Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pena Sains Vol. 2, No.

2, Oktober 2015 ISSN: 2407-2311

PENGARUH MEDIA TANAM


TERHADAP PERTUMBUHAN PURING
(Codiaeum variegatum)

Tites Nosiani

MA An-Nur Kembang Jeruk, Banyuates, Sampang, Indonesia


E-mail : titesnosi@gmail.com

ABSTRAK

Puring (Codiaeum variegatum) atau disebut juga croton termasuk keluarga euphorbiaceae. Puring
menjadi salah satu tanaman hias yang diminati dan bernilai ekonomis. Salah satu cara
memperbanyak tanaman ini adalah dengan cara perbanyakan vegetatif. Stek merupakan salah satu
cara perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif. Kelebihan stek dari perbanyakan vegetatif lainnya
adalah dengan kekuatannya sendiri akan menumbuhkan akar dan daun sampai menjadi tanaman
sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah. Hal lain yang harus diperhatikan dalam
merawat puring adalah media tanam, karena media tanam merupakan komponen utama ketika akan
bercocok tanam, yang juga akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin
ditanam. Dalam penelitian ini digunakan perbanyakan vegetatif dengan stek dan berbagai variasi
media tanam yang diharapkan mampu menghasilkan tunas puring yang paling maksimal. Variasi
media tanam yang digunakan adalah media tanam dengan komposisi perbandingan sekam bakar:
tanah: serutan kayu: kompos = 1 : 1 : 1 : 1; dan kedua 1 : 2 : 1 : 1 ; dan ketiga 1 : 1 : 2 : 1 dan
keempat 1 : 1 : 1 :2. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa Media sekam bakar, tanah,
serutan kayu dan kompos pada perbandingan dengan komposisis 1 : 1 : 1 : 1 menghasilkan jumlah
mata tunas lebih banyak sedangkan Media sekam bakar, tanah, serutan kayu dan kompos dengan
komposisi 1 : 1 : 2 : 1 menghasilkan jumlah mata tunas lebih sedikit

Kata kunci: puring, stek, media tanam, tunas

ABSTRACT

Croton (Codiaeum variegatum) or also called croton including the family Euphorbiaceae. Crotons
become one of the ornamental plants of interest and economic value. One way to multiply these
plants is by vegetative propagation. Cutting is one way of plant propagation by vegetative means.
Excess cutting of other vegetative propagation is by it own strength will grow roots and leaves of
the plant to be perfect and able to produce flowers and fruit. Another thing that must be considered
in the care of croton is a growing media, due to the growing media is a major component when it
will grow crops, which will also be used must be adapted to the type of plant that wants to be
planted. In this study the use of vegetative propagation by cuttings and a wide variety of growing
media that is expected to produce the maximum croton shoots. Variations planting medium used is
the planting medium with a composition ratio of husk fuel: soil: wood shavings: compost = 1: 1: 1:
1; and the 1: 2: 1: 1; and third 1: 1: 2: 1 and the fourth 1: 1: 1: 2. Based on the research results that
Media husk fuel, soil, wood shavings and compost in comparison with compotition1: 1: 1: 1
resulted in the number of buds more while Media husk fuel, soil, wood shavings and compost with
the composition of 1: 1: 2 : 1 resulted in fewer number of buds

