PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
daun dan bunga potong serta bunga pot. Saat ini bunga potong merupakan bunga
yang paling banyak digunakan untuk rangkaian bunga di berbagai acara seperti
kematian. Hal tersebut menjadikan bisnis bunga potong merupakan salah satu
luas panen dan produksi tanaman hias bunga potong yang cenderung meningkat
berbintang empat dan lima juga merupakan konsumen utama bunga dan tanaman
bahwa hotel berbintang merupakan konsumen bunga dan tanaman hias yang
hias yang memiliki beragam jenis dan warna yang menawan. Bunga ini
salah satu jenis tanaman hias unggulan, hal ini dikarenakan aster dapat
berbagai macam warna tergantung jenisnya.. Mari kita simak jenis aster dengan
warna bunganya. Aster cina tipe Princes memiliki warna bunga merah muda, biru
1
muda, biru tua, kuning muda, dan putih. Aster cina tipe Amerika memiliki warna
bunga biru, merah lembayung, merah muda, merah, dan putih, sedangkan aster
cina tipe Liliput, warna bunga putih, merah muda, merah tua, dan biru. Bunga
aster merupakan tanaman hias yang memiliki bentuk bunga seperti krisan
(Chrysanthemum morifolium) 1.
menggunakan anakan, stek pucuk atau setek batang, akan tetapi perbanyakan
vegetatif secara konvensional ini masih belum efektif untuk memenuhi kebutuhan
bibit dengan tingkat keseragaman tinggi dan tersedia dalam waktu cepat. Kultur
in vitro dapat dijadikan alternatif untuk memperoleh bibit dalam jumlah besar,
seragam, bebas virus dan dalam periode waktu yang singkat, sehingga dapat
jaringan meristem atau jaringan muda yang masih aktif membelah. Jaringan
meristem tersebut merupakan bagian dari tanaman yang bebas dari penyakit dan
virus, tunas merupakan salah satu jenis jaringan meristem tanaman paling sering
dipakai pada kultur in vitro (tunas aksilar, tunas apical atau pucuk dan tunas umbi)
tanaman, tetapi pada saat ini perkembangan kultur in vitro di Indonesia terutama
1
http://www.litbang.deptan.go.id/teknologi/one/6/
2
satu penyebab teknologi ini sangat lambat perkembangannya adalah karena
mahal seperti untuk membangun laboratorium kultur, alat-alat dan bahan kimia
untuk media tanam sehingga teknologi ini hanya cocok untuk perusahaan besar.
ini adalah dengan mencari alternatif penggunaan bahan kimia pada media tanam
eksplan. Media yang paling umum digunakan pada kultur in vitro adalah media
Murashige dan Skoog (MS) yang mengandung hara makro, mikro dan vitamin
lengkap, akan tetapi media MS memiliki harga di pasaran yang relatif tinggi.
mengandung unsur-unsur hara makro N, P, K, Ca, dan Mg serta unsur hara mikro
sebagai tambahan seperti Fe, Cu, Mo, Mn, dan Zn. Growmore adalah pupuk yang
mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap dengan kandungan nitrogen
(2014), Pupuk daun Hyponex 1,5 g/l merupakan media perkecambahan yang
3
1,5 g/l yang dikombinasikan dengan air kelapa 30% menunjukan hasil terbaik
2000).
zat pengatur tumbuh organik alami di media kultur jaringan akan membantu
menginduksi morfogenesis. Air kelapa berisi zat pengatur tumbuh dari golongan
Penelitian yang menggunakan pupuk daun dan air kelapa sebagai media
sehingga perlu dilakukan penelitian ini. Penelitian ini perlu dilakukan untuk
mencari jenis pupuk daun dan konsentrasi air kelapa yang tepat, sehingga dapat
digunakan sebagai pengganti media MS pada perbanyakan bunga aster cina secara
kultur in vitro.
