Anda di halaman 1dari 10

e-Journal Nama Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Pendidikan Biologi (Volume x Tahun 2015)

WAKTU PERENDAMAN MENGGUNAKAN EKSTRAK BAWANG


MERAH PADA KONSENTRASI BERBEDA MENINGKATKAN
PERTUMBUHAN AKAR SETEK PURING
(Coidaeum variegatum)

I M. S. Utama, I G. A. N. Setiawan, I M. P. A. Santiasa

Jurusan Pendidikan Biologi


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {sudarmanutama@gmail.com, gustiagungsetiawan@yahoo.com,


santiasa@gmail.com}@undiksha.ac.id

Abstrak

Puring yang dikenal dengan nama Croton digunakan sebagai penyerap


polutan dan tanaman hias karena keindahan variasi corak dan warnanya. Tujuan
penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pengaruh waktu perendaman dengan
ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan akar setek puring, (2) untuk
mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan
akar setek puring, dan (3) untuk mengetahui interaksi antara ekstrak bawang merah
dan waktu perendaman dengan ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan akar
setek puring. Batasan sampel penelitian ini adalah tanaman puring golok kuning dan
bawang merah varietas keling, sedangkan parameter yang diamati dalam penelitian
ini adalah pertumbuhan akar setek puring. Jenis penelitian yang digunakan adalah
eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diberikan terdiri dari dua variabel
bebas yaitu, variabel pertama adalah variasi waktu perendaman yaitu: H0= 0 hari,
H1=1 hari, H2=2 hari, H3= 3 hari sedangkan varibel kedua adalah beda konsentrasi
ekstrak bawang merah yaitu: K0= 0%, K1= 10%, K2= 15%, K3= 20%. Sehingga
dalam desain ini termasuk faktorial 4x4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
waktu perendaman dan konsentrasi ekstrak bawang merah berpengaruh nyata
terhadap pertumbuhan akar. Perlakuan pada waktu perendaman 1 hari menghasilkan
pertumbuhan akar paling tinggi yaitu rerata berat kering akar 0,080 gram. Perlakuan
pada konsentrasi 20% menghasilkan pertumbuhan akar paling tinggi yaitu rerata
berat kering akar 0,082. Sedangkan interaksi antara konsentrasi ekstrak bawang
merah dan waktu perendaman terjadi pada perlakuan konsentrasi 20% dengan waktu
perendaman 1 hari menghasilkan pertumbuhan akar paling tinggi yaitu dengan rerata
berat kering akar 0,142 gram.

Kata kunci: puring, bawang merah, setek


e-Journal Nama Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Biologi (Volume x Tahun 2015)

Abstract

Puring known as Croton used as absorbing pollutant and ornamental plant


because of the beauty of shade and color. The purpose of this study were (1)
determine the effect immersion time with onion extract on the growth of root cuttings
of Puring, (2) determine the effect onion extract concentration against the growth of
cuttings root of Puring. Limitation of samples in this study is puring golok kuning and
variety of keling onion, the parameter which observed in this study is the growth of
roots on cuttings Puring. Type of research is experimental research. The research
design is a draft. The research design is completely randomized. The treatments
consisted of two independent variables, the first variable is the variation of immersion
time is: H0 = 0 days, H1 = 1 day, H2 = 2 days, H3 = 3 days while the second variable
is different concentration onion extract, namely: K0 = 0%, K1 = 10%, K2 = 15%, K3 =
20%. In this design includes 4x4 factorial. The results showed that the immersion
time and the concentration of onion extract significantly affect growth of cuttings root
of the puring. The treatment in one day immersion produced the highest root growth
0.080 grams roots. The treatment at 20% concentration of produced the highest root
growth as average as root weight is 0.082. While the interaction between extract
onion concentration and immersion time occured at 20% of concentration treated with
one day soaking time produced average weight of 0,142 grams of dried root.

