Abstrak
Abstract
koenzim, serta mengandung auksin dan percabangan lateral tidak terdapat analogi
rhizokalin yang dapat merangsang antara bagian tajuk dengan akar.
pertumbuhan akar (Rahayu dan Berlian, Percabangan akar muncul dari lingkaran
1999). tepi yang jauh di dalam jaringan tua atau
Rhizokalin dan auksin adalah hormon jaringan yang berdiferensiasi, berbeda
yang berperan dalam pertumbuhan akar. dengan percabangan tajuk yang muncul
Rhizokalin adalah hormon yang secara dari ujung dan berasal dari permukaan.
alami diproduksi oleh tanaman dan Perkembangan akar diawali dari daerah
berfungsi dalam merangsang pemanjangan pembelahan sel yang tersusun atas sel-sel
akar tanaman. Sedangkan auksin salah bersifat meristematik. Sel-sel meristematik
satu hormon yang dapat berpengaruh tersebut aktif mengalami pembelahan
terhadap pembentukan akar, secara mitosis. Kemudian daerah
perkembangan tunas, kegiatan sel-sel pemanjangan sel tersusun atas sel-sel yang
meristem, pembentukan bunga, mengalami pemanjangan dan tampak
pembentukan buah dan terhadap gugurnya bervakuola. Adanya pemanjangan sel
daun dan buah (Dwidjoseputro, 1994 dalam menyebabkan akar terdorong ke dalam
Patma, 2013). Dalam perkembangan sel tanah. Di daerah pemanjangan terdapat 3
terdapat indikasi bahwa auksin dapat macam jaringan yaitu, (1) prokambium yang
menaikkan tekanan osmotik, meningkatkan berkembang menjadi silinder pusat, (2)
permaebilitas sel terhadap air. Akibatnya meristem dasar yang berkembang menjadi
terjadi pengurangan tekanan pada dinding korteks dan endodermis, serta (3)
sel, meningkatkan sintesis protein, protoderm berkembang menjadi epidermis.
meningkatkan plastisitas dan Kemudian daerah pendewasaan sel
pengembangan dinding sel (Moore, 1999; tersusun atas sel-sel yang mengalami
Pandey, 1991 dalam Pangaribuan, 2004). proses diferensiasi sampai sel berkembang
Dalam hubungannya dengan menjadi bentuk sel dewasa. Pada bagian
permeabilitas sel kehadiran auksin dapat epidermis telah tampak adanya rambut-
meningkatkan difusi masuknya air ke dalam rambut akar. Rambut akar tersebut akan
sel sehingga daya permeabilitas (masuk air memperluas permukaan untuk proses
ke dalam sel meningkat) Auksin juga peyerapan air dan mineral. Sehinga akar
mempengaruhi sintesa protein, DNA dari perlu dirangsang untuk tumbuh lebih cepat
histon akan dibebaskan untuk mensintesa dalam perbanyakan tanaman melalui setek
RNA. Bila sudah terbentuk m-RNA akan dengan zat pengatur tumbuh yang dalam
membantu penyusunan enzim-enzim baru. penelitian ini digunakan zpt alternatif yaitu
Enzim ini akan bekerja dalam menggunakan ekstrak bawang merah.
meningkatkan plastisitas dan pelebaran Berdasarkan latar belakang di atas
dinding sel (Salisburi and Ross, 1995). dapat dibuat rumusan masalah sebagai
Akar merupakan organ tumbuhan berikut. (1) Apakah ada pengaruh waktu
yang penting disamping batang dan daun. perendaman dengan ektrak bawang merah
Akar berperan sebagai penyokong batang (Allium cepa L.) terhadap pertumbuhan
agar tetap kokoh dan penyerap nutrisi akar setek puring (Coidaeum variegatum)?,
dalam tanah yang kemudian dapat (2) Apakah ada pengaruh konsentrasi
dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman ekstrak bawang merah (Allium cepa L.)
itu sendiri. Proses pertumbuhan akar terhadap pertumbuhan akar setek puring
merupakan hasil perpanjangan sel-sel (Coidaeum variegatum)?, dan (3) Apakah
dibelakang meristem ujung; sedangkan ada interaksi antara konsentrasi ekstrak
lebar akar yang lebih daripada pembesaran bawang merah dan waktu perendaman
sel-sel ujung merupakan hasil dari dengan ektrak bawang merah terhadap
meristem lateral atau pembentukan pertumbuhan akar setek puring (Coidaeum
kambium, yang memulai pertumbuhan variegatum)?