adalah untuk mengetahui jenis pupuk daun yang dapat digunakan pengganti MS
pada media perbanyakan tanaman aster secara kultur in vitro, serta dapat
mengetahui kombinasi konsentrasi pupuk daun dan air kelapa yang tepat,
4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Aster merupakan salah satu jenis tanamanhias dengan bunga yang indah,
tanaman ini tergolong dalam Family Asteraceae atau Compositae. Aster dapat
hidup pada iklim subtropis. Menurut Lestari (2004), taksonomi aster dapat
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Dikotiledone
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Callitephus
Aster berasal dari bahasa Yunani yang berarti bintang, dan bunganya yang
bintang, mulai dari bulat sampai mirip cakram, helaian bunganya yang tersusun
membentuk lingkaran. Sementara tangkai bunganya ada yang pendek, ada yang
kadang kita sulit membedakan aster dengan krisan, tampilan visualnya hampir
sama. Namun, jika ditelusuri lebih cermat kita akan tahu, daun aster berwarna
hijau, berbentuk lanset, tidak lebar, dan tepi daun agak bergigi.
5
Bunga aster cina memiliki tinggi rata-rata 30 sampai 70 cm. Bunganya
memiliki banyak kelopak dan bukan merupakan bunga tunggal, melainkan bunga
majemuk. Bunga aster ini memiliki banyak warna (kuning, merah, ungu, biru,
Namun tidak tertutup kemungkinan, di daratan rendah pun aster bisa tumbuh.
Aster sendiri menyukai tempat yang terbuka atau terkena sinar matahari langsung.
Itu berarti, aster yang biasanya dijadikan bunga potong (cut flower) dapat juga
dapat kita lakukan pada perbanyakan aster. hal Ini dimaksudkan untuk
pangkaslah tunas apical dan lateral pada tanaman yang tingginya sudah mencapai
lebih dari 15 cm atau berumur 3 bulan sejak tanam, dengan kondisi memiliki
minimal 3 sampai 4 pasang daun. Biarkan bekas pangkasan beberapa saat hingga
B. Kultur in vitro
(diferensiasi) dari sel-sel atau jaringan. Proses tumbuh dan diferensiasi ini
diamati proses pertumbuhan tersebut, sel atau jaringan yang mengalami regenerasi
6
akan terbentuk tunas dan akar, yang akhirnya terbentuk tanaman lengkap serta
menghasilkan tanaman dalam jumlah yang besar dalam waktu yang singkat dan
kultur jaringan menjadi tiga tahap, yaitu tahap I, yang disebut tahap persiapan
eksplan. Hasil pertumbuhan yang diperoleh pada tahap I dipakai untuk inisiasi
tahap II, yaitu tahap penggandaan. Tujuan tahap ini adalah untuk melipatgandakan
hasil pertumbuhan yang disebut propagul. Tahap III adalah tahap pendewasaan
lebih lanjut dari “calon” tanaman dengan merangsang pembentukan akar dan
Kultur Akar
7
Metode perbanyakan kultur in vitro terdiri dari dua macam yaitu langsung
dan tidak langsung. Perbanyakan kultur jaringan secara langsung eksplan yang
langsung, eksplan akan tumbuh menjadi kalus yang meristematik dulu sebelum
digunakan sebagai eksplan adalah tunas ujung, ujung daun, tunas samping dan biji
dapat ditumbuhkan secara kultur jaringan menjadi tanaman baru yang sempurna
merupakan tanaman yang sehat, vigornya tinggi dan sedang aktif tumbuh. Ukuran
eksplan yang terlampau kecil akan kurang daya tahannya bila dikulturkan,
sedangkan bila terlampau besar akan sulit mendapatkan eksplan yang steril
Eksplan yang berasal dari jaringan muda masih aktif melakukan pembelahan,
C. Pupuk Daun
Pupuk organik adalah pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam,
dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Contoh pupuk
pupuk buatan pabrik dengan jenis dan kadar unsur hara yang ditambahkan atau
diatur dalam jumlah tertentu. Pupuk anorganik sering digunakan pada daun
penyerapannya lebih cepat. Selain itu, keuntungan lainnya adalah apabila pupuk
daun tersebut jatuh ke tanah, masih dapat dimanfaatkan oleh tanaman (Musnamar,
8
2005). Contoh pupuk daun anorganik yang sering digunakan adalah Hyponex,
hara dalam pupuk anorganik dibuat secara tepat dan pemberiannya dapat
hasil yang optimal dari penggunaan pupuk daun, maka faktor yang sangat penting
Mg, Fe, Zn, Ca, Co, Mn, Mo, B dan Cu yang hampir sama dengan komponen hara
makro-mikro media MS. Growmore 2 g/l + Pepton 2 g/l yang ditambahkan pada
media dapat memberikan hasil yang baik pada perkecambahan biji anggrek (Sari
tunas dan jumlah daun yang lebih besar dari kombinasi perlakuan lainnya.
