Anda di halaman 1dari 3

Demografi merupakan studi mengenai dinamika populasi yang mencakup ukuran serta kepadatan,

distribusi populasi, struktur, dan stastik vital.

( materi ukuran serta kepadatan)

Ciri-ciri Statistik Ciri statistik atau ciri himpunan (kelompok) merupakan ciri yang tidak dipunyai oleh
suatu individu organisme. Ciri statistik timbul sebagai akibat dari aktivitas kelompok individu-individu
yang berinteraksi. Ciri-ciri statistik itu adalah: a) Kelimpahan dan kerapatan populasi, berikut parameter-
parameter utama yang mempengaruhinya b) Sebaran (struktur) umur c) Dispersi (sebaran individu intra-
populasi) d) Genangan gen (“gene pool”) populasi

Pengukuran Tingkat Kelimpahan Populasi

1.Pengukuran Kelimpahan Absolut: Pencacahan Total Pencacahan (=sensus) total merupakan suatu cara
menghitung secara langsung semua individu di suatu tempat yang dihuni spesies yang diselidiki.

2. Pengukuran Kelimpahan Absolut: Metoda-metoda Pencuplikan Metoda pencuplikan (“sampling


method”) pada dasarnya merupakan suatu metoda yang juga menggunakan pencacahan. Namun disini
pencacahan hanya dilakukan terhadap individu-individu dari cuplikan-cuplikan (“samples”) yang masing-
masing merupakan suatu proporsi kecil dari populasi yang diperiksa.

3.Metoda pemindahan atau penghilangan (“removal method”) meliputi pencuplikan (penangkapan)


yang dilakukan beberapa kali dengan cara yang sama. Pada setiap kalinya, individu-individu hasil
penangkapan “dihilangkan” (=diambil) dari populasi. Asas yang mendasari metoda ini adalah jumlah
individu yang tertangkap dan diambil pada setiap kali penangkapan akan mempengaruhi penangkapan-
penangkapan berikutnya. Laju berkurangnya hasil penangkapan itu akan proporsional terhadap jumlah
total individu dalam populasi.

(distribusi populasi)

Secara umum dapat dibedakan tiga pola utama dipersi individu dalam area yang ditempati populasi,
yaitu pola sebaran acak, teratur dan mengelompok. Dalam populasi-populasi alami mungkin saja
ditemukan pola kombinasi dari ketiga tipe itu, seperti mengelompok acak, mengelompok teratur dan
sebagainya. Sebaran acak terjadi apabila faktor-faktor (kondisi dan sumberdaya) lingkungan di area yang
ditempati bersifat seragam. Terjadinya pengelompokkan individu-individu dapat disebabkan karena
faktor-faktor berikut :

1. Individu-individu memberikan respons yang sama terhadap suatu kondisi lokal yang baik maupun
terhadap perubahan-perubahan cuaca (harian, musiman).

2. Sebagai hasil dari aktivitas perkembangbiakan; karena adanya atraksi seksual yang menghasilkan
pasangan-pasangan atau kelompok-kelompok kawin yang selanjutnya menghasilkan kelompok induk
dan anak-anaknya.
3. Adanya atraksi-atraksi sosial yang menghasilkan pengelompokkan aktif membentuk koloni atau
himpunan terorganisasi lainnya, sehingga peluang individu dalam kelompok untuk sintas meningkat.

Daerah edar suatu hewan merupakan daerah yang dijelajahi untuk mencari makan, pasangan hidup,
mengurus anak, beristirahat dan keperluan hidup lain sehari-harinya. Terdapat kecenderungan korelasi
positif antara luas daerah edar dengan ukuran tubuh hewan. Bagian dari daerah edar yang
dipertahankan terhadap penyelusupan individu-individu lain sesama spesies khususnya, disebut teritori.
Teritorialitas umum terdapat pada hewan Vertebrata maupun hewan Invertebrata. Ada jenis-jenis
hewan yang bersifat teritorial hanya pada musim berbiak (teritori berbiak) saja, ada pula yang sepanjang
tahun (teritori makan dan berbiak). Dalam hal terakhir ini luas teritori yang dipertahankan mungkin saja
mencakup keseluruhan daerah edar.