sekunder dari meristem kambium. Penelitian ini bertujuan untuk
Pertumbuhan panjang dan lingkar akar mengetahui 1) pengaruh waktu
umumnya beranalogi dengan pertumbuhan perendaman pada konsentrasi berbeda
panjang dan lingkar pada tajuk, tetapi pada dengan ekstrak bawang merah terhadap
e-Journal Nama Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Biologi (Volume x Tahun 2015)
pertumbuhan akar setek puring (Coidaeum hari sedangkan varibel kedua adalah beda
variegatum), 2) interaksi antara konsentrasi konsentrasi ekstrak bawang merah yaitu:
ekstrak bawang merah dan waktu K0= 0%, K1= 10%, K2= 15%, K3= 20%.
perendaman dengan ekstrak bawang Sehingga dalam desain ini termasuk fotorial
merah terhadap pertumbuhan akar setek 4x4 karena menggunakan empat variasi
puring (Coidaeum variegatum). Batasan pada masing-masing faktor atau varibel
sampel yang digunakan dalam penelitian ini bebas yang digunakan dan setiap individu
hanyalah tanaman puring golok kuning dapat menjadi subjek secara bersamaan
sedangkan batasan parameter yang diamati dalam dua faktor yang berbeda (Dantes,
dalam penelitian ini adalah pertumbuhan 2012).
akar pada setek puring. Sumber data dari penelitian ini adalah
berat kering akar setek puring. Analisis data
METODE yang digunakan yaitu analisis Kruskal-
Populasi dalam penelitian ini adalah Wallis dengan teknik analisis menggunakan
tanaman puring timun emas di Desa program SPSS 16.0 for Windows.
Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan,
Kabupaten Jembrana. Pengambilan sampel HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan secara Random Sampling. Berdasarkan penelitian yang telah
Jumlah total seluruh sampel berjumlah 48 dilakukan diperoleh hasil bahwa
setek tanaman puring yang dibagi menjadi pememberian perlakuan berupa waktu
16 kelompok perlakuan. perendaman dan konsentrasi ekstrak
Metode pengumpulan data yang bawang merah pada sampel memberikan
digunakan adalah metode observasi. Jenis pengaruh terhadap pertumbuhan akar setek
penelitian dalam penelitian ini adalah true puring. Data utama dari penelitian ini
eksperimental dengan rancangn acak adalah hasil berat kering kedua yang
lengkap (RAL). Perlakukan yang diberikan didapat dari hasil pengeringan berat basah
terdiri dari dua variabel bebas yaitu, akar. Hasil penelitian yang dilakukan
variabel pertama adalah variasi waktu yaitu: tercatat pada Tabel di bawah ini.
H0= 0 hari, H1=1 hari, H2=2 hari, H3= 3
Ranks
Kon- N Mean Test Statisticsa,b
sen- Rank Berat
trasi Kering
Chi- 23.764
Berat 0% 12 8.04
Square
Kering 10% 12 27.83 df 3
15% 12 27.92 Asymp. .000
20% 12 34.21 Sig.
Total 48
e-Journal Nama Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Biologi (Volume x Tahun 2015)
pengaruh baik terhadap pembelahan dan yang terkandung didalam ekstrak bawang
pertumbuhan sel-sel primordial akar pada merah sudah diserap dengan baik oleh sel-
tanaman setek puring. Penelitian ini sesuai sel tanaman. Sehingga semakin banyak
dengan penelitian Mayasari, dkk. (2012), jumlah akar pada setek, maka akan
bahwa pemberian konsentrasi filtrat umbi berpengaruh terhadap berat basah dan
bawang merah dengan penambahan berat kering akar. Salisbury dan Ross
Rootone-F pada konsentrasi 18%-20% (1995), menyatakan bahwa perakaran akan
memperlihatkan pertumbuhan paling baik mendukung terjadinya proses metabolism
pada parameter jumlah tunas, jumlah daun, tumbuhan karena penyerapan air dan hara
luas daun dan jumlah akar. oleh akar akan dimanfaatkan untuk
Pada Tabel 3 perlakuan 0%, 10% pertumbuhan.