Keywords: croton, cuttings, planting medium, shoots

97
tanaman yang saat ini banyak
dibudidayakan orang misalnya adenium,
Pendahuluan anggrek, aglaonema, kaktus, mawar,
Tanaman merupakan mata rantai puring dan lain-lain. Salah satu tanaman
utama dalam kehidupan manusia. hias yang banyak di sukai oleh orang-
Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa orang adalah puring.
adanya tanaman. Jika dibudidayakan Puring (Codiaeum variegatum)
dengan benar, tanaman akan bermanfaat atau disebut juga croton termasuk
bagi manusia, sehingga dapat keluarga euphorbiaceae. Tanaman ini
dimanfaatkan untuk sumber kebutuhan sangat banyak jenisnya, diduga diseluruh
manusia, misalnya sebagai sumber Asia dan Pasifik jenis puring mencapai
makanan, obat-obatan dan penyedia udara sekitar 1600 varietas. Di alam bebas
segar. Tanaman juga berfungsi menahan puring tumbuh di Amerika selatan, Asia
penguapan air, sebagai hiasan rumah, atau selatan, Indonesia, pulau Pasifik dan
bahan utama pembuatan rumah kepulauan fiji. Sebenarnya tanaman
tinggal.(Riyanto, 2008: 1) puring telah lama dikenal oleh masyarakat
Saat ini jumlah varietas tanaman di Indonesia. Di Indonesia, tanaman yang
Indonesia jumlahnya semakin berkurang. memiliki daun dengan banyak corak
Besarnya kebutuhan masyarakat terhadap warna ini ditanam sebagai penghias
tanaman membuat jumlah tanaman taman, untuk pagar, atau sebagai tanaman
semakin berkurang, walaupun secara peneduh di makam-makam. Tapi
alamiah tanaman mampu meperbanyak keberadaan puring sempat di abaikan dan
dirinya sendiri, tetapi jumlahnya tidak tidak bernilai ekonomis oleh sebagian
sebanding dengan tingkat kebutuhan besar masyarakat. Pada awal 2007 puring
masyarakat. Inilah salah satu hal yang mulai naik daun sebagai tanaman hias
menyebabkan jumlah tanaman selalu eksotik yang diburu. Saat ini puring
berkurang. Berbagai cara dilakukan untuk menjadi salah satu tanaman hias yang
membudidayakan tanaman, baik tanaman diminati. Harga puring menjadi mahal,
hias, tanaman obat tanaman industri misalnya puring jengkol dan puring kura
(kayu), tanaman buah, tanaman penghasil yang harganya mencapai 100 ribu rupiah
makanan pokok, tanaman pelindung, untuk ukuran 20 cm (Chandra,2007: 1-3)
rumputbdan berbagai tanaman yang Merawat puring tidak terlalu sulit,
bermanfaat. Hasil dari perbanyakan begitu juga cara perbanyakan puring juga
tersebut kemudian bisa dimanfaatkan mudah dilakukan. Salah satu cara
untuk diri sendiri bahkan dapat diperjual memperbanyak tanaman ini adalah
belikan kepada orang lain, yang secara dengan cara perbanyakan vegetatif,
langsung dapat menambah nilai ekonomis kelebihan dari perbanyakan vegetatif
bahkan membuka peluang usaha untuk adalah sifat sama dengan induknya, sifat
menghasilkan uang. ini meliputi ketahanan terhadap serangan
Salah satu usaha pembudidayaan penyakit, rasa, keindahan bunga, dan
tanaman yang menjadi perhatian adalah sebagainya. Stek merupakan salah satu
pembudidayaan tanaman hias. Berbagai cara perbanyakan tanaman dengan cara
tanaman hias dibudidayakan karena vegetatif. Yang dimaksud dengan stek
tanaman hias merupakan tanaman yang adalah suatu perlakuan pemisahan,
mempunyai banyak kelebihan, pemotongan beberapa bagian tanaman
diantaranya warna yang beragam, bentuk (akar, batang, daun dan tunas) dengan
yang menarik serta mempunyai nilai tujuan agar bagian-bagian itu membentuk
ekonomi yang tinggi. Ada banyak jumlah akar. Kelebihan stek dari perbanyakan

