Distribusi Gen
Sejauh ini, kita telah berhubungan dengan bagian DNA yang mungkin
atau mungkin juga tidak memiliki fungsi, tetapi jika benar demikian, fungsi ini
menanyakan, "Dimana gen-gen pengkodean protein itu? Di bagian ini, kita akan
membahas lima hal yang saling berkaitan yaitu jumlah gen, lokasi genomiknya,
untuk menjawab tiga pertanyaan ini adalah ragi roti, saccharomyces cerevisiae,
lain, distribusi gen sepanjang kromosom tidak merata. Ada bagian-bagian dengan
kepadatan gen yang tinggi dan bagian dengan kepadatan gen yang rendah.
Distribusi kromosorn kurang seragam daripada yang ada pada ragi, dengan
kita, jauh lebih terbatas. Narnun, apa yang sebenarnya kita ketahui adalah bahwa
sebagian besar genom tidak mengandung informasi pengkodean-protein. Jika kita
semua intron, dan semua bagian intergenik, maka sangat sedikit yang
genom tersebut, dan bahkan dalam fraksi DNA unik hanya sekitar 3% DNA yang
1997 (dalam Wen – Hsiung Li Dan Graur, 1999) memperkirakan bahwa kurang
dukungan lebih lanjut untuk pandangan bahwa mayoritas luas genom eukaryotik
dan 20 diprediksikan akan sangat kaya gen lainnya, seperti kromosom 4 dan 18,
19 manusia adalah kromosom yang paling kaya gen, dengan perkiraan 2000 gen
1996). Oleh karena itu, kepadatan gennya adalah 0.03 gen/Kb. Hal ini tercatat
bahwa nilai ini menaksir terlalu tinggi bahkan untuk kromosom 19, biarkan
sendiri untuk kromosom-kromosom lain. Ada tiga alasan utama untuk pernyataan
ini: (1) hanya bagian euchromatic saja yang diperhitungkan, (2) beberapa gen
Kepadatan gen, dan dengan perluasan fraksi genik, tampak berhubungan negatif
coli, yang rnemiliki genom 8 kali lebih besar. Pada eukaryote, kepadatannya kira-
kira 0.5 gen/Kb dalam ragi dan 0.2 gen/Kb dalara Caenorhabditis, yang memiliki
genom 8 kali lebih besar. Perkiraan kepadatan gen kami dalam organisme lain
kurang tentu, tetapi trend yang sama terbukti. Contohnya, kepadatan gen dalam
Arabidopsis thaliana adalah 0.2 gen/Kb di bagian kromosom 1 yang kaya gen,
tetapi hanya 0.03 gen/Kb dalam euchromatin kromosom manusia yang paling
kaya gen. Perbandingan nilai terakhir kurang baik dengan perkiraan untuk
panjang (bersama-sama disebut ruang gen) yang merupakan sebuah fraksi kecil
(12-24%) genom inti, dipisahkan oleh bagian kosong-gen yang amat luas (Barakat
dkk., 1998).
mana hanya bagian yang kaya gen saja yang akan diurutkan.
Pertanyaan terakhir yang akan diajukan adalah, propersi gen apa yang penting?
Menariknya, proporsinya tidak berbeda jauh antar organisme, dan tetap sekitar 25-
35% dalam organisme dengan sejumlah besar gen (missal pada manusia dan
ikan), organisme dengan jumlah gen sedang (missal pada nematode dan
biologis yang diterima secara umum.Dua calon yang mungkin adalah jumlah gen-
perilaku" (Szathmary dan Maynard Smith, 1995). Ukuran yang terakhir berada di
luar ruang lingkup buku ini, sehingga kita akan berkonsentrasi pada ukuran yang
terdahulu.
jumlah gen tidak bertambah terus selama evolusi, tetapi telah naik ke langkah
diskret (Bird dan Tweedie, 1995 dalam Wen – Hsiung Li Dan Graur, 1999).