Penentuan jenis pupuk daun yang tepat sebagai media pengganti MS perlu
D. Air Kelapa
9
kelapa, ekstrak ragi, ekstrak tomat, ekstrak kentang, ekstrak pisang dll. Air
kelapa (coconut milk) telah lama diketahui sebagai sumber yang kaya akan zat-zat
aktif yang diperlukan untuk perkembangan embrio. Pada air kelapa ini dapat
dilihat suatu interaksi antara sitokinin dengan fitohormon lainnya di dalam proses
perkembangan embrio.
Air kelapa selain sebagai sumber zat tumbuh juga mengandung energi
seperti protein, lemak, mineral, vitamin dan karbohidrat. Zat-zat tersebut terlibat
tanaman (tabel 1) (George dan Sherrington, 1994). Penambahan air kelapa pada
media kultur in vitro yang dimodifikasi telah banyak dilakukan dan berhasil pada
(Protocorm like bodies) anggrek dan pemberian 15% air kelapa menghasilkan
jaringan mata tunas yang membentuk plbs dengan waktu tercepat (71 hari).
10
Tabel 1. Komponen bahan kimia dalam air kelapa
E. Hipotesis
Diduga dengan pemberian pupuk daun Growmore 1,5 g/l + air kelapa
30% pada media tanam dapat memberikan pertumbuhan yang terbaik pada bibit
11
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
B. Tujuan Penelitian
Mendapatkan konsentrasi pupuk daun dan air kelapa yang tepat pada media
tanam, sehingga dapat menggantikan media tanam MS, dengan tidak mengurangi
kualitas dari bibit aster yang dihasilkan melalui teknik kultur in vitro .
C. Manfaat Penelitian
informasi yang tepat dalam penyedian bibit tanaman hias aster secara
penelitian selanjutnya.
Selatan.
12
BAB 4. METODE PENELITIAN
penelitian telah dilaksanakan dari bulan November 2015 sampai dengan bulan
April 2016.
chinensis). Bahan yang digunakan adalah komposisi media media Murashige &
Skoog (MS), Hyponex, Growmore, Air kelapa, agar, gula putih, alkohol 70%,
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari peralatan gelas
(botol kultur, petridish, erlenmeyer, gelas ukur, gelas piala, labu takar, pipet, dan
corong), autoklaf, Laminar Air Flow (LAF), aluminium foil, timbangan analitik,
oven listrik, kompor gas, peralatan diseksi (pemotong) seperti pinset dan scalpel,
hot plate dengan magnetic stirrer, gunting, bunsen, botol sprayer, pH meter,
kulkas.
13
C . Metode Penelitian
1. Rancangan percobaan
ulangan/kelompok. Setiap unit percobaan terdiri dari lima unit sampel. Jadi
2. Rancangan Perlakuan
a. H0 = MS (Kontrol)
3. Rancangan Respon
akhir penelitian.
14
c. Waktu Terbentuk Akar (HST)
d. Jumlah Akar
akhir penelitian
4. Rancangan Analisis
perlakuan yang diberikan pada penelitian ini dilihat dengan menggunakan uji F.