98
vegetatif lainnya adalah dengan tanam yaitu sekam bakar, tanah, serutan
kekuatannya sendiri akan menumbuhkan kayu dan kompos. Keempat media itu
akar dan daun sampai menjadi tanaman dipilih karena terdapat literatur yang
sempurna dan mampu menghasilkan mengemukakan bahwa variasi media
bunga dan buah. Cara stek banyak dipilih tanam tersebut merupakan variasi yang
orang, apalagi untuk pengebun buah- tepat untuk menanam puring.
buahan dan tanaman hias. Alasannya,
karena bahan untuk membuat stek ini Metode Penelitian
hanya sedikit, tapi dapat diperoleh jumlah
bibit tanaman dalam jumlah yang banyak. Tahapan kegiatan yang
Selain itu kita juga dapat memperoleh dilaksanakan pada penelitian ini terdiri
tanaman yang sempurna yaitu tanaman dari 4 tahap yang meliputi menstek
telah mempunyai akar, batang dan daun Puring, membuat desain penelitian,
dalam kurun waktu yang relatif singkat memindahkan stek-an puring pada media
(Widianto, 1994: 46-47) yang akan diteliti, dan menganalisis data.
Hal lain yang harus diperhatikan Adapun 4 (empat) media dalam
dalam merawat puring adalah media penelitian ini adalah :
tanam, karena media tanam merupakan Sekam bakar, tanah, serutan kayu,
komponen utama ketika akan bercocok kompos.
tanam, yang juga akan digunakan harus 1 : 1 : 1 : 1
disesuaikan dengan jenis tanaman yang Sekam bakar, tanah, serutan kayu,
ingin ditanam. Setiap tanaman hias kompos.
menghendaki tempat hidup yang berbeda- 1 : 2 : 1 : 1
beda agar tumbuh optimal. Pasalnya, Sekam bakar, tanah, serutan kayu,
karakteristik setiap tanaman juga berbeda, kompos.
jenis media tanam yang digunakan pun 1 : 1 : 2 : 1
sangat beragama. Menentukan media Sekam bakar, tanah, serutan kayu,
tanam yang tepat dan standar untuk jenis kompos.
tanaman yang berbeda habitat asalnya, 1 : 1 : 1 : 2
merupakan hal yang sulit. Hal ini Masing-masing media tanam tersebut
dikarenakan setiap daerah mempunyai dicampur menjadi satu hingga benar-
kelemahan dan kecepatan yang berbeda- benar bercampur rata, kemudian
beda. Media tanam untuk tanaman hias dimasukkan kedalam polibag. Pada
umumnya merupakan campuran dari masing-masing polibag diisi campuran
berbagai jenis media tanam yang akan media sebanyak 500 gram.
saling melengkapi. Kunci kesuksesan dan Sekam bakar diperoleh dari
kecantikan tanaman hias tergantung pada sekam mentah yang dibakar, dengan
media tanam yang akan dipakai, salah tujuan memperoleh bahan media yang
pemilihan dan media tanam bisa berakibat steril, yaitu dari proses pembakaran yang
fatal bagi kelangsungan hidup tanaman menyebabkan mikroorganisme
hias, termasuk puring. Media tanam didalamnya mati.
memegang peranan penting dalam Tanah yang digunakan adalah
perawatan tanaman sebagai tempat tanah sawah yang berhumus. Tanah
tumbuhnya akar serta media untuk sawah yang berhumus digunakan karena
mensuplai unsur hara yang dibutuhkan mudah di dapat dan banyak mengandung
dalam pertumbuhan dan perkembangan unsur hara, sehingga akan saling
tanaman. Dalam penanaman puring kali melengkapi antara media tanam satu
ini akan digunakan berbagai variasi media dengan media tanam yang lainnya

