAACGAGCGCAAC
CCTTGACCTTAGTTGCCAGCATTCAGTTGGGCACTCTAGGGTGACTGCCGGTG
ACAAACCGGAGGAAGGT
GGGGATGACGTCAAATCATCATGCCCCTTATGACCTGGGCTACACACGTGCT
ACAATGGATGGTACAAAG
GGCTGCAAGACCGCGAGGTTTAGCCAATCCCATAAAACCATTCTCAGTTCGG
ATTGTAGGCTGCAACTCG
CCTACATGAAGCCGGAATCGCTAGTAATCGCGGATCAGCATGCCGCGGTGAA
TACGTTCCCGGGCCTTGT
ACACACCGCCCGTCACACCACGAGAGTTTGTAACACCCGAAGTCGGTGAGGT
AACCTTTTGGAGCCAGCC
GCCGAAGGTGGGACAGATGATTGGGGTGAAGTCGTAACAAGGTAGCCGTATC
GGAAGGTGCGGYTGGATC
ACCTCCTT
Primer merupakan potongan DNA pendek utas tunggal (oligonukleotida), panjang primer
yang umum digunakan hanya berkisar antara 20 sampai 25 basa. Primer merupakan salah satu
bahan esensial yang diperlukan dalam Polymerase Chain Reaction (PCR). Menurut
Amoozegar (2014), bahwa Primer DNA adalah sekuens DNA yang komplemen terhadap
sekuens yang akan diamplifikasi, terutama dalam reaksi berantai polimerase (PCR).
Batasannya, primer ini akan menempel pada kedua ujung sekuens DNA yang ingin
diamplifikasi dengan arah yang berkebalikan (utas sense dan antisense). Dalam suatu reaksi
berantai polimerase digunakan dua primer, yaitu primer maju dan primer mundur. Kedua
primer ini harus ada dalam reaksi polimerasi agar amplifikasi DNA terjadi.
Primer yang digunakan dalam amplifikasi umumnya terdiri dari dua jenis, yakni forward
dan reverse. Forward primer bergerak dengan arah 5′ –> 3′ untai DNA template. Sementara
reverse primer bergerak dengan arah 3′ –> 5′ untai DNA template. Kedua primer ini dapat
didesain dengan mengunakan program aplikasi yang terdiri dari BIOEDIT, GENAMICS
EXPRESSION, OLIGOCALCULATOR, dan FAST PCR. Menurut Chuan (2013), bahwa
Perancangan primer dilakukan berdasarkan sekuens basa atau asam amino yang konservatif.
Tingkat konservatif dapat diperoleh melalui penjajaran (alignment) beberapa sekuens. Bila
data asam amino tersedia dalam perancangan primer, maka terlebih dahulu data tersebut
dikonversi menjadi sekuens basa menurut urutan kodon tertentu. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam perancangan primer untuk mengoptimalkan perolehan hasil amplifikasi,
yaitu terbebas dari pembentukan struktur sekunder (hairpin/ struktur tusuk konde, dimer/ self-
dimer, dan cross dimer), besar amplikon, panjang primer, titik leleh (Tm), dan kestabilan
internal. Struktur sekunder pada primer dapat terjadi melalui tiga cara. Pertama, hairpin
(struktur tusuk konde), yaitu komplementasi melalui pelipatan kembali dirinya akibat adanya
ikatan intramolekul yang mampu memutar primer sehingga terjadi pengikatan sendiri. Kedua,
dimer adalah komplementasi antar sesama primer. Ketiga, cross dimer, yang prosesnya
hampir sama dengan dimer tetapi komplementasi terjadi antara primer forward dan reverse.
Kriteria primer yang baik yaitu GC content pada primer beriksar 40-60% dengan ujung 3’
berakhiran basa nitrogen G atau C untuk mempermudah binding. Panjang nukleotida berkisar
18-30 basa. Usahakan panjang basa yang efektif dan efisien. Melting temperature (Tm) antara
65°C dan 75°C, dan jarak 5°C antara satu sama lain. Hindari pengulangan basa lebih dari tiga
kali (c/: AAAAC, ATATATAT). Hindari primer yang saling komplemen lebih dari tiga kali
berturut-turut. Menurut Arumingtyas (2014), bahwa Dalam melakukan desain primer ada
beberapa kriteria untuk mendapatkan primer yang optimal diantaranya spesifisitas, panjang
primer 18-30 bp, kandungan %GC sekitar 40-60%, suhu leleh (Tm) optimal berkisar 52-
58oC, peniadaan basa Timin (T) pada 3’-end, primer bukan komplemennya sehingga
mencegah self-annealing/ dimmers dan mispriming, suhu disosiasi primer pada pasangan PCR
kira-kira sama. Desain primer yang spesifik dapat digunakan dalam identifikasi suatugen.
Hasil dari keselurahan 10 pair primer yang terbentuk setelah dilakukan analisis, primer
pair 1 dianggap yang paling baik karena GC content pada primer beriksar 40-60% dengan
ujung 3’ sudah sesuai, basa nitrogen berakhiran G atau C sudah sesuai, panjang nukleotida
berkisar 18-30 basa sudah sesuai, hasil selisih dari Tm forward dan Tm reverse tidak melebihi
5°C sudah sesuai, tidak ada pengulangan basa lebih dari tiga kali, tidak ada primer yang saling
komplemen lebih dari tiga kali berturut-turut, dan product length nya adalah yang paling
panjang dari primer yang lain.
VI. KESIMPULAN
6.1 Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan bahwa, untuk mendesain primer DNA
dengan membuka website NCBI https://www.ncbi.nlm.nih.gov/ kemudian search
sekuen gen organisme yang akan digunakan untuk desain primer. Kemudian kita klik
sekuens yang kita inginkan , kemudian copy Nomer sekuens. Kemudian kita scroll
kebawah, klik menu BLAST. Selanjutnya akan muncul seperti ini , kemudian klik
primer blast. untuk pengaturan nya tidak usah dirubah (default), kemudian kita klik get
primer dibagian bawah kiri. klik check , tunggu beberapa menit hingga muncul hasil
primernya. hasil dari design primer. Hasil pasangan-pasangan primer dipilih yang
terbaik. Hasil primer yang paling baik yaitu GC content pada primer beriksar 40-60%
dengan ujung 3’, berakhiran basa nitrogen G atau C, panjang nukleotida berkisar 18-30
basa, jarak 5°C atau yaitu adalah hasil selisih dari Tm forward sama Tm reverse, tidak
ada pengulangan basa lebih dari tiga kali, tidak ada primer yang saling komplemen lebih
dari tiga kali berturut-turut, dan syarat tambahan primer paling baik itu product length
nya paling panjang dari primer yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Amoozegar and E. Rezvannejad, “Primer design using gravitational search algorithm,” 2014
Iran. Conf. Intell. Syst., pp. 1–6.
Arumingtyas, E. L., A. Sugianto & M. R. Pahlevi. 2014. DNA polymorphism of the drought
tolerance gene GmDREB2 of Indonesian local varieties soybean (Glycine maxL.
Merr). Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences.
5(5):228-232.
Borah, P. 2011. Primer Designing for PCR. Science Vision. 11(3): P. 134 -136.
Chuan, L.Y., Y.H. Cheng, & C.H. Yang. 2013. Specific Primer Design for the Polymerase Chain
Reaction. Biotechnology Letter. 35: 1541–1549.
Widodo. 2010. Pengenalan Ncbi Untuk Analisis Dna, Protein Dan Senyawa Kimia.
Laboratorium Biosistem Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Brawijaya Malang.
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui
Asisten Praktikan