D. Cara Kerja
1. Persiapan Bahan Eksplan
2. Sterilisasi Alat
Semua alat yang digunakan direndam pada air yang telah diberi deterjen
alumunium foil lalu disterilkan dalam autoklaf pada temperatur 121º C dan
15
3. Pembuatan Media
ditimbang 5,37 g dan dimasukkan ke dalam gelas ukur yang berisi aquadest 600
ml, gula pasir sebanyak 30 g dan aquadest hingga mencapai 1 l. Larutan diaduk
dengan stirrer, setelah diaduk pH larutan diukur dalam kisaran 5,6 sampai 6,0
(0,1 N) dan bila pH di atas 6,0 maka ditambahkan HCl (0,1 N).
larutan sebanyak 7 g dan dimasak sampai mendidih. Kemudian buat media yang
menggunakan Hyponex, growmore dan air kelapa dengan memakai metode yang
sama seperti membuat media MS. Media yang telah mendidih dituangkan ke
Botol yang telah berisi media ditutup dengan aluminium foil kemudian disterilkan
di dalam autoklaf. Media yang telah disterilkan diinkubasi selama lima hari
4. Sterilisasi Eksplan
dengan 5,25% NaOCl 20% selama 7 menit, dibilas air steril selama 5 menit, lalu
aquadest selama 5 menit. Sterilisasi didalan LAF adalah eksplan diberi betadine
secukupnya.
16
5. Sterilisasi Alat-alat Tanam
dilakukan dengan cara menyalakan lampu ultra violet (UV) selama 60 menit
sebelum penanaman
setiap kali menggunakan pinset dan scalpel harus dibakar terlebih dahulu dengan
hingga terbenam dalam medium lebih kurang 0,1 cm, setiap botol terdiri dari 2
eksplan. Kemudian botol kultur ditutup dengan alumunium foil dan di beri kertas
label.
7. Inkubasi
17
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
KK : Koefisien Keragaman
18
1. Waktu Terbentuk Tunas (HST)
dapat dilihat pada Gambar 2. Pengamtan dilakukan ketika dari eksplan sudah
mulai muncul bakal tunas yang kemudian diikuti dengan perpanjangan tunas,
waktu terbentuknya tunas yaitu 8 hst sampai 9 hst, sedangkan perlakuan H3 dan
H4 menunjukkan waktu pembentukan tunas yang sedikit lebih lambat yaitu antara
Ket : H0 = MS (Kontrol)
H1 = Growmore 1,5 g + Air kelapa 30%
H2 = Growmore 1,5 g + Air kelapa 40%
H3 = Hyponex 2 g + Air kelapa 30%
H4 = Hyponex 2 g + Air kelapa 40%
19
2. Tinggi Tunas (cm)
Pengamatan tinggi tunas dilakukan pada akhir penelitian. Parameter tinggi tunas
memperlihatkan hasil tinggi tunas yang relatif sama, yaitu 6 cm sampai 8 cm,
Ket : H0 = MS (Kontrol)
H1 = Growmore 1,5 g + Air kelapa 30%
H2 = Growmore 1,5 g + Air kelapa 40%
H3 = Hyponex 2 g + Air kelapa 30%
H4 = Hyponex 2 g + Air kelapa 40%
20
3. Waktu Terbentuknya Akar (HST)
nyata. Akar terbentuk setelah eksplan membentuk tunas dan daun, akar yang
muncul berwarna putih kehijauan dan bentuknya seperti benang tipis. Parameter
ini menunjukkan bahwa perlakuan yang memberikan pengaruh terbaik pada waktu
terbentuknya akar adalah bahwa H0 (20 hst sampai 25 hst), sedangkan perlakuan
lain (H1, H2, H3, dan H4) membentuk akar dengan rata – rata 30 hst sampai 40 hst.
Ket : H0 = MS (Kontrol)
H1 = Growmore 1,5 g + Air kelapa 30%
H2 = Growmore 1,5 g + Air kelapa 40%
H3 = Hyponex 2 g + Air kelapa 30%
H4 = Hyponex 2 g + Air kelapa 40%
21
4. Jumlah Akar
memperlihatkan respon penambahan akar yang relatif lebih rendah (Gambar 5).
