Anda di halaman 1dari 8

Hipotesis (atau ada pula yang menyebutnya dengan istilah hipotesa) dapat diartikan secara

sederhana sebagai dugaan sementara. Hipotesis berasal dari bahasa Yunani hypo yang berarti di
bawah dan thesis yang berarti pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Jika dimaknai secara
bebas, maka hipotesis berarti pendapat yang kebenarannya masih diragukan. Untuk bisa
memastikan kebenaran dari pendapat tersebut, maka suatu hipotesis harus diuji atau dibuktikan
kebenarannya.

Untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis, seorang peneliti dapat dengan sengaja menciptakan
suatu gejala, yakni melalui percobaan atau penelitian. Jika sebuah hipotesis telah teruji
kebenarannya, maka hipotesis akan disebut teori.

Dalam penelitian ada dua jenis hipotesis yang seringkali harus dibuat oleh peneliti, yakni hipotesis
penelitian dan hipotesis statistik. Pengujian hipotesis penelitian merujuk pada menguji apakah
hipotesis tersebut betul-betul terjadi pada sampel yang diteliti atau tidak. Jika apa yang ada dalam
hipotesis benar-benar terjadi, maka hipotesis penelitian terbukti, begitu pun sebaliknya. Sementara
itu, pengujian hipotesis statistik berarti menguji apakah hipotesis penelitian yang telah terbukti atau
tidak terbukti berdasarkan data sampel tersebut dapat diberlakukan pada populasi atau tidak.

ILUSTRASI MACAM HIPOTESISI (SAMUEL/UCEO)

MACAM HIPOTESIS

Terdapat tiga macam hipotesis dalam penelitian, yakni hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan
hipotesis asosiatif. Masing-masing dari hipotesis ini dapat digunakan sesuai dengan bentuk variabel
penelitian yang digunakan. Apakah penelitian menggunakan variabel tunggal/ mandiri atau kah
variabel jamak? Jika yang digunakan adalah variabel jamak, apa yang ingin diketahui oleh peneliti
dalam rumusan masalah?

1. Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskripsif dapat didefinisikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah
deskriptif yang berhubungan dengan variabel tunggal/mandiri.

Contoh:

Seorang peneliti ingin mengetahui apakah bakso di restoran Bakso Idola Malang mengandung boraks
atau tidak.
Maka peneliti dapat membuat rumusan masalah seperti berikut: Apakah bakso di restoran Bakso
Idola Malang mengandung boraks?

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel tunggal yakni bakso di restoran Bakso
Idola Malang, maka hipotesis yang digunakan adalah hipotesis deskriptif. Ada dua pilihan hipotesis
yang dapat dibuat oleh peneliti sesuai dengan dasar teori yang ia gunakan, yakni:

Ho : Bakso di restoran Bakso Idola Malang mengandung boraks

Atau

H1 : Bakso di restoran Bakso Idola Malang tidak mengandung boraks

2. Hipotesis Komparatif

Hipotesis komparatif dapat didefinisikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan
masalah yang mempertanyakan perbandingan (komparasi) antara dua variabel penelitian.

Contoh:

Seorang peneliti hendak mengetahui bagaimana sikap loyal antara pendukung club sepakbola
Manchester United jika dibandingkan dengan sikap loyal pendukung club sepakbola Chelsea. Apakah
pendukung memiliki tingkat loyalitas yang sama ataukah berbeda.

Maka peneliti dapat membuat rumusan masalah seperti berikut: Apakah pendukung club sepakbola
Manchester United dan Chelsea memiliki tingkat loyalitas yang sama?