Szathmary dan Maynard Smith 1995 (dalam Wen – Hsiung Li Dan Graur, 1999)
menyatakan bahwa langkah terbesar yang terjadi di masa transisi dari prokaryotik
Dalam beberapa tahun terakhir, perkiraan yang reliabel dari jumlah gen
langkah "kuantum" (Simmen dkk., 1998 dalam Wen – Hsiung Li Dan Graur,
tampak bahwa "langkah besar ke depan" yang terakhir pada jumlah gen kadang-
sedangkan semua invertebrata, dari nematoda rnelalui lalat buat hingga cumi-cumi
Variasi genetika berasal dari mutasi acak yang terjadi pada genom
organisme. Mutasi merupakan perubahan pada urutan DNA sel genom dan
diakibatkan oleh radiasi, virus, transposon, dan bahan kimia mutagenik, serta
menghasilkan beberapa jenis perubahan pada urutan DNA. Hal ini dapat
menunjukkan bahwa jika sebuah mutasi mengubah protein yang dihasilkan oleh
sebuah gen, kemungkinan ini akan merugikan, dengan 70% mutasi ini memiliki
efek yang merugikan, dan sisanya netral ataupun sedikit menguntungkan. Oleh
mutasi yang optimal untuk sebuah spesies merupakan bayaran laju mutasi tinggi
seperti enzim reparasi DNA. Beberapa spesies seperti retrovirus memiliki laju
mutasi yang tinggi, sedemikian rupanya keturunannya akan memiliki gen yang
bermutasi. Mutasi cepat seperti ini dipilih agar virus ini dapat secara konstan dan
cepat berevolusi, sehingga dapat menghindari respon sistem immun manusia.
Mutasi dapat melibatkan duplikasi fragmen DNA yang besar, yang merupakan
sumber utama bahan baku untuk gen baru yang berevolusi, dengan puluhan
sampai ratusan gen terduplikasi pada genom hewan setiap satu juta tahun.
Kebanyakan gen merupakan bagian dari famili gen leluhur yang sama yang lebih
besar.
mutasi gen leluhur, atau dengan merekombinasi bagian gen yang berbeda,
membentuk kombinasi baru dengan fungsi yang baru. Sebagai contoh, mata
merasakan cahaya: tiga untuk sel kerucut, dan satu untuk sel batang;
keseluruhannya berasal dari satu gen leluhur tunggal. Keuntungan duplikasi gen
(atau bahkan keseluruhan genom) adalah bahwa tumpang tindih atau fungsi
berlebih pada gen ganda mengijinkan alel-alel dipertahankan (jika tidak akan
lebih besar, dengan segmen DNA dalam kromosom terputus kemudian tersusun
kera lainnya, dan tetap dipertahankan sebagai dua kromosom terpisah. Peran
paling penting penataan ulang kromosom ini pada evolusi kemungkinan adalah
merupakan bagian utama pada bahan genetika tanaman dan hewan, dan dapat
memiliki peran penting pada evolusi genom. Sebagai contoh, lebih dari satu juta
kopi urutan Alu terdapat pada genom manusia, dan urutan-urutan ini telah
digunakan untuk menjalankan fungsi seperti regulasi ekspresi gen. Efek lain dari
urutan DNA yang bergerak ini adalah ketika ia berpindah dalam suatu genom, ia
dapat memutasikan atau mendelesi gen yang telah ada, sehingga menghasilkan
keanekaragaman genetika.
genetika ini. Frekuensi alel tertentu akan berfluktuasi, menjadi lebih umum atau
kurang umum relatif terhadap bentuk lain gen itu. Gaya dorong evolusioner
bekerja dengan mendorong perubahan pada frekuensi alel ini ke satu arah atau
lainnya. Variasi menghilang ketika sebuah alel mencapai titik fiksasi, yakni ketika
Variasi berasal dari mutasi bahan genetika, migrasi antar populasi (aliran
gen), dan perubahan susunan gen melalui reproduksi seksual. Variasi juga datang
dari tukar ganti gen antara spesies yang berbeda: contohnya melalui transfer gen
yang dramatis pada fenotipenya. Misalnya simpanse dan manusia hanya berbeda
Perbedaan diatas dapat kita lihat dengan nyata dan dapat pula sangat
samar- samar. Dengan demikian, jika terjadi suatu seleksi yang menentang
beberapa varian dan seleksi menguntungkan untuk varian lain didalam suatu
populasi, maka komposisi kesehatan dari populasi itu dapat berubah dengan
berjalannya waktu , sebab sifat dari populasi itu ditentukan oleh induvidu
(agensia evolutif), yakni mutasi rekombinasi gen, genetic drift, gen flow
a. Mutasi
Mutasi terjadi secara acak, yang beradaptasi hanya sebagian kecil. Bila suatu
mutasi mempunyai nilai ketahanan dan bentuk baru yang diturunkan telah
nampak, maka ketahanan, kedewasaan dan reproduksi dari bentuk baru itu tidak
rendah. Walaupun mutasi adalah dasar variasi, tetapi peranannya hanya kecil.