Keywords : puring, onion, cutting

PENDAHULUAN di sekitar sumber air, sehingga akar-


Salah satu kebutuhan psikologis akarnya akan memperbaiki kualitas air
manusia adalah keindahan. Aspek dengan cara menyerap unsur fosfor yang
keindahan tersebut tercermin dari terkandung di dalam air (Suryani, 2008).
keberadaan lingkungan yang asri. Taman Pembudidayaan tanaman puring
merupakan salah satu indikator dari dapat dilakukan dengan cara vegetatif atau
keasrian lingkungan. Namun taman yang setek batang. Upaya untuk meningkatkan
sudah ada baik di sekolah, perkantoran, produksi tanaman melalui setek batang
maupun di rumah-rumah masyarakat masih yang sangat menguntungkan karena
banyak yang kurang bagus. Hal itu dilihat batang memiliki persediaan makanan yang
melalui kurangnya penataan taman dan cukup untuk pertumbuhan tunas batang
variasi jenis tanaman yang digunakan. dan akar (Huik, 2004 dalam Mayasari,
Sehingga untuk memperindah taman perlu 2012). Stek merupakan cara perbanyakan
adanya tanaman yang bervariasai dan tanaman secara vegetatif buatan dengan
mudah dikembangkan seperti puring. menggunakan sebagian batang, akar, atau
Puring merupakan tanaman hias daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi
pekarangan yang populer berbentuk perdu tanaman baru. Perbanyakan melalui setek
dengan bentuk dan warna daun yang batang dihadapi pada kendala sulitnya
banyak variasi. Tanaman puring ini memiliki membentuk akar (Ashari, 1995 dalam
nilai ekonomi dan sosial yang cukup tinggi Muswita, 2011). Alternatif yang dapat
untuk dikembangkan dan dijadikan dilakukan diantaranya adalah dengan
komuditas perdagangan. Puring yang pemberian zat pengatur tumbuh.
dikenal dengan nama Croton digunakan Zat pengatur tumbuh yang sering
sebagai tanaman hias karena keindahan digunakan untuk menumbuhkan perakaran
variasi corak dan warnanya. Warna daun adalah auksin, namun relatif mahal dan sulit
bermacam-macam seperti hijau, kuning, diperoleh. Sebagai salah satu alternatif
orange, merah, dan ungu dengan corak pengganti auksin sintetis yaitu dapat
daun bintik-bintik atau garis. Umumnya, digunakan bawang merah (Ependi, 2009
semakin tua umur tanaman, warna daun dalam Muswita 2011). Umbi bawang merah
semakin menonjol, bahkan dalam satu mengandung vitamin B1 (thiamin) untuk
tanaman memiliki dua atau tiga warna. pertumbuhan tunas, riboflavin untuk
Tanaman puring dapat tumbuh dengan baik pertumbuhan, asam nikotinat sebagai
e-Journal Nama Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Biologi (Volume x Tahun 2015)