dan 15% memiliki berat basah dan berat Pada konsentrasi 20% ekstrak
kering akar yang cenderung lebih kecil. Hal bawang merah dengan perendaman tiga
ini diduga kandungan hormon auksin pada hari terjadi penurunan berat akar yaitu
konsentrasi yang < 20% belum dapat 0.049 gram (Tabel 1). Hal ini terjadi karena
memaksimalkan perkembangan dan dipengaruhi oleh faktor waktu perendaman.
pertumbuhan akar setek puring. Karena Waktu perendaman yang lama dengan
hormon auksin dalam ekstrak bawang konsentrasi tinggi akan melebihi batas
merah pada konsentrasi 20% yang paling optimal maka akan menyebabkan
baik untuk memacu pertumbuhan akar. pertumbuhan akar terhambat. Selain itu
Hormon IAA yang terkandung dalam juga lamanya proses perendaman juga
ekstrak bawang merah mampu mempengaruhi keadaan fisik dari setek
meningkatkan proses fisiologis dalam sel, batang tersebut. Lamanya waktu
yakni mempengaruhi perkembangan dan perendaman membuat bagian pangkal
pemanjangan sel, mampu meningkatkan batang yang terendam cenderung mudah
tekanan osmotik sel, meningkatkan mengalami pembusukan. Hal tersebut juga
plastisitas dan meningkatkan sintesis dapat mengganggu proses terbentuknya
protein, sehingga sel-sel akan akar karena beberapa sel-sel primordial
mengembang, memanjang dan menyerap daerah pangkal setek telah mengalami
air (Salisbury and Ross, 1995). pembusukan (Mayasari, dkk., 2012).
Pemberian ekstrak bawang merah Data pendukung dari penelitian ini
konsentrasi 20% dengan waktu adalah beberapa dari faktor lingkungan.
perendaman selama satu hari memberikan Terbentuknya akar pada setek merupakan
hasil berat kering akar terbesar yaitu 0,142 indikasi keberhasilan dari setek. Selain
gram (Tabel 1). Dalam hal ini terjadi faktor internal tanaman itu sendiri, faktor
interaksi yang artinya variasi waktu lingkungan juga mempengaruhi
perendaman dan konsentrasi ekstrak keberhasilan pertumbuhan setek. Faktor
bawang merah yang berbeda saling lingkungan tersebut adalah kelembaban,
memberikan pengaruh terhadap suhu, dan intensitas cahaya. Kondisi
pertumbuhan setek akar puring. Begitu juga lingkungan pada penelitian ini adalah
terlihat pada hasil uji statistik (Tabel 2 dan kelembaban 60%, Suhu 280C dan intensitas
3) pada nilai mean rank berturut-turut yaitu cahaya dibawah naungan sebesar 0.07
32,96 dan 34,21. Konsentrasi ekstrak candella.
bawang 20% dan waktu perendaman satu Hal tersebut didukung oleh
hari memberi pengaruh optimal pada penelitian Zamzam, (2005) yaitu
parameter jumlah akar yang ditunjukkan kelembaban pada setek dipertahankan
pada Tabel 1. Hal ini dikarenakan sekitar 60%-90% terutama sebelum setek
konsentrasi 20% ekstrak bawang merah mampu membentuk akar. Namun
dan waktu perendaman satu hari paling kelembaban yang terlalu tinggi akan
efektif untuk mempercepat pembelahan sel, memacu perkembangan mikroba patogen
perpanjangan sel dan diferensiasi sel pada yang dapat mematikan bahan setek. Suhu
primordial akar sehingga pertumbuhan akar udara yang tepat untuk merangsang
lebih besar dibandingkan dengan interaksi pembentukan primordial akar untuk setiap
perlakuan lainnya. Zat pengatur tumbuh jenis tanaman berbeda-beda. Kisaran suhu
e-Journal Nama Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Biologi (Volume x Tahun 2015)
yang baik untuk merangsang pembentukan Anonim. 2008. “Akar”. Tersedia pada
akar adalah 26-290 C. Selain itu setek https://stfitb2008.files.wordpress.com/
memerlukan intensitas cahaya yang sesuai, 2009/11/15-akar.pdf. (diakses tanggal
karena intensitas cahaya yang diperlukan 5 Juni 2015).
untuk fotosintesis tidak setinggi pada setek
yang memiliki jaringan dan organ yang Campbell, N.A., Reece, J.B., Mithcell, L.G.
lengkap. Pengaturan intensitas cahaya 2002. Biologi. Alih Bahasa : Wasmen
dapat dilakukan dengan pengaturan Jakarta: Manalu Erlangga.
intensitas cahaya pada naungan.
Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian.
SIMPULAN DAN SARAN Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Berdasarkan hasil penelitian dapat Hidayanto, M, Nurjanah, S dan Yossita, F.
ditarik kesimpulan bahwa (1) da pengaruh 2003. “Pengaruh Panjang Stek Akar
waktu perendaman dengan ekstrak bawang
dan Konsentrasi Natrium Nitrofenol
merah (Allium cepa L.) terhadap
pertumbuhan akar setek puring (Coidaeum Terhadap Pertumbuhan Stek Akar
cariegatum). Perlakuan pada waktu Sukun (Artrocarpus communis F.)”.
perendaman 1 hari menghasilkan Jurnal Pengkajian dan
pertumbuhan akar paling tinggi yaitu rata- Pengembangan Teknologi Pertanian.
rata berat kering akar 0,080 gram, (2) ada 6(2):154-160.
pengaruh konsentrasi ekstrak bawang
Mayasari, Eva, Lukas S. Budipramana, dan
merah (Allium cepa L.) terhadap
pertumbuhan akar setek puring (Coidaeum Yuni Sri Rahayu. 2012. “Pengaruh
cariegatum). Perlakuan pada konsentrasi Pemberian Filtrat Bawang Merah
20% menghasilkan pertumbuhan akar dengan Berbagai Konsentrasi dan
paling tinggi yaitu rata-rata berat kering Rootone-F terhadap Pertumbuhan
akar 0,082 gram, dan (3) ada interaksi Setek Batang Tanaman Jambu Biji
antara konsentrasi ekstrak bawang merah (Psidium guajava L.)”. Lenterabio,
dan waktu perendaman dengan ekstrak vol. 1, nomor 2 (hlm. 99-103).
bawang merah terhadap pertumbuhan akar
setek puring (Coidaeum cariegatum). Muswita, 2011. “Pengaruh Konsesntrasi
Perlakuan konsentrasi 20% dengan waktu Bawang Merah (Allium cepa L.)
perendaman 1 hari menghasilkan terhadap Pertumbuhan Setek Gaharu
pertumbuhan akar yang paling tinggi yaitu (Aquilaria malaccencis Oken)”.
dengan rata-rata berat kering akar 0,142 Penelitian Universitas Jambi Seri
gram. Sains, vol. 13, nomor 1 (hlm. 15-20).
Adapun saran yang disampaikan Nurzaman, Zamzam. 2005. “Pengaruh Zat
setelah penelitian ini adalah perlu dilakukan Pengatur Tumbuh Naa dan IBA
penelitian lebih lanjut mengenai variasi Terhadap Pertumbuhan Stek Mini
konsentrasi ekstrak bawang merah yang Pule Pandak (Rauwolfia serpentina
lebih tinggi. Hal tersebut bertujuan untuk Benth.) Hasil Kultur In Vitro Pada
mengetahui konsentrasi ekstrak bawang Media Arang Sekam dan Zeolit”.
merah yang maksimal dalam pertumbuhan Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas
akar setek puring. Selain itu juga perlu Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengembangkan penelitian ini, seperti Rahayu, E dan Berlian, N. 1999. Bawang
dengan menambahkan jumlah parameter Merah. Jakarta: PT Penebar Swadaya.
yang diamati misalnya, jumlah tunas yang
muncul, kecepatan pertumbuhan akar, dan Rohsidi, Muhlisin. 2015. “Pengaruh Lama
panjang akar. Perendaman dan Konsentrasi Zat
Perangsang Tumbuh Root-Up pada
DAFTAR PUSTAKA Stek Tanaman Sungkai (Peronema
canescens)”. Skripsi (tidak
e-Journal Nama Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Biologi (Volume x Tahun 2015)