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel jamak. Variabel pertama adalah
loyalitas club sepakbola Manchester United, sedangkan variabel kedua adalah loyalitas club
sepakbola Chelsea. Karena rumusan masalah mempertanyakan perihal perbandingan antara dua
variabel, maka hipotesis yang digunakan adalah hipotesis komparatif. Ada dua pilihan hipotesis yang
dapat dibuat oleh peneliti sesuai dengan dasar teori yang ia gunakan, yakni:
Ho: Pendukung club Manchester United memiliki tingkat loyalitas yang sama dengan pendukung
club Chelsea

Atau

H1: Pendukung club Manchester United memiliki tingkat loyalitas yang tidak sama (berbeda) dengan
pendukung club Chelsea

3. Hipotesis Asosisatif

Hipotesis asosiatif dapat didefinisikan sebagai dugaan/jawaban sementara terhadap rumusan


masalah yang mempertanyakan hubungan (asosiasi) antara dua variabel penelitian.

Contoh:

Seorang peneliti ingin mengetahui apakah sinetron berjudul “Anak Jalanan” memengaruhi gaya
remaja laki-laki dalam mengendarai motor.

Maka peneliti dapat membuat rumusan masalah seperti berikut: Apakah sinetron berjudul “Anak
Jalanan” memengaruhi gaya remaja laki-laki dalam mengendarai motor?

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel jamak. Variabel pertama adalah
sinetron berjudul “Anak Jalanan”, sedangkan variabel kedua adalah gaya remaja laki-laki dalam
mengendarai motor. Karena rumusan masalah mempertanyakan perihal hubungan antara dua
variabel, maka hipotesis yang digunakan adalah hipotesis asosiatif. Ada dua pilihan hipotesis yang
dapat dibuat oleh peneliti sesuai dengan dasar teori yang ia gunakan, yakni:

Ho: Sinetron berjudul “Anak Jalanan” memengaruhi gaya remaja laki-laki dalam mengendarai motor.

Atau

H1: Sinetron berjudul “Anak Jalanan” tidak memengaruhi gaya remaja laki-laki dalam mengendarai
motor.
Dasar rumusan hipotesis

Berikut ini adalah fungsi dari hipotesis yang ada dalam penelitian:

Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan


pengetahuan dalam suatu bidang. Untuk dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya
mengenai masalah pendidikan, peneliti harus melangkah lebih jauh dari pada sekedar
mengumpukan fakta yang berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada
diantara fakta-fakta tersebut. Antar hubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran pola,
yang penting untuk memahami persoalan. Pola semacam ini tidaklah menjadi jelas selama
pengumpulan data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana dengan baik akan
memberikan arah dan mengemukakan penjelasan. Karena hipotesis tersebut dapat diuji dan
divalidasi (pengujian kesahiannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat mebantu kita
untuk memperluas pengetahuan.

Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian.
Pertanyaan tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian memang dimulai dengan suatu pertanyaan,
akan tetapi hanya hubungan antara variabel yang akan dapat duji. Misalnya, peneliti tidak akan
menguji pertanyaan apakah komentar guru terhadap pekerjaan murid menyebabkan peningkatan
hasil belajar murid secara nyata“? akan tetapi peneliti menguji hipotesis yang tersirat dalam
pertanyaan tersebut “komentar guru terhadap hasil pekerjaan murid, menyebabkan meningkatnya
hasil belajar murid secara nyata“ atau yang lebih spesifik lagi “skor hasil belajar siswa yang
menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya akan lebih tinggi dari pada skor siswa
yang tidak menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya“. Selanjutnya peneliti,
dapat melanjutkan penelitiannya dengan meneliti hubngan antara kedua vatiabel tersebut, yaitu
komentar guru dan prestasi siswa.