koenzim, serta mengandung auksin dan percabangan lateral tidak terdapat analogi
rhizokalin yang dapat merangsang antara bagian tajuk dengan akar.
pertumbuhan akar (Rahayu dan Berlian, Percabangan akar muncul dari lingkaran
1999). tepi yang jauh di dalam jaringan tua atau
Rhizokalin dan auksin adalah hormon jaringan yang berdiferensiasi, berbeda
yang berperan dalam pertumbuhan akar. dengan percabangan tajuk yang muncul
Rhizokalin adalah hormon yang secara dari ujung dan berasal dari permukaan.
alami diproduksi oleh tanaman dan Perkembangan akar diawali dari daerah
berfungsi dalam merangsang pemanjangan pembelahan sel yang tersusun atas sel-sel
akar tanaman. Sedangkan auksin salah bersifat meristematik. Sel-sel meristematik
satu hormon yang dapat berpengaruh tersebut aktif mengalami pembelahan
terhadap pembentukan akar, secara mitosis. Kemudian daerah
perkembangan tunas, kegiatan sel-sel pemanjangan sel tersusun atas sel-sel yang
meristem, pembentukan bunga, mengalami pemanjangan dan tampak
pembentukan buah dan terhadap gugurnya bervakuola. Adanya pemanjangan sel
daun dan buah (Dwidjoseputro, 1994 dalam menyebabkan akar terdorong ke dalam
Patma, 2013). Dalam perkembangan sel tanah. Di daerah pemanjangan terdapat 3
terdapat indikasi bahwa auksin dapat macam jaringan yaitu, (1) prokambium yang
menaikkan tekanan osmotik, meningkatkan berkembang menjadi silinder pusat, (2)
permaebilitas sel terhadap air. Akibatnya meristem dasar yang berkembang menjadi
terjadi pengurangan tekanan pada dinding korteks dan endodermis, serta (3)
sel, meningkatkan sintesis protein, protoderm berkembang menjadi epidermis.
meningkatkan plastisitas dan Kemudian daerah pendewasaan sel
pengembangan dinding sel (Moore, 1999; tersusun atas sel-sel yang mengalami
Pandey, 1991 dalam Pangaribuan, 2004). proses diferensiasi sampai sel berkembang
Dalam hubungannya dengan menjadi bentuk sel dewasa. Pada bagian
permeabilitas sel kehadiran auksin dapat epidermis telah tampak adanya rambut-
meningkatkan difusi masuknya air ke dalam rambut akar. Rambut akar tersebut akan
sel sehingga daya permeabilitas (masuk air memperluas permukaan untuk proses
ke dalam sel meningkat) Auksin juga peyerapan air dan mineral. Sehinga akar
mempengaruhi sintesa protein, DNA dari perlu dirangsang untuk tumbuh lebih cepat
histon akan dibebaskan untuk mensintesa dalam perbanyakan tanaman melalui setek
RNA. Bila sudah terbentuk m-RNA akan dengan zat pengatur tumbuh yang dalam
membantu penyusunan enzim-enzim baru. penelitian ini digunakan zpt alternatif yaitu
Enzim ini akan bekerja dalam menggunakan ekstrak bawang merah.
meningkatkan plastisitas dan pelebaran Berdasarkan latar belakang di atas
dinding sel (Salisburi and Ross, 1995). dapat dibuat rumusan masalah sebagai
Akar merupakan organ tumbuhan berikut. (1) Apakah ada pengaruh waktu
yang penting disamping batang dan daun. perendaman dengan ektrak bawang merah
Akar berperan sebagai penyokong batang (Allium cepa L.) terhadap pertumbuhan
agar tetap kokoh dan penyerap nutrisi akar setek puring (Coidaeum variegatum)?,
dalam tanah yang kemudian dapat (2) Apakah ada pengaruh konsentrasi
dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman ekstrak bawang merah (Allium cepa L.)
itu sendiri. Proses pertumbuhan akar terhadap pertumbuhan akar setek puring
merupakan hasil perpanjangan sel-sel (Coidaeum variegatum)?, dan (3) Apakah
dibelakang meristem ujung; sedangkan ada interaksi antara konsentrasi ekstrak
lebar akar yang lebih daripada pembesaran bawang merah dan waktu perendaman
sel-sel ujung merupakan hasil dari dengan ektrak bawang merah terhadap
meristem lateral atau pembentukan pertumbuhan akar setek puring (Coidaeum
kambium, yang memulai pertumbuhan variegatum)?
sekunder dari meristem kambium. Penelitian ini bertujuan untuk
Pertumbuhan panjang dan lingkar akar mengetahui 1) pengaruh waktu
umumnya beranalogi dengan pertumbuhan perendaman pada konsentrasi berbeda
panjang dan lingkar pada tajuk, tetapi pada dengan ekstrak bawang merah terhadap
e-Journal Nama Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Biologi (Volume x Tahun 2015)

pertumbuhan akar setek puring (Coidaeum hari sedangkan varibel kedua adalah beda
variegatum), 2) interaksi antara konsentrasi konsentrasi ekstrak bawang merah yaitu:
ekstrak bawang merah dan waktu K0= 0%, K1= 10%, K2= 15%, K3= 20%.
perendaman dengan ekstrak bawang Sehingga dalam desain ini termasuk fotorial
merah terhadap pertumbuhan akar setek 4x4 karena menggunakan empat variasi
puring (Coidaeum variegatum). Batasan pada masing-masing faktor atau varibel
sampel yang digunakan dalam penelitian ini bebas yang digunakan dan setiap individu
hanyalah tanaman puring golok kuning dapat menjadi subjek secara bersamaan
sedangkan batasan parameter yang diamati dalam dua faktor yang berbeda (Dantes,
dalam penelitian ini adalah pertumbuhan 2012).
akar pada setek puring. Sumber data dari penelitian ini adalah
berat kering akar setek puring. Analisis data
METODE yang digunakan yaitu analisis Kruskal-
Populasi dalam penelitian ini adalah Wallis dengan teknik analisis menggunakan
tanaman puring timun emas di Desa program SPSS 16.0 for Windows.
Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan,
Kabupaten Jembrana. Pengambilan sampel HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan secara Random Sampling. Berdasarkan penelitian yang telah
Jumlah total seluruh sampel berjumlah 48 dilakukan diperoleh hasil bahwa
setek tanaman puring yang dibagi menjadi pememberian perlakuan berupa waktu
16 kelompok perlakuan. perendaman dan konsentrasi ekstrak
Metode pengumpulan data yang bawang merah pada sampel memberikan
digunakan adalah metode observasi. Jenis pengaruh terhadap pertumbuhan akar setek
penelitian dalam penelitian ini adalah true puring. Data utama dari penelitian ini
eksperimental dengan rancangn acak adalah hasil berat kering kedua yang
lengkap (RAL). Perlakukan yang diberikan didapat dari hasil pengeringan berat basah
terdiri dari dua variabel bebas yaitu, akar. Hasil penelitian yang dilakukan
variabel pertama adalah variasi waktu yaitu: tercatat pada Tabel di bawah ini.
H0= 0 hari, H1=1 hari, H2=2 hari, H3= 3