99
Serutan kayu yang digunakan kompos.dengan ulangan sebanyak 10 kali
adalah serutan kayu yang kasar dari sisa yang mempunyai perbandingan 1 : 1 : 2 :
penggergajian. Serutan kayu 1
dipergunakan karena mempunyai Kelompok IV/P3 sebagai kelompok
porositas yang tinggi. perlakuan menggunakan media sekam
Kompos merupakan pupuk bakar, tanah, serutan kayu,
yang terbuat dari bahan organik yang kompos.dengan ulangan sebanyak 10 kali
penting dan banyak dibutuhkan tanaman. yang mempunyai perbandingan 1 : 1 : 1 :
Kompos terbuat dari bagian-bagian 2
tanaman yang telah mengalami Langkah-Langkah Penelitian:
penguraian oleh mikroorganisme. Bahan- I. Menyetek tanaman puring sebanyak 40
bahan organik yang digunakan misalnya: buah dan mempersiapkan media media
kotoran sapi, jerami padi, rumput sisa yang akan digunakan untuk menanam.
ransum ternak, EM4. Langkah-langkah menyetek
Sedangkan faktor-faktor lain puring adalah sebagai berikut:
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan (1) Pilihlah batang yang cukup umur.
puring adalah cahaya, suhu, air, dan Yaitu batang yang telah keras dan warna
faktor genetic yang dianggap sama, kuit batang telah kecoklatan (stek-an
sehingga hanya ditekankan pada pengaruh diambil dari cabang puring ± 10 cm);
pertumbuhan luarnya saja. (2) Potonglah batang tersebut dengan
Adapun puring yang pisau tajam atau gunting pohon. Iris dan
digunakan adalah puring lancur/ puring buang kulit (lapisan kambium) pada
zanzibar, yaitu puring dengan daun sempit batang yang telah di potong sekitar 1-2
dan memanjang biasa digunakan sebagai cm (tergantung besarnya batang), hingga
penghias taman. tinggal batang kayunya saja.
Sebagai indikator dalam (3) Ikatlah (ikatan longgar) dengan hati-
pertumbuhan tanaman hias puring adalah hati seluruh daun pada batang stek. Hal
jumlah mata tunas setelah dilakukan ini berguna untuk mengurangi tingkat
pemindahan ke media tanam masing- penguapan dari daun dan memperkecil
masing setelah umur 14 hari jumlah kerontokan daun karena kering.
Subyek penelitian yang Lalu rendamlah seluruh batang yang telah
digunakan adalah stek-an dari puring, dikupas di air bersih (matang) selam 1-2
sebanyak 40 tanaman yang terbagi dalam hari. Perendaman dimaksudkan untuk
empat perlakuan. Dengan perincian mempercepat proses pertumbuhan akar.
sebagai berikut : (4) Setelah proses perendaman, tempel
Kelompok I/ P0 sebagai kelompok dan tutupi (dengan cara dikepal-kepalkan)
perlakuan penggunaan media sekam bagian bawah batang, dengan tanah liat.
bakar, tanah, serutan kayu, kompos Pemakaian tanah liat sebenarnya hanya
dengan ulangan sebanyak 10 kali, yang untuk mengokohkan kedudukan batang
mempunyai perbandingan 1 : 1 : 1 : 1 stek pada saat ditanam kemedia sehingga
Kelompok II/P1 sebagai kelompok tidak bergeser dan berputar (karena belum
perlakuan menggunakan media sekam memiliki akar)
bakar, tanah, serutan kayu, kompos. (5)Tanamlah batang stek tersebut kedalam
dengan ulangan sebanyak 10 kali yang wadah tanam sementara (mislnya
mempunyai perbandingan 1 : 2 : 1 : 1 polibag). Padatkan media tanamnya, lalu
Kelompok III/P2 sebagai kelompok siramlah dengan air. Penyiraman tidak
perlakuan menggunakan media sekam perlu basah benar, cukup hanya untuk
bakar, tanah, serutan kayu, melembabkan media tanam.

100
(6) Sungkup seluruh batang stek berikut
wadah media tanamnya dengan Tabel 1: tabulasi data hasil rata-rata
menggunakan plastik transparan. pertumbuhan puring (Codiaeum
Usahakan daun-daun pada batang stek variegatum) ditinjau dari jumlah
tidak menempel pada plastik sungkup. tunas
Aspek yang diukur Rata-rata munculnya tunas
Karena helai daun yang menempel pada
1. variasi media sekam bakar, 4,6
plastik yang penuh embun air dapat
tanah, serutan kayu, kompos
membusuk.
(7) Setelah sebulan, akar biasanya sudah dengan ulangan sebanyak 10

mulai terbentuk dan plastik sungkup kali, yang perbandingannya 1 : 1


sudah visa dibuka. Daun-daun yang :1:1
rontok dibuang. Biarkan tanaman tetap 2. variasi media sekam bakar, 3,7
berada dalam media tanam sementara
tanah, serutan kayu, kompos
sekitar 1-2 minggu, dan letakkan di
dengan ulangan sebanyak 10
tempat yang teduh. Sirami media tanam
bila mengering. Setelah dua minggu kali, yang perbandingannya 1 : 2

tanaman sudah dapat dipindahkan ke pot :1:1

soliter atau 3. variasi media sekam bakar, 1,2


ditanam di tanah. Tanaman juga telah tanah, serutan kayu, kompos
kuat untuk menerima sinar matahari dengan ulangan sebanyak 10
secara langsung
kali, yang perbandingannya 1 : 1
II. Mensterilkan media yang akan
:2:1
digunakan untuk menanam.
III. Mengelompokkan masing-masing 4. variasi media sekam bakar, 1,6