Hipotesis memberikan arah kepada penelitian. Hipotesis merupakan tujuan khusus. Dengan
demikian hipotesis juga menentukan sifat-sifat data yang diperlukan untuk menguji pernyataan
tersebut. Secara sangat sederhana, hipotesis menunjukkan kepada para peneliti apa yang harus
dilakukan. Fakta yang harus dipilih dan diamati adalah fakta yang adahubungann nya dengan
pertanyaan tertentu.Hipotesislah yang mentukan relevansi fakta-fakta itu.Hipotesis ini dapat
memberikan dasar dalam pemilihan sampel serta prosedur penelitian yang harus dipakai.Hipotesis
jufga dapat menunjukkan analisis satatistik yang diperlukan dan hubungannya yang harus
menunjukkan analisis statistik yang diperlukan agar ruang lingkup studi tersebut tetap terbatas,
dengan mencegahnya menjadi terlalu sarat.

Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan. Akan sangat


memudahkan peneliti jika mengambil setiap hipotesis secara terpisah dan menyatakan kesimpulan
yang relevan dengan hipotesis tersebut.Artinya, peneliti dapat menyusun bagian laporan tertulis ini
diseputar jawaban-jawaban terhadap hipotesis semula, sehingga membuat penyajian ini lebih
berarti dan mudah dibaca.

Penetapan hipotesis dalam sebuah penelitian memberikan manfaat sebagai berikut:


Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.

Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadang kala hilang begitu
saja dari perhatian peneliti.

Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke
dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.

Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.

1. Descriptive Hypothesis

Hipotesis Deskriptif adalah sebuah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah deskriptif
yang berhubungan dengan variabel tunggal atau mandiri.

Contoh Hipotesis Deskriptif :

Terdapat seorang peneliti yang ingin mengetahui bahwa, apakah Tahu yang dibuat di pabrik Tahu
BCD mengandung bahan pengawet atau tidak. Maka seorang peneliti dapat menyusun rumusan
masalah seperti berikut ini : Apakah Tahu di pabrik Tahu BCD Bandung mengandung pengawet?

Nah, didalam penelitian tersebut variabel yang digunakan adalah jenis variabel tunggal, yaitu Tahu di
pabrik Tahu BCD. Oleh sebab itu Hipotesis yang digunakan didalam penelitian ini Hipotesis Deskriptif.

Terdapat dua pilihan yang bisa dibuat oleh seorang peneliti yang sesuai dengan dasar teori yang ia
gunakan, yaitu sebagai berikut :

H0 : Tahu yang dibuat di pabrik Tahu BCD Bandung mengandung pengawet. Atau

H1 : Tahu yang dibuat di pabrik Tahu BCD Bandung tidak mengandung pengawet.

Baca Juga : Contoh Kata Pengantar Singkat

2. Comparative Hypothesis

Hipotesis Komparative adalah sebuah dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah
yang digunakan untuk mempertanyakan sebuah perbandingan atau komparasi antara dua variabel
penelitian.
Contoh Hipotesis Komparatif :

Seorang peneliti ingin mengetahui tingkat kepedulian sosial antara masyarakat Jawa dengan
masyarakat Sunda. Apakah mereka mempunyai tingkat kepedulian sosial yang sama atau berbeda.

Didalam penelitian ini seorang peneliti menggunakan variabel yang bersifat jamak. Pada Variabel
yang pertama digunakan untuk menjelaskan tingkat kepedulian sosial dari masyarakat Jawa, dan
yang kedua adalah tingkat kepedulian sosial dari masyarakat Sunda.

Oleh sebab itu, didalam permasalahan ini Hipotesis yang digunakan adalah Hipotesis Komparatif,
sebab didalamnya berisi tentang perbandingan antara dua variabel.

Maka terdapat dua pilihan yang bisa dibuat oleh seorang peneliti yang sesuai dengan dasar teori
yang ia gunakan, yaitu sebagai berikut :

H0 : Masyarakat Jawa mempunyai tingkat kepedulian sosial yang sama dengan masyarakat Sunda.
Atau

H1 : Masyarakat Jawa mempunyai tingkat kepedulian sosial yang berbeda dengan masyarakat
Sunda.

3. Associative Hypothesis

Hipotesis Asosiatif adalah sebuah jawaban sementara dari rumusan masalah yang didalamnya
mempertanyakan hubungan antar dua variabel penelitian.