Tabel 1 Data Rerata Berat Kering Akar

Waktu Variasi Konsentrasi Ekstrak Bawang Merah Rata-rata


Perendaman 0% (K0) 10% (K1) 15% (K2) 20% (K3) (gr)
0 Hari (H0) 0,026 0,031 0,026 0,029
0,023 0,031 0,023 0,029
0,030 0,027 0,022 0,032
Sub Total (gr) 0,079 0,089 0,071 0,090
Rata-rata (gr) 0,026 0,030 0,024 0,030 0.028
1 Hari (H1) 0,024 0,054 0,080 0,145
0,020 0,060 0,090 0,131
0,028 0,084 0,091 0,149
Sub Total (gr) 0,072 0,198 0,261 0,425
Rata-rata (gr) 0,024 0,066 0,087 0,142 0,080
2 Hari (H2) 0,016 0,057 0,098 0,115
0,016 0,063 0,116 0,104
0,013 0,050 0,115 0,105
Sub Total (gr) 0,045 0,170 0,329 0,324
Rata-rata (gr) 0,015 0,057 0,110 0,108 0,073
3 Hari (H3) 0,012 0,047 0,045 0,055
0,020 0,036 0,026 0,049
0,012 0,046 0,042 0,043
e-Journal Nama Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Biologi (Volume x Tahun 2015)

Sub Total (gr) 0,044 0,129 0,113 0,147


Rata-rata (gr) 0,015 0,043 0,038 0,049 0,036
Total (gr) 0,240 0,586 0,774 0,986
Rata-rata (gr) 0,020 0,047 0, 065 0,082

Diikhtisarkan pada Tabel 1 hari yaitu 0,110 gram dan pertumbuhan


konsentrasi 0% rerata berat kering akar paling rendah terjadi pada waktu
dengan variasi waktu perendaman yaitu nol perendaman nol hari yaitu 0,024 gram.
hari, satu hari, dua hari, dan tiga hari Untuk lebih jelas, perbedaan pertumbuhan
secara berurutan adalah 0,026 gram; 0,024 akar setek puring (Coidaeum variegatum)
gram; 0,015 gr; dan 0,015 gram. yang ditunjukkan oleh berat akar yang
Pertumbuhan paling tinggi pada konsentrasi terbentuk pada masing-masing perlakuan
0% terjadi pada waktu perendaman 0 hari dapat diamati dalam bentuk grafik yang
yaitu 0,026 gram dan pertumbuhan paling disajikan pada Gambar 3.
rendah terjadi pada waktu perendaman hari
hari dan tiga hari yaitu 0,015 gram. Gambar 1 Grafik Rata-rata Berat Akar
Pada konsentrasi 10% rerata berat Puring
akar dengan variasi waktu perendaman
yaitu nol hari, satu hari, dua hari, dan tiga
0.16
hari secara berurutan adalah 0,030 gram;
0,066 gram; 0,057 gram; dan 0,043 gr. 0.14 Konsentrasi
Pertumbuhan paling tinggi pada konsentrasi 0.12 0%
10% terjadi pada waktu perendaman satu 0.1 Konsentrasi
hari yaitu 0,066 gram dan pertumbuhan
0.08 10%
paling rendah terjadi pada waktu
perendaman nol hari yaitu 0,030 gram. 0.06 Konsentrasi
Pada konsentrasi 15% rerata berat 0.04 15%
akar dengan variasi waktu perendaman Konsentrasi
0.02
yaitu nol hari, satu hari, dua hari, dan tiga 20%
hari secara berurutan adalah 0,024 gram; 0
0,087 gram; 0,110 gram; dan 0,038 gram. 0 hari 1 hari 2 hari 3 hari
Pertumbuhan paling tinggi pada konsentrasi
15% terjadi pada waktu perendaman dua
Sedangkan pada konsentrasi 20%
rerata berat akar dengan variasi waktu
perendaman yaitu nol hari, satu hari, dua
hari, dan tiga hari secara berurutan adalah
0,030 gram; 0,142 gram; 0,108 gram; dan
0,049 gram. Pertumbuhan paling tinggi
pada konsentrasi 20% terjadi pada waktu
perendaman satu hari yaitu 0,142 gram dan
pertumbuhan paling rendah terjadi pada
waktu perendaman nol hari yaitu 0,030
gram.
Diikhtisarkan pada Tabel 1 maka
dapat dilihat pada konsentrasi 20% dengan
waktu perendaman satu hari terjadi berat
akar yang paling besar sehingga pada
perlakuan tersebut menandakan
pertumbuhan akar setek paling optimum.
e-Journal Nama Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Biologi (Volume x Tahun 2015)