media tanam kemudian diukur dengan 46


tanah, serutan kayu, kompos
perbandingan yang telah ditentukan, dengan ulangan sebanyak 10
kemudian media tersebut dimasukkan kali, yang perbandingannya 1 : 2
pada polibag yang telah disediakan.
:1:2
IV. Penanaman pada media polibag
V. Pemeliharaan dengan cara menyiram
secara kontinyu terhadap tanaman Dari data diatas dapat dinyatakan
tersebut. bahwa tanaman puring dengan
VI. Pengamatan yang dilakukan secara penggunaan media sekam bakar, tanah,
berkala yaitu, setiap 1 bulan sekali dengan serutan kayu, kompos dengan ulangan
sebanyak 10 kali, yang perbandingannya
cara mengamati setiap tunas yang
1 : 1 : 1 : 1 berpengaruh lebih tinggi
tumbuh, kemudian dicatat untuk daripada penggunaan media yang lain
dihitung. dengan rata-rata jumlah tunas 4,6.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Hasil penelitian tentang
pengaruh media tanam terhadap
pertumbuhan puring (Codiaeum
variegatum).

101
Tabel 2: tabulasi data analisis sidik ragam Data hasil penelitian diperoleh
untuk data rata-rata untuk mengetahui adanya pengaruh yang
pertumbuhan puring bermakna diantara masing-masing
(Codiaeum variegatum) perlakuan yang dapat menentukan
Sumber Ftabel
diterima atau ditolaknya hipotesis
dB JK KT Fhitung penelitian yang diajukan. Hasil analisis
keragaman 5% 1% data percobaan faktorial sederhana
Perlakuan 3 80,475 26,825 28,089 2,96 5,49 dengan menggunakan teknik RAK
Kelompok 9 4,275 0,525 0,5500 2,25 3,06 (Rancangan Acak Kelompok)
Galat 27 25,775 0,955
menunjukkan bahwa perlakuan
menggunakan media sekam bakar, tanah,
Total 39 110,975
serutan kayu dan kompos, dengan
perbandingan yang berbeda menunjukkan
Dari tabel analisis ragam diatas perbedaan yang sangat nyata dengan
menunjukkan ada pengaruh yang sangat media lain dari segi perlakuannya. Dari
nyata karena Fhitung lebih besar dari pada tabel diatas diketahui bahwa dari dB
Ftabel pada taraf signifikan 1% (28,089 > perlakuan 3 dan dB galat 27 maka
5,49) dan lebih besar pada taraf didapatkan F hitung 28,089 yang hasilnya
signifikansi 5% (28,089 > 2,96). lebih besar dari F tabel pada taraf
Sedangkan pada keragaman dalam signifikan 1% dengan nilai 5,49. Artinya
kelompok Fhitung lebih kecil dari Ftabel ada pengaruh media tanam terhadap
pada taraf signifikan 1% (0,5500<2,225) pertumbuhan puring. Media yang
dan pada taraf signifikan 5% menunjukkan perlakuan paling baik
(0,5500<3,06). Jadi sesuai dengan kaidah adalah media sekam bakar, tanah, serutan
keputusan pada dari segi perlakuan maka kayu, kompos dengan ulangan sebanyak
H0 ditolak atau ada pengaruh media 10 kali, yang perbandingan medianya 1 :
tanam terhadap pertumbuhan puring 1 : 1 : 1, serta ditunjukkan dengan hasil
(Codiaeum variegatum), sedangkan dari rata-rata yang paling tinggi dibandingkan
segi kelompok tidak ada pengaruh media yang lainnya yaitu 4,6. sedangkan
tanam terhadap pertumbuhan tanaman perlakuan pada media sekam bakar, tanah,
puring (Codiaeum variegatum) serutan kayu, kompos dengan ulangan 10
kali yang perbandingannya 1 : 1 : 2 : 1
Tabel 4.3: tabulasi data notasi BNT 5% menunjukkan pertumbuhan yang paling
Perlakuan Rata-rata notasi lambat, karena hasilnya menunjukkan
rata-rata yang paling rendah yaitu 1,2.
P0 4,6 a
Dari hasil analisis untuk
P1 3,7 a pertumbuhan tanaman puring yang
P3 1,2 a/b diperoleh dari perhitungan munculnya
P2 1,6 b
tunas pada umur 60 hari dapat diambil
kesimpulan, terdapat perbedaan yang
sangat nyata antara empat media
Dari notasi tabel BNT 5% diatas
perlakuan, yang artinya pengujian
dapat disimpulkan bahwa perlakuan P0,
terhadap pertumbuhan puring (Codiaeum
P1, lebih baik baik untuk pertumbuhan
variegatum) ada beda yang signifikan.
puring (Codiaeum variegatum),
Jadi hipotesis diterima yaitu terdapat
sedangkan P2 dan P3 kurang baik untuk
pengaruh media tanam untuk
pertumbuhan puring (Codiaeum
pertumbuhan tanaman puring (Codiaeum
variegatum).
variegatum)