b. Rekombinasi Gen
(biasanya DNA, namun juga bisa RNA) yang kemudian diikuti oleh
hidup memiliki kombinasi gen yang berbeda dari orang tuanya, dan dapat
menghasilkan alel kimerik yang baru. Pada biologi evolusioner, perombakan gen
Secara alami, rekombinasi gen terjadi saat pembelahan meiosis terjadi, (jd
bukan saat fertilisasi), yaitu ketika fase yang disebut sebagai “pindah silang” atau
crossing over, pada profase I (silahkan lihat tahapan pembelahan meiosis untuk
lebih jelasnya). Pada fase itu, gen-gen dari pasangan kromosom homolog saling
bertukaran. Seperti kita ketahui, manusia memiliki 2 set kromosom yang saling
berpasangan, satu set kromosom yang membawa sifat-sifat ayah, dan satu set
sel), kedua set kromosom tersebut akan diperbanyak apa adanya, jadi tidak ada
perubahan susunan gen. Namun, pada saat pembelahan meiosis, yaitu pada
pembentukan sel gamet (yang nota bene hanya punya satu set
c. Gene Flow
Aliran gen atau gene flow merupakan pertukaran gen antar populasi, yang
biasanya merupakan spesies yang sama. Contoh aliran gen dalam sebuah spesies
Transfer gen antar spesies meliputi pembentukan organisme hibrid dan transfer
gen horizontal. Migrasi ke dalam atau ke luar populasi dapat mengubah frekuensi
alel, serta menambah variasi genetika ke dalam suatu populasi. Imigrasi dapat
menambah bahan genetika baru ke lungkang gen yang telah ada pada suatu
agar terjadi spesiasi, aliran gen dapat memperlambat proses ini dengan
menyebarkan genetika yang berbeda antar populasi. Aliran gen dihalangi oleh
seperti Tembok Raksasa Cina dapat menghalangi aliran gen tanaman. Gene
flow (alur gen), akibat adanya imigran yang dapat menambah alela baru kedalam
unggun gen suatu “deme”, sehingga dapat merubah frekunsi alela. Alur gen
berarti kisaran imigran mulai dari yang sangat rendah kesangat tinggi tergantung
dari jumlah individu yang datang dan seberapa banyak perbedaan genetik yang
ada pada individu- individu dalam “” deme” yang dapat bergabung. Bila tidak ada
perbedaan yang banyak antara “ deme- deme” dalam populasi yang besar, maka
pergerakan individu dalam jumlah yang sangat kecil diantara “ deme- deme” di
d. Genetic drift
Sebenarnya, istilah “genetik” kurang tepat dan yang lebih baik adalah “alel“,
karena yang sebenarnya terjadi adalah proses perubahan frekuensi alel suatu
populasi karena yang berubah adalah frekuensi dari alel-alel yang ada di dalam
populasi yang bersangkutan. Hanyutan genetik berbeda dari seleksi alam. Yang
terakhir ini merupakan proses tak acak yang memiliki kecenderungan membuat
alel menjadi lebih atau kurang tersebar pada sebuah populasi dikarenakan efek
Genetic drift adalah lepasnya frekuensi alela secara kebetulan. Peristiwa ini
sangat berarti pada populasi yang sangat kecil. Kenyataannya 1 dari 2 alela
mempunyai peluang untuk lepas adalah kira-kira 0, 8%. Hilangnya gen selalu
menurun pada populasi yang berukuran besar. Karena itu dalam populasi kecil,
kurang dari 100 individu hilangnya gen masih cukup kuat pengaruhnya terhadap
frekuensi alela, meskipun ada agenesia evolutif lain yang berperanan pada saat itu
juga terhadap perubahan frekuensi alela dalam arah yang berbeda. Berikut ini
e. Seleksi Alam
reproduksi menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi yang satu ke generasi
yang lain pada sebuah populasi. Ia sering disebut sebagai mekanisme yang
bertahan hidup dan bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme dengan sifat-sifat
generasi selanjutnya.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
melalui konsep biomolekuler yaitu banyak gen-gen organel yang berlebihan dan
ke genom inti.Contohnya, genom inti ragi mengandung 300 gen pengkode protein
pengkode protein saja. Hal tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah gen
Sumitro, B Sutiman. 2002. Perkembangan dan Masa depan teori Evolusi dalam
sudut pandang Biologi Molekuler Makalah disajikan dalam Seminar
Nasional Teori Evolusi. Malang: Universitas Negeri Malang.
s
Triwibowo Yunano, 2002. Biologi Molekular. Penerbit Erlangga.