Pengujian hipotesis penelitian ini Diikhtisarkan pada Tabel 2 dan 3


menggunakan analisis Kruskal-Wallis hasil uji statistik dapat dijelaskan bawah
dengan teknik analisisnya dilakukan pertama, dari sumber pengaruh waktu
dengan menggunakan program SPSS 16.0 perendaman terhadap variabel terikat
for Windows. Hipotesis alternatife yang diuji pertumbuhan akar setek puring tampak
dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh nilai signifikansi 0,006. Nilai signifikansi ini
waktu perendaman dengan ektrak bawang < 0,05 sehingga hasil ini menunjukkan
merah (Allium cepa L.) terhadap bahwa terdapat kontribusi yang signifikan
pertumbuhan akar setek puring (Coidaeum dari perbedaan variasi waktu perendaman
variegatum)”, “Ada pengaruh konsentrasi terhadap pertumbuhan akar setek puring.
ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) Kedua, dari sumber pengaruh
terhadap pertumbuhan akar setek puring konsentrasi ekstrak bawang merah
(Coidaeum variegatum)”, dan “Ada interaksi terhadap variabel terikat pertumbuhan
antara konsentrasi ekstrak bawang merah akar setek puring tampak nilai signifikansi
dan waktu perendaman dengan 0,000. Nilai signifikansi ini < 0,05
ektrakbawang merah terhadap sehingga hasil menunjukkan bahwa
pertumbuhan akar setek puring (Coidaeum terdapat kontribusi yang signifikan dari
variegatum)”. Hasil dari analisi Kruskal- perbedaan variasi konsentrasi ekstrak
Wallis disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3 bawang merah terhadap pertumbuhan
di bawah ini. akar setek puring.

Tabel 2 Hasil Analisis Statistik Kruskal-Wallis Kelompok Waktu Perendaman


Ranks Test Statisticsa,b
Perend N Mean Berat
aman Rank Kering
Chi- 12.486
Square
Berat 0 hari 12 15.42 df 3
Kering 1 hari 12 32.46
Asymp. .006
2 hari 12 30.42
Sig.
3 hari 12 19.71
Total 48

Tabel 3 Hasil Analisis Statistik Kruskal-Wallis Kelompok Konsentrasi Ekstrak

Ranks
Kon- N Mean Test Statisticsa,b
sen- Rank Berat
trasi Kering
Chi- 23.764
Berat 0% 12 8.04
Square
Kering 10% 12 27.83 df 3
15% 12 27.92 Asymp. .000
20% 12 34.21 Sig.
Total 48
e-Journal Nama Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Biologi (Volume x Tahun 2015)