102
Dalam lampiran data (hal 50) Djaja,W. 2008. Langkah Jitu Membuat
perlakuan P2 dan P3 sangat rendah hasil Kompos Dari Kotoran Ternak
rata-ratanya serta ditunjukkan dengan dan Sampah. Jakarta: Agro Media
ketidakmunculan tunas di beberapa
Pustaka.
perlakuan, hal ini dimungkinkan karena
adanya perbandingan yang kurang Djuarnani, K dan Setiawan, B.S. 2008.
seimbang antara media tanam. Karena
Cara Cepat Membuat Kompos.
untuk pertumbuhan tanaman
menginginkan media yang sesuai, jadi Jakarta: Agro Media Pustaka
jika berlebihan kandungan unsur hara
baik makro ataupun mikro akan Gasperz, V. 1991. Metode Perancangan
memberikan pengaruh yang kurang baik Percobaan. Bandung: Armico.
bagi tanaman.
Kadir, A. 2008. Puring 260 Jenis.
Kesimpulam dan Saran Yogyakarta: Andi Offset.
Dari analisis data yang diperoleh
maka dapat disimpulkan bahwa ada Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan
pengaruh media tanam dengan komposisi Metodologi Penelitian Ilmu
media berbeda terhadap jumlah mata Keperawatan. Jakarta: Salemba
tunas puring (Codiaeum variegatum). Medika
Media sekam bakar, tanah, serutan kayu
dan kompos pada perbandingan dengan Riyanto, A. 2007.Peluang Bisnis
komposisis 1 : 1 : 1 : 1 menghasilkan Tanaman. Jakarta: Agro Media
jumlah mata tunas lebih banyak
Pustaka.
Media sekam bakar, tanah,
serutan kayu dan kompos dengan
Redaksi PS. 2007. Media Tanam Untuk
komposisi 1 : 1 : 2 : 1 menghasilkan
jumlah mata tunas lebih sedikit Tanaman Hias. Jakarta: Penebar
Penelitian pengaruh media tanam Swadaya.
seyogyanya secara intensif sehingga
mendapatkan hasil yang lebih valid yang Redaksi Agro Media. 2008. Cara Cepat
meliputi kandungan pada media tanam Membuat Kompos.. Jakarta: Agro
sehingga masyarakat khusunta pecinta Media Pustaka.
tanaman hisa dapat mengetahui dan
Santoso, G. 2005. Metodologi Penelitian:
mengerti tentang pengaruh media tanam
terhadap pertumbuhan tanaman puring Kualitatif dan kuantitatif. Jakarta
sehingga dapat menghasilkan tanaman : Prestasi pustaka.
dengan hasil yang memuaskan.
Sudjimat, D.A. 2005. Metodologi
Daftar Pustaka Penelitian. Surabaya: Universitas
Barmin. 2006. Budidaya Tanaman Dalam PGRI Adi Buana.
Pot. Jakarta : Insan Cendekia.
Silitonga, R, R. 2007. Puring Eksotis (Si
Chandra, L & Sitanggang, M.2007. kaya Warna Dan Bentuk).
Pesona Puring.Jakarta:Agro Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Media Pustaka.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

103
Sukardi. 2008. Metode Penelitian
Pendidikan. Cetakan ke enam.
Jakarta: Bumi Aksara

Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah:


Dasar Kesehatan dan Kualitas
Tanah. Cetakan pertama.
Yogyakarta: Gava Media.

Wiryanta , B T. W. 2007. Media Tanam


Untuk Tanaman Hias.. Jakarta:
Agro Media Pustaka.

Wudianto, R. 1994. Membuat Stek,


Cangkok, dan Okulasi.. Jakarta:
Penebar Swadaya.

104

Anda mungkin juga menyukai