Ket : H0 = MS (Kontrol)
H1 = Growmore 1,5 g + Air kelapa 30%
H2 = Growmore 1,5 g + Air kelapa 40%
H3 = Hyponex 2 g + Air kelapa 30%
H4 = Hyponex 2 g + Air kelapa 40%
22
5. Panjang Akar
Pengamatan terhadap panjang akar dilakukan pada akhir penelitian, hasil analisis
panjang akar (tabel 2). Perlakuan H0 dan H2 menunjukkan hasil terbaik dengan
nilai yang relatif sama terhadap panjang akar (7 cm sampai 8 cm). Sedangkan
Ket : H0 = MS (Kontrol)
H1 = Growmore 1,5 g + Air kelapa 30%
H2 = Growmore 1,5 g + Air kelapa 40%
H3 = Hyponex 2 g + Air kelapa 30%
H4 = Hyponex 2 g + Air kelapa 40%
23
B. Pembahasan
hyponex, growmore dan ZPT alami yaitu air kelapa terhadap pembentukan tunas
aster secara kultur in vitro. Hasil annova dari penelitian ini menunjukkan bahwa
(kontrol) atau tanpa perlakuan memperlihatkan hasil terbaik untuk hampir semua
parameter pengamatan yaitu waktu tumbuh tunas (8,28 hst), tinggi tunas (9,46
cm), waktu tumbuh akar (23,74 hst) dan panjang akar (7,14 cm). Hal ini
sitokinin endogen walaupun dalam jumlah yang sedikit, maka tanpa perlakuan
apapun sudah mampu untuk membentuk tunas dan akar tanaman (Salisbury dan
Ross, 1992).
jaringan meristematik yang terdiri dari sel-sel yang masih aktif membelah,
mengenai adanya kandungan ZPT endogen pada tanaman terutama tunas. Hasil
terbaik untuk Jumlah akar (7,10) dan panjang akar (7,00 cm), pemberian
meningkatkan jumlah akar dan panjang akar disebabkan karena adanya pengaruh
24
dari unsur hara makro, mikro, glukosa dan vitamin dari kedua zat tersebut. Unsur
hara makro sangat dibutuhkan dalam menyusun komposisi media yang akan
digunakan pada teknik kultur in vitro, unsur hara makro yang terdapat pada media
growmore dan air kelapa digunakan untuk meningkatkan jumlah dan panjang akar
(Bety, 2004).
zeatin yang termasuk dalam kelompok sitokinin serta fitohormon lain yang berupa
auksin. Sitokinin dan auksin yang terdapat pada air kelapa memiliki kemampuan
dalam pembentukan tunas pucuk dan pertumbuhan akar apabila diberikan pada
cerevisiae menunjukkan bahwa jumlah sel yang tumbuh pada media air kelapa
muda lebih tinggi dari pada yang tumbuh pada air kelapa tua. Pada air kelapa
muda 79,75 juta sel ml-1 dan pada air kelapa tua hanya 69,25 juta sel ml-1.
tunas, waktu tumbuh akar, dan panjang akar) dibandingkan dengan perlakuan
pupuk daun lain (growmore). Hal ini diduga karena, kurang adanya kemampuan
dari hyponex untuk bersinergi dengan air kelapa dalam memberikan respon yang
baik bagi pertumbuhan aster, akibat lebihnya konsentrasi pemberian hyponex dan
air kelapa. Menurut Bey et al., (2006), menyatakan bahwa penggunaan ZPT
25
optimum. Selain itu, kemampuan sel-sel muda pada eksplan untuk menyerap hara
lebih rendah, konsentrasi hara yang lebih tinggi pada media dapat menghambat
penambahan unsur hara makro, mikro dan ZPT tergantung pada berbagai faktor,
meliputi status fisiologis dari tanaman induk, macam dan umur eksplan,
komposisi media serta jenis, konsentrasi dan interaksi serta keseimbangan ZPT
yang ditambahkan dari luar (eksogen) dan hormon tumbuh yang dihasilkan oleh
26
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
berikut :
1. Perlakuan pemberian pupuk daun (growmore dan hyponex) dan air kelapa
terbaik terhadap waktu tumbuh tunas (8,28 hst), tinggi tunas (9,46 cm),
waktu tumbuh akar (23,74 hst) dan panjang akar (7,14 cm).
pada waktu tumbuh tunas (10,64 hst) dan waktu tumbuh akar (34,48 hst).