kecil pengaruhnya terhadap peningkatan


pertumbuhan akar tanaman. Penelitian ini
sesuai dengan penelitian Rosidi (2015)
bahwa, waktu perendaman 10 menit
Ketiga, variasi waktu perendaman dengan zat pengatur tumbuh Rootone-Up
dan konsentrasi ekstrak bawang merah menghasilkan pertumbuhan akar paling
masing-masing memperoleh nilai tinggi yaitu 15,5 cm dibandingkan dengan
signifikansi < 0,05. Pada waktu variasi waktu perendaman 15 menit yaitu 9
perendaman satu hari memperoleh nilai cm. Menurut Suparis (2014), waktu
mean rank terbesar yaitu 32,46 sedangkan perendaman yang lama pada konsentrasi
pada konsentrasi 20% tampak nilai mean tertentu akan mengakibatkan sel-sel
rank terbesar yaitu 34,21. Hal ini bearti tersumbat sehingga hal tersebut akan
secara statistik terbukti bahwa perlakuan menghambat air dari media yang digunakan
waktu perendaman satu hari dan untuk proses pelarutan cadangan makanan
konsentrasi 20% terhadap pertumbuhan dalam proses fisiologis terganggu.
akar setek puring adalah perlakuan yang Perlakuan variasi waktu
paling maksimal. Dengan demikian dapat perendaman berkaitan dengan proses
diambil kesimpulan bahwa ada interaksi masuknya IAA ke dalam sel tanaman. IAA
antara waktu perendaman dan konsentrasi (Indole-3-Acetic Acid) atau auksin
ekstrak bawang merah terhadap merupakan salah satu zat pengatur tumbuh
pertumbuhan akar setek puring. yang berperan dalam pertumbuhan dan
Perlakuan variasi waktu perkembangan tanaman. Mekanisme
perendaman berpengaruh nyata dalam masuknya IAA ke dalam sel tanaman
meningkatkan pertumbuhan akar setek melalui proses absorbsi yang terjadi
puring. Pada Tabel 2 variabel pertumbuhan diseluruh permukaan setek batang.
akar diketahui bahwa waktu perendaman Absorbsi oleh sel tanaman akan
satu hari setek batang dengan ekstrak meningkatkan tekanan turgor dalam sel,
bawang merah merupakan waktu yang selanjutnya akan terjadi pembesaran
perendaman yang optimal yaitu sel. Proses absorbsi juga dapat melalui
menghasilkan rata-rata berat kering bagian ujung dan pangkal dari setek
sebesar 0,080 gram, sedangkan pada batang. IAA atau hormon auksin akan
waktu perendaman tiga hari pertumbuhan masuk melewati sel-sel korteks yang
akar yang dihasilkan justru menurun yaitu bersifat semipermeabel dan bergerak
0.036 gram. Hal ini diduga pada saat menuju xylem melalui dinding sel-sel
perendaman satu hari jumlah hormon korteks. IAA dapat masuk ke dalam sel
auksin dalam ekstrak bawang merah yang tanaman karena pada membran sel
masuk sudah mencapai penyerapan yang terdapat reseptor auksin yang berupa
optimal dalam meningkatkan tekanan turgor protein (Salisbury and Ross, 1995).
dalam sel, yang selanjutnya akan terjadi Berdasarkan analisis statistik
pembelahan dan pertumbuhan sel dalam Kruskal-Wallis didapatkan angka
proses pembentukan akar. Sedangkan signifikansi 0.000 < 0,05 untuk variasi
pada waktu perendaman tiga hari justru konsentrasi. Hal tersebut menunjukkan
mengalami penurunan berat akar. Hal bahwa perlakuan konsentrasi memberikan
tersebut diduga karena pada perendaman perbedaan yang nyata terhadap
tiga hari terjadi penyerapan hormon auksin pertumbuhan akar setek puring. Pada Tabel
yang terlalu banyak sehingga dapat 3, konsentrasi 20% mempunyai berat kering
menghambat pertumbuhan akar. Semakin akar yang berbeda nyata dengan tanaman
lama perendaman juga menyebabkan kontrol dan semua tanaman perlakuan yaitu
tingginya penyerapan konsentrasi hormon dengan rata-rata berat kering sebesar
auksin oleh tanaman setek. Menurut 0.082 gram. Sehingga pada penelitian ini
Hardiyanto, dkk. (2003), pemberian zat konsentrasi 20% merupakan konsentrasi
pengatur tumbuh dengan konsentrasi yang yang optimum dalam meningkatkan
lebih tinggi menyebabkan aktivitas pertumbuhan akar. Hal tersebut diduga
pembelahan sel menjadi lambat, sehingga bahwa pada konsentrasi 20% memberikan
e-Journal Nama Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Biologi (Volume x Tahun 2015)