Contoh Hipotesis Asosiatif :

Seorang peneliti akan melakukan penelitiannya terhadap sinetron yang berjudul “Anak Langit” yang
ditayangkan disalah satu stasiun televisi swasta, apakah akan mempengaruhi gaya dari remaja laki-
laki dan wanita didalam mengendarai motor.

Maka seorang peneliti tersebut dapat membuat rumusan masalah seperti berikut ini : Apakah
sinetron yang berjudul “Anak Langit” mempengaruhi gaya remaja laki-laki dan wanita dalam
mengendarai motor?
Didalam permasalahan ini variabel yang digunakan oleh seorang peneliti adalah variabel jamak. Pada
Variabel yang pertama digunakan untuk menjelaskan sinetron yang berjudul “Anak Langit”, yang
kedua adalah gaya remaja laki-laki dan wanita dalam mengendarai motor.

Oleh sebab itu, didalam permasalahan ini Hipotesis yang digunakan adalah Hipotesis Asosiatif, sebab
didalamnya mempertnyakan hubungan antara dua variabel diatas.

Maka terdapat dua pilihan yang bisa dibuat oleh seorang peneliti yang sesuai dengan dasar teori
yang ia gunakan, yaitu sebagai berikut :

H0 : Sinetron yang berjudul “Anak Langit” akan memengaruhi gaya remaja laki-laki dan wanita dalam
mengendarai motor. Atau

H1 : Sinetron yang berjudul “Anak Langit” tidak akan memengaruhi gaya remaja laki-laki dan wanita
dalam mengendarai motor.

PERUMUSAN HIPOTESIS

Setelah mengetahui pengertian hipotesis, jenis-jenis hipotesis, dan ciri-ciri hipotesis yang baik,
sekarang saatnya kita belajar untuk membuat hipotesis. Untuk menghasilkan sebuah hipotesis,
tentunya kita harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Dengan langkah dan cara yang benar,
sebuah hipotesis yang baik akan memudahkan jalannya proses penelitian.

Awal terbentuknya hipotesis dalam sebuah penelitian biasanya diawali atas dasar terkaan atau
conjecture peneliti. Meskipun hipotesis berasal dari terkaan, namun sebuah hipotesis tetap harus
dibuat berdasarkan paca sebuah acuan, yakni teori dan fakta ilmiah.

Teori Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis

Untuk memudahkan proses pembentukan hipotesis, seorang peneliti biasanya menurunkan sebuah
teori menjadi sejumlah asumsi dan prostulat. Asumsi-asumsi tersebut dapat didefinisikan sebagai
anggapan atau dugaan yang mendasari hipotesis. Berbeda dengan asumsi, hipotesis yang telah diuji
dengan menggunakan data melalui proses penelitian adalah dasar untuk memperoleh kesimpulan.

Fakta Ilmiah Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis


Selain menggunakn teori sebagai acuan, dalam merumuskan hipotesis dapat pula menggunakan
acuan fakta. Secara umum, fakta dapat didefinisikan sebagai kebenaran yang dapat diterima oleh
nalar dan sesuai dengan kenyataan yang dapat dikenali dengan panca indera.

Fakta Ilmiah sebagai acuan perumusan hipotesis dapat diperoleh dengan berbagai cara, misalnya :

Memperoleh dari sumber aslinya

Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan dan menafsirkannya dari sumber yang asli.

Fakta yang diperoleh dari orang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya dalam bentuk abstract
reasoning (penalaran abstrak).

Selain teori dan fakta ilmiah, hipotesis dapat pula dirumuskan berdasarkan beberapa sumber lain,
yakni:

Kebudayaan dimana ilmu atau teori yang relevan dibentuk

Ilmu yang menghasilkan teori yang relevan

Analogi

Reaksi individu terhadap sesuatu dan pengalaman

Anda mungkin juga menyukai