B. Saran
tunas aster secara kultur in vitro dengan perlakuan media pengganti MS (pupuk
daun dan air kelap), maka untuk penelitian lanjutan maka dapat dilakukan dengan
27
Lampiran I. Tabel Komposisi Media Murashige & Skoog (MS).
28
Lampiran 2. Kandungan Hara dalam Growmore
Kandungan Komposisi
29
Lampiran 3. Hasil Pengamatan analisis keragaman Perlakuan Terhadap
Waktu Terbentuk Tunas (hst)
Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7
193,8 9,48
SK DB JK KT F-hit F-tabel
Kelompok 4 751,034 187,759 0,33 3,01 4,77
Perlakuan 4 13,966 3,492 0,01 3,01 4.77
Galat 16 8999,522 562,470
Total 24 9764,522
KK= 50,12 persen
30
Lampiran 4. Hasil Pengamatan analisis keragaman Perlakuan Terhadap tinggi
Tunas (cm)
Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7
152,3 7,35
SK DB JK KT F-hit F-tabel
Kelompok 6 457,54 76,26 0,33 3,01 4,77
Perlakuan 4 17,95 4,49 0,02 3,01 4,77
Galat 24 5523,45 230,14
Total 34 5998,94
KK= 40,89 persen
31
Lampiran 5. Hasil Pengamatan analisis keragaman Perlakuan Terhadap waktu
terbentuk akar (hst)
Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7
644,9 31,47
SK DB JK KT F-hit F-tabel
Kelompok 6 9876,3 1646,0 0,4 3,01 4,77
Perlakuan 4 496,5 124,1 0,03 3,01 4,77
Galat 24 105552,0 4398,0
Total 34 115924,8
KK= 40,99 persen
32
Lampiran 6. Hasil Pengamatan analisis keragaman Perlakuan Terhadap jumlah
akar
Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7
118,1 5,8
SK DB JK KT F-hit F-tabel
Kelompok 6 314,7 52,4 0,4 3,01 4,77
Perlakuan 4 7,7 1,9 0,01 3,01 4,77
Galat 24 3482,6 145,1
Total 34 3805,0
KK= 40,97 persen
33
Lampiran 7. Hasil Pengamatan analisis keragaman Perlakuan Terhadap panjang
akar (cm)
Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7
127,1 6,4
SK DB JK KT F-hit F-tabel
Kelompok 6 393,5 65,6 0,4 3,01 4,77
Perlakuan 4 10,8 2,7 0,02 3,01 4,77
Galat 24 4148,0 172,8
Total 34 4552,4
KK= 41,03 persen
34
Lampiran 8. Foto – foto Penelitian
Pembuatan media
Persiapan eksplan
35
Plantlet aster
36
Lampiran 9. Dosen Peneliti
1. Ketua
a. Identitas Diri
b. Riwayat Pendidikan
37
2. Anggota
a. Identitas Diri
011
b. Riwayat Pendidikan
38
terhadap pemberian pupuk kandang
39
Lampiran 10. Mahasiswa
1. Identitas Diri
Telp/E-mail : 08994411180
2. Riwayat Pendidikan
Umi Kalsum
40
LAMPIRAN 11. PEMBIAYAAN
Pengeluaran:
41
17. Porstek 17.000,- 4
Total 3.416.900
Total 2 2.566.000,-
3. Rekapitulasi
No Uraian Biaya (Rp)
Total 6.004.900,-
42