pengaruh baik terhadap pembelahan dan yang terkandung didalam ekstrak bawang
pertumbuhan sel-sel primordial akar pada merah sudah diserap dengan baik oleh sel-
tanaman setek puring. Penelitian ini sesuai sel tanaman. Sehingga semakin banyak
dengan penelitian Mayasari, dkk. (2012), jumlah akar pada setek, maka akan
bahwa pemberian konsentrasi filtrat umbi berpengaruh terhadap berat basah dan
bawang merah dengan penambahan berat kering akar. Salisbury dan Ross
Rootone-F pada konsentrasi 18%-20% (1995), menyatakan bahwa perakaran akan
memperlihatkan pertumbuhan paling baik mendukung terjadinya proses metabolism
pada parameter jumlah tunas, jumlah daun, tumbuhan karena penyerapan air dan hara
luas daun dan jumlah akar. oleh akar akan dimanfaatkan untuk
Pada Tabel 3 perlakuan 0%, 10% pertumbuhan.
dan 15% memiliki berat basah dan berat Pada konsentrasi 20% ekstrak
kering akar yang cenderung lebih kecil. Hal bawang merah dengan perendaman tiga
ini diduga kandungan hormon auksin pada hari terjadi penurunan berat akar yaitu
konsentrasi yang < 20% belum dapat 0.049 gram (Tabel 1). Hal ini terjadi karena
memaksimalkan perkembangan dan dipengaruhi oleh faktor waktu perendaman.
pertumbuhan akar setek puring. Karena Waktu perendaman yang lama dengan
hormon auksin dalam ekstrak bawang konsentrasi tinggi akan melebihi batas
merah pada konsentrasi 20% yang paling optimal maka akan menyebabkan
baik untuk memacu pertumbuhan akar. pertumbuhan akar terhambat. Selain itu
Hormon IAA yang terkandung dalam juga lamanya proses perendaman juga
ekstrak bawang merah mampu mempengaruhi keadaan fisik dari setek
meningkatkan proses fisiologis dalam sel, batang tersebut. Lamanya waktu
yakni mempengaruhi perkembangan dan perendaman membuat bagian pangkal
pemanjangan sel, mampu meningkatkan batang yang terendam cenderung mudah
tekanan osmotik sel, meningkatkan mengalami pembusukan. Hal tersebut juga
plastisitas dan meningkatkan sintesis dapat mengganggu proses terbentuknya
protein, sehingga sel-sel akan akar karena beberapa sel-sel primordial
mengembang, memanjang dan menyerap daerah pangkal setek telah mengalami
air (Salisbury and Ross, 1995). pembusukan (Mayasari, dkk., 2012).
Pemberian ekstrak bawang merah Data pendukung dari penelitian ini
konsentrasi 20% dengan waktu adalah beberapa dari faktor lingkungan.
perendaman selama satu hari memberikan Terbentuknya akar pada setek merupakan
hasil berat kering akar terbesar yaitu 0,142 indikasi keberhasilan dari setek. Selain
gram (Tabel 1). Dalam hal ini terjadi faktor internal tanaman itu sendiri, faktor
interaksi yang artinya variasi waktu lingkungan juga mempengaruhi
perendaman dan konsentrasi ekstrak keberhasilan pertumbuhan setek. Faktor
bawang merah yang berbeda saling lingkungan tersebut adalah kelembaban,
memberikan pengaruh terhadap suhu, dan intensitas cahaya. Kondisi
pertumbuhan setek akar puring. Begitu juga lingkungan pada penelitian ini adalah
terlihat pada hasil uji statistik (Tabel 2 dan kelembaban 60%, Suhu 280C dan intensitas
3) pada nilai mean rank berturut-turut yaitu cahaya dibawah naungan sebesar 0.07
32,96 dan 34,21. Konsentrasi ekstrak candella.
bawang 20% dan waktu perendaman satu Hal tersebut didukung oleh
hari memberi pengaruh optimal pada penelitian Zamzam, (2005) yaitu
parameter jumlah akar yang ditunjukkan kelembaban pada setek dipertahankan
pada Tabel 1. Hal ini dikarenakan sekitar 60%-90% terutama sebelum setek
konsentrasi 20% ekstrak bawang merah mampu membentuk akar. Namun
dan waktu perendaman satu hari paling kelembaban yang terlalu tinggi akan
efektif untuk mempercepat pembelahan sel, memacu perkembangan mikroba patogen
perpanjangan sel dan diferensiasi sel pada yang dapat mematikan bahan setek. Suhu
primordial akar sehingga pertumbuhan akar udara yang tepat untuk merangsang
lebih besar dibandingkan dengan interaksi pembentukan primordial akar untuk setiap
perlakuan lainnya. Zat pengatur tumbuh jenis tanaman berbeda-beda. Kisaran suhu
e-Journal Nama Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Biologi (Volume x Tahun 2015)