Faktor-faktor yang dapat membatasi distribusi populasi, antara lain:

• Pemencaran (Dispersal)

• Seleksi habitat

• Hubungan timbal balik dengan spesies lain

• Suhu, kelembaban, dan faktor-faktor fisik-kimia lainnya

(struktur)

Nisbah Kelamin

Proporsi atau perbandingan jumlah individu jantan betina dalam suatu populasi hewan disebut nisbah
kelamin (“sex ratio”). Penentuan jenis kelamin cukup mudah untuk spesies hewan yang memperlihatkan
dimorfi seksual, yaitu yang penampilan tubuh individu (dewasa) jantan dan betinanya berbeda warna,
ukuran dan tampang. Perbedaan itu ada kalanya sangat mencolok, Dalam banyak hal dimorfi seksual itu
tidak nyata, sehingga penentuan jenis kelamin secara visual (tanpa membedah), hanya dapat didasarkan
pada perbedaan mengenai alat kelamin luar atau tanda-tanda alat kelamin sekunder. Sehubungan
dengan itu individu-individu yang masih muda (juvenil, pradewasa) pada umumnya sangat sukar atau
bahkan tidak dapat ditentukan jenis kelaminnya secara visual. Berdasarkan tahapan perkembangan
ontogeninya, nisbah kelamin pada hewan biasanya dibedakan atas:

1. Nisbah kelamin primer, yaitu nisbah kelamin pada stadium zigot.

2. Nisbah kelamin sekunder, yaitu nisbah kelamin pada individu-individu yang baru ditetaskan atau
dilahirkan

3. Nisbah kelamin tersier, yaitu nisbah kelamin pada individu-individu stadium dewasa yang merupakan
komponen populasi berbiak.

Piramida Umur
Informasi mengenai proporsi jumlah individu dari berbagai kelompok umur yang berbeda penting dalam
ekologi, misalnya berkaitan dengan adanya fenomena mortalitas dan natalitas spesifik umum. Sebagian
dari populasi total yang terdiri dari individu-individu dewasa yang siap berbiak (=sub-populasi berbiak)
memegang peranan penting dalam menentukan daya berbiak populasi. Ditinjau dari sudut
kepentingannya dalam menentukan natalitas populasi, kategori kelompok umur itu tidak perlu rinci
melainkan cukup tiga kelompok umur utama. Ketiga kategori itu ialah : kelompok umur praberbiak
(prareproduktif), berbiak (reproduktif, usia subur) serta pascaberbiak (pascareproduktif). Panjang relatif
dari ketiga kategori pengelompokkan umur-umur tersebut di atas, berbeda-beda pada jenis hewan
berbeda. Pada jenis-jenis serangga tertentu perioda praberbiaknya sangat panjang, perioda berbiaknya
sangat singkat dan tidak mempunya perioda pascaberbiak. Sesudah mendapat pasangan dan kawin
serangga-serangga itu mati. Panjang umur ekologis hewan perlu diperhitungkan dalam membuat
gambaran mengenai sebaran umur dalam populasi. Salah satu cara untuk menggambarkan sebaran
umur itu ialah dengan menyusun data mengenai kelompok umur atau stadium perkembangan (bagi
serangga) dalam bentuk suatu poligon atau piramida umur. Bentuk piramida umur dapat memberikan
gambaran bagaimana prospek pertumbuhan populasi itu di masa-masa yang akan datang. Suatu
piramida umur yang bagian-bagian dasarnya (kelompok umur praberbiak) lebar sekali, menunjukkan
bahwa populasi itu berpotensi besar untuk makin meningkat jumlahnya. Bentuk piramida demikian
menunjukkan populasi sedang tumbuh.

REF : Rahadian, Rully. 2018. Buku Ajar Ekologi. UNDIP Press. Semarang

Anda mungkin juga menyukai