yang baik untuk merangsang pembentukan Anonim. 2008. “Akar”. Tersedia pada
akar adalah 26-290 C. Selain itu setek https://stfitb2008.files.wordpress.com/
memerlukan intensitas cahaya yang sesuai, 2009/11/15-akar.pdf. (diakses tanggal
karena intensitas cahaya yang diperlukan 5 Juni 2015).
untuk fotosintesis tidak setinggi pada setek
yang memiliki jaringan dan organ yang Campbell, N.A., Reece, J.B., Mithcell, L.G.
lengkap. Pengaturan intensitas cahaya 2002. Biologi. Alih Bahasa : Wasmen
dapat dilakukan dengan pengaturan Jakarta: Manalu Erlangga.
intensitas cahaya pada naungan.
Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian.
SIMPULAN DAN SARAN Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Berdasarkan hasil penelitian dapat Hidayanto, M, Nurjanah, S dan Yossita, F.
ditarik kesimpulan bahwa (1) da pengaruh 2003. “Pengaruh Panjang Stek Akar
waktu perendaman dengan ekstrak bawang
dan Konsentrasi Natrium Nitrofenol
merah (Allium cepa L.) terhadap
pertumbuhan akar setek puring (Coidaeum Terhadap Pertumbuhan Stek Akar
cariegatum). Perlakuan pada waktu Sukun (Artrocarpus communis F.)”.
perendaman 1 hari menghasilkan Jurnal Pengkajian dan
pertumbuhan akar paling tinggi yaitu rata- Pengembangan Teknologi Pertanian.
rata berat kering akar 0,080 gram, (2) ada 6(2):154-160.
pengaruh konsentrasi ekstrak bawang
Mayasari, Eva, Lukas S. Budipramana, dan
merah (Allium cepa L.) terhadap
pertumbuhan akar setek puring (Coidaeum Yuni Sri Rahayu. 2012. “Pengaruh
cariegatum). Perlakuan pada konsentrasi Pemberian Filtrat Bawang Merah
20% menghasilkan pertumbuhan akar dengan Berbagai Konsentrasi dan
paling tinggi yaitu rata-rata berat kering Rootone-F terhadap Pertumbuhan
akar 0,082 gram, dan (3) ada interaksi Setek Batang Tanaman Jambu Biji
antara konsentrasi ekstrak bawang merah (Psidium guajava L.)”. Lenterabio,
dan waktu perendaman dengan ekstrak vol. 1, nomor 2 (hlm. 99-103).
bawang merah terhadap pertumbuhan akar
setek puring (Coidaeum cariegatum). Muswita, 2011. “Pengaruh Konsesntrasi
Perlakuan konsentrasi 20% dengan waktu Bawang Merah (Allium cepa L.)
perendaman 1 hari menghasilkan terhadap Pertumbuhan Setek Gaharu
pertumbuhan akar yang paling tinggi yaitu (Aquilaria malaccencis Oken)”.
dengan rata-rata berat kering akar 0,142 Penelitian Universitas Jambi Seri
gram. Sains, vol. 13, nomor 1 (hlm. 15-20).
Adapun saran yang disampaikan Nurzaman, Zamzam. 2005. “Pengaruh Zat
setelah penelitian ini adalah perlu dilakukan Pengatur Tumbuh Naa dan IBA
penelitian lebih lanjut mengenai variasi Terhadap Pertumbuhan Stek Mini
konsentrasi ekstrak bawang merah yang Pule Pandak (Rauwolfia serpentina
lebih tinggi. Hal tersebut bertujuan untuk Benth.) Hasil Kultur In Vitro Pada
mengetahui konsentrasi ekstrak bawang Media Arang Sekam dan Zeolit”.
merah yang maksimal dalam pertumbuhan Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas
akar setek puring. Selain itu juga perlu Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengembangkan penelitian ini, seperti Rahayu, E dan Berlian, N. 1999. Bawang
dengan menambahkan jumlah parameter Merah. Jakarta: PT Penebar Swadaya.
yang diamati misalnya, jumlah tunas yang
muncul, kecepatan pertumbuhan akar, dan Rohsidi, Muhlisin. 2015. “Pengaruh Lama
panjang akar. Perendaman dan Konsentrasi Zat
Perangsang Tumbuh Root-Up pada
DAFTAR PUSTAKA Stek Tanaman Sungkai (Peronema
canescens)”. Skripsi (tidak
e-Journal Nama Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Biologi (Volume x Tahun 2015)

diterbitkan). Fakultas Kehutanan,


Institut Pertanian Malang.
Salisbury, F.B dan C. W Ross. 1995.
Fisiologi Tumbuhan. Terjemahan
Diah, Lukman dan Sumaryono. Jilid 3.
Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Suparis, Anggan. 2014. “Pengaruh Lama
Perendaman dan Konsentrasi Zat
Pengatur Tumbuh Indole Butyric Acid
(IBA) Terhadap Pertumbuhan Tunas
Stek Akar Cendana (Santalum album
Linn) pada Media Pasir”. Tugas Akhir
(tidak diterbitkan). Program Diploma
III Pengelolaan Hutan Sekolah
Vokasi, Universitas Gajah Mada
Yogyakarta.
Suryani, T. V. 2008. Galeri Puring. Jakarta:
Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai